Pasar modal merupakan sarana investasi dan sarana pembiayaan, setujukan anda dengan
sarana tersebut
2. Apa yang menjadi pertimbangan penggantian dari bapepam menjadi OJK
3. Sebutkan dan jelaskan instrument pasar modal
4. Bagaimana transaksi investasi dipasar modal berlangsung
5. Bagaimana perkembangan pasar modal hingga sampai saat ini (sejarahnya)
6. Bagaimana peran lembaga-lembaga pasar modal dalam menjalankan pasar modal di
Indonesia
7. Siapa pelaku dalam pasar modal, jelaskan?
8. Bagaimana bentuk kejahatan yang dikategorikan sebagai penipuan dalam pasar modal
9. Sanksi apa saja dalam UU pasar modal
Jawab
1. Setuju, karena pasar modal juga merupakan pasar untuk berbagi instrument keuangan
jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), saham, reksa dana,
maupun instrument lainnya, pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perussahaan
atau institusi, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi
2. Dasar penggantian Bapepam ke OJK adalah BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55 ayat (1) : “Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan ke OJK”
3. Instrument pasar modal
1) Saham
Instrumen pasar modal yang pertama dan mungkin paling dikenal orang banyak
adalah saham. Pengertian saham sendiri merupakan sebuah tanda atau bukti
penyertaan modal berupa kertas yang diterbitkan oleh Perseroan Terbatas (PT),
sebagaimana telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada para investor.
2) Obligasi
Jenis instrumen pasar modal berikutnya ada obligasi, yang merupakan surat tanda
meminjamkan uang, yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari
satu tahun. Di mana surat tanda meminjam atau bisa juga disebut surat tagihan
tersebut, merupakan surat yang dibuat atas beban atau tanggungan pihak yang
menerbitkan atau mengeluarkan obligasi tersebut.
3) Reksa dana
reksa dana yang merupakan salah satu instrumen pasar modal, yang bisa
dijadikan alternatif bagi kamu yang tidak ahli dalam menghitung risiko investasi
serta sangat ramah untuk dicoba bagi investor pemula. Pasalnya, kamu hanya
tinggal mempercayakan sejumlah dana pada MI atau Manajer Investasi, dan
mereka akan bekerja untuk mengembangkan dana kamu tersebut.
4) Derivative
derivatif merupakan surat berharga turunan dari saham obligasi. Biasanya para
manajer investasi akan menggunakan derivatif sebagai salah satu instrumen pasar
modal, untuk melindungi nilai investasi terhadap risiko yang timbul akibat
pergerakan harga saham, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan beberapa faktor
lainnya. Hal ini lah yang menyebabkan pergerakan harga di pasar modal yang
lain, namun tanpa memengaruhi nilai produk acuan.
4. Transaksi Di Pasar Modal memiliki 2 mekanisme yang berbeda yaitu :
Emiten Akan melakukan pengajuan permohonan pencatatan ke bursa dan bursa akan
melakukan penilaian permohonan tersebut, setelah itu emiten diminta mempresentasikan
kinerja perusahaannya. Jika memenuhi syarat Emiten akan diberikan surat persetujuan
prinsip pencatatan (Perjanjian pendahuluan), emiten mengajukan penyataan kepada
badan pengawas pasar modal atau BAPEPAM, bila telah mendapatkan pernyataaan dari
Bapepam emiten bisa melakukan proses penawaran umum IPO (Intial Public Offering)
biar efeknya bisa dijual, Emiten melakukan pembayaran biaya pencatatan lalu terakhir
Bursa efek akan melakukan pengumuman pencatatan efek tersebut pada bursa saham, dan
emitem bisa melakukan penjualan saham.
5. Lembaran sejarah pasar modal Indonesia dimulai pada hampir seabad yang lalu dan
merupakan salah satu institusi paling tua yang dimiliki oleh bangsa dan Negara
Indonesia. Tepatnya pada tahun 1912, yaitu pada 95 tahun silam, didirikan bursa efek
yang pertama kali di Batavia (Jakarta sekarang), sebagai cabang dari Bursa Efek
Amsterdam di Belanda. Namun sebagai akibat dari perang dunia ke II, serta adanya
kebijakan politik Indonesia pasca 1950 hingga dengan pertengahan tahun 1960, pasar
modal di Indonesia ditutup hingga 2 kali. Pada tanggal 10 Agustus 1977, kegiatan pasar
modal di Indonesia diaktifkan kembali. Semenjak diaktifkannya kembali di tahun 1977,
pasar modal Indonesia terus melangkah seiring dengan perkembangan dan tuntutan
zaman, serta pasang surutnya perekonomian nasional.
TAHUN 1912
Pada tanggal 14 Desember 1912, Bursa Efek Amsterdam (Amsterdamse Effectenbeurs)
mendirikan kantor cabang yang selanjutnya merupakan bursa efek pertama di Batavia, dengan
menggunakan nama Vereniging voor der Effectenhandel (= Bursa Efek). Pada kala itu, bursa
efek yang ada di Batavia hanya beranggotakan 13 anggota bursa.
TAHUN 1952
Setelah bursa efek ditutup sebagai akibat dari perang dunia ke II, bursa efek di Indonesia
diaktifkan kembali pada tahun 1952. Bursa efek yang diaktifkan kembali, beroperasi di gedung
De Javasche Bank, yang selanjutnya menjadi kantor Bank Indonesia, yang sekarang berada di
daerah Kota di Jakarta. Pada waktu itu, anggota bursa efek baru terdiri dari 3 bank Negara dan
beberapa pialang efek, sedangkan Bank Indonesia bertindak selaku Penasehat Bursa.
TAHUN 1976
Pemerintah membentuk Bapepam selaku Badan Pelaksana Pasar Modal pada tahun 1976, yang
kemudian berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, serta menunjuk Bursa Efek Jakarta
(BEJ) sebagai fasilitator perdagangan efek dan menunjuk PT Danareksa (Persero) sebagai
perusahaan efek yang melakukan penjaminan emisi efek (sebagai penjamin emisi efek) dan
melakukan perdagangan efek (sebagai pialang perdagangan efek), atau sebagai investment
bank yang pertama kali beroperasi di Indonesia.
TAHUN 1977
Pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, yang
ditandai dengan diterbitkannya saham PT Semen Cibinong melalui penawaran umum perdana
saham. Pada kala itu saham PT Semen Cibinong merupakan saham yang untuk pertama kalinya
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta, yang dilakukan oleh Bapepam.
ANTARA TAHUN 1977 – 1987
Antara tahun 1977 – 1987 merupakan era deregulasi. Selama dekade pertama semenjak
diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, perkembangan bursa efek di Indonesia berjalan
dengan lambat. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan
di sektor keuangan, di antaranya berupa Pakdes 1987, Pakdes 1988 dan Pakto 88, yang ketiga-
tiganya mampu menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi pengembangan pasar modal di
Indonesia.
TAHUN 1989
Tahun 1989 ditandai dengan pendirian Bursa Efek Surabaya, yang merupakan bursa efek swasta
pertama di Indonesia. Semenjak tahun 1989, puluhan dan bahkan ratusan perusahaan yang ada di
Indonesia mulai mencatatkan efeknya (efek saham) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Di dalam perkembangan selanjutnya, Bursa Efek Jakarta lebih berfokus pada
perdagangan efek ekuitas, dan sementara itu Bursa Efek Surabaya lebih berfokus pada
perdagangan efek utang.
TAHUN 1992
Bursa Efek Jakarta diswastakan menjadi perusahaan terbatas yang saham-sahamnya dimiliki
serta dikendalikan sepenuhnya oleh anggota bursa efek, yang terdiri dari anggota bursa efek
swasta, joint venture dan pemerintah. Proses swastanisasi ini ditengarai oleh adanya perubahan
peran Bapepam dari semula sebagai badan pelaksana pasar modal menjadi badan pengawas pasar
modal. Perubahan ini lebih menyelaraskan langkah pasar modal Indonesia sesuai dengan
tuntutan di era globalisasi.
TAHUN 1997 – 2000
Di paruh dasawarsa terakhir dari abad ke 20, kawasan Asia Tenggara dan Timur Jauh mengalami
krisis moneter yang dahsyat, yang mampu meluluhlantakkan pasar modal dan sektor perbankan.
Di Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) pernah mencapai titik yang terendah di
sepanjang sejarah, yakni turun dari 740 menjadi 255 saja (menurun sebesar 65,5 %). Pada waktu
itu, nilai selembar saham perusahaan menjadi teramat rendah.
TAHUN 2002
Memasuki milenia baru, pasar modal Indonesia mengalami pemulihan dari dampak krisis
moneter. Teknologi dan infrastruktur bursa efek terus ditingkatkan, yang ditandai dengan adanya
otomasi perdagangan (JATS – Jakarta Automated Trading System), perdagangan tanpa warkat
(C-BEST) dan otomasi kliring. Di tahun 2002, sejumlah perusahaan efek telah memiliki fasilitas
ruang perdagangan baru yang dilengkapi dengan perangkat keras maupun piranti lunak.
TAHUN 2003 – 2006
Antara tahun-tahun tersebut, kinerja pasar modal Indonesia tercatat sebagai salah satu pasar
modal yang mengalami pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Pasifik, sehingga pasar modal
Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai the emerging market yang sangat menonjol. Dengan
bertujuan menjadikan pasar modal Indonesia lebih memiliki daya tarik, khususnya bagi pemodal
asing, di Indonesia dilaksanakan Emerging Market Forum 2006, yang dihadiri oleh para tokoh
penting ekonomi dunia.
Pada tahun 2005, berkenaan dengan peringatan ulang tahun ke 10 pencatatan saham Telkom di
Bursa Efek New York, maka PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan go
publik pertama dari Indonesia yang tercatat di Bursa Efek New York, mendapatkan kehormatan
untuk melakukan clossing bell ceremony di hari itu. Waktu 10 tahun merupakan kurun waktu
yang cukup lama untuk menempatkan Indonesia, khususnya pasar modal Indonesia menjadi
sejajar dengan pelaku pasar modal kelas dunia.
TAHUN 2006 – 2007
Di tahun 2006, pasar modal Indonesia terus melangkah seiring dengan perubahan dan
perkembangan zaman serta tuntutan era globalisasi. Dari sisi mekanisme pasar maupun
infrastruktur yang telah ada, sebenarnya pasar modal Indonesia tidak tertinggal dari bursa efek
dunia. Sehingga agar pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar modal di dunia,
paling tidak di kawasan Asia Pasifik, perlu dilakukan penggabungan 2 bursa efek yang ada di
Indonesia. Efektif pada bulan Nopember 2007, dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta
dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi bursa dengan nama baru ”Bursa Efek Indonesia”, dengan
visinya menjadi bursa efek yang kompetitif dengan tingkat kredibilitas dunia.
3. Bursa Efek
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem serta sarana untuk mempertemukan
penawaran dan permintaan di pasar modal.
Bertugas untuk menetapkan peraturan mengenai jasa kustodian sentral dan jasa penyelesaian
transaksi efek.
6. Perusahaan Efek
1. Emiten
Emiten adalah pihak yang melakukan penjualan surat – surat berharga kepada
masyarakat (go public) dengan cara menerbitkan efek berupa (saham, obligasi) di bursa.
Atau dapat juga dikatakan bahwa Emiten adalah perusahaan atau pihak yang akan
melakukan emisi di bursa. Emiten dapat berasal dari pihak swasta atau Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
Selaku pelaku pasar modal, emiten terdiri atas perusahaan publik dan reksadana.
Perusahaan publik adalah perusahaan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 pemegang
saham atau lebih dan telah memiliki modal disetor tiga milyar rupiah atau lebih.
Sedangkan reksadana adalah emiten yang menerbitkan unit – unit sertifikat saham
dengan kegiatan utamanya melakukan investasi dalam efek.
Dalam melakukan penjualannya, emiten dapat memilih dua macam instrumen pasar
modal, yaitu bersifat kepemilikan atau utang.
Jika bersifat kepemilikan maka surat berharga yang diterbitkanlah adalah saham.
Jika yang dipilih adalah utang maka surat berharga yang diterbitkanlah obligasi.
2. Investor
Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan go public yang akan melakukan penjualan surat – surat berharga. Pemodal
yang berlaku sebagai investor dapat merupakan perorangan atau sebuah badan
perusahaan. Pihak investor dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
Investor yang bermaksud menanamkan modalnya ke suatu perusahaan Sebelum membeli
atau menanamkan modalnya, investor melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut,
prospek emiten, dan lain-lainnya.
3. Penjamin Emisi (Underwriter)
Penjamin emisi biasa disebut sebagai underwriter. Penjamin
emisi (underwriter) merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi
yang diterbitkan oleh suatu perusahaan go public sampai batas waktu tertentu. Peran
penjamin emisi sebagai pelaku pasar modal bertanggung jawab agar memperoleh dana
yang diinginkan emiten.
4. Perantara Perdagangan (Broker/Pialang)
Perantara perdagangan yang menjadi pelaku pasar modal juga disebut sebagai broker atau
pialang. Peran broker atau pialang adalah sebagai perantara antara penjual dengan
pembeli surat – surat berharga. Pihak dalam jual beli efek ada dua yaitu pihak penjual
(emiten) dan pembeli (investor). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pialang atau broker
adalah pihak yang menjadi perantara antara emiten dan investor dalam melakukan
transaksi surat – surat berharga. Tugas pialang atau broker selaku pelaku pasar modal
meliputi memberikan informasi tentang emiten dan melakukan penjualan surat-surat
berharga kepada para investor.
5. Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola efek untuk para
nasabah. Seluruh kegiatan pelaku pasar modal yang berkegiatan di pasar modal dikelola
oleh pihak ini.
8. Yang dimaksud dengan melakukan penipuan menurut UUPM Pasal 90 huruf c adalah
membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan
fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang
terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan
memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Ancaman pidana dan denda
yang begitu berat dapat dianggap wajar mengingat kegiatan perdagangan efek melibatkan
banyaknya pemodal dan jumlah uang yang amat besar. Bila dibandingkan dengan KUHP
Pasal 378 ancaman hukumannya paling lama adalah 4 tahun penjara bagi mereka yang
terbukti melakukan penipuan. Sedangkan dalam KUHP Pasal 390 ancaman hukumannya
adalah paling lama 2 tahun 8 bulan penjara.
9. Ada 3 (tiga) macam sanksi yang diterapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, yaitu :