Nim : 203090024 Semester :4 Mata Kuliah : Hukum AdatAda
1. Hukum Adat Era Modern Dan Pola Pergeserannya Jawab
: A. Adaukum Adat Era Modern Sudah Sekian Lama Pembahasan Tentang Hukum Adat Belum Diadakan Pembaharuan Dan Reobservasi Ulang. Masyarakat Tidaklah Statis, Ia Akan Selalu Berubah Dan Mengalami Proses Dinamisasi. Seseorang Yang Tidak Sempat Menelaah Susunan Dan Kehidupan Masyarakat Desa Di Indonesia Misalnya, Akan Berpendapat Bahwa Masyarakat Tersebut Statis, Tidak Maju, Dan Tidak Berubah. Pernyataan Demikian Didasarkan Pada Pandangan Yang Sepintas, Kurang Mendalam, Dan Hanya Berhenti Pada Satu Titik. Karena Tidak Ada Suatu Masyarakat Pun Yang Berhenti Pada Satu Titik Tertentu Sepanjang Masa. Apalagi Perubahan Yang Terjadi Di Masyarakat Dewasa Ini Berjalan Normal Dan Menjalar Dengan Cepat Berkat Adanya Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Modern. Oleh Karena Itu, Tidak Ada Alasan Untuk Segera Dilakukan Rekonstruksi Dan Reresearch Terhadap Konsep Hukum Adat Di Indonesia. Hukum Adat Adalah Aturan Tidak Tertulis Yang Hidup Di Dalam Masyarakat Adat Suatu Daerah Dan Akan Tetap Hidup Selama Masyarakatnya Masih Memenuhi Hukum Adat Yang Telah Diwariskan Kepada Mereka Dari Para Nenek Moyang Sebelum Mereka. Oleh Karena Itu, Keberadaan Hukum Adat Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Nasional Tidak Dapat Dipungkiri Walaupun Hukum Adat Tidak Tertulis Dan Berdasarkan Asas Legalitas Adalah Hukum Yang Tidak Sah. Hukum Adat Akan Selalu Ada Dan Hidup Di Dalam Masyarakat. Dari Pemaparan Diatas, Dapat Disimpulkan Bahwa Hukum Adat Masih Dibutuhkan Dalam Menjawab Tuntutan Kompleksitas Persoalan Globalisasi. Sebab Hukum Adat Merupakan Nilai-Nilai (Kebenaran Dan Keadilan) Yang Hidup Ditengah-Tengah Masyarakat. Dan Tuntutan Masyarakat Sebenarnya Adalah Kebenaran Dan Keadilan, Bukan Berlakunya Hukum Secara Prosedural. B. Pola Pergeseran Hukum Adat Ada Dua Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergeseran Praktik Hukum Adat Dalam Pola – Pola Kehidupan Masyarakat Yaitu Antara Lain Sebagai Berikut. 1. Faktor Internal Masyarakat Secara Internal Ada Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergeseran Praktik Hukum Adat Dalam Pola – Pola Kehidupan Masyarakat Bahkan Bisa Lebih Cepat Lagi Proses Perubahan Hukum Adat, Di Antaranya Sebagai Berikut . a. Kesadaran Hukum Masyarakat Kesadaran Hukum Menjadi Pedoman Bagi Penegakan Hukum Dan Ketaatan Hukum. Hal Ini Berarti Bahwa Kesadaran Hukum Masyarakat Menjadi Parameter Utama Dalam Proses Penaatan Hukum. Bukan Karena Sanksi Ataupun Karena Rasa Takut Melainkan Kerena Kesadaran Bahwa Hukum Tersebut Sesuai Dengan Nilai-Nilai Yang Tumbuh Dan Berkembang Dalam Masyarakat, Sehingga Hukum Harus Ditaati. Yang Menentukan Terbentuknya Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat, Baik Secara Individu Maupun Kolektif, Yaitu : Pengetahuan Hukum (Law Awareness) Pemahaman Hukum (Law Acquaintance) Sikap Hukum (Legal Attitude), Dan Pola Perilaku Hukum (Legal Behavior)
Akhirnya Yang Bertahan Hanya Hanya Bidang-Bidang Hukum Yang Yang
Bersifat Privat Dan Sensitif Yang Menyentuh Wilayah-Wilayah Budaya Dan Keyakinan. b. Kebangkitan Individu Kebangkitan Individu Disini Diartikan Sebagai Proses Munculnya Kritisisme Seseorang Atas Tradisi-Tradisi Yang Berlangsung Dalam Masyarakatnya. Proses Pergerakan Masyarakat Dalam Garis Mendatar ( Mobilisasi Horizontal) Pergerakan Ini Identik Dengan Perpindahan Secara Fisik (Migration), Keluar Dari Wilayah Teritorialnya, Yang Dilakukan Oleh Satu Atau Lebih Anggota Masyarakat. Secara Umum Dikenal Tiga Bentuk Perpindahan Masyarakat Yaitu : • Transmigrasi • Urbanisasi • Migrasi Hal Ini Menimbulkan Akibat Terhadap Kelangsungan Hukum Adat Dalam Diri Si Orang Yang Berpindah Tersebut Sehingga Ia Harus Kembali Mempelajari Pola-Pola Kehidupan Pada Kelompok Masyarakat Yang Baru Sehingga Kesadaran Terhadap Hukum Adat Dari Daerah Asalnya Makin Terkikis Oleh Pola-Pola Baru Yang Harus Diikutinya. Contohnya Adalah Dengan Adanya Perkawinan Antar Daerah. Proses Pergerakan Masyarakat Dalam Garis Ke Atas (Mobilisasi Vertikal) Mobilisasi Vertikal Disini Diartikan Sebagai Proses Perubahan Atau Peralihan Status Seseorang Untuk Mengatasi Stratifikasi Sosial Yang Melingkupinya. Hal Ini Biasanya Didorong Karena Kebutuhan Seseorang Atas Pengakuan Masyarakat Terhadap Status Sosial Tertentu (Kelompok Elit). Pada Masyarakat Yang Telah Mengalami Proses Mobilisasi Mobilisasi Vertikal Dan Horizontal, Pandangan Dan Penghayatan Seseorang Lebih Tercurah Pada Bidang Kegiatan Usaha Atau Profesi Dari Pada Memikirkan Nilai-Nilai Hukum Adat, Sehingga Kepeduliaanya Terhadap Hukum Adat Semakin Menipis (Deaditisasi) Yakni Proses Pelenturan Rasa Keterikatan Dan Komitmen Pada NilaiNilai Luhur Hukum Adat. 2. Faktor Eksternal Pergeseran Hukum Adat Dikarenakan Keseimbangan Dalam Masyarakat Yang Terus Menerus Mengalami Perubahan Yang Didahului Oleh Faktor Internal Dan Tidak Luput Juga Dari Faktor Eksternal Pada Persekutuan Hukum Adat. Perubahan Itu Terlihat Bahkan Sangat Memengaruhi Masyarakat Dalam Mengubah Pola Pikir Dari Yang Tadinya Dengan Karakteristik Komunalistik Menjadi Individualistik. Pada Faktor Eksternal Yang Juga Mendominasi Perubahan Perubahan Yang Terjadi Didalam Masyarakat Yakni Dengan Adanya Informasi-Informasi Perkembangan Teknologi Dalam Menyertai Pembangunan Dewasa Ini. Maka Dengan Demikian, Masyarakat Yang Tadinya Masih Dengan Segala Kebiasaan Tradisional Yang Dimilikinya Mempunyai Hasrat Untuk Mengubah Dan Bahkan Beralih Dari Yang Sifatnya Tradisional Menjadi Modern (Canggih). Contohnya Dari Alat Tradisional Cankul Membajak Sawah Menjadi Modern Alat Teknologi Seperti Traktor.
Asas Pembagian Beban Pembuktian Tercantum Dalam, Pasal 163 HIR, Ini Berarti Bahwa Kedua Belah Pihak Baik Penggugat Maupun Tergugat Dapat Dibebankan Dengan Pembuktian