Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

APLIKASI SYARI’AH (EKONOMI ISLAM)

DOSEN PEMBIMBING:
Feri Irawan, MPd.I

KELOMPOK 8
Disusun:
MUTIARA RAMADHANI (19032079)
MUHAMMAD REZA KURNIA (19058065)
SHAVIRA AURA KAMILA (19018173)

MATA KULIAH UMUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji syukur bagi ALLAH S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga
kelompok 8 bisa menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam ini. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan Allah kepada ruh Nabi Muhammad S.A.W.
Penyusunan makalah ini didukung oleh berbagai pihak terhadap bahan bacaan dan
referensi yang berhubungan dengan materi ini.Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami selaku penulis makalah ini mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
atau pembuatan makalah ini. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang mendukung
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga, makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, amiin.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Padang, 19 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR……………………………………............................ 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….…… 4
1.3 Tujuan………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ekonomi Islam………………………………………………...... 5
A. Pengertian............................................................................................ 5
B. Tujuan.................................................................................................. 6
C. Prinsip-prinsip.................................................................................... 6
2.2 Perbedaan Ekonomi Islam dengan non-Islam.......................................... 7
2.3 Masalah-masalah Pokok Ekonomi Islam serta Penerapan
Ekonomi Islam.......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan aktivitas kerja, kerja dilakukan
untuk mengembangkan modal. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk tidak
menyimpan uang di bawah bantal. Dengan demikian, Islam adalah agama yang mendorong
umatnya untuk selalu melakukan investasi kekayaan (hartanya). Dalam sistem ekonomi Islam,
investasi dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan income dengan cara memanfaatkan
harta secara produktif. Kegiatan investasi yang sesuai dengan syariah Islam adalah usaha
untuk menghasilkan kehidupan yang mulia (falah), memberikan manfaat (maslahah) dan
menghindari cara investasi yang dilarang, yaitu riba, gharar dan maysir. Namun demikian,
investasi yang produktif dapat dilakukan dengan saling bekerjasama dan profesional dalam
melaksanakan prinsip tujuan utama syariat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Ekonomi Islam?


2. Apa Saja Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Islam?
3. Masalah-masalah Pokok Apa Saja dalam Ekonomi Islam?

1.3 Tujuan

1. Memahami maksud dari Ekonomi Islam


2. Dapat membedakan Ekonomi Islam dan Ekonomi non-Islam
3. Mengetahui masalah pokok dalam Ekonomi Islam serta penerapan Ekonomi Islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Ekonomi Islam

A. Pengertian
Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah
perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam sistem
ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya.
Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan
yang terbatas dalam kerangka syariah. Namun, definisi tersebut mengandung kelemahan
karena menghasilkan konsep yang tidak kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi
tersebut mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori
(apriory judgement) benar atau salah tetap harus diterima. Syarat utama adalah memasukkan
nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi.
Ilmu ekonomi islam adalah ilmu sosial yang tentu saja tidak bebas dari nilai-nilai
moral. Nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang harus dimasukkan dalam analisis
fenomena ekonomi serta dalam pengambilan keputusan yang dibingkai syariah.

a. Muhammad Abdul Manan


Ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

b. M. Umer Chapra
Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada
dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memeberikan kebebasan individu
atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan
lingkungan.

c. Menurut Syed Nawab Haider Naqvi


Ilmu ekonomi Islam, singkatnya merupakan kajian tentang perilaku ekonomi orang
Islam representatif dalam masyarakat muslim modern.

Ilmu Ekonomi Syari‟ah adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau perilaku manusia
secara aktual dan empirikal, baik dalam produksi, distribusi, maupun konsumsi berdasarkan
Syari‟at Islam yang bersumber Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta Ijma‟ para ulama dengan
tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

5
B. Tujuan
Ekonomi Islam memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang makmur dan selalu dalam taraf
yang lebih maju, dengan jalan melaksanakan produksi barang dan jasa dalam kualitas
dan kuantitas yang cukup, guna memenuhi kebutuhan spiritual, dalam rangka
menumbuhkan taraf kesejahteraan duniawi maupun ukhrowi secara serasi dan
seimbang.
2. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang adil dan merata, dengan jalan
melaksanakan distribusi barang, jasa, kesempatan, kekuasaan dan pendapatan
masyarakat secara jujur dan terarah, selalu meningkatkan taraf keadilan dan
pemerataannya.
3. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang stabil dengan jalan menghindari
gangguan-gangguan inflasi dan depresi ataupun stagnasi, namun tidak menghambat
laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, dengan jalan mengendalikan tingkah laku
masyarakat yang membawa kearah kegoncangan ekonomi.
4. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai dan maju, dalam suasana
kekeluargaan sesama umat,dengan jalan menghilangkan nafsu untuk menguasai,
menumpuk harta, ataupun sikap-sikap lemah terhadap gejala-gejala yang negatif.
5. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang relatif menjamin kemerdekaan dalam memilih
jenis barang dan jasa, memilih sistem dan organisasi produksi, maupun memilih
sistem distribusi, sehingga tingkat partisipasi masyarakat dapat dikerahkan secara
maksimal, dengan meniadakan pengesuaan berlebih dari sekelompok masyarakat
ekonomi, serta menumbuhkan sikap-sikap kebersamaan(solidaritas).
6. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi,
kelestarian alam dapat dijaga sebaik-baiknya,baik alam fisik, kultural, sosial maupun
spiritual keagamaan.
7. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang relatif mandiri, tanpa
ketergantungan yang berlebihan kepada kelompok masyarakat lain.
8. Nilai Islam bukan semata hanya untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh makluk
hidup dimuka bumi.
9. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang
berlandaskan nilai-nlai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah).

C. Prinsip-prinsip
Islam menetapkan prinsip ekonomi islam berasarkan kepada kaidah pokok dalam
muamalah , yaitu semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang. Namun secara umum ada
beberapa prinsip ekonomi Islam antara lain sebagai berikut:
a. Barang dan jasa yang diproduksi adalah barang dan jasa yang halal. Dasarnya adalah
hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Thabrany:
“ Barang siapa yang membiarkan anggurnya pada masa petikan untuk dia jual
kepada orang yang akan menjadikannya rak, maka sesungguhnya dia menempuh api
neraka dengan sengaja”.

6
b. Sistem organisasi produksi Islam mengisyaratkan pengadministrasian yang teratur
(Q.S 2:282):
“Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah (jual beli, hutang piutang
atau sewa menyewa), tidak secara tunai (cash) untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah orang yang berhutang itu
mendiktekan apa yang akan ditulis dan bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun dari hutangnya.bJika yang berhutang itu orang
lemah akalnya dan atau lemah keadaannya atau diri sendiri tidak mampu
mendiktekan, maka hendaklah walinyamendiktekan dengan jujur. Dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang lelaki diantaramu. Jika tidak ada, maka boleh
seorang laki-laki dan dua orang permpuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.” (Depag.R.I, 1984:71)

c. Dalam pendistribusian barang dan jasa harusmengandung unsure keadilan. Islam


melarang usaha-usaha yang dapat merugikan konsumen, akibat dari permainan harga
atau distribusi yang tidak lancar. Nabi S.A.W. menjelaskan tentang hal ini, sebagai
berikut:
“Janganlah kalian menghadang barang yang dibawa (dari luar kota). Barang siapa
menghadang dan membeli dari padanya, maka apabila penjual sampai ke pasar
baginya ada hak khiyar”.

d. Perekonomian Islam menganut paham efisiensi. Konsep efisiensi dijelaskan dalam


Q.S 17:29 yang terjemahannya sebagai berikut:
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah
kamu terlalu menggulurkannya (terlalu kikir atau terlalu pemurah), karena itu kamu
menjadi terceladan menyesal.” (Depag. R.I, 1984:428)

2.2. Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi non Islam

Ekonomi kampitalis merupakan sistem ekonomi yang memberikan keleluasaan dan


kebebasan yang tidak terbatas kepada individu dan swasta untuk melaksanakan dan mengelola
sumber, kegiatan dan hasil produksi ekonomi. Jadi, prinsip dasar sistem ekonomi kampitalis
menekankan kepada kebebasan pelaku ekonomi untuk melaksanakan praktek ekonomi.
Adapun ekonomi sosialis merupakan sistem ekonomi yang dalam prakteknya dikuasai serta
diatur oleh pemerintah sedangkan masyarakat dan individu tunduk kepada aturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.

Sedangkan sistem ekonomi Islam berada di tengah atau di antara ekonomi kapitalis
dan sosialis. Ekonomi Islam bertujuan mencapai capital, akan tetapi tidak kapitalis dan
ekonomi Islam berfungsi sosial tapi bukan sosialis. Jadi, ekonomi menegaskan pengakuan

7
terhadap hak-hak individu dan masyarakat atau pemerintah secara seimbang dan tidak
terdapat dominasi yang berlebihan dari masing-masingnya.
Keistimewaan ekonomi Islam ini didasarkan kepada sumber rujukannya yaitu wahyu
Allah dan hadis Rasul yang sejalan dengan kebutuhan fitrah manusia. Hal ini dapat dipahami
dari beberapa ajaran agama dalam praktek ekonomi seperti dilarang bersikap kikir tetapi tidak
boleh boros kepada orang lain, diperintahkan berusaha secara maksimal tetapi tidak
melupakan hak orang lain.

2.3. Masalah-masalah pokok ekonomi Islam


1. Aliran Klasik
Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam
Smith. para penganut teori tersebut mengemukakan bahwa permasalahan ekonomi
merupakan satu kesatuan proses yang terdiri dari proses produksi, distribusi, dan
konsumsi. kesejahteraan/kemakmuran masyarakat dipengaruhi oleh :
a. Produksi
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai
guna/manfaat dari suatu barang.Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami
tingkat kepuasan yang hakiki, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah
mencukupi kebutuhan manusia; sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah
pokok ekonomi.
b. Distribusi
Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau
menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan
konsumen akhir/pemakai. Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya:
Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan,
pengangkutan, dll. Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1) Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke
konsumen akhir/pemakai.
2) Distribusi tidak  langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa
perantara, seperti agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar,
pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat
dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.

8
c. Konsumsi
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau
mengurangi nilai guna suatu barang. Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1) Faktor Internal : pendapatan, selera karakter, kepribadian,
motivasi.
2) Faktor External : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status
sosial, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Masalah pertumbuhan ekonomi menyangkut bertambahnya pendapatan
nasional, di antaranya bertambahnya pendapatan/ masyarakat. Pertumbuhan juga
berkaitan erat dengan kelangsungan hidup manusia. Pokok masalahnya adalah
bagaimana kehidupan ekonomi berjalan terus menerus dengan sumber daya alam
yang semakin berkurang, sementara pertambahan penduduk dan kebutuhan
masyarakat terus meningkat.
2. Aliran Modern
Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok
yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
a. Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor
produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-
banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi
serta berapa jumlahnya.
b. Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan
sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan
menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara
bagi negara yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa
mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak
terjadi pengangguran yang tinggi.

c. Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini,
pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi
kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh
masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
3. Masalah Ekonomi Lokal dan Masalah Ekonomi Global
a. Masalah Ekonomi Lokal

9
Masalah ekonomi dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang yang dianalisis
berdasarkan pendekatan letak geografis, menimbulkan konsep ekonomi regional
(regional econimics) atau ekonomi lokal yang menyelidiki tata ruang sumber-
sumber yang langka serta hubungannya dengan pengaruh terhadap lokasi berbagai
macam usaha kegiatan baik ekonomi maupun social. Ilmu ekonomi ini berguna
karena dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan dan manfaat dalam
memecahkan masalah-masalah ekonomi lokal atau dapat dikelompokkan menjadi
dua permasalahan yaitu sebagai berikut:
1) Masalah Jangka Pendek atau masalah stabilisasi
Masalah ekonomi dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang yang
dianalisis berdasarkan pendekatan letak geografis, menimbulkan konsep
ekonomi regional (regional econimics) atau ekonomi lokal yang menyelidiki
tata ruang sumber-sumber yang langka serta hubungannya dengan pengaruh
terhadap lokasi berbagai macam usaha kegiatan baik ekonomi maupun social.
Ilmu ekonomi ini berguna karena dapat memberikan petunjuk mengenai arah
kebijakan dan manfaat dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi lokal.
Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mengatur perekonomian dari
waktu ke waktu (bulan, triwulan, semester, dan tahun). Ada tiga permasalahan
yang sering muncul, yaitu:
 Inflasi berhubungan dengan masalah kestabilan harga- harga barang dan
jasa.
 Pengangguran atau kesempatan kerja.
 Ketidakstabilan neraca pembayaran suatu Negara.
2) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi
Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi yaitu
bagaimana mengendalikan perekonomian supaya terjadi keseimbangan antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana
untuk investasi. Masalah jangka panjang juga mengatur untuk dapat
menghindari masalah ekonomi tersebut dalam waktu yang lebih panjang (lima
tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, dan seterusnya). Masalah ekonomi
jangka pendek, misalnya inflasi atau kenaikan tingkat harga umum secara terus
menerus, sebagai akibat keadaan jumlah uang yang beredar lebih banyak
dibandingkan dengan mengatur jumlah barang, dapat diatasi dengan mengatur
jumlah uang yang beredar. Mengurangi jumlah uang yang beredar dapat
dilakukan dengan menaikkan tingkat suku bunga bank, dengan harapan orang
10
yang meminjam berkurang dan yang menabung meningkat, sehingga jumlah
uang yang beredar berkurang. Disamping itu, juga dapat ditempuh dengan cara
pemerintah menjual surat- surat berharga, misalnya setifikat Bank Indonesia,
kepada masyarakat dengan harapan uang yang beredar di masyarakat dapat di
tarik oleh bank. Untuk mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
 Kebijakan uang ketat (tight money policy) contoh: Politik diskonto
(menaikkan dan menurunkan tingkat bunga), pasar terbuka (kebijakan
pemerintah melalui bank sentral untuk menjual surat- surat berharga
berupa SBI), meningkatkan kas rasio yaitu perbandingan antara modal
dengan dana pinjaman, kredit selektif (kebijaksanaan bank sentral untuk
memperketat pemberian kredit).
 Kebijakan fiskal yaitu menentukan tarif pajak yang tingi dengan harapan
pajak yang ditarik pemerintah banyak, sehingga uang yang beredar sedikit.
Dapat pula dengan anggaran surplus yaitu penerimaan pemerintah lebih
banyak dibandingkan pengeluarannya
 Kebijaksanaan bidang produksi yaitu dengan cara mempertinggi jumlah
produksi, membeli subsidi kepada produse, sehingga produksi lebih
produktif untuk menghasilkan jumlah produksi lebih banyak. Pemerintah
dapat pula mendorong pengusaha untuk menanamkan modalnya
(invenstasi) baru.
 Kebijaksanaan perdagangan interaksional yaitu dengan cara menurunkan
biaya impor, dengan harapan barang dan jasa yang beredar di masyarakat
dalam negeri melimpah.
 Kebijaksanaan bidang harga yaitu kebijaksanaan pemerintah dalam
menetapkan harga maksimum bagi barang dan jasa.
Ketidakstabilan neraca pembayaran atau difisit surplus neraca pembayaran
merupakan masalah ekonomi suatu Negara. Pengertian neraca pembayaran
adalah catatan transaksi- transaksi internasional. Defisit neraca pembayaran
tidak berarti buruk dalam jangka pendek sebab, hal ini merupakan kondisi
aliran modal ke luar lebih banyak dibandingkan modal yang masuk. Masalah
ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih
besar dibandingkan kewajiban membayar impor, akan tetapi dalam jangka
panjang merupakan masalah. Begitu pula sebaliknya, apabila neraca
pembayaran surplus berkepanjangan tidak baik, neraca pembayaran akan baik
11
apabiia dibeianjakan. Devisa yang terakumulasi hanya akan mendorong tingkat
harga umum naik.
b. Masalah Ekonomi Global
Akhir- akhir ini mungkin kalian sering mendengar kata global atau globalisasi.
Secara sederhana, kata globalisasi mengandung pengertian menyatunya negara-
negara di dunia menjadi negara yang sangat besar. Globalisasi terjadi akibat
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi dan sarana
transportasi, sehingga batas- batas negar menjadi kurang berarti secara ekonomi.
Pengaruh globalisasi dapat kalian rasakan dari segi budaya musik yang didengarkan
remaja Singapura, Jepang. Amerika, bahakan negara-negar di Afrika. Begitu pula
jenis mode pakaian, dan makanan yang hampir sama di berbagai negara. Masalah
ini dialami pula di bidang ekonomi, yang dikenal dengan globalisasi ekonomi;
mengandung pengertian semakin menyatunya kegiatan ekonomi antara negara di
dunia. Berbagai contoh dapat kalian lihat terciptanya globalisasi ekonomi.
diantaranya sebagai berikut.
 Bidang Produksi
Dewasa ini kalian akan sering mengalami kesulitan dalam menentukan
dimana produk tersebut dibuat. Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di
Perancis, kapasnya dari Cina, kainnya dibuat di Indonesia, kancingnya dari Itali,
benangnya dari Amerika, dirancang dan dibuat di Perancis. Dengan keadaan
seperti itu, dapatkah produk tersebut buatan Perancis?
Masalah serupa dapat kalian temukan pada industri- industri mobil, elektronik,
computer, pesawat terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang
suatu negara yang dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Di
samping itu, penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alas an
efisiensi; apabila salah satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.
 Bidang Tenaga Kerja
Mungkin kalian sering mendengar bahwa di Jakarta banyak terdapat orang
asing bekerja pada suatu kantor atau banyak tenaga i kerja kita yang bekerja di
luar negeri. Hal ini dapat saja terjadi, dan sekarang menjadi wajar, karena siapa
pun apabial ada kesempatan dan memenuhi syarat maka ia dapat bekerja dimana
pun. Misalnya sebuah perusahaan di Indonesia memperkerjakan orang Philipina
karena kemampuannya berbahasa Inggris, atau memperkerjakan orang Jepang
karena etos kerjanya yang tinggi.
 Bidang Modal
12
Globalisasi ekonomi memudahkan pengusaha mendapatkan modal untuk
memperluas perusahaannya. Misalnya perusahaan tambak ikan di Indonesia
memerlukan modal untuk memperluas tambaknya, dapat saja meminjam modal
dari Hongkong, karena tingkat bunga di Indonesia dianggap terlalu mahal.
Masalah ekonomi global semakin kompleks seiring dengan dorongan
perdagangan bebas. Negara berkembangan semakin ketinggalan dalam banyak
hal; misalnya masuknya barang- barang negara maju mudah (tanpa proteksi),
akan menimbulkan ketergantungan, kualitas sumber daya manusia yang
ketinggalan, produk- produk dalam negeri yang tidak laku karena kualitas, dan
harga produk luar yang lebih baik.
Bagaimana akibat dari masalah ekonomi global dan perdagangan bebas itu
terhadap masalah ekonomi nasional? Jawabannya dapat beraneka ragam. Salah
satunya adalah pereknomonian nasional kalah dalam bersaing. Oleh karena itu,
agar tidak ketinggalan, harus memenangkan persaingan. Ada tiga cara untuk
memenangkan persaingan yaitu:
1. Meningkatkan efisiensi yaitu dengan cara melakukan penghematan di segala
bidangdan sector kegiatan ekonomi; misalnya menghilangkan biaya yang
tidak perlu (efisiensi ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik
(efisiensi teknis).
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu meningkatkan
kemampuan. keterampilan, etos kerja yang tinggi, ulet. dan tidak mudah
menyerah. Berbagai cara dapat dilakukan. seperti melalui pendidikan.
pemagangan, latihan kerja. dan lain- lain.
3. Mengadakan progam penelitian dan pengembangan (research and
development) atau litbang. Dengan tujuan untuk: perbaikan, penyesuaian ide-
ide serta pengembangan yang berakhir dengan suatu produk yan lebih
bermanfaat. Penelitian dan pengembangan berkaitan erat dengan penemuan
(invention) yang mencakup penemuan metode- metode baru, teknik- teknik
produksi baru, dan produk- produk baru, serta pembahanian (innovation)
yaitu membawa penemuan baru ke masyarakat (pasar). Perekonomian yang
efisien akan mampu memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dana
harga yang murah, sedangkan sumberdaya yang berkualitas dan penelitian
yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan produk-
produk yang berkualitas dan kemungkinan lebih murah.

13
Permasalah tersebut dapat dipecahkan sebagai berikut :
a.       Jenis barang dan jasa yang dihasilkan
Barang dan jasa yang dihasilkan haruslah berupa barang dan jasa yang tidak dilarang oleh
agama, seperti barang konsumsi yang diharamkan, (misalkan : minuman keras, jasa hiburan
yang melanggar kesusilaan.)

b.      Sistem Organisasi Produksi Barang dan Jasa


Islam pada dasarnya menganut sistem organisasi produksi yang relatif menjamin
kebebasan.Karena hak milik pribadi diakui dalam Islam, maka Islam mengakui pemilikan
terhadap faktor-faktor produksi pada pribadi-pribadi.Bahkan pada dasarnya Islam mengijinkan
orang ataupun persyarikatan orang (individu atau lembaga usaha)untuk mengorganisasikan
faktor-faktor produksi dalam usaha menaikkan nilai barang jasa (berproduksi) guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan tujuan mencari laba. Laba yang wajar adalah halal dalam Islam.

Perbandingan konsep Kepemilikan Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam


Indikator Kapitalisme Sosialisme Islam
Sifat Kepemilikan Kepemilikan mutlak Allah adalah pemilik
kepemilikan mutlak oleh oleh manusia mutlak,sementara
manusia manusia memiliki
hak kepemilikan
terbatas
Hak Manusia bebas Manusia bebas Pemanfaatan oleh
pemanfaatan memanfatkannya memanfaatkannya manusia mengikuti
ketentuan Allah
Proritas Hak milik individu Hak milik Hak milik individu
kepemilikan dijunjung tinggi kolektif/sosial dan kolektif diatur
dijunjung tinggi oleh agama
Peran Individu bebas Negara yang Terdapat kewajiban
individu& memanfaatkan mengatur individu, masyarakat,
negara sumber daya pemanfaatan sumber Negara secara
daya proporsional
Distribusi Bertumpu pada Bertumpu pada Sebagian diatur oleh
kepemilikan meaknisme pasar peran pemerintah pasar, pemerintah,
dan langsung oleh
Al-Qur’an
Tanggung Pertanggung Pertanggung Pertanggung jawaban
jawab jawaban kepada jawaban kepada kepada di sendiri,
pemanfaatan diri sendiri secara publik secara publik dan Allah di
ekonomis teknis ekonomis teknis dunia dan akhirat
belaka belaka

14
c.       Sistem Distribusi yang Dipakai
Islam mengakui adanya lembaga perdagangan sebagai sistem distribusi barang dan jasa dengan
menggunakan alat ukur yang berupa uang.Namun perdagangan ini harus dilaksanakan dengan
menganut asas keadilan.Misalnya : tidak boleh menipu timbangan, tidak boleh menipu kualitas,
tidak boleh menipu harga, jual beli harus dilakukan oleh orang yang akil balig, tidak dilakukan
oleh orang gila dan tidak boleh ada unsur-unsur paksaan.Pemerataan dalam memperoleh
pendapatan tercermin dalam prinsip larangan untuk memproses menarik laba secara eksploitatif,
larangan untuk menetapkan harga yang tinggi bagi hasil alam.Zakat fitrah sebenarnya mekanisme
ekonomi yang dijalankan secara sosial.Tetapi zakat perniagaan, dapat merupakan instrument
ekonomi yang penting dalam mengatasi gejala inflasi dan depresi.

d.      Pencapaian Tingkat Efisiensi.


Pembagian kerja dan spesialisasi diijinkan dalam Islam.Pembagian kerja dalam berbagai kerja
dalam berbagai bidang produksi dan distribusi menurut beberapa ulama dinyatakan sebagai
fardhu kifayah. Ghazali menyatakan  bahwailmu yang fardhu kifayah dipelajari ialah ilmu-ilmu
yang mesti diperlukan guna menyelenggarakan kebutuhan-kebutuhan hidup duniawi, seperti
ketabiban, hisab, pedoman-pedoman dasar kerajinan (industri) dan ilmu kenegaraan. Firman
Allah dalam  kitab Al-Qur’an  surat Zukhruf  (43):32 menyatakan bahwa Allah menganugrahkan
kelebihan sebagian manusia atas sebagian yang lain, maka hal itulah yang melahirkan adanya
keharusan kerjasama kemasyarakatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai
bentuk.

e.       Pencegahan Inflasi dan Depresi


Inflasi adalah gejala naiknya harga-harga umum, baik karena permintaan yang selalu melebihi
penawaran atau sebab-sebab lain. Secara teoritis, umpamanya terjadi keadaan terhadap barang
modal (investasi) melebihi kapasitas produksi barang investasi dan barang konsumsi karena
semua faktor produksi telah dikerahkan sampai kapasitas penuh (full employment) maka
terjadilah inflasi (teoritik).

2.4. Penerapan Ekonomi Islam

1. Diperbolehkannya Jual Beli dan Diharamkannya Riba


“…..padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.…..” (QS Al
Baqarah : 275)
Dari ayat yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa yang dilarang Allah adalah
melakukan riba sedangkan melakukan proses jual beli adalah suatu yan halal. Riba
diharamkan oleh Allah dan ancaman sebagai ahli neraka sudah dekat sejak manusia masih di
dunia.

Jual beli tentunya termasuk dalam masalah perekonomian dalam islam.jual beli berarti bisa
berupa barter, djualnya barnag lalu dibayar, dan lain sebagainya. Di zaman yang serba online
dan cepat ini, jual beli juga dapat terjadi. Hal ini tentu saja belum terjadi saat Nabi
Muhammad masih berkuasa di mekkah.
15
Walaupun begitu, proses jual beli ini selagi akad, produk, harga, kepemilikan, pada dasarnya
adalah hal-hal yang harus ada dalam transaksi ekonomi. Dalam keseharian jual beli ini tentu
sering sekali dilakukan oleh manusia, baik sebagai konsumen, produsen, ataupun distributor.

1. Diharamkannya Mengundi Nasib dan Judi


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS Al Baqarah : 219)
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah mengaramkan judi sebagai aktifitas ekonomi. Allah
melaknat dan melarang manusia untuk melakukan judi. Hal ini ada beberapa aspek yang
membuat judi haram sebagai bagian dari transaksi perkenomian dalam islam, diantarnaya
adalah:

 Hasil yang Spekulatif dan Tidak ada Kejelasan Standart


 Membentuk moral negatif dan emosional
 Tidak memutar dana atau memutar roda ekonomi pada orang-orang lainnya
 Tidak teroptimalkannya rezeki dan sumber daya alam di muka bumi, karena aktivitas
ekonomi banyak mengarah kepada judi,
 Dsb
Larangan judi bukanlah hanya sekedar larangan belaka atau bersifat normatif. Hal ini menjadi
landasan bahwa Allah menyuruh manusia melakukan aktivitas ekonomi agar memperhatikan
juga kestabilan ekonomi diri ataupun orang lain. Jika hanya mengandalkan judi tentu saja
uang sulit bertambah, tidak produktif, dan tidak ada pengembangan ekonomi di masyarakat.

1. Keseimbangan Hak Individu dan Sosial


Dalam penerapan perekonomian dalam islam, di dalamnya mengandung pengaturan hak
indiviidu dan pembangunan sosial. Islam memberikan perintah mengeluarkan zakat 2,5 %
pada harta yang dimiliki agar diberikan kepada yang berhak. Islam hanya mewajibkan 2,5%
sedangkan sisanya Allah memotivasi dan memberikan pahala lebih pada mereka yang mau
memberikan hartanya sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan pengembangan islam saat itu.

Untuk itu, Keadilan perekonomian dalam islam, menyeimbangkan hak individu dan sosial.
Allah menghargai harta individu, untuk itu bisa diwariskan dan juga dikeluarkannya
sebagiaan saja tidak diwajbkan keseluruhan. Tentu saja jika keseluruhan artinya hasil kerja
keras individu tidak dihargai. Namun tidak dengan islam.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber ajaran Islam terbagi menjadi dua macam yaitu primer dan sekunder. Yang
termasuk ajaran Islam yang primer adalah Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan yang
termasukajaran islam yang sekunder adalah ijtihad.
Selain itu ajaran Islam juga memiliki beberapa sifat dasar diantaranya yaitu
kesederhanaan dan rasionalitas, kesatuan antara materi dan rohani, cara hidup yang
lengkap, keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, serta universalitas dan humanisme.
Karakteristik Islam juga terbagi kedalam dua macam yaitu normativitas dan historisitas.
Moralitas Islam memiliki dasar yang meliputi dasar-dasar agama, dimana etika Islam
berakar pada kehidupan dan ajara-ajaran Nabi Muhammad SAW. yang prinsip-prinsip
moralitas dan prilaku utamanya sangat komprehensif. Tujuannya ialah untuk membuat
manusia patut menduduki jabatannya, yaitu sebagai khalifah di muka bumi. Moralitas ini
juga diterapkan dibeberapa aspek seperti dalam ibadah, pendididkan, ilmu, dan sosial.
Dalam persoalan Islam dan wacana pembaharuannya ada sebagianumatIslam
tradisionalhinggasaatinitampakadaperasaanmasihbelummaumenerimaapa yang
dimaksuddenganpembaruanislam. Padahal hal ini perlu dilakukan karna telah terjadi
kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan yang terjadi di
masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Iwan P. Pontjowinoto, “Investasi dalam Reksadana Syari’ah”, Makalah Dialog Ekonomi


Syari’ah, Yogyakarta, Agustus 1997. hal. 1.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011), h. 14.

Muhammad Abdul Manan, Islamic Economics, Theory and Practice, (India: Idarah Adabiyah,
1980), h. 3.

Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 16.

Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, terj. M. Saiful Anam dan
Muhammad Ufuqul Mubin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 28.

Abdul Mannan, Hukum Ekonomi Syari’ah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group), h. 29.

S. Nasrul H, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills. Padang: UNP Press

18

Anda mungkin juga menyukai