Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN QAWAID FIQHIYYAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qawaid Fiqhiyyah
Dosen pengampu :
1. Prof. Dr. Rusli, M.Sos.Sc.
2. Nurinayah., Lc., M.H

Disusun Oleh :
Nur Afifah 193090003
Taufik Hidayat 193090024
Muh. Rezki 203090022
Nurlita Rahma 203090017

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyalesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa terilimpahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw. dan
para sahabat serta keluarganya.
Makalah ini kami buat untuk diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah
Qawaid Fiqhiyyah mengenai ”Sejarah Perkembangan Qawaid Fiqhiyyah”. Pada
pembuataan makalah ini kami berusaha untuk menyelesaikan tugas kuliah ini dengan
baik. Dan dalam pembuatan makalah ini pula kami telah berusaha untuk mencapai
hasil yang semaksimal mungkin sesuai dengan yang bapak/ibu serta kami harapkan,
agar tidak terjadi banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari pada itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk kemajuan penulisan
kami kembali dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat berguna untuk berbagai
pihak yang membutuhkannya.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 04


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 04
C. Tujuan Masalah ......................................................................................................... 04
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Qawaid Fiqhiyyah ..................................................................... 05


B. Perkembangan Qawaid Fiqhiyyah ............................................................................ 06
C. Faktor - Faktor Pendorong Timbulnya Qawaid Fiqhiyyah ....................................... 09
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaidah-kaidah Fiqih merupakan kaidah yang menjadi titik temu dari masalah-
masalah fiqih. Mengetahui kaidah-kaidah fiqih akan memudahkan akan memberikan
kemudahan untuk menerapkan fiqih dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk
kasus, keadaan dan adat kebiasaan yang berlainan. Selain itu juga akan lebih moderat
di dalam menyikapi masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, budaya dan lebih
mudah dalam memberi solusi terhadap problem-problem yang terus muncul dan
berkembang dengan tetap berpegang kepada kemaslahatan, keadilan, kerahmatan dan
hikmah yang terkandung di dalam fiqih.

Mengingat kaidah Fiqih merupakan salah satu cabang keilmuan dalam Islam
yang biasa disebut Ilmu Qawaid Al-Fiqhiyyah atau dalam terminologi lain dikenal
Al-Asybah Wa Al-Nazhair. Ilmu ini juga memenuhi prasyarat sebagai ilmu yang
independen dan memiliki teori-teori seperti pada khasanah keilmuan pada
umumnya serta ruang lingkup yang sangat luas. Adapun dalam makalah ini,
memaparkan tentang Sejarah Pertumbuhan, Perkembangan dan Pengkodifikasian
Qawaid Al-Fiqhiyyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya qawaid fiqhiyyah?
2. Bagaimana perkembangan qawaid fiqhiyyah?
3. Apa saja faktor pendorong timbulnya qawaid fiqhiyyah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya qawaid fiqhiyyah
2. Untuk mengetahui perkembangan qawaid fiqhiyyah
3. Untuk mengetahui faktor pendorong timbulnya qawaid fiqhiyyah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Qawaid Fiqhiyyah

Sejarah qawaid fiqhiyyah sebenarnya tidak terlepas dari masa terdahulu, yaitu
pada masa Nabi Muhammad Saw, masa Sahabat, dan masa Tabi’in. Pada proses
munculnya Qawaid Fiqhiyyah dapat dikelompokan dalam tiga fase yaitu:

1. Masa Nabi Muhammad Saw.

Periode Nabi Berlangsung selama 22 tahun lebih (610-632 H / 12 SH-10


H). Pada periode ini, tidak ada spesialisasi ilmu tertentu yang dikaji dari al-
Quran dan al-Hadis. Semangat Sahabat sepenuhnya dicurahkan kepada jihad
dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari Rasulullah berupa ajaran al-
Quran dan al-Hadis.

2. Masa Sahabat

Pada periode ini pola pikir sahabat mulai mengalami transformasi kearah
ijtihad, dimana dalam pengambilan hukumnya itu merujuk pada al-Quran dan
Sunah. Hal ini disebabkan karna banyaknya persoalan baru yang tidak pernah
terjadi pada masa Rasulullah Saw. Kemudian pada periode inilah juga mencul
penggunaan ra’yu, qiyas, ijma’ dan Atsar (pernyataan) sahabat yang dapat
dikatagorikan jawami’ al-kalim dan qawaid fiqhiyyah diantaranya adalah
sebagai berikut :

Pernyataan Umar bin Khatab ra (w.23 H) yang diriwayatkan oleh al-Bukhari


(w. 256 H) dalam kitabnya Shahih al-Bukhari :

‫م قاطع ال ح قوق ع ند ال شروط‬

(penerimaan hak berdasarkan kepada syarat-syarat). Atsar Umar bin Khatab ra


di atas menjadi kaidah dalam masalah syarat.

5
3. Masa Tabi’in

Mengenai keberadaan Qawaid Fiqhiyyah pada masa tabi’in, bisa


dikatakan pada masa ini adalah masa awal perkembangan fiqih. Dimana hal
yang menonjol pada masa ini yaitu dimulai pendasaran terhadap ilmu fiqih.

Di antara ulama yang mengembangkan kaidah fiqih pada generasi tabi’in


yaitu: Abu Yusuf Ya’kub ibn Ibrahim (113-182) karyanya yang terkenal kitab
Al-Kharja, Kaidah-kaidah yang disusun adalah: ”Harta setiap yang meninggal
yang tidak memiliki ahli waris diserahkan ke Bait al-mal”

Kaidah tersebut berkenaan dengan pembagian harta pusaka Baitul Mal


sebagai salah satu lembaga ekonomi umat Islam dapat menerima harta
peninggalan (tirkah atau mauruts), apabila yang meninggal dunia tidak
memiliki ahli waris.

Al-Nadwi menyatakan dalam bukunya al-Qawaid al-Fiqhiyyah, ulama


fiqh pertama yang mencetuskan fenomena ini ialah Abu Yusuf serta beberapa
ulama yang sezaman dengannya seperti Imam Malik, Imam al-Syafi‘i dan
lain-lain1.

B. Perkembangan Qawaid Fiqhiyyah

Menurut Ali Ahmad al-Nadawi, perkembangan Qawaid Fiqhiyyah dapat


dibagi kedalam tiga fase berikut.

a. Pase Pertumbuhan dan Pembentukan Qawaid Al-Fiqhiyyah


Awal mula qawaid fiqhiyah menjadi disiplin ilmu tersendiri dan dibukukan
terjadi pada abad ke 4 H dan terus berlanjut pada masa setelahnya. Hal ini
terjadi ketika kecenderungan taqlid mulai tampak dan semangat ijtihad telah
melemah karena saat itu fiqh mengalami kemajuan yang sangat pesat.

1
Al-Nadw, Ali Ahmad. 1998. Al-Qawaid Al-Fiqhiyah. cet .V. Beirut: Dar al-Qalam.hlm 24

6
Ketika itu, tantangan dan masalah-masalah yang harus dicarikan solusinya
bertambah beriringan meluasnya wilayah kekuasaan kaum muslim. Maka
para Ulama membutuhkan metode yang mudah untuk menyelesaikan
masalah kemudian muncullah kaidah-kaidah fiqih. Dalam buku kaidah-kaidah
fiqih karangan Prof. H. A. Djazuli digambarkan bahwa skema pembentukan
kaidah fiqih adalah sebagai berikut:
1. Sumber hukum Islam al-Quran dan Hadis
2. Kemudian muncul Ushul Fiqih sebagai metodologi di dalam penarikan
hukum
3. Apabila sudah dianggap sesuai dengan ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi,
kaidah fiqih itu akan menjadi kaidah fiqih yang mapan
4. Setelah itu, kaidah ini diterapkan untuk menjawab tantangan
perkembangan masyarakat dalam segala bidang dan akhirnya
memunculkan fiqih-fiqih baru
5. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila ulama memberi fatwa
terutama di dalam hal-hal baru

b. Fase Perkembangan dan Pengkodifikasian Qawaid Fiqhiyyah


Perkembangan Qawaid Fiqhiyyah terjadi pada masa tabi’in. Pada periode
ini adalah masa awal perkembangan fiqh karena pada masa inilah dimulai
pendasaran terhadap ilmu fiqih. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
ada masa pendasaran ini adalah awal dari kecenderungan fiqih untuk berada
pada wilayah teori.
Setelah melewati masa pendasarannya ilmu fiqh mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya
bermunculan madzhab-madzhab yang diantaranya adalah madzhab yang
empat (Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i dan Madzhab
Ahmad) sebagaimana yang telah kita ketahui. Perkembangan berikutnya

7
mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dari menulis, pembukuan,
hingga penyempurnaannya.
Pada abad ke-8 H, ilmu qawaid fiqhiyah mengalami masa keemasan,
ditandai dengan banyak bermunculannya kitab-kitab Qawaid fiqhiyah.
Perkembangan ini terbatas hanya pada penyempurnaan hasil karya para ulama
sebelumnya, khususnya di kalangan ulama Syafi’iyah.
Dengan demikian, ilmu qawaid fiqhiyah berkembang secara berangsur-
angsur. Dapat di simpulkan, fase kedua dari ilmu qawaid fiqhiyah adalah fase
perkembangan dan pembukuan. Fase ini ditandai dengan munculnya al-
Karkhi dan al-Dabbusi. Para ulama yang hidup dalam rentang waktu ini
hampir dapat menyempurnakan ilmu qawaid fiqhiyah.

c. Fase Kematangan dan Penyempurnaan


Setelah melewati masa pertumbuhan, masa perkembangan dan masa
kodifikasi akhirnya tibalah pada penyempurnaan qaidah fiqih yang dilakukan
oleh para pengikut dan pendukungnya. Periode ini ditandai dengan munculnya
kitab Majallah al Ahkam al Adliyyah. Melalui pengumpulan dan penyeleksian
kitab-kitab fiqih yang kemudian di bukukan dan di gunakan sebagai sumber
acuan dalam menetapkan hukum di beberapa Mahkamah pada masa
pemerintahan Sultan Al Ghazi Abdul Aziz Khan al Utsmani pada akhir abad
ke-13 H.
Kitab Majallah al-Ahkam al-‘Adliyyah, yang ditulis dan dibukukan
setelah diadakan pengumpulan dan penyeleksian terhadap kitab-kitab fiqh,
adalah suatu prestasi yang gemilnag dan merupakan indikasi pada
kebangkitan fiqh pada waktu itu. Para tim penyusun kitab itu sebelumnya
telah mengadakan penyeleksian terhadap kitab-kitab fiqh, lalu
mengkonstruknya dalam bahasa undang-undang yang lebih bagus dari
sebelumya. Kitab Majallah al-Ahkam al-‘Adliyyah inilah yang menyebabkan

8
qaidah fiqh semakin tersebar luas dan menduduki posisi yang sangat penting
dalam proses penalaran hukum fiqih2.

C. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Qawaid Fiqhiyyah

Antara faktor yang membawa kepada terbentuknya kaedah fiqhiyyah ini ialah
peranan para ulama’ dan mujtahid. Golongan ini memainkan peranan mereka
menggunakan akal fikiran berdasarkan ilmu daripada sumber perundangan, selaras
dengan konsep syariat yang sesuai dilaksanakan tanpa mengira masa dan tempat.
Justeru itulah para mujtahid berusaha dengan berijtihad untuk memahami nas-nas dan
mempraktikkan kaedah-kaedah yang umum terhadap masalah furu’ yang baru dan
sentiasa muncul. Sebagai contoh, melalui konsep al-Qiyas, Istihsan, ‘Uruf serta
berbagai sumber lain lagi.

Dalam konteks lain, para ulama’ dan mujtahid mengkaji dan mendalami
semua ruang serta sumber perundangan Islam yang luas dan berijtihad dengan ilmu
yang mereka ada untuk memahami nas-nas dalam mengkaji prinsip-prinsip syariat
yang sesuai dengan keadaan masa dan tempat. Justeru itu, mereka mempraktikkkan
kaedah yang berbentuk umum terhadap masalah khusus atau furu’ yang baru serta
sentiasa wujud dalam masyarakat.

Antara faktor lain yang membawa kepada terbentuknya kaedah fiqhiyyah ini
sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama’ dan fakta sejarah ialah kerana terdapat
nas-nas yang dapat ditafsirkan dengan berbagai-bagai. Yaitu ada nas yang berbentuk
umum yang merangkumi pelbagai masalah, dan ada nas yang mutlaq yang mana
melahirkan pendapat-pendapat untuk mengikatnya atau untuk memuqayyadkannya.

Selain itu, kaedah fiqhiyyah ini juga muncul akibat terdapat kaedah-kaedah
umum yang berasaskan adat kebiasaan yang muncul dalam perkembangan hidup
manusia dari satu generasi ke satu generasi lain untuk disesuaikan dengan masalah-

2
Muhammad Thohir Mansori,2009, Kaidah-Kaidah Fiqih, Bogor: Ulil Albab Institute.hlm 14-17

9
masalah hukum furu’. Oleh yang demikian, ia memerlukan sumber-sumber akal
fikiran dan amalan-amalan yang berterusan sebagai adat atau ‘uruf untuk
mengeluarkan hukum yang fleksibel di samping untuk menangani persoalan semasa
yang sentiasa wujud dan berterusan sehinggan kini

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dikumukakan beberapa faktor


pendorong penyusunan qawa’id fiqhiyyah sebagai berikut:

1) Makin bertambah banyaknya hukum fiqh, sehingga menyebabkan


semakin sulitnya menghafal hukum-hukum fiqh tersebut. Maka untuk
mempermudah menghafal dan mengidentifikasi hukum fiqh yang sangat
banyak tersebut, disusunlah qawaid fiqhiyyah.
2) Para ulama dalam menyusun qawaid fiqhiyyah terinspirasi oleh sebagian
teks alquran dan hadist yang bersifat jawami’ al-kalim
3) Secara praktis, pembentukan qawaid fiqhiyyah didorong oleh pengalaman
para ulama dilapangan. Para ulama kadang-kadang dituntut untuk
memberikan jawaban yang cepat dan tepat terhadap pertanyaan yang
diajukan kepada mereka. Dengan kecepatan dan ketajaman pemikiran,
mereka memberikan jawaban yang singkat dan padat3.

3
http://abufathirabbani.blogspot.com

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah qawaid fiqhiyyah sebenarnya tidak terlepas dari masa terdahulu, yaitu
pada masa Nabi Muhammad Saw, masa Sahabat, dan masa Tabi’in.
Perkembangan qawaid fiqhiyyah dapat dibagi kedalam tiga fase yaitu :
1. Pase Pertumbuhan dan Pembentukan Qawaid Al-Fiqhiyyah
2. Fase Perkembangan dan Pengkodifikasian Qawaid Fiqhiyyah
3. Fase Kematangan dan Penyempurnaan
Beberapa faktor pendorong penyusunan qawa’id fiqhiyyah sebagai berikut:

1. Makin bertambah banyaknya hukum fiqh, sehingga menyebabkan semakin


sulitnya menghafal hukum-hukum fiqh tersebut. Maka untuk
mempermudah menghafal dan mengidentifikasi hukum fiqh yang sangat
banyak tersebut, disusunlah qawaid fiqhiyyah.
2. Para ulama dalam menyusun qawaid fiqhiyyah terinspirasi oleh sebagian
teks alquran dan hadist yang bersifat jawami’ al-kalim
3. Secara praktis, pembentukan qawaid fiqhiyyah didorong oleh pengalaman
para ulama dilapangan. Para ulama kadang-kadang dituntut untuk
memberikan jawaban yang cepat dan tepat terhadap pertanyaan yang
diajukan kepada mereka. Dengan kecepatan dan ketajaman pemikiran,
mereka memberikan jawaban yang singkat dan padat

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah, khilaf, dan lupa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mudjib, Kaidah Kaidah Ilmu Fiqh, Jakarta: Kalam Mulia, 2001

Al-Nadw, Ali Ahmad. 1998. Al-Qawaid Al-Fiqhiyah. cet .V. Beirut: Dar al-
Qalam.hlm 24

Djazuli A, 2006, Ilmu Fiqih (Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam),


Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.

http://abufathirabbani.blogspot.com

http://alpisyalalalala.blogspot.com/2019/09/faktor-faktor-yang-mendorong.html

http://bukanmahasiswabadi.blogspot.com/2017/10/fiqih-qawaid-fiqhiyyah.html

12

Anda mungkin juga menyukai