Anda di halaman 1dari 8

PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN

PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PENDIDIKAN NON FORMAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk

mendapatkan kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dilakukan secara berjenjang dan

berstruktur dan sistem yang ada sangat luwes.fungsional dan mengembangkan

kecakapan hidup untuk belajar sepanjang hayat. Pendidikan nonformal sebagai

subsistem pendidikan nasional memiliki beberapa keunggulan, sebagaimana

dikemukakan Sudjana (2004: 39).

Perencanaan adalah sebuah titik awal dari proses pelaksanaan sebuah program.

Perencanaan mempunyai sebuah peranan yang sangat penting dalam penentuan

keberhasilan dari pelaksanaan program. Perencanaan, salah satu bagian dari proses

manajemen dimana terdapat sebuah proses manajemen terdapat fungsi pelaksanaan,

organisasi, penggerakkan, membina, menilai dan berkembang”.

Perencanaan sebuah program pendidikan adalah sebuah proses dalam perumusan

kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam menentukan sebuah prioritas dan juga

sebuah bagian integral dari sebuah perencanaan pembangunan social ekonomi bangsa,

dan juga merupakan sebagai jembatan penghubung antara sebuah harapan peserta

didik ,orang tua, masyarakat, dan pemerintah bagian dalam untuk mencapai sebuah

tujuan pendidikan.

B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Aspek Aspek Perencanaan Pendidikan Nonformal ?

2. Bagaimana Fungsi Perencanaan Pendidikan nonformal ?

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada penulisan ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Aspek aspek Perencanaan Pendidikan Nonformal ?

2. Untuk mengetahui Fungsi Perencanaan Pendidikan nonformal ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aspek-aspek Pengelolaan Program PLS


1.Aspek Kuantitatif

Aspek kuantitatif adalah sebuah permintaan dan juga sebuah aspirasi bagi

masyarakat terhadap Pendidikan .Dalam merenacang sebuah program pendidikan harus

dikuti berdasarkan sosial demand aproach dan juga pendekatan sistemnya dilakukan

dalam kegiatan berikut. Perumusan proyeksi sejumlah sebuah kelompok usia peserta

didik menurut dari jenjang pendidikan dan berdasarkan pada proyeksi jumlah banyaknya

sebuah penduduk secara penuh proyeksinya bersumber dari sebuah instansi yang

berwenang.

2.      Aspek Kualitatif

Yang kedua adalah aspek kualitatif , dalam merancang sebuah kualitas pendidikan

artinya adalah sebuah rancangan dalam meningkatkan kemampuan berfikir, cara

bersikap, dan juga dalam meningkatkan sebuah keterampilan dari peserta didik. sebuah

Pendidikan dapat dikatakan berkualitas apabila pada sebuah Prosesnya dalam belajar

mengajar dapat berjalan efektif dan juga peserta didik dapat mengalami proses

pembelajaran agar bermakna ditunjang olehnya untuk sumber daya Pendidikan dan agar

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

3.Aspek Relevansi/Kebutuhan Kerja

Dalam Relevansi pendidikan sangat identic dengan inherent dan dengan

perkembangan kemajuan dan aspirasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan di

suatu tempat tertentu dalam kurun waktu tertentu. Aspek relevansi menyusun rencana
pendidikan yang dilakukan pada hari ini sebenarnya hasilnya diperuntukkan untuk masa

depan.

B.Fungsi Perencanaan
Dilakukannya sebuah perencanaan untuk dapat menyusun sebuah rangkaian

kegiatan guna untuk mencapai sebuah tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan

tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum (goals) dan juga tujuan khusus

(objectives) dalam suatu organisasi atau lembaga. Perencanaan pendidikan luar sekolah

adalah :

Pertama, dalam membuat penyusunan rangkaian tindakan upaya yang berkaitan

dengan akan dilakukan untuk mencapai tujuan dengan itu mempertimbangkan sumber-

sumber yang ada atau didapat dan disediakan. Sumber-sumber itu meliputi sumber

manusiawi dan sumber non-manusiawi. Sumber manusiawi mencakup antara lain

pamong belajar, fasilitator, tutor, warga belajar, pimpinan lembaga, dan masyarakat.

Sumber non-manusiawi meliputi fasilitas, alat-alat, waktu, biaya, lingkungan sosial

budaya, lingkungan fisik, dan lain sebagainya.

Kedua, merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-

sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan perencanaan diharapkan dapat dihindari penyimpangan sekecil

mungkin dalam penggunaan sumber-sumber tersebut.

Perencanaan Pendidikan nonformal sangat kuat tuntutaanya berhubung dengan

meningkatnya kepercayaan ke desentralisasi yang berasal dari sebuah proses


pembangunan dan juga diikuti dengan meningkatnya berkembangnya kepentingan sebuah

partisipasi pada proses pembangunan

Ada banyak bukti yang menyatakan bahwa sebuah pembangunan tertuama di

daeraha pedesaan yang mungkin Cuma bisa berkembang melalui sebuah partisipasi dari

masyarakat

Beberapa bentuk dari pendidikan nonformal lebih menekankan pada peserta


belajar dimana penekannya pada kemampun untuk memotivasi sehingga anggota
masyarakat menjadi lebih banyak terlibat dalam pembangunan yang sedang dikukan.
Cakupan pendidikan nonformal lebih menekankan pada motivasi dan peningkatan
kesadaran orang-orang untuk berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan dan struktur
administrasi yang memungkinkan mereka berpartisipasi dan memberikan kontrol pada
penyelenggaraan. Prosedur perencanaan sangat menuntut pendekatan ini dan inilah yang
membedakan dengan perencanaan yang berlangsung pada pendidikan formal.
Perencanaan pendidikan dan struktur manajemen nonformal lebih menekankan pada
upaya untuk merintis, memfasilitasi, dan meningkatkan kerja sama dalam melakukan
partisipasi yang merupakan tantangan baru bagi perencana. Tuntutan ini berlaku bagi
pendidikan formal maupun nonformal, akan tetapi merupakan keharusan yang tidak dapat
ditawar pada pendidikan nonformal.

Secara general pendidikan nonformal dan informal mem-punyai makna sebagai


kegiatan pendidikan yang terorganisir yang berlangsung di luar pendidikan sekolah, baik
dalam kegiatan yang nyata berbeda maupun dimasukkan dalam kegiatan yang lebih luas,
yang ditujukan untuk melayani peserta belajar yang jelas dan memiliki seperangkat
tujuan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Dilakukannya sebuah perencanaan untuk dapat menyusun sebuah rangkaian

kegiatan guna untuk mencapai sebuah tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan

tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum (goals) dan juga tujuan khusus

(objectives) dalam suatu organisasi atau lembaga.

Perencanaan adalah sebuah titik awal dari proses pelaksanaan sebuah program.

Perencanaan mempunyai sebuah peranan yang sangat penting dalam penentuan

keberhasilan dari pelaksanaan program. Perencanaan, salah satu bagian dari proses

manajemen dimana terdapat sebuah proses manajemen terdapat fungsi pelaksanaan,

organisasi, penggerakkan, membina, menilai dan berkembang”.

B.Saran

Saya sebagai penulis membuthkan saran dan kritik agar dapat membangun saya

menjadi lebih baik lagi dalam penulisan makalah


DAFTAR PUSTAKA

https://iisrahmawatiblog.wordpress.com/2017/11/17/konsep-pendidikan-luar-sekolah/

http://secarikkertas12.blogspot.com/2017/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_16.html

Anda mungkin juga menyukai