Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI ENTITAS ISLAM

Prof. Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., AK., CA.

MAKALAH

KONSEP EKONOMI DAN KEUANGAN SYARI’AH

HASTRINA

A031181333

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
taufik, dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Konsep Ekonomi dan Keuangan Syari’ah” ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita
kejalan yang lurus seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas partisipasi mahasiswa
dalam presentasi makalah, dan dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan
manfaat dari makalah serta bisa mengembangkan kompetensi dalam pengetahuan dan
pembelajaran tentang konsep ekonomi dan keuangan syari’ah.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi saya
dan khususnya bagi para pembaca.

Kendari, 2 September 2020

Hastrina
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI…..........................................................................................................…..iii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………...2

C. Tujuan…………….……………………………………………….………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Syariah…………….……………………………………


3

B. Konsep Dasar Ekonomi Syariah………….


…………………………………...3

C. Tujuan Ekonomi Syariah………………….


…………………………………..4

D. Karakteristik Ekonomi Syariah…………….…………………………………4

E. Nilai Dan Prinsip Ekonomi Syariah…………….


……………………………..6

F. Pengertian Sistem Keuangan Syariah………....................................................


8

G. Prinsip Sistem Keuangan Syariah……….........................................................


9

H. Instrumen Keuangan Syariah……..................................................................


10

I. Ciri-Ciri Sistem Keuangan Syariah………......................................................


10
J. Peran dan Tujuan Sistem Keuangan Syariah………........................................
11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................12

B.
Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam pada dasarnya merupakan konsep yang tidak bisa diubah-
ubah, namun pada perjalanannya tidak menutup kemungkinan dilakukan ijtihad-
ijtihad di dalam bidang yang dibolehkan selama tidak keluar dari bingkai
Syari`ah Islamiyah.Sehingga Islam memang betul-betul mampu menjawab
seluruh perkembangan zaman.
Demikian juga halnya dengan sistem ekonomi Islam yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Islam, juga tidak luput dari aktivitas
ijtihad.Dalam hal ini sistem ekonomi Islam dapat mampu menjawab dan
menyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia, tanpa
melanggar ketetapan hukum Allah SWT.Sistem ini mempunyai pengendalian
yang mendasar pada diri setiap indivindu pelaku ekonomi yang berpondasi pada
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.Sistem ini pula menyelaraskan
antara kemashlahatan individu dengan kemashlahatan orang banyak.
Sistem keuangan Islami merupakan bagian dari konsep yang lebih luas
tentang ekonomi Islam, yang tujuannya adalah memperkenalkan sistem nilai dan
etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi. Karena dasar etika ini, maka
keuangan dan perbankan Islam bagi kebanyakan muslim adalah bukan sekedar
sistem transaksi komersial. Persepsi Islam dalam transaksi finansial itu
dipandang oleh banyak kalangan muslim sebagai kewajiban agamis.
Kemampuan lembaga keuangan Islam menarik investor dengan sukses bukan
hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan
keuntungan, tetapi juga pada persepsi bahwa lembaga tersebut secara sungguh-
sungguh memperhatikan restriksi-restriksi agamis yang digariskan oleh Islam.
Seiring dengan terjadinya krisis global dalam sistem keuangan kapitalis, kini
para ekonom barat mulai mengadopsi sistem keuangan Islami. Banyak dari
mereka yang melakukan kajian mendalam terhadap perekonomian yang
berlandaskan prinsip-prinsip Syariat Islam. Sistem yang bersumber dari ajaran
Allah SWT, ini terbukti tetap tangguh menghadapi permasalahan tersebut baik
yang terjadi tahun 1998 maupun 2008 dan hingga kini.
Sistem keuangan Islami terkait erat dengan harta kekayaan, akad
transaksi serta transaksi yang diperbolehkan dan dilarang syariah, sebagaimana
hal ini akan dibahas pada bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah?
2. Bagaimana Konsep Dasar Ekonomi Syariah?
3. Apa Tujuan Ekonomi Syariah?
4. Bagaimana Karakteristik Ekonomi Syariah?
5. Apa Nilai dan Prinsip Ekonomi Syariah?
6. Apa yang dimaksud dengan Sistem Keuangan Syariah?
7. Bagaimana Prinsip Sistem Keuangan Syariah?
8. Apa Instrumen Keuangan Syariah?
9. Bagaimana Ciri-Ciri Sistem Keuangan Syariah?
10. Apa Peran dan Tujuan Sistem Keuangan Syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah
2. Mengetahui Konsep Dasar Ekonomi Syariah
3. Mengetahui Tujuan Ekonomi Syariah
4. Mengetahui Karakteristik Ekonomi Syariah
5. Mengetahui Nilai dan Prinsip Ekonomi Syariah
6. Mengetahui yang dimaksud dengan Sistem Keuangan Syariah
7. Mengetahui Prinsip Sistem Keuangan Syariah
8. Mengetahui Instrumen Keuangan Syariah
9. Mengetahui Ciri-Ciri Sistem Keuangan Syariah
10. Mengetahui Peran dan Tujuan Sistem Keuangan Syariah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Syari’ah

Menurut M. Umer Capra Ilmu ekonomi islam adalah sebuah


pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaaan manusia melalui
alokasi dan distribusi sumber daya tanpa batas yang berada pada koridor yang
mengcu pada pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa
perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan
lingkungan.

Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari


masalah-masalah ekonomi rakyat yang di lhami oleh nilai-nilai Islam
(wikipedia). Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat
perbedaan apapun antara ilmu ekonomi islam dan ilmu ekonomi modern.
Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya ( Mannam;1993
dalam Nasution Dkk 2010) itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok antara
kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan
penanganan masalah pilihan.

B. Konsep Dasar Ekonomi Syariah


Konsep dasar islam adalah tauhid atau meng-Esa-kan Allah, tauhid di
bidang ekonomi berarti menempatakan Allah sebagai sang maha pemilik yang
selalu hadir dalam setiap nafas kehidupan manusia muslim. Dengan
menempatkan Allah sebagai satu-satunya pemilik maka otomatis manusia akan
di tempatkan sebagai pemilik “hak guna pakai” sementara terhadap yang
dimilikinya (Munawar, 2012).
Oleh karena itu sumber hukum yang di gunakan dalam ekonomi syariah
adalah : Alquranul Karim, Hadis dan Sunnah, Ijma', Ijtihad atau Qiyas, Istihsan,
Istislah dan Istishab.

C. Tujuan Ekonomi Syariah


Tujuan akhir ekonomi syariah adalah sebagaimana tujuan dari syariah
islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah),yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah
thayyibah) inilah kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap
manusia,bukan kebahagiaan semu yang sering kali pada akhirnya justru
melahirkan penderitaan dan kesengsaraan (Misanam Dkk, 2008). Secara rinci
tujuan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia yang merupakan tujuan
utama dari syariat Islam(mashlahah al ibad), karenanya juga merupakan
tujuan ekonomi Islam.
2. Mewujudkan keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin
terciptanya kesejahteraan yang kekal dan abadi.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan material sekaligus meningkatkan
kesejahteraan spiritual.
4. Ekonomi Islam tidak hanya berorientasi ntuk pembangunan fisik
material dari individu, masyarakat dan negara saja,tetapi juga
memperhatikan pembangunan aspek-aspek lain yang juga merupakan
elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

D. Karakteristik Ekonomi Syariah


Ada beberapa hal yang mendorong perlunya mempelajari karakteristik
ekonomi islam (Yafie,2003,27 dalam Nasution Dkk, 2010):
1. Meluruskan kekeliruan pandangan yang menialai ekonomi kapitalis
( memberi penghargaan terhadap prinsip hak milik) dan
sosialisasi(memberikan penghargaan terhadap persamaan dan keadilan)
tidak bertentangan dengan metode ekonomi islam.
2. Membantu para ekonom muslim yang telah berkecimpung dalam teori
ekonomi konvensional dalam memahami ekonomi islam. Membantu
para peminat studi fiqih muamalah dalam melakukan studi perbandingan
antara ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.

Ada beberapa karakteristik ekonomi islam sebagaimana disebutkan


dalam Al-mawsu’ah wa al-analiyah al-islamiyah yang dapat diringkas
sebagai berikut:

1. Harta kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas harta


Karakteristik pertama ini terdiri dari dua bagian yaitu : pertama, semua
harta baik benda maupun alat produksi adalah milik(kepunyaan Allah)
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 284.
2. Ekonomi terikat dengan Akidah,Syariah(Hukum), dan Moral
Hubungan ekonomi islam dengan akidah dan syariah memungkinkan
aktifitas ekonomi dalam islam menjadi ibadah. Sedangkan diantara bukti
hubungan ekonomi dan moral dalam islam(Yafie,2003:41-42 dalam
Nasution Dkk, 2010)
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan
Sesungguhnya islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dengan
akhirat. Setiap aktifitas manusia kan berdampak pada kehidupannya kelak
diakhirat. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an antara lain di
dalam QS Al Qassash ayat 77.
4. Ekonomi islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu
dengan kepentingan umum.
Arti keseimbangan dalam sistem sosial islam adalah, islam tidak
mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-
batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan kepentingan orang lain dan masyarakat
secara umum.
5. Kebebasan individu dijamin dalam islam.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.
Islam memperkenankan neagara untuk mengatur masalah perekonomian
agar kebutuhan masyarakat baiak secara individu maupun sosiala dapat
terpengaruhi secara proporsional. Dalam islam negara berkewajiban
melindungi kepentingan masyarakat dari ketidak adilan yang dilakukan
seseorang maupun sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga
berkewajiban memberiakn jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat
hidup secara layak.
7. Bimbingan kosumsi.
Dalam al quran bimbingan konsumsi Allah berfirman dalam QS. Al-a’raf
ayat 31:
8. Petunjuk investasi.
9. Zakat
Zakat adalah salah satu karakteristik ekonomi islam mengenai harta yang
tidak terdapat pada perekonomian lain. Sistem perekonomian diluar islam
tidak mengenal tuntunan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan
sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan
dendam.
10. Larangan riba
Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang
normal yaitu sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Diantara
faktor yang menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah
bunga (riba).
E. Nilai Dan Prinsip Ekonomi Syariah
Nilai dasar ekonomi syariah adalah seperangkat nilai yang telah diyakini
dengan segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan paradigma
ekonomi syariah. Nilai-nilai dasar tersebut berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Kemudian sebagai ekonomi yang bersifat Rabbani maka Ekonomi syariah
mempunyai sumber “nilai-nilai normatif-imperat if”(meminjam istilah dari
Ismail Al Faruqi), sebagai panduan serta pedoman yang mengikat. Dengan
mengakses kepada aturan Ilahiyah (ketuhanan).
Setiap perbuatan manusia mempunyai unsur moral, etika, dan ibadah.
Setiap tindakan manusia tidak boleh lepas dari nilai, yang secara vertikal
merefleksikan moralitas yang baik, dan secara horizontal memberi manfaat bagi
manusia dan makhluk lainnya. Nilai moral samahah (lapang dada, lebar tangan
dan murah hati) ditegaskan sebagai prasyarat bagi pelaku ekonomi untuk
mendapatkan rahmat atau kasih dari Tuhan, baik selaku pedagang/pebisnis,
produsen, konsumen, debitor maupun kreditor.
Prinsip atau nilai sebagai landasan dan dasar pengembangan ekonomi
Islam terdiri dari 5 yaitu:
1. Tauhid (Keesaan Tuhan)
Tauhid merupakan fondasi fundamental ajaran Islam. Bahwa
tauhid itu yang membentuk 3 (tiga) asas pokok filsafat Ekonomi syariah,
yaitu: Pertama, ”dunia dengan segala isinya adalah milik Allah SWT.,
dan berjalan menurut kehendak-Nya” (QS. Al-Ma’idah: 20, QS. Al-
Baqarah: 6). Kedua, ”Allah SWT adalah pencipta semua makhluk dan
semua makhluk tunduk kepada-Nya” (QS. Al-An’am: 142-145, QS. An-
Nahl: 10-16, QS. Faathir: 27-29, QS. Az-Zumar: 21). Ketiga, secara
horizontal iman kepada Hari Akhir (kiamat) akan mempengaruhi
perilaku manusia dalam aktivitas ekonomi.
2. ‘Adl (Keadilan)
Implikasi prinsip ‘adl (keadilan) dalam ekonomi Islam ialah:
pemenuhan kebutuhan pokok bagi setiap masyarakat, sumber pendapatan
yg terhormat, distribusi pendapatan dan kekayaan secara merata, dan
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang baik. (Karim, 2003: 8-9 dalam
Adinugraha, 2013). Hal ini tersirat dalam QS. Al-An’am: 152 yang
ininya bahwa Allah memerintah kepada manusia agar dapat berlaku adil
dalam segala hal, terutama kepada mereka yang sedang diamanahi
kekuasaan dan mereka yang senantiasa berhubungan dengan
transaksional bermu’amalah atau berniaga (Nuruddin, 1994: 233 dalam
Adinugraha, 2013).
3. Nubuwwah (Kenabian)
Karena sifat cinta, kasih, sayang, dan kebijaksanaan Allah,
manusia tidak dibiarkan semena-mena hidup di dunia ini tanpa
mendapat petunjuk dan bimbingan dari-Nya. Berikut penjelasan
implementasi 4 (empat) sifat Nabi dalam aktivitas ekonomi dan bisnis :
Siddiq (benar, jujur, valid), Amanah (responsibility, dapat dipercaya,
kredibilitas), Fathanah (kecerdasan, kebijaksanaan, profesionalitas,
intelektualitas), dan Tabligh (komunikatif, transparansi, marketeble).
4. Khilafah (Pemerintahan)
Khilafah merupakan representasi bahwa manusia adalah
pemimpin (khalifah) di dunia ini dengan dianugerahi seperangkat potensi
mental dan spiritual oleh Allah SWT, serta disediakan kelengkapan
sumberdaya alam atau materi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
untuk sustainibilitas atau keberlangsungan hidupnya. Sehingga kosep
khilafah ini melandasi prinsip kehidupan kolektif manusia atau hablum
minannas dalam Islam. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga
keteraturan interaksi (mu’amalah) antar pelaku ekonomi dan bisnis, agar
dapat meminimalisir kekacauan, persengketaan, dan keributan dalam
aktivitas mereka.
5. Ma’ad (Hasil)
Ma’ad bermakna balasan, imbalan, ganjaran. Menurut Imam Al-
Gazhali implikasi konsep ma’ad dalam kehidupan ekonomi dan bisnis
misalnya, mendapatkan profit/laba sebagai motivasi para pelaku bisnis.
Laba tersebut bisa didapatkan di dunia dan bisa juga kelak akan diterima
di akhirat. Karena itu konsep profit/laba mendapatkan legitimasi dalam
Islam (Karim, 2003: 11-12 dalam Adinugraha, 2013).

F. Pengertian Keuangan Syari’ah

Istilah "Keuangan Syari’ah" menunjukkan dua kekuatan kata yang


bersaing. Kata benda "keuangan" menunjukkan bahwa pasar keuangan Islam
dan lembaga yang berurusan dengan alokasi keuangan dan risiko kredit. Dengan
demikian, keuangan Islam harus didasari dengan prinsisp yang setidaknya mirip
dengan bentuk dari pembiayaan lainnya. Di sisi lain, kata sifat "Syari’ah"
menunjukkan beberapa perbedaan mendasar antara keuangan Islam dan lembaga
keuangan konvensional.

Sistem keuangan Islam adalah sistem keuangan yang berdasarkan prinsip


prinsip Islam, bagaimana cara memproduksinya, mendapatkannya dan
mendistribusikannya sesuai dengan jalan yang telah di atur oleh Al-Qur’an,
Sunnah dan juga Ijma Ulama serta memberikan kontribusi yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat.

G. Prinsip Sistem Keuangan Syari’ah

Adapun prinsip sistem keuangan Islami sebagaimana diatur melalui Al-


Qur’an dan As-Sunah adalah sebagai berikut:

1. Pelarangan riba. Riba hanya menguntungkan para pemberi pinjaman/pemilik


harta, sedangkan yang merugikan peminjam bahkan mempersulit si
peminjam.
2. Pemberian risiko. Melalui pembagian risiko maka pembagian hasil akan
dilakukan di belakang yang besarnya tergantung dari hasil yang diperoleh.
Hal ini juga membuat kedua belah pihak akan saling membantu untuk
bersama-samamemperoleh laba, selain lebih mencerminkan keadilan.
3. Tidak menganggap uang sebagai modal pontensial. Sistem keungan Islam
memandang uang boleh dianggap sebagai modal kalau digunakan bersamaan
dengan sumber daya yang lain untuk memperoleh laba.
4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif. Hal ini sama dengan pelangaran
untuk transaksi yang memiliki tingkat ketidak pastian yang sangat tinggi,
judi dan transaksi yang memiliki resiko yang sangat besar.
5. Kesucian kontrak. Islam menilai perjanjian sebagai suatu yang tinggi
nilainya sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan yang terkait dengan
kontrak harus dilakukan.
6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut
haruslah merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah.

Jadi, prinsip keuangan syariah mengacu kepada prinsip rela sama rela
(antaraddim munkum), tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi (la
tazhlimuna wa la tuzhlamun), hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi al
dhaman), dan untung bersama risiko (al ghunmu bi al ghurni).

H. Instrumen Keuangan Syari’ah


Instrumen keuangan Islami dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Akad investasi, kelompok akad ini adalah :
a) Mudharabah
b) Musyarakah
c) Sukuk (obligasi Syariah)
d) Saham syariah produknya harus sesuai dengan syariah.
2. Akad jual beli/sewa menyewa, kelompok akad ini adalah:
a) Murabahah
b) Salam
c) Istishna’
d) Ijarah
3. Akad lainnya meliputi:
a) Sharf
b) Wadiah
c) Qardhul Hasan
d) Al-Wakalah
e) Kafalah
f) Hiwalah
g) Rahn

I. Ciri – Ciri Sistem Keuangan Syari”ah


Ciri-ciri sistem keuangan Syari’ah adalah:
1. Harta publik dalam sistem keuangan Islami adalah harta Allah.
2. Rasul adalah orang pertama yang melakukan praktik keuangan Islam.
3. Al-Qur’an dan sunah merupakan sumber yang mendasar bagi keuangan
Islam.
4. Sistem keuangan Islami adalah sistem keuangan yang universal.
5. Sistem keuangan Islami mengambil prinsip alokasi terhadap layanan sebagai
sumber sumber pendapatan negara.
6. Sistem keuangan Islam ditandai dengan transpransi.
7. Sistem keuangan Islam adalah modal toleransi umat Islam.

J. Peran Dan Tujuan Sistem Keuangan Islami


Peran utama dari sistem keuangan adalah untuk menciptakan insentif
untuk alokasi yang efisien atas keuangan dan sumber daya nyata untuk tujuan
kompetisi. Sistem keuangan yang berfungsi dengan baik, menaikkan investasi
dengan mengidentifiasi dan mendanai kesempatan usaha yang baik, memantau
kinerja manajer, memberikan kesempatan atas perdagangan, mencegah dan
mendiversifikasi resiko, dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa.
Adapun tujuan utamanya adalah kesejahteran ekonomi, perluasan
kesempatan kerja, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, keadilan
sosio-ekonomi serta distribusi pendapatan dan kekayaan yang wajar, stabilitas
nilai uang, dan mobilisasi serta investasi tabungan untuk pembangunan ekonomi
yang mampu memberikan jaminan keuntungan (bagi hasil) bagi semua pihak
yang terlibat dengan penghapusan bunga dari semua transaksi keuangan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari


masalah-masalah ekonomi rakyat yang di lhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh
mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun
antara ilmu ekonomi islam dan ilmu ekonomi modern. Konsep dasar islam
adalah tauhid atau meng-Esa-kan Allah. Tujuan ekonomi islam adalah
Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia yang tidak hanya berorientasi
ntuk pembangunan fisik material dari individu, masyarakat dan negara
saja,tetapi juga memperhatikan pembangunan aspek-aspek lain yang juga
merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan Bahagia,
Mewujudkan keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin terciptanya
kesejahteraan yang kekal dan abadi serta meningkatkan kesejahteraan material
sekaligus meningkatkan kesejahteraan spiritual.
Sistem keuangan Islam adalah sistem keuangan yang berdasarkan prinsip
prinsip Islam, bagaimana cara memproduksinya, mendapatkannya dan
mendistribusikannya sesuai dengan jalan yang telah di atur oleh Al-Qur’an,
Sunnah dan juga Ijma Ulama serta memberikan kontribusi yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sistem keuangan Islami dilakukan untuk
memenuhi maqashidus syari’ah bagian memelihara harta.

B. Saran
Dengan pembaca mengetahui beberapa ilmu mengenai ekonomi syariah
di harapkan pembaca dapat mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari
hari yakni menerapkan ekonomi yang sesuai dengan tuntunan islam yang
bersumber dari Al-Quran dan Al Hadist, karena kita telah mengetahui bahwa
harta adalah kepunyaan Allah SWT dan manusia hanyalah khalifah atas harta
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://andyyjr20.blogspot.com/2017/03/makalah-lembaga-keuangan-syariah.html

https://drive.google.com/file/d/1bY_MeFSI5J2xvd3os8FQgZoxv4iQaYoK/view

http://elawatiekonomiislam.blogspot.com/2016/04/makalah-konsep-dasar-ekonomi-
syariah.html

https://rinrinriani-desu08.blogspot.com/2018/04/makalah-sistem-keuangan-islami.html

https://www.academia.edu/19882379/makalah_ekonomi_syariah

https://www.academia.edu/5261757/Makalah_keuangan_syariah_1

Anda mungkin juga menyukai