Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal
memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan
pihak yang memerlukan dana (issuer).
Pertumbuhan ekonomi yang pesat yang disertai dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat
mendorong masyarakat untuk melakukan investasi. Investasi yang dilakukan masyarakat kini
pun tidak hanya berupa emas ataupun uang tetapi juga berupa efek. Perkembangan inilah
yang mendorong munculnya pasar modal. Salah satu bentuk dari pasar modal adalah bursa
efek. bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh
perusahaan. Bursa efek ialah sarana bagi masyarakat dalam menginvestasikan sahamnya
dalam bentuk efek. Bursa efek di Indonesia dikenal dengan INDONESIA STOCK
EXCHANGE (IDX) atau BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ).

Mengingat perlunya kita mengetahui dan paham mengenai Indonesia Stock Exchange (
IDX ) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pentingnya peran Bursa Efek Indonesia bagi
perkembangan Ekonomi, maka penulis ingin memaparkan d tentang Bursa Efek Indonesia.
Maka dari itu judul makala ini adalah “INDONESIA STOCK EXCHANGE”

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dengan adanya latar belakang atas, maka disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) ?
2. Apa fungsi dan peran INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) ?
3. Apa saja produk dan layanan INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) atau BURSA
EFEK INDONESIA ( BEI )?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan dibuat makalah ini ialah agar mahasiswa mengetahui mengenai
INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ). Disamping itu pembuatan makalah ini
bertujuan sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Manfaat kita mempelajari INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) agar mengetahui
peran dan produk serta layanan INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) dan
perkembangannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau
bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. “Bursa Efek adalah
wadah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk melakukan jual beli efek (saham dan
obligasi). Karena itu umumnya diluar negeri Bursa Efek itu diselenggarakan oleh swasta, bahkan
pemiliknya adalah para broker dan dealer itu sendiri” ( Marzuki Usman, 1994 : 10 ). Menurut
Husnan (1998), di dalam bukunya ia menjelaskan bahwa bursa efek adalah perusahaan yang jasa
utamanya adalah mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.
Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang
melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang
ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Bursa Efek merupakan tempat pertemuan pencari modal
dengan pihak yang memiliki uang dengan tujuan investasi.

Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi,
tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).

Indonesia Stock Exchange (disingkat IDX, atau Bursa Efek Indonesia (BEI) ) merupakan
bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).

2
Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan
derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS)
sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret
2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang
disediakan OMX.

2.2 FUNGSI DAN PERAN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa
tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan
tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai
fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain:

1. Menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, informasi


penting terhadap emiten.
2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan percatatan,
keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua pelaku bursa dapat
memperoleh kesempatan yang sama baik dalam memperoleh informasi maupun
kesempatan berdagang.
3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.
4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan
efeknya maupun kepada investor, baik secara individu maupun institusional.

Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, karena
suatu informasi mencerminkan suatu harga. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi yang akurat dan lengkap
sesuai dengan keadaan perusahaan. Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip
keterbukaan, karena prinsip keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang
berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak

3
memperoleh informasi atau fakta materiel atau tidak meratanya informasi bagi investor,
disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum
tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu. Informasi yang harus
dibuka oleh perusahaan publik adalah sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.1: Keterbukaan
Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, antara lain :

1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha


patungan;
2. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;
3. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;
4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
5. Produk atau penemuan baru yang berarti;
6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
8. Penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang materiel
jumlahnya;
9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang materiel;
10. Perselisihan tenaga kerja yang relative penting;
11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris
perusahaan;
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
14. Penggantian wali amanat;

Dapat dilihat dari keterangan di atas, bahwa keterbukaan informasi merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk diketahui para investor. Dengan keterbukaan informasi inilah kegiatan di
pasar modal akan menjadi lebih efisien, sehingga para investor dapat menganalisis dan mendapat
keuntungan dalam melakukan penawaran jual atau beli atas suatu efek. Alasan utama adanya
suatu keterbukaan informasi adalah agar para pihak dapat melakukan suatu informed decision
(suatu landasan agar terbentuk harga pasar yang wajar).

2.3 PRODUK DAN LAYANAN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) atau BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
 Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut,
maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua
keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham.
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah

4
tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC
dengan harga per saham Rp 2.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 2.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
o Capital Loss
Capital Loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 3.000,- per saham, kemudian harga
saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 2.400,- per saham. Karena takut
harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
o Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan
tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi
tersebut.
 Surat Utang
Surat Utang yang tercatat di BEI terdiri dari :

1. Obligasi Korporasi adalah obligasi yang di terbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional
termasuk BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah sesuai
Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, terdiri dari:
o Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI)
o Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
3. Sukuk Korporasi adalah Instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam&LK Np. IX.A.13 tentang Efek
Syariah.Pendapatan Sukuk Korporasi berdasrkan Akad-akad yang tertuang dalam
ketentuan Bapepam&LK tentang Akad-akad Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara adalah Surat Berharga
yang diterbitkan oleh Pemerintah yang berdasarkan Syariah Islam sesuai dengan Undang-
Undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan dengan
Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.

 Derivatif

5
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan
selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Dalam pengertian
yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak
guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang dijadikan sebagai
obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara
pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang
diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative).
Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan
lainnya. Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan
perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang
mereka miliki.

Dasar Hukum

 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal.
 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak
Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
 Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi
atas Efek atau Indeks Efek
 SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002 tentang Kontrak
Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek
 Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Pebruari 2004 perihal
Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100)

Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI:

1. Kontrak Opsi Saham (KOS)


OPTION adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk
membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Option
pertama kali secara resmi diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun
1973. KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah Efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual
(put option) atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan
seri KOS) dalam jumlah dan Strike Price (harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri
KOS sebagai acuan dalam Exercise) tertentu, serta berlaku dalam periode tertentu.
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk
membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Sebaliknya, Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk
menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.

6
Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk meng-
exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan Opsi Eropa hanya
memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.

Adapun karakteristik opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut :
Tipe KOS Call Option dan Put Option
Satuan Perdagangan 1 Kontrak = 10.000 opsi saham
Masa Berlaku 1,2 dan 3 bulan
Pelaksanaan Hak Metode Amerika (Setiap saat dalam jam tertentu di hari
(exercise) bursa, selama masa berlaku KOS)
Secara tunai pada T+1, dengan pedoman:
Penyelesaian Pelaksanaan
• call option = WMA – strike price
Hak
• put option = strike price – WMA
Margin Awal 10% dari nilai kontrak
WMA (weighted moving adalah rata-rata tertimbang dari saham acuan opsi selama
average) 30 menit dan akan muncul setelah 15 menit berikutnya
adalah harga tebus (exercise price) untuk setiap seri KOS
Strike Price yang ditetapkan 7 seri untuk call option dan 7 seri untuk put
option berdasarkan closing price saham acuan opsi saham
diberlakukan apabila:
Automatic exercise 110% dari strike > call option, jika WMA price
90% dari strike price < put option, jika WMA
• Senin – Kamis : Sesi 1: 09.30 – 12.00 WIB

Jam Perdagangan KOS Sesi 2: 13.30 – 16.00 WIB


• Jum’at : Sesi 1: 09.30 – 11.30 WIB
Sesi 2: 14.00 – 16.00 WIB
• Senin – Kamis : 10.01 – 12.15 dan 13.45 – 16.15 WIB
Jam Pelaksanaan Hak
• Jum’at : 10.01 – 11.45 dan 14.15 – 16.15 WIB
diperdagangkan secara lelang berkelanjutan
Premium
(continuous auction market)
2. KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK (KBIE)

1). LQ45 Futures


Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu
underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks
merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.
LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai
benchmark saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di
pasar modal Indonesia, indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka
melakukan tracking secara keseluruhan dari pasar saham di Indonesia.

Spesifikasi Kontrak LQ45 Futures:

Underlying : Indeks LQ45

7
Multiplier : Rp. 500.000 per poin indeks
Periode Kontrak : Kontrak Bulanan (Spot Month)
Kontrak Bulanan Kedua (Second Month)
: Hari Senin s/d Kamis : Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB
Jam Trading

Sesi 2: 13.30 – 16. 15 WIB


Hari Jumat : Sesi 1: 09. 15 – 11.30 WIB
Sesi 2: 14.00 – 16. 15 WIB
Last Trading Day : Setiap Hari Bursa terakhir setiap bulan kontrak
Margin Awal : IDR 3.000.000/ kontrak

2). Mini LQ45 Futures

 Mini LQ45 Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying yang sama dengan
LQ45 Futures yaitu indeks LQ45, hanya saja Mini LQ45 Futures memiliki multiplier
yang lebih kecil (Rp 100 ribu / poin indeks atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga nilai
transaksi, kebutuhan marjin awal, dan fee transaksinya juga lebih kecil.
 Produk Mini LQ45 Futures ditujukan bagi investor pemula dan investor retail yang ingin
melakukan transaksi LQ45 dengan persyaratan yang lebih kecil. Dengan demikian Mini
LQ45 dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran investor retail yang baru akan mulai
melakukan transaksi di indeks LQ45

Spesifikasi Kontrak Mini LQ45 Futures:


Underlying : Indeks LQ45
Multiplier : Rp. 100.000 per poin indeks
Periode Kontrak : Kontrak Bulanan (Spot Month)
Kontrak Bulanan Kedua (Second Month)
Jam Perdagangan : Hari Senin s/d : Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB
Kamis
Sesi 2: 13.30 – 16. 15 WIB
Hari Jumat : Sesi 1: 09. 15 – 11.30 WIB
Sesi 2: 14.00 – 16. 15 WIB
Last Trading Day : Setiap Hari Bursa terakhir setiap bulan kontrak
Margin Awal : 4% dari nilai kontrak

3). LQ45 Futures Periodik


Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari
Bursa tertentu.

Spesifikasi Kontrak LQ45 Futures Periodik:

8
Underlying : Indeks LQ45
Multiplier : Rp.500.000,-
Periode Kontrak : Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa)
Jam Perdagangan : Senin-Kamis : sesi I : 09.15-12.00 WIB
sesi II : 13.30-16.15 WIB
Jum'at : sesi I : 09.15-11.30 WIB
sesi II : 14.00-16.15 WIB
Fraksi Harga : 0,05 poin indeks
Margin Awal : IDR 3.000.000/ kontrak

4). Mini LQ45 Futures Periodik


Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari
Bursa tertentu.

Spesifikasi Kontrak Mini LQ45 Futures Periodik:


Underlying : Indeks LQ45
Multiplier : Rp.100.000,-
Periode Kontrak : Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa)
Jam Perdagangan : Senin-Kamis : sesi I : 09.15-12.00 WIB
sesi II : 13.30-16.15 WIB
Jum'at : sesi I : 09.15-11.30 WIB
sesi II : 14.00-16.15 WIB
Fraksi Harga : 0,05 poin indeks
Margin Awal : 4% dari nilai kontrak

5). Japan (JP) Futures

Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan investasi secara global
sekaligus memperluas rangkaian dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi
benchmark dunia. Dengan JP Futures memungkinkan investor menarik manfaat dari pergerakan
pasar jepang sebagai pasar saham paling aktif setelah pasar AS.

Spesifikasi Kontrak JP Futures:


Underlying : Dow Jones Japan Titan 100
Multiplier : Rp 50.000 per poin indeks
2 kontrak Bulan Kuartal terdekat (Bulan Kuartal adalah
Periode Kontrak :
Mar, Jun, Sep dan Des)
Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB
Jam Perdagangan : Senin s/d Kamis :
Sesi 2: 13.30 – 16.15 WIB
Sesi 1: 09.15 – 11.30 WIB
Jumat :
Sesi 2: 14.00 – 16.15 WIB
Last Trading : Hari Kamis kedua setiap Bulan Kontrak

9
Day
Margin
: 4% dari nilai kontrak
Awal

 Reksadana
Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga,
dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa
Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang
dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara
lain:

 Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh,
seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak
mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan
terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik
untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada
berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
 Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal
memiliki pengetahuan tersebut.
 Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-
repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang


keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

 Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga
dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio
Reksa Dana tersebut.
 Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi
jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-

10
unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas
redemption tersebut.
 Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul
ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat
menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya melakukan
investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang.
Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya
dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana
sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi
dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

 Efek Syariah
Berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
khususnya ayat 1.a.3, yang di maksud dengan Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
di maksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya
yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan yang
sama, khususnya ayat 1.a.2, dijelaskan juga pengertian dari prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal yaitu prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal
berdasarkan fatwa DSN-MUI, sepanjang fatwa di maksud tidak bertentangan dengan
Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK (sekarang menjadi OJK) yang
didasarkan pada fatwa DSN-MUI.
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah mengeluarkan
Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia.
Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-

11
saham apa saja yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan
tentang daftar saham Syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian
ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham Syariah yang
tercatat di BEI.
Pada tahun yang sama, tepatnya 8 Maret 2011, DSN-MUI telah menerbitkan Fatwa No.
80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dengan adanya fatwa tersebut, seharusnya dapat
meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi Syariah di pasar modal Indonesia
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang memenuhi kriteria yang ada di
dalam fatwa tersebut. Sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya fatwa, BEI telah
mengembangkan suatu model perdagangan online yang sesuai Syariah untuk
diaplikasikan oleh Anggota Bursa (AB) pada September 2011. Dengan adanya sistem ini,
maka perkembangan investasi Syariah di pasar modal Indonesia diharapkan semakin
meningkat karena investor akan semakin mudah dan nyaman

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Indonesia Stock Exchange (disingkat IDX, atau Bursa Efek Indonesia (BEI) )
merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek
Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk
menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar
obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa
tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan
tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai
fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa.

Produk dan layanan di INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) atau BURSA EFEK
INDONESIA ( BEI ) ialah sebagai berikut :

1. Saham , diantarnya : Dividen dan Capital Gain


2. Surat Hutang, diantaranya : Obligasi Korporasi, Surat Utang Negara, Sukuk Korporasi,
Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara, Efek Beragun Aset ( EBA )
3. Derivatif ( Efek turunan ), diantaranya : Kontrak Opsi Saham (KOS), Kontrak Berjangka
Indeks Efek (KBIE),
4. Reksadana
5. Efek Syariah

3.2 SARAN
INDONESIA STOCK EXCHANGE ( IDX ) atau BURSA EFEK INONESIA ( BEI )
merupakan sarana bagi para investor untuk bertransaksi didalam nya. Dengan adanya
Indonesia Stock Exchange diharapkan dapat meningkatkan efisensi pasar modal nasional
yang diharapkan dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing industri di
tingkat internasional. Dan sebagaimana kita ketahui perdagangan efek dapat memberikan

13
return yang cukup baik bagi mereka,dan sekaligus memberikan konstribusi yang besar
bagi perkembangan perekonomian Negara kita.

14

Anda mungkin juga menyukai