Anda di halaman 1dari 14

2.4.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya,
dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan,
kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan bagian
ekonomi. Secara rinci analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang ;
1. Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menetukan tingkat kegiatan dalam
perekonomian,
2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian,

3. Peranan kebijakan dan campur tangan perintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi.

Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi


Makroekonomi membahasa isu-isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu perekonomian.
Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan
yaitu;
1. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ? ,
2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?,
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?,
4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu berlaku ?.
Disamping pertanyaan yang dikemukan diatas , makroekonomi juga menerangkan pula langkah-
langkah yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatasi masala-masalahtersebut.
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam
teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat mewujudkan
:
(i) penggunaan tenaga kerja penuh,
(ii) kestabilan harga-harga, dan
(iii) pertumbuhan ekonomi yang teguh (konsisten).
Masalah –masalah ini mengakibatkan dampak buruk bagi mastarakat dan harus dhindari atau
dapat dikurangi. Aspek-aspek penting yang dapat dipelajari dalam makroekonomi adalah
kebijakan fiscal (kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan penggunaannya), kebiakan
moneter ( kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan suku bunga), dan
kebijakan ekonomi terbuka.

Dari uraian secara ringkas diatas diterangkan masalah makroekonomi utama yang selalu
dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai ;
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena
factor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja
bertambah akibat perkembanagn penduduk dan perkembanagan tingkat pendidikan.
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi. Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam
suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi
sangat labil, siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada
perekonomian dan masyarakat.
3. Masalah pengangguran. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaaan tetapi belum dapat memperolehnya.
4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi). Inflasi dapat didefisikan sebagai suatu proses
kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Istilah perekonomian terbuka berarti
suatu perekonomian dengan menjalankan kegiatan ekspor dan import dengan negara-negara lain.
K etidakseimbanagan diantara ekspor dan impor dalam aliran keluar/masuk modal dapat
menimbulkan masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian.
Kebijakan-kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung kepada
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan
kepada lima aspek berikut :
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
3. Menghindari masalah inflasi
4. Menciptakan pertumbuhan yang teguh
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

Prinsip-prinsip dalam Ekonomi Islam

Thomas Khun menyatakan bahsa setiap sistem ekonomi mempunyai inti paradigma. Inti
paradigma ekonomi Islambersumber dari Al-Quran dan Sunnah.Ekonomi Islam mempunyai sifat
dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani.Disebut Ekonomi Rabbani karena sarat dengan
arahan dan nilai-nilai Ilahiyah. Sedangkan ekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan
ditujukan untuk kemakmuran manusia. (Qardhawi).

Menurut Yusuf Qardhawi (2004), ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu
tauhid, akhlak, dan keseimbangan. Dua prinsip yang pertama kita sama-sama tahu pasti tidak ada
dalam landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun, dalam praktiknya,
justru yang membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan orang. Ekonomi
islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan
dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.Sedangkan menurut Chapra, disebut sebagai ekonomi
Tauhid.Keimanan mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsung
akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku, gaya hidup,
selera,dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap manusia, sumber daya dan
lingkungan.Saringan moral bertujuan untuk menjaga kepentingan diri tetap berada dalam batas-
batas kepentingan sosial dengan mengubah preferensi individual seuai dengan prioritas sosial
dan menghilangkan atau meminimalisasikan penggunaan sumber daya untuk tujuan yang akan
menggagalkan visi sosial tersebut, yang akan meningkatkan keserasian antara kepentingan diri
dan kepentingan sosial.(Nasution dkk)

Dengan mengacu kepada aturan Ilahiah, maka setiap perbuatan manusia mempunyai nilai
moral dan ibadah. Pada paham naturalis, sumber daya menjadi faktor terpenting dan pada pada
paham monetaris menempatkan modal financial sebagai yang terpenting.Dalam ekomoni Islam
sumber daya insanilah yang terpenting.
Karasteristik Ekonomi Islam bersumber pada Islam itu sendiri yang meliputi tiga asas
pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori ekonomi dalam Islam, yaitu asas
akidah, akhlak, dan asas hukum (muamalah).

Ada beberapa Karasteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam Al-Mawsu’ah


Al-ilmiah wa al-amaliyah al-islamiyah yang dapat diringkas sebagai berikut:

a. Harta Kepunyaan Allah dan Manusia Merupakan Khalifah Atas Harta

Karasteristik pertama ini terdiri dari 2 bagian yaitu :

Pertama, semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah Swt, firman Q.S. Al-
Baqarah, ayat 284 dan Q.S.Al –Maai’dah ayat17.

Kedua, manusia adalah khalifah atas harta miliknya.Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-
Hadiid ayat 7.

Selain itu terdapat sabda Rasulullah SAW, yang juga mengemukakan peran manusia
sebagai khalifah, diantara sabdanya ”Dunia ini hijau dan manis”.Allah telah menjadikan
kamu khalifah (penguasa) didunia. Karena itu hendaklah kamu membahas cara berbuat
mengenai harta di dunia ini.

Dapat disimpulkan bahwa semua harta yang ada ditangan manusia pada hakikatnya milik
Allah, akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya.

Sesungguhnya Islam sangat menghormati milik pribadi, baik itu barang- barang
konsumsi ataupun barang- barang modal. Namun pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan orang lain. Jadi, kepemilikan dalam Islam tidak mutlak, karena pemilik
sesungguhnya adalah Allah SWT.

Pada QS.an-Najm ayat 31 dan Firman Allah SWT. dalam QS. An-Nisaa ayat 32 dan QS.
Al-Maa’idah ayat 38. jelaslah perbedaan antara status kepemilikan dalam sistem ekonomi
Islam dengan sistem ekonomi yang lainnya. Dalam Islam kepemilikan pribadi sangat
dihormati walau hakekatnya tidak mutlak, dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan orang lain dan tentu saja tidak bertentangan pula dengan ajaran Islam.
Sementara dalam sistem kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya pun
bebas.sedangkan dalam sistem sosialis justru sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui,
yang ada kepemilikan oleh negara.

b. Ekonomi Terikat dengan Akidah, Syariah (hukum), dan Moral

Diantara bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam (yafie, 2003: 41-42) adalah:
larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkankerugian
atas harta orang lain atau kepentingan masyarakat, larangan melakukan penipuan dalam
transaksi, larangan menimbun emas dan perak atau sarana- sarana moneter lainnya,
sehinggamencegah peredaran uang, larangan melakukan pemborosan, karena akan
menghancurkan individu dalam masyarakat.

c.Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan

Beberapa ahli Barat memiliki tafsiran tersendiri terhadap Islam. Mereka menyatakan bahwa
Islam sebagai agama yang menjaga diri, tetapi toleran (membuka diri). Selain itu para ahli
tersebut menyatakan Islam adalah agama yang memiliki unsur keagamaan (mementingkan
segi akhirat) dan sekularitas (segi dunia).Sesungguhnya Islam tidak memisahkan antara
kehidupan dunia dan akhirat.

d. Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu dengan


Kepentingan umum

Arti keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah, Islam tidak mengakui hak mutlak
dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan- batasan tertentu, termasuk dalam bidang
hak milik. Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan- batasan
yang ditetapkan dalam sistem Islam untuk kepemilikan individu dan umum. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat
secara umum.
e. Kebebasan Individu Dijamin dalam Islam

Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas


baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut
tidak boleh melanggar aturan- aturan yang telah digariskan Allah SWT. Dalam Al-Qur’an
maupun Al-Hadis. Dengan demikian kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlat.

Prinsip kebebasan ini sangat berbeda dengan prinsip kebebasan sistem ekonomi kapitalis
maupun sosialis. Dalam kapitalis, kebebasan individu dalam berekonomi tidak dibatasi
norma- norma ukhrawi, sehingga tidak ada urusan halal atau haram. Sementara dalam
sosialis justru tidak ada kebebasan sama sekali, karena seluruh aktivitas ekonomi masyarakat
diatur dan ditujukan hanya untuk negara.

f. Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian

Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar kebutuhan


masyarakat baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional. Dalam
Islam negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga
berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.

Peran negara dalam perekonomian pada sistem Islam ini jelas berbeda dengan sistem
kapitalis yang sangat membatasi peran negara. Sebaliknya juga berbeda dengan sistem
sosialis yang memberikan kewenangan negara untuk mendominasi perekonomian secara
mutlak.

g. Bimbingan Konsumsi

Islam melarang orang yang suka kemewahan dan bersikap angkuh terhadap hukum
karena kekayaan, sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Israa ayat 16 :

h. Petunjuk Investasi
Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-Mawsu’ah Al-
ilmiyahwa-al amaliyah al-islamiyah memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam
untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu:

a)Proyek yang baik menurut Islam.

b)Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.

c)Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan.

d)Memelihara dan menumbuhkembangkan harta.

e)Melindungi kepentingan anggota masyarakat.

i. Zakat

Zakat adalah salah satu karasteristik ekonomi Islam mengenai harta yang tidak terdapat
dalam perekonomian lain. Sistem perekonomian diluar Islam tidak mengenal tuntutan Allah
kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari
sifat kikir, dengki, dan dendam.

j.Larangan Riba

Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang normal yaitu
sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Diantara faktor yang menyelewengkan
uang dari bidangnya yang normal adalah bunga (riba). Ada beberapa pendapat lain mengenai
karasteristik ekonomi Islam, diantaranya dikemukakan oleh Marthon (2004,27-33).
Menurutnya hal- hal yang membedakan ekonomi Islam secara operasional dengan ekonomi
sosialis maupun kapitalis adalah :

a. Dialektika Nilai –nilai Spritualisme dan Materialisme

b. Kebebasan berekonomi

c.Dualisme Kepemilikan
Nilai instrumental.
Implementasi koncep ekonomi bergantung pada kerangka kerja yang diturunkan dari
perangkat nilai instrumental yang menjamin sosialisasi system. Tiap system ekonomi menurut
aliran pemikiran dan agama tertentu mempunyai perangkat instrumental yang berlainan. Dalam
sisitem kapitalis menilai instrumental terletak pada nilai persaingan sempurna dan kebebasan
masuk keluar pasar dan tanpa hambatan., informasi dan bentuk pasar atomistic dari tiap unit
okonomi, pasar yang monopolistic untuk mencegah perang harga dan pada waktu yang sama
menjamin produsen dengan menetapkan harga-harga lebih tinggi dari pada harga marjinal
(marjinal cost). Sedangkan dalam marxisme, Semua perencanaan ekonomi dilaksanakan secara
sentral melalui proses berulang- ulang (iterasi) yang mekanistik, pemilikan kaum ploletar
terhadap factor factor produksi diatur secara kolektif.
Kemudian bagaimanakah fungsionalisasi nilai instrumental ekonomi islam? Dalam
ekonomi islam, nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku
ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umum nya, Adalah meliputi:
perintah Zakat, shodakoh dan jaminan social

Landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah sebagai
berikut:

 1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.


2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3) Keadilan antar sesama manusia

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional

 Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan
dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
PENDAPATAN NASIONAL MERUPAKAN SALAH SATU UKURAN PERTUMBUHAN
EKONOMI SUATU NEGARA

 Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.

 Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

 Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima


oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial
bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

 Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DALAM ILMU EKONOMI, INFLASI adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk
mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator

KEMISKINAN adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan


dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan, dll

KEBIJAKAN FISKAL merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen
utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak
dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:

 Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi


 Pola persebaran sumber daya
 Distribusi pendapatan
Pemerintah yang menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan maksud untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah berusaha
mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Dengan melalui
kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, dapat
mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi rendahnya investasi nasional, dan
dapat mempengaruhi distribusi penghasilan nasional.

KEBIJAKAN MONETER adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau
Bank Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang
yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan penetapan suku bunga.

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh


bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau
mengubah suku bunga yang ada, dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran
dalam perekonomian.
ujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang
ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya
serta tidak sama dari waktu ke waktu.

Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi,
kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan
moneter, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
2. Kesempatan kerja.
3. Kestabilan harga.
4. Keseimbangan neraca pembayaran.
PEMBANGUNAN EKONOMI adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi

EKONOMI DUNIA ATAU EKONOMI GLOBAL secara umum merujuk ke ekonomi yang
didasarkan pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global juga dapat dipandang
sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional – yaitu ekonomi masyarakat setempat,
sehingga menciptakan satu ekonomi global. Ekonomi dunia dapat dievaluasi dengan berbagai
cara. Misalnya, tergantung model yang dipakai, penilaian yang dipakai dapat direpresentasikan
menggunakan mata uang tertentu, misalnya dolar AS tahun 2006 atau euro tahun 2005.

Ekonomi dunia tidak terpisahkan dari geografi dan ekologi Bumi, sehingga terdapat kesalahan
penyebutan istilah karena ekonomi dunia seharusnya tidak mencakup pertimbangan sumber daya
atau nilai apapun di luar Bumi, meski definisi dan representasi "ekonomi dunia" bermacam-
macam. Misalnya, ketika ada upaya yang bisa dilakukan untuk menghitung nilai kesempatan
daerah tambang yang belum terjamah di teritori yang belum diklaim di Antartika, kesempatan
yang sama di Mars tidak bisa dianggap sebagai bagian dari ekonomi dunia—bahkan jika saat ini
dieksploitasi dengan cara-cara tertentu—dan dapat dianggap sebagai nilai laten saja sebagaimana
properti intelektual yang belum tercipta, seperti penemuan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Jauh dari standar minimum nilai produksi, pemakaian, dan tukar di planet Bumi, definisi,
representasi, model, dan penilaian ekonomi dunia beragam bentuknya.

RG Squad, bentuk kerja sama antarnegara maju dan berkembang umumnya disebut kerjasama
ekonomi internasional, namun di dalamnya juga mencakup kerja sama dalam berbagai aspek
kehidupan.Yuk kita cari tahu apa saja bentuk kerja samanya di antara negara maju dan
berkembang.

A. Pengertian

1. Perdagangan internasional (ekspor impor); barang (barang konsumsi dan bahan baku)
maupun jasa (tenaga ahli dan konsultan).

2.Pertukaran sarana dan prasarana atau faktor-faktor produksi; tenaga kerja, teknologi
(mesin, peralatan, software), dan modal.
3. Hubungan utang piutang; timbul karena adanya kegiatan perdagangan internasional dan
pembayaran atas sarana dan prasarana produksi yang umumnya dilakukan dengan sistem kredit.

Sehingga dapat disimpulkan kerjasama ekonomi internasional adalah kerjasama ekonomi yang
timbul karena perdagangan internasional, pertukaran sarana dan prasarana produksi,
dan hubungan hutang piutang yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara-negara
lain, termasuk hubungan antar penduduk dari berbagai negara.

1. Membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan


kebodohan; misalnya pemberian bantuan makanan atau bantuan pendidikan.
2. Membebaskan bangsa-bangsa dari keterbelakangan ekonomi; bantuan modal,
bantuan teknik, dan transfer pengetahuan manajerial.
3. Memajukan perdagangan; membentuk badan kerjasama ekonomi regional maupun
multilateral.
4. Memajukan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang; memberi
kesempatan negara berkembang mengekspor barang dan jasanya dengan kemudahan
prosedur ekspor-impor, membantu promosi, serta mencarikan mitra usaha dari negara-
negara maju.

C. Bentuk Kerjasama

The World Economic Forum mengadakan Suistanable Development Impact Summit 2017,
New York-AS

Copyright: World Economic Forum/Ben Hider

- Berdasarkan Letak Geografis

 Kerjasama Ekonomi Internasional, kerjasama negara-negara dari berbagai belahan


dunia.

Contoh: Kerjasama di bawah naungan PBB, IMF, ECOSOC, dan IBRD.

 Kerjasama Ekonomi Regional, kerjasama beberapa negara dari suatu kawasan atau
wilayah tertentu.

Contoh: MEE, OPEC, AFTA

 Kerjasama Ekonomi Interregional, kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara yang


berada di suatu kawasan dengan negara-negara di kawasan lainnya.

Contoh: Kerjasama ASEAN dengan Uni Eropa.

- Berdasarkan Banyak Negara Peserta


 Kerjasama Ekonomi Bilateral, kerjasama yang hanya melibatkan dua negara.

Contoh: kerjasama Indonesia-Singapura, kerjasama Amerika Serikat-Jepang.

 Kerjasama Ekonomi Multilateral, kerjasama yang melibatkan lebih dari dua negara.

Contoh: ASEAN, AFTA, dan PBB.

vvv

Anda mungkin juga menyukai