SYARI’AH DI INDONESIA
DI
OLEH :
Kelompok 3
UNIT/SEM : I/V
PRODI : HES
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Penulis
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
i Halam
an
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Penutup................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
juga didukung oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan
menunjukkan adanya perkembangan yang semakin pesat. Hal ini sejalan dengan
B. Rumusan Masalah
undangan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
perekonomian nasional dimuat dalam Bab XIV Pasal 33. Ketentuan tentang
sistem perekonomian nasional memang hanya dalam satu pasal yang terdiri
dari lima ayat. Namun ketentuan ini harus dielaborasi secara konsisten dengan
dikembangkan terkait dengan hak-hak asasi manusia yang juga mencakup hak-hak
2
4) persaingan yang tidak sehat.
Cita-cita hukum ekonomi ini searah dengan cita hukum Islam yang
menciptakan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat manusia. Cita hukum
Islam dalam bidang ekonomi terlihat dalam konsepnya tentang aktivitas ekonomi
tidak pelaksanaan dua ajaran al-Qur’an, yaitu prinsip saling at- ta’awwun
(membantu dan saling bekerja sama antara anggota masyarakat untuk kebaikan)
dan prinsip menghindari garar (transaksi bisnis di mana didalamnya terjadi unsur
ekonomi agama tertentu, tetapi dikarenakan ekonomi syari’ah sudah lama hidup
dan berkembang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Sistem ekonomi
syari’ah adalah salah satu dari sistem-sistem ekonomi lainnya seperti kapitalisme
kita tidak perlu terjebak dalam diskusi mengenai ideologi ekonomi. 2 Ekonomi
Syariah keberadaannya mempunyai landasan yang kuat baik secara formal syar’i
mempunyai landasan dalil yang kuat. Dalam konteks negara, ekonomi Syariah
2
Hartono, Sri Redjeki. (2007). Hukum Ekonomi Indonesia. Malang: Bayumedia
Publishing, hlm. 31.
3
Perkembangan ekonomi Islam atau yang lazim dikenal dengan
ekonomi syariah di Indonesia berlangsung dengan begitu pesat. Hal ini juga
sekarang ini menunjukkan adanya perkembangan yang semakin pesat. Hal ini
sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran sebagian besar umat Islam untuk
baru bagi para pelaku usaha untuk menjalankan bisnis yang tidak hanya
berorientasi pada keuntungan materiil semata, tetapi juga sesuai dengan spirit
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena setiap kali mengkaji hukum
sejatinya adalah syariah itu sendiri. Pengertian syariah menurut bahasa memiliki
4
dalam wacana politik dan hukum barangkali karena adanya phobia (kekuatiran)
bahwa implementasi syariah akan menuju kepada pembentukan negara Islam, atau
perkembangan yang terjadi pada penggalan akhir dari rezim Orde Baru,
pemerintah dan kebijakan politik hukum nasaional mulai “toleran” dengan kata
aspek legislasi. Dalam hal ini akan dikemukakan pembentukan legislasi syariah di
terbatas.
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 tentang
bagi perbankan nasional untuk menerapkan sistem perbankan ganda (dual banking
3
Wirdyaningsih, Perwataatmadja, K., Barlinti, Y. S., & Dewi, G. (2005). Bank dan
Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 17 – 18.
5
system), yaitu penggunaan perbankan konvensional dan syariah yang berjalan
terjadinya benturan hukum yang disebabkan adanya perbedaan yang prinsip antara
ketentuan hukum yang berlaku bagi bank konvensional dengan bank syariah.
pengawasan syariah, pasar keuangan, instrumen pasar uang, likuidasi, dan sanksi
Pada 7 Mei 2008, berlaku UU No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga
landasan hukum bagi upaya memobilisasi dana publik secara luas berdasarkan
investor dalam negeri maupun luar negeri yang mencari instrumen keuangan
6
berbasis syariah; dan (6) mendorong pertumbuihan pasar keuangan syariah di
prinsip syariah, sehingga berbagai bentuk akad sukuk yang dikenal dalam
oleh badan hukum perseroan terbatas merupakan salah satu alasan penggantian
Syariah (DPS), yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas
saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Perseroan agar sesuai dengan
prinsip syariah. DPS sebagai organ perseroan yang mendampingi atau melengkapi
(umpama larangan riba - bunga uang atau return yang diperoleh dari penggunaan
uang untuk mendapatkan uang - maysir - unsur spekulasi, judi, dan sikap untung-
C. Kodifikasi Hukum
berbagai hukum, regulasi atau peraturan di bidang tertentu yang ditetapkan oleh
7
negara. Produk dari kegiatan kodifikasi dapat berupa kitab undang-undang (wet,
code).
pembangunan hukum yang merujuk kepada produk hukum abad ke 18 dan 19,
yang ditandai dengan lahirnya Kodifikasi Napoleon yang diikuti dengan berbagai
para ilmuwan hukum di bidang kodifikasi telah ada sejak zaman Imperirum
Dalam filsafat hukum alam yang berlatar belakang Plato dan Aristoteles
terdapat semacam teori bahwa kekuasaan yang dimiliki seorang raja berdasarkan
pada perjanjian yang dibuat dengan rakyat, yang intinya rakyat bersedia
dahulu (pactum subjectionis) . Sebelum perjanjian itu dibuat mereka sepakat lebih
unionis). Sebelum paham hukum alam itu dikembangkan oleh Hobbes, Locke dan
politik, dan sosiologi masyarakat. Hukum Rumawi yang religious dan agraris
uyang dituangkan dalam normatif yuridis, dalam arti hukum dipandang sebagai
8
twaalftafelen (meja atau batu hukum dua belas) dan diakhiri juga dengan
tidak ada bandingannya sampai sekarang, terjadi akibat adanya dua lapisan rakyat
(standen) yang disebut Res Mancipi dan Emancipatio, yang diwujudkan dengan
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terjadi di Indonesia tahun 1997, menjadikan pemerintah mulai melirik pada
sistem yang berangkat dari sistem ekonomi Syari’ah. Beberapa perangkat hukum
sekalipun belum maksimal. Ke depan perlu upaya yang lebih maksimal dan
ekonomi syariah, sehingga keberadaan ekonomi syariah menjadi kuat tidak hanya
secara normatif sosiologis tetapi juga yuridis formil. Hal yang perlu dilakukan
adalah melakukan pembaruan hukum yang merupakan salah satu dimensi dari
ekonomi syariah.
B. Saran
atau kesilapan dalam penulisan maupun penuturan. Oleh karena itu kami dengan
segenap hati membuka kritikan sekaligus dengan saran untuk teman-teman semua,
10
tujuannya untuk kebaikan pribadi kami sendiri dan juga untuk teman-teman lain
yang akan tampil berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
11
Asshiddiqie, Jimly. (2005). Implikasi Perubahan UUD 1945 Terhadap
Publishing.
Wirdyaningsih, Perwataatmadja, K., Barlinti, Y. S., & Dewi, G. (2005). Bank dan
Graha Ilmu.
12