Anda di halaman 1dari 19

DASAR DASAR EKONOMI ISLAM DAN KONSEP DASAR

EKONOMI ISLAM

MAKALAH

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Dasar Dasar Ekonomi Islam

Dosen Pengampu:

Mashudi, M.E.I

Oleh:

Bahrul Ulum 204105020023


Ivan Maulana Akbar 204105020066
Ilmi Wasila 204105020047
Putri Adinda Juliana 204105020033

JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ES2)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI JEMBER
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada kehadirat allah swt. Atas segala limpahan
rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar
kita Muhammad saw. Yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.

Dengan rahmat dan pertolongannya, Alhamdulillah makalah ini dapat di


selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Dan tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga tepat waktu.

Kami menyadari bahawa makalah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami
meminta maaf apa bila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan tugas ini,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat di harapkan guna untuk
perbaikanpada tugas berikutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan kami hanya berharap, agar tugas ini
dapat memacu kami untuk membuat tugas yang lebih baiklagi. Disamping itu
kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Aamiin

Senin, 09 oktober 2020

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Ekonomi Secara Etimologi dan Terminologi ....................... 3


B. Rancang Bangunan Ekonomi Islam .................................................... 4
C. Perbedaan Antara Ekonomi Konvensional Dengan Ekonomi Islam 6
D. Pemahaman Tentang Karakteristik Ekonomi Islam ....................... 10
E. Prinsip Ekonomi Islam ....................................................................... 12
F. Tujuan Ekonomi Islam ....................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu pengetahuan lahir melalui proses
pengkajian ilmiah yang panjang, dimana pada awalnya terjadi sikap pesimis
terkait eksistensi Ekonomi Islam dalam kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini
terjadi karena di masyarakat telah terbentuk suatu pemikiran bahwa harus
terdapat dikotomi antara agama dengan keilmuan. Dalam hal ini termasuk
didalamnya Ilmu Ekonomi, namun sekarang hal ini sudah mulai terkikis. Para
Ekonom Barat pun mulai mengakui eksistensi Ekonomi Islam sebagai suatu
Ilmu Ekonomi yang memberi warna kesejukan dalam perekonomian dunia
dimana Ekonom iIslam dapat menjadi sistem Ekonomi alternatif yang mampu
mengingatkan kesejahteraan umat, disamping sistem ekonomikapitalis dan
sosialis yang telah terbukti tidak mampu meningkatkan kesejahteraan umat.
Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia
merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi
dari agama Islam, Ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai
aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah
menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagai kehidupan
manusia termasuk dlam bidang Ekonomi.Setiap manusia bertujuan mencapai
kesejahteraan dalam hidupnya, namun manusia memiliki pengertian yang
berbeda-beda tentang kesejahteraan. Dalam berbagai literatur Ilmu Ekonomi
konvensional dapat disimpulkan bahwa tujuan manusia memenuhi
kebutuhannya atas barang dan jasa adalahuntuk mencapai kesejahteraan (well
being). Manusia menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
hidupnya, dan untuk inilah ia berjuang dengan segala cara untuk mencapainya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi ekonomi Secara etimologi dan terminologi?
2. Bagaimana rancang bangunan ekonomi islam?
3. Apa perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi islam?
4. Bagaimana pemahaman tentang karakteristik ekonomi islam?
5. Apa prinsip ekonomi islam?
6. Apa tujuan ekonomi islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi ekonomi secara etimologi
2. Untuk mengetahui dan memahami rancang bangunan ekonomi islam
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara ekonomi konfensional
dan ekonomi islam
4. Mengetahui dan memahami tentang pemahaman karakteristik ekonomi
islam
5. Mengetahui dan memahami prinsip ekonomi islam
6. Mengetahui dan memahami tujuan ekonomi islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ekonomi Secara Etimologi dan Secara Terminologi


Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi , distribusi dan konsumsi terhadap barang dan
jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu οἶκος (oikos)
yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti
"peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga".
Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi)
terdapat pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :
a. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi
yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan
akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari
syari‟at Allah.
b. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan
segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan
kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.
c. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi Islam dengan kajian
tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan dengan
produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.

Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu
ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu prilaku
individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan
tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan menjaga maqashid syariah
(agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).

3
B. Rancang Bangun Ekonomi Islam

Berbicara tentang rancang bangun, mungkin tidak akan lepas dari


bayangan kita tentang langkah-langkah dalam mendirikan suatu bangunan,yang
dimana suatu bangun pasti hanya akan dibangun diatas pondasi dan susunan yang
kuat. Jika diibaratkan suatu rumah maka sudah pasti sebuah rumah memiliki
pondasi,di atas pondasi ada lantai dasar yang mana ditegakkan pilar atu tiang-
tiang penyangga di atasnya. Tidak berhenti disitu diatas pilar akan ada rangka dan
atapnya,begitu pula adanya dinding dan pintu serta jendela yang menghubungkan
dunia dalam dan luar rumah. Maka demikian pula jika kita membicarakan rancang
bangun ekonomi islam, hal itu akan kokoh kuat dan tahan apabila dibangun diatas
pondasi syariat islam pastinya.

Terdapat tiga komponen dalam rancang bangun ekonomi Islam yaitu teori
ekonomi Islam, prinsip sistem ekonomi Islam, dan perilaku Islam dalam bisnis
dan ekonomi. Ketiga komponen ini jika diterapkan dengan benar maka akan
terbangun suaatu bangunan perekonomian yang relevan dan tidak keluar dari
syriat islam. Berikut adalah penjelasan dari setiap unsur atau komponen rancang
bangun ekonomi islam.
Teori ekonomi Islam memiliki lima hal yang menjadi pondasi.

4
1. Tauhid (keimanan) yakni Allah sebagai pemilik sejati seluruh alam
semesta dan Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia serta
manusia diciptakan untuk beribadah.
2. Adil, tidak ada yang mendzalimi dan di dzalimi serta tidak boleh
mengejar keuntungan pribadi.
3. Nubuwah (kenabian), memiliki sifat seperti para nabi, pertama Siddiq
(jujur), pelaku ekonomi memiliki visi yang efektif dan efisien, kedua
Amanah (dapat dipercaya), memiliki misi yang dilakukan secara
tanggung jawab, dapat dipercaya dan kredibilitas yang tinggi, ketiga
Fathonah (cerdas), strategi hidup yang cerdas dan bijaksana, dan
keempat Tabligh (menyampaikan), memiliki taktik hidup yang
komunikatif, terbuka dan pemasaran.
4. Khilafah (pemerintahan) mempunyai sifat tanggung jawab,
menerapkan sifat dalam asmaul husna/nama-nama Allah dan menjaga
keteraturan interaksi (muamalah).
5. Ma’ad (hasil/keuntungan), menganggap bahwa dunia adalah tempat
bekerja dan beraktivitas agar mendapat pengembalian dan mengejar
keuntungan dunia dan akhirat.
Sedangkan Prinsip Sistem Ekonomi Islam memiliki tiga prinsip derivatif
yang berfungsi menjadi tiang atau pilar bangunan. Pertama adalah Multiple
ownership (kepemilikan multijenis), artinya Allah adalah pemilik primer dan
manusia sebagai pemilik sekunder yang harus mempertanggung jawabkan
kepemilikannya di akhirat kelak. Selanjutnya adalah Freedom to act (kebebasan
berbuat), dalam hal ini bukan berarti manusia bebas melakukan apa saja untuk
mendapatkan keuntungan, lebih dari itu manusia bebas berbuat untuk kebaikan
akhirat. Dan yang terakhir adalah Social justice (keadilan sosial), adanya
keseimbangan dan pemerataan kesejahteraan.
Sedangkan Perilaku Islam Dalam Bisnis dan Ekonomi menjadi atap
bangunan yang menutupi sekligus melindungi pilar-pilar dan pondasi yang
sebelemunya. Hanya ada satu poin penting berkaitan dengan perilaku islam yaitu
akhlaq, sebagaimana hadis nabi SAW yang berbunyi:”dan aku tidak di utus

5
melainkan untuk menyempurnakan akhlaq”. Akhlaq akan terlihat sesuai dengan
tingkat keimanan dan ketauhidannya.
Rancang bangun ekonomi ini jika digambarkan memiliki tiga lapis, dari
teori ekonomi islam yang menjadi pondasi lalu akan menghasilkan prinsip sistem
ekonomi islam dan pada puncak atau atapnya adalah akhlaq sebagai
hasilnya.Dalam Ekonomi Islam, bahan bangunannya adalah ajaran Islam yang
bersumber dari al Qur‟an dan Sunah sertatradisi pemikiran yang telah
dikembangkan oleh para ulama, filsuf dan tindakan-tindakan para pemimpinIslam,
seperti para sahabat dan pemimpin-pemimpin berikutnya yang dicatat dalam
sejarahperkembangan perekonomian.
Sistem ekonomi Islam memiliki prinsip keadilan dan moral yang
menyelaraskankepentingan individu dan masyarakat, yang akan memberi
kesejahteraan dan kemakmuran bagibangsa dan negara. Prinsip keadilan dan
moral ini merupakan competitive advantage (keunggulanbersaing) dalam kegiatan
ekonomi. Ekonomi Islam bertujuan untuk memungkinkan manusiamemenuhi
kebutuhan hidupnya yang disyariatkan dalam Syariah Islam. Keunggulannya
terletakpada prinsip yang mendasarinya yaitu spirit dan moral

C. Perbedaan Ekonomi islam dengan Ekonomi Konvensional.


Ada beberapa perbedaan dalam ekonomi syariah dan ekonomi
konvensional. Baik dari prinsip hingga penerapannya. Secara garis besar,
ekonomi syariah dibuat dan berkembang berdasarkan ketentuan dalam agama
islam, berbeda dengan ekonomi konvensional.
Perbedaan yang paling sering diketahui adalah mengenai bunga. Dalam
ekonomi konvensional, anda akan menemukan adanya bunga, sementara
ekonomi syariah hanya mengenal prinsip bagi hasil dan bukan bunga.
Terlepas dari perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional,
kedua sistem ekonomi ini memiliki kelebihannya masing-masing. Berikut ini
perbedaan antara ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
Ekonomi syariah dan ekonomi konvensional memiliki perbedaan dalam
prinsip dasar. Hal inilah yang kemudian mempengaruhi perbedaan segala

6
tujuan, tindakan, norma serta pengembangan prinsip. Prinsip Ekonomi
konvensional bertujuan untuk melakukan pertumbuhan ekonomi. Sistem
konvensional menganggap ketika pertumbuhan ekonomi berjalan baik maka
semua orang akan mencapai kepuasan individu yang diinginkan. Sementara
ekonomi syariah berprinsip bahwa agama dan ekonomi memiliki kaitan yang
sangat erat, dimana kegiatan ekonomi dilakukan sebagai ibadah. Adapun
beberapa perbedaannya sebagai berikut:
1. Perjanjian Kredit
Dalam ekonomi konvensional perjanjian kredit dikenal dengan
adanya perjanjian baku. Perjanjian baku merupakan suatu perjanjian
yang dibuat sepihak. Perjanjian ini telah terlebih dulu dibuat oleh
pihak tertentu bahkan sebelum pihak lainnya datang. Sementara dalam
ekonomi syariah dikenal perjanjian pembiayaan mudhorobah.
Ekonomi syariah tidak mengenal adanya perjanjian baku. Perjanjian
dalam ekonomi syariah dibuat oleh kedua pihak, misalkan antara bank
dan nasabah.
2. Hak Milik
Terdapat perbedaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi
syariah mengenai hak milik seseorang. Kedua sistem ini memang
sama-sama mengakui adanya hak milik seseorang namun ada
perbedaan yang sangat jauh mengenai cara mendapatkan hal milik
serta ketentuan mengenai hak milik tersebut. Dalam ekonomi
konvensional diakui adanya hak milik perorangan. Semua orang tanpa
terkecuali berhak memiliki barang, aset atau uang yang dikehendaki
individu. Hal ini bisa ia lakukan asal ia memiliki sumber daya untuk
mendapatkan hak milik tersebut. Ekonomi konvensional tidak
menyebutkan atau menjelaskan bagaimana batas serta aturan untuk
memperoleh hak milik tersebut. Ekonomi syariah atau ekonomi islam
mengenal aturan yang berbeda mengenai hak milik individu.
Kepemilikan diperbolehkan selama tidak menimbulkan kezaliman,
disamping itu kepemilikan individu harus diperoleh dengan cara-cara

7
yang halal dan sesuai dengan ketentuan agama. Barang ataupun
sumber daya yang menyangkut hajad hidup banyak orang tidak
diperbolehkan untuk dimiliki individu. Individu juga diwajibkan untuk
mensucikan harta yang dimiliki melalui zakat, infaq, shodaqoh dan
sebagainya.
3. Dasar Hukum
Perbedaan yang dirasa paling mencolok antara ekonomi syariah
dan ekonomi konvensional memang terletak pada dasar hukum yang
digunakan. Lembaga keuangan yang menggunakan ekonomi syariah
seperti bank syariah menggunakan hukum yang didasarkan pada
syariat Islam. Hal ini berlandaskan Al-Qur’an, Hadist dan Fatwa
Ulama. Hal ini berbeda dengan bank konvensional, bank konvensional
memiliki sistem yang didasarkan pada hukum positif. Perspektif
hukum yang digunakan dalam transaksi bank syariah antara lain
menggunakan bagi hasil, perkongsian, sewa-menyewa, kerja sama tani
dan keagenan, atau al-musyarakah (perkongsian), al-mudharabah (bagi
hasil), al-musaqat (kerja sama tani), al-ijarah (sewa-menyewa), al-ba’i
(bagi hasil)dan al-wakalah (keagenan).
4. Perbedaan investasi
Dalam hal investasi ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
juga memiliki perbedaan. Lembaga seperti bank syariah dapat
meminjamkan dana pada seseorang jika jenis usaha yang sedang
dijalankan adalah usaha yang baik dan halal. Jenis usaha tersebut
antara lain peternakan, pertanian, perdagangan dan sebagainya. Dalam
bank konvensional, seseorang diijinkan mengajukan pinjaman selama
usaha yang dijalankan diperbolehkan dalam hukum positif.
5. Perbedaan orientasi
Bank konvensional yang menggunakan sistem ekonomi
konvensional berorientasi pada keuntungan sementara bank syariah
yang menggunakan sistem ekonomi syariah memperhatikan
kebahagiaan hidup baik dunia maupun di akhirat.

8
6. Pembagian keuntungan
PoIn ini yang paling sering diketahui oleh masyarakat. Ekonomi
syariah dan ekonomi konvensional memiliki ketentuan yang berbeda
mengenai pembagian keuntungan. Perbedaan ini juga sangat nyata
diterapkan dalam lembaga keuangan dan perbankan. Anda mungkin
pernah mendengar istilah bunga dalam ekonomi konvensional. Bunga
tersebut justru dilarang dalam ekonomi syariah. Bank konvensional
yang menggunakan sistem ekonomi konvensional menggunakan
sistem bunga tetap ataupun bunga mengambang. Sistem bunga tersbeut
diterapkan dalam semua pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
Sementara bank syariah yang menggunakan ekonomi syariah atau
ekonomi Islam tidak menggunakan sistem bunga, baik bunga tetap
maupun bunga mengambang. Dalam hal pembagian keuntungan, bank
syariah menggunakan cara lainnya. Keuntungan yang didapatkan oleh
bank syariah disesuaikan dengan akad atau kerjasama yang telah
disepakati di awal atau pada saat perjanjian.
7. Hubungan nasabah
Baik dalam ekonomi syariah maupun ekonomi konvensional,
dalam lembaga keuangan seperti bank, anda akan menemukan adanya
hubungan antara nasabah dan bank. Bank syariah menerapkan sistem
kemitraan sebagai hubungan antara bank dengan nasabah. Berbeda
dengan ekonomi konvensional, ekonomi konvensional menggunakan
istilah kreditur dan debitur sebagai hubungan antara bank dan nasabah.
8. Pengawasan
Dalam hal pengawasan, anda juga akan memahami adanya
perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah. Dalam
operasionalnya, bank konvensional diawasi sesuai dengan peraturan
pemerintah dan hukum positif. Bank konvensional dapat diawasi oleh
lembaga tertentu dan pihak internal di dalamnya. Sementara bank
syariah tidak hanya diawasi oleh pemerintah atau lembaga tertentu

9
namun juga memiliki dewan pengawas yang berbeda dari bank
konvensional.

D. Karakteristik Ekonomi Islam


Perbedaan sesuatu dapat dilihat jika dapat diketahui karakteristik
atau ciri-ciri yang membedakannya. Untuk mengetahui perbedaan
ekonomi islam dan ekonomi lainnya, rasanya perlu juga mengungkap
karakteristik ekonomi islam sebagai pembeda dengan ekonomi lain.
Sebagai agama, islam sejak lahirnya telah mengatur aktivitas umatnya agar
mereka dapat hidup damai dan nyaman.
Karakteristik ekonomi islam mengakui ada dua tujuan yang harus
dicapai oleh setiap orang selaku pelaksana ekonomi yaitu tujuan hidup
dunia akhirat. Dalam ekonomi islam, pelaksanaan segala bentuk aktivitas
ekonomi harus mempunyai nilai ganda tersebut dan hal ini harus
berimplikasi pada keseriusan berusaha karena adanya pertanggung jawab
dunia dan akhirat sekaligus. Seorang pelaku ekonomi islam, baik individu
maupun negara harus memiliki karakteristik time horizon agar tujuan
ekonomi yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik.

Sumber karakteristik ekonomi Islam adalah Islam itu sendiri yang meliputi
tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori ekonomi
dalam islam, yaitu asas akidah, akhlak dan asas hukum (muamalah). Ada
beberapa karakteristik ekonomi Islam, antara lain

1. Harta kepunyaan Allah dan manusia khalifah harta, karakteristik pertama


ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Semua harta, baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah.
Firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 284.
b. Manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Firman Allah pada surat
Al-Hadid ayat 7.
2. Ekonomi terkait dengan akidah, syariah (hukum) dan moral.

10
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah Islam tampak jelas dalam
banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang
ditundukkan (disediakan) untuk kepentingan manusia. Hubungan ekonomi
Islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi
dalam islam menjadi ibadah. Sedangkan diantara bukti hubungan ekonomi
dan moral dalam islam, adalah:
a. Larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat
menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan
masyarakat. Nabi Muhammad SAW, bersabda: Tidak boleh merugikan
diri sendiri dan juga orang lain. (HR.Ahmad)
b. Larangan melakukan penipuan dalam transaksi. Nabi SAW, bersabda:
Orang-orang yang menipu kita bukan termasuk golongan kita.
c. Larangan menimbun (menyimpan) emas dan perak atau sarana-sarana
moneter lainnya, sehingga mencegah peredaran uang, karena uang
sangat diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran perkonomian dalam
masyarakat. Menimbun (menyimpan) uang berarti menghambat
fungsinya dalam memperluas lapangan produksi dan penyiapan
lapangan kerja buat para buruh. Firman Allah dalam surat at-Taubah
ayat 34.
d. Larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan
individu dalam masyarakat.
3. Keseimbangan antara keruhanian dan kebendaan
Beberapa ahli Barat menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang
menjada diri, tetapi toleran (membuka diri). Selain itu, para ahli tersebut
menyatakan Islam adalah agama yang memiliki unsur kegamaan
(mementingkan segi akhirat) dan sekularitas (segi dunia).
4. Keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan individu dan
masyarakat.
Arti keseimbangan dalam sistem sosial islam adalah tidak mengakui
hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan
tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Hanya keadilan yang dapat

11
melindungi keseimbangan antara batasan-batasan yang ditetapkan dalam
sistem islam untuk kepemilikan individu dan umum.
5. Bimbingan konsumsi
Islam tidak membolehkan mengkonsumsi segala sesuatu secara
berlebihan yang terdapat pada al-quran (QS. Al-Araf ayat 31), hidup
mewah dan bersikap angkuh (QS. Al-Isra ayat 16).
6. Petunjuk investasi
Tentang kriteria dalam menilai proyek investasi, al-mawsu’ah al-
ilmiyah wa al-amaliyah al-islamiyah memandang ada 5 kriteria yang sesuai
dengan islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi,
yaitu:
a) Proyek yang baik menurut Islam.
b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.
c) Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan.
d) Memelihara dan menumbuh kembangkan harta.
e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat.
7. Zakat
Zakat adalah salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai harta
yang tidak dimiliki dalam bentuk perekonomian lain, karena sistem
perekonomian diluar Ilsam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik
harta agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari
sifat kikir, dengki dan dendam.
8. Larangan Riba
Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya
yang normal, yaitu fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Diantara
faktor yang menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah
bunga (riba).
E. Prinsip ekonomi islam
Pelaksanaan ekonomi syari’ah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai
berikut;

12
1. Berbagai sumber daya di pandang sebagai pemberian atau titipan dari
Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi syari’ah adalah kerja sama.
4. Ekonomi syari’ah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang di kuasai
oleh segelintir orang saja.
5. Ekonomi syari’ah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaanya
direncankan untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di
akhirat nanti.
7. Zakat harus di bayarkaan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas[nisab].
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Layaknya sebuah bangunan,sistem ekonomi syari’ah harus
memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan dan mampu menopang
segala bentuk kegiatan ekonomi guna mencapai tujuan mulia.Berikut ini
merupakan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi syari’ah,diantanya;
1. Tidak melakukan penimbun[ihtikar].Penimbun dalam bahasa arab di
sebut dengan ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai
tindakan pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk menahan
atau menyimpan barang tersebut dalam jangka waktu yang lama.
2. Tidak melakukan monopoli.Monopoli adalah kegiatan tidak
menyimpan barang untuk di jual atau tidak diedarkan di pasar,supaya
barang menjadi mahal.Kegiatan ini dilarang oleh agama islam, apabila
monopoli dilakukan secara sengaja dengan cara menimbun barang dan
menaikkan harga barang.
3. Menghindari jual beli yang di haramkan,kegiatan jual beli harus
mengikuti aturan-aturan yang telah di tetakan agama islam yakni;
Adil,halal dan tidak merugikan dari salah satu pihak agar supaya jual
beli bisa di ridhai oleh allah swt.Karena sesungguhnya bahwa segala

13
hal yang mengandung kemungkaran dan kemaksiatan itu hukumya
haram.

F. Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan ekonomi syari’ah sejalan dengan tujuan dari syari’at islam itu
sendiri[maqashid asy syari’ah],yaitu mencapai kebahagian di dunia dan
akhirat [falah] melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat [hayyah
tayyibah]. Seorang fuqaha asal mesir bernama Prof.muhammad abu zahrah
mengatakan ada tiga sasaran hukum islam yang menunujukkan bahwa islam
diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia di antaranya;
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat.Keadilan yang dimaksud
mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah[merupakan puncaknya].Para ulama
menyepakati bahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran di atas
mencakup lima jaminan dasar,diantaranya;keselamatan keyakinan[al-
din],keselamatan akal[al-aqla],keselamatan jiwa[alnafs],keselamatan
keluarga[ahlu]dan keturunan[al-nasl] dan keselamatan harta benda[al-
mal]

Beberapa tujuan ekonomi islam

1. Mencitakan kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral


islam.
2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid.
3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan
mereka.
4. Mengajarkan konsep unggul dalam menghadapi gejolak moneter di
banding sistem konvensional.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi islam menurt terminology adalah ilmu yang mengatur tentang
kebutuhan-kebutuhan manusia, mengatur tentang cara mendapatkan
kebutuhannya dengan dasar nash Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas.
Karakteristik ekonomi islam adalah Bangunan ekonomi islam diletakan pada
lima pondasi yaitu ketuhan (Ilahiyah), keadilan (al-Adl), kenabiyan (an
Nubuwah), pemerintahan (al Khalifah), dan hasil (al Ma’ad) atau keutungan.
Kelima pondasi ini hendaknya menjadi aspirasi dalam menyusun proposi-
proposi atau teori-teori ekonomi islam.
Tujuan ekonomi islam adalah untuk mendapat kebahagian dunia sekaligus
mendapat kebahagian akhirat. Kerana ekonomi islam memiliki tujuan dunia
sekaligus akhirat, tujuan ekonomi islam juga bertujuan sebgai sebagai
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan secara mendasar. Kebutuhan-kebutuhan itu
diharapakan mampu mendorong seorang muslim melakukan ibadah yang
telah diperintahkan padanya. Dimana dalam ibadah syarat sekali dengan
kebutuhan-kebutuhan duniawi, tanpa dipenuhinya kebutuhan duniawi
tersebut menyebabkan tidak sahnya ibadah

B. Saran
Dari makalah yang telah kami buat mungkin terdapat kesalahan dan
kekurangan baik itu dari segi penulisan atau dari kata-katanya, jadi kami
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat
memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001, Modul Dasar Ekonomi Islam, Kelompok Studi Ekonomi Islam
Rohis FE Undip, Semarang.

Adiwarman A, Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam , Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2006, hlm, 339.

Prof. Dr.Drs. H. Abdul Manan, S.H. S.IP, M.Hum. Hukum Ekonomi Syariah
Dalam Prespektif Kewenangan Pengadilan Agama. Kencana. Jakarta. 2014.

Komaruddin Satradipoera. Sejarah pemikiran ekonomi ( suatu pengantar teori dan


kebijakan ekonomi). Kappa –Sigma.Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai