Syariah
SITI NURWINDA 18.32 2 comments
Aspek ekonomi syariah tidak hanya pada sektor perbankan saja melainkan ada disemua
sektor, di semua kegiatan ekonomi salah satunya di sektor pasar modal dan pasar uang. Sebelum
lebih jauh membahas pasar modal dan pasar uang syariah , sebaiknya kita mengenal terlebih
Yang dimaksud dengan pasar modal adalah semua kegiatan yang bersangkutan dengan
perdagangan surat-surat berharga yang telah ditawarkan kepada publik yang akan atau telah
diterbitkan oleh emiten sehubungan dengan penanaman modal dan pemijaman uang dalam
jangka menengah ataupun dalam jangka panjang, termasuk instrumen derivatifnya. Dengan
begitu pasar modal sebagai bertindak sebagai penghubung antara investor dengan pihak
perusahaan. Pasar modal secara umum berfungsi untuk meningkatkan dan menghubungkan
aliran dana jangka panjang sesuai dengan kriteria pasarnya yang akan menunjang pertumbuhan
yang melakukan penjuala atau emisi di bursa, para emiten memiliki sebuah tujuan sperti yang
telah tertuang dalam rapat umum pemegang saham. Yaitu perluasan usaha, memperbaiki struktur
modal, dan pengalihan saham. Selanjutnya yaitu investor, investor merupakan orang yang
menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Tujuan para investor menanamkan
maksud berdagang disini saham akan di jual kembali saat harga saham menjulang tinggi. Selain
itu ada lembaga penunjang yang berfungsi sebagai pendukung agar pelaksanaan jual beli saham
Sedangkan pasar uang secara sederhana merupakan pasar surat berharga jangka pendek,
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper
Notes (CPN) dan masih banyak lainnya. Ciri-ciri pasar uang mengunakan pendanaan jangka
pendek,pasar uang di tekankan untuk mempertemukan pihak yang kelebihan dan dengan pihak
yang kekurangan dana, fleksibel dan tidak terpatok pada tempat tertentu seperti halnya pada
pasar modal.
Demikian sedikit pengertian dari pasar uang dan pasar modal secara umum, bagaimana
pengertian dan pelaksanaan dengan pasar modal dan pasar uang syariah ? secara umum
pengertiannya sama dengan pasar modal dan pasar uang syariah dengan pasar modal dan pasar
uang biasa atau mudahnya disebut konvensional. Hanya saja pada pasar modal syariah,
berharga yang ada di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Sedangkan pasar uang syariah adalah dimana perdagangan surat berharga yang diterbitkan
sehubungan dengan penempatan dan peminjaman uang dalam jangka pendek guna memobilisasi
sumber dana dengan memanageman likuiditas secara efisien dapat memberikan keuntungan dana
sesuai syariah.
Secara umum ada tiga hal yang membedakan pasar modal syariah dengan pasar modal
konvesional. yaitu terletak pada indeks saham, instrument yang di perjual belikan dan
mekanisme pelaksanaan.
Dalam pasar modal konvensional semua saham yang tercatatat di bursa efek dapat
syariah, saham yang tercatat dalam bursa efek akan dipilih dan dan dikategorikan sesuai kriteria-
kriteria syariah. Saham yang masuk dalam indeks pasar modal syariah tidak boleh bergerak
dalam bidang perbankan dan bisnis keuangan lainnya yang erat hubungannya dengan bunga,
termasuk juga alkohol, perjudian, dan semua binis yang bergerak di sektor yang diharamkan
islam, termasuk juga perusahaan yang memiliki beban hutang ribawi dengan presentasi terhadap
berharga (efek) yang sudah umum diperjualbelikan. efek syariah mencakup saham syariah,
obligasi syariah, reksadana syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA)
syariah dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. dan semua itu
harus dating dari emiten yang memenuhui kriteria-kriteria syariah. kriteria tersebut diantaranya
jenis (1) usaha , produk barang dan jasa yang diberikan serta akad yang digunakan dan tatacara
pengelolaannya harus sesuai dengan prinsip syariah. akad yang sesuai dengan prinsip syariah
diantaranya akad Ijaroh, Mudhorobah, Kafalah, Wakalah. (2) Emiten atau perusahaan public
yang menerbitkan Efek syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad
sesuai dengan syariah, dan wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
Mekanisme pelaksanaan pasar modal syariah idealnya tidak melakukan spekulasi dan
manipulasi yang didalamnya mengandung gharar (meragukan), riba, Maysir, risywah, maksiat
dan kedzaliman. Dalam mekanisme pasar modal syariah, dilarang juga melakukan transaksi
secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang, hal ini dikarenakan sangat
memungkinkan para spekualan untuk bermain-main harga, selain itu juga harga pasar dari efek
syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang telah
menjadi dasar penerbitan dan harus sesuai dengan mekanisme pasar yang di atur secara wajar
Demikian sedikit pegetahuan untuk mengenal pasar modal syariah, kita semua
bisa bergabung ke pasar modal syariah untuk bermuamalah, dengan jujur dan adil berlandaskan
pada aturan syariah. sekarang ini untuk bergabung ke pasar modal syariah tidaklah sulit
mengingat pasar modal syariah sudah berkembang termasuk di Indonesia, itu di buktikan dengan
terbentuknya Jakarta Islamic Indek (JII) yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Jakarta pada tahun
2000.
PASAR UANG, PASAR MODAL SYARIAH,
BI RATE
by anastasiapratiwi
Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana
atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun
dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar
kredit jangka pendek.
Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang,
diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal,
diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha untuk
mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan
demikian pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:
Pasar Uang antar Bank,adalah transaksi untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu
Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana sedang kalah kliring. Kalah
kliring artinya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)adalah sejenis surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia selaku Bank Sentral dan ditujukan untuk dibeli oleh Bank Umum dengan nilai nominal
yang sangat besar.
Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang di dalam
masyarakat.
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), adalah suratberharga yang dikeluarkan oleh Bank Umum
dan dibeli oleh Bank Indonesia dengan nilai nominal yang cukup besar.
Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas Bank Umum dan menekan laju inflasi. Likuiditas adalah
kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
o Sertifikat Deposito, adalah semacam surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank dalam
nilai nominal tertentu sebagai surat atas unjuk.
o Pasar Valuta Asing, yaitu tempat seseorang dapat membeli atau menjual sejenis mata
uang asing atau menukar dengan mata uang rupiah. Pasar Valuta Asing sering disebut
Bursa Valuta Asing.
Lembaga yang mengkhususkan kegiatannya dalam pertukaran uang asing disebut Money
Changer.
1. Bank – bank
2. Perusahaan-perusahan Umum
3. Perusahaan Asuransi
4. Yayasan
5. Lembaga Keuangan lainnya: Koperasi dan Rumah Gadai.
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup
bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan
negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah
tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen
ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat – surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan
Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
3. Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu
jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka
yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakaimya dengan
deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan
sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui lembaga – lembaga keuangan lainnya.
4. Commerecial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu
pendek.
6. Repurchase Agreement
Transaksijual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli
kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah
ditetapkan lebih dahulu
7. Banker’s Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau
importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati
perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi :
o pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan
merupakan sarana perdagangan saham.
o Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan
merupakan sarana perdagangan obligasi.
Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi.
Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan investasi.
Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk mengelola risiko
keuangan.
o Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi kontrak
berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang .
Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko.
pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing .
Di kebanyakan pasar keuangan domestik, kebutuhan akan dana pinjaman dan pembiayaan
disediakan oleh kreditor atau investor dalam negara yang sama. Pada suatu titik ekstrem di mana
transaksi internasional sama sekali dilarang, kreditor dan investor akan dipaksa untuk
menyalurkan dananya di dalam negeri.
Pada titik ekstrem yang lain, keberadaan pasar sempurna tanpa hambatan (termasuk tiadanya
biaya transaksi atau pajak) di pasar keuangan dan pasar kekayaan riil (properti) akan
menyebabkan kreditor dan investor melakukan transaksi dalam suatu pasar tunggal dan
terintegrasi. Dalam kondisi ekstrem semacam Ini, pasar keuangan akan berintegrasi secara
internasional sampai suatu tingkat di mana tidak ada satu peluang pasar yang hanya khusus ada
di suatu negara. Adanya pasar kekayaan riil yang terintegrasi sempurna akan menyebabkan
siklus ekonomi di semua negara akan bergerak dalam arah yang sama.
Fakta menunjukkan bahwa konfigurasi dari pasar keuangan internasional berada di antara kedua
titik ekstrem semacam itu. Beberapa rintangan menghambat pasar kekayaan riil dan finansial
untuk menjadi terintegrasi secara penuh, seperti perbedaan pajak, bea masuk, kuota,
ketidakleluasaan tenaga kerja untuk berpindah, perbedaan budaya, perbedaan laporan keuangan,
dan biaya mentransfer informasi yang substansial antar negara. Meskipun demikian, rintangan-
rintangan ini dapat pula menciptakan peluang yang unik bagi pasar tertentu sehingga menarik
kreditor dan investor internasional. Sebagai contoh, rintangan seperti bea masuk, kuota, dan
ketidakbebasan tenaga kerja untuk berpindah dapat mengakibatkan kondisi ekonomi suatu
negara menjadi demikian berbeda dengan negara lain. Investor dan kreditor mungkin saja
melakukan bisnis di negara tersebut untuk memanfaatkan kondisi unik tapi menguntungkan dari
negara tersebut.
Dengan konfigurasi pasar keuangan yang tidak sempurna, sekarang mari kita simak beberapa
motif umum bagi investor dan kreditor untuk memasuki pasar keuangan internasional. Motif ini
terbukti telah mendorong internasionalisasi pasar keuangan.
investor biasanya mempunyai satu atau lebih motif-motif di bawah ini dalam melakukan
investasi di pasar internasional :
Kreditor biasanya mempunyai satu atau lebih motif-motif di bawah ini dalam menyalurkan kredit
di pasar internasional:
Tingginya suku bunga internasional: Banyak negara mengalami kekurangan dana yang dapat
dipinjamkan, yang pada gilirannya menyebabkan suku bunga domestik relatif tinggi. Kondisi
semacam ini akan mendorong kreditor asing untuk berupaya memanfaatkannya dengan
menawarkan modal ke pasar negara tersebut. Suku bunga domestik yang tinggi sering
mencerminkan tingginya harapan inflasi di negara tersebut. Karena inflasi dapat mengakibatkan
depresiasi mata uang lokal terhadap mata uang lain, tingginya suku bunga di negara tersebut
mungkin saja ditutup dengan melemahnya mata uang lokal selama periode tertentu. Kendati
hubungan antara inflasi yang diharapkan dan pergerakan mata uang domestik tidak selalu tepat
(karena tentu ada faktor lain yang mempengaruhi pergerakan nilai mata uang), para kreditor
yakin bahwa keuntungan suku bunga di suatu negara tidak akan hilang akibat depresiasi mata
uang lokal selama periode tertentu.
Harapan terhadap kurs valas: Kreditor biasanya mempertimbangkan untuk mensuplai modal
kepada negara-negara yang mata uangnya diharapkan mengalami apresiasi terhadap mata uang
negara si kreditor. Apa pun bentuk transaksi yang dilakukan berupa obligasi atau pinjaman
internasional, kreditor akan untung bila nilai mata uang yang mendenominasi transaksinya
menguat dibanding mata uang negara si kreditor.
Diversifikasi internasional: Para kreditor dapat memperoleh keuntungan dari diversifikasi
internasional, yang mengurangi kemungkinan bangkrutnya peminjam pada saat yang
bersamaan. Efektifitas dari strategi semacam ini tergantung dari korelasi kegiatan ekonomi
antar negara. Diversifikasi antar negara akan kurang efektif bila negara yang bersangkutan
cenderung mengalami siklus bisnis yang kurang lebih sama.
Sama seperti investor dan kreditor yang mempertimbangkan pasar keuangan internasional dalam
mengalokasikan dananya, perusahaan dan pemerintah juga mempertimbangkan pasar keuangan
Internasional sebagai salah satu sumber dananya.
Peminjam biasanya mempunyai satu atau lebih beberapa motif berikut ini ketika meminjam dari
pasar internasional:
Suku bunga rendah: Beberapa negara mengalami kelebihan suplai dana dibanding
permintaannya sehingga suku bunga relatif rendah. Rendahnya suku bunga di pasar
internasional akan menarik para peminjam untuk berupaya meminjam dana dari para kreditor di
negara tersebut. Namun, suatu negara dengan suku bung? relatif rendah sering mengalami laju
inflasi yang rendah pula. Karena perbedaan inflasi semacam ini dapat menimbulkan dorongan ke
atas terhadap nilai mata uang asing, setiap manfaat bagi peminjam dalam bentuk suku bunga
yang rendah dapat dihilangkan dengan menguatnya suatu mata uang. Nilai mata uang asing
yang dipinjam ketika dikonversi ke dalam mata uang lokal akan menjadi lebih rendah nilainya
dibanding ketika digunakan untuk membeli kembali mata uang asing tersebut untuk membayar
pinjaman. Kendati demikian, dalam praktik hubungan antara perbedaan inflasi yang diharapkan
dan pergeseran mata uang tidak selamanya sesuai dengan “teori”. Akibatnya, banyak peminjam
memilih meminjam dari pasar yang suku bunganya rendah karena mereka tidak mengharapkan
pergerakan mata uang akan menuju arah yang tidak menguntungkan.
Harapan kurs valas: Peminjam, yang mengharapkan suatu kurs mata uang asing akan mengalami
depresiasi, kebanyakan mempertimbangkan untuk meminjam valuta asing tersebut dan
mengkonversinya ke dalam mata uang lokal. Tentunya para peminjam tersebut juga
mengharapkan kurs valas ketika dikonversi ke dalam mata uang lokal melebihi kurs ketika
membeli kembali valas tersebut untuk membayar pinjaman.
Pasar modal menurut undang undang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 1 ayat 12
adalah kegiatan yang berangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Sedangkan yang di maksud dengan efek pada pasal 1 ayat 5 adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga keomersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Pasar modal di kenal juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut pasal 1 ayat 4 UU nomor
8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan mennyediakan
sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka.
1. Tjipto darmadji, dkk adalah pasarr untuk beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.
2. Sri Susilo, dkk pasar modal(capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka
panjang dan merupakan pasar yang kongkrit.
Jadi pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli
dalam rangka memperoleh modal penjualnya adalah emiten atau perusahaan yang membutuhkan
modal, sedangkan yang menjadi pembeli adalah investor.
Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana merupakan pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi yang terlepas dari hal-hal yang
dilarang seperti MAGRIB.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten dan jenis efek yang diperdagangkan dudah sesuai dengan prinsip syariah. Efek
syariah adalah sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang pasar modal yang akad,
pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya sudah sesuai dengan prinsip syariah. Yang
dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip yang di dasarkan oleh syariah islam yang
penetapannya melalui fatwa DSN MUI.
Pasar modal memiliki dua fungsi yakni berupa fungsi ekonmi engan mewujudkan pertemuan dua
kepntingan yakni pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana, dan
fungsi keuangan dengan memberikann kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh
imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Pada fungsi keuangan, pasar modal berperan
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Sedangkan pada
fungsi yang kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapt menempatkan dana yang dimiliknya sesuai dengan karaktristik
keuntungan dan resiko masing-masing instrumen.
Pasar modal juga mampu menjadi tolak ukur kemajuan perekonmian suatu negara. Pasar modal
memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan membeerikan kesempatan bagi
perusahaan untuk dapat memanfaatkan dana langsung dari masyrakat tanfa harus menunggu
tersedianya dana dari operasional perusahaan.
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan
alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
4. Penyebaran pemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim usaha yang
sehat.
6. Menciptakan lapangan kerja/ profesi yang menarik.
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prosfek.
8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, liquiditas,dan diversifikasi investasi.
9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.
Sedangkan karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah, menurut
Mokhtar Muhammad Metwally adalah sebagai berikut :
1. Bursa efek
Bursa efek adalah pahak yang menyelengarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan
efek diantara mereka.
Bursa efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan yang teratur, wajar, dan
efisien. Yang dapat menjadi pemegang saham bursa efek adalah perusahaan efek yang telah
mperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan sebagai perantara pedagang efek. Bursa efek
yang ada di indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang
oktober tahun 2007 di marger menjadi bursa eek indonesia (BEI). Kewajiban dan tanggung
jawab bursa efek antara lain:
Bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan anggota bursa efek.
Rencana anggara tahunan dan penggunaan laba bursa efek wajib disusun ssesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada bapepam
Bursa efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatatan, perdagangan,
kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian transaksi bursa, dan hal hal lain yang berkaitan
dengaan.
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelengarakan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lemabaga kliring dan penjaminan didirikann dengan
tujuan menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur,
wajar, dan efisien. Yang dapat menjadi pemegang saham lembaga kliring dan penjaminan adalah
bursa efek, perusahaan efek, biri administrasi efek,bank kustodian, atau pihak lain atas
persetujuan bapepam.
Lembaga penyimapanan dan penyelesaian di pasar modal indonesia di laksanakan oleh PT KSEI
(PT kustodian sentral efek indonesia) PT kustodian sentral efek indonesia (PT KSEI) adalah
lembaga dalam lingkungan pasar modal indonesia yang menjalankan fungsi sebagai lembaga
penyimapanan dan penyelesaian (LPP) sesuai ketentuan undang-undang no 8 tahun 1995 tentang
pasar modal (UUPM) fungsi LPP adalah menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien.
Penyelenggaraan perdagangan surat utang negara di luar bursa efek adalah pihak yang telah
memperoleh izin usaha dari bapepam untuk menyelenggarakan perdagangan surat utang negara
di luar bursa efek.
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa
di sebut emiten. Emiten melakukan emisi dapat memilih dua macam instrumen pasar modal
apakah bersipat kepemilikan atau utang. Jika bersipat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham
dan jika yang dipilih adalah instrumen utang, maka yang dipilih adalah obligasi.
Pemodal yangg akan membeli atau menamkan modalnya di perusahan yang melakukan emisi
disebut investor. Adapun tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
Memperoleh deviden, yaitu keuntungan yang diperoleh investor yang dibayar oleh emiten
Kepemilikan perusahan, semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin besar penguasaan
atsa suatu perusahaan.
Berdagang, yaitu investor akan menjual kembali pada saat harga tinggi.
Perusahan pengelola dana merupakan perushaan yang beroperasi di pasar modal dengan
mengelola modal yang berasal dari investor. perusahan pengelola dana mempunyai dua unit,
yaitu: pengelola dana (fund management) dan penyimapan dana (kustodian). Pengelola dana
memutuskan efek nama yang harus diijual danefek nama yang harus dibeli kemudaian yang
melaksanakan penjualan atau pembelian adalah kustodian. Kustodian juga melakukan penagihan
keuntungan kepada emiten.
1. Reksa dana
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek untuk manajer investasi.
Reksa dana syariah merupakan lembaga intermediasi yang membantu surflus unit melakukan
penempatan dana untuk dinvestasikan. Salah satu tujuan dari reksa dana syariah adalah
memenuhi kebutuhan kelompok investor yang ingin memmperoleh pendapatan investasi dari
sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan secara agama serta sejalan
dengan prinsif-prinsif syariah.
1. Penjamin emisi efek (underwriter), yaitu pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk
melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanfa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual.
2. Akuntan publik yang disahkan oleh BPKP, bertugas antara lain melakukan pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya, memeriksa pembukuan, apakah
sudah sesuai dengan prinsif akuntansi indonesia dan ketentuan bapepam serta memberi
petunjuk pelaksanaan cara cara pembukuan yang baik.
3. Konsultan hukum, bertugas meneliti aspek aspek hukum emiten dan memberikan pendapat dari
segi hukum (legal opinion) tentang keadaan dan keabsahan untuk emiten.
4. Notaris bertugas, antara lain:
Membuat berita acara rapat umum pemegang saham (RUPS)
Menyusun setiap keputusan dalam RUPS
Meneliti keabsahan yang berkaitan dengan penyelenggaran RUPS.
Membentuk konsep atas perubahan anggaran dasar.
Menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
5. Agen penjual yang umumnya adalah perusahaan efek, bertugas antara lain:
6. Perusahan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan penilaian
kembali aktivanya.
1. Wali amanat (trustee) meruapakan pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang
bersifat utang dan memili tugas antara lain:
2. Penanggung (guarantor)
Yang bertanggung jawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok obligasi bersserta
imbalanya( bunga bagi konvensional) dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat pada
waktunya.
Yang bertugas membayar imbalanya ( bunga bagi konvensional ) obligasi yang biasanya
dilakukan setiap 2 kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi ajtuh tempo.
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan jasa jasa dalam melaksanakan transaksi jual beli
di bursa. Lembaga penunjang ini terdiri atas:
Yang dapat menjalankan satu atau beberapa kegiatan, baik sebagai emisi efek, perantara
pedagang efek, manajer investasi, maupun penasehat investasi.
2. Pedagang efek (dealer), berfungsi untuk menciptakan pasar bagi effek tertentu dan menjaga
keseimbangan harga seerta memelihara liquiditas efek dengan cara meembeli dan menjual efek
tertentu di pasar sekunder, disamping juga mmelakukan jual beli efek untuk diri sendir.
3. Perantara pedagang efek yang lebih dikenal dengan istilah broker atau perantara yang bertugas
sebagai perantara antara penjual dan pembeli dalam bursa efek.
4. Biro administrasi efek, yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur
menyediakan jasa jasa dalam rangka memperlancar administrasinya antara lain membantu
emiten dalamm rangka emisi, dsb.
5. Saham syariah
Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan atas modal pada suatu perusahaan
terbatas. Dengan demikian si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar
saham yang dimiliki dalam suatu perusahaan maka semakin besar kekuasaannya di perusahaan
tersebut. Sedangkan Saham Syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak
bertentangan denga prinsip syariah.
Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan sebutan deviden. Pembagian deviden
ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) ditentukan berapa deviden yang dibagi dan laba ditahan.
Obligasi atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti utang dari emiten yang dijamin
oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan
pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Disini obloigasi merupakan instrumen
utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal.
Sedangkan obligasi syariah (sukuk) adalah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-
MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi pada bagi hasil/ margin/ fee,serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
Ditinjau dari segi jenis akadnya, obligasi syariah terbagi pada obligasi syariah mudharabah,
ijarah, musyarakah, Murabahah, Salam, Istisnha’. Di samping itu, ada juga obligasi syariah
mudharabah konversi. Sedangkan ditinjau dari institusi yang menerbitkan obligasi syariah, maka
obligasi syariah terbagi dua yaitu, obligasi korporasi (perusahaan) dan obligasi negara (SBSN).
1. Sukuk korporasi
Merupakan jenis obligasi syariah yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memenuhi prinsip
syariah. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam sukuk korporasi yaitu;
Obligator, adalah emiten yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal
sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo.
Wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor
Investor, yaitu pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin, dan nilai nominal sukuk
sesuai partisipasi masing-masing
Adalah surat berhaarga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Pihak-pihak yang terlibat dalam SBSN adalah;
Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal
sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo.
Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang didirikan khusus untuk menerbitkan
sukuk dengan fungsi;
Sebagai penerbit sukuk
Menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan aset
Bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin, dan nilai nominal
sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
Secara bahasa reksadana tersusun dari dua konsep, yakni konsep ‘reksa’ yang berarti jaga atau
pelihara dan konsep ‘dana’ yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian, secara bahasa
reksadana berarti kumpulan uang yang dipelihara. Reksa dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta (shahih al-mal/rabb al-mal) dengan manager investasi, begitu pula pengelolaan dana
investasi sebagai wakil shahih al-mal dengan pengguna investasi.
Sedangkan secara istilah reksadana adalah sebuah wadah dimana masyarakat dapat
menginventasikan dananya dan oleh pengurusnya (manajer investasi) dana itu diinvestaikan ke
portofolio efek. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta
dalam pasar modal dengan modal minimal yang relative kecil dan kemampuan menanggung
risiko yang sedikit.
2. Sejarah
Di Indonesia reksadana muncul pada tahun 1977 seiring dengan aktifnya pasar modal, yang
kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Setelah
itu, investasi reksadana semakin hari semakin meningkat dan tumbuh subur, terutama sejak tahun
1996 di mana pada tahun tersebut oleh Bapepam dicanangkan sebagai tahun reksadana di
Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan itu, sebagaian masyarakat muslim Indonesia memandang bahwa
di dalam mekanisme reksadana masih ditemukan unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat
Islam, terutama unsure riba an gharar. Untuk mengantisipasi unsu-unsur tersebut dengan tetap
umat Islam bias menginventasikan dana melalui reksadana yang mengacu pada prinsip-prinsip
syariah, yang kemudian menjelma menjadi reksadana syariah.
3. Tujuan Berdirinya
Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan
mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk
kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu
seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka
pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka
(kontrak investasi kolektif).
Semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkanya
Asas kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan dan kewajiban memenuhi akad
wakalah, akan menjadi wakil dari investor untuk kepentingandan atas nama investor.
Sedangkan reksadana syariah akan bertindak dalam akad Mudharabah sebagai mudharib yang
mengelola dana/harta milik bersama dari para pemilik harta. Sebagai bukti penyertaan pemilik
dana akan mendapat unit penyertaan dari reksa dana syariah. Tetapi reksa dana syariah
sebenarnya tidak bertindak sebagai mudharib murni karena reksa dana syariah akan
menempatkan kembali dana kedalam kegiatan emiten melalui efek syariah. Dalam hal ini, reksa
dana syariah berperan sebagai mudharib dan emiten berperan sebagai mudharib, oleh karena
itu, hubungan ini disebut sebagi ikatan Mudharabah
Pelaksanaan transaksi haris dilakukan menurut rinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan
melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur riba, gharar, maysir, dan zhulm
Menjungjung Etika (Akhlak) dalam bertransaksi
Melakukan pencatatan (dokumentasi) atau penulsan
perjanjian/akad untuk transaksi tidak tunai
2. Aplikasinya
Sesuai dengan prinsip operasional, maka pelaksanaan investasi yang dilakukan oleh mananjemen
investasi sebagai pengelola reksadana menggunakan prinsip mudharabah dan qiradh. Di
reksadana syariah ini memeiliki beberapa karakterisitk pertama, pemodal sebagai rab Al-mal ikut
menanggung resiko yang dialami manajer investasi sebagai amil, kedua, manajer investasi
sebagai amil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi kalau kerugian tersebut bukan
disebabkan karena kelalaianya. Ketiga, keuntungan dala (ribah) dibagi antara pemodal dengan
manajer investasi sesui dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan
demikian, investasi yang dilakaukan manajemen investasi hanya pada instrumen keuangan yang
sesuai dengan syariat islam. Dalam ”pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah”
yang dikeluarkan dewan pengawas syariah PT Danareksa Invesment manajment pasal 7 ayat 2
disebutkan bahwa menurut sistem perekonomian Indonesia pada saat ini dan berdasarkan
Undang-Undang Pasar Modal, instrumen keuangan hanya meliputi:
1. instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan
pada tingkat laba usaha.
2. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah
3. Surat hutang jangka panjang baik berupa obliasi maupun surat hutang lainnya berdasarkan bagi
hasil atau murabahah, dan
4. Surat hutang jangka pendek yang telah lazim diperdagangkan diantara lembaga keuangan
syariah, termasuk jualm beli hutang (bai’ al-dayn) dengan harga yang tidak lebih rendah dari
pokoknya.
5. Jenis Produk dan Mekanisme Operasionalnya
6. Jenis Produk
Berdasarkan konsentrasi portofolio reksadana yang dikelola oleh manajer investasi dapat
dibedakan beberapa jenis reksa dana:
1. reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat
hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
2. Reksadana penetapan tetap adalah reksadana yang melakukan infestasi sekurang-kurangnya
80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat hutang
3. Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan infestasi sekurang-kurangnya 80% dari
dalam efek bersifat ekuitas.
4. Reksadana campuran adalah reksadan yang melakukan infestasi dalam efek bersifat ekuitas dan
bersifat hutang yang ysng perbsndinganya tidak termaksud dalam kategori yang disebut pada
butir B dan C di atas.
5. Mekanisme Operasionalnya
1. Antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan
2. Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistemmudharabah.
1. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan
pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui
Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada
pemodal.
2. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
3. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith)
4. Legalitas Hukum
Reksadana syariah didirikan dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), berdasarkan UU
No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Bapepam mengesahkan keberadaan reksadana syariah
pada tanggal 12 Juni tahun 1997 yang dibuat dihadapan Notaris Djedjem Wijaya, SH di Jakarta
antara PT Danareksa Fund Management sebagai Manajer Investasi dengan Citibank N.A. Jakarta
sebagai Bank Kustodian. PT Danareksa Fund Management sendiri, sebarai manajer investasi,
didirikan pada tanggal 1 Juli 1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Mentri Kehakiman Republik
Indonesia dengan surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992.
Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal
syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara
Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam
perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia
terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi
syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal
Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun
kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997
melalui instrumen reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan
investasi syariah di pasar modal Indonesia. Saat ini aset reksa dana syariah baru mencapai 2%
jika dibandingkan dengan aset reksa dana konvensional yang mencapai 98%. Hingga akhir tahun
ini diharapkan asetnya bisa mencapai 5%, untuk menyamai pertumbuhan reksadana
konvesnsional, dibutuhkan waktu 2-3 tahun, jadi wajar masih butuh waktu.
Pasar reksadana syariah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Sejak dari
kegiatan perbankan dan investasi syariah yang baru muncul beberapa tahun belakangan,
pertumbuhan reksa dana syariah terus mengalami kenaikan.Aset reksadana syariah nasional
tahun 2009 diproyeksi tumbuh di atas 10% menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah tersebut
diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik
berinvestasi di reksa dana syariah yang dianggap lebih menguntungkan.
2. Kendala
Tingkat pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar modal dan pemodal terhadap prinsip syariah
masih kurang. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa prinsip syariah ini terkait dan
hanya untuk kepentingan umat Islam. Padahal, prinsip tersebut terbuka untuk digunakan oleh
semua pihak. Kendala lainnya antara lain, informasi tentang pasar modal syariah juga masih
sangat terbatas, pola kelembagaan atau institusi dalam rangka pengawasan masih dianggap
sebagai disinsentif oleh para pelaku.
3. Strategi
Bapepam berupaya untuk melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi kendala
tersebut. Salah satunya, adalah dengan menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai
salah satu sasaran dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009. Dengan demikian, yang
akan berperan dalam hal ini tidak hanya Bapepam namun juga pemerintah secara umum.
3. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA syariah yang portofolionya
terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang tiimbul dari surat berharga komersial, tagihan
yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan. Efek bersifat
investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta keuangan
aset keuangan setara yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Contoh emiten mengeluarkan saham baru lewat mekanisme rights issue (HMETD) atau disebut
juga second offering untuk mengembangkan usahanya. Setiap pemilik satus saham lama berhak
mendapat dua saham baru dengan exercise price Rp 950,00. Hak untuk membeli saham baru ini
dinamakan rights.
Jika pemegang saham lama tidak mau membeli tambahan saham baru tadi, dia bisa menjual
sebagian atau semua rights yang dia miliki di pasar pada periode diperdagangkan. Jika memang
mau menambah kepemilikannya, maka dia bisa mendapatkan saham baru pada harga Rp 950,00.
Rights sebelum jatuh tempo bisa diperdagangkan. Dan hasil penjualannya rights tersebut
merupakan keuntungan bagi investor yang memilikinya.
5. Warran Syariah
Mekanisme warran bersifat opsional dimana warran merupakan hak untuk membeli sebuah
saham pada harga yang telah ditetapkan dengan waktu yang telah ditetapkan pula. Warran
sebelum jatuh tempo bisa diperdagangkan, dan hasil penjualannya warran tersebut merupakan
keuntungan bagi investor yang memilikinya.
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
3.2 Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur
bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui
pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang
Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan
diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit
perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada
umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran
yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
3.3 Jadwal Penetapan dan Penentuan
Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG
Bulanan dengan cakupan materi bulanan.
Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya
Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda
kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.
Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapanstance Kebijakan Moneter
dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.
Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap
dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia
yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan
lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.
BI Rate adalah tingkat suku bunga dari BI, sedang inflasi naik bila uang yang beredar di
masyarakat terlampau besar. Jika BI Rate dinaikkan, harapannya adalah semakin banyak orang
yang akan tergiur untuk “mengendapkan” uangnya di Bank, soalnya bunganya makin besar
(makin menguntungkan). Karena duit orang-orang sudah mengendap di Bank, makanya jumlah
uang yang beredar di masyarakat akan semakin sedikit, sehingga inflasi turun. Harapannya sih
demikian..
Namun, di sisi lain, bagi pengusaha dan peminjam atawa orang yang berhutang dari bank, maka
kenaikan BI Rate ini mungkin akan mempersulit bisnis, dan memperlambat pertumbuhan
ekonomi. Karena apa? Pertama, suku bunga kalau kita ngutang ke bank jadi lebih besar. Makin
susah ngebayarnya kalau bunga jadi tinggi kan? Kedua, daripada ngeri kena kredit macet dari
pengusaha yang berhutang ke bank, bank akan ramai-ramai “menyetor” dana ke BI dalam bentuk
SBI, dan mendapat bunga 7,25% per tahun. Daripada guwa pinjemin ke pengusaha, entar doski
kagak bisa bayar, mending ditaruh dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) aja, kan
dijamin pemerintah jadi nggak mungkin modal guwa nggak balik. Mungkin itu kata bankir.
Lalu, apa akibatnya bagi instrumen investasi kita, di saham misalnya? Secara jangka pendek,
kenaikan BI Rate mungkin akan menyebabkan IHSG agak lesu. Ingat bahwa tujuan
dinaikkannya BI Rate biasanya karena inflasi tinggi. Seiring dengan langkah BI ini, biasanya BI
juga mengeluarkan berbagai macam produk yang tujuannya menyedot sebanyak-banyaknya cash
dari masyarakat. Kalau para investor lebih memilih mengalihkan duit mereka ke sukuk dari bank
Indonesia, maka boleh jadi ini yang membuat IHSG akan lesu sementara.
Disebut sementara, karena produk seperti sukuk dibuat bukan dengan tujuan supaya orang
memperoleh gain. Iya mungkin ada gain, tapi jumlahnya hanya sekadar mengalahkan nilai
inflasi. Sukuk seperti ini hanya seperti emas, tujuannya melindungi dana dari penurunan nilai
uang. Nanti kalau sudah normal lagi, biasanya BI Rate akan diturunkan lagi, dan IHSG akan
semakin bergairah lagi.