Anda di halaman 1dari 4

Pasar Modal adalah tempat transaksi jual beli instrument kredit jangka panjang.

Menurut UU
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud pasar modal adalah suatu pasar yang
mempunyai kegiatan melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang melibatkan
perusahaan publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat
perusahaan mencari dana segar untuk meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak
lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang

disebut juga sebagai investor. Sedangkan Pasar Modal Syariah dapat


diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan
terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba,
perjudian, spekulasi dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-
prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-
syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham
yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Saat ini pasar
modal syariah di Indonesia adalah Jakarta Islamic Indeks
(JII).
Produk-Produk yang di Perdagangkan dalam Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal
syariah

2.2.1 Pasar modal konvensional


1. Saham
Saham (stock) adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Saham terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. saham biasa (common stocks)
Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common
stocks) adalah yang paling terkenal di masyarakat. Di antara perusahaan yang menerbitkan
surat berharga, saham biasa juga merupakan yang paling sering digunakan untuk menarik
dana dari masyarakat. Jadi, saham biasa itu paling menarik, baik bagi pemodal maupun
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi, sama dengan
menabung di bank.

b. saham preferen (preferred stock)


Saham preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena dapat menghasilkan penghasilan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak menghasilkan seperti yang dikehendaki investor.

2. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemodal dengan
perusahaan. Jadi, surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik
kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit
membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara
periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan
mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yg terutang. Pada umumnya,
instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem
ekonomi menurun, nilai obligasi naik, dan sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi
turun.

3. Obligasi Konversi (Convertible Bond)


Obligasi konversi tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya, memberikan kupon
yang tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki nilai face value. Hanya saja, obligasi
konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi
selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi
bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1 Januari 2006. Persyaratan ini tidak
sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang lainnya. Obligasi konversi
(convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan perusahaan
swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer daripada obligasi.

4. Reksadana (Mutual Funds)


Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain
itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di
pasar modal Indonesia. Dilihat dari asal kata-nya, reksadana berasal dari kosa kata reksa
yang berarti jaga atau pelihara dan kata dana yang berarti kumpulan uang, sehingga
reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu
kepentingan. Umumnya, Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

2.2.2 Pasar Modal Syariah


1. Saham syariah
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal kedalam suatu
perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-
perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba,
memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip
penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-
syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp
syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang
merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah
Nasional (DSN). Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama
dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM). JII dimaksudkan untuk digunakan
sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah.

2. Obligasi syariah
Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan pada prinsip
syariah yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pemegang Obligasi Syariah yang
mewajibkan perusahaan untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah
berupa bagi hasil, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

3. Reksadana Syariah
Reksadana Syariah merupakan Reksadana yang mengalokasikan seluruh dana atau portofolio
kedalam instrument syariah seperti saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic
Indeks (JII), obligasi syariah, dan berbagai instrument keuangan syariah lainnya. Reksadana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas.

Jika membahas tentang perbedaan pasar modal konvensional dan pasar modal syariah tidak
terlalu banyak perbedaan, hanya ada beberapa hal yang membedakannya yakni:
1. Indeks a. Indeks syariah 1). Indeks dikeluarkan oleh pasar modal syariah. 2). Jika indeks
islam dikeluarkan oleh suatu institusi yang bernaugan dalam pasar modal konvensional
berdasarkan kepada saham-saham yang memenuhi kriteria-kriteria syariah. 3). Seluruh saham
yang tercatat dalam bursa sesuai dengan hal yang halal. b. Indeks konvensional 1). Indeks
yang dikeluarkan oleh pasar modal konvensional. 2). Indeks konvensional memasukan semua
saham yang terdaftar dalam bursa saham. 3). Seluruh saham yang tercatat dalam bursa
mengabaikan aspek halal dan haram.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fajarkurnia/6-hal-perbedaan-pasar-modal-
konvensional-dan-pasar-modal-syariah_58bea9b0a3afbde416b3a1d0

Anda mungkin juga menyukai