Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH
SISTEM EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM
Dosen Pengampu: Dr. Husnul Khatimah, S.E., M.Si.

Oleh:

YOGA FRIYADI
222110074

MAGISTER MANAJEMEN
PARAMADINA GRADUATE SCHOOL OF BUSINESS
UNIVERSITAS PARAMADINA
CIKARANG
2022
1. Jelaskan beberapa prakondisi agar ekonomi Islam dapat berkembang dan tumbuh lebih
optimal di Indonesia. Kemukakan alasannya disertai dengan data pendukung.
Jawab:

Sebagai sebuah sistem ekonomi yang belum lama berdiri, ekonomi islam atau ekonomi
syariah telah terbukti menjadi sebuah fenomena yang cukup pesat perkembangannya. Di Indonesia
sendiri keberadaan ekonomi islam cukup positif diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dari cara pengenalannya. Ekonomi syariah merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits yang membuat
sistem ini lebih cepat berkembang di negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam ini. Indonesia
bisa mengembangkan sistem keuangan syariah karena hampir 80% penduduk Indonesia beragama
Islam sehingga menjadi peluang untuk mengembangkan sistem keuangan syariah.
Berikut ini sejarah Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia
1) Pada tahun 1991 Bank Muamalat mulai beroperasi dan menjadi awal dari perkembangan
ekonomi syariah di Indonesia. Bank Muamalat menjadi pelopor bank syariah pertama
yang ada di Indonesia, namun kegiatan mereka belum berjalan optimal karena landasan
hukum yang ada yaitu UU No. 7 Tahun 1992 masih lemah tanpa rincian hukum dan usaha
syariah lebih mendalam.
2) Pada tahun 2004, pemerintah mulai memperhatikan sektor keuangan sosial syariah dengan
memperbaiki tata kelola keuangan sosial syariah berbentuk wakaf melalui UU No. 41
Tahun 2004 tentang Wakaf.
3) pada tahun 2007 lahirlah lembaga Badan Wakaf Indonesia atau BWI dalam terbitan
Keppres No. 75/M Tahun 2007.
4) Pada tahun 2008, pemerintah berupaya memberikan kepastian hukum dan meningkatkan
aktivitas pasar keuangan syariah dengan menerbitkan UU No. 19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN atau sukuk) dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
5) Pada tahun 2014, berkat dorongan masyarakat akan kebutuhan produk halal maka
Pemerintah menerbitkan UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH).
6) Pada tahun 2016, pemerintah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)
untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi pelaksanaan rencana pembangunan nasional
bidang keuangan dan ekonomi syariah.
7) Pada tahun 2019, pemerintah menyusun sebuah rencana jangka panjang guna mengatur
strategi terarah pengembangan industri jasa keuangan syariah yang bernama Masterplan
Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024.
8) Pada 25 Januari 2021 diresmikan Brand Ekonomi Syariah dalam bentuk satu simbol milik
Negara. Tujuannya untuk menyatukan kebersamaan dalam seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.
9) Pada 1 Februari 2021, diresmikan Bank Syariah Indonesia (BSI) hasil merger tiga bank
syariah dari unit usaha syariah (UUS) bank BUMN, yaitu BNI Syariah, BRI Syariah dan
Bank Syariah Mandiri.

1
Ekonomi islam di indonesia dalam tahun ketahun semakin berkembang secara bertahap dan
ditargetkan akan menjadi ekonomi islam terbesar didunia. Hal tersebut terdapat pasar yang sangat
besar dan terdapat pula sektor riil ekonomi syariah yang sudah berjalan dengan baik sesuai aturan
syariah islam yang sudah ada didalam Al-qur’an. Ekonomi islam dikembangkan guna untuk
masyarakat indonesia yang beragama islam, agar menjalankan ekonomi sesuai syariat agama islam
yaitu yang sudah ada dalam Al-qur’an dan Hadits. Dalam ekonomi syariah di indonesia dari tahun
ketahun akan semakin berkembang, yang sudah dibuktikan dengan adanya praktek nilai-nilai yang
berdasarkah syariah islam yang sudah diterapkan oleh masyarakat indonesia seperti halnya:
1) Berhutang dengan akad tanpa adanya riba
2) Akad jual beli bisnis online secara syariah
3) Bertumbuhnya Bank syariah di Indonesia
4) Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk Halal

Itulah berbagai perkembangan ekonomi islam di Indonesia, meskipun sistem ekonomi ini
masih baru, namun berkat dukungan berbagai pihak, sistem ekonomi islam dapat tumbuh subur
bersanding dengan sistem ekonomi konvensional. Dukungan pemerintah dan pengambilan
kebijakan terkait memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan perkembangan ekonomi
syariah di Indonesia. Pemerintah harusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah
dengan intervensi positif, seperti misalnya memperbesar penempatan dana-dana pemerintah di
perbankan syariah.

2. Jelaskan beberapa perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi konvensional.
Jawab:

Dapat diartikan bahwa ekonomi sebagai cabang ilmu yang fokus mempelajari cara atau
prosedur seseorang demi memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Sama-sama mempelajari ilmu ekonomi, secara teknis ada dua bentuk perekonomian, yaitu sistem
ekonomi Islam dan sistem ekonomi Konvensional.
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara sitem ekonomi Islam dan sistem ekonomi
Konvensional:
NO PERBEDAAN SITEM EKONOMI ISLAM SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL

1. Sistem ekonomi islam atau ekonomi 1. Sistem ekonomi konvensional bertujuan


syariah lebih mengutakan untuk untuk mementingkan dan meraup
mencapai tujuan yang baik untuk keuntungan sebesar-besarnyang yang
urusan di dunia, tetapi juga baik sifatnya keduniawian.
untuk di akhirat. 2. Tujuan lainnya adalah mencapai
1 Tujuan 2. Sistem ekonomi islam adalah tidak kesejahteraan individu itu sendiri.
berorientasi pada diri sendiri,
melainkan untuk mencapai
kepentingan oranglain juga, sehingga
mampu mencapai kesejahteraan dan
keadilan bagi rakat secara umum.

2
Sumber ekonomi islam mengacu pada Sumber ekonomi konvensional yaitu
Al-Quran dan Hadist. Dimana ada aturan menekankan kepada tiap orang untuk bisa
dalam menjalankan roda perekonomian, melaksanakan aktivitas ekonomi sebebas-
seperti halnya peminjaman uang, atau bebasnya.
sekedar mengatur tentang hukum riba
2 Sumber
dalam sudut pandang Islam. Karena di
Al-Auran dan Hadist juga akan diberi
penjelasan jika melanggar, maka akan
menerima sanksi di akhirat nanti.

Sistem ekonomi islam menetapkan Sistem ekonomi konvensional kepemilikan


bahwa sumber kepemilikan kekayaan hanya untuk pribadi yang dibebaskan untuk
yang dimiliki individu adalah milik memiliki semua kekayaan yang diperolehnya
3 Kepemilikan
Allah SWT, manusia hanya bersifat saja.
dititipi sementara.

Pengembalian hasil berdasarkan pada Pengambilan hasil bisa di dapatkan dari bunga
pengambilan keuntungan dari presentase dengan pengambilan keuntungan dari
Pengembalian
4 pendapatannya saja dengan sistem bagi presentase modal.
Hasil
hasil.

Sistem ekonomi islam meyakini adannya Sistem ekonomi konvensional menggunakan


invisible hand yang mencoba untuk mekanisme bebas keluar masuk pasar tanpa
mengefisiensikan pasar, jadi sistem intervensi, jika pasar tidak diatur dan dibiarkan
ekonomi islam mempertimbangkan bebas, maka akan terjadi ketidakseimbangan
Mekanisme proses produksi dan distribusi barang dalam penawaran dan stok barang.
5
Pasar dan jasa serta menjadikan pemerintah
sebagai unit ekonomi yang
berdampingan dengan unit ekonomi lain,
demi menjaga kestabilan.

Sistem ekonomi ekonomi Islam solusi menghadapi masalah yang ada dengan cara
mengamalkan isi kandungan yang didalam kitab suci Al-Qur’an karena dalam Al-Qur’an ini bukan
hanya membahas tentang masalah ibadah yang bersifat ritual saja, akan tetapi memberikan
petunjuk kepada seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an ini, terdapat sunnah-sunnah Rasulullah
SAW yang mana dalam hal ini sudah dalam bentuk Hadits yang didalamnya mempunyai prinsip-
prinsip dan petunjuk yang bisa memecahkan permasalahan manusia yang sedang dihadapi
termasuk dalam permasalahan aktivitas ekonomi yang ada.
Sedangkan dalam sistem Konvensional memberikan kemajuan terhadap kehidupan manusia
secara materiil, sehingga proses tersebut membuat kondisi produksi mengalami peningkatan,
menjadikan suatu sarana komunikasi menjadi lebih baik dan meningkatkan sumber daya alam
disekitarnya. Namun timbulnya kapitalisme memperbesar kesenjangan antara orang kaya dan
orang miskin, antara pekerja dan pemilik modal, antara negara maju dengan negara berkembang,
serta menyebabkan tingginya inflasi dan bertambahnya jumlah pengangguran.

3
3. Bagaimana strategi pengembangan perbankan syariah di Indonesia? Apakah strategi
tersebut telah berdampak pada peningkatan pertumbuhan bank syariah? Jelaskan jawaban
Anda disertai data pendukung.
Jawab:

Strategi pengembangan perbankan syariah di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyusunan


alternatif yang terdiri atas kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, dan strategi bagi bank syariah.
Beberapa alternatif strategi pengembangan perbankan syariah di Indonesia yaitu:
1) Komitmen Pemerintah
Dalam pengembangan perbankan syariah pemerintah tidak bisa lepas tangan. Dukungan
dari pemerintah sangat dibutuhkan agar industri perbankan syariah negeri ini
pertumbuhannya semakin cepat dan tidak stagnan.
2) Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar dilakukan dengan memperluas pasar yang ada baik pasar dalam
penghimpunan dana maupun pasar penyaluran dana. Penetrasi pasar dapat dilakukan ke
segmen-segmen yang belum tersentuh oleh bank syariah yaitu kepada kelompok-
kelompok yang peduli pada halal-haram, tetapi belum tahu atau belum terjamah oleh bank
syariah, kelompok yang ragu-ragu pada bank syariah dan kelompok yang tidak peduli
pada halal-haram (lebih peduli pada pelayanan dan return, baik itu pasar muslim maupun
non muslim), tetapi belum terjamah oleh bank syariah.
3) Pengembangan produk-produk Bank Syariah yang Kompetitif dan Inovatif
Pasar yang masih sangat terbuka lebar dan adanya keuntungan dari pricing bank
konvensional merupakan peluang bagi bank syariah untuk semakin kreatif dan inovatif
dalam membuat produk-produk baru. Karena jika tidak kreatif, maka akan tergilas oleh
pesaing, baik dengan bank konvensional, antar bank syariah, maupun lembaga keuangan
syariah lainnya. Produk keuangan baru tersebut tidak harus sekedar mengikuti produk-
produk yang dimiliki lembaga konvensional, tetapi produk tersebut mencerminkan
karakteristik unik lembaga keuangan syariah yang mampu menarik konsumen.
4) Peningkatan Kualitas Pelayanan
Pengembangan bank syariah di Indonesia sudah mengarah pada organik atau peningkatan
aset. Pada saat itu juga yang terjadi adalah persaingan, di mana bank yang menjadi pilihan
nasabah adalah yang memiliki pelayanan yang baik dan memberikan kenyamanan
tertinggi. Selain itu, nasabah bank syariah mempunyai kecenderungan untuk berhenti
menjadi nasabah karena faktor pelayanan yang kurang baik.
5) Peningkatan Promosi dan Sosialisasi terhadap produk-produk Bank Syariah Secara
Efektif
Promosi dilakukan dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada secara efektif, baik
secara perorangan, kelompok maupun instansi yang meliputi unsur alim ulama, penguasa
negara/pemerintahan, cendekiawan dan lain-lain, yang memiliki kemampuan dan akses
yang besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas.

4
6) Peningkatan Kerjasama dengan Institusi Lain
Kerjasama dengan institusi lain dapat dilakukan dengan institusi pendidikan dan
perusahaan sejenis. Kerjasama dengan institusi pendidikan dimaksudkan untuk
memberikan pelatihan karyawan bank syariah, mencari lulusan terbaik dari lembaga
tersebut yang ahli dalam perbankan syariah, ataupun bank syariah bisa berperan sebagai
sponsor sosialisasi perbankan syariah dalam rangka edukasi bank syariah ke masyarakat.
7) Peningkatan Jaringan Kantor Bank Syariah
Pengembangan jaringan kantor bank syariah diperlukan dalam rangka perluasan
jangkauan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan kerjasama antar bank syariah,
peningkatan efisiensi usaha serta peningkatan kompetisi ke arah peningkatan kualitas
pelayanan.
8) Peningkatan cakupan Pasar melalui Aliansi Strategis
Untuk memperluas cakupan pasar dapat dilakukan melalui aliansi strategi dengan
melakukan kerjasama dengan perusahaan lain. Aliansi strategis dilakukan sebagai upaya
untuk menambah jaringan pemasaran baru tanpa banyak mengeluarkan modal,
penambahan fasilitas seperti ATM yang bisa diakses di ATM semua bank, penambahan
fasilitas ATM untuk belanja, dan sebagainya.
9) Peningkatan Kualitas SDM
Keberhasilan pengembangan bank syariah pada level mikro sangat ditentukan oleh
kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan serta ketrampilan pengelola bank. Oleh
karena itu, kualitas sumber daya manusia harus terus ditingkatkan baik pengetahuan
tentang manajemen perbankan maupun pengetahun tentang syariah perbankan melalui
pelatihan.

Sejauh ini, strategi yang dilakukan telah berdampak pada peningkatan pertumbuhan bank
syariah di Indonesia yang semakin meningkat. Hai ini dikarenakan Indonesia termasuk negara
muslim terbesar di dunia sehingga memiliki peranan besar dalam membangun ekonomi syariah.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, saat ini dengan lahirnya bank syariah raksasa di
Indonesia, yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil dari gabungan atau merger
tiga bank BUMN, antara lain Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah.
Kehadiran Bank Syariah Indonesia menjadi tonggak sejarah baru bagi bangsa ini. Dengan
penyatuan bank syariah tersebut, Indonesia ditargetkan menjadi pusat ekonomi dan keuangan
syariah di dunia.
Data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat asset perbankan syariah
sebesar Rp 686,29 triliun pada April 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 12,71 persen secara year
on year. Selain itu perbankan syariah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp 548,26 triliun dan
disalurkan dalam bentuk pembiayaan sebesar Rp 440,78 triliun. Adapun total DPK yang dihimpun
perbankan syariah pada April 2022 tumbuh 13,30 persen year on year dan pembiayaan yang
disalurkan tumbuh 10,25 persen year on year. Dengan jumlah aset, DPK, dan pembiayaan tersebut,
perbankan syariah dari tahun ke tahun itu mengalami pertumbuhan yang positif.

5
4. Konsumen lembaga keuangan syariah dikelompokkan menjadi konsumen rational dan
emotional. Jelaskan perbedaan keduanya dan apa implikasinya terhadap perkembangan
lembaga keuangan syariah di Indonesia ?
Jawab:

Konsumen Rasional didasarkan pada pengetahuan seseorang tentang informasi dan situasi.
Faktor rasional dapat mempengaruhi pemikiran dan pengetahuan nasabah yang misalnya sangat
mempertimbangkan keuntungan, bagi hasil, bonus yang didapatkan, kemudahan fasilitas yang
didapatkan, jika mengajukan kredit sangat mempertimbangkan bagi hasil atau margin berdasarkan
mahal dan murahnya serta besar dan kecilnya. Rasional merupakan berfikir yang didasarkan pada
akal atas dasar kebenaran yang ada. Jadi dapat disimpulkan, bahwa rasional adalah cara berpikir
seseorang dalam memutuskan mempertimbangkan dengan akal sehat.
Konsumen emosional lebih cenderung kepada sikap ketika memutuskan untuk menyimpan
uangnya pada suatu bank dengan dua perspektif. Pertama, perspektif waktu sekarang yaitu ketika
masih hidup didunia. Kedua, perspektif waktu setelah mati yaitu pada periode sejak nasabah
meninggal atau kehidupan alam kubur sampai dengan waktu saat manusia akan dihitung amal baik
dan buruknya selama hidup di dunia. Adanya perspektif waktu setelah mati dapat menjelaskan
bahwa seseorang nasabah yang menggunakan faktor emosional bisa menerima keuntungan yang
nilainya lebih kecil sepanjang itu Halal.
Berikut beberapa perbedaan konsumen rasional dan konsumen emosional diantaranya:

NO Konsumen Rasional Konsumen Emosional


1 Kesempatan investasi Ketaatan dalam beragama
2 Kualitas layanan yang baik Atribut produk yang Islami
3 Membatu bertambahnya pendapatan Mencapai status sosial
4 Nilai tambah ekonomi Menghindar dari keadaan bahaya
5 Kemudahan serta dalam penggunaan Kegiatan seueuai syariah
6 Perlindungan dan keamanan Kebanggaan pada kepemilikan

Saat ini pengguna jasa perbankan syariah tidak hanya untuk kalangan umat Islam. Motivasi
atau dorongan bermitra dengan bank Islam adalah faktor solidaritas keagamaan, produk perbankan
syariah dan mekanisme keuangan berbasis syariah. Selain itu faktor rasional seperti yang timbul
dalam benak konsumen perbankan syariah seperti kesempatan untuk berinvestasi, bagi hasil, bonus
yang didapatkan, dan kemudahan fasilitas yang didapatkan. Serta faktor emosional seperti
kesadaraan masyarakat dalam beragama khususnya bagi umat Islam yang ada di Indonesia
memberikan dampak terhadap perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia. Terbukti
bahwa dalam beberapa tahun terakhir lembaga keuangan syariah di Indonesia dari segi
pertumbuhan jumlah asset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga
keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan dengan baik.

6
5. Diantara lembaga berikut : bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, pasar modal
syariah, buatlah analisis pertumbuhannya Dalam 3 tahun terakhir, apa saja faktor
pendukung dan penghambat pertumbuhan keempat lembaga tersebut.
Jawab:

Data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2021 berikut
perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir:

1) Perbankan Syariah

Aset perbankan syariah masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, mengalami


percepatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan aset
perbankan syariah rata-rata masih terjaga double digit. Pangsa aset perbankan syariah mencapai
6,74% terhadap perbankan nasional, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
6,51%. Baik BUS, UUS, maupun BPRS menunjukkan pertumbuhan positif. 29 dari 33 bank
syariah (12 BUS dan 21 UUS) mempunyai induk Bank Umum Konvensional (parent/sister
company). Hingga akhir tahun 2021, telah terdapat 11 UUS dan 3 BUS yang memiliki share asset
melampaui 10% aset BUK induknya.

7
2) Asuransi Syariah

Sejalan dengan pertumbuhan aset, investasi asuransi syariah juga mengalami pertumbuhan
yang menurun sebesar 4,41% (yoy). Hal ini dikarenakan sebagian besar aset asuransi syariah
ditempatkan pada instrumen investasi. Di sisi lain, total kontribusi bruto mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar 35,24% (yoy) yang didominasi oleh kenaikan kontribusi untuk lini
usaha kecelakaan diri dan dwiguna kombinasi.

3) Pasar Modal Syariah

8
4) Pegadaian Syariah

Aset perusahaan pegadaian syariah pada tahun 2021 mengalami pertumbuhan menurun pada
akhir tahun 2021 yaitu sebesar 18,61% (yoy) apabila dibandingkan dengan tahun 2020.

Dari beberapa data yang diperoleh tersebut dapat dijelakan bahwa lembaga industri keuangan
syariah di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan. Itu terlihat dari aset industri keuangan
syariah yang meningkat dan produk serta pengguna keuangan syariah yang semakin luas.
Faktor-faktor pendukung pertumbuhan yang bisa membuat lembaga keuangan syariah
meningkat menurut data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diantaranya:
1) Pengaturan dan pengawasan yang efektif.
2) Inovasi produk dan proses bisnis untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
3) Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu pendukung.
4) Dukungan sumber daya manusia dan permodalan yang memadai.
5) Pemahaman masyarakat mengenai keuangan syariah.

Faktor-faktor penghambat pertumbuhan lembaga keuangan syariah menurut data yang


diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diantaranya:
1) Lembaga keuangan syariah masih menghadapi masalah permodalan.
2) Percepatan pengembangan inovasi produk syariah.
3) Kualitas SDM di sektor ekonomi syariah yang masih perlu ditingkatkan.
4) Keterbatasan infrastruktur di ekonomi dan keuangan syariah juga perlu diatasi sehingga
layanan keuangan syariah, termasuk pamanfaatan teknologi bisa semakin diperluas.
5) Pandemi Covid-19 yang menghambat pertumbuhan pada beberapa Lembaga keuangan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai