Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN II

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II

Dosen Pengampu:

GUNTUR KUSUMA WARDANA, SE, MM

Disusun Oleh :

Muhammad Wildan Arif D ( 16540050 )

Dzurotun Nabila ( 16540069 )

Yusri Rahma Yanti ( 16540073 )

Muhammad Yusuf Seto K ( 16540088 )

Widhanti Novita S ( 16540080 )

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Selama menulis makalahnya penulis banyak menemui hambatan. Oleh


karena itu, penulis banyak mengucapkan syukur kepada sang maha pemberi
petunjuk yang tak lain adalah Allah SWT, dan tak lupa juga penulis ucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Guntur Kusuma Wardana, SE, MM selaku
dosen mata kuliah Manajemen Keuangan II. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada semua pembaca, meski penulis menyadari masih
banyak kesalahan yang terdapat pada makalahnya bahkan masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca
makalah ini, demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala urusan kita. Amin.

Malang, 24 Oktober
2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................ ii

Daftar isi .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan macam leasing .................................................... 3


B. Alasan melakukan leasing ........................................................... 5
C. Akuntansi dan leasing ................................................................. 6
D. Arus kas dari leasing ................................................................... 7
E. Evaluas leasing atau membeli ..................................................... 8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................. 15

Daftar Pustaka ......................................................................................... 16

Soal & Pembahasan................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya dunia bisnis pada umunya dan dunia
industry pada khususnya, maka kebuthan akan pendanaan menjadi hal
yang utama bagi kalangan pengusaha untuk mengembangkan usahanya
dan meningkatkan mutu produknya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan lembaga
pembiayaan non bank yang bergerak dibidang penyediaan dana atau
barang. Salah satu lembaga yang berkembang pada saat ini adalah sewa
guna usaha atau biasa disebut juga leasing. Saat ini leasing merupakan
salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus
melalui proses berkepanjangan.
Jika dibandingkan dengan kredit perbankan, pembiayaan leasing
lebih memberikan keunggulan secara ekonomi diantaranya adalah tidak
perlu menyediakan jaminan, pembiayaan penuh 100% tanpa uang muka
dan pembayaran angsuran relative fleksibel.
Bahkan leasing juga memungkinkan alternative lain yaitu menjual
alat-alat produksi yang dimiliki dan kemudian menyewa kembali alat-alat
produksi tersebut untuk digunakan dalam proses produksi. Dengan cara
seperti ini perusahaan memperoleh modal kerja tanpa harus memikirkan
jaminan.
Leasing merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset
atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan leasing ?
2. Jelaskan alasan melakukan leasing
3. Evaluasi leasing atau melakukan pembelian?

1
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu leasing
2. Untuk mengetahui alasan perusahaan melakukan leasing
3. Untuk menentukan kebijakan perusahaan melakuakan leasing atau
pembelian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam Leasing


Leasing adalah suatu kontrak di mana pemilik suatu aktiva (lessor)
memberikan kepada pihak lain (lessee) hak istimewa untuk menggunakan
aktiva tersebut, biasanya untuk periode tertentu dengan membayar sewa sesuai
dengan kesepakatan. Pihak lessor dapat merupakan perusahaan produsen dari
aktiva tersebut atau perusahaan leasing yang berdiri sendiri. Apabila
perusahaan leasing berdiri sendiri, maka aktiva tersebut harus dibeli dari
produsen dan lessor mengirimkan aktiva tersebut kepada pihak lessee untuk
digunakan. Bagi pihak lessee, yang penting adalah penggunaan aktiva, bukan
siapa yang memiliki aktiva tersebut. Hak untuk menggunakan aktivadapat
diperoleh dengan melakukan perjanjian leasing dengan pihak lessor sebagai
pemilik aktiva. Karena pengguna dapat juga membeli aktiva, maka leasing dan
membeli dapat merupakan alternatif perjanjian pendanaan untuk
menggunakan suatu aktiva.
Terdapat beberapa tipe kontrak leasing yang bisa dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk bisa menggunakan suatu aktiva, yaitu :
1. Operating Leases
Operating leases merupakan bentuk kontrak leasing jangka pendek
dan pihak lessor bertanggungjawab atas asuransi, pajak dan pemeliharaan,
serta dapat dibatalkan pihak lessee sebelum kontrak leasing habis. Dalam
operating lease pembayaran yang diterima lessor, biasanya tidak cukup
menutup seluruh biaya dari aktiva yang dikontrakkan. Hal ini karena
jangka waktu kontrak yang pendek, sehingga dapat terjadi jangka waktu
kontrak leasing lebih pendek daripada umur ekonomis aktiva tersebut.
Pada akhir kontrak aktiva tersebut tentu masih mempunyai nilai sisa, dan
pembayaran leasing yang diterima hanya menutup sebagian dari nilai
aktiva tersebut. Pihak lessor dalam operating lease, berharap ada pihak lain
yang melakukan kontrak leasing terhadap aktiva tersebut atau menjualnya
ketika kontrak leasing berakhir.

3
Operating lease juga mewajibkan pihak lessor untuk memelihara
aktiva tersebut dan bahkan juga harus menanggung pajak atau biaya
asuransi. Hal ini tentu dapat diperhitungkan dalam biaya leasing yang
lebih besar yang harus dibayar pihak lessee.
Karakteristik lain dari operating lease adalah adanya opsi
pembatalan. Opsi ini memberikan hak kepada pihak lessee untuk
membatalkan kontrak leasing sebelum jatuh tempo. Jika opsi ini
dilaksanakan, maka aktiva dikembalikan kepada pihak lessor dan
kewajiban membayar biaya leasing berakhir. Alasan untuk membatalkan
kontrak, biasanya karna faktor teknologi atau ekonomi, yang
mengakibatkan nilai aktiva bagi pihak lessee lebih rendah dari nilai
sekarang biaya leasing yang masih harus dibayar berdasarkan kontrak.
2. Financial Leases

Merupakan kontrak leasing jangka panjang yang di amortisasi


secara penuh, dan pihak lessee bertanggungjawab untuk pemeliharaan,
pajak dan asuransi, serta biasanya tidak dapat dibatalkan sebelum kontrak
jatuh tempo. Pembayaran yang dilakukan pihak lesse dalam financial lease
ditambah dengan perkiraan nilai sisa aktiva yang dikontrak. Pembayaran
ini cukup bagi lessor untuk menutup biaya pembelian aktiva dan
keuntungan yang disyaratkan. Financial lease juga disebut capital lease
oleh para akuntan.

Ada 3 tipe financial lease yang menarik yaitu : tax- oriented lease ,
leveraged lease dan sale and leaseback agreements.

Tax-oriented lease, merupakan kontrak leasing yang mana pihak lessor


sebagai pemilik aktiva menjadi sujek pajak. Pihak lease dapat memperoleh
manfaat, karena lessor dapat memberikan sebagian dari manfaat pajak
kepada pihak lessee dengan mengenakan biaya leasing yang lebih rendah.

Leveraged Lease, merupakan tax- oriented lease yang mana pihak lessor
meminjam sebagian besar dana untuk membeli aktiva yang di lease atas
dasar nonrecourse basis, artinya jika lease gagal membayar biaya leasing,
pihak lessor tidak berkewajiban untuk membayar utang. Sebagai gantinya

4
pihak kreditur hars meneruskan kepada lessee untuk menutup investasi
tersebut. Leveraged lease dapat lebih kompleks, dan terutama untuk
transaksi yang jumlahnya besar.

Sale and Leasback Agreement, kontrak ini terjadi ketika suatu


perusahaan menjual aktivanya kepada piha lain dan pada saat yang sama
dilakukan kontrak leasing atas aktiva tersebut. Dengan demikian, dalam
sale and leaseback ada dua hal yang terjadi yaitu: pertama, pihak lessee
menerima uang tunai dari hasil pejualan aktivanya, dan kedua, pihak
lessee terus dapat menggunakan aktiva tersebut. Sering dalam sale and
leaseback pihak lessee mempunyai opsi untuk membeli kembali aktiva
tersebut ketika kontrak leasing sudah berakhir

B. Alasan Melakukan Leasing


Para pendukung leasing mengemukakan berbagai alasan mengapa
perusahaan sebaikya melakukan leasing daripada membeli aktivanya, di
antaranya adalah:
1. Biaya leasing dapat mengurangi pajak
Alasan paling penting untuk kontrak leasing jangka panjang
adalah, biaya leasing dapat mengurangi pajak pendapatan perusahaan.
Seperti halnya biaya bunga, biaya leasing juga dapat dikurangkan atas laba
kena pajak, sehingga besarnya pajak pendapatan perusahaan menjadi
berkurang.
2. Perjanjian leasing dapat mengurangi jenis ketidakpastian tertentu
Pihak lessee bukanlah pemilik dari aktiva yang disewa ketika
perjanjian leasing berakhir, kepemilikan aktiva tersebut tetap berada pada
pihak lessor. Nilai aktiva ketika kontrak leasing berakhir disebut dengan
nilai sisa, dan pihak lessor memiliki klaim atas nilai sisa tersebut. Ketika
kontrak leasing ditandatangani, ada kemungkinan ketidakpastian berapa
besar nilai sisa aktiva tersebut. Dengan kontrak leasing, risiko nilai sisa
ditanggung oleh pihak lesssor.
3. Biaya transaksi untuk leasing lebih murah dibandingkan dengan membeli
aktiva dan mendanainya dengan utang atau modal sendiri. Biaya untuk
mengubah kepemilikan aktiva lebih besar daripada biaya untuk membuat

5
kontrak leasing. Sebagai contoh, seorang pebisnis yang tinggal di
Surabaya, melakukan kegiatan bisnis di Singapura selama dua hari. Untuk
kepentingan bisnis tersebut, akan lebih murah menyewa hotel selama dua
hari daripada membeli apartemen selama dua hari dan kemudian
menjualnya.
4. Dapat meningkatkan return on asset (ROA). Dalam kontrak operating
lease, aktiva yang disewa tidak dicatat di neraca perusahaan, dan utang
perusahaan juga menjadi lebih rendah daripada jika perusahaan membeli
aktiva dengan utang. Dengan demikian, ROA perusahaan menjadi lebih
tinggi dengan melakukan operating lease daripada capital lease atau
membeli. Dengan kontrak operating lease, pembayaran lease dianggap
sebagai biaya. Jika aktiva dibeli, maka biaya untuk membeli aktiva
tersebut harus dkapitalisasi dan kemudian disusut sesuai dengan umur
ekonomis aktiva tersebut. Apabila aktiva dibeli dengan utang, maka
perusahaan harus menanggung biaya bunga, sehingga labanya menjadi
lebih rendah dibandingkan dengan melakukan kontrak operating lease.

C. Akuntansi Dan Leasing


Sebelum November 1976, leasing sering disebut off-balance sheet
financing. Implikasinya, perusahaan yang melakukan kontrak leasing atas
aktiva yang digunakan tidak mencantumkan kontrak tersebut dalam neraca.
Pihak lesee hanya melaporkan kontrak leasing sebagai catatan kaki pada
laporan keuangan.
Pada November 1972, Financial Accounting Standards Board (FASB)
mengeluarkan pernyataan FASB No.13, tentang akuntansi untuk leasing, yang
menyatakan bahwa financial leases tertentu harus dikapotalisasi. Pada
dasaranya, persyaratan ini berarti bahwa nilai sekarang dari pembayaran
leasing harus dihitung dan dilaporkan besrama-sama dengan utang di sisi
pasiva dari neraca, dan jumlah yang sama dilaporkan di sisi aktiva sebagai
aktiva yang di lease. Operating lease tidak dicantumkan di neraca, tapi cukup
pada catatan kaki.

6
Untuk kepentingan akuntansi, suatu kontrak leasing dinyatakan sebagai
capital lease, dan dicatat pada neraca, jika memenuhi salah satu dari kriteria
berikut:
1. Kontrak leasing mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lesse ketika
kontrak berakhir.
2. Pihak lesee dapat membeli aktiva pada harga dibawah harga pasar, ketika
kontrak berakhir.
3. Syarat leasing mencakup 75% atau lebih dari umur ekonomis aktiva.
4. Nilai sekarang pembayaran leasing paling sedikit mencakup 90% dari nilai
pasar aktiva pada saat kontrak leasing dimulai.

Jika salah satu kriteria tersebut dipenuhi, maka kontrak leasing termasuk
capital lease, dan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria, maka kontrak
leasing dikelompokkan sebagai operating lease. Ini.

D. Arus Kas Dari Leasing


Untuk melakukan analisis keputusan leasing, perlu diidentifikasi arus
kas yang relevan. Dalam menghitung arus kas yang relevan, akan dijelaskan
dengan contoh berikut ini. Perusahaan ALFA membutuhkan mesin baru, yang
di impor dari USA. Harga mesin tersebut $10.000. Perusahaan leasing BETA,
telah menawarkan mesin tersebut kepada perusahaan ALFA dengan cara
leasing. Mesin dengan umur ekonomis lima tahun, biaya leasing sebesar
$5.200 tiap tahun dibayar pada akhir tahun selama lima tahun. Alternatif lain
yang dapat dilakukan perusahaan ALFA adalah membeli mesin yang didanai
dengan utang. Jika mesin dibeli, maka mesin disebut dengan metode garis
lurus tanpa nilai sisa. Tarif pajak perusahaan adalah 34%.
Berdasarkan informasi tersebut, terdapat tiga arus kas penting yang
membedakan antara leasing dengan membeli, yaitu:
1. Jika mesin diperoleh dengan leasing, perusahaan ALFA membayar $2.500
setiap tahun. Pembayaran tersebut dapat dikurankan atas laba kena pajak
(tax deductible). Dengan demikian, pembayaran setelah pajak menjadi:
$2.500 (1-0,34) = $1.650. ini merupakan biaya leasing.
2. Jika mesin diperoleh dengan leasing perusahaan ALFA tidak mempunyai
hak untuk memiliki mesin tersebut, oleh karena itu perusahaan ALFA

7
tidak dapat menyusutkan mesin tersebut untuk kepentingan pajak.
Besarnya penyusutan adalah $10.000/5 = $2.000 akan menghasilkan
penghematan pajaak (tax shield) sebesar: $2.000 per tahun. Penyusutan
sebesar $2.000 x 0,34 = $680 per tahun. Hal ini merupakan kerugian bagi
perusahaan ALFA jika melakukan kontrak leasing, dengan demikian di
anggap sebagai biaya leasing.
3. Jika perusahaan ALFA melakukan kontrak leasing, perusahaan tidak perlu
mengeluarkan dana $10.000 hari ini untuk membeli. Hal ini dianggap
sebagai manfaat leasing.
Arus kas dari leasing sebagaimana telah dijelaskan diringkas pada Tabel

Tabel : Arus Kas kontrak leasing perusahaan ALFA

Keterangan Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun ke-5
Pembayaran
leasing setelah USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650 USD-1.650
pajak
Kerugian tax
-680 680 -680 -680 -680
shield penyusutan
Harga mesin USD 10.000
Jumlah arus kas USD 10.000 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330 USD-2.330

Berdasarkan Tabel diatas, tampak bahwa pada tahun 0, arus kas


positif, menunjukkan bahwa perusahaan ALFA menghemat $10.000
investasi awal karena perusahaan melakukan kontrak leasing, sebagai
ganti membeli.

E. Evaluasi Leasing Atau Membeli


Jika perusahaan ALFA melakukan leasing sebagai ganti membeli, maka
perusahaan menghemat sebesar $10.000 hari ini, karena perusahaan tidak
perlu membayar untuk membeli mesin, tetapi perusahaan harus membayar
biaya leasing $2.330 setiap tahun selama lima tahun. Permasalahannya adalah
apakah keputusan menghemat $10.000 sekarang dan kemudian membayar
$2.330 per tahun selama lima tahun merupakan gagasan yang baik.
1. Pendekatan Tingkat Biaya Efektif

8
Anggap perusahaan ALFA meminjam $10.000 hari ini dan berjanji
untuk melakukan pembayaran setelah pajak sebesar $2.330 per tahun
selama lima tahun. Berapa bunga yang dibayar perusahaan ALFA atas
pinjaman tersebut? Dengan kata lain berapa tingkat diskonto yang
menghasilkan nilai sekarang dari arus kas $2.330 setiap tahun selama lima
tahun sama dengan $10.000. Dengan menerapkan konsep nilai waktu
uang, dapat dihitung tingkat bunga sebesar 5,317%.
Arus kas pinjaman tadi adalah identik dengan arus kas leasing
sebagai ganti membeli. Perusahaan ALFA merencanakan pendanaan
mesin melalui leasing dengan tingkat biaya efektif setelah pajak sebesar
5,317%.Apakah hal ini merupakan suatu kesepakatan yang baik atau tidak,
tergantung pada perusahaan ALFA, berapa suku bunga yang bersedia
dibayar jika perusahaan meminjam dana. Misalkan perusahaan sepakat
dengan bank untuk meminjam selama lima tahun dengan bunga 7,5 %.
Apakah perusahaan ALFA sebaiknya melakukan kontrak leasing atau
meminjam di bank ?.
Karena tarif pajak perusahaan 34%, maka suku bunga setelah pajak
akan menjadi: 7,5 % (1- 0,34) =4,95% Hasilnya lebih rendah dari 5 ,317%
tingkat biaya setelah pajak untuk kontrak leasing. Dengan kata lain,
perusahaan ALFA lebih baik untuk membeli mesin dengan utang daripada
melakukan kontrak leasing.
Ada potensi permasalahan berkaitan dengan suku bunga yang
dihitung dalam kontrak leasing. Hal ini berhubungan dengan interpretasi
atas suku bunga tersebut sebagai internal rate of return (IRR) pada
keputusan leasing daripada membeli. IRR dari leasing 5,317% lebih besar
daripada suku bunga pinjaman setelah pajak 4,95%. Biasanya IRR yang
lebih besar lebih baik, tetapi dalam kasus ini leasing dianggap lebih jelek
daripada meminjam. Alasannya adalah arus kasnya tidak biasa, yaitu arus
kas tahun 0 adalah positif, sedangkan arus kas tahun berikutnya negatif.
Dalam konteks ini IRR bukan merupakan tingkat pengembalian internal,
tetapi merupakan tingkat biaya yang dibayar, oleh karena itu dipilih
tingkat biaya yang lebih rendah.

9
2. Pendekatan Nilai Sekarang Arus Kas
Untuk menentukan alternatif pembelanjaan mana yang lebih efisien
antara leasing dan membeli dengan utang, maka harus dihitung nilai
sekarang arus kas keluar masing-masing alternatif pembelanjaan.
Alternatif yang nilai sekarang arus kas keluarnya lebih kecil mempakan
alternatif pembelanjaan yang lebih efisien.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan BETA membutuhkan mesin
baru dengan harga Rp200.000 dan mempunyai umur ekonomis 10 tahun.
Terdapat dua altematif pembelanjaan mesin tersebut, yaitu dengan leasing
atau dengan meminjam. Jika dibelanjai dengan leasing, pihak lessor
menghendaki seluruh nilai mesin disusut selama 10 tahun dan keuntungan
sebesar 8%. Biaya leasing dibayar di muka. Jika mesin dibeli dengan
melakukan pinjaman, mesin tersebut disusut dengan metode garis lurus
selama 10 tahun tanpa nilai sisa. Perusahaan memperoleh investment tax
credit sebesar Rp200.000 pada saat investasi dilaksanakan. Perusahaan
dapat meminjam dengan bunga 10% dan pajak pendapatan perusahaan
50%. Biaya operasi baik dibelanjai dengan leasing maupun pinjaman
dianggap sama.
Untuk menganalisis kedua alternatif pembelanjaan tersebut, maka
dilakukan analisis nilai sekarang (present value) terhadap arus kas keluar
(cash outflows) dari masing-masing alternatif dengan cara sebagai berikut:
a. Altenatif Leasing
Besarnya pembayaran biaya leasing tiap tahun:

𝑥
Rp200.000 = ∑0𝑡=1 (1+0,08)𝑡

Rp200.000 = X + 6,2469X

Rp200.000 = 7,2469X

X = Rp27.598

10
Dengan demikian biaya leasing tiap tahun adalah sebesar Rp27.598

Tabel : Arus Kas Keluar Alternatif Leasing

(4) (5)
(1) (2) (3)
Arus kas setelah PV arus kas
Akhir Pembayaran Tax
pajak keluar
tahun ke- lease shield
(1)-(2) 5%
0 27.598 0 27.598 27.598
1-9 27.598 13.799 13.799 98.081
(8.471)
10 0 13.799 (13.799)
117.208

Discount rate = 5%, berasal dari suku bunga pinjaman setelah pajak,
yaitu 10% (1-0,50). Tax shield = Rp 13.799, berasal dari 50% (Rp
27.598).

Present value cash flow

Tahun Present value


0 27.598 (1) = 27.598
1-9 13.799 (7,1078) = 98.081
10 13.799 (0,6139) =8.471

Catatan -(7,1078) PVIFA (5%;9 th)

-(0,6139) PVIF (5%;10 th)

b. Alternatif utang
Besarnya jumlah investasi:

harga mesin 200.000

11
investment tax credit 20.000

180.000

Jumlah angsuran pinjaman dan bunga tiap tahun:


𝑥
Rp180.000 = ∑0𝑡=1 (1+0,10)𝑡

Rp180.000 = X + 5,7590X

Rp180.000 = 6,7590X

X = Rp26.631

Dengan demikian, jumlah angsuran dan bunga setiap tahun


adalah sebesar Rp 26.631 yang apabila disajikan secara terperinci,
tampak pada Tabel 15-3. Pada tahun ke-0, perusahaan belum dibebani
dengan bunga, sedangkan pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-9
beban bunga yang ditanggung perusahaan akan semakin menurun.
Hal ini disebabkan saldo pokok pinjaman setiap tahunnya juga
mengalami penurunan.

Tabel : Jadwal Pembayaran Hutang

Akhir Pokok
Pembayaran pokok Bunga tiap
tahun pinjaman oada
dan bunga tahun
ke- akhir tahun
0 26.631 153.369 0
1 26.631 142.075 15.337
2 26.631 129.652 14.208
3 26.631 115.652 12.965
4 26.631 100.954 11.599
5 26.631 84.418 10.095
6 26.631 66.229 8.442
7 26.631 46.221 6.623
8 26.631 24.212 4.622
9 26.631 0 2.421

12
Untuk mengevaluasi alternatif pembelanjaan dengan utang,
didasarkan pada nilai sekarang dari arus kas yang timbul akibat
adanya utang. Apabila perusahaan mengadakan aktiva yang dibelanjai
dengan utang, aktiiva tersebut menjadi milik pemsahaan. Oleh karena
itu, dalam perhitungan arus kas setelah pajak akibat dari
pembelanjaan dengan utang, di samping harus memperhitungkan
besarnya biaya bunga juga harus mempertimbangkan biaya
penyusutan. Hal ini karena biaya penyusutan dan bunga akan
mengurangi pajak yang dibayar perusahaan. Hasil perhitungan nilai
sekarang arus kas untuk alternatif pinjaman disajikan pada Tabel
diatas.

Pada Tabel diatas tampak bahwa arus kas setelah pajak


alternatif pinjaman memperhitungkan penghematan pajak akibat dari
beban bunga dan penyusutan. Besamya nilai sekarang arus kas untuk
alternatif pinjaman selama 10 tahun dengan tingkat diskonto 5%
adalah sebesar Rp102.781.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai sekarang, arus kas keluar


untuk alternatif leasing sebagaimana dapat disimak pada Tabel arus
kas alternative leasing dan alternatif pinjaman, dapat disimpulkan
bahwa altematif pembelanjaan yang lebih efisien adalah pinjaman,
karena nilai present value cash outflows alternatif pinjaman
Rp102.781 < dari nilai present value cash outflows alternatif leasing
Rp 117.208

Dengan demikian altematif pembelanjaan yang sebaiknya


dipilih adalah altematif pinjaman.

13
Tabel perhitungan nilai sekarang arus kas keluar alternatif pinjaman

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6)


tahun pembayaran bunga penyusutan Tax Arus kas PV arus
ke- pinjaman shield setelah kas keluar
(2+3)0,5 pajak 5%
(1-4)
0 26.631 0 20.000 26.631 26.631
1 26.631 15.337 20.000 17.669 8.962 8.535
2 26.631 14.208 20.000 17.104 9.527 8.641
3 26.631 12.965 20.000 16.483 10.148 8.766
4 26.631 11.599 20.000 15.800 10.831 8.911
5 26.631 10.095 20.000 15.048 11.583 9.076
6 26.631 8.442 20.000 14.221 12.410 9.261
7 26.631 6.623 20.000 13.312 13.319 9.466
8 26.631 4.622 20.000 12.311 14.320 9.692
9 26.631 2.421 20.000 11.209 15.422 9.941

14
BAB III

PENUTUP

Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan


perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatua perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpajang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.

Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam


memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Leasing sebagai alternative sumber
pembiayaan memiliki beberapa kelebihan di bandingkan pembiayaan lainnya,
antara lain;

1. transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka


2. pembiayaan sewa guna usaha lebih fleksibel karena dapat
menyesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan
3. sewa guna bersifat off balance sheet, atau berarti sewa guna tidak
tercantum sebagai komponen utang pada neraca perusahaan.
4. Pembayaran sewa guna usaha memberikan kemudahan bagi pihak
lessee dalam penusunan anggaran tahunan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sudana, I made.2002.Manajemen Keuangan Perusahaan.Jakarta:Erlangga

M. Hanafi.2008.Manajemen Keuangan Edisi 1.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta

Analisis biaya Differensial untuk pengambilan keputusan dalam rencana


pengadaan alat berat membeli atau menyewa pada CV Putri Dita di Tenggarong.
Olrh Elvhyn Novan Ananda. E.journel Administrasi Bisnis, 2015

16
SOAL DAN PEMBAHASAN

A. Soal
1. Perusahaan Mitra meminjam Rp 100.000.000 selama delapan tahun
dengan bunga 10% per tahun. Angsuran pokok dan bunga pinjaman
dilakukan pada setiap akhir tahun.
a. Berapa besar angsurang pertahun?
b. Buat tabel skedul pembayaran!
2. Perusahaan mengadakan msin dengan cara leasing. Di asumsikan
pembayaran leasing tahunan dilakukan setiap awal tahun (annuity
due), dan tanpa nilai sisa.
Jika perusahaan mengadakan mesing dengan leasing Rp 46.000.000,
suku bunga implisit 11% dan periode leasing 6 tahun, berapa
pembayaran leasing tiap tahunnya?
a. Jika perusahaan mengadakan mesin dengan leasing seharga Rp
210.000.000, periode leasing lima tahun dan pembayaran leasing
tiap tahun Rp 47.030.000, berapa suku bunganya ?
b. Jika suku bunga 8%, periode leasing tujuh tahun dan pembayaran
leasing tahunan Rp 16.000.000, berapa harga mesinnya ?
c. Jika harga mesing Rp 165.000.000, suku bunga 10%, dan
pembayaran leasing tahunan Rp 24.412.000, berapa lama periode
leasing ?
3. PT Advisi merencanakan penawaran sewa. Produk yang disewakan
adalah mesin percetakan dengan harga Rp 18.600.000,00, dengan usia
ekonomis 8 tahun.
a. Jika perusahaan tersebut menginginkan tingkat keuntungan 12%
(sesudah pajak), berapa besar sewa yang sebaiknya ditawarkan,
jika sewa dibayar setiap awal tahun?
b. Jika produk tersebut mempunyai nilai residu sebesar Rp 4 juta pada
tahun ke-8, berapa besarnya sewa yang sebaiknya ditawarkan ?

17
4. PT Adika sedang mempertimbangkan menyewa mesin. Informasi yang
diperoleh sebagai berikut ini. Biaya mesin adalah Rp 540.000,00,
dengan usia ekonomis 4 tahun. Nilai residu adalah 0. Biaya sewa
adalah Rp 160.000,00 per tahun. Pajak 34%. Tingkat keuntungan yang
di syaratkan sesudah pajak adalah 8%. Perusahaan mempunyai
alternative membeli (tana utang) atau menyewa. Analisis alternative
mana yang sebaiknya dipilih ?

18
B. PEMBAHASAN
1. Dik : Pinjaman Rp 100.000.000
Bunga 10 % pertahun
Lama Pinjaman 8 tahun
Angsuran dilakukan setiap akhir tahun.
a. Berapa besar angsuran pertahun?

7
𝑋
100.000.000 = ∑
(1 + 0.1)𝑡
𝑡=1

100.000.000 = X + 4,868X

100.000.000
X= 5,868

X = 17.041.581
b. Buatlah tabel skedul pembayaran!

Tahun Saldo Awal Total Angsuran Bunga Angsuran pokok Saldo Akhir

1 Rp 100,000,000 Rp 17,041,581 Rp - Rp 17,041,581 Rp 82,958,419

2 Rp 82,958,419 Rp 17,041,581 Rp 8,295,842 Rp 8,745,739 Rp 74,212,680

3 Rp 74,212,680 Rp 17,041,581 Rp 7,421,268 Rp 9,620,313 Rp 64,592,367

4 Rp 64,592,367 Rp 17,041,581 Rp 6,459,237 Rp 10,582,344 Rp 54,010,023

5 Rp 54,010,023 Rp 17,041,581 Rp 5,401,002 Rp 11,640,579 Rp 42,369,444

6 Rp 42,369,444 Rp 17,041,581 Rp 4,236,944 Rp 12,804,637 Rp 29,564,807

7 Rp 29,564,807 Rp 17,041,581 Rp 2,956,481 Rp 14,085,100 Rp 15,479,707

8 Rp 15,479,707 Rp 17,041,581 Rp 1,547,971 Rp 15,493,610 -Rp 13,903

19
2. Dik : harga mesin 46.000.000
Bunga implisit 11%
Jawaban : pembayaran leasing tiap tahun ?

5
𝑋
16.000.000 = ∑
(1 + 0.11)𝑡
𝑡=0

16.000.000 = X+3.6959X

16.000.000 = 4,6959X

15.000.000
X= 4,6959

X = 3.407.227

a. Dik: harga : Rp. 210.000.000


Periode: 5 tahun
Angsuran/tahun: Rp. 47.050.000
Ditanya: Suku bunga?
Jawaban:
Harga mesin = angsuran + angsuran x (PVIFA,r%.t)
210.000.000 = 47.030.000 + 47.030.000 x
(PVIFA,r%.5)
210.000.000 + 47.030.000 = 47.030.000 x (PVIFA,r%.5)
162.970.000 = 47.030.000 x (PVIFA,r%.5)
162.970.000 = (PVIFA,r%.5)
47.030.000
3,465 = (PVIFA,r%.5)
6% =r
b. Dik: suku bunga 8 %
Periode 7 tahun
Angsuran/tahun Rp. 16.000.000
Ditanya: Berapa harga mesin?
Jawab:

20
Harga mesin = angsuran + angsuran x (PVIFA,r%.t)
Harga mesin = 16.000.000 + 16.000.000 x 4,623
= 16.000.000 + 73.968.000
Harga mesin = Rp. 89.968.000

c. Dik: harga mesin = Rp. 165.000.000


Suku bunga = 10%
Angsuran/ tahun= Rp. 24.412.000
Umur ekonomis = 8 tahun
Ditanya: Berapa lama periode leasing?
Jawaban
Harga mesin = angsuran + angsuran x (PVIFA,r%.t)
165.000.000 = 24.412.000 + 24.412.000 x (PVIFA,10%.t)
165.000.000 + 24.412.000 = 24.412.000 x (PVIFA,10%.t)
140.588.000 = (PVIFA,10%.t)
24.412.000
5,7589 = (PVIFA,10%.t)
n = 9 tahun

3. Dik : harga = Rp. 18.600.000


Usia = 8 tahun
a. Berapa besar sewa jika keuntungan yang diinginkan 12%?
Rp. 18.600.000
Penyusutan = = Rp. 2.325.000
8

Keuntungan = 12% x Rp. 2.325.000 = Rp. 279.000


Harga sewa = Rp. 279.000 + Rp. 2.325.000 = Rp. 2.604.000
Jadi harga sewa yang harus ditawarkan adalah sebesar Rp.
2.604.000 pertahun

21
tahun depresiasi present value pv penghematan pajak
1 Rp 2,325,000 0.893 Rp 2,076,225
2 Rp 2,325,000 0.797 Rp 1,853,025
3 Rp 2,325,000 0.712 Rp 1,655,400
4 Rp 2,325,000 0.636 Rp 1,478,700
5 Rp 2,325,000 0.567 Rp 1,318,275
6 Rp 2,325,000 0.507 Rp 1,178,775
7 Rp 2,325,000 0.452 Rp 1,050,900
8 Rp 2,325,000 0.0404 Rp 93,930

b. Memiliki Nilai residu sebesar 4.000.000 pada tahun ke 8


Berapa besar sewa yang seharusnya ditawarkan?
Penyusustan = Rp. 18.600.000 – Rp. 4.000.000 = Rp. 14.600.000
= Rp. 14.600.000: 8 = Rp. 1.825.000 (pertahun)
Keuntungan = 12% x Rp. 1.825.000 = Rp. 219.000
Harga sewa = Rp. 219.000 + Rp. 1.825.000
= Rp. 2.044.000 (pertahun)

tahun depresiasi present value pv penghematan pajak

1 Rp 1,825,000 0.893 Rp 1,629,725

2 Rp 1,825,000 0.797 Rp 1,454,525

3 Rp 1,825,000 0.712 Rp 1,299,400

4 Rp 1,825,000 0.636 Rp 1,160,700

5 Rp 1,825,000 0.567 Rp 1,034,775

6 Rp 1,825,000 0.507 Rp 925,275

7 Rp 1,825,000 0.452 Rp 824,900

8 Rp 1,825,000 0.0404 Rp 73,730

4. Dik : harga mesin = Rp. 540.000


Usia eko = 4 tahun
Biaya sewa = Rp. 160.000
Pajak = 34 %
Tingkat keuntungan = 8%
Ditanya: Membeli tanpa utang atau menyewa?

22
Jawab :
Skedul aliran kas leasing
Tahun 0 1 2 3 4
Biaya sewa 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000
Penghematan - 54.400 54.400 54.400 54.400
pajak (34%)
Biaya Sewa 160.000 105.600 105.600 105.600 -54.400
Bersih
PVIFA 0,925925 0,857339 0,793832 0,735029
PV biaya 160.000 97.777,68 90.535 83.828,65 -39.958,58
sewa (8%)
Total PV Biaya Sewa 392.155,75

Skedul aliran pembelian tunai


Tahun 1 2 3 4
Depresiasi 135.000 135.000 135.000 135.000
Penghematan 45.900 45.900 45.900 45.900
Pajak (34%)
Pembayaran 89.100 89.100 89.100 89.100
efektif
PVIFA 0,925925 0,857339 0.793832 0,735029
PV Pembayaran 82.499,9175 76.388,9049 70.730,4312 65.491,0839
efektif (8%)
Total PV Pembayaran efektif 295.110,3375

Karena pv biaya sewa > biaya beli aset, maka alternative beli aset lebih
baik digunakan atau dipilih daripada alternative sewa.

23

Anda mungkin juga menyukai