Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

INDRIA OCTAVIANI

1. Latar belakang

Adanya globalisasi dan perdagangan bebas menyebabkan persaingan usaha


diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi ini menuntut perusahaan
untuk selalu mengembangakan strategi perusahaan agar dapat mempertahankan
eksistensinya, baik strategi jangka pendek maupun strategi jangka panjang.
Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan
kepentingan yang terkait. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai
cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya.
Melalui penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu
dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi
vertikal dari aktivitas operasional yang ada. Salah satu strategi yang dilakukan
perusahaan adalah dengan melakukan merger dan akuisisi. Perusahaan melakukan
merger dan akuisisi bertujuan untuk membuat skala bisnis menjadi lebih besar di
tengah kompetisi. Merger dan akuisisi merupakan alternatif investasi modal
pertumbuhan secara internal. Merger terjadi ketika dua organisasi yang berukuran
kurang lebih sama bersatu untuk membangun satu jenis usaha sedangkan akuisisi
terjadi ketika sebuah organisasi yang besar membeli suatu perusahaan yang lebih
kecil atau sebaliknya.

Kegiatan merger dan akuisisi pada suatu perusahaan merupakan salah satu cara
atau upaya untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan tanpa harus
membangun bisnisnya dari nol. Merger dan akuisisi merupakan kegiatan
penggabungan dua atau lebih perusahaan atau pengambilalihan kepemilikan atau
kekuasaan atas perusahaan lain. Merger dan akuisisi dalam konteks keilmuan dapat
didekati dari dua perspektif, yaitu dari disiplin keuangan perusahaan (corporate
finance) dan dari manajemen strategi (strategic management). Dari sisi keuangan
perusahaan merger dan akuisisi merupakan keputusan investasi jangka panjang
yang harus dianalisis dari segi kelayakan bisnisnya. Sedangkan dari perspektif
manajemen strategi, merger dan akuisisi merupakan salah satu alternatif strategi
pertumbuhan eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Alasan mengapa
banyak perusahaan di Indonesia melakukan kegiatan merger dan akuisisi salah
satunya karena perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi menganggap
dengan melakukan merger dan akuisisi mereka dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan jangka panjang, agar perusahaan tersebut dapat
meningkatkan nilai perusahaan, memaksimalkan kemakmuran atau kesejahteraan
bagi pemilik atau pemegang sahamnya. Namun perusahaan yang akan melakukan
kegiatan merger dan akuisisi harus memikirkan rencana tersebut secara matang
karena kenyataannya tidak semua kegiatan merger dan akuisisi dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan jangka Panjang.

Pada pengujian ini digunakan untuk menganalisis bagaimana sebenarnya


pengaruh kegiatan merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar
perusahaan apakah sesuai dengan anggapan perusahaan yang melakukan kegiatan
merger dan akuisisi agar perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan jangka panjang, Rasio – rasio yang digunakkan dalam pengujian ini
adalah Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), dan return saham.
2. Rumusan masalah
1) Dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan?
2) Faktor-faktor apa saja yang mendukung keberhasilan perusahaan dalam Merger
dan Akuisisi?
3) Perubahan apa saja yang terjadi di Perusahaan setelah terjadi merger dan akusisi
oleh Perusahaan?

3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Mengetahui dampak yang terjadi terhadap kinerja keuangan perusahaan
setelah merger dan akuisisi
2) Mempelajari bagaimana perusahaan berusaha untuk menerapkan merger
dan akuisisi
3) Menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam strategi
merger dan akuisisi Perusahaan
4) Mengidentifikasi perubahan dalam Perusahaan setelah terjadi proses
merger dan akuisisi

4. Hipotesa Penelitian
H11 : ada pengaruh terhadap kinerja keuangan setelah merger dan akuisisi
H12: ada pengaruh terhadap kondisi perusahaan setelah menerapkan merger dan
akuisisi
5. Landasan teori

a. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan
dan bahan acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan serupa
dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan penelitian yang sudah
melakukan terlebih dahulu mengkaji hal serupa antara lain :

No Peneliti Judul metodologi variable Hasil


1 Putri analisis pengaruh uji normalitas menggunakan variabel menyatakan
Novaliza dan merger dan akuisisi dan uji paired rasio likuiditas (Curret bahwa tidak ada
Atik Djajanti terhadap kinerja sample t-test. Ratio dan Quick perubahan yang
perusahaan Publik di Ratio), rasio aktivitas signifikan dari
Indonesia (Periode (Inventory Turnover kinerja keuangan
2004-2011). dan Total Asset perusahaan yang
Turnover), rasio melakukan
profitabilitas (Return merger dan
on Total Asset, Return akuisisi dilihat
on Equity, Net Profit dari rasio
Margin dan Operating keuangan.
profit Margin)

2 Ira, Rina dan analisis perbandingan Analisis yang berdasarkan rasio Menyatakan
Aspahani kinerja keuangan digunakan keuangan ROI, ROE, adanya penurunan
perusahaan sebelum dalam DER, TATO, CR, dan baik dalam ROE,
dan sesudah akuisisi penelitian ini EPS ROI setelah
(study pada adalah melakukan
perusahaan Wilcoxon akuisisi,
pengakuisisi yang signed rank sedangkan DER
terdaftar di BEI test, dan uji mengalami
periode 2000-2011. Manova peningkatan
setelah akuisisi

3 Hamidah dan Perbandingan kinerja analisis yang ROA, ROE, menyatakan


Manasye keuangan perusahaan digunakan Debt Ratio bahwa terdapat
Noviani sebelum dan sesudah dalam , EPS, TATO dan CR perbedaan C R
(2013) merger&akuisisi yang penelitian ini dua tahun
terdapat di bei periode adalah One sebelum dengan
2004-2006 Sample dua tahun sesudah
Kolmogorov merger dan
Smirnov untuk akuisisi.
uji normalitas
dan Paired
Sample T-Test
untuk uji
hipotesis
b. Kajian teori
• Conceptual framework
Alasan perusahaan melakukan
merger dan akuisisi

Perusahaan yang melakukan


Investor
merger dan akuisisi

Kinerja keuangan Kinerja keuangan


sebelum merger dan sesudah melakukan
akuisisi merger dan akusisi

Analisis deskriptif

Analisis data sekunder

Uji asumsi
a :

o Distribusi data normal


o Kecukupan data

Memenuhi tidak memenuhi

Uji statistik

Rasio keuangan:

1. Current Ratio
2. Total Assets Turn Over
3. Debt to Equity Ratio
4. Return On Asset
5. Return On Equity
6. return saham
Pembahasan
1. Pengertian merger dan akuisisi
Merger adalah salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan
menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata merger (latin) yang berarti
bergabung, bersama, berkombinasi yang menyebabkan hilangnya identitas akibat
penggabungan ini. Merger didefinisikan penggabungan usaha dari dua atau lebih
perusahaan yang pada akhirnya bergabung kedalam salah satu perusahaan yang
telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang
melakukan merger. Dengan kata lain bahwa merger adalah kesepakatan dua atau
lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang
tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas
atau bubar.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988
mendefinisikan merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah
ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. jadi dapat
disimpulkan bahwa Merger secara garis besar adalah suatu proses difusi atau
penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan
nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama
dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.

Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya


bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu
penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan yang
sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan
untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan memperluas
perusahaan secara keseluruhan.
Sementara akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris),
secara harfiah akuisisi mempunyai makna membeli atau mendapatkan
sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki
sebelumnya. dalam teminologi bisnis akuisisi dapat diartikan sebagai
pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu
perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang
terpisah (Moin, 2003).

Pada Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1998 tentang penggabungan,


peleburan dan pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akusisi adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk
mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Dalam PSAK
No.22 mendefinisikan akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan yaitu pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya
kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut.

Biasanya perusahaan pengakuisisi memliki ukuran yang lebih besar


dibandingkan dengan perusahaan terakuisisi. Kendali perusahaan yang dimaksud
dalam pengendalian adalah kekuatan untuk:

a. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan.


b. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.
c. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi.
2. Klarifikasi Merger :

Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,


yaitu:

1) Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama.
Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horisontal adalah untuk
mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui
penggabungan aktivitas produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan
pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal ini
adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut..
2) Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau
operasi. Merger dan akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok
dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
Merger dan akuisisi vertikal ini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi
kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration) dan integrasi
ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
3) Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan
akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha
mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula.
4) Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan
merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran
bagi produk masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar
sering dilakukan oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka
ekspansidan penetrasi pasar. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan
untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena kurang memberikan
fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar negeri.

5) Merger Ekstensi Produk


Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau
lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
Setelah merger perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini
produk sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas.

3. Motif yang mendorong perusahaan melakukan merger dan akuisisi

terdapat beberapa motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan


merger dan akuisisi, diantaranya :

1. Motif Ekonomi Esensi dari tujuan perusahaan, jika ditinjau dari perpektif
manajemen keuangan, adalah seberapa besar perusahaan mampu
menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang
saham. Merger dan akusisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu
seluruh aktivitas dan keputusan yang diambil oleh perusahaan harus
diarahkan mencapai tujuan ini.
2. Motif Sinergi Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah
merger dan akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-
masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan
melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih
elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga
gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar
dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika
mereka bekerja sendiri. Bentuk-bentuk sinergi disajikan berikut ini:

1. Sinergi Operasi : Sinergi operasi terjadi ketika perusahaan hasil


kombinasi mencapai efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan cara
pemanfaatan secara optimal sumberdaya perusahaan. Sehingga dengan
adanya merger ataupun akuisisi yang dilakukan perusahaan maka
diharapakan perusahaan dapat memasarkan produknya hingga kapasitas
penuh.
2. Sinergi Finansial : Sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil
merger dan akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu
mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah sehingga
biaya modal perusahaan semakin menurun.
3. Sinergi manajerial : Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer
kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan yang satu ke perusahaan
lain.
4. Sinergi teknologi : Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan
keunggulan teknik sehingga saling memetik manfaat.
5. Sinergi Pemasaran : Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
akan memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya produk,
bertambahnya lini produk yang dipasarkan, dan semakin banyak
konsumen yang bisa dijangkau.
3. Motif Diversifikasi Motif Diversifikasi dimaksud untuk mendukung
aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi
bersaing. Manfaat lain diversifikasi adalah seperti transfer teknologi dan
pengalokasian modal, sedangkan kerugian diversifikasi yaitu adanya
subsidi silang.
4. Motif Non-ekonomi Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan
bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang
bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa
berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Merger dan Akusisi

Keberhasilan atau kegagalan suatu merger dan akuisisi sangat


bergantung pada ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap
faktor-faktor penyelaras atau kompatibilitas antara organisasi yang akan
bergabung. Hitt (2002) mengemukakan beberapa konsep penting yang
mengarah pada keberhasilan atau kegagalan dalam merger dan akuisisi
diantaranya, pembiayaan, sumber-sumber daya komplementer, akuisisi
bersahabat/tidak bersahabat, penciptan sinergi pembelajaran organisasional
dan fokus pada bisnis inti. berikut Faktor-faktor yang dianggap memberi
kontribusi terhadap keberhasilan merger dan akuisisi yaitu :

1. Melakukan audit sebelum merger dan akuisisi.


2. Perusahaan target dalam keadaan baik.
3. Memiliki pengalaman merger dan akuisisi sebelumnya.
4. Perusahaan target relatif kecil.
5. Melakukan merger dan akuisisi yang bersahabat.
5. Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan merger, antara lain :

1. Economies of Scale Dengan melakukan merger dan akuisisi, perusahaan


dapat mencapai skala operasi yang ekonomis. Yang dimaksud dengan
skala yang ekonomis adalah skala operasi dengan biaya rata-rata terendah.
Skala ekonomis dapat dicapai dengan cara horizontal, vertical dan
conglomerate.
2. Memperbaiki Manajemen Beberapa perusahaan dikelola dengan cara yang
kurang efisien, akibatnya profitabilitasnya menjadi rendah. Kurangnya
motivasi untuk mencapai profit yang tinggi, kurangnya keberanian untuk
mengambil Risiko sering mengakibatkan perusahaan kalah dalam
persaingan yang semakin sengit. Dengan melakukan merger maka
perusahaan dapat mempertahankan karyawannya hanya pada tingkat yang
memang benar-benar diperlukan. Tidak jarang perusahaan memperoleh
manajer yang profesional dengan cara merger.
3. Penghematan Pajak Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh
penghematan pajak. Untuk itu lebih baik menggabungkan perusahaan lain
yang memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan yang profitable dapat lebih kecil.
4. Meningkatkan Corporate Growth Rate Melalui merger ataupun akuisisi
perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhannya. Hal ini dimungkinkan
karena penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang
lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi.
Adapun beberapa alasan perusahaan melakukan akuisisi antara lain :
1. Meningkatkan Market Power Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi
keseimbangan kompetisi industri.
2. Mengatasi Halangan Masuk Akuisisi mengatasi halangan masuk yang terlalu
mahal yang bisa membuat memulai usaha baru tidak menarik secara ekonomis.
3. Biaya dan Risiko Pengembangan Produk Baru yang Lebih Rendah Membeli
bisnis yang sudah mapan mengurangi risiko memulai bisnis baru.
4. Meningkatkan Kecepatan ke Pasar
5. Diversifikasi Cara yang cepat untuk pindah ke dalam bisnis di mana
perusahaan kurang pengalaman dalam industry.
6. Membentuk Kembali Cakupan Kompetisi Perusahaan bisa memakai akuisisi
untuk mencegah ketergantungan hanya terhadap satu atau beberapa produk
atau pasar saja.

6. Analisis kinerja keuangan perusahaan setelah dan sebelum melakukan


merger dan akuisisi

Merger dan akuisisi adalah tindakan strategis dari perusahaan untuk


mengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan
akuisisi dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja
keuangan. Perubahan perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan
merger dan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan
penampilan finansialnya.

Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan


mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Seperti telah diuraikan
sebelumnya perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi didasari motivasi
sinergi, nilai keseluruhan perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi,
yang lebih besar dari pada perusahaan yang motivasi sinergi lebih kecil.
Dimana dengan motivasi sinergi akan membawa perusahaan yang melakukan
merger dan akuisisi mengalami perbedaan yang positive pada kinerjanya, tanpa
motivasi sinergi maka perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi hanya
akan bertambah nilai assets saja namun kinerja perusahaan berpotensi menurun.

Sinergi yang terjadi pada perusahaan yang melakukan merger dan


akuisisi dapat tercemin dari kinerja perusahaan. Dari telah pustaka dimana
mendukung dirumuskannya hipotesi-hipotesi pemilihan, maka ditetapkan
kerangka pemikiran teoritis yang menyatakan kinerja perusahaan yang sinergis
setelah melakukan merger dan akuisisi dapat terukur dari rasio-rasio keuangan.
Rasio keuangan tersebut adalah rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar,
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh


laba dari penujualannya. Dimana jika terjadi sinergi yang baik maka secara
umum tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum
melakukan sinergi. Dimana margin pendapat bersih (NPM), serta return atas
aset (ROI) dan ekuitas (ROE) juga akan meningkat.

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan


mengelola aktivanya. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar
kecepatan aset-aset perusahaan dikelola dalam rangka menjalankan bisnisnya.
Dengan merger dan akusisi maka sharing tentang efektifitas perusahaan dapat
dilakukan sehingga dapat meningkatkan kefektifitasan perusahaan dapat
terjadi. Sehingga asset yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara
efektif (TATO).

Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan


dibanding dengan nilai buku. Lebih dari itu rasio ini mengukur bagaimana nilai
perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan nilai
perusahaan di masa lalu. Maka merger dan akuisisi yang diharapkan
mendatangkan keuntungan lebih pada perusahaan akan mempengaruhi
pendapatan yang diperoleh tiap lembar saham (EPS).
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang
segara jatuh tempo. Perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancarnya (CR)
mengindikasikan likuiditas perusahaan. Dengan penggabungan usaha maka
semestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek
akan meningkat.

Rasio solvabilitas merupakan variable dari kondisi keuangan yang


digunakan oleh menunjukkan besarnya hutang perusahaan dibanding dengan
asset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini mencerminkan bahwa
perusahaan memiliki kewajiban yang semakin besar (Debt Ratio). Banyak dari
rasio-rasio keuangan yang lain yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Berdasarkan tinjauan pustaka
serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio
keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas (NPM, ROI, ROE), rasio aktivitas
(TATO), rasio pasar (EPS), rasio likuiditas (CR) dan rasio solvabilitas.
Berikut beberapa nama perusahaan yang telah melakukan merger dan
akuisisi :

1. 27 April 2018 ✓ Badan Usaha Pengambilalih :


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
✓ Badan Usaha yang Diambilalih :
PT Anugerah Indofood Barokah Makmur

2. 5 juni 2018 ✓ Badan Usaha Pengambilalih : PT Astra Land Indonesia

✓ Badan Usaha yang Diambilalih :


PT Award Global Infinity

3. 21 desember ✓ Badan Usaha Pengambilalih: Mitsubishi Chemical


2018 Corporation
✓ Badan Usaha yang Diambilalih: PT ABC Plastindo

4. 11 maret 2019
✓ Badan Usaha Pengambilalih: PT Senagan Energi
✓ Badan Usaha yang Diambilalih: PT Patria Bakti Abadi

c. Kerangka teori

Kinerja keuangan sebelum


merger dan akuisisi (x1)

Perusahaan yang melakukan


merger dan akuisisi
Kinerja keuangan sesudah (Y)
melakukan merger dan akusisi
(x2)
6. Metode penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan analisis
data sekunder. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik. Metode penelitian kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian
yang membandingkan dua gejala atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti
membandingkan data-data keuangan peusahaan sebelum dan setelah merger dan
akuisisi. Penelitian kualitatif untuk menganalisis hasil penelitian tersebut.

Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber lainnya yang
berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, data dari internet, serta
literatur-literatur terkait yang mendukung penelitian. Populasi yang digunakan
adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
pernah melakukan merger dan akusisi, dan perusahaan tersebut mengumumkan
aktivitasnya. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non
probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling. Adapun
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

1) Perusahaan publik terdaftar di BEI.


2) Melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode terkini.
3) Perusahaan termasuk industri manufaktur dan industri lain selain
perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
4) Tersedia laporan keuangan untuk 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah
aktivitas merger dan akuisisi.
5) Tanggal dilakukan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas.
7. Sistematika penulisan

Penelitian ini pada umumnya dituliskan dalam beberapa bab yang akan
saling berhubungan satu sama lainnya, namun pada penulisan proposal
penelitian ini, penulis hanya menuliskan urutan-urutan dalam penulisan sebagai
berikut :

1. Latar Belakang Masalah


Bagian ini berisi mengenai fenomena kredit bermasalah yang terjadi
dalam institusi perbankan. Hal itu membuat penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai beberapa variable yang
bersangkutan dengan indikasi kredit bermasalah dalam penyaluran kredit
perbankan.
2. Rumusan Masalah
Bagian ini berisi pertanyaan mengenai apa yang akan diteliti. Dan pada
penulisan ini, penulis menuliskan 2 pertanyaan yang berkaitan dengan
variable yang akan diuji.
3. Tujuan Penelitian
Pada bagian ini, penulis menuliskan dua tujuan utama penulisan
proposal penelitian yang berkaitan dengan rumusan masalah yang dibuat.
4. Hipotesis Penelitian
Bagian ini berisi kalimat dugaan berupa jawaban sementara suatu
penelitian, yang nantinya akan diuji kebenarannya.
5. Landasan Teori
Pada bagian ini, berisi teori teori yang berhubungan langsung dengan
masalah yang akan diteliti dan berisi teori pendukung untuk memperkuat
dan membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat.
6. Metodologi Penelitian
Bagian ini berisi keterangan mengenai penelitian, seperti jenis data yang
digunakan,sumber data yang diperlukan, serta keterangan mengenai
variable-variable dan langkah-langkah metode pengujian yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
7. Sistematika Penulisan
Bagian ini berisi penjelasan singkat mengenai urutan penulisan proposal
penelitian.
8. Daftar Pustaka
Pada bagian ini tertera beberapa referensi dari sumber buku dan
penelitian terdahulu yang beberapa teorinya digunakan dalam penelitian ini.

8. Daftar Pustaka
1. Usadha, I Putu A. & Yasa, Gerianta W. (2009). Analisis Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan
Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.
2. Wbowo, Amin dan Pakereng, Milla, Yulita. 2012. Pengaruh Pengumuman
Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Akuisitor dan Non
Akuisitor Dalam Industri Yang Sama di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Vol. 16 Tahun 2012
3. Sylviana. 2013. Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger: Bukti
Empiris Dari Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Vol. 1 Nomer 2, Maret 2013.
4. http://www.kppu.go.id/id/merger-dan-akuisisi/publikasi-
pemberitahuan/pemberitahuan-merger-2019/

Anda mungkin juga menyukai