Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

OLEH :
Nama : Komang Nova Wulandari
NIM 2017041181
Kelas : 2A Manajemen
Rombel 27

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2020/2021
A. Pengertian Hakikat Bangsa dan Negara
 Pengertian Bangsa
Konsep bangsa memiliki dua pengertian ( Badri Yatim,1999),yaitu bangsa dalam
pengertian sosiologis antropologis dan bangsa dalam pengertian politis.
a. Bangsa dalam Arti Sosiologis Antropologis
Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat
yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu
kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan demikian disebut ikatan primorbial.
Persekutuan hidup masyarakat semacam ini dalam suatu Negara dapat merupakan persekutuan
hidup yang mayoritas dan dapat pula persekutuan hidup minoritas. Contoh : amerika serikat
terdiri dari bangsa Negro, bangsa Indian, bangsa Cina, bangsa Yahudi, dan lain-lain.
b. Bangsa dalam Arti Politis.
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama
dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan
kedalam. Jadi mereka diikat oleh kekuasaan politik yaitu Negara. Misalnya bangsa Moro, bangsa
Yahudi, bangsa Kurdi, dan bangsa Tamil.
 Pengertian Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara mempunyai dua pengertian.
Pertama,negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang
sah ditaati rakyatnya. Kedua, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
 Pengertian negara dari pendapat para ahli, antara lain sebagai berikut.
1. George Jellinek.
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu.
2. Kranenburg.
Negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau
bangsanya sendiri.
3. Roger F. Soultau.
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau yang mengendalikan persoalan
bersama atas nama masyarakat.
4. Soenarko.
Negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai daerah tertentu
dimanakekuasaan daerah berlaku sepenuhnya sebagai sovereign.
5. George Wilhelm Fredrich Hegel.
Negara merupakan organsasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan
individual dan kemerdekaan universal.
6. R. Djokosoetono.
Negara ialah suatu negara masyarakat atau kumpulan manusia yang berada dibawah
suatu pemerintahan yang sama.
7. Jean Bodin.
Negara adalah suatu persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin
oleh akal dari sutu kuasa yang berdaulat.
8. Mirriam Budiardjo.
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat
dan yang berhasil menuntut dari warganya ketaatan pada perundangan melalui
penguasaan kontrol dari kekuasaan yang sah.
B. Makna Manusia, Masyarakat-Bangsa, dan Negara
1. Manusia
Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa memiliki kedudukan dan martabat yang
paling tinggi diantara makhluk lain ciptaan-Nya. Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga
dalam kondisi tertentu mampu memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap
manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka dan mempunyai haik serta martabat yang sama.
Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya berpikir dan berakal budi.
Dalam sejarah homo berarti manusia. Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan sebagai
makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf yunani mengatakan bahwa
manusia itu makhluk yang bergaul, bermasyarakat.
a) Manusia Sebagai Mahkluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada ciri khas yang dimiliki manusia
yang membedakan dirinya dengan makhluk lainnya. Hal itu karena manusia dilahirkan ke dunia
ini memiliki sifat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, manusia memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Ciri manusia yang merupakan kepribadian, yaitu sifat khas yang dimiliki
seseorang, sikap, tempramen, watak /karakter, tipe, dan minat. Manusia sebagai makhluk
individu adalah bebas. Manusia bebas menentukan apa yang ingin dilakukannya, dipikirkannya,
dan dikatakannya. Namun manusia juga harus bertanggunga jawab terhadap semua yang
diperbuatnya.
b) Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang memiliki kemampuan, kebutuhan,
dan kebiasaan untuk berkomunikasi dan berhubungan, serta berorganisasi dengan manusia lain.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia sebagai zoon politicon. Dengan kata lain, manusia
merupakan homo socius. Homo artinya manusia, dan socius berarati kawan. Jadi manusia tidak
dapat hidup tanpa orang lain.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan orang lain. Segala kebutuhan
manusia tidak akan tercapai apabila manusia tidak menjalin kerja samayang baik dengan
manusia lain. Manusia bekerja sama memenuhi kebutuhan hidup, baik materil maupun spiritual
dalam melanjutkan kehidupannya dan mempertinggiderajat kemanusiaan.
Hubungan kerjasama antarmanusia itu akan membentuk satu kelompok. Pengelompokan
antarmanusia ini didasarkan pada kemampuan berkomunikasi, mengungkapakan rasa, dan
kemampuan bekerja sama. Akibatnya, manusia akan memiliki nilai solidaritas, nilai
berorganisasi, dan nilai kebersamaan. Pengelompokan manusia tersebut akan membentuk suatu
masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama dan terikat adanya
kepentingan, serta saling memengaruhi. Masyarakat yang terbentuk lama-kelamaan akan
menciptakan suatu bangsa dan negara.
2. Masyarakat-Bangsa
Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama. Mereka hidup
bersama dalam berbagai hubungan antara individu yang berbeda-beda tingkatannya. Kehidupan
bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah, dan negara. Pada umumnya ada tiga macam
golongan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a) Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, perkumpulan keluarga, suami-istri
(gemeinschaft)
b) Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan : pekerjaan, perkumpulanekonomi,
koperasi, serikat kerja, perkumpulan social, perkumpulan kesenian, danolahraga
(gezelschaft)
c) Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan : pandangan hidup atau ideology, partai
politik, perkumpulan agama, bangsa, dan negara.
Bangsa adalah sekelompok manusia/orang yang memiliki hal-hal berikut.
a) Cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan
b) Perasaan senasib sepenanggungan
c) Karakter yang sama
d) Adat istiadat/budaya yang sama
e) Satu kesatan wilayah
f) Teroganisir dalam satu wilayah hukum
3. Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the state (inggris), I’etat
(prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan der staat (jerman).
Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan menurut bahasa
suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup
dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan
pemerintha dengan teratur.
Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas (lembaga legislatife,
eksekutif, yudikatif) yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan
Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi
masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang terus. Dalam mengemban tugasnya,
Negara memliki aparatur Negara dengan wewenangnya.
C. Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan bangsa-negara, yaitu model ortodoks dan
model mutakhir.
1. Model Ortodoks.
Model ortodoks yaitu bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu, untuk kemudian
bangsa itu membentuk suatu Negara tersendiri. Contoh bangsa Yahudi berupaya
mendirikan negara Israel.
2. Model Mutakhir.
Model mutakhir berawal dari adanya Negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui
proses tersendiri, sedangkan penduduk Negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan
ras. Contohnya adalah kemunculan Negara Amerika Serikat pada tahun 1776.
D. Proses Terbentuknya Bangsa
Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben Anderson, dapat ditelaah
lebih lanjut mngenai proses dan unsur-unsur pembentuknya. Menurut pengamatan Ben
Anderson, ilmuwan politik dari universitas cornel, Bangsa merupakan komunitas politik yang
dibayangkan dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan sebagai
komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa yang paling kecil sekalipun, setiap
individunya tidak kenal satu sama lain. Begitu pula dengan bangsa yang besar sekalipun, yang
jumlah anggota atau penduduknya hingga ratusan jiwa, mempunyai batas wilayah yang relatif
jelas. Kekuasaan dan wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang berdaulat, merupakan
dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah
dan bangsa tersebut.
1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar Identitasa
a) Farimordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa,
daerah, bahasa, dan adat istiadat.
b) Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat menimbulkan ideologi
dokttriner yang kuat dalam suatu masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat membentuk
bangsa negara.
c) Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi panutan untuk
mewujudkan misi-misi bangsa.
d) Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akibat penjajahanakan
melahirkan solidaritas (senasib dan sepenanggungan).
e) Bhinneka Tunggal Ika, yaitu faktor kesadaran antar anggota masyarakat mengenai
pentingnya persatuan dan berbagai perbedaan.
f) Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang terspesialisasi sesuai kebutuhan
masyarakat akan meningkatkan mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.
g) Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik mempertemukan berbagai
kepentingan di kalangan masyarakat.
2. Faktor Pembentuk Bangsa Menurut Segi Organisasia.
a) Negara sebagai Organisasi Kekuasaan
b) Negara sebagai Organisasi Politik
c) Negara Ditinjau dari Segi Organisasi Kesusilaan
d) Negara Ditinjau dari Segi Integritas antara Pemerintah dan Rakyat
E. Proses Terbentuknya Negara
1. Unsur-unsur Negara
a) Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam Negara suatu Negara atau menjadi
penghuni Negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari Negara.
b) Wilayah
Pembatasan wilayah suatu Negara sangat penting sekali karena menyangkut pelaksanaan
kedaulatan suatu Negara dalam segala bentuk seprti hal-hal berikut:
 Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada dildalamnya.
 Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut
bila tidak izin dari Negara itu.
Pembagian Wilayah:
 Daratan
Pembatasan antara Negara dapat berupa hal-hal berikut.
- Batas alam. Misalnya sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
- Batas buatan, misalnya Pagar tembok, pagar kawat berduri.
- Batas menurut geofisika, misalnya lintang utara/selatan , bujur timur/barat
 Lautan
Wilayah laut suatu Negara ialah semua perairan, lautan, dan sungai yang berada dalam batas-
batas Negara (laut territorial). Penentuan batas laut harus berpedoman kepada hukum laut
internasional. Masalah laut menjadi masalah internasional karena ada dua konsepsi kalautan
yang bertentangan
 Udara
Batas wilayah udara menjadi masalah, karena terdapat beberapa aliran pemikiran yang
dikelompokkan atas dua bagian, yaitu aliran udara bebas.
 Wilayah Ekstrateritorial
Berdasarkan ketentuan hukum internasional, yang termasuk wilayah ekstrateritorial adalah
wilayah di mana kapal-kapal laut yang berbendera negara tertentu sedang berlayar di lautan
bebas, pesawat-pesawat terbang yang sedang mengangkasa di atas lautan bebas di bawah
identitas negara tertentu dan tempat atau gedung perwakilan diplomatik suatu negara tertentu.
c) Pemerintahan yang Berkedaulatan
Pemerintah yang berkedaulatan yaitu adanya penyelenggara Negara yang memiliki
kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan di Negara tesebut. Pemerintah tersebut memiliki
kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti Negara memiliki
kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya . kedaulatan ke luar artinya Negara mampu
mempertahankan diri dari serangan Negara lain.
F. Teori Terjadinya Negara.
Beberapa teori terjadinya Negara adalah sebagai berikut :
1. Teori Hukum Alam.
Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran paling awal, yaitu masa pelato dan
aristoteles. Menurut teori hokum alam, terjadinya Negara adalah suatu yang alamiah.
Negara terjadi secara alamiah , bersumber dari manusia sebagai makhluk social yang
memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan
hidupnya.
2. Teori Ketuhanan.
Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama beasar di dunia yaitu islam dan Kristen.
Menurut teori ketuhanan terjadinya Negara adalah karena kehendak tuhan, didasari
kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari tuhan dan terjadi atas kehendak tuhan.
Pemimpin dalam suatu Negara adalah sebagai wakil tuhan. Teori ini dikemukakan oleh :
Freiderich Julius Stahl, Thomas Aquinas, dan Agustinus.
3. Teori Perjanjian
Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan tuhan.
Mereka menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik
bagaimana terjadinya Negara. Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa yaitu :
Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rouseau, dan Montesquieu. Menurut teori perjanjian
Negara terjadi sebagai hasil perjanjian antar manusia. Negara pada dasarnya adalah
wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara untuk kemudian menjadi
masyarakat bernegara.
G. Bentuk-bentuk Kenegaraan
 Negara Kesatuan (Unitarusme)
Negara kesatuan suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, hanya ada satu pemerintah
(pusat) yang mengatur seluruh daerah. Bentuk negara kesatuan sebagai berikut:
- Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu segala sesuatu dalam negara itu
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
- Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu pelimpahan kesempatan dan
kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah)
disebut pula daerah swatantra.
 Negara Serikat (Federal)
Negara serikat (federasi) adalah suatu Negara yang merupakan gabungan dari beberapa
Negara bagian dari Negara serikat itu. Artinya, suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta
berdiri sendiri kemudian menggabungkan diri dalam suatu Negara Serikat sehingga menjadi
Negara bagian yang melepaskan sebagian kekuasaannya kepada Negara Serikat itu.
Bentuk Kenegaraan Lainnya:
 Negara Dominion
Negara Dominion adalah suatu negara yang tadinya daerah jajahan Inggris yang telah
merdeka dan berdaulat, termasuk menguru politik ke dalam dan ke luar negeri.
 Negara Protektorat
Negara Protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah lindungan (to protect =
melindungi) negra pelindung, biasanya soal hubungan luar negeri dan pertahanan.
 Negara Uni
Negara Uni adalah dua atau lebih negara yang mesing-masing merdeka dan berdaulat
tetapi mempunyai satu kepala negara yang sama.
 Mandat dan Trust
Bentuk negara-negara Mandat dan Trust diatur dan diawasi oleh Dewan Perwakilan PBB.
Negara bekas jajahan yang kalah perang dalam Perang Dunia 22, kemudian diatur oleh
pemerintah perwalian dengan pengawasan komisi Mandat PBB disebut Negara Mandat.
Sedangkan negara-negara yang pemerintahannya diawasi Dewan Perwakilan PBB
disebut Negara Trust.
H. Fungsi dan Tujuan Negara.
Fungsi Negara merupakan upaya Negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi Negara bias
dibilang sebagai tugas Negara. Negara sebagai organisasi kekuasaan yang dibentuk untuk
menjalankan tugas-tugasnya.
Menurut Montesquieu Negara memiliki 3 fungsi yaitu:
1. Fungsi Legislatif (Membuat undang-undang.)
2. Fungsi Eksekutif (Melaksanakan undang-undang.)
3. Fungsi Yudikatif (Mengawasi agar semua peraturan ditati.)
Ketiga fungsi ini popular dengan sebutan Trias Politika.
Sedangkan menurut Mirriam Budiardjo, fungsi pokok Negara adalah sebagai berikut.
1. Negara bertidak sebagai stabilisator. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah pemberontakan dalami masyarakat.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Fungsi ini dijalankan dengan
melaksanakan pembangunan di segala bidang.
3. Pertahanan. Fungsi Negara untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar
4. Menegakkan keadilan.
Di bawah ini adalah beberapa tujuan Negara menurut para ahli.
 Roger H. Soltau.
Tujuan Negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin.
 Harold J. Laski.
Tujuan Negara ialah menciptakan keasaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan secara meksimal.
 Plato.
Tujuan Negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai mekhluk social.
I. Integrasi Nasional dan Dimensi Integrasi
 Integrasi Nasional
Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan
tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan
beribu-ribu pulau kecil. Kadang kalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan
belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara
Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia bagian Timur dan Indonesia
bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan. Realitas itu menyebabkan pula kewargaan
penduduk Indonesia berbeda-beda dari segi kebudayaan. Pengelompokkan kewargaan serupa itu
diwujudkan dalam satuan-satuan etnik.
Negara Indonesia menganut faham nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu faham yang
mengajarkan bangsa yang bernegara yang dibangun dari masyarakat yang majemuk, dan
warganya tersebut sungguh-sungguh bertekad untuk membangun masa depan secara bersama,
dengan terlepas dari berbagai perbedaan ras, etnik, dan agama atau misalnya, dari ikatan
kesetiaan yang melekat sejak lahir terhadap suku daerah kelahirannya. Suatu negara akan
berfungsi dengan baik apabila memiliki dukungan idiologi nasionalisme, dan juga tidak kalah
pentingnya adalah dukungan demokrasi. Nasionalisme dibangun dari semangat rakyat untuk
bersatu, sedangkan demokrasi menjamin jati diri rakyat, penghormatan dan perlindungnya.
Dalam hal ini keikutsertaan dalam kehidupan bernegara diwajibkan, sehingga semangat
nasionalisme dan demokrasi dapat dibangun dengan baik yang diharapkan akan tercipta suatu
stabilitas nasional yang tangguh, sekalipun dalam negara demokrasi berbagai kepentingan tidak
akan hilang tetapi dapat ditekan atau larut dalam berbagai organisasi politik yang ada. Semua itu
dapat tercapai apabila pemerintahan itu baik, seperti menegakkan keadilan dalam
mengalokasikan sumber daya nasional, baik antar sektor maupun antar wilayah, sehingga etnik
diperlakukan dengan adil, dapat hidup dengan tenang, aman, serta dapat melaksanakan seluruh
kegiatan kehidupan sosial dengan baik. Tetapi sebaliknya bila pemerintah mengalami
kemunduran dalam kinerjanya, maka masing-masing golongan yang ada dalam masyarakat akan
berjuang untuk memperoleh hak, serta akan memenuhi aspirasi sebagai kepentingan yang syah,
maka demikian akan timbul kebangkitan etnik, dan lebih jauhnya lagi akan terjadi suatu gejolak
di masyarakat.
Sedangkan menurut pakar sosiologi, Manrice Duverger dalam bukunya, mengatakan
sebagai berikut,“Integrasi didefinisikan sebagai “dibangunnya interdependensi yang lebih rapat
antara bagian-bagian antara organisme hidup atau antara nggota-anggota dalam masarakat”
sehingga integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat,yang cenderung membuatnya
menjadi suatu kata yang harmonis yang didasarkan pada tatanan yang oleh angota-anggotanya
dianggap sama harminisnya.Dari dua pengertian tersebut diatas pada hakekatnya integrasi
merupakan upaya politik/ kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk
harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang
ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam mencapai
tujuan-tujuan nasional di masa depan untuk kepentingan bersama. Proses integrasi disebabkan
adanya, kebersamaan sejarah, ada ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan NKRI,
adanya kesepakatan pemimpin, homogenitas social budaya serta agama,dan adanya saling
ketergantungan dalam bidang politik dan ekonomi.Nazarudin berpendapat istilah integrasi
nasional merujuk kepada perpaduan seluruh unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan
bangsa, meliputi social, budaya, dan ekononi. Maka pengertian integrasi nasional adalah
menekankan pada persatuan persepsi dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
 Dimensi Integrasi
Integrasi mempunyai dua dimensi, antara lain: integrasi horizontal dan integrasi vertikal.
Dimensi vertikal dalam integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite
dan masa dengan cara menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antara kelompok
yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkan dimensi horizontal mengintegrasikan
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan –perbedaan
yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kultur dengan mengurangi kesenjangan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
Nazaruddin Sjamsudin mengatakan “Integrasi lazim dikonsepsikan sebagai suatu proses
ketika kelompok sosial tertentu dalam masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk
mewujudkan kedekatan hubungan-hubungan social, ekonomi, politik. Kelompok-kelompok
sosial tersebut bisa terwujud atas dasar agama dan kepercayaan, suku, ras dan kelas. Konsepsi
tersebut mengisyaratkan bahwa integrasi tercipta melalui proses interaksi dan komunikasi yang
intensif (dengan tetap mengakui adanya perbedaan. Kemudian jalan menuju proses intagrasi
tidak selalu lancar atau mulus seringkali menemukan hambatan-hambatan , itu jelas ada seperti
adanya primordialisme, suku, ras, agama dan bahasa. Dalam setiap kebijakan pemerintah selalu
ada reaksi setuju dan tidak setuju, hal tersebut adalah wajar apabila suatu negara dibentuk dari
suatu masyarakat yang majemuk, ada yang merasa diuntungkan dan ada yang merasa dirugikan
okeh kebijakan tersebut.
J. Faktor Pendorong dan Penghambat serta Contoh Integrasi Nasional
 Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.
 Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama
yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak
langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap). Hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-
baratan/meniru gaya hidup orang Eropa atau Amerika, pergaulan bebas, penyalahgunaan
narkotika, minum minuman keras, dan sebagainya.
 Contoh-contoh untuk mendukung terwujudnya integrasi nasional yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Pertukaran pelajar antarprovinsi se-Indonesia.
2. Pengiriman misi kebudayaan dari para pelajar ke berbagai daerah di Indonesia.
3. Mengadakan festival seni dan budaya antarpelajar se-Indonesia.
4. Mengadakan perlombaan antarpelajar se-Indonesia untuk lebih mengenalkan budaya
lokal masing-masing daerah kepada seluruh rakyat Indonesia
 Contoh wujud integrasi nasional yang telah dilakukan Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap
anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu,
misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari
legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi
di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan
tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama
Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara
(untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru
5 (lima) macam.
4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat
nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga
Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah untuk
dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.

Anda mungkin juga menyukai