PROSESI PERNIKAHAN DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KENAGARIAN UJUNG

GADING JORONG LOMBOK

OLEH : SOFWAN DAFFA (1916010062)

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara dimana mempunyai masyarakat yang majemuk.

Kemajemukan ini bisa dilihat secara vertikal dan horizontal. Secara umum setiap Suku atau
kelompok etnik, menempati suatu daerah secara bersama. Hubungan sosial yang berlangsung
lama menciptakan terwujudnya kebudayaan kebudayaan lokal di berbagai daerah daerah di
Indonesia.

Kontak antara budaya yang terjadi pada berbagai kelompok kelompok etnik,di
indonesia menghasilkan budaya lokal pada masyarakat di daerah tersebut. Kontak atau
Persentuhan budaya ini, sering terjadi di daerah daerah perbatasan di Indonesia,termasuklah
salah satunya tempat tinggal Saya Yaitu Kenagarian Ujung Gading.

Daerah daerah perbatasan seperti tempat tinggal saya,adalah kawasan dimana

berjumpanya beberapa suku suku dan kebudayaannya sendiri. Dan selanjutnya akan
menghasilkan sebuah kebudayaan yang baru maupun bercampurnya kebudayaan kebudayaan
itu (Asimiliasi).

Kebudayaan yang paling mapan dan mayoritas penduduknya akan menjadi dominator
pada kebudayaan kebudayaan yang ada di daerah perbatasan tersebut. Dan budaya yang
kurang kuat akan menyatu/mengikut terhadap kebudayaan yang unggul / dominan.

Terciptanya kebudayaan baru yang berasal dari percampuran 2 kebudayaan, terjadi

pada daerah saya sendiri yaitu “Kenagarian Ujung Gading. Ujung Gading terletak di
Kabupaten Pasaman Barat, yang berbatasan dengan daerah Tapanuli Selatan (Mandailing
Natal) Sumatera Utara.
LATAR BELAKANG

Berdasarkan pada pendahuluan di atas bisa di pastikan bahwa nagari Ujung Gading
adalah tempat pertemuan 2 kebudayaan yaitu Kebudyaan Mandailing dan Kebudyaan
Minangkabau. Hal ini dikarenakan oleh nagari Ujung Gading adalah salah satu daerah
perbatasan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat.

Di kenagarian Ujung Gading ada tahap tahap dalam proses pernikahannya, terdapat
beberapa agenda yang harus dilakukan sebelum terjadinya prosesi perkwawinan yang akan
kita bahas pada pembahasan nanti.

Dan karena adanya beberapa kebudayaan yang ada di nagari Ujung Gading ini maka
prosesi pernikahan nya juga ada 2 macam garis besar, yang mengacu pada kebudayaan
mandailing dan kebudayaan Minang.

Adat Jujuran (Mandailing) dan Adat Sumando (Minang), perbedaan kedua cara ini
sama sekali tidak memberikan dampak pada pesta perkawinan/prosesi pernikahannya , hal
ini tidak berdampak karena yang memilih pelaksanaan pesta tergantung pada hasil
kesepakatan melalui musyawarah oleh pihak laki laki dan perempuan sekaligus sanak
familinya sendiri.

Di Ujung Gading acara pernikahan di sebut dengan “ Bolek” (bhs melayu), kita akan
membahas berbagai macam cara dan tahap tahap yang harus dilakukan yang di mana apakah
itu yang melakukan pernikahan memilih adat jujuran ataupun adat sumando. Namun Kita
nantinya akan membahas adat sumando. Walaupun secara garis besar lebih banyak orang
Mandailing dari pada Minang di Nagari Ujung Gading ini namun prosesi pernikahannya
masih mengikuti atau mengacu pada adat Minang.

Memang sedikit unik karena apabila di perhatikan secara mendalam lebih banyak
orang Mandailing di Kenagarian ujung gading ini, namun kebanyakan mereka lebih memilih
mengikuti proses pernikahan berdasarkan adat sumando. Hal ini disebabkan oleh masyarakat
ujung gading menganggap marga adalah sebuah simbol saja, yang merupakan salah satu
keunikan di daerah perbatasan ini. Baik itu dalam upacara upacara adat termasuk di dalamnya
perkawinan, kematian , dan upacara lainnya masih berdasarkan adat Minang. Namun di
Nagari Ujung Gading ini masih memiliki zat zat kebudayaan Mandailing di beberapa aspek
kehidupannya. Budaya Mandailing agak lemah peranannya karena Ujung Gading sendiri
masih berada di daerah rantau Minangkabau, walaupun penduduk asli nya adalah kebanyakan
di huni oleh orang Mandailing yang merantau kesini. Itulah sedikit contoh keunikan yang
berada di daerah daerah perbatasan yang ada di Indonesia ini.

Di Ujung Gading sebuah adat akan selalu di pegang teguh, akan selalu di jaga
kelestarian dan juga keutuhannya termasuk lah salah satunya adat perkawinan yang akan kita
singgung pada pembahasan nantinya. Orang Ujung Gading akan selalu menjaga kelestarian
adatnya. Sebuah pernikahan yang ada di Ujung Gading ini apakah yang melakukannya
termasuk orang asli ujung gading misalnya menikah dengan orang pendatang yang beda suku
maka akan memilih adat yang akan di pakai pada perkawinannya nanti, dengan cara mufakat
antara pihak laki laki dan pihak perempuan, dan dilaksanakan lah pernikahan dengan
berdasarkan salah satu prosesi adat mengikut dari pihak laki laki ataupun perempuan.

Hal seperti ini merupakan sesuatu yang wajar di sini, melaksanakan prosesi
pernikahan berdasarkan adat dari pihak anak daro atau dari pihak marahpole. Intinya kedua
belah pihak akan musyawarah menentukan prosesinya berdasarkan adat apa yang akan di
jalankan, baik itu mengikut ke adat pihak laki laki atau mengikut adat pihak perempuan.

Nagari Ujung Gading sangat terbuka dengan para pendatang dari daerah lain,karena
berada di perbatasan tadi. Sekarang ada 3 etnik yang berada di ujung gading yaitu
Mandailing, Minang , dan transmigran jawa. Menjadi hal wajar karena adanya beberapa etnik
ini menciptakan suatu ketidaksamaan adat adat nya akan tetapi hal ini mengakibatkan
munculnya dan timbulnya perpaduan dan kesatuan antara beberapa adat tersebut di daerah
ini.

Tentunya setiap kebudayaan lokal.setempat ini hubungan di dalam nya sudah ada
sejak lama oleh sesama masyarakat setempatnya, ketidaksamaan ini menciptakan kebudayaan
dan budaya lokal.di beberapa daerah di Indonesia. Sudah biasa terjadi jika nantinya
pertumbuhan kebudayaan di tempat perbatasan itu di selingi , dan adanya dominasi dari
sebuah kebudayaan yang berada di tempat tersebut dan memiliki penduduk yang lebih
banyak selain itu di segi pendapatan sudah banyak yang berkecukupan juga dan banyak
masyarakat yang budanya di jalan kan dan di dukung tentunya , dan hal ini membuat budaya
dan adat nya tadi lebih