PENDAHULUAN
Mengingat perlunya kita mengetahui dan paham mengenai Indonesia Stock Exchange (
IDX ) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pentingnya peran Bursa Efek Indonesia bagi
perkembangan Ekonomi, maka penulis ingin memaparkan d tentang Bursa Efek Indonesia.
Maka dari itu judul makala ini adalah “INDONESIA STOCK EXCHANGE”
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau
bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. “Bursa Efek adalah
wadah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk melakukan jual beli efek (saham dan
obligasi). Karena itu umumnya diluar negeri Bursa Efek itu diselenggarakan oleh swasta, bahkan
pemiliknya adalah para broker dan dealer itu sendiri” ( Marzuki Usman, 1994 : 10 ). Menurut
Husnan (1998), di dalam bukunya ia menjelaskan bahwa bursa efek adalah perusahaan yang jasa
utamanya adalah mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.
Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang
melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang
ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Bursa Efek merupakan tempat pertemuan pencari modal
dengan pihak yang memiliki uang dengan tujuan investasi.
Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi,
tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Indonesia Stock Exchange (disingkat IDX, atau Bursa Efek Indonesia (BEI) ) merupakan
bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
2
Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan
derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS)
sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret
2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang
disediakan OMX.
Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa
tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan
tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai
fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain:
Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, karena
suatu informasi mencerminkan suatu harga. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi yang akurat dan lengkap
sesuai dengan keadaan perusahaan. Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip
keterbukaan, karena prinsip keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang
berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak
3
memperoleh informasi atau fakta materiel atau tidak meratanya informasi bagi investor,
disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum
tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu. Informasi yang harus
dibuka oleh perusahaan publik adalah sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.1: Keterbukaan
Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, antara lain :
Dapat dilihat dari keterangan di atas, bahwa keterbukaan informasi merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk diketahui para investor. Dengan keterbukaan informasi inilah kegiatan di
pasar modal akan menjadi lebih efisien, sehingga para investor dapat menganalisis dan mendapat
keuntungan dalam melakukan penawaran jual atau beli atas suatu efek. Alasan utama adanya
suatu keterbukaan informasi adalah agar para pihak dapat melakukan suatu informed decision
(suatu landasan agar terbentuk harga pasar yang wajar).
2.3 PRODUK DAN LAYANAN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) atau BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut,
maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua
keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham.
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
4
tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC
dengan harga per saham Rp 2.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 2.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
o Capital Loss
Capital Loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 3.000,- per saham, kemudian harga
saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 2.400,- per saham. Karena takut
harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
o Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan
tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi
tersebut.
Surat Utang
Surat Utang yang tercatat di BEI terdiri dari :
1. Obligasi Korporasi adalah obligasi yang di terbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional
termasuk BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah sesuai
Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, terdiri dari:
o Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI)
o Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
3. Sukuk Korporasi adalah Instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam&LK Np. IX.A.13 tentang Efek
Syariah.Pendapatan Sukuk Korporasi berdasrkan Akad-akad yang tertuang dalam
ketentuan Bapepam&LK tentang Akad-akad Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara adalah Surat Berharga
yang diterbitkan oleh Pemerintah yang berdasarkan Syariah Islam sesuai dengan Undang-
Undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan dengan
Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.
Derivatif
5
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan
selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Dalam pengertian
yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak
guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang dijadikan sebagai
obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara
pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang
diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative).
Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan
lainnya. Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan
perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang
mereka miliki.
Dasar Hukum
6
Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk meng-
exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan Opsi Eropa hanya
memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.
Adapun karakteristik opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut :
Tipe KOS Call Option dan Put Option
Satuan Perdagangan 1 Kontrak = 10.000 opsi saham
Masa Berlaku 1,2 dan 3 bulan
Pelaksanaan Hak Metode Amerika (Setiap saat dalam jam tertentu di hari
(exercise) bursa, selama masa berlaku KOS)
Secara tunai pada T+1, dengan pedoman:
Penyelesaian Pelaksanaan
• call option = WMA – strike price
Hak
• put option = strike price – WMA
Margin Awal 10% dari nilai kontrak
WMA (weighted moving adalah rata-rata tertimbang dari saham acuan opsi selama
average) 30 menit dan akan muncul setelah 15 menit berikutnya
adalah harga tebus (exercise price) untuk setiap seri KOS
Strike Price yang ditetapkan 7 seri untuk call option dan 7 seri untuk put
option berdasarkan closing price saham acuan opsi saham
diberlakukan apabila:
Automatic exercise 110% dari strike > call option, jika WMA price
90% dari strike price < put option, jika WMA
• Senin – Kamis : Sesi 1: 09.30 – 12.00 WIB
7
Multiplier : Rp. 500.000 per poin indeks
Periode Kontrak : Kontrak Bulanan (Spot Month)
Kontrak Bulanan Kedua (Second Month)
: Hari Senin s/d Kamis : Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB
Jam Trading
Mini LQ45 Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying yang sama dengan
LQ45 Futures yaitu indeks LQ45, hanya saja Mini LQ45 Futures memiliki multiplier
yang lebih kecil (Rp 100 ribu / poin indeks atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga nilai
transaksi, kebutuhan marjin awal, dan fee transaksinya juga lebih kecil.
Produk Mini LQ45 Futures ditujukan bagi investor pemula dan investor retail yang ingin
melakukan transaksi LQ45 dengan persyaratan yang lebih kecil. Dengan demikian Mini
LQ45 dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran investor retail yang baru akan mulai
melakukan transaksi di indeks LQ45
8
Underlying : Indeks LQ45
Multiplier : Rp.500.000,-
Periode Kontrak : Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa)
Jam Perdagangan : Senin-Kamis : sesi I : 09.15-12.00 WIB
sesi II : 13.30-16.15 WIB
Jum'at : sesi I : 09.15-11.30 WIB
sesi II : 14.00-16.15 WIB
Fraksi Harga : 0,05 poin indeks
Margin Awal : IDR 3.000.000/ kontrak
Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan investasi secara global
sekaligus memperluas rangkaian dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi
benchmark dunia. Dengan JP Futures memungkinkan investor menarik manfaat dari pergerakan
pasar jepang sebagai pasar saham paling aktif setelah pasar AS.
9
Day
Margin
: 4% dari nilai kontrak
Awal
Reksadana
Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga,
dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa
Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang
dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara
lain:
Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh,
seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak
mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan
terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik
untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada
berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal
memiliki pengetahuan tersebut.
Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-
repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.
Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga
dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio
Reksa Dana tersebut.
Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi
jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-
10
unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas
redemption tersebut.
Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul
ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat
menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya melakukan
investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang.
Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya
dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana
sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi
dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
Efek Syariah
Berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
khususnya ayat 1.a.3, yang di maksud dengan Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
di maksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya
yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan yang
sama, khususnya ayat 1.a.2, dijelaskan juga pengertian dari prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal yaitu prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal
berdasarkan fatwa DSN-MUI, sepanjang fatwa di maksud tidak bertentangan dengan
Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK (sekarang menjadi OJK) yang
didasarkan pada fatwa DSN-MUI.
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah mengeluarkan
Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia.
Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-
11
saham apa saja yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan
tentang daftar saham Syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian
ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham Syariah yang
tercatat di BEI.
Pada tahun yang sama, tepatnya 8 Maret 2011, DSN-MUI telah menerbitkan Fatwa No.
80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dengan adanya fatwa tersebut, seharusnya dapat
meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi Syariah di pasar modal Indonesia
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang memenuhi kriteria yang ada di
dalam fatwa tersebut. Sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya fatwa, BEI telah
mengembangkan suatu model perdagangan online yang sesuai Syariah untuk
diaplikasikan oleh Anggota Bursa (AB) pada September 2011. Dengan adanya sistem ini,
maka perkembangan investasi Syariah di pasar modal Indonesia diharapkan semakin
meningkat karena investor akan semakin mudah dan nyaman
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Indonesia Stock Exchange (disingkat IDX, atau Bursa Efek Indonesia (BEI) )
merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek
Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk
menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar
obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa
tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan
tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai
fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa.
Produk dan layanan di INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) atau BURSA EFEK
INDONESIA ( BEI ) ialah sebagai berikut :
3.2 SARAN
INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) atau BURSA EFEK INONESIA ( BEI )
merupakan sarana bagi para investor untuk bertransaksi didalam nya. Dengan adanya
Indonesia Stock Exchange diharapkan dapat meningkatkan efisensi pasar modal nasional
yang diharapkan dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing industri di
tingkat internasional. Dan sebagaimana kita ketahui perdagangan efek dapat memberikan
13
return yang cukup baik bagi mereka,dan sekaligus memberikan konstribusi yang besar
bagi perkembangan perekonomian Negara kita.
14