Anda di halaman 1dari 17

PASAR MODAL DAN PASAR UANG

Makalah

IAIN PALOPO

Oleh

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga kita semua masIh bisa beraktivitas sebagaimana
seperti biasanya termasuk juga dengan penulis, sehinggga penulis dapat
menyelesaikan pembutan makalah yang berjudul “Pasar Modal dan Pasar Uang”.
Makalah ini disusun agar para pembaca bias menambah wawasan serta memperluas
ilmu pengetahuan yang ada mengenai pasar modal dan pasar uang. Penulis juga tidak
lupa mengucapakan banyak terima kasih pada teman-teman yang sudah membantu
dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
serta tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekuranagan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu penyusun meminta pembaca untuk memberikan saran
dan kritik yang dapat membangun untuk dapat memperbaiki tugas makalah
selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan
memperluas wawasan mengenai pasar modal dan pasar uang. Dan tidak lupa
permohonanan maaf dari penulis apabila terdapat kekurangan dan kesalahaan dalam
bentuk apapun yang terdapat dalam makalah ini.

Palopo, 15 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana Struktur pasar modal di Indonesia?


2. Bagaimana Instrument pasar modal di Indonesia?
3. Bagaimana Mekanisme berinvestasi di pasar modal ; Risiko berinvestasi di
pasar modal?
4. Bagaimana Pasar uang di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penyusunan makalah
adalah sebagai beriku:
1. Ingin mengetahui Struktur pasar modal di Indonesia.
2. Ingin mengetahui Instrument pasar modal di Indonesia.
3. Ingin mengetahui Mekanisme berinvestasi di pasar modal ; Risiko
berinvestasi di pasar modal.
4. Ingin mengetahui Pasar uang di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur pasar modal di Indonesia


1. Pengelola Pasar Modal
a. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bepepam–LK)
Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mulai melakukan usaha
pengaktifan pasar modal Indonesia dengan membentuk Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) yang kemudian sejak tahun 1991 berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat
Bapepam–LK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK
19 Yenni Samri Julianti Nasution,“Peranan Pasar Modal Dalam
Perekonomian Negara”, (Human Falah, Volume 2. No 1 Januari–Juni
2015, Sumatera Utara), h.110 9 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember
2005. 1
b. Bursa Efek
Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi
yang mempertemukan pembeli dan penjual efek yang dilakukan baik
langsung maupun dengan menempatkan wakil-wakilnya.
c. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Yang dapat
menjadi pemegang saham lembaga kliring dan penjaminan adalah bursa
efek, perusahaan efek, biro administrasi efek, bank kustodian, atau pihak
lain atas persetujuan Bapepam. Lembaga yang menjalankan fungsi

1
Yenni Samri Julianti Nasution, “Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara”, (Human Falah,
Volume 2. No 1 Januari – Juni 2015, Sumatera Utara), h.110
https://scholar.google.co.id/scholar?as-ylo=2019&q=struktur+pasar+modal

2
lembaga kliring dan penjaminan di Indonesia oleh PT. KPEI (Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia).
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia
dilaksanakan oleh PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Fungsi
LPP adalah menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian
transaksi yang teratur, wajar, dan efisien.
e. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa
Efek Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
adalah pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk
menyelenggarakan perdagangan surat utang Negara diluar bursa efek.
Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek antara
lain Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) yang merupakan
Self Regulatory Organization (SRO) yang mendapat izin usaha dari
Bapepam dengan surat keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2003
tanggal 25 Desember 2003.2
2. Para Pelaku Pasar Modal
a. Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau
melakukan emisi di bursa disebut emiten.21 Emiten melakukan emisi dapat
memilih dua macam instrument pasar modal apakah bersifat kepemilikan
atau utang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika
yang dipilih adalah instrument utang, maka yang dipilih adalah obligasi.
b. Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan
yang melakukan emisi disebut investor.
2
Halim J (PT. Bank Mandiri) dan Marcories (Binus Business School), “Analisis Pengaruh Pergerakan
Bursa Internasional Terhadap Pergerakan Bursa Indonesia”, (Journal of Applied Finance and
Accounting 3 (2) Jakarta 2009), h. 186
https://scholar.google.co.id/scholar?as-ylo=2019&q=struktur+pasar+modal

3
c. Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company) Perusahaan pengelola
dana merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar modal dengan
mengelola modal yang berasal dari investor. Perusahaan ini mempunyai
dua unit, yaitu pengelola dana (fund management) dan penyimpanan dana
(kustodian).
d. Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi.
3. Lembaga Penunjang Pasar Modal
a. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
Lembaga penunjang untuk emisi saham :
1) Penjamin emisi efek (underwriter), yaitu pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
terjual.
2) Akuntan publik yang disahkan BPKP, bertugas memeriksa laporan
keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya, memeriksa
pembukuan, apakah sesuai dengan standar akuntansi Indonesia dan
ketentuan Bapepam.
3) Konsultan hukum, bertugas meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat segi hukum (legal opinion) tentang keadaan dan
keabsahan usaha emiten.
4) Notaris
5) Agen penjual yang umumnya adalah perusahaan efek
6) Perusahaan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan
menilai kembali aktivanya.
b. Lembaga penunjang untuk emisi obligasi :
1) Wali amanat (trustee) merupakan pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek yang bersifat utang.

4
2) Penanggung (guarantor), yang bertanggung jawab atas dipenuhinya
pembayaran pinjaman pokok obligasi serta imbalannya (bunga bagi
konvensional) dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat pada
waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.
3) Agen pembayaran (paying agent), yang bertugas membayar imbalannya
obligasi yang biasanya dilakukan setiap 2 kali setahun dan pelunasan
pada saat obligasi telah jatuh tempo.
c. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder Lembaga penunjang pasar sekunder
terdiri atas
1) Perusahaan efek (securities company), yang dapat menjalankan satu atau
beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang
efek, manajer investasi, maupun penasihat investasi.
2) Pedagang efek (dealer), berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek
tertentu dan menjaga keseimbangan harga serta memelihara likuiditas
efek dengan cara membeli dan menjual efek tertentu di pasar sekunder,
disamping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri.
3) Perantara pedagang efek yang lebih dikenal broker atau pialang yang
bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek antara emiten dengan
investor dalam hal 13 menerima pesanan jual dan pesanan beli investor
untuk di tawarkan di bursa efek.
4) Biro administrasi efek, yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa dalam rangka memperlancar
administrasinya.3

3
Danareksa Investment Management, Prospektus Pembaharuan Reksa Dana Danareksa Syariah
Saham, (Jakarta: Danareksa, 2014), h.9
https://scholar.google.co.id/scholar?as-ylo=2019&q=struktur+pasar+modal

5
B. Instrumen pasar modal di Indonesia
Adanya produk atau instrument yang beragam pada pasar modal
merupakan pilihan kepada investor untuk bertransaksi di pasar modal. Dengan
adanya beberapa pilihan ini akan semakin memudahkan investor dalam
berinvestasi. Investasi saham yang memiliki return dan risiko yang besar begitu
menarik minat para investor yang mamiliki agresifitas bertransaksi di pasar
modal. Untuk transaksi yang cukup aman dengan pengembalian yang prospektus
sangat diminati para investor obligasi. Sedangkan untuk transaksi yang memiliki
nominal kecil, cukup aman, dan tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu
detail tentang pasar modal juga sangat digemari oleh investor reksa dana.Selain
hal yang disebutkan di atas masih ada beberapa instrument yang ditawarkan
oleh pasar modal. Diantara nya adalah derivatif, right, dan warrant yang dapat
dijadikan alternative investasi oleh para pemilik modal.4
Instrumen-instrumen yang diharamkan di pasar modal syariah diantaranya adalah
a. Saham istimewa (prefered stock)
adalah saham yang memberikan hak lebih daripada saham biasa dalam
deviden pada waktu perseroan dilikuidasi. Karakteristik saham preference yaitu :
hak utama atas deviden, hak uatam atas aktiva, penghasilan tetap, jangka waktu
tidak terbatas, dan tidak punya hak suara.
Alasan diharamkannya saham ini yaitu : adanya keuntungan yang bersifat
tetap (pre-determined revenue) dan hal ini masuk dalam kategori riba, pemilik
saham preference diperlakukan secara istimewa terutama pada saat likuiditasi
dan hal ini bertentangan dengan prinsip keadilan.
b. Forward contract
merupakan bentuk jual beli hutang yang di dalamnya terdapat unsur riba,
sedangkan transaksinya dilakukan sebelum taggal jatuh tempo. 41Ibid. h. 157. c.
Option merupakan transaksi yang tidak disertai dengan underlying asset atau real
4
Kasmir, bank dan lembaga keuangan lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),
185-186.
https;//www.ejournal,iaisyarifuddin.ac.id/index.php/iqtishoduna/article/view

6
asset, atau dengan kata lain objek yang ditransaksikan tidak dimiliki oleh penjual.
Option termasuk dalam katagori penipuan/ spekulasi (gharar) dan judi (maysir).5

C. Mekanisme berinvestasi di pasar modal ; Risiko berinvestasi di pasar modal


Resiko adalah penyimpangan antara tingkat pengembalian yang di
harapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual. Menurut
Jogiyanto resiko investasi pada pasar saham dapat diukur dengan menggunakan
beta dari pendapatan saham tersebut. Jogiyanto mengatakanbahwa secara
keseluruhan resiko terbagi atas resiko sistematis dengan resiko tidak sistematis.
Resiko sistematis merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversivikasi, karena berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar
secara umum dan mempengaruhi secara langsung. Resiko tidak sistematis yaitu
resiko yang membawa yang membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja,
resiko ini dapat di minimalisir dengan melakukan deversifikasi. 6
Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan
kerugian (loss). Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya sematamata
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility).
Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi innvestor tersebut antara lain,
sebagai berikut :
1. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk) Investor mencari atau
memilih jenis investasi yang memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan sebelumnya. Di samping itu,
investor mengharapkan memperoleh pendapatan atau capital gain dalam waktu
yang tidak lama. Akan tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10
tahun untuk mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka
5
Andrian Sutedi, Pasar Modal Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 121-122.
Respository.radenintan.ac.id/7007/1/SKRIPSI.pdf
6
M. Ilham Firdaus, “Faktor-faktor yang Memengaruhi Risiko Investasi Saham yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014”. (Skripsi Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung,
Bandar Lampung, 2016), h. 2.
Respository.radenintan.ac.id/7007/1/SKRIPSI.pdf

7
waktu tersebut telah naik melebihi 100%,maka investor jelas akan menerima 7
keuntungan yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan
yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, resiko daya beli ini berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan
akan lebih kecil. 8
2. Risiko Bisnis (Business Risk) Risiko bisnis adalah suatu risiko
menurunnya kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi
pula kemampuan perusahaan (emiten) membayar imbalan (bunga dalam
konvensional) atau deviden.
3. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk) Di tengah-tengah sistem
keuangan global yang masih dikelilingi oleh sistem bunga saat ini, naiknya tingkat
bunga biasanya akan menekan harga jenis surat-surat berharga yang
berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat
bunga berjalan tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar modal. Risiko
naiknya tingkat bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar
modal. Oleh karena itu, investor di pasar modal syariah harus memposisikan
dirinya sebagai rekan bagi perusahaan yang siap berbagi laba dan rugi.
4. Risiko Pasar (Market Risk) Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya
hampir semua harga saham di bursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila
pasar lesu (bearish), saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan.
Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok
terlepas dari adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba
perusahaan.
5. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) Suatu aset dikatakan likuid jika aset
tersebut dapat segera (cepat) dikonversi dalam bentuk kas, dengan biaya konversi
yang murah, berjumlah (volume) besar, dan nilai dari aset tersebut (setelah

7
Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).h. 4
8
Andri Soemitra, Op.Cit. h. 157.
Respository.radenintan.ac.id/7007/1/SKRIPSI.pdf

8
dikonversi) tidak berubah signifikan. Waktu konversi yang cepat, biaya yang
murah, jumlah (volume) nya yang besar, dan nilanya yang utuh merupakan empat
dimensi dari likuiditas. Ketiadaan dari satu dimensi saja akan mengurangi tingkat
likuiditas suatu aset. Bisa jadi suatu aset dikatakan kurang likuid karena mudah
dikonversi dalam bentuk kas dengan biaya murah dan volumenya yang besar
namun nilainya berkurang secara signifikan. 9
Berdasarkan kecenderungan para investor, perilaku preferensi investor
terhadap resiko secara garis besar dikategorikan menjadi 3 model, yaitu :
a. Risk seeking, yaitu mereka yang berani mengambil resiko tinggi dengan
harapan imbal hasil yang juga relatif tinggi high risk high return.
b. Risk indifferent, yaitu mereka yang cukup berani mengambil resiko yang
moderat dengan imbal hasil yang moderat juga (medium risk medium return).
c. Risk averse, yaitu mereka yang hanya berani mengambil resiko dalam tingkat
yang relatif rendah dengan imbal hasil yang juga relatif rendah.10

D. Pasar Uang

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik
dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Yang
dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu
tahun, yang dapat diperjual belikan didalam pasar uang Perwujudan dari pasar
semacam ini berupa institusi dimana individu atau organisasi yang mempunyai
kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana.
Pasar uang mempunyai fungsi sebagai sarana alternatif bagi lembaga-
9
Ibid. h. 158-159.
Respository.radenintan.ac.id/7007/1/SKRIPSI.pdf
10
Nafis Irhkhami, “Analisis Resiko Investasi Islam”. (Jurnal Sekolah Tinggi Agama Islma
Negeri Salatiga, 2015), h. 9.
Respository.radenintan.ac.id/7007/1/SKRIPSI.pdf

9
lembagakeuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta lainnya baik
dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka
memijamkan dana atas kelebihan

Instrumen Pasar Uang di Indonesia: Instrumen atau surat-surat berharga


yang diperjualbelikan di pasar uang Indonesia adalah11

a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh


pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlahtertentu yang akan
dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.Instrumen
ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.
b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)Surat - surat berharga berjangka pendek
yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau lembaga diskonto
yang ditunjuk oleh BI.
c. Sertifikat DepositoInstrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas
unjuk dan dinyatakan dalam suatujumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti
simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakainya dengan
deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui lembaga -
lembaga keuangan lainnya.
d. Commerecial Paper Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor dalam pasar uang.
e. Call Money Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya untuk jangka waktupendek.
f. Repurchase Agreement Transaksi jual surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
11
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti,” Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kelima,” PT Asdi Mahasatya,
Jakarta 2006.hal.20
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/56345696/pasar-uang-syariah

10
dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telahditetapkan lebih
dahulu
g. Banker's Acceptence. Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk
memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah
barang atau untuk membeli valuta asing12

BAB III

PENUTUP

Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi
12

Universitas Indonesia 2001 hal 208.

11
A. Kesimpulan

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan di bidang Pasar Modal
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-
hari Pasar Modal dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit di lingkungan
Departemen Keuangan.

Adanya produk atau instrument yang beragam pada pasar modal merupakan
pilihan kepada investor untuk bertransaksi di pasar modal. Dengan adanya beberapa
pilihan ini akan semakin memudahkan investor dalam berinvestasi. Investasi saham
yang memiliki return dan risiko yang besar begitu menarik minat para investor yang
mamiliki agresifitas bertransaksi di pasar modal.

Resiko adalah penyimpangan antara tingkat pengembalian yang di harapkan


(expected return) dengan tingkat pengembalian aktual. Menurut Jogiyanto resiko
investasi pada pasar saham dapat diukur dengan menggunakan beta dari pendapatan
saham tersebut. Jogiyanto mengatakanbahwa secara keseluruhan resiko terbagi atas
resiko sistematis dengan resiko tidak sistematis

B. Saran

Setelah pembaca membaca makalah ini penulis menyarankan:

1.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
14

Anda mungkin juga menyukai