Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEUANGAN II

“Model Penilaian Obligasi dan Efek


Lainnya Serta Kebijakan Deviden
Perusahaan”
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5 :
● Charles Ajamp(B1B117307)
● Sukrisna A. S(B1B119327)
● Sulsia(B1B119328)
● Susianti (B1B119329)
● Susmitha Syam (B1B119330)
● Tuti Arianti (B1B119332)
● Vivi Angraeni(B1B119333)
● Vivi Younita(B1B119334)
● Wa Ode Hikmah Istimagfirah(B1B119335)
● Zulfikar (B1B119345)
BAB I
LATAR BELAKANG
● Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak)
kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan
pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok
pinjaman/ hutang pada akhir periode  perjanjian.
● Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu
lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo
tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah
 baik pemerintah pusat maupun daerah.
● Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang
PEMBAHASAN
A. MODEL PENILAIAN OBLIGASI DAN EFEK LAINNYA
● Obligasi
Pada dasarnya, pengertian obligasi atau bond adalah suatu surat pengakuan atau suatu pernyataan
utang dikeluarkan oleh suatu pemerintah negara atau perusahaan sebagai pihak yang memiliki
utang untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang obligasi  yang dilengkapi dengan janji
untuk membayar utang dan bunganya sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.
● KARAKTERISTIK OBLIGASI
Nilai Obligasi : Pihak yang berperan dalam mengeluarkan obligasi harus memberikan informasi
terkait jumlah uang yang dibutuhkan, atau sering disebut dengan jumlah emisi obligasi.
Jangka waktu obligasi : Obligasi memiliki jangka waktu mulai dari 1 tahun – 10 tahun.
Jadwal Pembayaran : Pembayaran kupon obligasi harus dilakukan oleh sanga penerbit obligasi
secara berkala sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan.
● JENIS – JENIS OBLIGASI
Berdasarkan Nominalnya : obligasi konvensional, obligasi ritel
Berdasarkan Penerbitnya : Corporate bonds, Government bonds, Municipal Bonds
Berdasarkan Pembayaran Bunga : Zero Coupun Bond, Obligasi kupon, Kupon tetap Kupon
mengambang
Berdasarkan imbal hasil : Obligasi Konvensional, Obligasi Syariah
● Penilaian Obligasi :

○ Menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh setiap tahun,

○ Menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi jatuh
tempo,

○ Menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2).
● DURASI

Salah satu konsep pengukuran umur obligasi disebut dengan durasi, diperkenalkan oleh Frederick
Macaulay (± 50-an tahun lalu), dan selanjutnya banyak dipakai dalam penilaian obligasi.

Durasi mengukur rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang
(present value).

Dengan demikian, durasi suatu obligasi adalah sama dengan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa
mengembalikan harga pembelian obligasi tersebut.

● Penentuan besarnya Rate of return

Besarnya rate of return atau Yield dari obligasi yang akan dipertahankan samapai hari jatuhnya (Yield
to maturity) dengan mennggunakan rumus jalan pintas (shortcut formula) atau dengan menggunan
tab]el present velue.
● Faktor-faktor Penentu Nilai Obligasi

Factor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi


sebagai instrument investasinya adalah yield obligasi. Investor obligasi akan
menghitung seberapa besar pendapatan investasi atas dana yang dibelikan obligasi
tersebut dengan menggunakan alat ukur yield. Investor yang konservatif akan bisa
melakukan perhitungan yield sampai masa jatuh tempo dengan menggunakan metode
YTM (yield to maturity).

Kedua Current yield, yaitu merupakan metode perhitungan pendapatan /return yang
diperoleh dari sebuah obligasi dengan membandingkan nilai pasar obligasi tersebut.
Tingkat current yield sering berubah seiring dengan perubahan harga obligasi dipasar
yang sering fluktuatif.Ketiga Yield to maturity, yaitu metode perhitungan penghasilan
yang diperoleh para investor jika kupon dan nilai pokok obligasi disimpan hingga saat
jatuh tempo.
● B. EFEK LAINNYA

1. Saham

A. Pengertian Saham

Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau buktipenyertaan modal. Pemilik saham
juga memiliki hak untuk mendapatkan deviden sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa mengklaim kepemilikan pada suatu
perusahaan terbuka.

B. Jenis Saham

Jenis saham terbagi menjadi dua yakni, saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred
stock).

● Saham preferen adalah saham yang pemegangnya mendapatkan prioritas atau didahulukan atas
pembagian deviden perusahaan. Termasuk diprioritaskan mendapatkan pengembalian modal dari
pembagian aset saat perusahaan dilikuidasi.
● Saham biasa adalah bukti kepemilikan atas perusahaan yang tidak memiliki keistimewaan dalam
prioritas mendapatkan deviden.
● 2. Sukuk.

A. Pengertian Sukuk

Sukuk adalah surat berharga yang mempresentasikan kepemilikan aset oleh investor lewat penerbitan
surat utang dengan berbasiskan syariah, sukuk bisa diterbitkan oleh negara, perusahaan BUMN,
maupun swasta. Itu sebabnya sukuk sering disebut sebagai obligasi syariah. Secara sederhana,
obligasi negara dikategorikan menjadi dua bagian yaitu obligasi konvensional dan obligasi
syariah.

B. Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional

Ada perbedaan sukuk dan obligasi konvensional dalam penerepannya. Sukuk menekankan pada sifat
investasi lewat sertifikat kepemilikan atau penyertaan.

Contohnya, Penyertaan pada barang milik negara yang berwujud fisik seperti infrastruktur jalan
karena ikut berkontribusi dalam menandai pembangunannya. Ini berbeda dengan obligasi
konvensional seperti ORI yang berwujud surat pengakuan utang.
3. Efek Beragun Aset

■ Pengertian

Efek Beragun Aset yang selanjutnya disebut “EBA” adalah portofolio efek yang terdiri dari aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan
yang timbul di kemudian hari (future receivables), kumpulan piutang, pembelian kredit termasuk
kredit pemilikan rumah.
 

4. Dana Investasi Real Estate

■ Pengertian

DIRE diartikan sebagai kumpulan uang pemodal yang oleh perusahaan investasi akan diinvestasikan
ke bentuk aset properti baik secara langsung seperti membeli gedung maupun tidak langsung
dengan membel saham/obligasi perusahaan properti.
.
● C. KEBIJAKAN DEVIDEN
 

1. Pengertian Deviden

Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham yang berdasar pada banyaknya saham yang
dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Maksudnya, jika perusahaan yang sahamnya kamu miliki
mengalami laba dan keuntungan, maka kamu akan mendapatkan ‘cipratan’ dari keuntungan
tersebut dalam bentuk dividen.

2. Jenis-jenis Deviden

Jenis-jenis deviden antara lain:

● Dividen tunai
● Dividen saham
● Dividen properti
● Dividen interim
● Dividen script
● Dividen likuidasi
3. Cara Kerja Deviden

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dividen merupakan keuntungan lain yang akan didapat
investor dari investasi saham di samping capital gain. Jika capital gain didapat dari pertambahan
nilai saham yang terus bergerak sehingga ketika saham dijual, investor akan mengalami
keuntungan.

Sedangkan dividen merupakan pembagian keuntungan yang memang dibagikan oleh perusahaan
kepada investornya ketika perusahaan untung. Maka ketika kamu berinvestasi pada saham yang
tepat, kamu akan mendapatkan keuntungan dari deviden dalam jumlah yang besar.

4. Cara Menghitung Deviden

Besaran uang atau nilai yang akan diterima oleh investor dari deviden tergantung dari berapa lembar
saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki, maka semakin besar juga nilai
uang yang akan didapat dari dividen.
Sebagai contoh, kamu memiliki saham perusahaan A dengan total kepemilikan saham 500 ribu lembar.
Maka ketika perusahaan sukses mencetak laba yang besar dan akan membagikan dividen dengan
nominal Rp 50 pada investor, kamu akan mendapatkan perhitungan deviden sebagai berikut:

Rp 50 x 500 ribu = Rp 25 juta.

Lantas bagaimana cara perusahaan menentukan berapa nilai dividen per lembar saham? Berikut skema
penghitungan saham yang perlu kamu tahu.

Dividen Laba Bersih Perusahaan (ESP)

Rumus penghitungan besaran dividen dari laba bersih perusahaan adalah:

Dividen : Laba bersih – Laba yang ditahan

Dalam hal ini, laba yang ditahan umumnya merupakan laba yang nantinya akan digunakan untuk
melakukan ekspansi perusahaan atau membayar kewajiban dan hutang lain.
Deviden Payout Ratio (DPR)

● Sedangkan dividen payout ratio atau DPR merupakan sebuah indikator yang dibuat untuk mengetahui seberapa
besar persentase dari laba bersih yang akan dibagikan menjadi dividen. Rumusnya tentu berbeda dengan rumus
deviden laba bersih. Rumus dari dividend payout ratio ini adalah:

● DPR : Dividen : Laba bersih (hasilnya dalam bentuk persentase)

Dividend Per Share (DPS)

● Deviden per share merupakan rasio untuk menghitung besaran dividen yang diterima oleh  para pemegang saham.
Rumusnya adalah:

● DPS: Dividen : Jumlah lembar saham

Deviden Yield (DY)


● Dividend yield merupakan rasio yang wajib diketahui oleh pemegang saham untuk mengetahui dan menentukan
apakah saham perusahaan tersebut layak dikoleksi atau tidak.

● Deviden yield dapat menggambarkan tingkat keuntungan yang dibagikan perusahaan ke pemegang saja. Rumusnya
untuk menghitung DY adalah:

● DY: DPS : Harga saham per lembar


5. Pajak Deviden

Tentunya setiap deviden yang dibagikan kepada pemegang saham akan dikenakan pajak oleh
pemerintah. Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri akan dikenai Pajak Penghasilan atau Pph sebesar 10% (sepuluh persen) dan sifatnya
final.

6. Kelebihan Investasi Deviden

Terdapat keuntungan yang bisa kamu dapat ketika investasi deviden, yaitu kamu bisa menikmati
keuntungan atas laba bersih dari perusahaan. Jika laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka
jumlah deviden per lembar saham berpotensi tinggi. Artinya, kamu bisa mendapat dividen dengan
nominal yang besar pada saat ini.

7. Investasi Deviden

Menjelang cum date, harga saham cenderung naik namun setelah ex date, nilai jual saham cenderung
diobral karena para investor melakukan profit taking. Hal ini menyebabkan investor yang membeli
saham menjelang cum date akan mengalami kerugian.
8. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Risiko Bisnis

Beberapa pengaruh kebijakan deviden terhadap resiko bisnis antara lain:

● Deviden dapat menjadi sumber konflik antara pemberi pinjaman dengan pemegang saham yang
hasilnya bisa memunculkan biaya keagenan hutang.

● Jika perusahaan meniadakan pembagian dividen karena tidak memiliki kas, justru malah
menambah beban perusahaan tersebut. Perusahaan harus membayar biaya dan bunga yang lebih
besar di kemudian hari karena memunculkan hutang baru.

● Perusahaan yang menaikkan pembagian dividen untuk para investor padahal memiliki hutang
tinggi, dapat menjadi perspektif negatif bagi investor tersebut. Hal ini membuat perusahaan sangat
rentan terhadap resiko pailit.

● Perusahaan kerap menginvestasikan keuntungan untuk meningkatkan laba di masa depan. Namun
sejatinya hal ini dapat menyebabkan berkurangnya dana perusahaan yang membuat pembagian
saham semakin rendah.
9. Tips Investasi Deviden Saham

● 1. Perhatikan Fundamental Perusahaan

● 2. Perhatikan Rasio Deviden Yield

● 3. Perhatikan Jadwal Pembagian Deviden


THANKS! 

Anda mungkin juga menyukai