Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LEASING
(Sewa Guna Usaha)

Diajukan dan dipersentasikan

pada mata kuliah Akuntansi Keuangan II

Di Susun Oleh :

Aji Cahyanto 15.31.0001

Kaveeta Satya Dewi 15.31.0008

Maeda Arni 15.31.0010

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan

inayahnya hingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini, dan selanjutnya

Solawat beriring Salam buat Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah

membimbing manusia kejalan yang benar.

Makalah yang berjudul LEASING (Sewa Guna Usaha) ini berisi tentang

bagaimana Leasing itu dalam proses dan pelaksanaanya antara kontrak yang

dilakukan pemilik aktiva dengan pemakai aktiva dalam jangka waktu tertentu.

Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari

sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di

kemudian hari.

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................... 2

1.4 Sistimatika Penulisan ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leasing ..................................................................................... 4

2.2 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Leasing .................................................. 5

2.3 Jenis-jenis Transaksi Leasing (sewa guna) ................................................ 5

2.4 Prosedur Mekanisme Leasing (sewa guna) ................................................ 7

2.5 Keunggulan Leasing (sewa guna) .............................................................. 8

2.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna) ................................................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12


3.2 Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan

berbagai kesempatan dibidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

akhir-akhir ini sudah begitu pesat. Leasing sebagai salah satu bentuk

pembiayaan telah menjangkau berbagai objek seperti apartemen, perkantoran,

telepon, mobil, komputer dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Leasing

adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang di sebut dengan Lessor dan

pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang di sebut Lessee untuk jangka

waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa Lessee dapat

memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai

kompensasi manfaat yang dinikmati, maka Lessee mempunyai kewajiban untuk

membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain

adalah bahwea Lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan

asuransi.

Leasing memiliki berbagai bentuk, ada tiga yang paling populer adalah ;

(a) Sale and Lease back, (b) Operating Leases, (c) Financial atau Capital

Leases Bentuk yang pertama adalah sale and lease back di mana perusahaan

yang memiliki aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual

aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva

tersebut untuk periode tertentu. Betuk kedua operating leases yang sering di
sebut dengan service leases atau direct leases. Jenis kedua ini pihak lessor

menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya

tertcakup dalam pembayaran leasing. Dan bentuk ketiga adalah financial atau

capital leasing, pada bentuk ketiga ini lessor tidak menanggung biaya perawatan,

tidak dapat dibatalkan (not cancelable), dan diatmortisasikan secar penuh (full

amortized).

Demikian dalam makalah yang berjudul LEASING ini akan dijelaskan

pengertian leasing dan terapananya dalam kontrak dan pembiayaannya antara

pemilik kativa dengan pemakai aktiva.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah, maka dapat penulis ambil sebagai

rumusan masalah adalah : bagaimana penerapan leasing dalam kontrak

antara pemilik aktiva dengan pemakai aktiva untuk upaya memilih menyewa

barang aktiva atau membeli aktiva.

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Diajukan dan di persentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen

Keuangan.

2. Di harapakan para pembaca / mahasiswa dapat memahami apa itu Leasing

dan bagaimana terapannya dalam kontrak antara pemilik aktiva dengan

pemakai aktiva.
Dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Dengan memahami isi makalah ini di harapkan akan menambah pengetahuan

bagi pembaca / mahasiswa

2. Dapat mengetahui bagaimana proses leasing.

1.4 Sistimatika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca mengenai isi makalah ini maka

penulis sertakan sistimatika penulisan :

1. BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penulisan serta Sistimatika Penulisan.

2. BAB II Pembahasan, terdiri dari Pengertian Leasing, Pihak-pihak yang

Terlibat dalam Leasing, Jenis-jenis Transaksi Leasing (sewa guna), Prosedur

Mekanisme Leasing (sewa guna), Keunggulan Leasing (Sewa Guna ) dan

Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)

3. BAB III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leasing

Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan

perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan

oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut

untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.

Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan

jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat

diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-

barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh

berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan

serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau

menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu

perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai,

perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang

memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara

tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan

perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih


menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara

tunai.

2.2 Pihak - pihak yang Terlibat Dalam Leasing

Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik /

penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya :

1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal

2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam

bentuk barang modal dari pihak Lessor

3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang

untuk dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor

4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank

yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur

atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk

pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek

sewa guna kepada Lessee atau Lessor.

2.3 Jenis jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)

1. Finance Lease

Finance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai

berikut :
a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa

benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur

maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.

b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara berkala

sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.

c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri

masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.

d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli

objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.

Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk

finance lease yang umumnya di jumpai adalah :

a. Direct Financial Lease

Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli

suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan

barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak

lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan

cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat

digunakan dalam proses produksi.

b. Sale and Lease Back

Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual barang

modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa guna

atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini

merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama sewa guna

yang disetujui kedua belah pihak.


2. Operating Lease

Operating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu :

a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan

jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnya

b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh

lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak

lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah

berakhirnya masa kontrak .

c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi

objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor.

d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh

pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat

dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli

objek sewa guna.

e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan

perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.

2.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)

Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme

yang harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,

mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang

memuaskan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan kepada

lessor disertai dokumen lengkap.

3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan

fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak

pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee dapat di

tandatangani.

4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk

peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor,

seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan

asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.

5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk

mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan

menandatangani perjanjian purna jual.

6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada

supplier.

7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan

pemindahan pemilikan kepada lessor.

8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.

9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal

pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.

2.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)

Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan

sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain :


1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini

dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru

berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.

2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna

lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan

pihak lessee.

3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off

balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum

sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga

berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.

4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka

waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.

5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan

kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.

2.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)

Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur

bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran

bunga tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya

pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai

berikut :

1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang

modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya

pada akhir masa kontrak.


2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan

semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang

besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.

3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu

barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.

4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka

waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang

dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5 tahun.

Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran sewa

5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan

pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh

lessor.

Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

[(b r)(1 + i) 1 ]
=
(1 + i) 1 1

Dimana :

S = besarnya sewa i = tingkat bunga

b = nilai barang modal t = jumlah periode

r = nilai sisa
Sebagai contoh :

Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat

pada akun dibawah ini:

- Nilai barang modal : Rp 400 juta

- Nilai sisa : Rp 40 juta

- Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta

- Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)

- Jangka waktu : 12 bulan

- Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000

Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan

sebagai berikut :

[(400.000.00040.000)(1+0.02) 121 ] 0,02


S= (1+0,02) 12 1

[(360.000.000)(1,02) 11 ]0,02
= (1,02) 12 1

= 33.373.978

Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan

perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan

oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut

untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.

Perusahaan pembiayaan di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing.

Kegiatan utama perusahaan sewa guna adalah bergerak dibidang pembiayaan

untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah atau lessee.

Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam

memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Leasing sebagai alternatif sumber

pembiayaan memiliki beberapa kelebihan di bandingkan pembiayaan lainnya,

antara lain :

1. Transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka.

2. Pembiayaan sewa guna lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan

kondisi keuangan perusahaan.


3. Sewa guna bersifat off balance sheet, atau berarti sewa guna tidak tercantum

sebagai komponen utang pada neraca perusahaan.

4. Pembayaran sewa guna memberikan kemudahan bagi pihak lessee dalam

penyusunan anggaran tahunan.

3.2 Saran

Dari pembahasan dalam makalah ini, ada beberapa saran untuk para

pengusaha khususnya :

1. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para

pengusaha karena saat ini banyak para pengusaha cenderung menggunakan

dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing

mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang

modal dengan jangka waktu pengembalian antara tiga tahun hingga lima

tahun atau lebih.

2. Para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti

kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi.


DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Tiga Cetakan


Ketujuh belas, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta 1994

Bambang Riyanto, Manajemen Pembelanjaan, BPFI-UGM, 1998

Dr. Harmono, SE., M.Si, Manajemen Keuangan, Ed 1, Bumi Aksara, Jakarta


2009

Dr. Sutrisno, Manajemen Keuangan, BPFI-UGM, 2001

http://wartawarga.gunadarma/ac.id/2010/03/leasing-tugas-blk/

http://kamissore.blogspot.com/200perusahaan-leasing-sewa-guna-usaha.html

http://hakim20.wordpress.com/200mekanisme-leasing/

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2008

Lukas Admadjaya, Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Andi Ofset, Edisi


Revisi, Jakarta 2008

M. Narifin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta,


2004

Anda mungkin juga menyukai