Anda di halaman 1dari 21

DI

OLEH

NAMA : GEUBRINA MULIA RISKI


NPM : 18219566
UNIT :I
SEMESTER :V
PRODI : S-1 PAI
PEMBINMBING : RUSNAWATI, MA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah


memberikan taufiq dan hidayah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen pembimbing atas bimbingan kepada penulis, sehingga
tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa membantu segala usaha kita. Amin.

Sigli, Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan proses mendidik yang di dalamnya terjadi
interaksi antara guru dan murid yang membahas tentang materi-materi keislaman.
Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, dengan visi agar dapat
mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan oleh
lembaganya.
Terkait pada tujuan pendidikan Islam berlandaskan pada tujuan Allah
menciptakan manusia di muka bumi ini, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Abdul
Fattah Jalal mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang
diwujudkan dalam amaliah di dunia untuk mencapai derajat orang yang taqwa di sisi-
Nya. Allah menciptakan manusia sebagai “khalifah fil ardh“ untuk melaksanakan
tugasnya. Khalifah dituntut menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik
keperibadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan
ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
Dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan pendidikan Islam, alat/media
pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat/ media
merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran. Adanya alat/media bahkan
dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena memudahkan murid untuk
tanggap terhadap pelajarannya, karena tidak hanya mendengarkan guru berceramah,
namun melihat langsung dengan panca indera melalui alat / media pembelajaran
tersebut.
Dengan adanya alat / media maka tradisi lisan maupun tulisan dalam proses
pembelajaran dapat dilengkapi dengan berbagai variasi teknik pengajaran, sehingga
membuat suasana tidak membosankan. Selain itu guru dengan mudah dapat
menciptakan berbagai situasi yang berbeda dan menciptakan iklim yan emosional
dan sehat di antara murid-muridnya.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat
mempengaruhi sistem pendidikan. Sehingga dewasa ini media teknologi informasi
menjadi peran utama dalam proses pembelajaran. Guru lebih dapat mengefesienkan
dan mengefektifkan waktu dalam pengajarannya. Banyak sekali pengaruh positif
seiring dengan datangnya teknologi ke dunia pendidikan. Namun disamping itu juga
ada pengaruh negatifnya. Ini merupakan tugas utama guru untuk bisa
mengolah/mengemas dan mengenalkan teknologi informasi dengan mengambil
langkah positif dalam proses pembelajaran.

B.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang
muncul dan perlu dijawab, yaitu:
1.    Bagaimana konsep media pembelajaran pendidikan Islam?
2.    Bagaimana pengembangan media pembelajaran pendidikan Islam?
3.    Bagaimana pengaruh media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
4.    Bagaimana pentingnya media pembelajaran dalam pendidikan Islam?

C.  Tujuan Penulisan


1.    Untuk mengetahui konsep media pembelajaran pendidikan Islam.
2.    Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran pendidikan Islam.
3.    Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dalam pendidikan Islam.
4.    Untuk mengetahui pentingnya media pembelajaran dalam pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Media Pembelajaran Pendidikan Islam


1. Definisi media pembelajaran pendidikan Islam
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama’ dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkingan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu menurut Briggs, media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Jadi, pada umumnya media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran,
perasaan, minat, dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Pendidikan Islam adalah bimbingan secara tidak sadar dari pendidik (orang
dewasa) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya, berdasarkan norma-
norma islami, agar terbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim.1
Dengan demikian alat/media pendidikan memiliki peran yang penting dalam
pengajaran khususnya dalam proses pendidikan yaitu sebagai perantara atau alat
untuk memudahkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.
Terkait dalam pendidikan Islam, alat/media pendidikan Islam memiliki arti
segala benda/bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat
ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk di dalamnya metode
pendidikan Islam. Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menuntun atau membimbing anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya
agar kelak menjadi manusia berkepribadian muslim yang diridhai Allah Swt. Oleh
karena itu, alat/media pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah
dan tidak boleh bertentangan dengan koridor agama Islam.

1_____________
M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Rienka Cipta, 2009), Ct. ke-1, hlm. 180.
Diantara yang termasuk dalam alat pendidikan Islam adalah sebagai berikut:2
a. Pendidik.
b. Lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksananya
pendidikan formal atau informal.
c. Sarana dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan
pendidikan, terutama dalam proses belajar-mengajar.
d. Perpustakaan, yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi
ilmu pengetahuan kepada pendidik dan peserta didik.
e. Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran
yang professional dan sesuai dengan kapabilitasnya.
f. Metodologi pendidikan dan pendekatan sistem pengajaran yang
digunakan, misal menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
penugasan, atau pengajaran lainnya.
g. Manajemen pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan. Ini
merupakan alat yang amat penting dalam pendidikan, seperti pengaturan
jadwal mata pelajaran, penempatan pendidik dalam mata pelajaran
tertentu, peraturan lama mengajar, pemenuhan gaji atau honorarium
pendidik, penentuan rapat-rapat pendidik dan sebagainya.
h. Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa
dalam lembaga pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan
masing-masing memiliki visi misi yang berbeda-beda.
i. Evaluasi pendidikan dan evaluasi belajar.
j. Alat-alat bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik
belajar-mengajar, diantaranya sebagai berikut :
1) Mengajar dengan menggunakan teknik kuis, sehingga terjadi
persaingan dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh
pendidik.
2) Pertanyaan secara lisan di kelas.
3) Tugas individu.

2_____________
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( Bandung : CV Pustaka Setia,
2010 ), hlm. 138.
4) Tugas kelompok.
5) Ulangan semester.
6) Ulangan kenaikan.
7) Laporan kerja praktik lapangan.
8) Responsi atau ujian praktik yang dipakai untuk mata pelajaran yang
ada kegiatan praktikumnya.
Metode-metode dalam pendidkan Islam juga merupakan bagian dari alat-alat
pendidikan. Semua metode dan alat-alat pendidikan dalam pendidikan Islam harus
didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam Al-quran dan As-
Sunnah, sesuai yang telah dipaparkan di atas berkenaan dengan pencapaian tujuan
pendidikan Islam.
2. Perkembangan media pendidikan
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual yaitu gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit,
motivasi, belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Akan tetapi, guru
kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran produksi dan
evaluasinya karena terlalu berpusat pada alat bantu visual.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke
20 alat visual untuk mengkonkritkan ajaran ini dilengkapi dengan digunakannya alat
video sehingga kita kenal adanya alat video visual atau audio visual aids (AVA).
Pada masa permulaan islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat
sederhana. Pengajaran diberikan dirumah. Kadang-kadang di mesjid atau halaman
mesjid. Rumah Rasulullah pernah digunakan untuk tempat belajar. Rumah Arqam
bin Abi Arqam pernah digunakan oleh para sahabat untuk mempelajari pokok-pokok
ajaran islam dan pengajaran hafalan al-Qur’an.
Pada zaman Abbasiyah, kaum muslimin banyak bergaul dengan bangsa lain
yang memiliki kebudayaan. Kebudayaan itu mempengaruhi kaum muslimin. Orang
muslim ingin mengetahui kebudayaan asing itu. Maka buku-buku asing
diterjemahkan kedalam bahasa Arab, mencakup filsafat orang Romawi serta
sainsnya. Ulama-ulama Islam berlomba-lomba mengumpulkan karangan dari luar
Islam. Mereka mengumpulkannya di perpustakaan terjemahan. Maka muncullah
ulama besar di kalangan muslim seperti Muhammad ibnu Musa al-Khuwarizmi dan
Abu Ja’far Muhammad.3
3. Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami
kesulitan bilamana semuanya itu diatasi sendiri. Apalagi latar belakang
lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1)   Memberikan perangsang yang sama
2)   Mempersamakan pengalaman
3)   Menimbulkan persepsi yang sama
4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,
antara lain : landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.

3_____________
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami,(Bandung: Rosda, 2012), hlm. 142-143.
a. Landasan Filosofis
Digunakannya berbagai jenis media hasil tekonologi baru di dalam
kelas, dapat mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi
(karena anak dianggap seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin)
atau dehumanisasi. Tapi dengan adanya berbagai media pembelajaran itu justru
anak atau siswa dapat mempunyai banyak pilihan yang lebih sesuai dengan
karakteristik pribadinya. Atau dengan kata lain siswa dihargai dengan harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat sesuai dengan kemampuannya, jadi penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi.
Yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru mengenggap siswa sebagai manusia yang mempunyai
karakter dan kemampuan yang berbeda, maka baik menggunakan media hasil
teknologi atau tidak, proses pembelajaran tetap dilakukan dengan pendekatan
humanisme.
b. Landasan Psikologis
Dari hasil kajian psikologis tentang proses belajar yang terkait dengan
penggunaan media pembelajaran, dapat dikemukakan antara lain hal-hal
berikut:
1) Belajar adalah proses kompleks dan unik
Dalam mengelola proses pembelajaran harus diusahakna dapat
memberikan fasilitas belajar (juga media dan metode pembelajaran) harus
sesuai dengan perbedaan individual siswa.
2) Persepsi
Persepsi adalah mengenal sesuatu melalui alat indera. Orang akan
memperoleh pengertian dan pemahaman tentang dunia luar dengan jelas jika
ia mengalami proses persepsi yang jelas juga. Hal-hal yang mempengaruhi
kejelasan persepsi antara lain ialah: keadaan alat indera (mata, telinga, dsb),
perhatian, minat, dan pengalaman, serta kejelasan objek yang diamati.
c. Landasan Teknologis
1) Teknologi dalam pembelajaran
Istilah teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk mengefektifkan proses pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran (pendidikan).
2) Teknologi pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi
dan mengelola pemecahan maslah-maslah dalam situasi dimana kegiatan
belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
d. Landasan Empiris
Dalam landasan ini menekankan pada pemilihan dan penggunaan media
belajar itu berdasarkan karakteristik orang yang belajar dan medianya. Hal ini
didasarkan atas pengalaman yang dimana kita mengenal para peserta didik itu
bermacam-macam. Ada yang gaya belajarnya visual dan auditif bahkan ada
juga audio visual. Nah dari gaya belajar itulah kita dapat memahami dalam
pemilihan media belajar.4
5. Jenis Alat atau Media Pendidikan Islam
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan ilmu
pengetahuan (knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu
memerlukan alat yang relevan. Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media
pendidikan kepada dua bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil)
dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).
a. Alat pendidikan yang bersifat benda
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
1)   Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
2)   Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
3)   Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
4)   Gambar yang diproyeksikan, seperti video.

4_____________
Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2009), Ct. ke-1, hlm.
5.
5)   Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
b. Alat pendidikan yang bukan benda
Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu
1) Keteladanan
Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa dalam
berbagai hal pendidikan, keteladanan pendidik merupakan alat yang
sangat penting bahkan paling utama. Seperti yang terdapat di dalam
Psikologi kita ketahui bahwa anak-anak mempunyai dorongan meniru
terutama terhadap orang tua dan gurunya. Jadi di sinilah para pendidik
dituntut untuk mencerminkan akhlak yang mulia di manapun berada,
maka dari itu posisi pendidik merupakan teladan yang baik yang
dikategorikan sebagai alat atau media pendidikan yang dapat ditiru.
Untuk memenuhi keinginan tersebut Allah SWT mengutus
Muhammad menjadi teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan
untuk mengikuti Rasul, di antaranya memberikan teladan yang baik.
Untuk menjadi sosok yang diteladani, Allah SWT memerintahkan kepada
manusia selaku khalifah di bumi mengerjakan perintah Allah SWT dan
rasul sebelum mengerjakannya kepada orang yang dipimpinnya.
Termasuk dalam hal ini sosok pendidik yang dapat diteladani oleh anak
didik.
Pendidik dalam konteks ilmu pendidikan islam, berfungsi sebagai
warasatul al-Anbiya yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai
rahmatan lil ‘alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk
tunduk dan taat kepada hukum-hukum Allah SWT. Menurut al-Ghazali,
seperti yang disitir oleh Fatihah Hasan Sulaiman, terdapat beberapa sifat
penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani,
yaitu:
a) Amanah dan tekun bekerja
b) Bersifat dan lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid
c) Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta orang-
orang yang mengajarkannya.
d) Tidak rakus pada materi.
e) Berpengetahuan luas.
f) Istiqomah dan memegang teguh prinsip.
Al-Ghazali juga menambahkan bahwa terdapat beberapa sifat penting
yang harus terinternalisasi dalam diri murid, yaitu:
a) Rendah hati
b) Mensucikan diri dari segala keburukan
c) Taat dan istiqomah
c. Perintah atau larangan
Sebagai seorang muslim diberi oleh Allah SWT tugas dan tanggung
jawab yaitu melaksanakan “amar ma’ruf nahyi munkar”. Amar ma’ruf nahyi
munkar merupakan alat dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan
untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Tiap-tiap perintah dan pengaturan
mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau
mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Dalam hal ini perintah itu
bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh
orang lain, tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan dan peraturan-peraturan
umum yang harus ditaati oleh peserta didik.
Dalam memberikan perintah terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Jangan memberikan perintah kecuali diperlukan
2) Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik
3) Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum
dilaksanakan
4) Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya
5) Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus
Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah. Kalau perintah
merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka
larangan merupakan keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang
merugikan. Di dalam keluarga umumnya larangan itu merupakan alat
mendidik yang banyak dipakai oleh para ibu dan bapak. Namun demikian
baik bagi pendidik maupun bagi orang tua, hendaknya melarang anak itu
sekali saja, sebab anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan
permainannya sejak kecil, akan dapat menghambat perkembangan
dirinya. Oleh karena itu larangan itu seharusnya tidak terlalu sering, tetapi
pada saat-saat yang diperlukan saja. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat
yang dapat diambil sebagai dasar konsep larangan sebagai alat. Firman
Allah SWT , yang artinya: “Janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik
yang terang maupun yang tersembunyi”.
Larangan mendekati perbuatan tercela berarti pula saran untuk
kejahatan itu harus disingkirkan sebab dalam diri manusia ada fitrah
ingin tahu, ingin mencoba. Disinilah letak peran pendidik, untuk
mengarahkan keingintahuan anak pada hal-hal yang negatif dengan jalan
memberikan pengertian dan kesadaran.
d. Ganjaran dan hukuman
Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai
hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap perilaku.
Yang terpenting dalam ganjaran hanya hasil yang dicapai seorang anak, dan
dengan hasil tersebut pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan yang
lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Ganjaran itu dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara bermacam-
macam antara lain:
a) Guru mengangguk-anggukkan kepala tanda senang dan membiarkan suatu
jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
b) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
c) Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi
anak-anak dan sebagainya.
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien
Indra Kusuma, mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan
kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa,
sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.5

5_____________
Dalam islam hukuman disebut dengan iqab. Abdur Rahman An-
Nahrawi menyebutnya dengan “tarhib” yang berarti ancaman atau intimidasi
melalui hukuman karena melakukan sesuatu yang dilarang. Dengan demikian
dipahami bahwa hukuman diberikan karena ada pelanggaran sedangkan
tujuan pemberian hukuman adalah agar tidak terjadi pelanggaran secara
berulang.
Di bidang pendidikan , hukuman itu dilaksanakan karena dua hal, yaitu:
1) Hukuman diadakan karena ada pelanggaran. Adanya kesalahan
yang diperbuat
2) Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran
Asam Hasan Fahmi menjelaskan tentang ciri-ciri hukuman dalam
perspektif pendidikan Islam yakni:
a) Hukuman diberikan untuk memperoleh kebaikan dan pengarahan
b) Memberikan kesempatan kepada anak memperbaiki kesalahannya
sebelum dipukul anak yang belum berusia 10 tahun tidak boleh
dipukul, kalaupun dipukul tidak boleh lebih dari tiga kali.
c) Pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya sikap
keras pendidik telah dianggap perlu maka harus dilaksanakan dari
sikap lunak dan kasih sayang.
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien
Indra Kusuma, mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan
kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa,
sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.6

B. Pengembangan Media Pembelajaran


Media pembelajaran yang akan dibahas diantaranya yaitu media berbasis
manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain),
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, hlm. 204-211.

6_____________ Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-
6, hlm. 204-211.
media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas),
media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur/ gambar, transparansi, film
bingkai atau slide), media berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape,
televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan
video interaktif).
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat
khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat
dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat
mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing
dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
2. Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku
teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan
menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu
konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi
kosong.
3. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dapat memperkuat ingatan.
Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual
sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa: (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan
atau foto yang menunjukan bagaimana tampak suatu benda; (b) diagram yang
melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta
yang menunjukan hubungan-hubungan rusang antara unsur-unsur dalam isi materi;
(d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/
kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
4. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan
tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan
dalam media audio-visual penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan
persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat menarik
semua perhatian siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program
yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian
menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat
dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan
pemecahan.
5. Media Berbasis Komputer
Dewasa ini komputer memilki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang
pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Ada
pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatanya
meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus
ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung
pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi
pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya
disampaikan bukan dengan media komputer.7
a. Bentuk interaksi media komputer yang dapat diaplikasikan
b. Praktek dan latihan (drill & practice)
c. Tutorial
d. Permainan (games)
e. Simulasi (simulation)
f. Penemuan (discovery)

7_____________
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm 79-93.
g. Pemecahan Masalah (Problem Solving).

C. Pengaruh Media Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

Di dalam Pendidikan Islam, alat atau media itu jelas diperlukan. Sebab alat atau
media pengajaran itu mempunyai peranan yang besar yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Terdapat pendapat beberapa ahli pendidikan mengenai manfaat atau kegunaan


dari alat/media ini dalam pendidikan atau dalam proses belajar mengajar. Yusuf Hadi
Miarso dkk, menyatakan bahwa alat/media itu mempunyai nilaI-nilai praktis yang
berupa kemampuan antara lain :
1. Membuat konkret konsep yang abstrak
2. Membawa obyek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa
3. Menampilkan obyek yang terlalu besar
4. Menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat
6. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman
belajar siswa
7. Membangkitkan motivasi belajar
8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun di
samping menurut kebutuhan.
Abu Bakar Muhammad berpendapat, bahwa kegunaan alat atau media itu
antara lain ialah:

a. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran


yang sulit.
b. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih
hidup dan menarik.
c. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan
menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari
sesuatu.
d. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat,
memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran.
e. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera,
melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.8

D. Pentingnya Media Pendidikan Islam

Pentingnya alat pendidikan Islam itu di dasari oleh hadits Nabi SAW, yaitu:

.‫نحن معاشر األنبياء أُمرنا أن أنزل الناس منازلهم[ ونكلمهم على قدر عقولهم‬
Artinya: Kami para Nabi diperintahkan untuk menempatkan seseorang pada
posisinya, berbicara kepada mereka sesuai dengan kemampuan
akhirnya.
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik dalam
menyampaikan materi atau bahan pendidikan Islam kepada anak didik harus benar-
benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik. Kita tidak boleh
mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan anak didik. Sebaliknya, kita
harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut sedemikian rupa sesuai
dengan taraf kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya yang menarik.

BAB III
PENUTUP

8_____________
Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,2005, Departemen Agama, Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam .
A. Kesimpulan
Alat/media pendidikan Islam memiliki arti segala benda/bentuk yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat ini mencakup apa saja yang
dapat digunakan termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam. Alat pendidikan
Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing
anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia
berkepribadian muslim yang diridhai Allah Swt. Oleh karena itu, alat/media
pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan tidak boleh
bertentangan dengan koridor agama Islam.
Pada masa permulaan Islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat
sederhana. Pengajaran diberikan dirumah. Kadang-kadang di mesjid atau halaman
mesjid. Beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara
lain : landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua
bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang
bukan benda (non materil). Media pembelajaran yang akan dibahas diantaranya yaitu
media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan
lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran
lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur/ gambar, transparansi,
film bingkai atau slide), media berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape,
televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan
video interaktif).
Pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan Islam kepada
anak didik harus benar-benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak
didik. Kita tidak boleh mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan anak
didik. Sebaliknya, kita harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut
sedemikian ruap sesuai dengan taraf kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya
yang menarik
B.  Saran
Sehubungan dengan hasil diskusi yang penulis lakukan, kiranya dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk pendidik, hendaknya dalam menyampaikan materi menggunakan
metode pengajaran yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa
bosan dalam kegaiatan belajar mengajar dan dapat memudahkan peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan. Misalnya seperti metode
demonstrasi, dimana peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran.
2. Untuk orang tua, hendaknya mengarahkan, membimbing dan mengajarkan
kepada anak- anaknya bagaimana menentukan media pembelajaran dalam
pendidikan Islam yang benar dan baik.
3. Untuk pembaca, dengan adanya makalah ini diharapkan nantinya dapat
memahami media pembelajaran dalam pendidikan Islam yang baik dan benar.
Sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press


Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV
Pustaka Setia.

Jennah, Rodhatul. 2009. Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Pers


Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,2005, Departemen Agama, Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia


Sudiyono, Muhammad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rienka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Rosda

Anda mungkin juga menyukai