Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU MPK PKN

RANGKUMAN HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

OLEH :

NI KADEK INDAH PARWATI (2017041055)

ROMBEL 27

ABSEN : 1

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

A. BANGSA
 Pengertian Bangsa
1. Pengertian Bangsa Secara Umum
Secara umum pengertian dari Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki
kesamaan tertentu baik dalam ciri fisik, ideologis, sejarah, sosiologis, budaya, atau
keturunan yang hidup dalam suatu wilayah dan mengakui dirinya merupakan
bagian dari kelompok tersebut.
2. Pengertian Bangsa Secara Bahasa
Kata Bangsa berasal dari bahasa inggris, yaitu “nation” yang artinya “keturunan”.
Jadi dapat dikatan bahwa Bangsa merupakan sekelompok orang yang berasal
memiliki kesamaan berdasarkan keturunannya.
3. Pengertian Bangsa Secara Politis
Bangsa merupakan kelompok manusia yang memiliki pemahaman yang sama
dalam suatu organisasi kekuasaan sebuah Negara.
4. Pengertian Bangsa Secara Sosiologis-Antropologis
Bangsa merupakan kesekutuan sekelompok manusia yang memiliki kesamaan dari
segi keturunan, ras, ciri jasmani, dan budaya yang tinggal dalam suatu wilayah
tertentu.
5. Pengertian Bangsa Menurut Para Ahli, diantaranya ;
a. Hans Kohn
Bangsa merupakan tenaga hidup masyarakat yang selalu bergelombang dan tak
pernah membeku dalam sejarah. Bangsa terbentuk karena adanya persamaan
tertentu dalam suatu masyarakat yang dapat menjadi pembeda antara satu
bangsa dengan bangsa lain.
b. Ernest Renant
Bangsa merupakan kesatuan jiwa, pengertian jiwa disini merupakan keinginan
untuk bersatu dari sekumpulan orang. Persatuan dari orang-orang ini akan
membuat terciptanya satu jiwa.
c. Otto Bauer
Bangsa merupakan sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter
atau perangai yang timbul karena persamaan nasib atau pengalaman sejarah
budaya yang tumbuh dan berkembang bersama bangsa tersebut.
d. Ir. Soekarno
Bangsa merupakan segerombolan manusia yang besar, mempunyai persamaaan
watsk atau karakter, mempunyai keinginan untuk bersatu dan hidup di atas suatu
wilayah satu unit yang nyata.
e. Lothrop Stoddard
Bangsa merupakan suatu kepercayaan dari suatu kelompok orang yang cukup
banyak bahwa mereka adalah satu bangsa.
f. Friederich Ratzel “Faham Geopolitik”
Bangsa merupakan kelompok manusia yang terbentuk karena adanya hasrat
(kemauan) untuk bersatu yang timbul dari adanya rasa kesatuan antara manusia
dan tempat tinggalnya.
g. Menurut Benedict Anderson
Bangsa ialah suatu komunitas politik yang dibayangkan “imagined community”
dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.
h. Menurut Anthony D. Smith
Bangsa ialah suatu komunitas manusia yang memiliki nama, menguasai suatu
tanah air, memiliki mitos-mitos dan sejarah bersama, budaya politik bersama,
perekonomian tunggal dan hal serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya.
i. Muhammad Hatta
Bangsa adalah suatu persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan, sebagai suatu
persekutuan yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena percaya atas
persamaan nasib dan tujuan.
j. Joseph Stalin
Suatu bangsa terbentuk secara historis merupakan komunitas rakyat yang stabil
yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, wilayah, ekonomi serta perasaan
psikologis yang terwujud dalam budaya bersama.

 Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa


Terdapat dua macam unsur yang bisa memebentuk suatu Bangsa, yaitu :
1. Unsur Objektif adalah terbentuknya suatu bangsa itu terjadi karena kesamaan
faktor-faktor objektif yang dimiliki oleh persekutuan hidup manusia di wilayah
itu. Faktor objektif itu, misalnya karena kesamaan ras, bahasa, keturunan, adat
kebudayaan atau kesamaan agama.
2. Unsur Subjektif adalah terbentuknya suatu bangsa itu terjadi karena kesamaan
faktor-faktor subjektif yang dimiliki oleh persekutuan hidup manusa di wilayah
itu. Misalnya karena nasib dan kesamaan cita-cita.

Berdasarkan dua unsur tersebut Bangsa terbentuk karena unsur-unsur yang sudah ada,
seperti ;

1. Adanya sekelompok manusia yang berada di dalam suatu wilayah tertentu.


2. Adanya keinginan yang sama untuk bersatu di dalam diri setiap anggota
kelompok tersebut.
3. Kelompok manusia tersebut memiliki kehendak untuk membentuk
pemerintahannya sendiri.
4. Adanya faktor psikologis yang membuat kelompok manusia tersebut memiliki
perasaan senasib, sepenganggungan, serta memiliki tujuan dan cita-cita yang
sama.
5. Adanya kesamaan budaya, bahasa, karakter, dan lainnya yang membedakan
dengan bangsa lainnya.

 Faktor-Faktor Terbentuknya Bangsa


Menurut identitasnya ada beberapa faktor pembentuk bangsa, diantaranya:
1. Primodial, yaitu sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal
yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan,
maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Karena
adanya ikatan kekerabatan, kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan adat
istiadat.
2. Sakral, yaitu sesuatu yang dianggap suci atau keramat oleh masyarakat. Karena
adanya kesamaan agama yang dianut masyarakat.
3. Tokoh, yaitu orang-orang tertentu yang memiliki pengaruh dan dianggap penting
di dalam suatu masyarakat. Tokoh dijadikan sebagai panutan untuk mewujudkan
misi bangsa.
4. Sejarah, yaitu kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan berbagai peristiwa. Karena sejarah dan masa lalu seperti penderitaan
akan melahirkan rasa solidaritas sehingga memungkinkan untuk membentuk
tekad dan tujuan antar kelompok masyarakat.
5. Perkembangan ekonomi, yaitu karena semakin perkembangan ekonomi
meningkat maka akan semakin beragam pula kebutuhan masyarakat sehingga
akan membuat masyarakat semakin ketergantungan satu sama lain dan secara
tidak langsung ingin membentuk suatu kesatuan yaitu suatu bangsa.

 Ciri-Ciri Bangsa
1. Mempunyai penduduk dan budaya.
2. Mempunyai wilayah kekusaan.
3. Mempunyai kedaulatan/pemerintahan.
4. Mempunyai lembaga pemerintahan
5. Mempunyai sistem peraturan dan hokum

 Proses Terbentuknya Bangsa


1. Menurut Model Ortodoks
Menurut model ortodos, sebuah bangsa terbentuk lebih dahulu, kemudian bangsa
tersebut membentuk Negara sendiri.
Ciri-ciri Bangsa dengan Model Ortodoks adalah :
- tidak terjadi perubahan unsur dalam masyarakat karena mereka telah
berhubungan sejak lama sebelum negara terbentuk.
- Tidak membutuhkan waktu yang lama, karena mereka hanya perlu untuk
membentuk sistem pemerintahan yang baru, sedangkan identitas bangsa
tersebut sudah ada sejak lama.
- Partisipasi dan kesadaran politik dalam masyarakatnya tidak terlalu kuat
karena tidak ada banyak perbedaan setelah negara terbentuk.
2. Menurut Model Mutakhir
Menurut model mutakhir, sebuah bangsa terbentuk setelah suatu negara
teerbentuk. Artinya negara terbentuk lebih dulu melalui proses tersendiri,
kemudian barulah terbentuk bangsa dari Negara tersebut.
Ciri-ciri Bangsa dengan Model Mutakhir adalah :
- Memiliki perubahan unsur Bangsa karena terbentuk dari penyatuan beberapa
kelompok orang yang tinggal dalam suatu negara.
- Membutuhkan waktu yang lama hingga tebentuknya identitas Bangsa tersebut
karena beberapa kelompok yang bersatu memerlukan waktu untuk beradaptasi
satu sama lain.
- Partisipasi dan kesadaran politik bangsanya sangat besar karena banyak
perbedaan yang timbul dalam proses terbentuknya Bangsa dengan kesatuan.

B. NEGARA
 Pengertian Negara
1. Pengertian Negara Secara Umum
Negara adalah suatu organisasi atau lembaga tertinggi dari kelompok masyarakat
yang terdiri dari sekumpulan orang di wilayah tertentu, memiliki cita-cita untuk
hidup bersama, serta memiliki sistem pemerintahan yang berdaulat.
2. Pengertian Negara Secara Literal
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yakni state (bahasa inggris), staat (bahasa belanda dan jerman) dan etat (bahasa
prancis) kata state,staat,etat di ambil dari bahasa latin status atau statum yang
berarti tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat tegak dan tetap.
3. Pengertian Negara Secara Terminologi
Secara terminologi negara adalah suatu organisasi dari kelompok atau beberapa
kelompok manusia yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintah yang berdaulat.
4. Pengertian Negara Berdasarkan KBBI
Negara merupakan organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat; kelompok sosial yang menduduki
wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak
menentukan tujuan nasionalnya
5. Pengertian Negara Menurut Para Ahli
a. Menurut Harold J. Laski
Negara ialah suatu masyarakat yang diintegrasian karena mempunyai
wewenang yang bersifat mamaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada
individu atau kelompok yang merupakan bagian masyarakat itu.
b. Menurut Rogert H. Soltau
Negara ialah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
c. Menurut Max Weber
Negara yaitu suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
d. Menurut Robert M. Maclver
Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan
kekuasaan memaksa.
e. Menurut Prof. Miriam Budihardjo
Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan
yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan itu.
f. Dr. Wiryono Projodikoro, SH
Negara adalah suatu organisasi di atas kelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama - sama mendiami suatu wilayah (teritori) tertentu,
dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi.

 Teori Terbentuknya Negara


1. Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat
Teori perjanjian merupakan bentuk perlawanan atas kekuasaan raja ataupun
penguasa yang menganggap memiliki kekuasaan mutlak akibat kepercayaan
sebagai titisan Tuhan. Menurut teori ini, negara merupakan wujud perjanjian
masyarakat sebelum bernegara dan kemudian menjadi masyarakat bernegara.
Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori asal-mula
Negara, diantaranya:
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan perjanjian
bersama individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan
menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau
sebuah badan. Teknik perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes sebagai
berikut setiap individu mengatakan kepada individu lainnya bahwa “Saya
memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini
atau kepada orang-orang yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa
saya memberikan hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan
dalam suatu cara tertentu.
b. John locke (1632-1704)
Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa
kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam
mengadakan perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-
individu tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.
c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Keadaan alamiah diumpamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu
bebas dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu
itu puas. Menurut “Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk
menyatakan “kemauan umumnya” (general will) dan ditujukan pada
kebahagiaan bersama. Selain itu Negara juga memperhatikan kepentingan-
kepentingan individual (particular interest). Kedaulatannya berada dalam
tangan rakyat melalui kemauan umumnya.
2. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan adalah teori yang ada saat agama - agama besar telah tersebar ke
dunia ini contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai namanya tentu saja
dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan berdasarkan itulah, teori ketuhanan
terbentuknya negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar
keinginan Tuhan. Berdasar terhadap kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal
dari Tuhan dan berjalan sesuai kehendaknya. Paham ini, sesuai dengan
ketentuannya, Tuhan yang menciptakan negara sehingga negara dianggap
penjelmaan kekuasaan Tuhan. Hal ini mengakibatkan paham bahwa raja atau
penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga raja memiliki
kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan.
3. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap
kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan.
Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat
atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.
4. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang
hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis yang melukiskan
negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan
makhluk hidup, manusia atau binatang individu yang merupakan komponen-
komponen Negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan
corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-
undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai
daging makhluk itu.
5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh
secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
6. Teori Kedaulatan Hukum
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan semua
kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum.
7. Teori Hukum Alam
Teori hukum alam adalah teori awal tentang terbentuknya suatu negara. Teori ini
menurut sejarah ada pada zaman Plato dan Aristoteles. Menurut teori ini,
terjadinya negara adalah hal yang natural atau alami. Segala sesuatu terjadi sesuai
dengan hukum alam, begitupun dengan negara. Filsufgaul (2012) menuliskan teori
hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan lembaga
alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan
umum. Teori pembentukan negara ini juga didasari atas kecenderungan manusia
untuk selalu bersosial, berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai
kebutuhan hidupnya.

 Proses Terbentuknya Negara


1. Terjadinya Negara Secara Primer
Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang
telah ada sebelumnya. Ada 4 fase terjadinya negara yakni sebagai berikut.
a. Fase Genootschap
Pada fase ini merupakan perkelompokan dari orang-orang yang
menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama dan disandarkan pada
persamaan. Mereka menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang
sama dan kepemimpinan disini dipilih secara primus interpares atau yang
terkemuka diantara yang sama. Jadi yang penting disini adalah unsur bangsa.
b. Fase Rijk
Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah sadar
akan hak milik atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas tanah dan
orang-orang yang menyewa tanah. Sehingga timbul sistem feodalisme. Jadi
yang penting pada masa ini adalah unsur wilayah.
c. Fase Staat
Pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara
dan mereka dan mereka telah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok.
Jadi yang penting pada masa ini adalah bahwa ketiga unsur dari negara yaitu
bangsa, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat telah terpenuhi.
d. Fase Democratische Natie (Negara Demokrasi)
Fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari fase staat, dimana
democratische natie ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional,
kesadaran akan adanya kedaulatan ditangan rakyat.
2. Terjadinya Negara Secara Sekunder
Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah
ada sebelumnya. Fase terjadinya Negara yakni.
a. Occupatie (Pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian
diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. Contohnya Liberia.
b. Fusi (Peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah, mengadakan
perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru atau dapat dikatakan
suatu penggabungan dua atau lebih Negara menjadi Negara baru. Misalnya
Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi Negara Jerman.
c. Cessie (Penyerahan)
Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
perjanjian tertentu. Penyerahan ini juga dapat diikatakan pemberian
kemerdekakaan kepada suatu koloni oleh Negara lain yang umumnya adalah
bekas jajahannya. Contohnya Kongo dimerdekakan oleh Francis.
d. Acessie (Penarikan)
Awalnya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai/ timbul dari
dasar laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang
sehingga akhirnya membentuk negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari
delta Sungai Nil.
e. Anexatie (Pencaplokan/ Penguasaan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi
berarti. Contohnya Israel mencaplok Palestina.
f. Proklamasi
Terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh
bangsa lain mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut
kembali wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya Indonesia
merdeka dari Jepang dan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945.
g. Innovation (Pembentukan Baru)
Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal
dan kemudian lenyap. Contohnya Columbia lenyap, kemudian menjadi
Venezuela dan Columbia yang baru.
h. Separatis (Pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula
menguasainya kemudian menyatakan kemerdekaan. Contohnya Belgia
memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan.
i. Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.
Pendudukan terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak
berpemerintahan. Misalnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan
Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya
dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari daratan Eropa.
Australia dimerdekakan tahun 1901.

 Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun
dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam 2 macam sistem
pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi. Negara Kesatuan,apabila kekuasaan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah tidak sama dan tidak sederajat.
a. Negara kesatuan dengan sisitem sentralisasi adalah pemerintahan yang
langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah di
bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat. Model pemerintahan
Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto adalah salah satu contoh
sistem pemerintahan model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah penyerahan wewenang
dari pemerintahahan pusat ke daerah.contohnya: kepala daerah diberikan
kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan diwilayah
sendiri. Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra.
Sistem pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan paske Orde Baru di
Indonesia dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukan kedalam model ini.
2. Negara Serikat
Negara Serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara
bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.
Setelah memnggabungkan dengan negara serikat, dengan sendirinya negara
tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada
Negara Serikat. Penyerahan kekuasaan dari negaranegara bagian kepada nagara
serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif (satu demui satu) dimana hanya
kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara bagian saja (delagated powers) yang
menjadi kekuasaan Negara Serikat. Namun pada perkembangan selanjutnya,
negara serikat mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan politik luar
negeri, keamanan dan pertahanan negara.

 Sifat-Sifat Negara
1. Sifat Memaksa
a. Sifat negara yang pertama adalah bersifat memaksa. Negara berhak untuk
menggunakan paksaan agar seluruh komponen bangsa mematuhi aturan dan
undang-undang yang berlaku. Tanpa adanya sifat paksaan ini, maka akan ada
banyak warga yang bertindak sewenang-wenang dan tidak menjalankan aturan
hingga menciptakan kekacauan.
b. Oleh karena itulah, negara memiliki hak untuk menggunakan kekerasan atau
kekuatan lewat aparat seperti TNI, polisi, atau lembaga peradilan yang sah.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekacauan, memastikan semua
elemen negara mematuhi undang-udang yang berlaku, serta menjaga
kedamaian bernegara.
2. Sifat Monopoli
Negara juga memiliki sifat monopoli. Maksud dari sifat ini adalah semua hal
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai dan dikendalikan oleh negara. Segala sesuatu dalam lingkup dalam
negeri dikendalikan dan dimonopoli oleh negara.
Hanya ada satu sistem saja yang digunakan, yang ketetapannya telah diatur
oleh negara tanpa adanya campur tangan dari pihak atau organisasi lainnya.
Sifat monopoli ini juga memastikan bahwa sumber-sumber daya untuk
kepentingan orang banyak harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
3. Sifat Menyeluruh
Sifat negara yang terakhir adalah sifat menyeluruh atau mencakup semuanya.
Negara berhak dan wajib untuk mengatur semua warga negaranya tanpa
membeda-bedakan satu sama lain. Dengan kata lain, semua peraturan dan
perundang-undangan berlaku bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali.
Keseluruhan tata tertib dan perundang-undangan di sebuah negara berlaku atas
semua orang tanpa memandang suku, ras atau agama. Sifat ini penting untuk
menciptakan keadilan dan mewujudkan keseteraan antar warga negara,
terutama dalam kondisi masyarakat yang heterogen atau berbeda-beda latar
belakangnya.

 Unsur-Unsur Negara
1. Rakyat
Pertama-tama harus ada rakyat. Dalam istilah yang lebih umum sering pula
digunakan istilah masyarakat atau kumpulan individu-individu yang saling
berinteraksi dan mendiami suatu wilayah. Istilah rakyat secara implisit
mengandaikan adanya kelompok lain yang memiliki power lebih besar ketimbang
rakyat, yaitu pemerintah. Adanya rakyat artinya ada orang-orang yang hidup dan
menjadi subjek pemerintahan dan aturan yang ditegakkan. Negara tanpa rakyat
bukanlah negara, melainkan tanah antah berantah berupa pulau-pulau tak
berpenghuni. Rakyat bisa pula disebut penduduk warga negara, sebagai
penegasan di sini bahwa ada pula penduduk non warga negara.
2. Wilayah
Wilayah yang dimaksud di sini adalah lokasi fisik dengan batasan teritorial yang
jelas. Wilayah sebaiknya dipahami secara geografis, sehingga kita mengenal
teritori fisik yang mencakup daratan, perairan dan udara. Batasan wilayah negara
dibuat berdasarkan keputusan politik hasil negosiasi internasional. Di batas
negara selalu dipasang penanda agar orang-orang tahu. Penanda tersebut bisa
berbagai macam, dari batok kayu, garis cat, kawat berduri, atau tembok raksasa.
3. Pemerintah yang berdaulat
Pemerintah merupakan kelengkapan negara yang bertugas menyelenggarakan
negara sebagai sebuah organisasi besar. Pemerintah menetapkan aturan dan
menegakkan hukum serta embawa negara yang dikelolanya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Penekanan di sini tampak pada kata ”berdaulat”. Artinya,
pemerintah suatu negara bukanlah boneka negara lain yang didikte dan
dikendalikan oleh asing.
4. Pengakuan dari negara lain
Eksistensi suatu negara perlu dikukuhkan oleh pengakuan dari negara lain. Unsur
ini bersifat deklaratif, artinya negara yang baru berdiri mendeklarasikan dirinya
atau memproklamirkan dirinya dan suatu negara yang sudah eksis sebelumnya
mendeklarasikan pengakuannya.
Pengakuan atas terbentuknya suatu negara dapat dikelompokkan menjadi dua: de
facto dan de jure. Pengakuan de facto artinya pengakuan berdasarkan kondisi
faktual bahwa negara tersebut ada wilayahnya, orang-orangnya, dan
pemerintahnya. Pengakuan ini bersifat sementara sampai mendapat pengakuan de
jure. Pengakuan de jure artinya pengakuan terhadap suatu eksistensi negara yang
disahkan di atas kertas atau legal berdasarkan hukum internasional. Pengakuan de
jure bisa disebut juga pengakuan hukum dan konstitusional. Negara yang
mendapat pengakuan de jure memiliki hak dan kewajiban sebagaimana negara
lain yang diatur dalam peraturan internasional.
 Fungsi Negara
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari
segala ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari
internal atau eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan Negara.
2. Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan
tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa
melihat kedudukan dan jabatan.
3. Fungsi Pengaturan dan Keadilan
Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan kebijakan
dengan ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsan dan juga bernegara.
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, E. (n.d.). PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK NEGARA. Retrieved Maret 2021, from
file:///C:/Users/ACER/Downloads/PENGERTIAN%20DAN%20BENTUK-
BENTUK%20NEGARA.pdf

KBBI. (n.d.). NEGARA. Retrieved Maret 2021, from https://kbbi.web.id: https://kbbi.web.id/negara

Setiawan, S. (n.d.). PENGERTIAN BANGSA DAN NEGARA. Retrieved Maret 2021, from
www.gurupendidikan.co.id: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/

SN. (n.d.). UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA. Retrieved Maret 2021, from


pm.unida.gontor.ac.id: http://pm.unida.gontor.ac.id/unsur-unsur-terbentuknya-negara/

Suprapto, E. (n.d.). ADANYA NEGARA DALAM NEGARA. Retrieved Maret 2021, from
https://portal.belitung.go.id: https://portal.belitung.go.id/read-artikel/40/adanya-negara-dalam-
negara

Anda mungkin juga menyukai