Di susun oleh
APRIANUN LESTARI
(D1A020062)
Kelas Ekonomi Syariah A1
Fakultas Hukum
Universitas Mataram
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Sejarah perkembangan ekonomi syariah di Indonesia ”
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mohon maaf apabila sekiranya terdapat kesalahan
maupun kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menambah pengalaman serta pengetahuan dalam
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
(Aprianun Lestari)
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR................ ...........................................................................ii
DAFTAR ISI.............................. ...........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
KESIMPULAN................ ...........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...... ...........................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi Islam atau yang lazim dikenal dengan ekonomi syariah di
Indonesia berlangsung dengan begitu pesat. Hal ini juga didukung oleh sektor hukum,
yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi
syariah, antara lain adalah keluarnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 yang
memberikan kewenangan bagi Pengadilan Agama untuk menangani perkara sengketa
ekonomi syariah. Selain itu keluarnya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah semakin memper-kokoh landasan hukum ekonomi syariah di
Indonesia.
Dalam Islam, istilah hukum dan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, karena setiap kali mengkaji hukum sejatinya adalah syariah itu sendiri.
Pengertian syariah menurut bahasa memiliki beberapa makna, di antaranya berarti
jalan yang harus diikuti. Istilah syariah mempunyai akar yang kuat di dalam Al-Quran
seperti penjelasan firman Allah:3 “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu
syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (Q.S. AlJatsiyah: 18).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan ekonomi syariah ?
2. Bagaimana perkembangan hukum ekonomi syariah di Indonesia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian ekonomi syariah
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan hukum ekonomi syariah di
Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
definisi ekonomi Islam yang sudah dirumuskan oleh sejumlah ahli. Berikut ini,
pengertian ekonomi Islam (ekonomi syariah) menurut para ahli di bidang ini.
1.Yusuf Qaradhawi
Seperti dinukil dari buku Konsep Ilmu Ekonomi (2020), Yusuf Qaradhawi
merumuskan pengertian ekonomi Islam (ekonomi syariah) adalah ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan.
Kembali merujuk buku di atas, Veithzal Rivai dan Andi Buchari berpendapat
bahwa pengertian ilmu ekonomi Islam (konomi syariah) ialah suatu ilmu
multidimensi atau interdisiplin, komprehensif dan saling terintegrasi, yang
bersumber dari Alquran dan Sunnah serta ilmu-ilmu rasional.
2
Masih dikutip dari buku yang sama, Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan
ilmu ekonomi Islam (ekonomi syariah) adalah suatu ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari ekonomi dari orang-orang yang menganut nilai-nilai syariah.
4. Khursid Ahmad
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggung jawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat
individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah
milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaan-Nya di bumi. [2] Di dalam
menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba,
yang dari segi bahasa berarti "kelebihan".[6] Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah
ayat 275[7] disebutkan bahwa ‘Orang-orang yang makan (mengambil)
riba[8] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.[9] Keadaan mereka yang demikian itu,
3
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba’.
4
2. Sejarah perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
5
stabilitas perekonomian. Namun penerapan hukum syariah pada perbankan di
Indonesia dinilai belum cukup optimal. Penggunaan sistem bagi hasil pada bank
syariah sering kali terlihat tidak jauh berbeda dengan penggunaan bunga yang
ada pada bank konvensional.
Oleh sebab itu, ekonomi syariah di Indonesia perlu diperhatikan lagi bagaimana
prinsip syariah dapat diterapkan pada bank syariah dan lembaga keuangan
syariah lainnya. Apakah dalam perbankan syariah di Indonesia perlu orang-
orang yang benar-benar bisa menguasai prinsip-prinsip syariah? Ya. Selain kita
membutuhkan orang-orang yang benar-benar bisa menguasai prinsip-prinsip
syariah, lembaga keuangan syariah di Indonesia harus memiliki keahlian dalam
bidang ekonomi syariah. Dengan begitu apa yang masyarakat harapkan,
perbankan syariah mampu menerapkan seluruh Prinsip Syariah (Kaffah) untuk
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang ingin berbisnis dengan
lembaga keuangan syariah.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia menunjukkan kemajuan yang
patut disyukuri dan diapresiasi. Perkembangan tersebut tidak hanya dijumpai
pada tataran wacana yang bersifat teoritik-normatif, namun sudah sampai pada
tataran yang lebih praktis-aplikatif.
Pada tataran wacana, kita menjumpai banyak pemikiran ekonomi syariah yang
dikembangkan oleh para ahli. Kini kita merasakan betapa ekonomi syariah tidak
hanya menjadi ‘menara gading’ melainkan sudah lebih membumi dan lebih
aplikatif. Pemikiran fiqh muamalah misalnya, sudah mulai dikembangkan
secara praktis sesuai dengan persoalan aktual kontemporer.
Bahkan pemikiran fiqh muamalah yang dikembangkan oleh para ulama, telah
diadaptasi sedemikian rupa dalam bentuk fatwa. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan
oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) telah menjadi ‘panduan praktis’ bagi
publik dalam bermuamalah sesuai syariah.
Kemajuan pemikiran ekonomi syariah juga nampak pada ikhtiar untuk mencari
relevansinya dengan ekonomi modern. Kini kita menjumpai banyak buku yang
mengulas tentang relasi antara ekonomi modern dengan ekonomi syariah.
Gagasan para pemikir ekonomi Islam dituangkan dalam konteks yang lebih
modernis. Misalnya adalah Abu Yusuf yang menggagas tentang pajak dan
tanggung jawab pemerintah terhadap ekonomi.
Selain itu juga gagasan Ibn Taimiyyah yang berbicara tentang kebijakan fiskal,
terutama mengenai sumber penerimaan dan alokasi belanja keuangan negara.
Kondisi ini makin menegaskan bahwa ekonomi syariah tidak hanya identik
dengan bank syariah, melainkan juga mencakup ekonomi makro, ekonomi
6
mikro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, pembiayaan publik sampai dengan
ekonomi pembangunan.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga November 2018, jumlah
reksadana syariah sebesar 220 atau sekitar 10,61% dari total reksadana. Jumlah
ini cukup tinggi bila dibandingkan tahun 2010 yang hanya sebesar 7.84%.
Perkembangan Efek Syariah juga sangat menggembirakan, hingga November
2018, terdapat 407 Efek Syariah dari berbagai sektor. Jumlah sukuk syariah
juga mengalami peningkatan, hingga November 2018 sudah mencapai 108
sukuk syari’ah.
7
pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-ekonomi-syariah
https://retizen.republika.co.id/posts/28939/pengertian-ekonomi-syariah
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah
https://kumparan.com/muhammad-abdul-aziz-alhakim/perkembangan-ekonomi-syariah-di-
indonesia
https://syariah.iain-surakarta.ac.id/perkembangan-ekonomi-syariah-di-indonesia/
10