01 02 03
04 05
• Kurva Phillips
menunjukkan hubungan
terbalik antara laju inflasi
dan tingkat pengangguran.
• Otoritas fiskal ingin
menekan angka
pengangguran sedangkan
otoritas moneter ingin
menekan laju inflasi.
1. Single, Unified Policy Maker: adanya institusi tunggal yang mengatur kebijakan
fiskal dan moneter.
2. Two Uncoordinated Policy Makers: otoritas fiskal dan moneter mengambil
kebijakan secara independen.
3. Leader-follower Arrangements: adanya institusi (follower) yang menetapkan
kebijakan berdasarkan kebijakan institusi (leader) yang mendahuluinya.
4. One-Party Follows a Non-Reactive Rule: institusi (leader) tidak bersikap reaktif
terhadap kebijakan dari institusi lain (follower).
Tahapan Koordinasi Kebijakan
𝑫 𝒕 = 𝑩 𝒕 − 𝑩 𝒕 − 𝟏 + [𝑴 𝒕 − 𝑴 𝒕 − 𝟏 ]
dimana 𝑅𝐶𝐵𝑡 surplus yang diperoleh oleh bank sentral dan ditransfer ke
otoritas fiskal dalam periode 𝑡.
Fiscal Theory of Price Level
• Kendala anggaran konsolidasi:
• Jika 𝐵𝑡𝑇 − 𝐵𝑡𝑀 adalah utang pemerintah yang dipegang oleh swasta, maka
kendala anggaran tersebut bisa ditulis sebagai berikut:
• Kebijakan dikatakan aktif jika semua instrumenbisa dipilih secara bebas, tanpa
mempedulikan kendala anggaran.
Fiscal Theory of Price Level
• Present-value consolidated government budget constraint (GBC):
Sumber: https://blogs.imf.org/2020/04/15/fiscal-policies-to-contain-the-damage-from-
Studi Kasus COVID-19: Koordinasi Kebijakan Moneter-Fiskal
• Barwell dkk. (2020) mengatakan bahwa ada 3 isu yang dihadapi oleh otoritas moneter:
1. apa yang bisa dilakukan dalam konteks kebijakan moneter konvensional,
2. apa yang dapat dilakukan dalam ruang koordinasi moneter-fiskal, dan
3. apa yang harus dilakukan setelah krisis berakhir.
• Kebijakan moneter konvensional saja kemungkinan tidak cukup untuk menstimulus
perekonomian (Baldwin dan di Mauro, 2020).
• Dalam suatu krisis, koordinasi yang lebih besar antara otoritas moneter dan fiskal
dapat dibenarkan dengan Bank mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menciptakan ruang fiskal yang lebih besar (Barwell dkk., 2020).
Studi Kasus COVID-19: Koordinasi Kebijakan Moneter-Fiskal
𝑼 = 𝑼 𝒙𝟏 , 𝒙𝟐 , 𝝅𝟏 , 𝝅𝟐 subject to 𝒙𝟐 = 𝒙𝟐 𝒙𝟏 , 𝝅𝟏 , 𝝅𝟐 dan 𝒙𝟏 = 𝒙𝟏
dimana:
𝑈: fungsi preferensi bank sentral dalam mengambil kebijakan
𝑥𝑡 : respon agen ekonomi pada periode 𝑡
𝜋𝑡 : variabel kebijakan pada periode 𝑡
𝑥1 adalah given sedangkan nilai 𝑥 dan 𝜋 pada 𝑡 = 2 tidak diketahui atau mengalami
perubahan konteks ekonomi (myopic one-period)—maka membenarkan berlakunya
kebijakan diskresi agar output pada 𝑡 = 2 dapat dioptimalkan.
Studi Kasus GFC: Model New Keynesian dan QE
• Monetary policy rule yang paling banyak digunakan oleh bank sentral di
seluruh dunia adalah Taylor rule.
• Rule ini lazim digunakan di model-model New Keynesian dan cukup baik
menjelaskan perilaku data (Williamson, 2018).
• Berdasarkan Rudebusch (2009), Williamson mengestimasi Taylor rule
menggunakan data period 1988-2007 dan mendapatkan hasil sebagai berikut
𝑅 = 2.0 + 1.2𝑖 − 1.5 𝑔𝑎𝑝,
dimana 𝑅 adalah Fed Funds rate (FFR) aktual, 𝑖 adalah tingkat inflasi, dan 𝑔𝑎𝑝
adalah output gap.
• Persamaan tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan predicted FFR
untuk periode 2008 sampai 2016Q1.
Studi Kasus GFC: Model New Keynesian dan QE
“The FFR should have been
negative from first quarter 2009 to
first quarter 2011. But the federal
funds rate cannot be negative, so if
the Fed could somehow ease policy
in another way, that would be
appropriate, according
to this argument.” (Williamson,
2018)
Studi Kasus GFC: Private Capital Flow to Asia (Cho dan Rhee, 2013)
• Koordinasi antara bank sentral sebelumnya pernah terjadi seperti upaya G-7
memperlambat laju apresiasi mata uang Yen pada Maret 2011 dan upaya
sejumlah bank sentral untuk menurunkan tingkat suku bunga pada GFC 2008.
• Sejumlah bank sentral seperti the Federal Reserve, Bank of Canada, ataupun
Bank of England sepakat untuk berkoordinasi meningkatkan penyediaan
likuditas melalui standing U.S. dollar liquidity swap line arrangements.
– Sepakat menurunkan harga standing U.S. dollar liquidity swap line
arrangements sebesar 25 basis poin.
– Untuk meningkatkan efektivitas, mereka juga menawarkan US Dollar
mingguan dengan masa jatuh tempo 84 hari—sebelumnya masa jatuh
tempo hanya 1 minggu.
Studi Kasus Koordinasi Kebijakan Menghadapi GFC dan Covid-19
DAFTAR Barwell, R, J S Chadha and M Grady (2020), "Monetary policy in troubled times: New
governor, new agenda", NIESR Occasional Paper No. 59.
PUSTAKA Bassetto, M. (2008). Fiscal theory of the price level. The New Palgrave Dictionary of
Economics.
Blanchard, O., Amighini, A., & Giavazzi, F. (2017). Macroeconomics. Pearson Higher
Ed.
Blinder, A. S. (1982). Issues in the coordination of monetary and fiscal policy.
Bloomberg. (2020, February 28). A Brief History of Central Bank Coordination as
Debate Heats Up. Retrieved from
https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-02-28/a-brief-history-of-
central-bank-coordination-as-debate-heats-up
Cho, D., & Rhee, C. (2013). Effects of quantitative easing on asia: capital flows and
financial markets. Asian Development Bank Economics Working Paper Series,
(350).
Christiano, L. J., & Fitzgerald, T. J. (2000). Understanding the fiscal theory of the
price level (No. w7668). National bureau of economic research.
Chugh, S. K. (2015). Modern macroeconomics. MIT Press.
Devereux, M. B., & Mansoorian, A. (1992). International fiscal policy coordination
and economic growth. International Economic Review, 249-268.