Anda di halaman 1dari 20

RESUME AKM 2 LAPORAN ARUS KAS

Kerangka bab
Laporan arus
kas

Tujuan Bentuk Penyusunan Analisis


Penyajian dan
laporan arus laporan arus laporan arus laporan arus
pengungkapan
kas kas kas kas

Metode tidak
langsung

Metode
langsung

TUJUAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas merupakan satu dari lima laporan keuangan ideal yang disusun oleh
perusahaan, meski baru tahun 1994 perusahaan di indonesia wajib menyusun laporan arus kas
ini. Tujuan penyusunan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi mengenai
perubahan arus kas yaitu penerimaan (arus masuk) dan pengeluaran (arus keluar)kas dari
suatu entitas selama satu periode langsung. Laporan ini menunjukkan detail asal usul
perubahan saldo kas awal dan saldo kas akhir perusahaan, yang dapat dibaca pada laporan
posisi keuangan komparatif. Selain itu laporan arus kas juga melengkapi informasi laba rugi,
yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan mengamankan kas, yang dapat diibaratkan
sebagai aliran darah atau oksigen perusahaan. Laporan laba rugi yang berbasis akrual tidak
dapat memastikan bahwa seluruh pendapatan (dan laba bersih) telah diterima dalam bentuk
kas oleh perusahaan. Secara rinci laporan arus kas ini membantu para pengguna laporan
keuangan, terutama kreditur dan investor, dalam menganalisis:

1. kemampuan entitas untuk menghasilkan kas


2. kemampuan entitas untuk memenuhi seluruh kewajiban dan membayar dividen tunai

3. kemampuan entitas untuk mendanai ekspansi dan investasi

4. kemampuan entitas untuk memperoleh kas dari aktivitas operasional dan keterkaitannya
dengan laba rugi entitas

BENTUK LAPORAN ARUS KAS

Secara umum laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yang merupakan karakteristik transaksi
kas perusahaan, yaitu sebagai berikut.

1. Aktivitas operasi (operating activities), merupakan transaksi transaksi kegiatan


operasional yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Karena transaksi operasional ini
sifatnya jangka pendek, akun akun utama dalam aset lancar nonkas dan liabilitas
lancar juga terkait dengan arus kas aktivitas operasi.
2. Aktivitas investasi (investing activities), merupakan transaksi transaksi yang terkait
dengan perubahan aset nonlancar, termasuk investasi dan aset aset tak berwujud.
3. Aktivitas pendanaan (financing activities), merupakan transaksi transaksi yang terkait
dengan liabilitas jangka panjang dan ekuitas perusahaan sebagai sumber pendanaan
utama perusahaan

Klasifikasi lebih lanjut dalam laporan arus kas dapat dilihat pada contoh 22.1. beberapa
catatan untuk klasifikasi arus kas di atas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

a. Penerimaan kas berupa pendapatan bunga dan dividen dapat juga dikategorikan
sebagai aktivitas investasi, dengan alasan bunga dan dividen yang diterima berasal
dari investasi sekuritas.
b. Pembayaran kas berupa beban bunga atas pinjaman atau obligasi dapat pula dianggap
sebagai aktivitas pendanaan, karena pinjaman dan obligasi merupakan aktivitas
pendanaan

Contoh 22.1 Klasifikasi Arus Kas Utama Entitas

Aktivitas operasi—pos pos dalam laporan laba rugi

Arus kas masuk

Penerimaan penjualan barang atau jasa kepada pelanggan.

Penerimaan pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan dan pendapatan dividen dari
investasi ekuitas yang dimiliki.

Arus kas keluar

Pembayaran kepada pemasok atas persediaan.


Pembayaran gaji kepada karyawan.

Pembayaran pajak kepada pemerintah.

Pembayaran bunga kepada kreditur.

Pembayaran beragam beban operasional.

Aktivitas investasi—umumnya aset tidak lancar

Arus kas masuk

Penjualan aset tetap dan aset tak berwujud

Penjualan investasi surat berharga (utang atau saham) dari entitas lain yg dimiliki

Pelunasan surat utang yang dibeli atau dimiliki dari entitas lain.

Arus kas keluar

Pembelian aset tetap dan aset takberwujud.

Pembelian investasi surat berharga (utang atau saham) dari entitas lain.

Aktivitas pendanaan—umumnya liabilitas jangka penjang dan ekuitas

Arus kas masuk

Penjualan atau penerbitan saham perusahaan.

Penerbitan obligasi kepada publik.

Perolehan pinjaman jangka panjang dari kreditur lain.

Arus kas keluar

Pembayaran dividen kepada pemegang saham

Pelunasan utang dan obligasi kepada kreditur

Pembelian kembali saham perusahaan

c. Dalam hal menentukan klasifikasi yang tepat atas bunga dan dividen yang dimasksud
diatas, entitas harus memperhatikan konsistensi pelakuannya.

Dalam praktik perusahaan melaporkan saldo kas tergabung dengan setara kas (cash
equivalent). Setara kas ini merupakan instrumen sekuritas jangka pendek yang sangat likuid,
dengan ciri kas dapat segera dikonversikan menjadi kas dan jatuh temponya sangat singkat
sehungga relatif tidak ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Umumnya jatuh tempo
setara kas ini adalah kurang dari 90 hari atau tiga bulan.

PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Bentuk umum laporan arus kas yang bisa diterbitkan perusahaan dapat dilihat pada contoh
22.2 untuk menyusun “Arus Kas dari Aktivitas Operasi”, ada dua metode yang bisa dipilih
oleh entitas, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Contoh 22.2 menggambarkan
penggunaan metode tidak langsung. Untuk aktivitas investasi dan pendanaan, hanya ada satu
metode yang digunakan, yaitu metode langsung. Sebelum memulai untuk menyusun laporan
arus kas, tiga jenis laporan keuangan berikut harus tersedia sebagai sumber informasi utama,
yaitu sebagai berikut.

1. Laporan posisi keuangan komparatif, yang memuat infomasi aset, liabilitas, dan
ekuitas periode kini dan periode sebelumnya.
2. Laporan laba rugi periode berjalan.
3. Data mengenai transaksi tertentu, seperti transaksi pertukaran aset, pembayaran
dividen nontunai, dan pembelian investasi melalui utang.

Secara ringkas, langkah langkah untuk menyusun laporan arus kas adalah sebagai berikut.

1. Menentukan perubahan saldo kas entitas.


2. Menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
3. Menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan.

Contoh 22.2 Bentuk Standar Laporan Arus Kas

Nama perusahaan

Laporan arus kas

Periode yang berakhir pada xxxx

Arus kas dari aktivitas operasi :

Laba bersih Rpxxx

Penyesuaian penyesuain (rekonsiliasi laba bersih menjadi)

Arus kas dari (untuk) aktivitas operasi:

Depresiasi Rpxx

dan lain lain Rpxx

Rpxxx

Arus kas bersih dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Rpxxxx

Arus kas dari aktivitas investasi

Rincian rincian arus kas dan keluar Rpxxx

Arus kas bersih dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Rpxxxx

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Rincian rincian arus kas dan keluar Rpxxx

Arus kas bersih dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Rpxxxx

Kenaikan (penurunan) neto kas Rpxxxxx

Saldo kas awal periode Rpxxxxx

Saldo kas akhir periode Rpxxxxx

Menyusun laporan arus kas—langkah demi langkah


Tabel 22.1 , 22.2 , 22.3 merupakan tiga laporan keuangan yang menjadi sumber utama penyusunan laporan arus
PT Perkasa.

Langkah pertama: menentukan saldo perubahan kas

Berdasarkan analisis awal, diketahui bahwa saldo kas PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp 14.000,
yaitu saldo awal 1 januari 2014 sebesar Rp132.000 dan saldo akhir 31 desember 2014 sebesar Rp118.000.

Laporan arus kas yang hendak disusun memberikan informasi yang lebih detail mengenai perubahan saldo ini,
yaitu asal usul perubahan kas. Jumlah dari tiga klasifikasi arus kas, yaitu dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan pada bagian akhir laporan arus kas harus berjumlah Rp14.000.

Selain menentukan saldo perubahan kas, masih dalam langkah ini, ditentukan perubahan saldo untuk masing-
masing akun laporan posisi keuangan. Untuk memudahkan, bentuk laporan posisi keuangan disajikan seperti
bentuk neraca lajur seperti pada contoh 22.4

Langkah kedua: menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi

Pada awal langkah kedua ini, ditentukan terlebih dahulu metode penyusunan, apakah menggunakan metode
langsung atau metode tidak langsung. Metode yang relatif mudah digunakan adalah metode tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan angka laba bersih yang kemudian disesusaikan (direkonsiliasikan) dengan pos-pos
non-tunai/kas. Metode tidak langsung ini memberikan gambaran mengenai keterkaitan laba bersih dengan arus
kas dari aktivitas operasi. Namun demikian metode ini dianggap tidak terlalu informatif.

Metode langsung, yang relatif lebih rumit dalam penyusunannya, memberikan ilustrasi secara jelas dan lengkap
(langsung) mengenai sumber arus kas untuk aktivitas operasional dan tujuan penggunaannya. Berdasarkan
aturan otoritas jasa keuangan (OJK) dalam P3LKE (pedoman pembuatan dan penyusunan laporan keuangan
emiten), metode langsung yang harus digunakan oleh perusahaan emiten ketika menyusun laporan arus kas.

Langkah kedua ini akan terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap 1 penyusunan arus kas dari aktivitas operasi PT
Perkasa dengan metode tidak langsung dan tahap 2 dengan metode langsung.

Metode Tidak Langsung

Untuk penyusunan arus kas aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung
dapat mengikuti urutan berikut.

1. Menentukan keuntungan dan kerugian dari penjualan investasi atau aset non-lancar
lainnya.
2. Menentukan beban beban non tunai, seperti depresiasi dan amortisasi.
3. Menentukan perubahan saldo akun aset lancar dan liabilitas lancar.

Contoh 22.3 Aktivitas Operasi – Metode tidak langsung

Tabel 22.1 laporan posisi keuangan komparatif

PT Perkasa

Laporan posisi keuangan

Debit 2014 2013

Kas 118.000 132.000

Piutang usaha 208.000 102.000

Beban dibayar di muka 33.000 34.000


Persediaan 986.000 682.000

Investasi saham pada PT Anak (metode ekuitas 37.000 30.000

PT Perkasa
Laporan Posisi Keuangan
Debit 2014 2013
Tanah 263.000 164.000
Mesin dan Peralatan 396.000 284.000
Gedung 524.000 524.000
Asset Takberwujud – Paten 15.200 524.000
Saham Treasuri 34.000

Jumlah Debit 2.614.200 1.972.000

Akumulasi Depresiasi – Gedung 148.000 142.000


Akumulasi Depresisasi – Mesin dan Peralatan 80.000 62.000
Utang Usaha 264.000 262.000
Utang Pajak 6.000 32.000
Beban yang Masih Harus Dibayar 86.000 78.000
Utang Bank 120.000
Obligasi 214.000 216.000
Liabilitas Pajak Tangguhan 18.000 12.000
Modal Saham – Biasa, nilai nominal Rp2.000 120.000 100.000
Agio Saham Biasa 374.000 76.000
Saldo Laba 1.184.000 992.000

Jumlah Kredit 2.614.200 1.972.000

Table 22.2 Laporan Laba Rugi

PT PERKASA
Laporan Laba Rugi
Untuk periode berakhir 31 Desember
(dalam ribuan rupiah)

Penjualan Bersih 1.053.000


Beban Pokok 620.000
Penjualan
Laporan Bruto 433.333

Beban Operasional 94.000


Laba Operasional 339.000

Pendapan Lain-lain 7.000


Beban Lain-lain 8.000
Laba sebelum Pajak 338.000

Beban Pajak
Penghasilan
Kini 98.000
Ditangguhkan 6.000 104.000

Laba Bersih 234.000

Laba Bersih per 4,26


Saham

Keuntungan atau Kerugian Lain

Kerugian Penjualan Mesin dan Peralatan—PT Perkasa mengakui adanya kerugian penjualan
mesin dan peralatan sebesar Rp3.000, seperti terlihat dari analisis perubahan saldo Aset
Tetap pada data lain-lain. Karena penjualan asset tetap terkait dengan arus kas investasi,
maka kerugian ini tidak di catat sebagai aktivitas operasi dan di tambahkan lagi ke angka
laba bersih.

Keuntungan Pelepasan Tanah—Selain itu PT Perkasa juga mengakui adanya keuntungan


pelepasan tanah sebesar Rp17.000. Keuntungan ini di kurangkan dari angka laba bersih.

Pendapatan Lain-lain—PT perkasa menerima pendapatan lain-lain sebesar Rp7.000 yang


merupakan pengakuan laba bersih dari PT Anak, yang 22% sahamnya dimiliki PT Perkasa dan
di catat dengan metode ekuitas. Karena pendapatan ini tidak berkonsekuensi penerimaan
kas (perhatikan: bukan dividen tunai yang diterima), maka pendapatan lain-lain dikurangkan
dari angka laba bersih.

Tabel 22.3 Data Penunjang Lain

1 Perubahan Ekuitas PT Perkasa adalah sebagai


. berikut.
Saldo Laba 1 Januari 2014 992.000
Laba Bersih 2014 234.000
Dividen Tunai 12.000
Dividen Saham 30.000
Saldo Laba 31 Desember 2014 1.184.000

2 Pendapatan lain-lain sebesar Rp7.000 merupakan bagian dari laba bersih PT Anak, yang
. merupakan 22% saham dimikili PT Perkasa.
3 Analisis untuk perubahan saldo Aset Tetap-Mesin dan Peralatan, beserta akumulasi
. depresiasi terkait adalah sebagai berikut:
Mesin & Akumulas
Peralatan i Keuntungan
Dr/(Cr) Depresiasi / (kerugian)
Dr/(Cr)
Saldo Awal pada 31 Desember 2013 284.000 (62.000)
Pembelian Mesin & Peralatan 106.000
Penjualan Mesin & Perlatan (16.000) 5.000 (3.000)
Depresiasi tahun 2014 (23.000)
Perbaikan besar yang dikapitalisasi 22.000
Saldo Akhir pada 31 Desember 2014 396.000 80.000

4 PT Perkasa membeli lahan tanah di Bekasi senilai Rp120.000 melalui utang bank. Selain
. itu, satu bidang tanah di Depok dengan tercatat Rp21.000 harus dijual kepada
pemerintah terkait dengan proyek jalan tol. Nilai pembebasan adalah Rp37.000,
sehingga perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp16.000

5 Analisi untuk perubahan akun ekuitas adalah sebagai berikut.


.
Modal Agio
Saham Saham
Biasa Biasa
Saldo awal, per 31 Desember 2013 100.000 76.000
Dividen saham 2% 2.000 28.000
Penerbitan saham baru 18.000 270.000
Saldo akhir pecan 31 Desember 2014 120.000 374.000

6 PT Perkasa membayar Bungan sebesar Rp18.000 dan pajak penghasialan sebesar


. Rp124.000.
7 Perubahan pada akun akumulasi depresiasi gedung, asset takberwujud, dan obligasi
. berasal dari depresiasi dan amortisasi
8 Liabilitas pajak tangguhan perusahaan selama tahun 2014 mengalami peningkatan
. sebesar Rp6.000.
9 Beban lain-lain yang di bayarkan PT Perkasa secara tunai sebesar Rp21.000.
.

Table 22.4 Saldo Perubahan Akun dalam Laporan Posisi Keuangan


PT Perkasa
Laporan Posisi Keuangan
2014 2013 Perubahan
Debit
Kas 118.000 132.000 (14.000)
Piutang Usaha 208.000 102.000 (14.000)
Beban Dibayar di Muka 33.000 34.000 (1.000)
Persediaaan 986000 682.000 304.000
Investasi Saham pada PT Anak 37.000 30.000 7.000
Tanah 263.000 164.000 99.000
Mesin dan Perlatan 396.000 284.000 112.000
Gedung 524.000 524.000 -
Asset Takberwujud – paten 15.200 20.000 (4.800)
Saham Treasuri 34.000 34.000

Jumlah Debit 2.614.200 1.972.000


6.200
Kredit 148.000 142.000 6.200
Akumulasi Depresiasi – Gedung 80.000 62.000 18.000
Utang Usaha 264.000 262.000 2.000
Utang Pajak 6.000 32.000 (26.000)
Beban yang Masih Harus Dibayar 86.000 78.000 8.000
Utang Bank 120.000 120.000
Obligasi 214.000 216.000 (2.000)
Liabilitas Pajak Tangguhan 18.000 12.000 6.000
Modal Saham – Biasa, nilai nominal Rp2.000 120.000 100.000 20.000
Agio Saham Biasa 374.000 76.000 298.000
Saldo Laba 1.184.000 992.000 192.000

Jumlah Kredit 2.614.200 1.972.000

Beban Non-tunai

Beberapa beban non-tunai yang di catat selama tahun 2014 oleh PT Perkasa adalah sebagai
berikut.

1. Beban depresiasi mesin dan peralatan Rp23.000 (dilihat dari analisis Aset Tetap pada
Data Tambahan Lain).
2. Beban depresiasi gedung Rp6.200 (dilihat dari perubahan saldo akumulasi
depresiasi-gedung).
3. Beban amortisasi asset takterwujud paten sebesar Rp4.800 (dilihat dari perubahan
saldo Aset Takberwuud).
Ketiganya ditambah ke laba bersih.

Perubahan Aset Lancar dan Liabilitas Lancar


1. Piutang Usaha
Saldo putang PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar Rp106.000. Ini berarti tidak
semua penjualan diterima dalam bentuk tunai, sehingga dalam penuusaian akan
mengurangi laba bersih. Sebaliknya jika saldo piutang mengalami penurunan, maka
perusahaan menerima tambahan kas yang berasal dari pelanggan, sehingga dalam
penyesuaian akan menambah laba bersih.
2. Beban dibayar di muka
Saldo beban dibayar di muka PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp1.000,
yang di catat sebagai beban. Ini berarti ada komponen beban yang tidak berasal dari
pembayaran tunai, sehingga dalam penyusaian akan menambah laba bersih.
Seandainya saldo beban dibayar dimuka ini mengalami peningkatan,ini berarti
perusahaan mengeluarkan kas untuk melakukan pembayaran, dan dalam
penyesuaian akan mengurangi laba bersih.
3. Persediaan
Saldo persediaan PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar Rp304.000.
Peningkatan ini berkonsekuensi pada pengeluaran arus kas, sehingga dalam
penyesuian mengurangi laba bersih. Jika saldo persediaan PT Perkasa mengalami
penurunan,ini berarti angka beban pokok penjualan yang dilaporkan tidak semuanya
berasal dari pengeluaran kas pada periode sekarang, karena di dalamnya ada
persediaan dari periode sebelumnya yang baru terjual sekarang. Karenanya
penurunan ini akan berakibat dalam penyesuaian akan menambah laba bersih.
4. Utang usaha
Saldo utang usaha PT Perkasa mengalami peningkatan Rp2.000. Peningkatan ini
berarti ada pengeluaran beban pokok penjualan dan beban operasi yang belum
dibayrakan, sehingga dalam penyesuain akan menambah laba bersih
Seandainya utang usaha PT Perkasa mengalami penurunan, maka akan dilakukan
penyesuian yang mengurangi laba bersih.
5. Beban yang masih harus dibayar
Saldo beban yang masih harus dibayar PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar
Rp8.000 dan sesuai penjelasan pada bagian utang usaha sebelumnya. dalam
penyesuaian akan mengurangi laba bersih.
6. Utang pajak penghasilan
Saldo utang pajak penghasilan PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp26.000.
yang berarti perusahaan mengeluarkan arus kas pembayaran pajak lebih besar daripada
beban pajak dalam laporan laba rugi. Dalam penyesuaian ini akan mengurangi laba
bersih.

Lain-Lain
1. Liabilitas pajak tangguhan
Berdasarkan laporan posisi keuangan dan informasi data tambahan lain, saldo liabilitas pajak
tangguhan mengalami peningkatan sebesar Rp6.000. Sesuai penjelasan mengenai utang
sebelumnya. dalam penyesuaian akan menambah laba bersih.
2. Amortisasi premium obligasi
Amortisasi premium obligasi menambah beban bunga yang diakui dalam laporan laba rugi.
Oleh karena amortisasi ini bersifat non-tunai. maka dalam penyesuaian akan mengurangi laba
bersih.
Tabel 22.5 menunjukkan laporan arus kas PT Perkasa untuk aktivitas operasi yang
disusun dengan menggunakan metode tidak langsung.

Tabel 22.5 laporan Arus Kos dengan Metode Tidak langsung untuk Aktivitas Operasi

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Laba Bersih 234.000
Penyesuaian Rekonsiliasi
Kerugian Penjualan Mesin & Peralatan 3.000
Keuntungan Pelepasan Tanah (16.000)
Pendapatan Lain-Lain Pendapatan investasi Ekuitas (7.000)
Beban Depresiasi: Mesin & Peralatan 23.000
Beban Depresiasi Gedung 6.200
Beban Amortisasi Aset Tak berwujud 4.800
Peningkatan Piutang Usaha (106.000)
Penurunan Beban Dibayar di Muka 1.000
Kenaikan Persediaan (304.000)
Kenaikan Utang Usaha 2.000
Penurunan Utang Pajak (26.000)
Kenaikan Beban yang Masih Harus Dib3yar 8.000
Kenaikan Liabilitas Pajak Tangguhan 6.000
Amortisasi Premium Obligasi (2,000) (407,000)
Arus Kas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas Operasi (173.000)

Secara ringkas. penyesuaian terhadap laba bersih yang perlu dilakukan untuk menentukan
arus kas dari aktivitas operasi dapat dilihat pada Tabel 22.6.

Tabel 22.6 Penyesuaian Laba Bersih menjadi Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Laba bersih
Ditambah dengan (+) Dikurangi dengan (-)
Beban depresiasi Amortisasi premium obligasi
Amortisasi aset tak berwujud Penurunan liabilitas pajak penghasilan
tangguhan
Amortisasi diskon obligasi/wesel bayar Pendapatan / keuntungan investasi dari
investasi saham
yang dicatat dengan metode ekuitas
kenaikan liabilitas pajak tangguhan Keuntungan penjualan investasi dan aset tetap
kerugian atas penjualan investasi/ aset tetap Kenaikan piutang
kerugian atas penurunan nilai (impairment) Kenaikan persediaan
Penurunan piutang Kenaikan beban dibayar di muka
Penurunan persediaan Penurunan utang usaha
Penurunan beban dibayar di muka Penurunan beban yang masih harus dibayar
(accrued expense)
Kenaikan utang usaha
Kenaikan beban yang masih harus dibayar
(accrued expense)
= Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi

Metode Langsung
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menggunakan metode langsung adalah
menentukan besarnya penerimaan kas dan pengeluaran kas dari aktivitas operasional. Laporan yang
digunakan sebagai sumber penyusunan metode tidak langsung juga masih digunakan, dengan sedikit
modifikasi. Tabel 22.7 menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.

Tabel 22.7 Penerimaan dan Pengeluaran Kos pada Arus Kos Operasi dengan Metode Langsung
Penerimaan Kas (-) Pengeluaran Kas = Arus Kas Bersih
Aktivitas Operasi
Pembayaran kepada pemasok
Dari penjualan barang dan jasa Pembayaran kepada karyawan
kepada pelanggan
Pembayaran untuk beban operasi Arus Kas Bersih
Dari penerimaan bunga dan dividen Pembayaran untuk pajak
dari investasi utang dan ekuitas
Pembayaran untuk bunga utang atau
pinjaman

Contoh 22.4 Aktivitas Operasi – Metode Langsung


Mengacu pada Contoh 22.3. maka aktivitas operasi dengan metode langsung adalah sebagal berikut.
1. Penerimaan Kas dari Pelanggan. berasal dari penjualan. namun dipengaruhi oleh perubahan
posisi piutang. jika piutang bertambah. ini berarti tidak semua penjualan pada periode tersebut
diterima secara tunai. Untuk menghitung penerimaan kas dari pelanggan dapat digunakan
rumusan berikut.
Tabel 22.8 Penerimaan Kas Dari Pelanggan
+ Penurunan piutang usaha
Penerimaan kas dari Pendapatan penjualan Atau
pelanggan
(-) kenaikan piutang usaha

Untuk PT Perkasa, penerimaan kas dari pelanggan dihitung sebagal berikut.


Penjualan bersih Rp 1.053.000
Dikurangi: kenalkan piutang usaha (106.000)
Penerimaan kas dari pelanggan Rp 947.000
2. Pembayaran Kas kepada Pemasok. dihitung dari tiga komponen yaitu beban pokok penjualan,
persediaan, dan utang usaha, dengan rumusan sebagal berikut.
Tabel 22.9 Pembayaran Kos kepada Pemasok
+ Kenaikan persediaan + Penurunan utang usaha
Beban pokok
Atau Atau
Pembayaran kas penjualan
kepada pemasok (-) Penurunan persediaan (-) Kenaikan utang usaha
Total pembelian
Besarnya pembayaran kas kepada pemasok PT Perkasa dapat dihitung sebagai berikut. Beban pokok
penjualan Rp 620.000
Ditambah: kenaikan persediaan 304.000
Dikurangi: kenaikan utang (2.000)
usaha
Pembayaran kepada pemasok Rp 922.000

3. Pembayaran Kas untuk Beban Operasional dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu beban
operasi, beban dibayar di muka, dan beban yang masih harus dibayar. dengan rumusan berikut.

Tabel 22.10 Pembayaran Kos untuk Beban Operasional


+ Kenaikan beban dibayar + Penurunan beban yang
di muka masih harus dibayar
Pembayaran kas untuk Beban operasi
Atau Atau
beban operasional
(-) Penurunan beban (-) Kenaikan beban yang
dibayar di muka masih harus dibayar

Perlu dipastikan bahwa komponen non-tunai harus dikeluarkan dari beban operasi sebelum dihitung
dalam rumusan di atas.
Untuk PT Perkasa. beban operasi non-tunai terdiri dari:
Tabel 22.11 Beban Operasi Non-tunai
Beban depresiasi mesin & peralatan Rp 23.000
Beban depresiasi gedung 6.200
Beban amortisasi aset tak berwujud 4.800
Amortisasi premium obligasi (2.000)
Jumlah 32.000

sehingga jumlah beban operasi tunai adalah Rp94.000 - Rp32.000 = Rp62.000


Besarnya pembayaran untuk beban operasional PT Perkasa dapat dihitung sebagai berikut

Beban operasi Rp 62.000


Dikurangi: penurunan beban dibayar di muka (1.000)
Dikurangi: kenalkan beban yang masih harus dibayar ( 8.000)
Pembayaran untuk beban operasional Rp 53.000

4. Pembayaran Kas untuk Pajak. dapat dihitung dengan menggunakan rumusan beban
operasional, sehingga untuk PT Perkasa dihitung sebagai berikut.
Beban pajak penghasilan kini Rp 104.000
Ditambah: penurunan utang pajak 26.000
Dikurangi: kenaikan liabilitas pajak tangguhan (6.000)
Pembayaran untuk pajak Rp 124.000

5. Berdasarkan informasi pada data lain-lain. pembayaran untuk beban lain-lain yang dibayarkan
tunai oleh PT Perkasa adalah sebesar Rp21.OOO, sehingga jumlah inilah yang dimasukkan di
dalam laporan arus kas.

Tabel 22.12 menunjukkan bagian aktivitas operasi dari laporan arus kas PT Perkasa yang disusun
dengan menggunakan metode langsung.

Tabel 22.12 Bagian Aktivitas Operasi dari Laporan Anis Kas PT Perkasa - Metode Langsung
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Kas dari Pelanggan 947.000
Pembayaran Kas kepada Pemasok 922.000
Pembayaran Kas untuk Beban Operasional 53.000
Pembayaran Kas untuk Pajak 124.000
Pembayaran untuk Beban Lain-lain 21.000 1.120.000
Arus Kas Bersih yang Di2unakan untuk Aktivitas Operasi (173.000)

Langkah Ketiga: Menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan
Menyusun laporan arus dari aktivitas investasi dan pendanaan pada dasarnya menggunakan
metode langsung, dengan melihat perubahan saldo laporan posisi keuangan dan informasi yang
disediakan pada data lain. Untuk contoh PT Perkasa, rinciannya adalah sebagai berikut.
1. Tanah. terdapat penjualan tanah kepada pemerintah. yang mana perusahaan memperoleh
uang hasil penjualan senilai Rp37.000.
2. Mesin dan peralatan. terdapat tiga transaksi yang perlu diperhatikan berdasarkan informasi
analisis aset tetap pada data tambahan lain. yaitu:
a. pembelian mesin dan peralatan baru Rp I 06.000;
b. penjualan mesin dan peralatan lama RpS.000;
c. perbaikan besar mesin dan peralatan, yang biasanya dapat dikapitalisasi, sebesar Rp22.000.
3. Pembayaran dividen tunai, yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 12.000.
4. penerbitan saham baru, yang dilakukan secara tuna! berdasarkan analisis ekuitas pada data
tambahan lain, adalah sebesar Rp288.000, yang dicatat sebesar harga nominal Rp 18.000 dan
agio saham Rp270.000.
5. Pembelian saham treasuri, berdasarkan perubahan saldo laporan posisi keuangan, adalah
sebesar Rp34.000.

Contoh 22.5 Bagian Aktivitas Investasi dan Pendanaan dari Laporan Arus PT Perkasa

Bentuk Lengkap Laporan Arus Kas


Bentuk lengkap laporan arus kas untuk PT Perkasa dapat dilihat pada Tabel 22.14. Hal yang
perlu diberikan untuk pembelian tanah yang dibayar dengan menggunakan utang bank senilai Rp
120.000. Aktivitas investasi dan pendanaan yang bersifat non-tunai umumnya diungkapkan secara
khusus di bagian bawah laporan arus kas.
Selain itu terdapat pula aktivitas pendanaan non-tunai lain yang dilakukan PT Perkasa. yaitu
pembagian dividen saham 2% dengan total nilai Rp30.000 yang dapat dilihat pada bagian analisis
ekuitas data tambahan lain. Karena bersifat non-tunai, maka tidak terlihat dalam laporan arus kas.

Tabel 22.13 Aktivitas Investasi dan Pendanaan


Arus Kas dari Aktivitas Investasi 37.000
Penerimaan penjualan tanah (106.000)
Pembelian penjualan mesin dan peralatan 8.000
Perbaikan besar mesin dan peralatan (22.000)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (83.000)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Pembayaran dividen tunai ( 12.000)
Penerimaan penerimaan saham baru 288.000
Pembelian saham tresuari (34.000)
Arus kas bersih yan2 digunakan untuk aktivitas Investasi 241.000

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk
menganalisis daya tahan dan sustainability perusahaan. Selain itu, laporan arus kas dapat
menunjukkan kondisi ideal kas yang seharusnya dimiliki perusahaan, berdasarkan tahap
perkembangan perusahaan. Gambar 22.1 menunjukkan hubungan arus kas perusahaan dengan fase
perkembangan perusahaan. Secara ideal, arus kas bersih yang dihasilkan perusahaan adalah sebagai
berikut

Arus kas dari

Aktivitas Operasional (+) Perusahaan memperoleh arus kas.

Aktivitas Investasi (-) Perusahaan menggunakan arus kas.


Aktivitas Pendanaan (+) Perusahaan memperoleh pendanaan, baik kredit maupun ekuitas.

(-) Perusahaan melakukan pelunasan kredit, pembayaran bunga, atau


dividen.

Hal yang patut diwaspadai adalah apabila aktivitas investasi perusahaan bertanda positif,
yang berarti perusahaan memperoleh kas dengan melakukan divestasi alias penjualan aset tetap.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai status perkembangan perusahaan di masa
mendatang.

Tabel 22.14 Laporan Arus Kas PT Perkasa---Metode Tidak Langsung

PT Perkasa
Laporan Arus Kas
Untuk periode berakhir 31 Desember 2014
(dalam ribuan rupiah)
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba Bersih 234.000
Penyesuaian Rekonsiliasi:
Kerugian Penjualan Mesin & Peralatan 3.000
Keuntungan Pelepasan Tanah (16.000)
Pendapatan Lain-lain—Pendapatan Investasi Ekuitas (7.000)
Beban Depresiasi Gedung 23.000
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud 6.200
Peningkatan Piutang Usaha 4.800
Penrunan Beban Dibayar di Muka (106.000)
Kenaikan Persediaan 1.000
Kenaikan Utang Usaha (304.000)
Penurunan Utang Pajak 2.000
Kenaikan Beban yang Masih Harus Dibayar (26.000)
Penurunan Beban yang Masih Harus Dibayar 8.000
Kenaikkan Liabilitas Pajak Tangguhan 6.000
Amortisasi Premium Obligasi (2.000) (407.000)
Arus Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (173.000)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Penerimaan penjualan tanah 37.000
Pembelian mesin dan peralatan baru (106.000)
Penerimaan penjualan mesin dan peralatan 8.000
Perbaikan besar---mesin dan peralatan (2.000)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (83.000)

PT Perkasa
Laporan Arus Kas
Untuk periode berakhir 31 Desember 2014
(dalam ribuan rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran dividen tunai (12.000)
Penerimaan penerbitan saham baru 288.000
Pembelian saham tresuri (34.000)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 242.000

Penurunan bersih saldo kas (14.000)


Saldo Kas Awal, 1 Januari 2014 132.000
Saldo Kas Akhir, 31 Desember 2014 118.000

Catatan :
Aktivitas Investasi dan Pendanaan Non-Tunai
Pembelian Tanah senilai Rp 120.000 yang didanai dengan
utang bank sejumlah yang sama.

Gambar 22.1 Arus Kas dan Fase Perkembangan Usaha


Sumber: Kieso et al., 2011

Metode Langsung atau Tidak Langsung?

Keunggulan laporan arus kas yang dibuat dengan menggunakan metode langsung adalah sebagai
berikut.

● Menunjukkan secara jelas


sumber penerimaan dan tujuan penggunaan kas.

●Mengungkapkan informasi
yang lebih riil atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas
operasi untuk melunasi utang, melakukan reinvestasi guna mendukung ekspansi operasional, dan
memberikan bagian laba dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
Adapun keunggulan laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung adalah
sebagai berikut:

● Menunjukkan fokus pada


perbedaan antara laba bersih pada laporan laba rugi dengan arus kas dari aktivitas operasi.

● Menunjukkan hubungan antara


laporan arus kas dengan laporan keuangan lainnya, terutama laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan.

Meski demikian, untuk kepentingan para investor selaku pembaca laporan keuangan, Otoritas Jasa
Keuangan dan juga otoritas di negara lain lebih mewajibkan perusahaan untuk menyusun laporan arus
kas dengan menggunakan metode langsung. Di beberapa negara lain, bahkan rekonsiliasi laba bersih
terhadap arus kas dari aktivitas operasi---yang merupakan metode tidak langsung---juga harus dibuat
sebagai lampiran tambahan laporan arus kas yang disusun dengan metode langsung.

Ilustrasi 22.1 Metode Langsung atau Tidak Langsung

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Penyajian Laporan Arus Kas

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.


DAN ENTITAS AND ITS
ANAK SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIEDATED STATEMENTS OF CASH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 FLOWS
DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER
31,2013
2013 2012
USD USD
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM
AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan kas dari pelanggan 3.828.013.062 3.303.464.135 Cash receipts from
costumers
Pengeluaran kas kepada (3.204.353.979) (2.520.504.898) Cash paid to suppliers
pemasok
Pengeluaran kas pada karyawan (425.242.885) (390.157.600) Cash paid to employess
Kas dihasilkan dari operasi 198.416.198 392.801.638 Cash generated from
operations
Pembayaran bunga dan beban (35.040.542) (13.655.445) Interest and financial
keuangan charges paid
Pembayaran pajak penghasilan (24.349.733) (14.460/638). Income taxes paid

Kas Bersih Diperoleh dari 139.025.923 364.685.555 Net Cash Provided from
Aktivitas Operasi Operating
Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM


AKTIVITAS INVESTASI INVESTING
ACTIVITIES
Ilustrasi 22.2 Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
Sumber: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk tahun 2013.

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.


DAN ENTITAS AND ITS
ANAK SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 FLOWS
DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31,
2013
2013 2012
USD USD
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM
AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan bunga 9.892.089 7.003.496 Interest received
Penerimaan dividen 1.739.459 1.897.701 Dividend received
Hasil pelepasan aset tetap 10.314.619 3.893.794 Proceeds from disposal of
property and equipment
Penerimaan pengembalian 398.739.049 73.495.873 Refund of advance payments
uang muka pembelian for purchase of aircrash
pesawat
Penerimaan pengembalian 41.931.995 17.143.158 Receipt of aircraft
dana pemeliharaan pesawat maintenance reimbursements
Penerimaan uang jaminan 1.101.734 3.974.307 Receipt of security deposit
Pengeluaran untuk dana (235.312.053) (180.440.276) Payment for aircraft
pemeliharaan pesawat maintenace reservefund
Uang muka pembelian (442.858.026) (373.812.834) Advance payment for aircraft
pesawat
Uang muka perolehan aset (14.259.993) (27.265.181) Advance payments for
tetap property and equipment
Uang muka untuk perolehan (55.864.432) (3.096.135) Payments for aircraft
aset pemeliharaan dan aset maintenance and aircraft
sewa pesawat leased asset
Pengeluaran untuk perolehan (54.121.268) (29.335.992) Acquisition of propetty and
aset tetap equipment
Pembayaran uang jaminan (43.814.936) (18.183.897) Payments for security deposit
Kenaikan (penurunan) lainya (324.902) 327.042 Increased (decreased their
dari aktivitas investasi investment)

Kas Bersih Digunakan untuk (382.836.665) (524.398.946) Net Cash Used in Investing
Aktivitas Investasi Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM


AKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan pinjaman jangka 431.112.338 206.260.009 Proceeds of long term - loan
panjang
Penerimaan utang bank dan 181.946.307 39.759.949 Proceeds of bank loans and
lembaga keuangan financial Instution
Penerimaan obligasi – bersih 200.259.361 - Proceeds of bonds – net
Pembayaran biaya (6.667.864) (6.559.941) Payment for aircraft return
pengembalian pesawat and maintenance
Pembayaran pinjaman jangka (228.479.260) (124.540.353) Payment of long-term loan
panjang
Pembayaran utang bank dan (142.398.200) (37.336.500) Payments of bank loans and
lembaga keuangan financial Institution
Kenaikan kas yang dibatasi (1.710.965) (933.748) Increase in restricted cash
penggunaanya
Pembayaran untuk aktivitas (1.776.784) (1.191.279) Payments for other financing
pendanaan lainnya activities
Kas Bersih Diperoleh dari 432.274.934 75.457.955 Net Cash Provided from
Aktivitas Pendanaan financing activities

PENINGKATAB 188.464.192 (84.255.436) NET INCREASE


(PENURUNAN) BERSIH (DECREASE) IN CASH
KAS DAN SETARA KAS AND CASH
EQUIVALNETS

Ilustrasi 22.2 Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. (Lanjutan)
Sumber: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk tahun 2013.

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. PT GARUDA INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS Tbk. AND ITS
ANAK SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIEDATED STATMENTS OF
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 CASH FLOWS
DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31,
2013
2013 2012
USD USD
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM
OPERASI OPERATING ACTIVITIES
KAS DAN SETARA KAS 325.784.942 412.252.577 CASH AND CASH
AWAL TAHUN EQUIVALENTS AT
BEGINNING OF THE
YEAR
Efek perubahan kurs mata uang (38.955.504) (7.212.199) Effect foreign exchange reat
asing changes
KAS DAN SETARA KAS 475.260.630 325.784.942 CASH AND CASH
AKHIR TAHUN EQUIVALENTS AT END
OF THE YEAR

Ilustrasi 22.2 Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. (Lanjutan)
Sumber: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk tahun 2013.
Dari laporan arus kas dapat dianalisis bahwa GIAA masih menghasilkan arus kas dari
aktivitas operasional yang positif, meskipun terdapat tren menurun dari 2012 ke 2013, Di sisi lain,
GIAA juga meningkatkan aktivitas investasi, yang terkait dengan pemeblian pesawat, yang
didanai melalui fasilitas utang jangka panjang dan juga tahun 2013 melalui obligasi,

PSAK 2 Laporan Arus Kas mewajibkan pengungkapan terkait dengan :


1. Kas dari bungan dan dividen yang diterima;
2. Kas dari bunga dan dividen yang dibayarkan;
3. Kas terkait dengan pajak penghasilan;
4. Kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak atau bisnis
lain;
5. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kasd dan setara kasl.

Perusahaan juga harus mengungkapkan pada bagian aktivitas yang mana (operasi,investasi,
atau pendanaan) ketiga hal tersebut dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai