Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN BISNIS EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Mohammad Heru
Nopyan Syaputra

(20200730040)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilansir dari buku 'Ekonomi Syariah' oleh Yoyok Prasetyo, ada
beberapa prinsip mengenai ekonomi syariah. Pertama menurut Monzer
Kahf yang menjelaskan ekonomi syariah adalah bagian dari ilmu
ekonomi yang bersifat interdisipliner atau tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu
pendukungnya.

Kemudian, menurut M.A. Mannan, ekonomi syariah merupakan


ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

Artinya, definisi ekonomi syariah menekankan karakteristik


komprehensif tentang subjek dan didasarkan atas nilai moral ekonomi
syariah yang bertujuan mengaji kesejahteraan manusia, yang dicapai
melalui pengorganisasian sumber-sumber alam berdasarkan kooperasi
dan partisipasi.Ekonomi syariah merupakan sebuah sistem
perekonomian yang sama bentuknya seperti sistem ekonomi pada
umumnya, namun yang membedakannya adalah dalam pengambilan
keputusan, peraturan dan landasannya adalah Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dalam ekonomi syariah semua yang ada didalamnya akan
berlandasanakan pada syariat agama dan lebih fokus pada preferensi
keagamaan dan moral daripada sifat fungsional dan pasarnya.
Di Indonesia sekarang ini telah banyak berkembang model
perekonomian syariah mulai dari bank, bisnis, pegadaian dan masih
banyak lagi. Hal ini dikarenakan banyak dari perusahaan memandangkan
sistem perekonomian syariah lebih aman, fleksibel, tidak memaksa, sama-
sama untung dan memiliki aturan yang jelas. Dalam perkembangannya
sekarang ini ekonomi syariah memang sedang menjadi trend di masa ini,
apalagi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
menjadikan ekonomi syariah lebih diminati masyarakat Indonesia
(Indriana, 2018).
Adapun dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian
aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah
(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada
aturan halal dan haram) dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap
muslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja.
Bisnis yang berkembang sekarang ini telah banyak yang
menerapkan sistem syariah. Hal ini karena banyak dari para pebisnis
melihat peluang yang semakin meningkat akan perekonomian syariah ini.
Banyak dari masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan sistem syariah
dibandingkan dengan sistem pada umumnya, hal ini terjadi karena sistem
syariah lebih mudah, tidak terlalu membebankan, sistemnya jelas dan
memiliki aturan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak
(Norvadewi, 2015:34).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
a. Apa definisi ekonomi syariah?
b. Bagaimana penerapan bisnis syariah di Indonesia?
c. Bagaimana perkembangan bisnis syariah di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian ekonomi syariah.
b. Untuk mengetahui penerapan bisnis syariah di Indonesia.
c. Untuk mengetahui perkembangan bisnis syariah di Indoneisa.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah yaitu :
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau masukan sebagai
informasi tentang prinsip-prinsip ekonomi yang dapat di jadikan
acuan pengembangan atau pemberdayaan perekonomian masyarakat.
b. Untuk memperkaya keilmuan berkaitan dengan bisnis syariah agar
bisa dimengerti oleh pembaca dan bisa menjadi wawasan serta dapat
dijadikan pedoman dan bahan informasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ekonomi Syariah


Ekonomi syariah merupakan sebuah sistem ekonomi yang sama
dengan sistem ekonomi yang ada, namun dalam penerapannya, pengambian
keputusan serta asasnya berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan lahir melalui
proses pengkajian ilmiah yang panjang, dimana pada awalnya terjadi sikap
pesimis terkait eksistensi ekonomi syariah dalam kehidupan masyarakat saat
ini. Hal ini terjadi karena di masyarakat telah terbentuk suatu pemikiran
bahwa harus terdapat dikotomi antara agama dengan keilmuan. Dalam hal ini
termasuk didalamnya ilmu ekonomi, namun sekarang hal ini sudah mulai
terkikis (Al-Arif, 2011:6). Ekonomi syariah yang dibangun atas dasar agama
Islam, tidak akan terpisahkan dengan bagian-bagian dari agama Islam itu
sendiri. Ekonomi syariah akan mengikuti dalam berbagai aspek yang ada
dalam agama Islam, sehingga dalam berjalannya perekonomian syariah
semuanya berdasarkan pada dalil-dalil yang ada dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dan dalam Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana
Islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi
kehidupan manusia termasuk dalam bidang Ekonomi.
2.2 Penerapan Bisnis Syariah di Indonesia
Sektor perbankan dalam perekonomian syariah tidak mengenal
instrumen suku bunga. Sistem keuangan syariah menerapkan pembagian
keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing), bukan kepada bunga yang
telah menetapkan tingkat keuntungan di muka. Besar kecilnya pembagian
keuntungan yang diperoleh nasabah perbankan syariah ditentukan oleh besar
kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan investasi
dan pembiayaan yang dilakukan di sektor rill. Hal ini menjadikan proses
dalam perbankan syariah tidak membuat kedua belah pihak yang
bersangkutan mengalami kerugian.
Sebuah bisnis yang berjalan dengan sistem yang jelas dan tertata
mengantarkan kepada sebuah misi dan tujuan yang jelas pula. Dengan begitu
sistem yang seharusnya di masukkan kedalam bisnis yang akan berjalan
harusnlah dengan sistem yang jelas dan tertata. Ini memberikan gambaran
akan penerapan sistem bisnis yang baik, dengan munculnya sistem syariah
memberikan dampak yang signifikana akan berjalan bisnis di Indonesia.
Bisnis dalam al-Qur’an baik yang terambil dari terma tijārah, al-
bay’, ishtarā, maupun tadāyantum, tidak hanya menjelaskan bisnis dalam sifat
material, tetapi juga immaterial. Wirausaha Muslim sebagai pelaku bisnis
harus bekerja sesuai profesionalitas dan tetap menjalankan perintah Allah.
Dalam konteks inilah alQur’an menawarkan keuntungan dengan suatu bursa
yang tidak pernah mengenal kerugian, yaitu tijārah lan tabūrā. Karena bisnis
berbasis syari’ah adalah kegiatan bisnis yang dilakukan oleh seseorang
dengan berlandaskan syariat agama Islam, dimana setiap cara memperoleh
dan menggunakan harta yang mereka dapatkan harus sesuai dengan aturan
agama Islam (halal dan haram). Dalam bisnis Islam seseorang harus selalu
mengingat dan menyerahkan semua hasil usaha yang telah dilakukan kepada
Allah. Dengan berserah diri kepada Allah dan menganggap kerja sebagai
ibadah seseorang akan selalu ikhlas dalam bekerja inilah yang dimaksud
dengan tawḥīd ulūhiyyah (Huda, 2016:169).
2.3 Perkembangan Bisnis Syariah di Indonesia

Perkembangan bisnis syariah mengalami perkembangan yang pesat,bisnis dengan


menggunakan label syariah ini menjadi trend yang cukupmenggoda. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya ragam bisnis yang saat inidiberi label syariah. Perbankan syariah
mungkin dapat kita sebut sebagaipionirnya, disusul kemudian industri yang bergerak di
sektor jasa keuanganlainnya, ada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), asuransi
syariah,pegadaian syariah, obligasi syariah dan sebagainya.
Negara-negara muslim memiliki banyak potensi wisata yang
belumdimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah pengembanganpariwisata
syariah. Trend wisata syariah semakin tinggi dan menjadi ladangbisnis bagi para
pengusaha untuk menggarap keuntungan. Sejalan denganperkembangan wisata
syariah, produk halal ternyata tidak hanya dikonsumsioleh turis muslim saja,
namun juga oleh turis non-muslim.Hal ini menyusul semakin sadarnya masyarakat
akan manfaat konsephalal yang diterapkan Islam, baik dalam hal makanan, wisata,
jasa keuangandan lainnya.Sektor pariwisata berbasis syariah di indonesia ke depan
kian terlihatmenjanjikan, karena pemerintah melalui kementerian pariwisata
danekonomi kreatif memberikan dukungan penuh pada pengembangan
wisatasyariah di Indonesia. Dukungan formal dari pemerintah tersebut
mulaidigaungkan sejak era presiden SBY, hal ini terbukti
dengandiselenggerakanya Konferensi Wisata Syariah Negara-negara
AnggotaOrganisasi Konferensi Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta selama
duahari pada tanggal 2-3 Juni 2014 menghasilkan 13 rekomendasi
untukditindaklanjuti dalam pengembangan wisata syariah ke depan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Simpulan dari penulisan makalah ini adalah sebegai berikut:
a) Bisnis syariah di Indonesia merupakan sebuah bisnis yang dilandasi
dengan acuan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan sistem syriah yang
diterapkan dalam berlangsungnya sebuah bisnis diharapkan bisa menjadi
pendobrak untuk kemajuan bisnis yang akan menguntungkan semua pihak
yang terlibat.
b) Dalam penerapan bisnis syariah di Indonesia dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam menjadikan penerapan sebuah bisnis yang
berbasis syariah memberikan peluang yang besar. Penerapan bisnis yang
berbasis syariah memberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan
bisnis yang berjalan, karena dalam sistem syariah memberikan kenyaman
semua pihak. Dengan bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
memberikan masyarakat lebih percaya dan tertarik akan bisnis ini.
c) Bisnis syariah dalam beberapa tahun ini terjadi pelonjakan yang cukup
signifikan. Dengan pelonjakan ini menjadikan bisnis ini berkembang pesat
dalam negara ini. Perkembangan ini memberikan pengaruh terhadap
perekonomian negara dan Indonesia bisa menjadi pelopor bangkitnya
bisnis syariah di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, M. Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra
Intermedia.
Churiyah, Madziatul. 2011. Mengenal Ekonomi Syariah. Malang: Surya Pena
Gemilang.
Indriana, Ema. 2018. Indonesia dan Masa Depan Ekonomi Syariah,
Kurniawan, Dhika Amalia. 2019. Bagaimana Perkembangan Bisnis Syariah di
Indonesia,
Norvadewi. 2015. Bisnis Dalam Prespektif Islam, dalam Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam Volume 1 (hal. 33-44). Samarinda: IAIN Samrinda.

Anda mungkin juga menyukai