1
Electrical Energy Storage Systems: A Comparative Life Cycle Cost Analysis &
2
Pengaruh Efisiensi Energi Listrik Pada Sektor Industri Dan Komersial
Terhadap Permintaan Listrik Di Indonesia
Oleh : Kelompok 4
No Nama NIM
1 Antonius Andi Syahputra Halawa 4183540004
2 Ragil N Sitanggang 4181240006
3 Siti Rahmah 4182240002
4 Sri Rezeki Berutu 4181240009
JURUSAN FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada Penulis, sehingga Critical Journal Review ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan Penulis dalam menyusun Critical Journal Review ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sains Teknologi Dan
Masyarakat dan Critical Jurnal Review ini juga dapat digunakan sebagai bahan
diskusi, serta dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran mengenai materi .
Critical Journal Review ini kami susun dari berbagai bahan referensi
jurnal yang berhubungan dengan judul critical jurnal yang sebelumnya telah
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Sains Teknologi Dan Masyarakat
yakni, Bapak Irfandi, S.Pd., M.Si. Penulis berusaha seobjektif mungkin dalam
menyusun Critical Journal sederhana ini.
Penulis menyadari bahwa Critical Jurnal ini masih jauh dari kata
sempurna. Segala kritik konstruktif dan saran yang membangun selalu Penulis
harapkan demi penyempurnaan critical jurnal ini dikemudian hari. Semoga
Critical Journal Review ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Contents
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
REVIEW JURNAL....................................................................................................................4
PENUTUP................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan modern saat ini, listrik sudah berkembang menjadi
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dewasa ini, listrik telah dimanfaatkan
secara luas sebagai input bagi keberlangsungan bermacam bentuk aktivitas sosial
ekonomi di berbagai sektor, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun dalam
kegiatan produksi dan distribusi. Oleh karena peran strategisnya, listrik dianggap
sebagai tulang punggung bagi kesejahteraan dan kemajuan perekonomian, serta
sebagai mesin pertumbuhan, baik dalam tingkat domestik maupun global (Alter
dan Syed, 2011). International Energy Agency (IEA) menyebutkan bahwa energi,
terutama listrik, memainkan peran yang amat penting dalam mendukung
pembangunan sosial ekonomi di suatu negara (IEA, 2010).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengaruh Efisiensi Energi Listrik Pada Sektor Industri dan
Komersial terhadap Pemintaan Listrik di Indonesia
2. Mengetahui isi dari jurnal dan analisisnya
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kedua jurnal
3
BAB II
REVIEW JURNAL
2.1 Jurnal Pertama
1 Judul Pengaruh Efisiensi Energi Listrik Pada
Sektor Industri dan Komersial terhadap
Pemintaan Listrik di Indonesia
2 Jurnal Jurnal Ekonomi Kuantitatif
3 Volume 11
5 Tahun 1
6 Penulis Djini Mulyani, Djoni Hartono
7 Reviewer Kelompok 4
8 Tanggal 12 Oktober 2021
9 Abstract penelitian Konsumsi litrik Indonesia telah
berkembang pesat dalam satu dekade
terakhir. Total konsumsi listrik akan terus
tumbuh dengan tingkat pertumbuhan
yang lebih cepat. Kebutuhan listrik
agregat dapat dikurangi melalui efisiensi
konsumsi listrik di sektor industri dan
komersial.
Asessment Data Pendekatan Panel dinamis pada data
panel dari 31 provinsi di Indonesia
selama periode 20.014-2.013
Kata Kunci Agroindustri, pajak ekspor, PDB, CGE
10 Pendahuluan
Latar Belakang dan Listrik sudah berkembang menjadi
Teori kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Listrik telah dimanfaatkan secara lusa
sebagai input bagi keberlangsungan
bermacam bentukaktivitas sosial ekonomi
di berbagai sektor, baik untuk kebutuhan
konsumsi maupun dalam kegiatan
produksi dan distribusi. Listrik dianggap
sebagai tulang punggung bagi
kesejahteraan dan kemajuan
perekonomian, serta sebagai
masinpertumbuhan, baik dalam tingkat
demstik maupun global (Alter dan Syed,
2011). International Energy Agency
(IEA) menyebutkan bahwa energi,
terutama listrik, memainkan peran yang
amat penting dalam mendukung
pembangunan sosial ekonomi di suatu
negara (IEA, 2010).
Jumlah penduduk semakin bertambah,
peningkatan berbagai aktivitas dan
penggunaan sarana kehidupan yang
4
membutuhkan listrik, maka energi listrik
akan terus mengalami peningkatan.
Permintaan listrik yang tidak diimbangi
oleh suplai listrik yang memadai akan
berdampak pada kurangnya pasokan
listrik. Ini akan mengganggu aktivitas
perekonomian karena kebutuhan listrik
diberbagai sketor yang tidak tercukupi
secara optimal. Oleh sebab itu,
pertumbuhan pemakaian energi listrik
harus dapat dikelola dengan baik. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga
keseimbangan antara penyediaan pasokan
listrik dengan pertumbuhan permintaan
listrik, sehingga kesinambungan pasokan
listrik lebih terjamin guna menunjang
perekonomian nasional
Teori - Pengertian dan Defenisi
Efisiensi Energi
Efisiensi energi dapat dilihat dari dua
indikator, yaitu elastisitas energi dan
intensitas energi. Elastisitas energi dapat
diukur melalui perbandingan antara
pertumbuhan konsumsi energi dengan
pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik
Bruto (PDB) atau Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)). Sedangkan,
intensitas energi adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk menghasilkan
satu satuan unit PDB atau PDRB (Dewan
Energi Nasional, 2014). Dalam
pengertian lain, rasio PDB atau PDRB
terhadap pemanfaatan energi (yang
merupakan invers dari intensitas energi)
menggambarkan efisiensi energi suatu
negara atau wilayah.
Efisiensi energi didefinisikan sebagai
pemanfaatan energi secara rasional dan
bijaksana tanpa mengurangi energi yang
benar-benar dibutuhkan dalam
menunjang pembangunan (Departemen
ESDM, 2005). Definisi ini juga
mengandung arti bahwa penghematan
penggunaan energi yang berakibat pada
terganggunya pembangunan bukan
merupakan efisiensi energi.Efisiensi
energi listrik di sektor industri dapat
diukur melalui rasio antara nilai tambah
5
rill sektor industri. Efisiensi di sektor
komersial juga dapat diukur dengan
perbandingan antara nilai tambah rill
sektor komersial terhadap konsumsi
listrik pada sektor komersial. Semakin
besar nilai rasio, maka semakin efisien
penggunaan energi listrik.
- Energi listrik di sektor industri
industri menggunakan tenaga penggerak
mesin dan peralatan penanganan material
(material handling equipment) dalam
proses produksinya (BPPT, 2012).
Penggunaan energi di sektor industri
sangat bergantung pada aktivitas dalam
menghasilkan produk. Efisiensi energi
listrik dapat pula berbentuk efficiency
retrofits, yakni instalasi yang sudah ada
mengalami perbaikan dengan cara
mengganti komponen-komponen yang
tidak efisien dengan komponen-
komponen yang hemat energi. Teori
Efisiensi Produksi serta Hubungannya
dengan Efisiensi Energi Listrik dan
Konsumsi Listrik Bagi sektor usaha
(industri dan komersial), selain tenaga
kerja (labor), stok kapital (K) dan energi
listrik (E) merupakan input yang amat
dibutuhkan untuk menghasilkan output
(barang dan jasa).
- Spesifikasi Model
6
merupakan hasil modifikasi dan
pengembangan model yang mengacu
pada penelitian Lin (2003) serta
Atakhanova dan Howie (2007).
- Metode Estimasi
7
dinamis adalah adanya korelasi antara lag
variabel dependen yang dijadikan sebagai
regresor dengan komponen error. Pada
pendekatan AB-GMM, model panel
dinamis ditransformasi terlebih dahulu ke
dalam bentuk first-difference untuk
menghilangkan efek individu dan
memungkinkan lag variabel-variabel
penjelas endogen pada level menjadi
variabel instrumen yang tepat asalkan
tidak berkorelasi serial dengan error
(Hansen, 1982).
8
pendek. Sementara nilai koefisien jangka
panjang dapat diperoleh sesuai
perhitungan pada Persamaan (3.4).
Selanjutnya, koefisien jangka panjang
yang didapat untuk setiap variabel
ditampilkan pada Tabel 4.2.
Pembahasan
Pengaruh Efisiensi Energi Listrik
terhadap Permintaan Listrik
efisiensi energi listrik di sektor industri
memberi pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan permintaan listrik
agregat pada α = 1%. terjadi peningkatan
efisiensi energi listrik di sektor industri
sebesar 1%, maka akan menyebabkan
permintaan listrik turun sebesar 0,2296%
dalam jangka pendek dan penurunan
tersebut mencapai 0,3191% di jangka
panjang (ceteris paribus).
efisiensi energi listrik di sektor komersial
berpengaruh signifikan terhadap
penurunan permintaan listrik agregat
pada α = 1%.
jika terjadi peningkatan efisiensi energi
listrik di sektor komersial sebesar 1%,
maka akan menyebabkan permintaan
listrik turun sebesar 0,0848% dalam
jangka pendek dan penurunan tersebut
mencapai 0,1179% di jangka panjang
(ceteris paribus). Hal ini menunjukkan
bahwa upaya peningkatan efisiensi energi
listrik di sektor komersial juga dapat
dijadikan faktor yang memberi pengaruh
pada turunnya permintaan listrik agregat.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa
koefisien efisiensi energi listrik pada
sektor industri dan komersial
berpengaruh negatif dan signifikan
9
terhadap permintaan listrik.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila
suatu negara atau wilayah yang
mengalami kenaikan PDB atau PDRB
riil, sementara di sisi lain mampu
mempertahankan atau bahkan
menurunkan konsumsi energi listriknya
untuk aktivitas ekonomi (seperti aktivitas
industri dan komersial), dapat dikatakan
negara atau wilayah tersebut cukup
berhasil dalam melakukan efisiensi
energi listrik.
efek penurunan permintaan listrik yang
ditimbulkan dari adanya upaya efisiensi
energi listrik di sektor industri dan
komersial belumlah cukup untuk
mengatasi pengaruh dari faktor-faktor
lainnya yang cenderung mendorong
naiknya permintaan listrik yang lebih
besar.
- Pengaruh Harga Riil Listrik
terhadap Permintaan Listrik
harga riil listrik terhadap konsumsi energi
listrik memiliki tanda koefisien negatif
dan signifikan pada α = 5%.
bila terjadi peningkatan efisiensi energi
listrik di sektor industri sebesar 1% maka
akan menyebabkan penurunan harga riil
listrik sebesar 0,3058% dalam jangka
pendek dan penurunan tersebut mencapai
0,4249% di jangka panjang (ceteris
paribus).
naiknya harga atau tarif listrik memberi
pengaruh signifikan pada penurunan
permintaan listrik. elastisitas pendapatan
(PDRB) riil terhadap permintaan listrik
dalam jangka pendek sebesar 0,4856
yang signifikan pada α = 1%. Nilai
elastisitas ini menjelaskan bahwa dalam
jangka pendek, peningkatan pendapatan
sebesar 1% (ceteris paribus) akan
direspons oleh kenaikan permintaan
listrik sebesar 0,4856%. Sementara itu,
nilai elastisitas pendapatan terhadap
konsumsi listrik dalam jangka panjang.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang, jika terjadi kenaikan
pendapatan sebesar 1% (ceteris paribus),
10
maka akan meningkatkan permintaan
listrik sebesar 0,6748%. Hal ini sesuai
dengan teori elastisitas pendapatan yang
terkait dengan barang normal, mengingat
energi listrik diasumsikan sebagai barang
normal
untuk memenuhi target output yang
dihasilkan, diperlukan input energi listrik
yang cukup besar. Dengan demikian,
kenaikan pendapatan atau pertumbuhan
ekonomi akan mendorong permintaan
energi listrik yang semakin besar (Fatai et
al., 2004; Narayan dan Smyth, 2005; dan
Sa’ad, 2009).
Pengaruh Perubahan Struktur
Ekonomi terhadap Permintaan Listrik
Konsumsi listrik yang semakin besar
dikarenakan adanya kecenderungan
peningkatan aktivitas di sektor non-
primer, yakni kegiatan industri dan
komersial yang cenderung lebih
menyedot penggunaan energi listrik
dibandingkan dengan kegiatan di sektor
primer aktivitas di sektor industri
memiliki hubungan positif dan signifikan
pada α = 1%. Begitu pun dengan aktivitas
di sektor komersial yang juga memberi
pengaruh positif dan signifikan pada α =
1%. Hasil estimasi mengindikasikan
bahwa setiap kenaikan aktivitas di sektor
industri manufaktur sebesar 1% akan
meningkatkan permintaan listrik dalam
jangka pendek sebesar 0,0608% dan di
jangka panjang sebesar 0,0844% (ceteris
paribus). Sementara itu, untuk setiap 1%
peningkatan aktivitas sektor komersial
menyebabkan terjadinya kenaikan
permintaan listrik sebesar 0,0175% pada
jangka pendek dan sebesar 0,0175% di
jangka panjang (ceteris paribus)
- Pengaruh populasi terhadap
permintaan listrik
Hasil estimasi menampilkan bahwa
populasi penduduk berdampak positif dan
signifikan terhadap permintaan listrik
pada α = 1%. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin bertambah jumlah
penduduk, maka akan semakin
11
mendorong permintaan listrik yang lebih
besar. Hasil estimasi memperlihatkan
bahwa setiap peningkatan 1% jumlah
penduduk akan menaikkan permintaan
listrik sebesar 0,8355% dalam jangka
pendek dan mencapai 1,1609% di jangka
panjang (ceteris paribus). Bertambahnya
populasi memengaruhi peningkatan
penggunaan energi listrik, karena
kebutuhan listrik yang semakin
meningkat untuk aktivitas produksi,
distribusi, dan konsumsi
13 Kesimpulan
12
panjang, dibandingkan faktor
lainnya.
14 Analisis Jurnal
Kelebihan jurnal
13
h. Tahun : 2015
III. Isi Jurnal:
a. Latar Belakang Masalah Jurnal
Penyebaran skala besar energi terbarukan intermiten (yaitu energi angin
dan PV surya) mungkin memerlukan tantangan baru dalam sistem tenaga
dan lebih banyak volatilitas harga listrik di pasar listrik yang diliberalisasi.
Penyimpanan energi dapat mengurangi ketidakseimbangan ini,
mengurangi kemacetan grid, dan mempromosikan generasi terdistribusi.
Implikasi ekonomi dari teknologi penyimpanan energi listrik skala grid
namun tidak jelas bagi para ahli, operator jaringan listrik, regulator, dan
produsen listrik. Analisis techno-ekonomi atau biaya-manfaat yang teliti
dari sistem penyimpanan listrik memerlukan data biaya yang konsisten
dan diperbarui dan kerangka analisis biaya holistik.
b. Tujuan Dan Manfaat Riset
Untuk tujuan ini, penelitian ini secara kritis meneliti literatur yang ada
dalam analisis biaya siklus hidup sistem penyimpanan listrik skala utilitas,
menyediakan basis data terbaru untuk elemen biaya (biaya modal, biaya
operasional dan pemeliharaan, dan biaya penggantian). Selain itu, biaya
siklus hidup dan biaya listrik yang merata oleh penyimpanan energi listrik
dianalisis.
c. Variabel Yang Diteliti
Analisis biaya siklus hidup sistem penyimpanan listrik skala utilitas. Biaya
siklus hidup dan biaya listrik yang merata oleh penyimpanan energi listrik
dianalisis.
d. Teori Yang Digunakan
Teori ketidakpastian.Teknologi penyimpanan energi yang diperiksa
termasuk penyimpanan tenaga air yang dipompa, penyimpanan energi
udara terkompresi (CAES), roda gila, baterai elektrokimia (misalnya
timbal-asam, NAS, Li-ion, dan Ni-Cd), baterai aliran (misalnya vanadium-
redox), penyimpanan energi magnetik superkonduktor, superkapasitor, dan
penyimpanan energi hidrogen (daya ke teknologi gas).
e. Metode Penelitian
Menggunakan Metode Monte Carlo
14
f. Hasil Penelitian
Hasilnya menggambarkan ekonomi sistem penyimpanan yang berbeda
untuk tiga aplikasi utama: penyimpanan energi massal, layanan dukungan
T &D, dan regulasi frekuensi.
g. Kesimpulan
LCC dari berbagai teknologi EES skala grid dianalisis dengan melakukan
tinjauan ekstensif terhadap literatur yang ada, mengingat ketidakpastian
dalam data biaya dan parameter teknis. Hasilnya menunjukkan bahwa
estimasi biaya / proyeksi sistem EES agak tersebar dan tidak konsisten di
antara referensi yang berbeda. Estimasi biaya bergantung pada asumsi dan
skala ukuran, kasus untuk sebagian besar sistem baterai, yang mengurangi
konsistensi di antara berbagai sumber data. Sebagian besar sistem EES
berada dalam tahap formatif komersialisasi dan pabrik komersial tersebut
terutama spesifik lokasi yang menghasilkan lebih banyak inkonsistensi
dalam data biaya. Oleh karena itu, analisis LCC yang kuat harus
memperhitungkan ketidakpastian.
15
Pada pencapaian tujuan penelitian, sesuai dengan kasus yang diungkap
dalam penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga tidak
ada masalah maupun kekurangan dalam pencapaian tujuan penelitian yang
dilakukan.
c. Manfaat Penelitian
Manfaat dari jurnal penelitian cukup mutakhir dan jelas. Sehingga manfaat
jurnal penelitian ini tidak ada kekurangan.
d. Kemutakhiran Teori- Teori Yang Digunakan
Dari jurnal yang saya baca ini, kohesinya sudah cukup baik materinya
cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-journal. Jadi
penulis memaparkan isi dengan singkat disetiap judulnya, dan
mengembangkan point-point kecil yang penting untuk dikaji. Materi yang
dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan
isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa
jurnal sudah cukup mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat
jelas dan kekinian Masa modern ini.
e. Kemutakhiran Bahan Rujukan/Bacaan Yang Digunakan
Kemutakhiran rujukan yang digunakan dalam penelitian cukup
mutakhir dan sesuai dengan masalah-masalah terkait penelitian Electrical
energy storage systems: A comparative life cycle cost analysis, dan
rujukan yang digunakan peneliti mengembangkan point-point penting
yang dikaji berdasarkan penelitian yang dilakukan. Hanya saja rujukan
yang digunakan dalam penelitian kurang update 5 tahun terakhir dimana
adanya permasalahan baru yang serupa dengan penelitian yang dilakukan
ataupun teori-teori baru dalam mendukung suatu penelitian. Akan tetapi
jurnal ini sangat baik digunakan sebagai rujukan, referensi untuk penelitian
dan mahasiswa di perguruan tinggi. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya
karena penulis mencantumkan referensi yang akurat sehingga jurnal
tersebut sangat memikat dan terindek, terakreditasi secara nasional.
16
2.3 Jurnal Ketiga
1 Judul Transformasi Budaya Sains dan
Teknologi Membangun Budaya
Kreativitas
2 Jurnal Jurnal Sosio Teknologi
3 Volume 2
5 Tahun 2014
6 Penulis Yasraf Amir Pilingan
A. Pendahuluan
17
berperan besar dalam mendefinisikan apa yang disebut sebagai „realitas‟ di dalam
sebuah kebudayaan.
Kendala budaya yang (tidak ditanamkan sejak dini, yaitu (1) kehendak
berpikir (bebas), (2) budaya riset, (3) kehendak inovasi dan prestasi, (4)
penyimpangan modal intelektual (intellectual capital, habitus yang tidak sehat
dengan segala modal di dalamnya).Habitus tidak mendukung perkembangan sains
dan teknologi.Tidak ada kehendak, hasrat, atau niat untuk manghasilkan inovasi.
Modal intelektual selama ini cenderung dijadikan sebagai cara mencari
popularitas, keuntungan ekonomi (komersialisasi). Perbincangan mengenai relasi
antara sains, teknologi, dan kebudayaan menyangkut dua wilayah sistem nilai
(value system), yaitu sistem nilai di dalam proses pencipta teknologi, dan sistem
nilai dalam penggunaan dan penerimaan teknologi. Dalam hal ini, dapat
dibedakan antara nilai budaya Indonesia pada umumnya, yang secara umum,
18
disebut „budaya nonteknologis‟ (non-technological culture)—yang di dalamnya
termasukbudaya agraris (agrarian culture)—dan nilai-nilai yang mendukung
penciptaan teknologi yang berasal dari dunia Barat (technological culture).
Berbagai kegagalan masa lalu menyangkut relasi sains dan teknologi dan
peradaban yang diakibatkan oleh berbagai benturan nilai dibaliknya, menuntut
upaya lebih serius dalam melakukan pemikiran ulang terhadap teknologi
(rethinking technology).Sains dan teknololgi harus selalu dipertanyakan.Meskipun
demikian, pertanyaan itu semestinya tidak hanya menyangkut kegunaan pragmatis
teknologi (aksiologis).Akan tetapi, harus menghujam lebih dalam
mempertanyakan makna (meaning) dan hakikat teknologi (essence) dalam
kaitannya dengan peradaban bangsa. Teknologi tidak hanya harus „dijelaskan‟
berdasarkan sebuah „penjelasan ilmiah‟ (explanation), tetapi lebih jauh lagi harus
„ditafsirkan‟ melalui sebuah cara „pemahaman‟ (understanding), yaitu mencoba
membentangkan maknanya yang paling dalam. Oleh karena itu, „makna‟ adalah
dari dan untuk manusia, pendekatan dalam „pemahaman makna‟ teknologi tidak
dapat lagi bersandar pada pendekatan sains dan teknologi itu sendiri, melainkan
pendekatan yang berbasis pada ilmu kemanusiaan (humanity).Salah satu ilmu
kemanusiaan yang mempunyai perhatian khusus terhadap makna adalah
hermeneutika (hermeneutics). Hermeneutika, sebagai ilmu tentang makna „teks‟,
dapat membentangkan „makna teknologi‟ yang paling dalam, yang tidak dapat
dicapai lewat pendekatan „ilmiah‟ semata. Martin Heidegger adalah salah seorang
pemikir hermeneutika-eksistensialis yang mempunyai perhatian khusus terhadap
„makna‟ dan „hakikat‟ teknologi. Dalam tulisannya The Question Concerning
Technology, Heidegger (1971) menjelaskan hakikat teknologi (essence of
technology), sebagai sesuatu yang tidak bersifat teknologis—yaitu cara berpikir
teknisinstrumental—melainkan cara membentangkan totalitas „ada‟ (being) atau
eksistensi.
19
Loncatan teknologi (technological leap)—yaitu masuk secara langsung ke
dalam teknologi tinggi (high technology), sebagaimana dilakukan Orde Baru—
terbukti telah mengalami kegagalan, khususnya disebabkan tidak harmonisnya
teknologi itu dengan budaya masyarakatnya sehingga menciptakan berbagai
bentuk ketercerabutan dari akar-akar budaya, marginalisasi pengetahuan
indigenous (pertanian dan maritim), keterasingan dan alienasi masyarakat dari
teknologi, mitologisasi teknologi, serta berbagai bentuk hiperrealitas kultural yang
di hasilkannya. Teknologi lalu tidak saja tercerabut dari tanahnya (lingkungan
hidup), tetapi juga dari manusianya. Berpikir ulang tentang teknologi, serta
reinterpretasi terhadap hakikat teknologi itu merupakan langkah awal dalam
melihat peran baru sains dan teknologi pada masa depan dalam konteks
pembangunan peradaban. Sebuah imagining Indonesia di masa depan harus
disusun,dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu di dalam bingkai the third
culture. Berbagai alternatif skenario masa depan relasi sains dan teknologi dan
peradaban—untuk merealisasikan imajinasi di atas—perlu dibuat dalam rangka
mengantisipasi berbagai perubahan dan konstelasi sains dan teknologi masa
depan. Berbagai alternatif paradigma harus dikembangkan sebagai model wacana
menuju imajinasi itu.Berbagai mentalitas baru harus pula disiapkan, bukan dalam
rangka mengikuti determinasi teknologi, melainkan bersikap proaktif-kritis
terhadapnya.
20
melibatkan semua kapasitas tersebut (Tabrani, 2006:16).Kreativitas berbeda pula
dari „inovasi‟.Bila kreativitas adalah sebuah „kapasitas pikiran‟, „inovasi‟ adalah
produknya, berupa ide atau gagasan baru. „Talenta‟ adalah kemampuan bawaan,
yang mendukung kreativitas, meskipun orang bertalenta belum tentu kreatif.
„Jenius‟ adalah orang yang cemerlang (brilliant) sekaligus kreatif.
1. Kelebihan Jurnal
Pada jurnal 3 Peletakkan materi sudah tepat sehingga lebih mudah untuk
dipahami.
Dari aspek isi jurnal, jurnal 3 memuat konsep dan matetamtis cukup detail
disampaikan dalam jurnal dan pembagiannya masih cukup luas.
2. Kekurangan Jurnal
21
Pada jurnal 3 Terdapat beberapa spasi dalam penulisan jurnal yang terlalu
jauh sehingga membuat penampilan jurnal cukup berantakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelebihan dan kekurangan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di
berbagai tulisannya, namun pastilah ada beberapa kelebihan yang
menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal tersebut
adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul
dalam jurnal tersebut yang lengkap dan menyeluruh, begitu pula dengan
kelemahan yang terdapat dalam jurnal.
22
3.2 Saran
Saran untuk jurnal ini, pada latar belakang agar dipersingkat dengan
bahasa yang mudah dimengerti. Jurnal ini sudah layak digunakan dan
layak dijadikan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
23
Zakeri, B., & Syri, S. (2015). Electrical energy storage systems: A comparative
lifeZakeri, B., & Syri, S. (2015). Electrical energy storage systems: A
comparative life cycle cost analysis. Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 42(August), 569–596. https://doi.org/10.1016/j.rser.20. Renewable
and Sustainable Energy Reviews, 42(August), 569–596.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2014.10.011
24