Anda di halaman 1dari 17

1

PRINSIP-PRINSIP KEUANGAN PUBLIK ISLAM

Miftahul Huda
Universitas Darussalam Gontor
Email: miftahulhuda@unida.gontor.ac.id

Abstract: Islamic Public Finance is a financial concept based on Islam, which by planting religious values will have an
impact on positive values. The source of Islamic public finances is certainly the largest base of acquisition is
zakat, infak, sadakah, and waqf. The ultimate goal of Islamic public finance is the falah. Different
characteristics of the conventional is a separate value of Islamic public finances, in which there are views on
zakat and taxes, payments, expenses, and equilibrium in the public sector. The instruments that occur in
public finance should also be considered, among others are zakat, corporate assets, infak, kharaj, waqf. The
collected power of this public finance system has several foundations of Islamic values, which by these
principles will make a firm foundation in developing Islamic public finances.
Keywords: characteristics, instruments, principles, zakat, and taxes.

Abstrak: Keuangan Publik Islam adalah sebuah konsep keuangan yang berasaskan Islam, yang mana dengan
penanaman nilai-nilai religiusitas akan berdampak pada nilai positif. Sumber dari keuangan publik Islam
tentunya basis perolehan yang terbesar adalah zakat, infak, sadakah, dan wakaf. Tujuan akhir dari
keuangan publik Islam ini adalah falah. Karakteristik yang berbeda dari konvensional merupakan nilai
tersendiri dari keuangan publik Islam, yang mana di dalamnya terdapat pandangan terhadap zakat dan
pajak, penermaan, pengeluaran, dan kesimbangan di sektor publik. Adapun instrument yang terjadi dalam
keuangan publik perlu juga diperhatikan, diantaranya adalah zakat, aset perusahaan, infak, kharaj, wakaf.
Kekuatan yang terhimpun dari sistem keuangan publik ini memiliki beberapa landasan prinsip-prinsip yang
bernilai Islam, yang mana dengan prinsip-prinsiip ini nantinya akan menjadikan pondasi yang kokoh dalam
mengembangkan keuangan publik Islam.
Kata Kunci: karakteristik, instrument, prinsip, zakat, dan pajak.

A. PENDAHULUAN golongan tertentu atau setidaknya


Sebagai sebuah ajaran hidup yang kepentingan sendiri untuk mendapatkan
lengkap, Islam memberikan petunjuk atas keuntungan yang sebesar-besarnya.
semua aktivitas manusia, termasuk Melainkan untuk mencapai tujuan utama
ekonomi. Oleh karenanya, tujuan ekonomi dari suatu perekonomian yaitu nilai falah.
Islam tidak terlepas dari tujuan Berbicara keuangan Islam, terdapat
ditirunkannya syariat Islam. suatu kebijakan yang mendukung
Sistem ekonomi Islam sangat jauh sepenuhnya akan kemajuan keuangan
berbeda dengan sistem kapitalis yang publik Islam, hal ini nantinya secara
banyak diterapkan oleh negara-negara perlahan disesuaikan dengan tujuan suatu
barat termasuk negara-negara Islam. pemerintahan berpenduduk mayoritas
Sistem ekonomi Islam memiliki prospek muslim. Terdapat perbedaan yang
yang sangat baik untuk perkembangan mendasar dari tujuan ekonomi
perekonomian di negara-negara Islam konvensional dan ekonomi Islam. Pada
khususnya Indonesia. Pada dasarnya awal pembentukan negara Islam di
prinsip ekonomi Islam atau syari’ah bukan Madinah, modal utama yang digunakan
hanya untuk mementingkan suatu untuk membangun negara bukanlah uang

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 2
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

akan tetapi semangat ketauhidan yang di Peranan negara atau pemerintah dalam
tanamkan pada diri masyarakat. pengalokasian keuangan publik sangat
Keuangan publik merupakan bagian perlu dilakukan, salah satunya dengan
dari ilmu eknonomi yang mempelajari memunculkan berbagai macam kebijakan.
aktivitas finansial pemerintah. Pemerintah Mulai dari pendapatan dan pengeluaran
disini adalah seluruh unit pemerintah dan negara harus mementingkan kepentingan
organisasi pemegang otoritas publik masyarakat secara luas, sehingga adanya
lainnya yang dikendalikan dan didanai oleh pemerataan dan jauh dari ketimpangan
pemerintah untuk membiayai belanja sosial yang muncul. Melihat beberapa
tersebut. Keuangan publik juga permasalahan diatas maka penulis akan
menganalisis pengeluaran publik untuk sedikit mengkaji hal-hal yang berkenaan
membantu memahami mengapa suatu jasa dengan Prinsip-Prinsip Keuangan Publik
harus disediakan oleh negara dan mengapa Islam, yaitu yang berkenaan dengan
pemerintah menggantungkan pada jenis- karakteristik, instrument, dan prinsip-
jenis pajak tertentu. prinsip keuangan publik.
Pada saat ini dalam pengelolaan B. PEMBAHASAN
keuangan publik, dunia Islam kehilangan Terdapat sejumlah kriteria dalam
beberapa hal penting diantaranya adalah menilai pentingnya sektor publik. Kriteria
spirit religiusitas dan mekanisme teknis, pertama, komposisi output pengeluaran
yang bermanfaat dengan selalu publik haruslah sesuai dengan keinginan
menanamkan prinsip nilai manfaat dan konsumen; kedua, adanya preferensi
kemampuan membayar pada tiap individu pengambilan keputusan yang
yang memiliki penghasilan lebih untuk terdesantrilisasi; ketiga, tidak menyerahkan
didistribusikan pada yang kekurangan ekonomi hanya pada kekuatan pasar,
hingga kesejahteraan bisa dirasakan oleh karena mekanisme pasar tidak dapat
semua golongan. melaksanakan semua fungsi ekonomi.
Pada hakikatnya, merealisasikan Dengan demikian karakteristik kebijakan
kepentingan publik merupakan kewajiban publik mempunyai sifat mengarahkan,
kolektif pemerintah dan masyarakat. mengoreksi, dan melengkapi perananan
Karena Islam mewajibkan suatu mekanisme pasar.
masyarakat untuk membuat serangkaian Keuangan publik dalam definisi
pengaturan yang dapat memastikan segala tradisional adalah berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat. ketentuan, pemeliharaan, dan pembayaran
dari sumber-sumber yang dibutuhkan

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 3
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

untuk memenuhi fungsi-fungsi publik dan adanya harta yang diam di tangan
pemerintah. Penghasilan dan pembiayaan sesorangan. Apabila harta tersebut telah
otoritas publik dan administrasi finansial, cukup nishabnya, maka wajib dikeluarkan
merupakan tiga divisi utama dari fungsi- zakatnya. Dengan demikian disini tampak
fungsi utama tersebut.1 Dalam sejarah adanya usaha untuk mendorong orang
Islam keuangan publik berkembang memutarkan hartanya ke dalam sistem
bersamaan dengan pengembangan perekonomian, sehingga bisa
masyarakat muslim dan pembentukan menghasilkan growth (pertumbuhan).
negara Islam oleh Rasulullah Saw. 1. Karakteristik Keuangan Publik Islam
Kemudian diteruskan oleh para sahabat Salah satu bidang dalam ekonomi
(khulafau rasyidin). Islam adalah keuangan publik Islam.
Keuangan publik Islam merupakan Tujuan ekonomi konvensional lebih
keuangan yang dikelola untuk kepentingan bersifat material dan tidak
masyarakat yang tujuan dasarnya adalah mempertimbangkan aspek-aspek
untuk merealisasikan adanya falah. Nilai- immaterial. Segala analisis ditujukan
nilai Qurani semestinya juga menjadi dasar untuk mengukur hasil kegiatan tersebut
dari perumusan sistem keuangan dan dari sudut pandang duniawi saja.
kebijakan fiskal negara baik dalam upaya Sementara ekonomi Islam memiliki
stabilitas dibidang sosial, politik, ekonomi, tujuan yang sangat kompeherensif yang
budaya, serta pertahnana keamanan. menyangkut aspek material dan spiritual
Seiring dengan perkembangan zaman baik untuk kehidupan dunia maupun
sistem keuangan Islam mengalami banyak kehidupan akhirat.
pembaharuan. Mengenai ini mekanisme Keuangan publik merupakan salah
teknis pengelolaan keuangan publik yang satu cabang ekonomi yang membahas
dibangun harus menanamkan prinsip- tentang pengadaan, pemeliharaan, dan
prinsipyang diterapkan dalam penerimaan pengeluaran sumber-sumber yang
publik Islam. dibutukan untuk menjalankan tugas-
Ditinjau dari sisi keuangan publik tugas pemerintahan. Disamping itu
maka pengumpulan dan pengluaran dana keuangan publik membahas sumber-
zakat dapat dipandang sebagai kegiatan sumber bisnis atau usaha pemerintah
untuk pendistribusian pendapatan yang yang hasilnya bertujuan untuk
lebih merata. Islam tidak menghendaki mensejahterakan rakyat. Keuangan
publik juga berhubungan dengan peran
1
A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu
Taimiyah, penerjemah Anshari Thayib, cet 1,
negara dalam menganalisa dampak-
(Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1997), hlm. 249.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 4
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

dampak perpajakan dan pembelanjaan sekedar proses keuangan di tangan


negara terhadap situasi ekonomi penguasa, sebaliknya ia didasarkan pada
individu dan lembaga, juga menyelidiki petunjuk syari’ah Islam dan bertujuan
dampaknya terhadap ekonomi secara pada kemashlahatan umum. Prinsip-
keseluruhannya.2 prinsip umum keuangan publik dalam
Hilangnya spirit religiusitas dalam Islam diturunkan dari ayat-ayat al
pemenuhan dan penggunaan keuangan Quran, sedangkan ucapan, praktik, dan
negara disebabkan oleh pandangan persetujuan bersumber pada Sunnah
sekularisme yang melanda dunia Islam, Nabi.5
dan tidak digunakannya mekanisme Adanya kewajiban material
yang bernilai Islam, justru dunia Islam berbentuk pajak itu tidak diragukan
kehilangan metode mensejahterakan keabsahannya karena pada waktu ini
rakyatnya. negara memerlukan anggaran
Keuangan publik lebih khusus pendapatan yang besar sekali. Yang
fokus mengenai pendapatan dan belanja mana secara keseluruhan tidak mungkin
negara atau pemerintah. Dengan kata terpenuhi dengan zakat. Pada saat ini
lain, fokusnya adalah kekayaan publik dua kewajiban tersebut menyatu dalam
yaitu kekayaan atau hak milik yang diri seorang muslim bukan saja
dikelola oleh pemerintah untuk kewajiban pajak, melainkan kewajiban
kepentingan rakyat.3 Dalam kitab Al zakat sekaligus.
Amwal Abu Ubaid mengungkapkan a. Pandangan Terhadap Zakat dan
bahwa keuangan publik memiliki arti Pajak
beberapa macam bentuk kekayaan yang Zakat merupakan sumber pertama
dikelola oleh pemerintah untuk rakyat.4 dan terpenting dari penerimaan
Perlu diingat bahwa keuangan negara, pada awal pemerintahan
publik yang dipraktekkan pada masa Islam. Yang perlu diingat zakat
Islam awal, memiliki basis yang jelas bukanlah merupakan sumber
dan filsafat etika dan sosial Islam yang penerimaan biasa bagi negara-negara
menyeluruh. Keuangan publik bukan di dunia, karena itu juga tidak
dianggap sebagai sumber
2
Shalahuddin Azmi, Menimbang Ekonomi pembiayaan utama.
Islam-Keuangan Publik, konsep Perpajakan dan Peran
Baitul Mal, (bandung: Penerbit Nuansa, 2005), hlm. Zakat merupakan tonggak dari sistem
25.
3
Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan perpajakan dalam negara Islam. Itu
Publik Islam: Pendekatan Karaj (Imam abu Yusuf), cet.
5
1, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 11. Shalahuddin Azmi, Menimbang Ekonomi...,
4
Ibid, hlm. 9. hlm. 41.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 5
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

merupakan hal yang wajib kepada rasul, supaya kamu diberi


rahmat.”9
dikeluarkan oleh orang-orang
Sasaran perintah ini adalah para
muslim yang mampu. Ibnu Taimiyah
penguasa (‘amil zakat) untuk
menyatakan:
memungut dan mengelola zakat
”itu merupakan kewajiban bagi
dari para wajib zakat.
setiap penduduk, seperti juga salat,
yang menjadi hak Allah.”6 2) Menggunakan uslub targhib
Zakat merupakan kewajiban yang
(motivasi), yaitu dorongan untuk
dibebankan kepada setiap orang
tetap mendirikan shalat dan
Islam setelah memenuhi kriteria
membayar zakat yang merupakan
tertentu. Dalam al Quran terdapat 32
ciri keimanan dan ketaqwaan,
kata zakat, dan 82 kali diulang
Q.S. al Baqarah ayat 277:
dengan menggunakan istilah yang
merupakan sinonim dari kata zakat,
ْ‫إِنﱠ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮاْ وَ ﻋَﻤِ ﻠُﻮا‬
yaitu kata sedekah dan infaq.
َ ‫ﺼﻠ َٰﻮة‬‫ﺖ وَ أَﻗَﺎﻣُﻮاْ ٱﻟ ﱠ‬ ِ ‫ﺼ ِﻠ َٰﺤ‬ ٰ‫ٱﻟ ﱠ‬
Pengulangan tersebut mengandung
َ‫وَ ءَاﺗ َﻮُ اْ ٱﻟﺰﱠ ﻛ َٰﻮة َ ﻟَﮭُﻢۡ أ َۡﺟﺮُ ھُﻢۡ ﻋِﻨﺪ‬
maksud bahwa zakat mempunyai
ۡ‫رَ ِﺑّﮭِﻢۡ وَ َﻻ ﺧ َۡﻮفٌ َﻋﻠَﯿۡ ﮭِﻢۡ وَ َﻻ ھُﻢ‬
kedudukan, fungsi, dan peranan yang
٢٧٧ َ‫ﯾ َۡﺤﺰَ ﻧُﻮن‬
Terjemahannya:
sangat penting dalam Islam.7 ”Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, mengerjakan amal
Al Quran menampilkan kata zakat
saleh, mendirikan shalat dan
dalam empat gaya bahasa (uslub), menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi
yaitu:8
Tuhannya. Tidak ada
1) Menggunakan uslub insyai, yaitu kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih
berupa perintah, Q.S. Annur ayat
hati.”10
56: 3) Menggunakan uslub tarhib

ْ‫ﺼﻠ َٰﻮة َ وَ ءَاﺗ ُﻮا‬


‫وَ أَﻗِﯿﻤُﻮاْ ٱﻟ ﱠ‬ (intimidatif/pringatan) yang

‫ٱﻟﺰﱠ ﻛ َٰﻮة َ وَ أ َطِ ﯿﻌُﻮاْ ٱﻟﺮﱠ ﺳُﻮ َل‬ ditujukan kepada orang-orang

٥٦ َ‫ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢۡ ﺗ ُۡﺮ َﺣﻤُﻮن‬ yang menumpuk harta kekayaan


Terjemahannya: dan tidak mau mengeluarkan
“Dan dirikanlah sembahyang,
zakat. Q.S. at Taubah ayat 34:
tunaikanlah zakat, dan taatlah
‫۞ ٰ ٓﯾَﺄَﯾﱡﮭَﺎ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮٓ اْ إِنﱠ َﻛﺜ ِٗﯿﺮا‬
َ‫ِ ّﻣﻦَ ۡٱﻷ َۡﺣﺒَﺎرِ وَ ٱﻟﺮﱡ ھۡ ﺒَﺎنِ ﻟَﯿَ ۡﺄ ُﻛﻠُﻮن‬
6 9
A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Syaamil Al Quran, Al Quran Tajwid Dan
Taimiyah..., hlm. 266. Terjemahannya: Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul
77
P3EI, Ekonomi Islam, Ed.1, (Jakarta: Raja Dan Hadist Shahih, (Bandung: PT Sygma, 2010), hlm.
rafindo Persada, 2008), hlm. 497. 357.
8 10
Ibid, hlm. 498. Ibid, hlm. 47.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 6
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

َ‫ﺼﺪﱡون‬ ُ َ‫ﱠﺎس ﺑِﭑﻟۡ َٰﺒﻄِ ِﻞ وَ ﯾ‬ ِ ‫أ َﻣۡ ﻮَٰ َل ٱﻟﻨ‬ setiap negara, juga mendapat

َ‫ﺳﺒِﯿ ِﻞ ٱ ﱠ ۗ ِ وَ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﻜۡ ﻨِﺰُ ون‬


َ ‫ﻋَﻦ‬ perhatian oleh para ahli fiqh.

‫ﻀﺔَ وَ َﻻ ﯾُﻨ ِﻔﻘُﻮﻧَﮭَﺎ‬ ‫ٱﻟﺬﱠھَﺐَ وَ ٱﻟۡ ِﻔ ﱠ‬ Namun pandangan ahli fiqh klasik

ٍ ‫ﺸ ِۡﺮھُﻢ ﺑِﻌَﺬَا‬
‫ب‬ ّ َ‫ﺳﺒِﯿ ِﻞ ٱ ﱠ ِ ﻓَﺒ‬ َ ‫ﻓِﻲ‬ terhadap pajak belum banyak

‫أَﻟ ِٖﯿﻢ‬ yang membahas. Para ahli fiqh ini


lebih banyak membahas tentang:
Terjemahannya:
fai’, ghanimah, jizyah, dan kharaj.
”Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar Al Kharaj sebagai judul buku Abu
dari orang-orang alim Yahudi
Yusuf memiliki makna yang lebih
dan rahib-rahib Nasrani benar-
benar memakan harta orang luas dari hanya sekedar sebagai
dengan jalan batil dan mereka
salah satu sumber penerimaan
menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. Dan orang- negara. Al Kharaj bagi Abu Yusuf
orang yang menyimpan emas dan
memiliki arti khusus dan umum.
perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka Yang dimaksud dengan arti umum
beritahukanlah kepada mereka,
yaitu beberapa sumber
(bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih.”11 penerimaan negara yang
mencakup ghanimah, jizyah,
4) Menggunakan uslub madh
usyur perdagangan, dan
(pujian/sanjungan), yaitu pujian
sedekah.13
Tuhan terhadap orang-orang yang
Setidaknya secara umum,
menunaikan zakat. Q.S. al
kandungan al Kharaj mencakup
Ma’idah ayat 55:
dua aspek pemikiran ekonomi,
َ‫إِﻧﱠﻤَﺎ وَ ِﻟﯿﱡ ُﻜ ُﻢ ٱ ﱠ ُ وَ رَ ﺳُﻮﻟُﮫۥُ وَ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦ‬ yaitu:14
َ ‫ﺼﻠ َٰﻮة‬
‫ءَا َﻣﻨُﻮاْ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾُﻘِﯿﻤُﻮنَ ٱﻟ ﱠ‬ a) Reformasi sistem keuangan
َ‫وَ ﯾ ُۡﺆﺗ ُﻮنَ ٱﻟﺰﱠ ﻛ َٰﻮة َ وَ ھُﻢۡ رَٰ ِﻛﻌُﻮن‬ tercermin dalam tiga hal:
٥٥ pertama, restrukrisasi sistem
Terjemahnnya:
mashlahah dengan sistem
”Sesungguhnya penolong kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan muqasamah. Kedua,
orang-orang yang beriman, yang
merealisasikan aturan usyur
mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka untuk lahan milik negara dan
tunduk (kepada Allah).”12
tanah mati. Ketiga, reformasi
Pajak saat ini menjadi sumber
penerimaan utama di hampir
13
Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan
11
Ibid, hlm. 192. Publik Islam..., hlm. 71.
12 14
Ibid, hlm. 117. Ibid, hlm. 71.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 7
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

manajemen pemungutan dan usaha dan tabungan yang


kepegawaian pajak. terkumpul.
b) Peletakan dasar-dasar 3) Islam tidak mengarahkan
pembangunan ekonomi, pemerintah mengambil sebagian
diantaranya adalah: prinsip harta milik masyarakat secara
keadilan, memelihara paksa.
kepemilikan pribadi, campur 4) Islam memberlakukan kaum
tangan pemerintah dalam muslimin dan Non Muslim secara
berperan positif membangun adil. Pungutan dikenakan
perekonomian. proposional terhadap manfaat
b. Prinsip Penerimaan Publik yang diterima pembayar.
Dari tinjauan sejarah mengenai 5) Islam telah menentukan sektor-
penerimaan publik umat Islam sektor penerimaan negara menjadi
terdapat bentuk-bentuk sumber empat jenis:
pendanaan publik, baik yang sudah a) Zakat, yaitu pungutan wajib
ditentukan ketentuannya oleh al atas muslim yang ketentuannya
Quran, yaitu zakat dan ghanimah, telah diatur oleh Allah Swt.
maupun yang ditentukan oleh b) Aset atau kekayaan non
pemerintah saat itu seperti kharaj, keuangan, yang
khums, jizyah, dan sebagainya.15 memungkinkan pemerintah
Dari semua itu dapat disimpulkan untuk memiliki perusahaan dan
mengenai prinsip-prinsip yang menciptakan penerimaan
diterapkan dalam penerimaan publik sendiri dengan mengelola
Islam, yaitu: sumber daya yang dikuasakan
1) Sistem pemungutan wajib kepada pemerintah.
(dharibah) harus menjamin bahwa c) Dharibah, yaitu pungutan
hanya golongan kaya dan wajib yang nilainya ditentukan
mempunyai kelebihan yang oleh pemerintah. Dharibah
memikul beban utama dharibah. meliputi jizyah, kharaj, ushur,
2) Berbagai pungutan dharibah tidak nawaib,dan sebagainya.
dipungut atas dasar besarnya d) Penerimaan publik sukarela,
input/sumber daya yang yaitu yang objek dan
digunakan, melainkan atas hasil besarannya diserahkan kepada
pembayar. Jenis ini seperti
15
P3EI, Ekonomi Islam..., hlm. 506.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 8
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

halnya infak, sedekah, wakaf, diterapkan dalam pengeluaran publik


hadiah, dan sebagainya. adalah:17
c. Prinsip Pengeluaran Publik 1) Alokasi zakat merupakan
Berdasarkan analisis ekonomi kewenangan Allah, bukan
terhadap secara pengeluaran publik kewenangan amil atau
Islam semasa Rasulullah SAW dan pemerintah. Amil hanya berfungsi
khilafah, pada hakikatnya prinsip menjalankan manajemen zakat
utama dalam pengalokasian dana sehingga dapat dicapai
publik adalah peningkatan maslahah pendistribusian yang sesuai
tertinggi. ajaran Islam.
Khalifah Umar bin Khattab telah 2) Penerimaan selain zakat
berani melakukan perubahan dialokasikan mengikuti beberapa
distribusi/alokasi pendapatan yang prinsip pokok, diantaranya:
diperoleh, dimana alokasi dana a) Belanja negara harus diarahkan
disesuaikan dengan jenis dan yang untuk mewujudkan semaksimal
masuk, secara umum, belanja negara mungkin maslahah.
dapat dikategorikan menjadi empat:16 b) Menghindari masyaqqah
1) Pemberdayaan fakir miskin dan kesulitan dan mudharat harus
muallaf. di dahulukan daripada
2) Biaya rutin pemerintah. Dana ini melakukan perbaikan.
pada umumnya diambil dari c) Mudharat individu dapat
kharaj, fai’, jizyah, dan ushr. dijadikan alasan demi
3) Biaya pembangunan dan menghindari mudharat dalam
kesejahteraan sosial. skala yang lebih luas.
4) Biaya lainnya, seperti emegancy, d) Pengorbanan individu dapat
pengurusan anak terlantar, dan dilakukan dan kepentingan
sebagaianya. individu dapat dikorbankan
Pada dasarnya besaran dan skala demi menghindari kerugian
prioritas alokasi tidaklah selalu sama dan pengorbanan dalam skala
dalam setiap negara ataupun waktu. umum.
Secara garis besar prinsip yang harus e) Manfaat publik yang
didistribusikan adalah

17
P3EI, Ekonomi Islam, Ed.1, cet. 6, (Jakarta:
16
Ibid, hlm. 508. Raja rafindo Persada, 2014), hlm. 510.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 9
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

seimbang dengan penderitaan a. Zakat


atau kerugian yang ditanggung. Pembayaran zakat merupakan
f) Jika suatu belanja merupakan kewajiban agama dan merupakan
syarat untuk ditegakkannya salah satu dari lima rukun Islam.
syari’at Islam, maka belanja Kewajiban itu berlaku bagi tiap
tersebut harus diwujudkan. muslim, yang telah memenui haul
d. Keseimbangan Sektor Publik dan dan nishab. Zakat merupakan sumber
Anggaran pertama dan terpenting dari
Dengan mempertimbangkan aspek penerimaan negara, pada awal
penerimaan dan pengeluaran sektor pemerintahan Islam.
publik, maka dimungkinkan terjadi Menurut bahasa, zakat berasal dari
adanya kelebihan penerimaan publik kata dasar (masdar) zakaa yang
(surplus) ataupun defisit sektor berarti suci, baik, tumbuh, dan
publik. Namun karena alokasi zakat berkembang. Dalam istilah syariah
sudah ditentukan oleh Allah dan zakat adalah mengeluarkan harta
bukan kewenangan amil untuk yang telah mencapai syarat nisab dan
menentukan, maka dimungkinkan haul untuk diserahkan kepada yang
terjadi pada suatu waktu terdapat sisa berhka menerimanya. Harta yang
dana zakat bersamaan dengan belum dikeluarkan zakatnya akan menjadi
terpenuhinya kebutuhan yang tidak berkah, tumbuh, berkembang dan
18
dimungkinkan dibiayai oleh zakat. bertambah, suci dan baik.19
2. Insrumen Pembiayaan Publik Khususnya di Indonesia hal ini
Berbagai instrumen yang dapat ditunjukkan dengan adanya
digunakan sebagai sumber pendapatan Organisasi Pengelolaan zakat, yang
pembiayaan negara pada dasarnya dapat terdiri dari BAZNAS, BAZNAS
dikembangkan karena pada hakikatnya Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota
hal ini merupakan aspek mu’amalah, dan LAZ. Organisasi ini telah
kecuali dalam hal zakat. Maka terdapat melakukan penghimpunan dan
beberapa instrumen yang bisa penyaluran dana zakat seluruh
digunakan sebagai instrumen Indonesia. Salah satu indikator yang
pembiayaan publik. menunjukkan organisasi pengelola

19
Mufti Afif, dkk, Analisis Straegi
Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah (Studi
kasus di LAZ Ummat Sejahtera Ponorogo), Islamic
18
P3EI, Ekonomi Islam..., hlm. 510. Economics Journal, Vol. 3, No. !, Juli 2017,hlm. 56.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 10
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

zakat berjalan dengan efektif adalah 1) Nisbah, yaitu jumlah minimum


meninjau tingkat daya serap harta kekayaan yang wajib
berdasarkan total dana dikeluarkan zakatnya, setiap
penghimpunan yang berhasil sumber kekayaan mempunyai
disalurkan secara efektif. nisbah masing-masing.
Gambar 1. Penghimpunan dan 2) Haul, jangka waktu yang
Penyaluran Dana Berdasarkan OPZ
ditentukan bila seorang wajib
mengeluarkan zakat dan setiap
sumber zakat memiliki batas
waktu yang berbeda.
3) Kadarnya, yaitu ukuran besarnya
zakat yang harus dikeluarkan dan
setiap zakat memiliki besaran
yang berbeda.
Sumber: Dokumen Statistik BAZNAZ 2016 b. Aset dan Perusahaan Negara
Dalam Undang-Undang Nomor 38 Disamping negara mendapat
Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 yang penerimaan berupa zakat, yang bisa
dimaksud dengan “zakat adalah harta dibayarkan dalam bentuk barang
yang wajib disisihkan oleh serang ataupun uang, negara Islam memiliki
muslim atau badan yang dimiliki sumber pendanaan negara dalam
oleh orang muslim semua dengan bentuk barang, yaitu ghanimah dan
ketentuan agama untuk diberikan fai’. Kedua harta ini diperoleh dari
kepada yang berhak menerimanya”.20 msyarakat non muslim, meskipun
Secara umum zakat bisa dirumuskan demikian harta ghanimah bukanlah
sebagai bagian dari harta yang wajib merupakan tujuan utama peperangan.
dibayarkan oleh setiap muslim Sebagaian besar harta ghanimah
beriman yang telah memenuhi dipergunakan unutk kesejahteraan
syarat-syarat tertentu berdasarkan tentara dan sebagian kecil untuk
aturan dan tuntunan syari’at. Syarat- umat Islam.22 Allah SWT berfirman
syarat itu adalah:21 Q.S. al Anfal ayat 41:

‫۞وَ ٱﻋۡ ﻠَﻤُﻮٓ اْ أَﻧﱠﻤَﺎ َﻏﻨِﻤۡ ﺘ ُﻢ ِ ّﻣﻦ ﺷَﻲۡ ٖء‬


‫ﺴﮫۥُ وَ ﻟِﻠﺮﱠ ﺳُﻮ ِل وَ ِﻟﺬِي‬ َ ‫ﻓَﺄ َنﱠ ِ ﱠ ِ ُﺧ ُﻤ‬
20
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar ِ‫ٱﻟۡ ﻘ ُۡﺮﺑ َٰﻰ وَ ٱﻟۡ ﯿَ َٰﺘﻤ َٰﻰ وَ ٱﻟۡ َﻤ َٰﺴ ِﻜﯿﻦِ وَ ٱﺑۡ ﻦ‬
Ekonomi Islam, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia,
2011), hlm. 227.
21 22
Ibid, hlm. 227. P3EI, Ekonomi Islam..., hlm. 512.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 11
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

ٓ ‫ﺴﺒِﯿ ِﻞ إِن ﻛُﻨﺘ ُﻢۡ ءَاﻣَﻨﺘ ُﻢ ﺑِﭑ ﱠ ِ وَ َﻣﺎ‬ ‫ٱﻟ ﱠ‬ aman. Mereka memperoleh konsensi

‫أ َﻧﺰَ ﻟۡ ﻨَﺎ َﻋﻠ َٰﻰ ﻋَﺒۡ ِﺪﻧَﺎ ﯾ َۡﻮ َم ٱﻟۡ ﻔ ُۡﺮﻗَﺎنِ ﯾ َۡﻮ َم‬ bahwa negara Islam akan menjamin

‫َﺎن وَ ٱ ﱠ ُ َﻋﻠ َٰﻰ ُﻛ ِّﻞ‬ ِ ۗ ‫ٱﻟۡ ﺘ َﻘَﻰ ٱﻟۡ ﺠَﻤۡ ﻌ‬ keamanan pribadi dan hak milik

٤١ ٌ‫ﺷَﻲۡ ٖء ﻗَﺪِﯾﺮ‬ mereka. Sebagai gantinya maka


Terjemahannya: orang-orang non muslim diwajibkan
”Ketahuilah, sesungguhnya apa saja
mengganti dengan membayar
yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka jizyah.25
sesungguhnya seperlima untuk Allah,
Oleh karena itu, pada masa
Rasul, kerabat Rasul, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan Rasulullah orang-orang Kristen dan
ibnussabil, jika kamu beriman
Yahudi, dikecualikan dari kewajiban
kepada Allah dan kepada apa yang
kami turunkan kepada hamba Kami menjadi militer ni Negara Islam,
(Muhammad) di hari Furqaan, yaitu
mereka memperoleh konsesi bahwa
di hari bertemunya dua pasukan.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala negara Islam akan menjamin
sesuatu.”23
keamanan pribadi dan hak milik
c. Kharaj mereka. Sebagai gantinya maka
Kharaj atau biasa disebut dengan orang-orang non-muslim diwajibkan
pajak tanah. Dalam pelaksanaannya, mengganti dengan membayar jizyah.
kharaj dibagi menjadi dua, yaitu Allah SWT berfirman Q.S. at Taubah
proposional dan tetap. Secara ayat 29:
proposional artinya dikenakan ‫َٰﻗﺘِﻠُﻮاْ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﻻ ﯾ ُۡﺆ ِﻣﻨُﻮنَ ﺑِﭑ ﱠ ِ وَ َﻻ‬
sebagai bagian total dari hasil ‫ﺑِﭑﻟۡ ﯿ َۡﻮمِ ۡٱﻷ ٓﺧِ ﺮِ وَ َﻻ ﯾُﺤ ِ َّﺮﻣُﻮنَ ﻣَﺎ‬
produksi pertanian. Secara tetap َ‫ﺣَﺮﱠ َم ٱ ﱠ ُ وَ رَ ﺳُﻮﻟُﮫۥُ وَ َﻻ ﯾَﺪِﯾﻨُﻮنَ دِﯾﻦ‬
artinya pajak tetap atas tanah. ‫َﻖ ﻣِ ﻦَ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ أ ُوﺗ ُﻮاْ ٱﻟۡ ِﻜﺘ َٰﺐَ َﺣﺘ ٰﱠﻰ‬
ِ ّ ‫ٱﻟۡ ﺤ‬
Dengan kata lain kharaj proposional ۡ‫ﯾُﻌۡ ﻄُﻮاْ ٱﻟۡ ﺠِ ۡﺰﯾَﺔَ ﻋَﻦ ﯾَﺪٖ وَ ھُﻢ‬
adalah tidak tetap tergantung pada ٢٩ َ‫ﺻﻐِﺮُ ون‬ َٰ
hasil dan harga tiap jenis hasil Terjemahannya:
”Perangilah orang-orang yang tidak
pertanian. Sedangkan kharaj tetap
beriman kepada Allah dan tidak
dikenakan pada setahun sekali.24 (pula) kepada hari kemudian, dan
mereka tidak mengharamkan apa
d. Jizyah
yang diharamkan oleh Allah dan
Salah satu ciri khas masyarakat Rasul-Nya dan tidak beragama
dengan agama yang benar (agama
muslim adalah menjaga saudaranya
Allah), (yaitu orang-orang) yang
muslim atau non muslim dari rasa diberikan Al-Kitab kepada mereka,
sampai mereka membayar jizyah
23
Syaamil Al Quran, Al Quran Tajwid..., hlm.
182.
24 25
P3EI, Ekonomi Islam..., hlm. 513. Ibid, hlm. 514.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 12
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

dengan patuh sedang mereka dalam adanya istilah ushur ini karena pada
keadaan tunduk.”26
masa Umar berdasarkan laporan
Meskipun jizyah itu merupakan hal Musa al Asy’ari bahwa para
yang wajib, namun dalam Islam ada pedagang muslim yang berdagang ke
ketentuan, yaitu bahwa jizyah wilayah non-muslim dipungut pajak
dikenakan kepada seluruh non perdagangan oleh pemerintah
muslim dewasa, laki-laki, yang wilayah setempat. Demi menegakkan
mampu membayarnya. Jika keadilan dan kesetaraan dalam
seseorang memeluk agama Islam, perdagangan international Umar
kewajiban membayar jizyah ikut memutuskan memungut pajak dari
gugur, hasil dari itu semua akan orang-orang non-muslim yang
digunakan untuk membiayai berdagang ke wilayah Islam.27
kesejahteraan umum. Ushuri merupakan salah satu
e. Ushur pendapatan negara, pada awalnya
Ushur merupakan pajak yang harus ushur merupakan pajak perdagangan
dibayar oleh para pedagnag Muslim yang dikenakan kepada pedagang
maupun non-muslim. Secara non-muslim yang melakukan
etimologi ushur berarti sepersepuluh perdagangan di negara Islam. Dalam
dan secara termonologi ushur berarti perkembangannya ushur juga
pajak yang dikenakan terhadap diterapkan kepada pedagang Muslim.
barang dagangan yang masuk Dalam pemungutan ushur, Umar bin
kenegara Islam atau yang ada di Khttab selalu mempertimbangkan
negara Islam. Istilah pajak dua hal, yaitu pertama barang-barang
perdagangan ataupun sering kita yang dikenakan ushur hanya barang
dengan saat ini bea cukai sebenarnya perdagangan, kedua nilainya
sudah ada pada saat masa sebelum mencapai 200 dirham. Maka
Islam. terhadap barang-barang kebutuhan
Istilah ushur belum dekal pada masa pokok tidak dikenakan ushur.
Rasulullah dan Abu Bakar Shiddiq, Menindak lanjuti konsep ushur pada
melainkan istilah ini dikenal pada masa Umar bin Khattab, menurut
zaman Umar bin Khattab dan terus Abu Yusuf bea masuk dalam
dikembangkan pada masa sesudah
pemerintahannya. Latar belakang 27
Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam:
Pendekatan Teoritis dan Sejarah, Edisi Pertama, Cet
26
Syaamil Al Quran, Al Quran Tajwid..., hlm. ke 1, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 134.
191.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 13
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

perdagangan international (ushur) nadzir/lembaga pengelola wakaf,


hanya dikenakan pada barang tetapi menjadi hak milik Allah yang
dagangan, bukan pada barang harus dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi. Dalam kitab al kesejahteraan masyarakat.
Kharaj dijelaskan, jika ada orang Gambar 2: Data Tanah Wakaf
Seluruh Indonesia
yang melewati pos bea cukai ia
NO PROVINSI JUMLAH SUDAH BELUM LUAS
SERTIFIKAT WAKAF SERTIFIKAT WAKAF TOTAL (M2)
dikenai 5% (nisf ushur). 1 Nanggroe Aceh Darussalam 24.898 13.730 11.168 767.869.011,58
2 Sumatera Utara 16.280 7.761 8.519 36.035.460,00
f. Wakaf 3 Sumatera Barat 6.643 4.420 2.223 212.212.380,00
4 Sumatera Selatan 6.394 3.521 2.873 380.456.227,29
5 Riau 8.152 2.641 5.691 1.183.976.528,00
Dalam hukum Islam, wakaf berarti 6 Jambi 5.918 3.785 2.133 13.516.703,00
7 Bengkulu 2.759 1.869 890 7.122.171,22
menyerahkan suatu hak milik yang 8 Lampung 14.591 8.372 6.219 22.990.814,00
9 Bangka Belitung 1.133 779 354 3.243.060,00
tahan lama (zatnya) kepada 10 Kepulauan Riau 1.187 326 861 1.066.799,00
11 DKI Jakarta 7.422 4.623 2.799 3.013.640,00
12 D.I. Yogyakarta 8.547 8.051 496 2.933.943,00
seseorang atau nadzir baik berupa 13 Jawa Barat 74.860 45.873 28.987 116.662.017,81
14 Jawa Tengah 103.294 82.641 20.653 163.169.706,97
perorangan maupun lembaga, dengan 15 Jawa Timur 74.429 54.193 20.236 58.239.272,20
16 Banten 20.089 11.049 9.040 39.322.270,00
17 Bali 1.399 1.132 267 13.990.000,00
ketentuan bahwa hasilnya digunakan 18 Kalimantan Barat 4.467 2.257 2.210 27.544.360,00
19 Kalimantan Tengah 2.642 1.631 1.011 5.778.500,00
sesuai dengan syariat Islam. Harta 20 Kalimantan Selatan 9.265 7.582 1.683 58.239.272,20
21 Kalimantan Timur 3.423 772 2.651 13.984.104,00
yang telah diwakafkan keluar dari 22 Sulawesi Utara 887 420 467 1.905.272,70
23 Sulawesi Tenggara 2.386 1.516 870 5.225.958,00
24 Sulawesi Tengah 3.173 2.051 1.122 165.042.816,23
hak milik yang diwakafkan, dan 25 Sulawesi Selatan 10.440 5.486 4.954 1.029.030.278,00
26 Sulawesi Barat 2.448 571 1.877 3.251.700,00
bukan pula hak milik nadzir/lembaga 27 Papua 346 142 204 694.466,00
28 Papua Barat 338 105 233 591.117,00
pengelola wakaf, tetapi menjadi hak 29
30
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
1.272
12.105
1.047
7.031
225
5.074
5.311.787,00
25.816.325,00
31 Maluku 1.215 449 766 5.006.359,00
milik Allah yang harus dimanfaatkan 32 Maluku Utara 1.489 605 543 30.223.191,00
33 Gorontalo 1.877 729 1.148 1.663.350,00
unutk kesejahteraan masyarakat. JUMLAH 435.768 287.160 148.447 4.359.443.170,00

Filsafat yang terkandung dalam Sumber: Direktorat Pemberdayaan Wakaf


Kementrian Agama RI, Maret
amalan wakaf menghendaki agar 2016
Tabel diatas merupakan data yang
harta wakaf itu tidak boleh hanya
meunjukkan salah satu insturmen
dipendam tanpa hasil yang dapat
dari keuangan publik yang ada di
dinikmati oleh mauquf alaihi (pihak
Indonesia, hal ini menunjukkan
yang berhak menerima hasil wakaf).
bahwa Indonesia mulai serius dengan
Makin banyak harta hasil wakaf yang
instrumen keuangan Publik yang
dapat dinikmati oleh yang berhak,
berbasis Islam. Permaslahan yang
makin besar pula pahala yang akan
sering muncul adalah kurangnya
mengalir kepada wakif.
edukasi yang diterima masyakarat
Harta yang telah diwakafkan keluar
terhadap pengelolaan tanah wakaf
dari hak milik yang mewakafkan
yang sifatnya lebih produktif.
(wakif), dan bukan pula hak milik
Dengan jumlah tanah wakaf yang

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 14
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

dapat di kelola dengan baik maka dipendam tanpa hasil yang dapat
tingkat produktifitas tanah tersebut dinikmati oleh mauquf ‘alaih (pihak
akan semakin tumbuh pesat dan yang berhak menerima hasil wakaf),
tujuan akhir dari itu semua akan semakin banyak hasil harta wakaf
adalah kesejahteraan masyarakat. yang dapat dinikmati oleh yang
Dalam literatur klasik ekonomi berhak, makin besar pula pahala
Islam, pembahasan wakaf lebih yang akan mengalir kepada wakif.
terfokus pada barang-barang yang Keberadaaan wakaf di ilhami dari
tidak habis beberapa kali pun Q.S. al Imran ayat 92:
dipakai, seperti tanah dan bangunan. ‫ﻟَﻦ ﺗَﻨَﺎﻟُﻮاْ ٱﻟۡ ﺒِﺮﱠ َﺣﺘ ٰﱠﻰ ﺗ ُﻨ ِﻔﻘُﻮاْ ﻣِ ﻤﱠﺎ‬
Karena pada kedua bentuk barang ‫ﺗ ُﺤِ ﺒﱡﻮنَۚ وَ ﻣَﺎ ﺗ ُﻨ ِﻔﻘُﻮاْ ﻣِ ﻦ ﺷَﻲۡ ٖء ﻓَﺈ ِنﱠ‬
itulah terjaga karakteristik wakaf ٩٢ ٞ‫ٱ ﱠ َ ﺑِ ِﮫۦ َﻋﻠِﯿﻢ‬
yang tidah habis dipakai. Para ulama Terjemahannya:
sepakat benda yang tidak diwakafkan ”Kamu sekali-kali tidak sampai
kepada kebajikan (yang sempurna),
tidak terbatas hanya pada tanah dan
sebelum kamu menafkahkan
bangunan, sepanjang benda yang sehahagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan
tidak langsung musnah ketika
maka sesungguhnya Allah
diambil manfaatnya, barang tersebut mengetahuinya.”29
dapat diwakafkan. Jadi mayoritas
3. Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam
fuqaha sepakat pada wakaf benda
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar
28
yang bersifat kekal.
sebagai ekonomi Rabbani dan Insani,
Maka dapat disimpulkan bahwa
disebut Rabbani karena sarat dengan
benda apa saja sepanjnag ia tidak
arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Lalu
dapat musnah setelah diambil
ekonomi Islam disebut sebagai ekonomi
manfaatnya, dapat diwakafkan. Uang
Insani karena sistem ekonomi ini
juga termasuk benda yang dapat
dilaksanakan dan ditujukan untuk
diwakafkan (wakaf tunai), sepanjang
kemakmuran manusia.
uang tersebut dimanfaatkan sesuai
Adanya prinsip-prinsip keuangan
dengan tujuan akad wakaf dan tidak
publik Islam sangatlah penting, karena
habis atau musnah.
dengan prinsip ini dapat dimunculkan
Filsafat yang terkandung dalam
beberapa acuan dalam penerapan
amalan wakaf mengendaki agar harta
kuangan publik Islam yang Islami.
wakaf itu tidak boleh hanya
29
Syaamil Al Quran, Al Quran Tajwid..., hlm.
28
Ibid, hlm. 142. 62.

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 15
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

Muculnya suatu landasan dalam sektor keuangan publik.


pengembangan keuangan publik islam, Maksimalisasi kemashlahatan
sebagai dasar pengendalian keuangan merupakan tujuan utama, sehingga
publik Islam, dan lain sebagainya. peranan pemimpin yang dapat
Dalam hal ini maka dapat diambil dipercaya sangatlah penting.
kesimpulan beberapa prinsip yang harus c. Prinsip Tanggungjawab (Amanah)
tertanam dalam seorang pelaku ekonomi Amanah berarti benar-benar boleh
muslim yang akan menjadi dasar dari dipercaya. Jika suatu urusan
segala perilaku ekonomi yang Islami, diserahkan kepadanya, niscaya orang
diantaranya adalah: percaya bahwa urusan itu akan
a. Prinsip Keimanan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Nilai-nilai keimanan inilah yang Prinsip ini sangat penting bagi
kemudian menjadi aturan yang pemimpin negara. Dengan
mengikat. Dengan mengacu kepada memegang amanah ini maka akan
aturan Ilahiah, setiap perbuatan muncul sifat kepedulian dari seorang
manusia mempunyai nilai moral dan pemimpin untuk mensejahterakan
ibadah. Setiap tindakan manusia rakyatnya dengan penyaluran
tidak boleh lepas dari nilai, yang keuangan negara di sektor publik.
secara vertikal merefleksikan moral d. Prinsip tranparansi/menyampaikan
yang baik, dan secara horizontal (Tabligh)
memberi manfaat bagi manusia dan Sifat tabligh atau yang
makhluk lainnya. menyampaikan harus dimilik setiap
b. Prinsip Dapat Dipercaya (Shiddiq) pemegang kebijakan publik. Dengan
Shiddiq artinya benar. Benar adalah adanaya transparansi dalam setiap
suatu sifat yang sangat mulia yang laporan keuangan publik dalam
menghiasi akhlak seseorang yang sebuah pemerintahan. Dengan tujuan
beriman kepada Allah dan kepada agar masyarakat tahu keuanagn
perkara-perkara yang ghaib. Ia negara digunakan untuk apa.
merupakan sifat pertama yang wajib Sehingga disribusi dari pendapatan
dimiliki seorang pemimpin. Dalam negara untuk sektor publik dapat
pendistribusian keuangan publik terpenuhi dengan baik.
negara maka perlu adanya sifat ini
dengan tujuan saran yang tepat
dalam pendistribusian.pemanfaatan

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 16
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

e. Prinsip kemampuan/kecerdasan yang harus diterapkan dalam pengeluaran


(Fathanah) publik, yaitu tertuju pada ketentuan zakat.
Arti dari fathanah adalah cerdas, Bahwa alokasi zakat merupakan
mustahil bagi seorang pemimpin kewenangan Allah, bukan kewenangan
mempunyai sifat bodoh. Kecerdasan amil atau pemerintah. Prinsip lainnya
seorang pemimpin untuk mengatur adalah bahwa Islam memperlakukan kaum
keuangan publik di negaranya musim dan non muslim secara adil.
sangatlah dibutuhkan. Sehingga Hilangnya spirit religiusitas dalam
setrategi-setrategi dan penyaluran pemenuhan dan penggunaan keuangan
dari keuangan publik baik itu negara disebabkan oleh pandangan
pendapatan ataupun pengeluaran sekularisme yang melanda dunia Islam,
dapat terealisasikan dengan baik dan dan tidak digunakannya mekanisme yang
tepat sasaran. Sifat profesionalitas berbau Islam, justru dunia Islam
dalam meknisme keuangan publik kehilangan metode mensejahterakan
suatu negara sangat dibutuhkan rakyatnya. Adanya kewajiban material
dalam hal ini. berbentuk pajak itu tidak diragukan
C. KESIMPULAN keabsahannya karena pada waktu ini
Keuangan publik meliputi setiap negara memerlukan anggaran pendapatan
sumber keuangan yang dikelola untuk yang besar sekali. Yang mana secara
kepentingan masyarakat, baik yang keseluruhan tidak mungkin terpenuhi
dikelola secara individual, kolektif ataupun dengan zakat. Pada saat ini dua kewajiban
oleh pemerintah.Sumber-sumber keuangan tersebut menyatu dalam diri serang muslim
publik dalam sejarah Islam selain zakat, bukan saja kewajiban pajak, melainkan
mayoritas adalah bersifat sukarela, yaitu kewajiban zakat sekaligus.
dalam bentuk infaq, wakaf, dan sedekah. Adanya prinsip-prinsip keuangan
Sumber-sumber keuangan publik publik Islam sangatlah penting, karena
dalam sejarah Islam selain zakat mayoritas dengan prinsip ini dapat dimunculkan
bersifat sukarela, yaitu dalam bentuk infak, beberapa acuan dalam penerapan kuangan
wakaf, dan sedekah. Baitul Maal serupakan publik Islam yang Islami. Muculnya suatu
institusi khusus yang menangani harta landasan pengembangan keuangan publik
yang diterima negara dan islam, sebagai dasar pengendalian
mengalokasikannya bagi kaum muslim keuangan publik Islam, dan lain sebagaiya.
yang berhak menerimanya. Didalam Sedikit prinsip yang dapat
keuangan publik terdapat sebuah prinsip dimunculkan dalam hal ini dapat di jadikan

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X
Miftahul Huda 17
Prinsip-Prinsip Keuangan Publik Islam

sebuah acuan dalam merealisasikan (Imam bu Yusuf), cet. 1, Bogor:


Penerbit Ghalia Indonesia.
keuangan publik yang Islami, diantaranya
adalah: P3EI., Ekonomi Islam, 2008, Ed.1, Jakarta:
Raja rafindo Persada.
1. Prinsip Keimanan
2. Prinsip Kepercayaan (Shiddiq) P3EI., Ekonomi Islam, 2014, Ed.1, cet. 6,
Jakarta: Raja rafindo Persada.
3. Prinsip Tanggungjawab (Amanah)
4. Prinsip Transparansi/Menyampaikan
(Tabligh)
5. Prinsip Kemampuan/Kecerdasan
(Fathanah)

DAFTAR PUSTAKA

Al Quran, Syaamil., 2010, Al Quran Tajwid


Dan Terjemahannya: Dilengkapi
Dengan Asbabun Nuzul Dan Hadist
Shahih, Bandung: PT Sygma.

Afif, Mufti., dkk, Analisis Straegi


Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan
Sedekah (Studi kasus di LAZ Ummat
Sejahtera Ponorogo), Islamic
Economics Journal, Vol. 3, No. !, Juli
2017.

Azmi, Shalahuddin., 2005, Menimbang


Ekonomi Islam-Keuangan Publik,
konsep Perpajakan dan Peran Baitul
Mal, bandung: Penerbit Nuansa.

Al Arif, M. Nur Rianto., 2011, Dasar-Dasar


Ekonomi Islam, solo: PT Era Adicitra
Intermedia.

Huda, Nurul, dkk, 2012, Keuangan Publik


Islam: Pendekatan Teoritis dan
Sejarah, Edisi Pertama, Cet ke 1,
Jakarta: Kencana.

Islahi, A.A., 1997, Konsepsi Ekonomi Ibnu


Taimiyah, penerjemah Anshari
Thayib, cet 1, Surabaya: PT Bina Ilmu
Offset.

Muti, Ahmad., Nurul Huda., 2011, Keuangan


Publik Islam: Pendekatan Karaj

AL-INTAJ, Vol.4, No.1, Maret 2018


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
P-ISSN: 2476-8774/E-ISSN: 2621-668X

Anda mungkin juga menyukai