Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)


Dosen pengampuh : Muhammad Mukram, S.PD., M.AK.

Disusun oleh :

YONATAN C0221019
FASRAH/C0221012
AMINAH C0221035
DEWI NOVITA C0221023
MESRI RUA PUTRA C0221005
FITRIANI C0221029

Prodi Akuntansi

Fakultas Ilmu Ekonomi

Universitas Sulawesi Barat

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai, “Pajak Pertambahan Nilai (PPN)”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi salah-satu tugas mata kuliah Perpajakan.

Adapun makalah perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
perpajakan ini.

Majene 15 april 2023

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ............................................................................... 3
B. OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI .................................................................... 3
C. SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI .................................................................. 5
D. TARIF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ..................................................................... 6
E. DASAR PENGENAAN PAJAK ( DPP) ...................................................................... 8
F. TATA CARA MENGHITUNG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN) ......................... 9
BAB III ................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pajak mempunyai peranan dan sekaligus merupakan unsur yang


pentingsebagai pemasok dan bagi anggaran negara, perolehan dana dari pajak
merupakan Jumlah yang dominan sebagai sumber penerimaan negara. oleh
karena itu, setiapwarga negara yang telah memenuhi kriterial sebagai wajib
pajak menurut ketentuan wajib perpajakan mempunyai kewajiban untuk
membayar pajak.Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak berada
pada wajib pajak itusendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. hal tersebut
sesuai dengan selfassesment yang dianut sistem perpajakan di indonesia.
pembayaran pajak bukanhanya merupakan kewajiban kenegaraan tetapi
merupakan hak dari setiap warganegara untuk berpartisipasi dalam
membiayaan negara dan pembangunan nasional.

Secara singkat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah


UU dan peraturan perpajakan, aparat perpajakan yang mampu dan bersih
dalammenjalankan tugasnya dan kesadaran masyarakat akan kewajibannya
untuk ikutdalam pembangunan, seperti membayar pajak. Sedangkan Bagi
negara pajakmerupakan sumber pendapatan atau instrument pemerintah yang
primer danstrategis serta dapat digunakan untuk kepentingan bersama.

Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak penjualan yang dikenakan atas
pajak pertambahan nilai. Yang dikenakan atas penyerahan barang dan jasa pada
setiap mata rantai produksi. Semua pengusaha dalam jalur produksi dan tersebut
selalu menambah biaya pengunaan faktor produksi untuk menyiapkan,
menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau memberi
pelayanan jasa pada konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan
mempertahankan laba termasuk modal, sewa tanah, upah dan lain-lain, dan laba
merupakan unsur pertambahan nilai inilah yang menjadi dasar pengenaan pajak
pertambahan nilai. Pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dilaksanakan

1
berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan barang dan atau
Penyerahan

1.2 Rumusan Masalah

a. pengertian Pajak Pertambahan Nilai


b. Objek Pajak Pertambahan Nilai
c. subyek Pajak Pertambahan Nilai
d. ketentuan Tarif Pajak Pertambahan Nilai
e. Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
f. Bagaimana Tata cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai
1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian Pajak Pertambahan Nilai


b. Memahami Apa Objek Pajak Pertambahan Nilai
c. memahami Siapa subyek Pajak Pertambahan Nilai
d. Mengetahui Apa ketentuan Tarif Pajak Pertambahan Nilai
e. Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
f. Mengetahui Bagaimana Tata cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak penjualan yang dikenakanatas
Pajak Pertambahan Nilai. yang dikenakan atas penyerahan barang dan jasapada
setiap mata rantai produksi. Semua pengusaha dalam jalur produksi dan tersebut
selalu menambah biaya pengunaan faktor produksi untuk
menyiapkan,menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau
memberipelayanan jasa pada konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan
danmempertahankan laba termasuk modal, sewa tanah, upah dan lain-lain, dan laba
merupakan unsur pertambahan nilai inilah yang menjadi dasar pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai.

• karakteristik Pajak Pertambahan Nilai :

1) PPN adalah pajak tidak langsung


PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang
atau jasa” (General Indirect Tax on Consumption).
2) PPN sebagai pajak objektif
Sebagai pajak objektif, timbulnya kewajiban untuk membayar PPN
ditentukan oleh adanya objek pajak.
3) PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri
Sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri, PPN hanya dikenakan
atas Konsumsi Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
dilakukan di dalam negeri.

B. OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas hal-hal sebagai berikut:
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
Impor Barang Kena Pajak;

3
1. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
2. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean;
3. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean; atau
4. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
5. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
6. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh pengusaha kena pajak
Jenis Barang yang tidak dikenakan PPN

1) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, meliputi:
1. minyak mentah.
2. Gas bumi
3. Panas bumi.
4. Pasir dan kerikil
5. Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara .
6. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih
perak, serta bijih bauksit.
7. Barang hasil pertambangan dan pengeboran lainya yang diambil
langsung dari sumbernya.

Jenis Jasa yang tidak kena PPN

1. Jasa pelayanan kesehatan medis, meliputi:


a. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi.
b. Jasa dokter hewan.
c. Jasa ahli kesehatan, seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli gizi, danahli
fisioterapi.
d. Jasa kebidanan dan dukun bayi.
e. Jasa paramedis dan perawat.

4
f. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium
kesehatan, dan sanatorium.
2. Jasa pelayanan sosial, meliputi:
a. Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo.
b. Jasa pemadam kebakaran.
c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan.
d. Jasa lembaga rehabilitasi.
e. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk
krematorium.
f. jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial.
3. jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat dengan
menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko
tempel

C. SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


1. Pengusaha

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan
jasa dari luar daerah pabean.

2. Pengusaha kena pajak

Pengusaha adalah pengusaha yang mengekspor BKP yang telah dikukuhkan


sebagai PKP.

3. Pengusaha kecil

Pengusaha kecil adalah pengusaha yang dalam satu tahun buku melakukan
penyerahan:

a. BKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp 240.000.000,00


b. JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp 120.000.000,00

5
4. Hubungan istimewa

Berdasarkan pasal 2 UU PPN 1984, hubungan istimewa dapat terjadi, karena:

1. Penyertaan
1) Pengusaha yang mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung
sebesar 25% atau lebih dari pada pengusaha lain.
2) Hubungan antar digabung pengusaha dengan penyertaan 25% atau lebih
pada dua pengusaha atau lebih.
3) Hubungan antara dua pengusaha atau lebih yang modalnya sebesar 25%
atau lebih dipegang oleh satu pengusaha.
2. Penguasaan manajemen
1) Pengusaha yang satu menguasai pengusaha lainnya atau dua atau lebih
pengusaha berada di bawah penguasaan pengusaha yang sama baik
langsung maupun tidak langsung.
3. Hubungan kekeluargaan
a. Hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan
lurus satu derajat dan/atau kesamping satu derajat.
b. Sedarah lurus satu derajat: ayah, ibu dan anak.
c. Sedarah ke samping satu derajat: kakak dan adik
d. Semenda lurus satu derajat: mertua dan anak tiri
e. Semenda ke samping satu derajat: ipar
f. Hubungan antara suami istri jika ada perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan.

D. TARIF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Dasar hukum tarif PPN 2022 berdasakan Undang Undang No 7 Thn 2021
tentang harmonisasi perpajakan ( UU HPP) BAB IV pasal 7 Ayat (1) tentang PPN,
tentang tarif PPN yang semula 10% akan naik secara bertahap ,yaitu sebesar 11%
pada tahun 2022 an akan menjadi 12% pada tahun 2025 mendatang.

6
Pada tanggal 1 apri 2022 ,pemerintah Bersama dengan dewan perwakilan
rakyat (DPR) bersepakat untuk menaikan tarif PPN menjadi 11% dan sudah berlaku
hingga sekarang .Kenaikan tarif PPN ini menjadi salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan jumlah penerimaan negara di sector pajak . Tidak hanya itu ,
kenaikan tarif ini juga berguna untuk meanambal beban keuangan negara serta
memperkokoh pondasi perpajakan di Indonesia .

Objek yang dikenakan tarif PPN terbaru sejumlah barang kena pajak (BKP)
Dikenakan tarif PPN terbaru segara setelah tarif 11% berlaku . mulai dari pakain ,
elektronik , hingga pulsa dan layanan streaming online. Secara umum , berikut ini
adalah dartar BKP yang dikenakan tarif PPN 11% .

Impor BKP atau pemanfaatan jasa kena pajak ( BKP ) atau BKP tak
terwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean , contoh nya : layanan
streaming music

Ekspor BKP atau JKP oleh PKP . kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan contoh :PPN
atas pembangunan. Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan awal aktiva
tersebut tidak di perbolehkan , sepanjang PPN yang di bayar pada saat perolehanya
dapat di kreditkan .namun ,tidak semua barang kena pajak dikenakan tarif PPN
Terbaru ini ada beberapa jenis barang dan jasa yang di bebaskan dari pengenaan
PPN 11%, diantaranya ;

1. Barang kebutuhan pokok


2. Jasa Kesehatan
3. Jasa penididikan
4. Pelayanan jasa sosial

Pada jenis barang dan jasa yang di sebutkan ini di terpakan tarif PPN khusus sesuai
dengan peraturan yang berlaku

7
E. DASAR PENGENAAN PAJAK ( DPP)
Dasar penegenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian , nilai impor,
nilai ekspor ,atau nilai lain yang di tetapkan dengan keputusa mentri keuangan yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang .

Harga jual adalah nilai berupa uang ,termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karna peneyerahan JKP ,tidak termasuk PPN yang
di pungut berdasarkan undang undang PPN dan PPnBM dan potongan harga yang
cantumkan dalam faktor pajak .

Penggantian adalah nilai berupa Uang termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pemberi jasa karna penyerahan JKP , tidak termasuk PPN
yang pungut berdasarkan undang undang PPN dan PPnBM dan ptongan harga yang
di cantumkan dalam faktor pajak

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar hitung hitungan Bea
masuk di tambah pungutan lainya yang di karenakan pajak berdasarkan ketentuan
dalam peraturan per undang undangan pabean untuk inpor BKP ,tidak termasuk
PPN yang di pungut berdasarkan undang undang PPN dan PPnBM

Nilai ekspor, adalah nilai berupa uang ,termasuk semua biaya yang di minta atau
seharusnya diminta oleh eksportir

Pembeli adalah orang pribadi atau badan yang menerima atau seharusnya
menerima penyerahan BKP dan yang membayar atau seharusnya membayar
penggantian harga BKP terseut

8
F. TATA CARA MENGHITUNG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN)

PPN = TARIF PPN X DASAR PENGENAAN PAJAK ( DPP )


ATAU 11% X DPP

Contoh ; 1

PKP “A” menjual tunai BKP kepada PKP “B” dengan harga jual sebesar Rp.
50.000.000,00

PPN yang terutang adalah sebagai berikut:

11% x Rp. 50.000.000,00 = Rp 5.500.000,00

PPN sebesar Rp. 5.500.000,00 tersebut merupakan pajak keluaran, yang dipungut
oleh PKP “A” sedangkan bagi PKP “B”, PPN tersebut merupakan pajak masukan

Contoh ; 2

PT Makmur PKP yang bergerak di Penjualan alat elektronik menjual 10 set PC


desktop kepada kepada PT. Sejahtra dengan total harga senilai Rp.
300.000.000.00.Maka berapa kah biaya PPN atas transaksi tersebut

Besaran PPN = Tarif PNN X DPP

Besaran PPN = 11% X Rp. 300.000.000 00

Besaran PPN = Rp. 33.000.000

Maka , total nilai transaksi ditambahkan dengan PPN sebesar = Rp.33.000.000

9
BAB III
PENUTUP

G. KESIMPULAN
Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak penjualan yang dikenakan atas
pajak pertambahan nilai. Yang dikenakan atas penyerahan barang dan jasa pada
setiap mata rantai produksi. Semua pengusaha dalam jalur produksi dan tersebut
selalu menambah biaya pengunaan faktor produksi untuk menyiapkan,
menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau memberi
pelayanan jasa pada konsumen.

Pada tanggal 1 apri 2022 ,pemerintah Bersama dengan dewan perwakilan rakyat
(DPR) bersepakat untuk menaikan tarif PPN menjadi 11% dan sudah berlaku
hingga sekarang .Kenaikan tarif PPN ini menjadi salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan jumlah penerimaan negara di sector pajak . Tidak hanya itu ,
kenaikan tarif ini juga berguna untuk meanambal beban keuangan negara serta
memperkokoh pondasi perpajakan di Indonesia .

Dasar penegenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian , nilai impor,
nilai ekspor ,atau nilai lain yang di tetapkan dengan keputusa mentri keuangan yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang .

H. SARAN
Sebagai warga negara yang baik sudah semestinya menjadi kewajiban kita
untuk taat membayar pajak. Dan marilah kita Bersama- sama mengawal pajak
yang kita bayar agar tidak di salah gunakan oleh pihak pihak yang tidak
bertanggung jawab agar apa yang menjadi cita - cita bangsa dan negara kita yang
sebesar - basarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wilda Tri Handayani.


karya ilmiah milik perpusakaan universitas katolik darma cendikia.
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-2022-yang-berlaku.
pajak.com/tentang-ppn-11-perse~:text=dasar%hukum.

11

Anda mungkin juga menyukai