Makalah
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi
Mikro
IAIN PALOPO
DOSEN PANGAMPU :
HUMAIDI S, S.EI.,ME.
Oleh
Kelompok 1
Lisnayanti (1904020013)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Islam.
Akhir kata, kami mengucapkan terimah kasih kepada pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kami dan pembaca. Amin…
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Nilai-nilai universal ekonomi...........................................................................3
B. prinsip-prinsip derivative:cirri-ciri ekonomi islam...........................................8
C. Perilaku Islami perekonomian..........................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai universal ekonomi
1. Prinsip tauhid
Tauhid merupakan pondasi ajaran islam,dengan tauhid manusia
menyaksikan bahwa ‘’tiada sesuatu pun yang layak disembah selain Allah
SWT dan’’tiada ada pemilik langit,bumi dan isinya,selain daripada
Allah’’karena Allah adalah pencipta alam semesta dan isinya sekaligus
pemiliknya,termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang
ada,karena itu, allah adalah pemilik hakiki .manusia hanya diberi amanah
untuk memiliki untuk sementara waktu ,sebagai ujian bagi mereka.
Dalam islam,segalaa sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-
sia,tetapi memiliki tujuan.Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk
beribadah kepada Nya .Karena itu segala aktivitas manusia (mu’amalah )
di bingkai dengan kerangkahubungan dengan Allah .Karena kepadanya
manusia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan,termasuk
aktivitas ekonomi dan bisnis.1
2. ‘Adl
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu ,dan salah satu sifat Nya
adalah adil. Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk Nya
secara dzalim.Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus memelihara
hukum Allah di bumi dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya
1
Akhmad Mujahidin,Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Wali Pers,2007),h.14-15
3
diarahkan untuk kesejahtraan manusia, supaya semua mendapat manfaat
daripadanya secara adil dan baik. Dalam banyak ayat,Allah
memerintahkanmanusia untuk berbuat adil.Islam mendefinisikan adil
sebagai tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Implikasi ekonomi dari nilai
ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.
Tanpa keadilan ,manusia akan terkotak-kotak dalam berbagai golongan.
Golongan yang satu akan menzalimi golongan yang lain, sehingga terjadi
eksploitasi manusia atas manusia. Masing-masing berusaha mendapatkan
hasil yang lebihh besar daripada usaha yang dikeluarkan karena
kerakusannya.
Keadilan dalam hukum islam berarti pula keseimbangan antara
kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia (mukallaf) dengan
kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban itu. Dobidang usaha
untuk mreningkatkan ekonomi , keadilan merupakan’’nafas’’dalam
menciptakan pemerataan da n kesejahtraan , karena itu harta jangan hanya
saja beredar pada orang kaya,tetapi juga pada mereka yang
membutuhkan.2
3. Nubuwwah
Karena itu rahim dan kebijaksanaan Allah,manusia tidak dibiarkan
begitu saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu di utuslah para
Nabi dan Rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia
tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan mengajarkan
jalan untuk kembalu (taubat) keasal-muasal segala sesuatu yaitu Allah
.Fungsi Rasul adalah untuk nenjadi model terbaik yang harus diteladani
manusia agar mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat. Untuk umat
muslim Allah telah mengirimkan manusia model yang terakhir dan
sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman ,Nabi Muhammad Saw.
4. Khalifah
Ibid,h.16
2
4
Dalam Al-Qur’an Allah berfrman bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur
bumi. Karena itu pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Nabi
Bersabda:’’setiap dari kalian adalah pemimpin,daan akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.’’ini berlaku bagi semua
manusia,baik dia sebagi individu,kepala keluarga,pemimpin
masyarakat,atau kepala Negara.Nilai ini mendasari prinsip nilai kolektif
manusia dalam islam.Fungsi utamanya adalah untuk menjaga keteraturan
interaksi antar kelompok termasuk dalam bidang ekonomi agar kekacauan
dan keributan dapat dihilangkan,atau dikurangi.3
Dalam islam pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat
berarti dalam perekonomian .Peran utamanya adalah untuk menjamin
perekonomian agar berjalan sesuai dengan syari’ah dan untuk memastikan
tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam
kerangka mencapai tujuan-tujuan syari’ah untuk memajukan kesejahtraan
manusia. Hal ini dicapai dengan melindungi keimanan
,jiwa,akal,kehormatan,dan kekayaan manusia.
Status khalifah atau pengemban amanat Allah ini berlaku umum bagi
setiap manusia,tidak ada hak istimewa bagi individu atau bangsa tertentu
sejauh berkaitan dengan tugas kekhalifaan itu,Namun tidak berarti bahwa
umat manusia selalu atau harus memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan keuntungan dari alam semesta itu. Mereka memiliki
kesamaan hanya dalam hal kesempatan dan setiap Individu bias
mendapatkan keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya.Individu-
individu diciptakan oleh Allah dengan kemampuan yang berbeda-beda
sehinnga mereka secara instinkif diprintah untuk hidup bersama,bekerja
bersama,dan saling memaafkan keterampilam mereka masing-
masing.Namun demikian,ini tidak berari bahwa islam memberikan
superioritas(kelebihan) kepada majikan terhadap pekerjaannya dalam
kaitannya dengan harga dirinya sebagai manusia atau dengan statusnya
3
Ibid,h.20-21
5
dalam hukum.Hanya saja pada saat tertentu seeseorang menjadi majikan
dan pada saat lain menjadi pekerja.4
5. Ma’ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara
harfiah ma’ad berarti kembali. Dan kita semua akan kembali kepada
Allah.Hidup manusia bukan hanya di dunia,tetapi terus berlanjut hingga
alamakhirat. Pandangan yang khas dari seorang muslim tentang dunia dan
akhirat dapat dirumuskan sebagai: Dunia dan lading akhirat.’’Artinya
dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas(beramal
saleh) ,namun ddemikian akhirat lebih baik daripada dunia .Karena itu
Allah melarang manusia hanya untuk terikat pada dunia ,sebab jika
dibandingkan dengan kesengan dunia tidaklah seberapa.
Setiap individu memiliki kesamaan dalam hal harga diri sebagai
manusia.Pembedaan tidak bias diterapkan berdasarkan warna
kulit,ras,kebangsaan,agama,jenis kelamin atau umur.Hak—hak dan
kewajiban-kewajiban ekonomik setiap individu disesuaikan dengan
kemampuan yang dimilikinya dan denan peranan-peranan normative
masing-masing dalam struktur social.Berdasarkan hal inilah beberapa
perbedaan muncul antara orang-orang dewasa,di satu pihak,dan orang
jompo atau remaja dipihak lain atau antara laki-laki dan perempuan.5
Islam tidak mengakui adanya kelas-kelas sosio –ekonomik sebagai sesuatu
yang bertentangan dengan prinsip persamaan maupun dengan prinsip
persaudaraan(ukhuwah).Kekuatan ekonomi berbeda dengan kekuatan
sosio-politik, karena adanya fakta bahwa tujuan-tujuan besar dan banyak
rinciannya ditekankan dalam al-Qur’an dan sunnah, dank arena di
lestarikannya metode-metode yang digunakan oleh umat muslim untuk
menetapkan hukum mengenai hal-hal rinci yang tidak ditentukan
sebelumnya dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai sebagai
kejahatan. Dalam kepustakaan islam modern orang bias menemukan
4
Ibid,h.22
5
Ibid,hal.23
6
banyak uraian rinci mengenai hal ini. Al;Qur’an mengemukakan
kepadaNabi dengan mengatakan :’’Dan katakanlah(Muhammad Kepada
umat muslim):’’Nabi juga telah melarang kaumnya mengemis kecuali
dalam keadaan kelaparan.Ibadah yang paling baik adalah bekerja,dan pada
saat yang sama bekerja merupakan hak dan kewajiban .Kewajiban
mastarakat dan badan yang mewakilinya adalah menyediakan kesempatan-
kesempatan kerja kepada para individu.
Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan.Ajaran
islam memandang kehidupan manusia didunia ini seolah berpacu dengan
waktu .Umur manusia sangat terbatas dan banyak sekali peningkatan yang
harus dicapai dengan rentan waktu yang sangat terbatas. Kebaikan dan
kesempurnaan merupakan tujuan dalam proses ini. Nabi Saw pernah
menyuruh seorang penggalian kuburan meskipun hanya permukaannya
saja.Beliau menetapkan aturan bahwa’’Allah menyukai orang yang bila
dia melakukan suatu pekerjaan,maka ia harus melakukannya dengan cara
yang baik.
Selain pemaparan di atas ,prinsip-prinsip mendasar dalam ekonomi
islam mencakup antara lain yaitu :
1. Landasan utama yang harus dijadikan pegangan bagi sesoang
khususnya dalam dunia perekonomian adalah iman,menegakkan akal
pada landasan iman, bukan iman yang harus didasarkan pada
akal/pikiran terlepas dari landasan iman.
2. Prinsip persaudaraan atau kekeluargaan juga menjadi tolak
ukur.Tujuan ekonomi islam menciptakan manusia yang aman dan
sejahtra . Ekonomi islam mengajarkan manusia untuk bekerjasama dan
saling tolong menolong .Islam menganjurkan kasih sayabg antar
sesama manusia terutama pada anak yatim ,fakir miskin , dan kaum
lemah.
3. Ekonomi islam memerintahkan kita untuk bekerja keras,karena bekerja
adalah sebagai ibadah.Bekerja dan berusaha merupakan fitrah dan
7
watak manusia untuk mewujudkan kehidupan yang baik,sejahtra,dan
makmur di bumi ini.
4. Prinsip keadilan social dalam distribusi hak milik seseorang,juga
merupakan asas tatanan ekonomi islam.
5. Prinsip jaminan social yang menjamin kekayaan masyarakat muslim
dengan landasan tegaknya keadilan.6
Tiga prinsip derivative yang menjadi cirri-ciri sistem ekonomi islam yaitu
kepemilikan mutijenis ( multiple ownership),kebebasan bertindak atau berusaha (
freedom to act),serta keadilan social (social justice).
6
Muh. Said,Pengantar Ekonomi Islam dasar-dasar dan pengembangan,(pekanbaru : Suska
perss,2008),hal.5-11
7
Karim adiwarman , Ekonomi Mikro Islam Edisi Ke Empat.cet.ke 5( Jakarta : 2012)
8
C. Perilaku Islami perekonomian
Berikut ini akan membahasa secara rinci mengenai hubungan antara etika
islam dengan perilaku ekonomi dalam uraian pembahsan sebagai berikut : etika
islam dan tujuan hidup manusia,
Etika Islam dan Tujuan Hidup
Dalam ayat Al;Qur’an dapat di definisikan beberapa istilah yang
melambangkan tujuan-tujuan hidup manusia , seperti Falah (kemenangan ,
kesuksesan, keberuntungan), hasanah (kehidupan yang baik), baldatun thaibah
(Negara atau rakyat yang Makmur ) , sa’adah (kebahagiaan), Sakinah
(ketentraman, aman, terjamin), nasratan (kemuliaan hidup), sur’ur (kebahagiaan,
kemakmuran), dan at’amah min ju’ ( bebas dari kelaparan). Berbagai macam
istilah diatas sebenarnya dapat dicakup dalam pengertian khayr atau
kebaikan,yakni sesuai yang dihargai dalam hidup dan kehidupan manusia.Dengan
demikian secara ringkas dapat dinyatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah
untuk mencapai kebaikan,ketentraman,kemakmuran,kemuliaan dan kebahagian
hidup di dunia dan akhirat sekaligus.8
Sehubungan dengan itu fazlur rahman menjelaskan bahwa kehidupan di
dunia atau lebih jelasnya perilaku dan aktivitas manusia di dunia adalah fungsi
kehidupan manusia di akhirat. Kebahagiaan di akhirat ditentukan di dunia
ini,dengan cara hidup yang bertanggung jawab.Arti konkrit dari orientasi akhirat
itu tidak lain adalah’’solidaritas sosial’’dan semua perbuatan baik di dunia dan
bukan misalnya,melakukan hidup miskin untuk memporoleh sorga.
Kebahagiaan akhirat merupakan ‘’insentif moral’’agar manusia senantiasa
kebaikan dan menghindari kerusakan,serta memanfaatkan potensi dan kesempatan
dengan sebak-baiknya dan optimal.Sebaliknya kebahagiaan akhirat juga memberi
arti terhadap kebahagiaan di dunia.
8
M. Dawam Raharjo,Islam dan Transformasi Sosial ekonomi,(Jakarta: Lembaga studi Agama Dan
Filsafat,1999),h.26
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11