Anda di halaman 1dari 6

BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh :

Fachri Maulana Sisang

A021201004

Seminar Manajemen Keuangan Kelas B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
Pengertian Bursa Efek

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana,
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek dan pihak pihak yang ingin
memperdagangkan Efek tersebut.

Bursa Efek didirikan untuk menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
perdagangan Efek. Dengan tersedianya sistem dan atau sarana yang baik, para anggota Bursa
Efek dapat melakukan penawaran jual dan beli Efek secara teratur, wajar, dan efisien. Di
samping itu, tersedianya sistem dan atau sarana dimaksud memungkinkan Bursa Efek
melakukan pengawasan terhadap anggotanya dengan lebih efektif.

Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Historisnya pasar modal telah lahir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau yang
disebut juga bursa efek telah ada sejak zaman kolonial terdahulu dan bertepatan pada tahun
1912 di Batavia. Ketika saat itu didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk sebuah
kepentingan pemerintah kolonial.

Walaupun pasar modal sudah terbuka sejak 1912, pertumbuhan serta pengembangan pasar
modal tidak berjalan dengan lancar. Dalam beberapa periode pun kegiatan pasar modal
mengalami kekosongan.

Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti Perang Dunia untuk I dan II, penularan kekuasaan
pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia dan berbagai kondisi yang
menyebabkan operasi pasar saham tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pemerintah Republik Indonesia mengoperasikannya kembali pasar modal di tahun 1977 serta
di beberapa tahun kemudian, pasar modal itu sendiri bergerak dan berbagai insentif dan
peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah.

Singkatnya, sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

• 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama dibangun di Batavia oleh kepemerintahan


Hindia Belanda.
• Tahun 1914 – 1918: Bursa Efek yang berada di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I
• Tahun 1925 – 1942: Bursa Efek yang berada di Jakarta dibuka kembali bersamaan
dengan Bursa Efek yang berada di Semarang serta Surabaya
• Awal tahun 1939: Setelah permasalahan politik pada perang dunia II, Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya kembali ditutup.
• Tahun 1942 – 1952: Bursa Efek yang berlokasi Jakarta terpaksa ditutup kembali
selama Perang Dunia II
• Tahun 1952: Bursa Efek diaktifkan kembali dengan UU Darurat, Pasar Modal
1952, yang disahkan oleh Menteri kehakiman, Lukman Wiradinata dan Menteri
keuangan, Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo di Jakarta. Instrumen yang
diperjualbelikan saat itu adalah Obligasi Pemerintah RI (1950)
• Tahun 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
• Tahun 1956 – 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.
• 10 Agustus 1977: Bursa Efek dibuka dan diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ berjalan dibawah naungan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Pada tanggal 10 Agustus dirayakan sebagai HUT Pasar Modal. Dengan
kembali hadirnya pasar modal ini ditandai dengan terbuka perdana PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama.
• Tahun 1977 – 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu.Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Banyak masyarakat lebih memilih produk jenis perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
• Tahun 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberi sebuah kemudahan bagi para perusahaan untuk melakukan penawaran
Umum dan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia.
• Tahun 1988 – 1990: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
• 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia yang disingkay BPI mulai berjalan dan
dikelola Persatuan Perdagangan Uang dan Efek.sedangkan organisasinya terdiri
dari broker dan dealer.
• Desember 1988: Pemerintah merilis Paket Desember 88 (PAKDES 88), yang mana
bertujuan mengejar kemudahan perusahaan untuk perdana, serta kebijakan lain
yang baik untuk pertumbuhan pasar modal.
• 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) berjalan dan diatur Perseroan Terbatas
swasta oleh PT Bursa Efek Surabaya.
• 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
• 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dijalankan dengan sistem
computer JATS atau Jakarta Automated Trading Systems.
• 10 November 1995: Pemerintah merilis Undang –Undang No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang mulai berjalan sejak Januari 1996.
• Tahun 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
• Tahun 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading) di jalan di
pasar modal Indonesia.
• Tahun 2002: BEJ telah menjalani sistem perdagangan jarak jauh atau Remote
Trading.
• Tahun 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Misi

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota
Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good
governance.

Tugas dan Peran BEI

Tugas penting Bursa Efek Indonesia :

• Sebagai fasilitator dalam perdagangan efek serta surat berharga yang sudah teratur,
efisien dan wajar.
• Tugas yang kedua merupakan menyediakan fasilitas serta mendukung mengawasi
setiap aktivitas anggotanya.
• Menyusun sebuah rancangan anggaran rutin tahunan dan mencatat penggunaan
laba sebelumnya dengan membuat laporan kepada OJK yang berperan pengawas
pasar modal.

Peran penting Bursa Efek Indonesia :

1) Sebagai fasilitator pada perdagangan efek, rincian tugasnya yaitu:


• Penyediakan sarana untuk jual beli efek.
• Membuat peraturan yang berkaitan kegiatan di bursa.
• Berwenangan untuk membuat catatan semua instrumen efek.
• Melakukan upaya untuk memproses likuidasi instrumen.
• Melakukan transparansi terhadap seluruh informasi bursa.
2) Sebagai pengawas jalannya transaksi efek, maka peran BEI sebagai berikut:
• Berperan penuh memantau seluruh transaksi efek.
• Berperan mencegah terjadinya kecurangan/ kebohongan harga.
• Mempunyai kewenangan untuk menghentikan perdagangan ketika menemukan
bukti pelanggaran yang dilakukan oleh emiten.
• Memiliki hak mencabut efek ketika menemukan pelanggaran aturan tertentu.

Instrumen Investasi Pasar Modal

Pasar modal juga dikenal dengan istilah bursa efek. Di dalamnya, kamu bisa menemukan
berbagai jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan. Jenis-jenis surat berharga
tersebut di antaranya adalah:

• Saham
Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan. Investor yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak untuk
mendapatkan dividen atau pembagian laba.
• Reksadana
Reksadana dikenal sebagai instrumen investasi yang menjadi wadah untuk
pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana tersebut kemudian
dikelola manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang, obligasi,
saham, atau efek lainnya.
• Surat Utang atau Obligasi
Surat Utang (Obligasi) merupakan salah satu Efek yang tercatat di Bursa. Obligasi
dapat dikelompokkan sebagai efek bersifat utang. Obligasi dapat dijelaskan sebagai
surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi janji
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. Obligasi dapat diterbitkan oleh Korporasi maupun Negara.
• Exchange Traded Fund (ETF)
ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham
yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam
hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
ETF adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di Bursa Efek.
• Derivatif
Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Surat
berharga ini dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang
bisa kamu temukan di pasar modal Indonesia, yaitu warrant dan right.

Anda mungkin juga menyukai