Anda di halaman 1dari 47

MODUL

MANAJEMEN UMKM DAN KOPERASI

Penulis :
Yulia Mujiaty
Ajat Sudrajat

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
BAB II DASAR– DASAR KEWIRAUSAHAAN ................................................................... 3
2.1 SIAPAKAH WIRAUSAHAWAN ............................................................................ 3
2.2 MANFAAT KEWIRAUSAHAWAN ....................................................................... 4
2.3 POTENSI KEKURANGAN MENJADI WIRAUSAHAWAN .............................. 4
2.4 KEKUATAN BISNIS KECIL .................................................................................. 6
2.5 MENGAPA BISNIS KECIL GAGAL dan BAGAIMANA
MENGATASINYA? .................................................................................................. 6
BAB III MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEWIRAUSAHAAN
3.1 MENGGAPAI KEUNGGULAN BERSAING ....................................................... 7
BAB IV BENTUK – BENTUK KEPEMILIKAN DAN WARALABA ............................. 11
4.1 BENTUK KEPEMILIKAN .................................................................................... 12
4.2 KELEBIHAN USAHA PERSEORANGAN .......................................................... 13
4.3 KELEMAHAN DARI USAHA PERSEORANGAN ............................................ 13
4.4 KEMITRAAN .......................................................................................................... 14
BAB V BENTUK – BENTUK LAIN KEPEMILIKAN ...................................................... 15
5.1 PERSEROAN ........................................................................................................... 15
5.2 WARALABA ............................................................................................................ 15
5.3 JENIS – JENIS WARALABA ................................................................................ 16
5.4 KEUNTUNGAN MEMBELI WARALABA ......................................................... 16
5.5 KELEMAHAN MEMBELI WARALABA ........................................................... 16
5.6 KEUNTUNGAN KEMITRAAN ............................................................................ 18
5.7 KELEMAHAN KEMITRAAN .............................................................................. 18

i
5.8 KEMITRAAN KOMANDITER ............................................................................. 19
5.9 KEMITRAAN KOMANDITER UTAMA ............................................................. 20
5.10 PERSEROAN ......................................................................................................... 20
5.11 CARA MENDIRIKAN PESEROAN ................................................................... 20
BAB VI WARALABA DAN HUKUM .................................................................................. 22
6.1 CARA MEMBELI WARALABA .......................................................................... 24
BAB VII KOPERASI SIMPAN PINJAM ............................................................................ 26
7.1 PENGERTIEN KOPERASI SIMPAN PINJAM ................................................ 26
7.2 MODAL KOPERASI SIMPAN PINJAM ............................................................ 26
7.3 FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM .............. 27
BAB VIII PENGERTIAN UMKM DAN KOPERASI ........................................................ 29
8.1 PENGERTIAN UMKM ......................................................................................... 29
BAB IX MANAJEMEN KOPERASI ................................................................................... 31
9.1 PENGERTIAN MANAJEMEN ............................................................................ 31
9.2 PENGERTIAN KOPERASI .................................................................................. 33
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………………..43

ii
KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Allah SWT karena sebagai dosen dapat diberikan kesempatan untuk
membuat modul Manajemen UMKM dan Koperasi.

Dan berterima kasih kepada kedua orang tua, suami dan anak – anak saya yang telah
memberikan semangat untuk membuat modul mata kuliah Manajemen UMKM dan Koperasi
untuk dapat memahami dan mempelajari tentang UMKM dan Koperasi sebagai salah satu
kewajiban seorang dosen untuk memenuhi kinerja dan jabatan fungsional serta serdos.

Mengamati perkembangan Manajemen UMKM dan Koperasi membandingkannya


dengan negara lain dan negara Indonesia dalam praktik, saya sebagai dosen termotivasi untuk
memberikan sumbangan pemikiran melalui modul ini agar mahasiswa dapat mengetahui dan
sebagai referensi dari beberapa referensi yang sudah ada sebagai tambahan untuk referensi.

Saya sebagai dosen berharap modul mata kuliah ini dapat menjadi acuan dan
pembelajaran bagi mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang mata kuliah
UMKM dan Koperasi.

Sebagai dosen menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat di harapkan demi perbaikan-
perbaikan ke depan.

iii
BAB 1PENDAHULUAN

Koperasi merupakan badan usaha yang cukup strategis dalam mencapai tujuan ekonomis
yang berdampak terhadap masyarakat global. Koperasi juga lembaga yang menjadi dasar
ekonomi dari orang-orang yang memiliki kepentingan relatif sama untuk berkumpul membentuk
organisasi untuk meningkatkan tarap kesejahteraannya.

Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok dengan spirit masyarakatnya, yaitu
azas kekeluargaan. Kekeluargaan adalah azas yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia dan telah akar dalam jiwa bangsa Indonesia (Hadhikusuma ; 2000).

Asas kekeluargaan menunjukkan kepada individu-individu yang tergabung dalam sebuah


komunitas. Individu yang tergabung dalam komunitas akan melakukan hubungan dengan
anggota komunitas lain. Individu-individu yang saling berhubungan akan menjadi sebuah
komunitas. Dari komunitas yang padu dengan memiliki tujuan, norma, prilaku yang sama tentu
akan mendukung pencapaian tujuan dari komunitas dalam hal ini koperasi itu sendiri.

Sejak zaman pemerintahan penjajahan Hindia Belanda koperasi telah dikenalkan, bahkan
Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12
Juli 1947 melalui Kongres Koperasi di Tasikmalaya.

Di Indonesia, pemberdayaan koperasi menjadi salah satu upaya dalam mengurangi


pengangguran dan mengentaskan kemiskinan melalui program-program pemberdayaan ekonomi
rakyat. Upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah adalah untuk dapat menghasilkan program dan kebijakan yang dapat mendukung
tumbuh dan berkembangnya koperasi.

Dalam usaha pemulihan di bidang ekonomi, sesungguhnya peran Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah ini sangat menjadi tumpuan. Krisis nilai tukar dan kemudian

membawa krisis hutang luar negeri, telah membuka mata semua pemerhati ekonomi
bahwa fundamental ekonomi yang semula diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur. Karena

1
masih kurangnya pemahaman tentang Perkoperasian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Indonesia.

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah juga turut dalam upaya pengembangan
termasuk dalam aspek seperti peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen,
organisasi dan teknologi, kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan,
informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim usaha yang sehat yang
mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat

Dengan paparan diatas, penulis tertarik akan mencoba membuat tulisan tentang
Kewirausahaan, Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

2
BAB II
DASAR– DASAR KEWIRAUSAHAAN

2.1 SIAPAKAH WIRAUSAHAWAN

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang meciptakan sebuah bisnis baru dengan
mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikannya.
Beberapa rangkuman ringkas mengenai profil wirausahawan:
1. Menyukai tanggung jawab
Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat
mereka terlibat. Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan sumber-sumber daya
mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita
yang telah ditetapkan sendiri.
2. Lebih menyukai risiko menengah
Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan seorang pengambil
resiko yang diperhitungkan.
3. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil
Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemempuan untuk berhasil.
4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus-menerus mencari
pengukuhan.
5. Tingkat energy yang tinggi
Wirausahawan lebih energitik dibandingkan orang kebanyakan. Enrgik ini merupakan
factor penentu mengingt luar biasa bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suau
perusahaan.
6. Orientasi ke depan
Wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat
kedepan dan tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan
lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.

3
2.2 MANFAAT KEWIRAUSAHAWAN

Penelitian menunjukkan bahwa para pemilik bisnis kecil percaya bahwa bila mereka
bekerja lebih keras, mereka akan menghasilkan lebih banyak uang dan akan lebih berbahagia
daripada bekerja di perusahaan besar.

2.3 POTENSI KEKURANGAN MENJADI WIRAUSAHAWAN

Meskipun pemilik bisnis mendapatkan banyak keuntungan dan memperoleh banyak


peluang, siapapun yang berencana memasuki dunia .kewirausahaan harus menyadari adanya
potensi kekurangan.

Sebenarnya setiap orang memiliki potensi menjadi wirausahawan. Meskipun demikian


ada kelompok – kelompok tertentu yang dapat cepat masukm dalam kegiatan kewirausahawan.

1. Wirausahawan wanita
Meskipun telah doperjuangkan selama bertahun tahun secaraf legislative, wanita tetap
mengalami diskriminasi ditempat kerja. Meskipun demikian bisnis kecil telah menjadi
pelopor dalam menawarkan peluang dibidang ekonomi baik pekerjaan maupun
kewirausahawan.

2. Perusahaan Minoritas
Seperti juga wanita kini lebih banyak kaum minoritas yang lebih memilih menjadi
wirausahawan daripada sebelumnya.

3. Wirausahawan Imigran
Amerika selalu menjadi tempat berkumpulnya bermacam – macam budaya dan banyak
pendatang yang tertarik pada negeri ini karena kebebasan ekonominya.

4
4. Wirausahawan Paruh Waktu
Memulai bisnis paruuh waktu masuk yang merupakan pintu masuk yang popular untuk
menjadi wirausahawan.

Bisnis dirumah berkembang cepat, para wirausahawan menjalankan 27,1 juta bisnis dari
rumah-rumah mereka oleh para ahli pemasaran kecenderungan ini diistilahkan “Home
Coming” dan peringkat mereka tumbuh dengan sangat cepat.

5. Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah suatu bisnis uang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga
yang mengendalikan keuangan perusahaan. Perusahaan keluarga adalah suatu bagian
terpadu dari perekonomian kita.

6. Wirasutri
Wirasutri adalah pasangan suami istri wirausahawaan yang bekerja bersanma sebagai
rekan kerja dalam bisnis mereka.
Wirasutri yang berhasil belajar membangun landasan hubungan kerka yang sukses
sebelum mereka mendirikan bisnis. Beberapa sifat yang mereka andalkan mencaup:
a. Membuat penilaian apkah kepribadian mereka akan bertaut atau konflik dalam lingkup
bisnis
b. Saling menghormati bakat masing- masing
c. Tujuan bisnis yang sesuai dengan tujuan hidup suatu visi bersama suatun pandangan
bahwa mereka adalah mitra sejajar bukan atasan dan bawahan.
d. Keterampilan – keterampilan bisnis yang saling melengkapi yang diakui dan dihargai
oleh masing – masing pihak dan mengarah pada identitas bisnis yang unik pada masing-
masing pasangan.
e. Kemampuan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, berbicatra dan mendengarkan
maslah- maslah baik pribadi maupun bisnis.

5
f. Pembagian peran dan wewenang yang jelas idealnya berdasarkan pada keterampiln dan
kemampuan masing- masing pasangan, untuk meminimumkan konflik dan perebutan
pengaruh.

2.4 KEKUATAN BISNIS KECIL

Perusahaan kecil tidak hanya menciptakan kerja, melainkan juga menanggung beratnya
melatih karyawan.
Penelitian baru – baru inin oleh Small Business Administration menyimpulkan bahwa
bisnis kecil merupakan pemimpin dalam memberikan pelatihsn dan peluang kemajuan pada
karyawan bisnis kecil memberikan pelatiahan keterampilan umum lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan besar.

2.5 MENGAPA BISNIS KECIL GAGAL dan BAGAIMANA MENGATASINYA?

Karena keterbatasan sumber daya kurangnya pengalaman manajemen, dan kurangnya


kestabilan keuangan, bisnis kecil menderita tingkat kematian yang lebih tinggi secara nyata
dibandingkan bisnis besar dan mapan.

1. Ketidak Mampuan Manajemen


Dalam kebanyakan bisnis kecil kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya
kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
2. Kurang Pengalaman
Manajer – manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman dalam bidang yang akan
dimasukinya.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Manajemen yang sehat adalah kunci keberhasilan perusahaan kecil, dan menaer yang
handal menyadari bahwa semua keberhasilan bisnis memerlukan kendali keuangan yang
pantas.

6
BAB III
MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEWIRAUSAHAAN

3.1 MENGGAPAI KEUNGGULAN BERSAING


Pengembangan sebuah rencana strategis bersifat kritis dalam menciptakan keuanggualan
bersaing bagi bisnis kecil.
Manajemen strategis dapat meningkatkan efektifitas perusahaan kecil, tetapi para pemiknya
harus mengandalkan pada suatu prosedur yang dutancang untuk memenuhi kebutuhandan sifat
bisnisnya.
Suatu prosedur manajemn strategis perusahaan kecil perlu meliputi hal- hal sebagai berikut
1. Gunakan horizon perencanaan yang relative singkat dua tahun atau kurang untuk
kebanyakan bisnis kecil.
2. Tidak formal dan tidak terlalu terstruktur pendekatan casual kiranya ideal.
3. Dorong peran karyawan maupun pihak luar untuk meningkatkan keandalan dan
kreatifitas dari rencana yang dihasilkan.
4. Jangan mulai dengan menetapkan cita-cita, penetapan cita – cita yang berebihan pada
awalnyamalah akan mengganggu proses kreatif manajemen strategis
5. Fokuskan pada berpikir strategi, bukan hanya perencanaan dengan menghubungkan cita-
cita,

Perencanaan strategis bukan merupakan hasil atau keluaran melainkan suatu proses yang
terus berlangsung. Pemikiran strategis tidak memiliki titik akhir dan akibatnya proses
perencanaan berlangsung terus menerus.
Proses manajemen strategis terdiri dari 10 langkah :
1. Langkah 1. Kembangkan suatu visi yang jelas dan terjemahkan menjadi pernyataan
misi yang mempunyai arti.
2. Langkah 2. Definisikan kompetensi ini perusahaan dan segmen pasarnya, dan letakkan
bisnis dalam posisi untuk dapat bersaing secara efektif
3. Langkah 3. Berikan penilaian mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
4. Langkah 4. Perhatikan sekeliling untuk mendapatkan peluang dan ancaman nyata
yang dihadapi bisnis.

7
5. Langkah 5. Identifikasikan factor-faktor kunci untuk keberhasilan bisnis.
6. Langkah 6. Analisa para pesaing.
7. Langkah 7. Ciptakan tujuan dan cita-cita perusahaan
8. Langkah 8. Formulasikan pilihan-pilihan strategis dan pilih strategi yang sesuai.
9. Langkah 9. Jabarkan perencanaan strategis kedalam rencana tindakan
10. Langkah 10. Tetapkan suatu pengendalian yang cermat.

Langkah 1: Mengembangkan visi yang jelas dan menerjemahkannya kedalam pernyataan misi
yang mempunyai arti.
Visi: Sepanjang sejarah, pimpinan politik dan bisnis yang besar adalah seorang yang mempunyai
visi jauh kedepan.
Misi : alat yang berguna untuk semua orang dalam suatu perusahaan agar termotivasi dan
bergerak kearah yang sama. Berikut ini diberikan beberapa petunjuk untuk menuliskan
pernyataaan misi yang kuat:
6. Buat yang singkat. Pernyataan visi yang terbaik panjangnya hanya beberapa kalimat saja.
7. Buat yang sederhana. Hindarkan penggunaan bahasa aneh-aneh sekedar untuk membut
pelanggan atau pemasok terkagum.
8. Usahakan semua orang terlibat.
9. Jaga agar selalu mutakhir
10. Pastikan bahwa pernyataan misis anda mencerminkan nilai – nilai dan keyakinan yang
anda pegang erat.
11. Pastikan pernyataan anda mencakup nilai-nilai yang menghargai kerja terbaik karyawan
anda.
12. Pastikan bahwa pernyataan misi anda menggambarkan perhatiaan terhadap masa depan.
13. Jaga agar rumusan ini bersifat positif dan menggelorakan semangat.
14. Pertimbangkan menggunakan pernyataan misi untuk meletakkan dasar-dasar etika bagi
perusahaan Anda.
15. Lihat pernyataan perusahaan – perusahaan lain untuk memperoleh gagasan untuk
perusahaan Anda sendiri
16. Pastikan bahwa pernyataan misi Anda sesuai dengan budaya perusahaan.

8
17. Gunakan jangan sampai bersusah payah menuliskan pernyataan misi hanya untuk akhirnya
dibiarkan berdebu.

Langkah 2: Mendefinisikan kompetensi inti perusahaan, Segmen – segmen pasar tujuan, dan
menempatkan posisi perusahaan agar bersaing secara efektif

Bisnis kecil yang sukses mengetahui di segmen – segmen pasar apa mereka bersaing dan
membangun serta memelihara kompetensi ini yang langsung berpengaruh terhadap efektivitas
jangka panjang mereka.
Jawaban terhadap pernyataan – pernyataan berikut memungkinkan wirausahawan untuk
memusatkan sumber daya mereka dalam menciptakan atau memperkuat kompetensi inti
perusahaan:
18. Siapakah pelanggan produk atau jasa kita?
19. Apa karakteristik pelanggan kita?
20. Mengapa mereka membeli barang atau menggunakan jasa kita?
21. Faktor-faktor apa yang menyebabkan mereka meningkatkan atau menurunkan
pembeliannya?
22. Apakah terdapat pelanggan utama dipasar?
23. Berapa bagian dari penjualan total diperoleh dari pelanggan besar?
24. Berapa jumlah pesaing yang akan dihadapi?
25. Seberapa luas basis pelanggan kita?
26. Seberapa bisnis kita dalam menghadsapi perubahan tiba-tiba dalam hal ekonomi, sosial atau
politik.?
27. Sampai berapa jauh memusatkan pada segmen ini akan membangun keterampilan yang
sudah kita miliki?

Langkah 3: Menilai Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan


Setelah mengidentifikasikompetensi inti dan posisi yang diingi kan di pasar,
wirausahawan dapat mengalihkan perhatiannya untuk menilai kekuatan dan
kelemahan perusahaan.

9
Langkah 4: Lihat-lihat ke sekeliling untuk mengetahui adanya peluang dan ancama yang
mungkin dihadapi oleh bisnis
Peluang segera setelah wirausahaan mendaftarkan inventori internal mengenai
kekuatan dan kelemahannya.

Langkah 5: Mengidentifikasi factor-faktor kunci keberhasilan dalam bisnis


Setiap bisnis dicirikan oleh variable yang dapat dikendalikan yang menentukan
keberhasilan relatifnya dipasar. Mengidentifikasi dan mengubah variable-variabel
adalah cara bisnis kecil dalam mendapatkan keunggulan kompetitif

Langkah 6: Analisa Persaingan


Kegiatan strategis yang sangat penting lainnya adalah tetap waspada terhadap
persaingan melalui suatu program intelijen kompetitif. Tujuan utama dari program
intelijen kompetitif ini meliputi:

a. Menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing
b. Mengidentifikasi pesaing baru yang potensial dan ancaman yang mungkin
diakibatkannya.
c. Memperbaiki waktu reaksi terhadap tindakan pesaing.
d. Menyiasati para pesaing pada medan – medan strategis kunci dengan mengetahui apa
yang akan mereka perbuat dan tetap satu langkah didepan.

Langkah 7: Menciptakan Cita-cita dan Tujuan Perusahaan


Sebelum mamajer bisnis kecil dapat menyusun seperangkat strategi yang
komprehensif pertama kali dia harus menetapkan cita – cita dan tujuan perusahaan
yang mempunyai sasaran sebagai dasar penilai kegiatan perusahaan.

Langkah 8: Merumuskan opsi – opsi strategi dan memilih strategi yang sesuai.
Sampai disini para pemilik bisnis kecil sudah harus memiliki gambaran yang jelas
tentang hal terbaik apa yang harus dilakukan dan apa keunggulan kompetitifnya.

10
Langkah 9: Menjabarkan perencanaan strategis kedalam rencana tindakan

Untuk menjadikan rencana strategis itu dapat dilaksanakan, seorang pemilik bisnis
harus membaginya kedalam proyek-proyek dan dengan seksama mendefinisikan
masing- masing proyek itu menurut kriteria berikut:

a. Tujuan. Apa yang ingin dirancang dengan proyek ini


b. Lingkup. Bidang-bidang mana dalam perusahaan yang akan terlibat dalam proyek
ini?
c. Kontribusi. Bagaimana proyek yang berhubungan dengan proyek yang ain serta
keseluruhan rencana strategis?
d. Kebutuhan sumber daya.
e. Waktu. Jadwal dan tenggat waktu yang bagaiman yang dapat memastikan
penyelesaian proyek?

Langkah 10: Menetapkan pengendalian yang tepat


Mengendalikan proyek dan menjaganya tetap dalam jadwal berarti bahwa pemilik
harus mengidentifikasikan dan melacak indicator – indicator kinerja kunci.

11
BAB IV
BENTUK – BENTUK KEPEMILIKAN DAN WARALABA

4.1 BENTUK KEPEMILIKAN


Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh tiap wirausahawan
sebelum memutuskan bentuk kepemilikan:

1. Pertimbangan pajak
Tarif pajak yang bertahap untuk setiap bentuk kepemilikan, pemerintah yang selalu
mengubah-ubah peraturan pajak, dan fluktuasi pendapatan dari tahun ke tahun
menyebabkan pemilik harus menghigung pajak perusahaan sesuai dengan pilihan model
kepemilikan setiap tahunnya.

2. Keterpaparan terhadap kewajiban.


Bentuk-bentuk kepemilikan tertentu memberikan perlindungan yangb lebih tinggi
terhadap kewajiban pribadi sehubungan dengan masalah keuangan .

3. Kebutuhan modal awal


Bentuk-bentuk kepemilikan berbeda kemampuannya untuk mendapatkan dana pendirian
perusahaan.

4. Pengendalian
Dengan memilih bentuk kepemilikan tertentu, seorang wirausahawan secara otomatis
melepaskan beberapa kewenangan dalam mengendalikan perusahaannya.

5. Cita-cita bisnis
Seberapa besardan seberapa menguntungkan bisnis ini direncanakan oleh sang
wirausahawaan akan mempengaruhi bentuk kepemilikan yang dipilih.

12
6. Rencana suksesi manajemen
Sewaktu menentukan bentuk kepemilikan, pemilik bisnis harus melihat kedepan sampai
kehari mereka akan menyerahkan perusahaannya pada generasi penerusatau pada seorang
pembeli.

7. Biaya pembentukan
Beberapa bentuk kepemilikan lebih mahal dan memerlukan lebih banyak keterlibatan
dalam pembentukannya .

4.2 KELEBIHAN USAHA PERSEORANGAN


Salah satu sifat yang paling menarik dari bentuk perusahaan perseorangan ini adalah
betapa cepat dan sederhananya bentuk ini untuk beroperasi.

4.3 KELEMAHAN DARI USAHA PERSEORANGAN

1. Kewajiban Pribadi Tak Terbatas


Mungkin kelemahan terbesar dari usaha perseorangan adalah kewajiban pribadi tak
terbatasterhadap pemilik, yang artinya pemilik usaha perseorangan secara pribadi
bertanggung jawab atas semua hutang perusahaan.

2. Keterampilan dan Kemampuan Yang Terbatas


Seorang pemilik usaha perseorangan mungkin tidak memiliki keterampilan yang luas
yang diperlukan untuk keberhasilan bisnis.

3. Perasaan Terisolasi
Menjalankan suatu bisnis sendirian memungkinkan wirausahawan menjadi sangat luwes.

4. Keterbatasan Perolehan Dana


Bila bisnis ini tumbuh dan berkembang seorang pemilik usaha perseorangan biasanya
memerlukan tambahan sumber daya keuangan.

13
5. Kurangnya Kesinambungan Bisnis
Kurangnya kesinambungan merupakan sifat yang melekat pada usaha perseorangan.

4.4 KEMITRAAN
Suatu kemitraan atau dikenal juga dengan general partnershipadalah kerjasama dua atau
lebih orang yang bersama-sama memiliki sebuah bisnis dengan tujuan menghasilkan laba.

14
BAB V
BENTUK – BENTUK LAIN KEPEMILIKAN

5.1 PERSEROAN
Hanyalah suatu pembedaan untuk kepentingan pajak pendapatan federal, dalam hal
karakteristik legalnya, tidak ada bedanya dengan perseroan lain yang manapun.
Dengan kata lain perusahaan – perusahaan kecil dengan ciri-ciri seperti dibawah ini tampaknya
tidak dpat memanfaatkan nenilih status perseroaan S:

1. Perusahaan –perusahaan jasa pribadi yang memberikan keuntungan tinggi dengan


sejumlah besar pemegang saham, yang sebagian besar keuntungan dipindahkan kepara
pemegang saham sebagai kompensasi atau tunjangan pension.

2. Perusahaan –perusahaan yang tumbuh pesat yang harus menahan sebagian besar
pendapatannya untuk pertumbuhan keuangan dan pembelanjaan barang modal.

3. Perseroan – perseroan yang kerugian tunjangannya untuk pemegang saham lebih beasar
daripada penghematan pajaknya.

5.2 WARALABA
Waralaba (franchising) pemilik bisnis yang yang semi mandiri (pembeli waralaba)
membayar iuran (fee) dan royalty kepada perusahaan induk (penjual waralaba atau franchisee)
untuk mendapatkan hak untuk menjual produk atau jasa dan sering kali menggunakan suatu
format dan sistem bisnisnya.

Pembeli waralaba tidak mendirikan bisnis sendiri melainkan mereka membeli suatu paket
sukses dari penjual waralaba yang menunjukkan cara menggunakannya.
Pembeli waralaba tidak seperti pemilik bisnis yang mandiri tidak memiliki kebebasan untuk
mengubah lini produk tetapi mereka mendapatkan rumusan keberhasilan yang telah dibuatkan
oleh penjual waralaba.

15
5.3 JENIS – JENIS WARALABA
Ada tiga jenis pokok waralaba :
1. Waralaba nama dagang
Meliputi suatu merek seperti True Value Harware atau Western Auto. Disini pembeli
waralaba membeli hak untuk memakai nama dari penjual waralab tanpa mendistribusikan
produk tertentu dengan nama penjual waralaba tersebut.

2. Waralaba distribusi produk


Meliputi seorang penjual waralaba yang memberikan hak pada pembeli waralaba untuk
menjual produk tertentu dengan nama merek dan merek dagang penjual waralaba melalui
distribusi yang selektif dan terbatas.

3. Waralaba Murni
Dikenal sebagai waralaba lengkap atau format bisnis yang meliputi pemberian hak untuk
suatu nama dagang , produk atau jasa untuk dijual, fisik pabrik, metode pengoperasian,
rencana strategi pasar, proses pengendalian mutu, komunikasi dua arah, dan jasa bisnis
lain yang diperlukan.

5.4 KEUNTUNGAN MEMBELI WARALABA


Seorang pembeli waralaba mendapatkan peluang untuk memiliki bisnis kecil dengan
relative cepat dank arena diidentifikasikan dengan produk dan nama dagang yang sudah terkenal,
waralaba baru belum mencapai titik impas selama paling tidak 18 bulan.

5.5 KELEMAHAN MEMBELI WARALABA


Manfaat dari waralaba dapat berarti pembeda atas keberhasilan atau kegagalan bisnis
kecil. Waralaba yang memiliki prospek harus menelaah pembatasan lain sebelum menerima
bentuk kepemilikan ini.

Biaya pendirian waralaba sering mencakup berbagai iuran tambahan. Kebanyakan waralaba
membebenkan iuran waralaba dimuka untuk hak penggunaan nama perusahaannya.

16
Penjual waralaba juga mengenakan iuran royalty yang berlanjut sebagai cara untuk pembagian
keuntungan.
Royalti ini biasanya mencakup suatu persentase dari penjualan kotor dengan suatu minimum atau
berupa iuran tetap yang dipungut dari pembeli waralaba.

Iuran royalty berkisar antara 1-11 persen dan dapat meningkatkan biaya overhead dari
pembeli waralaba dengan mencolok.
Karena royalty dan iuran untuk penjual waralaba dihitung dari persentase penjualan mereka tetap
menerima pembayaran meskipun penjual waralaba tidak menghasilkan laba.

Umumnya suatu anggaran dasar kemitraan dapat mencakup hal-hal apapun yang diinginkan
anggota kemitraan. Anggaran dasar kemitraan standar mencakup hal-hal berikut:

1. Nama kemitraan
2. Tujuan bisnis
3. Domisili bisnis
4. Lama waktu kemitraan
5. Nama para mitra dan alamt resmi
6. Setoran modal dari masing-masing anggota kemitraan pada bisnis
7. Perjanjian tentang cara membagi keuntungan maupun kerugian
8. Perjanjian mengenai gaji atau hak penarikan uang dari laba yang dihasilkan untuk masing-
masing anggota kemitraan
9. Prosedur untuk memperluas bisnis melalui penambahan anggota kemitraan.
10. Bila para anggota kemitraan sepakat untuk mengakhiri kemitraan, bagaimana cara membagi
hartanya?
11. Penjualan saham anggota kemitraan
12. Tidak aktif atau tidak mempunyai anggota – anggota kemitraan
13. Perubahan ada penyesuaian perjanjian.

17
5.6 KEUNTUNGAN KEMITRAAN
1. Mudah Pendiriannya
Seperti juga usaha perseorangan, kemitraan juga mudah dan murah pendiriannya.
Pemilik harus memperoleh perijinan bisnis dan menyerahkan formulir-formulir yang
tidak terlalu banyak.

2. Kemitraan Yang Saling Melengkapi


Dalam usaha perorangan,pemilik harus memakai banyak topi yang berbeda dan tidak
semua topi itu akan pas. Dalam kemitraan yang berhasil keterampilan dan kemampuan
masing-masing anggota kemitraan saling melengkapi satu sama lain, sehingga
memperkuat landasan manajemen perusahaan.

5.7 KELEMAHAN KEMITRAAN

1. Kewajiban Tak Terbatas Pada Paling Tidak Seorang Anggota Kemitraan


Paling sedikitseorang anggota dari setiap kemitraan haruslah seorang anggota utama.
Anggota utama memiliki kewajiban pribadi tak terbatas.

2. Akumulasi Modal
Meskipun bentuk kepemilikan kemitraan lebih baik dibandingkan usaha perseorangan
dalam menarik modal tetapi umumnya tidak seefektif bentuk kepemilikan perseroan.

3. Kesulitan Menyingkirkan Anggota Kemitraan Tanpa Membubarkan Kemitraan


Kebanyakan anggaran dasar kemitraan membatasi cara anggota boleh melepas saham
dalam bisnis itu.

4. Kurangnya Kesinambungan
Bila seorang anggota kemitraan meninggal, keruwutan muncul. Saham anggota sering
kali tidak dapat dipindahkan melalui ahli warisnya karena anggota yang lain mungkin

18
tidak menginginkan bermitra dengan orang yang mewarisi saham anggota kemitraan yang
meninggal.

5. Potensi Konflik Kepribadian dan Wewenang


Bergabung dalam kemitraan seperti melaksanakan perkawinan. Memastikan bahwa
kebiasaan kerja, sasarn, etika, dan falsafah bisnis anggota kemitraan cocok satu sama lain
merupakan suatu langkah penting untuk menghindari perceraian bisnis yang tidak
diinginkan.

5.8 KEMITRAAN KOMANDITER


Kemitraan Komanditer (limited partnership), yang merupakan modifikasi terhadap
kemitraan firma terdiri dari paling sedikit seorang mitra aktif terbatas.

Sertifikat kemitraan komanditer mencakup informasi berikut ini:

1. Nama dari kemitraan komanditer


2. Sifat umum bisnisnya
3. Alamat kantor dari bagian perusahaan yang diberi wewenang untuk menerima panggilan atau
pemberitahuan hokum lainnya.
4. Nama dan alamat tiap anggota kemitraan dengan menyebutkan mana yang menjadi mitra
aktif dan yang mana sebagai mitra komanditer
5. Banyaknya uang yang benar-benar disetorkan, dan yang disepakati akan disetorkan dimasa
depanoleh masing-masing anggota kemitraan.
6. Uraian tentang nilai kontribusi yang diberikan atau akan diberikan oleh tiap anggota yang
bukan dalam bentuk uang tunai.
7. Waktu-waktu penyetoran tambahan akan dilakukan oleh masing-masing anggota kemitraan.
8. Apakah dan dalam keadaan yang bagaimana mitra komanditer dapat memberikan statusnya
sebagai mitra komanditer pada seorang yang ditunjuk untuk mewakilinya dalam kemitraan
tersebut.

19
9. Bila disetujui dalam waktuatau kondisi yang bagaimana mitra komanditer dapat keluar dari
perusahaan.
10. Bila disetujui, jumlah dariatau cara untuk menentukan dana yang akan diterima oleh anggota
kemitraan yang keluar
11. Segala ketentuan tentang hak seorang anggota kemitraan untuk menarik uang tunai.
12. Waktu atau dalam kondisi bagaimana kemitraan komanditer dibubarkan.
13. Ketentuan tentang hak anggota yang tinggal untuk melanjutkan bisnis setelah mitra aktif
keluar.
14. Segala sesuatu hal yang ingin disertakan oleh para anggota kemitraan.

5.9 KEMITRAAN KOMANDITER UTAMA


Kemitraan komanditer utama (master limited partnership) sama saja seperti kemitraan
komanditer biasa, hanya saham-sahamnya diperdagangkan di bursa saham. MLP memberikan
untuk sebagian besar manfaat yang sama kepada penanam modalmseperti dengan perseroan
termasuk terbatasnya kewajiban.

5.10 PERSEROAN
Perseroan adalah bentuk yang paling rumit dari ketiga bentuk kepemilikan yang ada.
Perseroan merupakan suatu badan hukum tersendiri yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat
berperan dalam bisnis, membuat kontrak, menggugat dan digugat, dan membayar pajak.

5.11 CARA MENDIRIKAN PESEROAN


Kebanyakan Negara bagian mengizinkan wirausahawan untuk mendirikan perseroan
tanpa bantuan penasihat hokum.
Setiap Negara bagian mensyaratkan untuk mendaftarkan anggaran dasar perseroan atau
sertifikat pendirian perseroan di kementerian Negara bagian . Informasi berikut ini umumnya
perlu dicantumkan dalam sertifikat pendirian perseroan:
1. Nama Perseroan
2. Pernyataan tujuan perseroan

20
3. Ukuran waktu untuk perseroan
4. Nama dan alamat perseroan
5. Tempat bisnis
6. Jumlah modal saham yang diperbolehkan
7. Modal yang disyaratkan pada waktu pendirian perseroan
8. Ketetapan untuk saham utama
9. Pembatasan pemindahan hak saham
10. Nama dan alamat dari para pejabat dan direktur perseroan

21
BAB VI
WARALABA DAN HUKUM

Penjual waralaba mendaftarkan Uniform Francise Offering Circular (UFOC) dan


mengirimkan salinan informasi mengenai calon-calon pembeli waralabanya sebelum
menawarkan atau menjual waralaba apapun.
Dalam bulan Oktober 1979 Federal Trade Commision (FTC) memberlakukan Trade
Regulation Rule yang mensyaratkan semua penjual waralaba untuk membuka informasi rinci
mengenai operasi mereka pada pertemuan pertama atau paling lambat sepuluh hari sebelum
kontrak ditanda tangani atau sebelum ada uang yang dibayarkan.

Trade Regulation Rule mensyaratkan penjual waralaba untuk mencantumkan 23 topik utama
dalam dokumen pengungkapannya;

1. Infornasi yang mengidentifikasikan penjual waralaba dan afiliasinyaserta menguraikan


pengalaman bisnis mereka serta waralaba-waralaba yang telah terjual
2. Informasi yang mengidentifikasikan dan menguraikan pengalaman binis dari tiap pejabat,
direktur, dan manajer yang bertangggung jawab terhadap program waralaba.
3. Uraian tentang tuntutan-tuntutan hokum dimana penjual waralaba dan pejabat-pejabatnya,
direktur serata manajer-manajernya pernah terlibat.
4. Uraian tentang kebnagkrutan dimana penjual waralaba dengan pejabat-pejabatnya, direktur,
dan manajeer-manajernya pernah terlibat.
5. Informasi tentang iuran awal waralaba dan pembayaran lain yang diperlukan untuk
memperoleh waralaba termasuk apa maksud penggunaan iuran tersebut.
6. Uraian tentang pembayaran berlanjut lainnya yang diisyaratkan bagi pembeli waralaba
setelah memulai waralaba, termasuk royalty, iurn jasa, iuran pelatihan, pembayaran biaya
sewa, pembebanan periklanan, dan lain sebagainya.
7. Uraian rinci mengenai pembayaran yang harus dilakukan oleh pembeli waralab untuk
memenuhi investasi awal yang disyaratkan serat bagaimana dan kepada siapa harus
dilakukan. Jenis – jenis yang dicakup berupa iuran awal waralaba, peralatan, persediaan

22
awal, iuran periklanan awal, papan nama, pelatihan, real estat, modal kerja, aspek hokum,
akuntansi dan utilitas
8. Informasi tentang pembatasan mutu produk dan jasa yang digunakan dalam waralaba itu dan
dimana dapat membeli, termasuk larangan-larangan pembelian dari waralaba ini.
9. Informasi yang mencakup persyaratan pembeli barang, jasa, peralatan, bahan, persediaan,
dan barang-barang lain pada pemasok yang telah disetujui.
10. Uraian tentang bantuan keuangan yang tersedia dari penjual waralaba dalam pembelian
waralaba.
11. Uraian tentang semua kewajiaban yang harus dipenuhhi oleh penjual waralaba untuk
membantu pembeli waralaba dalam persiapan pembukaan dan pengoperasian, ditambah
informasi yang mencakup metode pemilihan lokasi serta program pelatihan yang diberikan
pada pembeli waralaba.
12. Uraian tentang daerah perlindungan yang akan diberikan kepada pembeli waralaba dan
pernyataan tentang apakah penjual waralaba mungkin akan membuka took sendirididaerah
tersebut.
13. Semua informasi yang relevan tentang merek dagang, nama jasa, nama dagang, logo dan
symbol komersial termasuk dimana semua itu didaftarkan
14. Informasi yang serupa tentang paten dan hak cipta yang dimiliki penjual waralaba dan hak
untuk memindahkannya pada pembeli waralaba.
15. Uraian tentang seberapa jauh pembeli waralaba harus terlibat secara pribadi dalam
pengoperasian waralaba.
16. Uraian tentang segala pembatasan terhadap barang dan jasa yang diperbolehkan dijual dan
dengan siapa pembeli waralaba kiranya akan berurusan.
17. Uraian tentang dalam keadaan bagaimana waralaba dapat dibeli kembali atau ditolak
perpanjangannya oleh penjual waralaba, dipindah tangankan kepihak ketiga oleh pembeli
waralaba dan dihentikan atau dimodifikasi oleh salah satu dari kedua belah pihak.
18. Uraian tentang keterlibatan para selebriti atau orang – orang terkenal dalam waralaba.
19. Uraian lengkap mengenai dasar dari segala permintaan pembagian laba
20. Informasi statistic tentang banyaknya pembeli waralaba
21. Laporan keuangan dari penjual waralaba

23
22. Salinan dari semua kontrak waralaba dan kontrak lain (biaya sewa, perjanjian pembelian, dan
lain-lain yang harus ditanda tangani oleh pembeli waralaba.
23. “Tanda terima” standar yang tersendiri yang membuktikan bahwa calon pembeli waralaba
telah menerima salinan UFOCitu.

6.1 CARA MEMBELI WARALABA


UFOC adalah alat yang tangguh yang dirancang untuk membantu calon pembeli
waralaba untuk menghindari penjual waralaba yang tidak jujur. Pertahanan terbaik seorang
wirausahawaan untuk menghadapi ketidak jujuran penjual waralaba adalah dengan persiapan,
akal sehat, dan kesabaran.

Presiden dari perusahaan konsultasi waralaba memperkirakan bahwa 5 – 10 persen penjual


waralaba tidak jujur atau nakal. Calon pembeli waralaba harus berhati – hati. Petunjuk dibawah
ini seharusnya menimbulkan kecurigaan dari seorang wirausahawan yang ingin menanamkan
modal dalam sebuah waralaba:

1. Pernyataan bahwa kontrak waralaba bersifat standar, sehingga “Anda tidak perlu
membacanya”
2. Suatu penjual waralaba tidak dapat memberikan salinan dari dokumen pengungkapan
yang diperlukan pada saat pertemuan tatap muka pertama.
3. Calon took yang keberhasilan biasa-biasa saja atau tidak ada contoh sama sekali
4. Buku petunjuk pengoperasian tidak dipersiapkan dengan baik
5. Janji lisan tentang laba yang akan diperoleh tanpa ada dokumentasi tertulis.
6. Tingginya tingkat keluar – masuk waralaba atau banyaknya waralaba yang berhenti.
7. Proses perkara terhadap penjual waralaba yang jumlahnya lebih dari biasa.
8. Usaha untuk menghindari anda melibatkan penasihat hukumsebelum menandatangani
kontrak waralaba.
9. Tidak ada dokumen tertulis untuk memperkuat pengaduan dan janji-janji.
10. Usaha menjual yang memaksa –tanda tangani sekarang atau kehilangan peluang.

24
11. Menyatakan telah dibebaskan oleh pemerintah federal atas kewajiban pengungkapan
sepenuhnya mengenai rincian waralaba.
12. “Skema cepat kaya “ janji untuk mendapatkan laba besar hanya dengan sedikit usaha.
13. Keengganan untuk menyediakan daftar pembeli waralaba yang ada untuk anda
wawancarai.

25
BAB VII
KOPERASI SIMPAN PINJAM

7.1 PENGERTIEN KOPERASI SIMPAN PINJAM


Adalah lembaga keuangan bukan bank yang berbentuk koperasi dengan kegiatan usaha
menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya dengan bunga
yang serendah-rendahnya.
Koperasi simpan pinjam atau biasa disebut koperasi kredit merupakan suatu bentuk
koperasi yang berdiri sendiri dimana anggota-anggotanya adalah orang-orang atau badan-badan
yang tergabung dalam koperasi tersebut. Mereka yang tidak terdaftar sebagai anggota tidak bisa
menyimpan atau meminjam uang dari koperasi simpan pinjam.

7.2 MODAL KOPERASI SIMPAN PINJAM


Modal koperasi berasal dari modal pinjaman dan modal sendiri. Modal pinjaman adalah
modal yang dihimpun dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga
keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan suratutang lainnya, sumber lain yang sah (berupa
modal penyertaan).

Sedangkan yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang berasal dari
anggota. Modal sendiri itu berupa: simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan bebas atau
sukarela dana cadangan, dan hibah.

Jenis-jenis simpanan pada koperasi simpan pinjam yang paling umum adalah:
1. Simpanan pokok, adalah simpanan yang wajib diberikan anggota koperasi saat pertama kali
bergabung menjadi anggota.
2. Simpanan wajib, adalah simpanan yang wajib diberikan setiap anggota koperasi setiap
periode waktu tertentu dengan jumlah yang ditentukan.
3. Simpanan bebas atau sukarela, adalah simpanan sukarela yang diberikan anggota koperasi
kapan saja. Simpanan ini juga bisa diambil kapan saja.

26
Modal yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian disalurkan atau dipinjamkan kembali
kepada anggota. Dengan dana pinjaman itu para anggota dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya. Misalnya, seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul, cangkul, dan alat-alat
pertanian lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian.

Seorang pedagang akan dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya, sehingga


memperoleh tambahan keuntungan. Selain itu, anggota dapat menggunakan dana tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Secara umum, bidang usaha koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit meliputi hal-hal
berikut ini.
1. Pengumpulan dana semaksimal mungkin berupa simpanan atau tabungan anggota.
2. Menyalurkan atau memberi bantuan pinjaman atau kredit kepada anggota untuk keperluan
yang mendesak
3. Tambahan modal usaha, biaya perluasan usaha, dan lain-lain bagi anggotanya.
4. Melayani pembelian atau penjualan barang secara kredit atau angsuran.

7.3 FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM


Peranan dan fungsi lembaga keuangan bukan bank yang berbentuk Koperasi Simpan
Pinjam terhadap anggotanya adalah sebagai berikut:
Peran dan Fungsi Simpanan
1. Uang simpanan dan tabungan akan lebih aman, terjamin, dan produktif.
2. Pengumpulan uang simpanan dan tabungan akan meningkat jumlahnya dan menjadi
investasi pada masa hari tua.
3. Simpanan dan tabungan itu akan diterima kembali secara keseluruhan apabila pada
suatu saat berhenti sebagai anggota Koperasi Simpan Pinjam.
4. Mendorong agar timbul hasrat untuk menyimpan atau menabung pada koperasi.
5. Pengumpulan dana simpanan dan tabungan menjadi investasi untuk membantu usaha
para anggota melalui penyaluran dana kredit.

27
6. Melalui penyaluran dana kredit itu akan dapat meningkatkan pendapatan para anggota
dan sekaligus mengentaskan kemiskinan.
7. Pelayanan pemberian kredit sangat cepat dan mudah tanpa agunan atau jaminan kredit.
8. Pemberian kredit dengan bunga sangat rendah.
9. Pada akhir tahun buku jasa bunga kredit itu dibagikan kepada para anggota setelah
dikurangi biaya operasional, dana cadang dan dana pengembangan kredit, sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

28
BAB VIII
PENGERTIAN UMKM DAN KOPERASI

8.1 PENGERTIAN UMKM


Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) :

Pengertian UMKM:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet
sebesar 300 juta.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria
asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan
2,5 miliar.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah
memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5
miliar sampai dengan 50 miliar.

29
Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indonesia, yaitu:
4. UU no.9 tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap
(di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal
Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha
menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah
Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar.
5. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika
memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah batasannya
adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.
6. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan
menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar.
Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai
usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet per tahun kurang dari
Rp 1 milyar (sesuai UU no.9 tahun 1995).
7. Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU no 9/1995,
sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan
besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non
manufaktur (Rp 200 – 60 juta).
8. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga
kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang. Usaha kecil adalah
usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang. Usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang
dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

30
BAB IX
MANAJEMEN KOPERASI

9.1 PENGERTIAN MANAJEMEN


Penertian manajemen menurut para ahli :
1. Mary Parker Follet
Manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dengan kata lain, seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi.

2. George R. Terry
Manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan,
perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan.
Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran yang ingin
dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.

3. Ricky W. Griffin
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses koordinasi dan
proses control terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Ilmu Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
komunitas atau organisasi untuk mencapai tujuan organissasi dengan cara bekerjasama
memanfaatkan sumber daya yang ada.

4. Alex Dasuki,
Manajemen adalah usaha (ilmu) yang berhubungan dengan cara mengkombinasikan dan
mengoperasionalkkan faktor-faktor produksi secara efisien serta memilih unit-unit usaha
yang menguntungkan serta berkesinambungan, sebagai suatu proses, maka manajemen
sebagai titik utamanya memiliki fungsi berturut-turut sebagai berikut :

31
a. Perencanaan (planning) merupakan suatu keputusan tentanng apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang


pimpinan unutk menggabungkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki. Langkah-
langkah yang diperlukan meliputi penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas,
pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerja sama secara
efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Pengarahan (actuating) adalah pengarahan terhadap orang-orang agar mau bekerja sama
secara sadar dalam suatu kelompok kerja guna mencapai tujuan. Berdasarkan fungsi
tersebut manajer harus tahu persis kebutuhan dari orang-orang terkait, sehingga manajer
dapat dengan mudah menggerakkan orang lain untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

d. Koordinasi (coordinating) adalah suatu usaha memadukan atau menyamakan berbagai


arahan atau aneka perintah untuk dijadikan satu tujuan atau satu arah yang sama,
menyelaraskan keinginan masing-masing anggota yang terkait.

e. Pengawasan (controlling) merupakan tindakan yang sistematis dari manajemen untuk


mengarahkan agar setiap pelaksanaan kerja sesuai dengan apa yang telah ditentukan
semula. Dalam pengawasan, diperlukan tindakan pemantauan yang efektif agar dapat
mencegah penyimpangan yang merugikan.

5. M.C Farland
Manajemen adalah sebagai suatu pemandu, di mana orang-orang yang berwenang
menciptakan, memelihara, dan menjalankan organisasi dalam memilih dan mencapai tujuann.
Jadi, menekankan pada prosesnya, orangnya dan organisasinya. Sedangkan menurut beberapa
literatur manajemen, istilah manajemen mengandung maksud sebagai suatu proses, sebagai
kolektivitas orang-orang yang bekerja sama dan sebagai seni atau

32
sebagai ilmu. Jadi yang penting adanya tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan
orang lain yang dibimbing dan diawasi.

Dengan kata lain, sarana atau alat manajemen yang digunakan untuk mencapai tujuan antara lain
adalah :

1. Orang (man) yang mengatur atau mengelola sumber daya yang ada.
2. Uang (money) sebagai alat yang digunakan agar SDM bisa bekerja.
3. Bahan (material), bahan yang dibutuhkan dalam suatu organisasi.
4. Metode (cara kerja), langkah yang digunakan untuk menjalankan organisasi.

5. Pasar (market), sasaran yang menjadi tujuan pemasaran produk.

9.2 PENGERTIAN KOPERASI


1. Definisi Koperasi
Menurut UU No. 25/1992, Koperasi didefinisikan sebagai “Suatu badan usaha
yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum.

Koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus


sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”.
Moh. Hatta, mendefinisikan bahwa:
“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong menolong”.

Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah
suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan
undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan
tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

33
Secara harfiah, koperasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu coperationyang terdiri dari dua
suku kata yaitu “co” yang berarti bersama dan “operation” yang berarti bekerja. Jadi koperasi
berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.

2. Pengertian pokok tentang koperasi :


a. Merupakan perkumpulan orang-orang termasuk badan hukum yang mempunyai
kepentingan dan tujuan yang sama.
b. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
c. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
d. Pengawasan dilakukan oleh anggota.
e. Mempunyai sifat saling tolong menolong.
f. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai syarat
menjadi anggota.

3. Fungsi dan Tugas Koperasi


Fungsi Koperasi
a. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia
b. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia
c. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia
d. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi
e. Peran dan Tugas Koperasi
f. Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat indonesia
g. Mengembangkan demokrasi ekonomi di indonesia
h. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan,
membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada

4. Jenis Koperasi
Ada dua jenis koperasi yang cukup dikenal luas oleh masyarakat, yakni KUD dan KSP.
KUD (Koperasi Unit Desa) tumbuh dan berkembang subur pada masa pemerintahan orde

34
baru. Sedangkan KSP (Koperasi Simpan Pinjam) tumbuh dan berkembang dalam era
globalisasi saat ini. KUD dan KSP hanyalah contoh dari sekian jenis koperasi.

5. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya


Secara umum, berdasar jenis usaha, koperasi terdiri atas Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Konsumsi, dan Koperasi Produksi.

a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)


KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan
anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan
mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi
penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan
usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”

b. Koperasi Serba Usaha (KSU)


KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit
usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari
anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel.

c. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan
bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga.

d. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada
umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan
bantuan modal dan pemasaran.
1). Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya
2). Koperasi Unit Desa (KUD)

35
a). Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat
pedesaan.. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan,
terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara
lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat
pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian.

b). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)


Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI,
koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan
terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota).
KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.

3). Koperasi Sekolah


Koperasi Sekolah meiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan
siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga
sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan
koperasi sekolah bukan semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai
media pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung
jawab, dan kejujuran.

Jenis koperasi menurut fungsinya antara lain :


1. Koperasi konsumsi, adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau
pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir.
Disini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.

2. Koperasi penjualan / pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi


distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai ditangan
konsumen. Disini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa
kepada koperasinya.

36
3. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Disini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi.

4. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan
oleh anggota, misalnya : simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya.

5. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu system ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk
membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang
dikembangkan International Cooperative Alliance(Federasi koperasi non-pemerintahan
internasional ) adalah :
a. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
b. Pengelolaan yang demokratis
c. Partisipasi anggota dalam ekonomi
d. Kebebasan dan otonomi
e. Pengembangan pendidikan, pelatihan dan ekonomi

6. Manfaat Koperasi

Manfaat koperasi dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi
dan manfaat koperasi di bIdang sosial.

1. Manfaat koperasi di bidang ekonomi, antara lain :


a. Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan jasa dan
aktifitasnya.
b. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan jasa yang
ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan oleh toko-toko. Hal ini

37
c. bertujuan agar barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang kurang
mampu.
2. Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak
semata-mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.
3. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi. Setiap anggota
berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan keuangan koperasi.
4. Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih efektif dan
membiasakan untuk hidup hemat.
5. Manfaat koperasi dibidang social, antara lain :
a. Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tentram.
b. Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di atas hubungan-
hubungan kebendaan tetapi diatas rasa kekeluargaan.
c. Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan semangat
kekeluargaan.
6. Landasan Hukum Koperasi
UUD 1945 pasal 332.UU No.12 tahun 19673.Instruksi Presiden RI no.2 tahun
19784.TAP MPR no.II 1983. Kemudian, melalui perjuangan yang cukup panjang pada
tahun 1927 keluar peraturan tentang “Perkumpulan Koperasi Bumi Putera” No. 91 tahun
1927.Melalui peraturan tersebut maka izin mendirikan koperasi di perlonggar. Kongres
koperasi 1 diselenggarakan atas dorongan Bung Hatta pada tanggal 12 Juli 1947di
tasikmalaya.
Keputusan penting dalam kongres 1 antara lain:
1. Mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat (SOKRI) yang berkedudukan
diTasikmalaya.
2. Mengajukan berdirinya “Koperasi Desa” dalam rangka mengatur perekonomian
pedesaan.
3. Menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi.Pada bulan Juli 1953 diadakan kongres
koperasi ke II di Bandung keputusan penting dalam kongres tersebut adalah :

38
4. Mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. b.SOKRI di ubah menjadi
Dewan Koperasi Indonesia.Pada bulan September 1956 diadakan Kongres Koperasi ke
III di Jakarta keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres tersebut antara
lain:a.Penyempurnaan Organisasi Gerakan Koeprasi.
5. Menghimpun bahan untuk undang-undang perkoperasian.Undang-undang perkoperasian
yang pakai hingga saat ini adalah UU Perkoperasian No.25 tahun 1992.

7.Elemen Koperasi
Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour Organization (Sitio dan
Tamba, 2001) adalah:
a. Perkumpulan orang-orang,
b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan,
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,
d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan
dikendalikan secara demokratis,
f. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan,
g. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

8. Nilai-Nilai Koperasi
Koperasi berdasarkan pada nilai-nilai koperasi, antara lain :
a. Menolong diri sendiri (selp help).
b. Bertanggung jawab pada diri sendiri.
c. Demokratis.
d. Persamaan.
e. Keadilan.
f. Solidaritas.
Berdasarkann tradisi para pendirinya, para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis, antara
lain :
1). Kejujuran.
2). Keterbukaan.
3). Tanggung jawab sosial.

39
4). Kepedulian pada orang lain.

9. Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia


Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia ditunjukkan melalui lambang koperasi.
Lambang koperasi mempunyai arti berikut.
a. Rantai memgambarkan persahabatan dan persatuan dalam koperasi.
b. Lima gigi roda menggambarkan usaha koperasi yang dilakukan secara terus menerus.
c. Padi dan kapas menggambarkan kemakmuran dan kesejahterhan rakyat yang akan
dicapai koperasi.
d. Timbangan menggambarkan keadilan social sebagai salahn satu dasar bagi koperasi.
e. Bintang dan perisai menggambarkan Pancasila sebagai landasan idiil koperasi.
f. Pohon beringin menggambarkan lambang kemasyarakatan serta melambangkan koperasi
yang kokoh dan berakar.

Koperasi Indonesia menggambarkan lambang koperasi yang menunjukkan


kepribadian rakyat Indonesia. Warna merah putih menggambarkan sifat nasional koperasi.
Dari uraian di atas, tampak jelas koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan UUD
1945. Namun, pada kenyataanya, koperasi tidak berkembang seperti yang diharapkan. Untuk itu,
pemerintah memberikan berbagai bantuan untuk mendukung peranan koperasi.

10. Perangkat Organisasi Koperasi


Menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 Pasal 21, perangkat organisasi koperasi terdiri atas :
a. Rapat Anggota
Rapat anggota secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-
lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat
anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat
diwujudkan sebagai berikut :
b. Dalam Rapat Anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta Badan
Pengawas.
c. Dalam Rapat Anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan
pertanggungjawaban.

40
d. Dalam Rapat Anggota, berbagai usul dan saran serta pendapat dari para anggota
dapat dikeluarkan secara adil sesuai haknya, yaitu satu anggota mempunyai satu
suara. Jadi forum ini merupakan perwujudan dari pelaksanaan demokrasi anggota.
e. Dalam Rapat Anggota, diputuskan rencana-rencana kerja koperasi untuk periode
yang akan datang.
f. Dalam Rapat Anggota, semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun
dimintkan juga persetujuan dari para anggota.

Rapat Anggota juga terdiri dari :


1. Rapat anggota biasa.
a. Rapat anggota rencana kerja (RARK)
b. Rapat anggota tahunan (RAT)

2. Rapat anggota khusus (RK)

3. Rapat anggota luar biasa (RALB)


a. Pengurus

Pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta anggota yang dipilih
dalam Rapat Anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi.pengurus merupakan wakil
para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh
Rapat Anggota. Mereka bersumpah di depan para anggota untuk setia dan mengabdi demi
kepentingan koperasi secara suka rela. Mereka dipercaya menjadi wakil anggota yang
bertugas menjalankan, mengelola, dan memimpin jalannya organisasi koperasi. Mereka
bekerja sebagai mandataris dari anggota untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan
dalam Rapat Anggota. Pengurus berhak mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan
bila terjadi suatu masalah. Sebagai mandataris pengurus pada setiap akhir tahun pembukuan
membacakan laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Anggota atas tugas-tugas yang
diembannya dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenang ( Undang-Undang no.25 tahun
1992 Pasal 29,30 dan 31).

41
b. Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
yang sesuai dengan bunyi Pasal 38 Undang-Undang no.25 tahun 1992. Pengawas
bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tat kehidupan koperasi, termasuk organisasi
usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut,
pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan
disampaikan ke RAT. Karena pengawas berwenang untuk meneliti catatan serta menguji
kebenaran harta, hak, dan kewajibanyang dimiliki koperasi, maka jabatan ini tidak boleh
dirangkap apalagi oleh pengurus.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji dan Ninik Widiyanti. 1992. Dinamika Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Adji. Wahyu, Ekonomi untuk 3 SMA, jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2007

Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Baswir, Revrisond.2009.Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.


Diakses dari http//www.statistik_koperasi_2007 pada tanggal 27 Desember 2010.
Diakses dari http//www.Potensi Koperasi dan UKM disaat krisis Global.htm pada tanggal 29
Desember 2010.
Hendrojogi. 1997. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. Jakarta: Raja Grafindo

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.

http/www.Koperindo.com.

Sukamdiyo, Ign. 1996. Manajemen Koperasi. Jakarta : Erlangga.

Sitio,Arifin dan Halomoan Tamba.2009 . Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga
Undang-undang no.20 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.

43

Anda mungkin juga menyukai