MANAJEMEN KEUANGAN II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala urusan kita. Amin.
Malang, 24 Oktober
2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ............................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya dunia bisnis pada umunya dan dunia
industry pada khususnya, maka kebuthan akan pendanaan menjadi hal
yang utama bagi kalangan pengusaha untuk mengembangkan usahanya
dan meningkatkan mutu produknya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan lembaga
pembiayaan non bank yang bergerak dibidang penyediaan dana atau
barang. Salah satu lembaga yang berkembang pada saat ini adalah sewa
guna usaha atau biasa disebut juga leasing. Saat ini leasing merupakan
salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus
melalui proses berkepanjangan.
Jika dibandingkan dengan kredit perbankan, pembiayaan leasing
lebih memberikan keunggulan secara ekonomi diantaranya adalah tidak
perlu menyediakan jaminan, pembiayaan penuh 100% tanpa uang muka
dan pembayaran angsuran relative fleksibel.
Bahkan leasing juga memungkinkan alternative lain yaitu menjual
alat-alat produksi yang dimiliki dan kemudian menyewa kembali alat-alat
produksi tersebut untuk digunakan dalam proses produksi. Dengan cara
seperti ini perusahaan memperoleh modal kerja tanpa harus memikirkan
jaminan.
Leasing merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset
atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan leasing ?
2. Jelaskan alasan melakukan leasing
3. Evaluasi leasing atau melakukan pembelian?
1
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu leasing
2. Untuk mengetahui alasan perusahaan melakukan leasing
3. Untuk menentukan kebijakan perusahaan melakuakan leasing atau
pembelian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Operating lease juga mewajibkan pihak lessor untuk memelihara
aktiva tersebut dan bahkan juga harus menanggung pajak atau biaya
asuransi. Hal ini tentu dapat diperhitungkan dalam biaya leasing yang
lebih besar yang harus dibayar pihak lessee.
Karakteristik lain dari operating lease adalah adanya opsi
pembatalan. Opsi ini memberikan hak kepada pihak lessee untuk
membatalkan kontrak leasing sebelum jatuh tempo. Jika opsi ini
dilaksanakan, maka aktiva dikembalikan kepada pihak lessor dan
kewajiban membayar biaya leasing berakhir. Alasan untuk membatalkan
kontrak, biasanya karna faktor teknologi atau ekonomi, yang
mengakibatkan nilai aktiva bagi pihak lessee lebih rendah dari nilai
sekarang biaya leasing yang masih harus dibayar berdasarkan kontrak.
2. Financial Leases
Ada 3 tipe financial lease yang menarik yaitu : tax- oriented lease ,
leveraged lease dan sale and leaseback agreements.
Leveraged Lease, merupakan tax- oriented lease yang mana pihak lessor
meminjam sebagian besar dana untuk membeli aktiva yang di lease atas
dasar nonrecourse basis, artinya jika lease gagal membayar biaya leasing,
pihak lessor tidak berkewajiban untuk membayar utang. Sebagai gantinya
4
pihak kreditur hars meneruskan kepada lessee untuk menutup investasi
tersebut. Leveraged lease dapat lebih kompleks, dan terutama untuk
transaksi yang jumlahnya besar.
5
kontrak leasing. Sebagai contoh, seorang pebisnis yang tinggal di
Surabaya, melakukan kegiatan bisnis di Singapura selama dua hari. Untuk
kepentingan bisnis tersebut, akan lebih murah menyewa hotel selama dua
hari daripada membeli apartemen selama dua hari dan kemudian
menjualnya.
4. Dapat meningkatkan return on asset (ROA). Dalam kontrak operating
lease, aktiva yang disewa tidak dicatat di neraca perusahaan, dan utang
perusahaan juga menjadi lebih rendah daripada jika perusahaan membeli
aktiva dengan utang. Dengan demikian, ROA perusahaan menjadi lebih
tinggi dengan melakukan operating lease daripada capital lease atau
membeli. Dengan kontrak operating lease, pembayaran lease dianggap
sebagai biaya. Jika aktiva dibeli, maka biaya untuk membeli aktiva
tersebut harus dkapitalisasi dan kemudian disusut sesuai dengan umur
ekonomis aktiva tersebut. Apabila aktiva dibeli dengan utang, maka
perusahaan harus menanggung biaya bunga, sehingga labanya menjadi
lebih rendah dibandingkan dengan melakukan kontrak operating lease.
6
Untuk kepentingan akuntansi, suatu kontrak leasing dinyatakan sebagai
capital lease, dan dicatat pada neraca, jika memenuhi salah satu dari kriteria
berikut:
1. Kontrak leasing mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lesse ketika
kontrak berakhir.
2. Pihak lesee dapat membeli aktiva pada harga dibawah harga pasar, ketika
kontrak berakhir.
3. Syarat leasing mencakup 75% atau lebih dari umur ekonomis aktiva.
4. Nilai sekarang pembayaran leasing paling sedikit mencakup 90% dari nilai
pasar aktiva pada saat kontrak leasing dimulai.
Jika salah satu kriteria tersebut dipenuhi, maka kontrak leasing termasuk
capital lease, dan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria, maka kontrak
leasing dikelompokkan sebagai operating lease. Ini.
7
tidak dapat menyusutkan mesin tersebut untuk kepentingan pajak.
Besarnya penyusutan adalah $10.000/5 = $2.000 akan menghasilkan
penghematan pajaak (tax shield) sebesar: $2.000 per tahun. Penyusutan
sebesar $2.000 x 0,34 = $680 per tahun. Hal ini merupakan kerugian bagi
perusahaan ALFA jika melakukan kontrak leasing, dengan demikian di
anggap sebagai biaya leasing.
3. Jika perusahaan ALFA melakukan kontrak leasing, perusahaan tidak perlu
mengeluarkan dana $10.000 hari ini untuk membeli. Hal ini dianggap
sebagai manfaat leasing.
Arus kas dari leasing sebagaimana telah dijelaskan diringkas pada Tabel
Keterangan Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun ke-5
Pembayaran
leasing setelah USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650
pajak
Kerugian tax
-680 680 -680 -680 -680
shield penyusutan
Harga mesin USD 10.000
Jumlah arus kas USD 10.000 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330
8
Anggap perusahaan ALFA meminjam $10.000 hari ini dan berjanji
untuk melakukan pembayaran setelah pajak sebesar $2.330 per tahun
selama lima tahun. Berapa bunga yang dibayar perusahaan ALFA atas
pinjaman tersebut? Dengan kata lain berapa tingkat diskonto yang
menghasilkan nilai sekarang dari arus kas $2.330 setiap tahun selama lima
tahun sama dengan $10.000. Dengan menerapkan konsep nilai waktu
uang, dapat dihitung tingkat bunga sebesar 5,317%.
Arus kas pinjaman tadi adalah identik dengan arus kas leasing
sebagai ganti membeli. Perusahaan ALFA merencanakan pendanaan
mesin melalui leasing dengan tingkat biaya efektif setelah pajak sebesar
5,317%.Apakah hal ini merupakan suatu kesepakatan yang baik atau tidak,
tergantung pada perusahaan ALFA, berapa suku bunga yang bersedia
dibayar jika perusahaan meminjam dana. Misalkan perusahaan sepakat
dengan bank untuk meminjam selama lima tahun dengan bunga 7,5 %.
Apakah perusahaan ALFA sebaiknya melakukan kontrak leasing atau
meminjam di bank ?.
Karena tarif pajak perusahaan 34%, maka suku bunga setelah pajak
akan menjadi: 7,5 % (1- 0,34) =4,95% Hasilnya lebih rendah dari 5 ,317%
tingkat biaya setelah pajak untuk kontrak leasing. Dengan kata lain,
perusahaan ALFA lebih baik untuk membeli mesin dengan utang daripada
melakukan kontrak leasing.
Ada potensi permasalahan berkaitan dengan suku bunga yang
dihitung dalam kontrak leasing. Hal ini berhubungan dengan interpretasi
atas suku bunga tersebut sebagai internal rate of return (IRR) pada
keputusan leasing daripada membeli. IRR dari leasing 5,317% lebih besar
daripada suku bunga pinjaman setelah pajak 4,95%. Biasanya IRR yang
lebih besar lebih baik, tetapi dalam kasus ini leasing dianggap lebih jelek
daripada meminjam. Alasannya adalah arus kasnya tidak biasa, yaitu arus
kas tahun 0 adalah positif, sedangkan arus kas tahun berikutnya negatif.
Dalam konteks ini IRR bukan merupakan tingkat pengembalian internal,
tetapi merupakan tingkat biaya yang dibayar, oleh karena itu dipilih
tingkat biaya yang lebih rendah.
9
2. Pendekatan Nilai Sekarang Arus Kas
Untuk menentukan alternatif pembelanjaan mana yang lebih efisien
antara leasing dan membeli dengan utang, maka harus dihitung nilai
sekarang arus kas keluar masing-masing alternatif pembelanjaan.
Alternatif yang nilai sekarang arus kas keluarnya lebih kecil mempakan
alternatif pembelanjaan yang lebih efisien.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan BETA membutuhkan mesin
baru dengan harga Rp200.000 dan mempunyai umur ekonomis 10 tahun.
Terdapat dua altematif pembelanjaan mesin tersebut, yaitu dengan leasing
atau dengan meminjam. Jika dibelanjai dengan leasing, pihak lessor
menghendaki seluruh nilai mesin disusut selama 10 tahun dan keuntungan
sebesar 8%. Biaya leasing dibayar di muka. Jika mesin dibeli dengan
melakukan pinjaman, mesin tersebut disusut dengan metode garis lurus
selama 10 tahun tanpa nilai sisa. Perusahaan memperoleh investment tax
credit sebesar Rp200.000 pada saat investasi dilaksanakan. Perusahaan
dapat meminjam dengan bunga 10% dan pajak pendapatan perusahaan
50%. Biaya operasi baik dibelanjai dengan leasing maupun pinjaman
dianggap sama.
Untuk menganalisis kedua alternatif pembelanjaan tersebut, maka
dilakukan analisis nilai sekarang (present value) terhadap arus kas keluar
(cash outflows) dari masing-masing alternatif dengan cara sebagai berikut:
a. Altenatif Leasing
Besarnya pembayaran biaya leasing tiap tahun:
𝑥
Rp200.000 = ∑0𝑡=1 (1+0,08)𝑡
Rp200.000 = X + 6,2469X
Rp200.000 = 7,2469X
X = Rp27.598
10
Dengan demikian biaya leasing tiap tahun adalah sebesar Rp27.598
(4) (5)
(1) (2) (3)
Arus kas setelah PV arus kas
Akhir Pembayaran Tax
pajak keluar
tahun ke- lease shield
(1)-(2) 5%
0 27.598 0 27.598 27.598
1-9 27.598 13.799 13.799 98.081
(8.471)
10 0 13.799 (13.799)
117.208
Discount rate = 5%, berasal dari suku bunga pinjaman setelah pajak,
yaitu 10% (1-0,50). Tax shield = Rp 13.799, berasal dari 50% (Rp
27.598).
b. Alternatif utang
Besarnya jumlah investasi:
11
investment tax credit 20.000
180.000
Rp180.000 = X + 5,7590X
Rp180.000 = 6,7590X
X = Rp26.631
Akhir Pokok
Pembayaran pokok Bunga tiap
tahun pinjaman oada
dan bunga tahun
ke- akhir tahun
0 26.631 153.369 0
1 26.631 142.075 15.337
2 26.631 129.652 14.208
3 26.631 115.652 12.965
4 26.631 100.954 11.599
5 26.631 84.418 10.095
6 26.631 66.229 8.442
7 26.631 46.221 6.623
8 26.631 24.212 4.622
9 26.631 0 2.421
12
Untuk mengevaluasi alternatif pembelanjaan dengan utang,
didasarkan pada nilai sekarang dari arus kas yang timbul akibat
adanya utang. Apabila perusahaan mengadakan aktiva yang dibelanjai
dengan utang, aktiiva tersebut menjadi milik pemsahaan. Oleh karena
itu, dalam perhitungan arus kas setelah pajak akibat dari
pembelanjaan dengan utang, di samping harus memperhitungkan
besarnya biaya bunga juga harus mempertimbangkan biaya
penyusutan. Hal ini karena biaya penyusutan dan bunga akan
mengurangi pajak yang dibayar perusahaan. Hasil perhitungan nilai
sekarang arus kas untuk alternatif pinjaman disajikan pada Tabel
diatas.
13
Tabel perhitungan nilai sekarang arus kas keluar alternatif pinjaman
14
BAB III
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
16
SOAL DAN PEMBAHASAN
A. Soal
1. Perusahaan Mitra meminjam Rp 100.000.000 selama delapan tahun
dengan bunga 10% per tahun. Angsuran pokok dan bunga pinjaman
dilakukan pada setiap akhir tahun.
a. Berapa besar angsurang pertahun?
b. Buat tabel skedul pembayaran!
2. Perusahaan mengadakan msin dengan cara leasing. Di asumsikan
pembayaran leasing tahunan dilakukan setiap awal tahun (annuity
due), dan tanpa nilai sisa.
Jika perusahaan mengadakan mesing dengan leasing Rp 46.000.000,
suku bunga implisit 11% dan periode leasing 6 tahun, berapa
pembayaran leasing tiap tahunnya?
a. Jika perusahaan mengadakan mesin dengan leasing seharga Rp
210.000.000, periode leasing lima tahun dan pembayaran leasing
tiap tahun Rp 47.030.000, berapa suku bunganya ?
b. Jika suku bunga 8%, periode leasing tujuh tahun dan pembayaran
leasing tahunan Rp 16.000.000, berapa harga mesinnya ?
c. Jika harga mesing Rp 165.000.000, suku bunga 10%, dan
pembayaran leasing tahunan Rp 24.412.000, berapa lama periode
leasing ?
3. PT Advisi merencanakan penawaran sewa. Produk yang disewakan
adalah mesin percetakan dengan harga Rp 18.600.000,00, dengan usia
ekonomis 8 tahun.
a. Jika perusahaan tersebut menginginkan tingkat keuntungan 12%
(sesudah pajak), berapa besar sewa yang sebaiknya ditawarkan,
jika sewa dibayar setiap awal tahun?
b. Jika produk tersebut mempunyai nilai residu sebesar Rp 4 juta pada
tahun ke-8, berapa besarnya sewa yang sebaiknya ditawarkan ?
17
4. PT Adika sedang mempertimbangkan menyewa mesin. Informasi yang
diperoleh sebagai berikut ini. Biaya mesin adalah Rp 540.000,00,
dengan usia ekonomis 4 tahun. Nilai residu adalah 0. Biaya sewa
adalah Rp 160.000,00 per tahun. Pajak 34%. Tingkat keuntungan yang
di syaratkan sesudah pajak adalah 8%. Perusahaan mempunyai
alternative membeli (tana utang) atau menyewa. Analisis alternative
mana yang sebaiknya dipilih ?
18
B. PEMBAHASAN
1. Dik : Pinjaman Rp 100.000.000
Bunga 10 % pertahun
Lama Pinjaman 8 tahun
Angsuran dilakukan setiap akhir tahun.
a. Berapa besar angsuran pertahun?
7
𝑋
100.000.000 = ∑
(1 + 0.1)𝑡
𝑡=1
100.000.000 = X + 4,868X
100.000.000
X= 5,868
X = 17.041.581
b. Buatlah tabel skedul pembayaran!
Tahun Saldo Awal Total Angsuran Bunga Angsuran pokok Saldo Akhir
19
2. Dik : harga mesin 46.000.000
Bunga implisit 11%
Jawaban : pembayaran leasing tiap tahun ?
5
𝑋
16.000.000 = ∑
(1 + 0.11)𝑡
𝑡=0
16.000.000 = X+3.6959X
16.000.000 = 4,6959X
15.000.000
X= 4,6959
X = 3.407.227
20
Harga mesin = angsuran + angsuran x (PVIFA,r%.t)
Harga mesin = 16.000.000 + 16.000.000 x 4,623
= 16.000.000 + 73.968.000
Harga mesin = Rp. 89.968.000
21
tahun depresiasi present value pv penghematan pajak
1 Rp 2,325,000 0.893 Rp 2,076,225
2 Rp 2,325,000 0.797 Rp 1,853,025
3 Rp 2,325,000 0.712 Rp 1,655,400
4 Rp 2,325,000 0.636 Rp 1,478,700
5 Rp 2,325,000 0.567 Rp 1,318,275
6 Rp 2,325,000 0.507 Rp 1,178,775
7 Rp 2,325,000 0.452 Rp 1,050,900
8 Rp 2,325,000 0.0404 Rp 93,930
22
Jawab :
Skedul aliran kas leasing
Tahun 0 1 2 3 4
Biaya sewa 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000
Penghematan - 54.400 54.400 54.400 54.400
pajak (34%)
Biaya Sewa 160.000 105.600 105.600 105.600 -54.400
Bersih
PVIFA 0,925925 0,857339 0,793832 0,735029
PV biaya 160.000 97.777,68 90.535 83.828,65 -39.958,58
sewa (8%)
Total PV Biaya Sewa 392.155,75
Karena pv biaya sewa > biaya beli aset, maka alternative beli aset lebih
baik digunakan atau dipilih daripada alternative sewa.
23