Disusun Oleh :
Dicky Zulkarnaen 164022212
Hendra 164022214
Nanda Eri Pratama 164022181
Rahman Yudistira 164022184
Universitas Balikpapan
Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi
2016/2017
Kerangka bab
Laporan arus
kas
Metode tidak
langsung
Metode
langsung
Laporan arus kas merupakan satu dari lima laporan keuangan ideal yang disusun oleh
perusahaan, meski baru tahun 1994 perusahaan di indonesia wajib menyusun laporan arus kas
ini. Tujuan penyusunan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi mengenai
perubahan arus kas yaitu penerimaan (arus masuk) dan pengeluaran (arus keluar)kas dari
suatu entitas selama satu periode langsung. Laporan ini menunjukkan detail asal usul
perubahan saldo kas awal dan saldo kas akhir perusahaan, yang dapat dibaca pada laporan
posisi keuangan komparatif. Selain itu laporan arus kas juga melengkapi informasi laba rugi,
yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan mengamankan kas, yang dapat diibaratkan
sebagai aliran darah atau oksigen perusahaan. Laporan laba rugi yang berbasis akrual tidak
dapat memastikan bahwa seluruh pendapatan (dan laba bersih) telah diterima dalam bentuk
kas oleh perusahaan. Secara rinci laporan arus kas ini membantu para pengguna laporan
keuangan, terutama kreditur dan investor, dalam menganalisis:
2. kemampuan entitas untuk memenuhi seluruh kewajiban dan membayar dividen tunai
4. kemampuan entitas untuk memperoleh kas dari aktivitas operasional dan keterkaitannya
dengan laba rugi entitas
BENTUK LAPORAN ARUS KAS
Secara umum laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yang merupakan karakteristik transaksi
kas perusahaan, yaitu sebagai berikut.
Klasifikasi lebih lanjut dalam laporan arus kas dapat dilihat pada contoh 22.1. beberapa
catatan untuk klasifikasi arus kas di atas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Penerimaan kas berupa pendapatan bunga dan dividen dapat juga dikategorikan
sebagai aktivitas investasi, dengan alasan bunga dan dividen yang diterima berasal
dari investasi sekuritas.
b. Pembayaran kas berupa beban bunga atas pinjaman atau obligasi dapat pula dianggap
sebagai aktivitas pendanaan, karena pinjaman dan obligasi merupakan aktivitas
pendanaan
Penerimaan pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan dan pendapatan dividen dari
investasi ekuitas yang dimiliki.
Pelunasan surat utang yang dibeli atau dimiliki dari entitas lain.
Pembelian investasi surat berharga (utang atau saham) dari entitas lain.
c. Dalam hal menentukan klasifikasi yang tepat atas bunga dan dividen yang dimasksud
diatas, entitas harus memperhatikan konsistensi pelakuannya.
Dalam praktik perusahaan melaporkan saldo kas tergabung dengan setara kas (cash
equivalent). Setara kas ini merupakan instrumen sekuritas jangka pendek yang sangat likuid,
dengan ciri kas dapat segera dikonversikan menjadi kas dan jatuh temponya sangat singkat
sehungga relatif tidak ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Umumnya jatuh tempo
setara kas ini adalah kurang dari 90 hari atau tiga bulan.
Bentuk umum laporan arus kas yang bisa diterbitkan perusahaan dapat dilihat pada contoh
22.2 untuk menyusun “Arus Kas dari Aktivitas Operasi”, ada dua metode yang bisa dipilih
oleh entitas, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Contoh 22.2 menggambarkan
penggunaan metode tidak langsung. Untuk aktivitas investasi dan pendanaan, hanya ada satu
metode yang digunakan, yaitu metode langsung. Sebelum memulai untuk menyusun laporan
arus kas, tiga jenis laporan keuangan berikut harus tersedia sebagai sumber informasi utama,
yaitu sebagai berikut.
1. Laporan posisi keuangan komparatif, yang memuat infomasi aset, liabilitas, dan
ekuitas periode kini dan periode sebelumnya.
2. Laporan laba rugi periode berjalan.
3. Data mengenai transaksi tertentu, seperti transaksi pertukaran aset, pembayaran
dividen nontunai, dan pembelian investasi melalui utang.
Secara ringkas, langkah langkah untuk menyusun laporan arus kas adalah sebagai berikut.
Nama perusahaan
Depresiasi Rpxx
Rpxxx
Tabel 22.1 , 22.2 , 22.3 merupakan tiga laporan keuangan yang menjadi sumber utama penyusunan laporan arus
PT Perkasa.
Berdasarkan analisis awal, diketahui bahwa saldo kas PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp 14.000,
yaitu saldo awal 1 januari 2014 sebesar Rp132.000 dan saldo akhir 31 desember 2014 sebesar Rp118.000.
Laporan arus kas yang hendak disusun memberikan informasi yang lebih detail mengenai perubahan saldo ini,
yaitu asal usul perubahan kas. Jumlah dari tiga klasifikasi arus kas, yaitu dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan pada bagian akhir laporan arus kas harus berjumlah Rp14.000.
Selain menentukan saldo perubahan kas, masih dalam langkah ini, ditentukan perubahan saldo untuk masing-
masing akun laporan posisi keuangan. Untuk memudahkan, bentuk laporan posisi keuangan disajikan seperti
bentuk neraca lajur seperti pada contoh 22.4
Pada awal langkah kedua ini, ditentukan terlebih dahulu metode penyusunan, apakah menggunakan metode
langsung atau metode tidak langsung. Metode yang relatif mudah digunakan adalah metode tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan angka laba bersih yang kemudian disesusaikan (direkonsiliasikan) dengan pos-pos
non-tunai/kas. Metode tidak langsung ini memberikan gambaran mengenai keterkaitan laba bersih dengan arus
kas dari aktivitas operasi. Namun demikian metode ini dianggap tidak terlalu informatif.
Metode langsung, yang relatif lebih rumit dalam penyusunannya, memberikan ilustrasi secara jelas dan lengkap
(langsung) mengenai sumber arus kas untuk aktivitas operasional dan tujuan penggunaannya. Berdasarkan
aturan otoritas jasa keuangan (OJK) dalam P3LKE (pedoman pembuatan dan penyusunan laporan keuangan
emiten), metode langsung yang harus digunakan oleh perusahaan emiten ketika menyusun laporan arus kas.
Langkah kedua ini akan terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap 1 penyusunan arus kas dari aktivitas operasi PT
Perkasa dengan metode tidak langsung dan tahap 2 dengan metode langsung.
Untuk penyusunan arus kas aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung
dapat mengikuti urutan berikut.
1. Menentukan keuntungan dan kerugian dari penjualan investasi atau aset non-lancar
lainnya.
2. Menentukan beban beban non tunai, seperti depresiasi dan amortisasi.
3. Menentukan perubahan saldo akun aset lancar dan liabilitas lancar.
PT Perkasa
PT PERKASA
Laporan Laba Rugi
Untuk periode berakhir 31 Desember
(dalam ribuan rupiah)
Beban Pajak
Penghasilan
Kini 98.000
Ditangguhkan 6.000 104.000
Kerugian Penjualan Mesin dan Peralatan—PT Perkasa mengakui adanya kerugian penjualan
mesin dan peralatan sebesar Rp3.000, seperti terlihat dari analisis perubahan saldo Aset
Tetap pada data lain-lain. Karena penjualan asset tetap terkait dengan arus kas investasi,
maka kerugian ini tidak di catat sebagai aktivitas operasi dan di tambahkan lagi ke angka
laba bersih.
2 Pendapatan lain-lain sebesar Rp7.000 merupakan bagian dari laba bersih PT Anak, yang
. merupakan 22% saham dimikili PT Perkasa.
3 Analisis untuk perubahan saldo Aset Tetap-Mesin dan Peralatan, beserta akumulasi
. depresiasi terkait adalah sebagai berikut:
Mesin & Akumulas
Peralatan i Keuntungan
Dr/(Cr) Depresiasi / (kerugian)
Dr/(Cr)
Saldo Awal pada 31 Desember 2013 284.000 (62.000)
Pembelian Mesin & Peralatan 106.000
Penjualan Mesin & Perlatan (16.000) 5.000 (3.000)
Depresiasi tahun 2014 (23.000)
Perbaikan besar yang dikapitalisasi 22.000
Saldo Akhir pada 31 Desember 2014 396.000 80.000
4 PT Perkasa membeli lahan tanah di Bekasi senilai Rp120.000 melalui utang bank. Selain
. itu, satu bidang tanah di Depok dengan tercatat Rp21.000 harus dijual kepada
pemerintah terkait dengan proyek jalan tol. Nilai pembebasan adalah Rp37.000,
sehingga perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp16.000
PT Perkasa
Laporan Posisi Keuangan
2014 2013 Perubahan
Debit
Kas 118.000 132.000 (14.000)
Piutang Usaha 208.000 102.000 (14.000)
Beban Dibayar di Muka 33.000 34.000 (1.000)
Persediaaan 986000 682.000 304.000
Investasi Saham pada PT Anak 37.000 30.000 7.000
Tanah 263.000 164.000 99.000
Mesin dan Perlatan 396.000 284.000 112.000
Gedung 524.000 524.000 -
Asset Takberwujud – paten 15.200 20.000 (4.800)
Saham Treasuri 34.000 34.000
Beban Non-tunai
Beberapa beban non-tunai yang di catat selama tahun 2014 oleh PT Perkasa adalah sebagai
berikut.
1. Beban depresiasi mesin dan peralatan Rp23.000 (dilihat dari analisis Aset Tetap pada
Data Tambahan Lain).
2. Beban depresiasi gedung Rp6.200 (dilihat dari perubahan saldo akumulasi
depresiasi-gedung).
3. Beban amortisasi asset takterwujud paten sebesar Rp4.800 (dilihat dari perubahan
saldo Aset Takberwuud).
Ketiganya ditambah ke laba bersih.
1. Piutang Usaha
Saldo putang PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar Rp106.000. Ini berarti tidak
semua penjualan diterima dalam bentuk tunai, sehingga dalam penuusaian akan
mengurangi laba bersih. Sebaliknya jika saldo piutang mengalami penurunan, maka
perusahaan menerima tambahan kas yang berasal dari pelanggan, sehingga dalam
penyesuaian akan menambah laba bersih.
2. Beban dibayar di muka
Saldo beban dibayar di muka PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp1.000,
yang di catat sebagai beban. Ini berarti ada komponen beban yang tidak berasal dari
pembayaran tunai, sehingga dalam penyusaian akan menambah laba bersih.
Seandainya saldo beban dibayar dimuka ini mengalami peningkatan,ini berarti
perusahaan mengeluarkan kas untuk melakukan pembayaran, dan dalam
penyesuaian akan mengurangi laba bersih.
3. Persediaan
Saldo persediaan PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar Rp304.000.
Peningkatan ini berkonsekuensi pada pengeluaran arus kas, sehingga dalam
penyesuian mengurangi laba bersih. Jika saldo persediaan PT Perkasa mengalami
penurunan,ini berarti angka beban pokok penjualan yang dilaporkan tidak semuanya
berasal dari pengeluaran kas pada periode sekarang, karena di dalamnya ada
persediaan dari periode sebelumnya yang baru terjual sekarang. Karenanya
penurunan ini akan berakibat dalam penyesuaian akan menambah laba bersih.
4. Utang usaha
Saldo utang usaha PT Perkasa mengalami peningkatan Rp2.000. Peningkatan ini
berarti ada pengeluaran beban pokok penjualan dan beban operasi yang belum
dibayrakan, sehingga dalam penyesuain akan menambah laba bersih
Seandainya utang usaha PT Perkasa mengalami penurunan, maka akan dilakukan
penyesuian yang mengurangi laba bersih.
5. Beban yang masih harus dibayar
Saldo beban yang masih harus dibayar PT Perkasa mengalami peningkatan sebesar
Rp8.000 dan sesuai penjelasan pada bagian utang usaha sebelumnya. dalam
penyesuaian akan mengurangi laba bersih.
6. Utang pajak penghasilan
Saldo utang pajak penghasilan PT Perkasa mengalami penurunan sebesar Rp26.000.
yang berarti perusahaan mengeluarkan arus kas pembayaran pajak lebih besar daripada
beban pajak dalam laporan laba rugi. Dalam penyesuaian ini akan mengurangi laba
bersih.
Lain-Lain
1. Liabilitas pajak tangguhan
Berdasarkan laporan posisi keuangan dan informasi data tambahan lain, saldo liabilitas pajak
tangguhan mengalami peningkatan sebesar Rp6.000. Sesuai penjelasan mengenai utang
sebelumnya. dalam penyesuaian akan menambah laba bersih.
2. Amortisasi premium obligasi
Amortisasi premium obligasi menambah beban bunga yang diakui dalam laporan laba rugi.
Oleh karena amortisasi ini bersifat non-tunai. maka dalam penyesuaian akan mengurangi laba
bersih.
Tabel 22.5 menunjukkan laporan arus kas PT Perkasa untuk aktivitas operasi yang
disusun dengan menggunakan metode tidak langsung.
Tabel 22.5 laporan Arus Kos dengan Metode Tidak langsung untuk Aktivitas Operasi
Secara ringkas. penyesuaian terhadap laba bersih yang perlu dilakukan untuk menentukan
arus kas dari aktivitas operasi dapat dilihat pada Tabel 22.6.
Tabel 22.6 Penyesuaian Laba Bersih menjadi Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih
Ditambah dengan (+) Dikurangi dengan (-)
Beban depresiasi Amortisasi premium obligasi
Amortisasi aset tak berwujud Penurunan liabilitas pajak penghasilan
tangguhan
Amortisasi diskon obligasi/wesel bayar Pendapatan / keuntungan investasi dari
investasi saham
yang dicatat dengan metode ekuitas
kenaikan liabilitas pajak tangguhan Keuntungan penjualan investasi dan aset tetap
kerugian atas penjualan investasi/ aset tetap Kenaikan piutang
kerugian atas penurunan nilai (impairment) Kenaikan persediaan
Penurunan piutang Kenaikan beban dibayar di muka
Penurunan persediaan Penurunan utang usaha
Penurunan beban dibayar di muka Penurunan beban yang masih harus dibayar
(accrued expense)
Kenaikan utang usaha
Kenaikan beban yang masih harus dibayar
(accrued expense)
= Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
Metode Langsung
Tabel 22.7 Penerimaan dan Pengeluaran Kos pada Arus Kos Operasi dengan Metode Langsung
Penerimaan Kas (-) Pengeluaran Kas = Arus Kas Bersih
Aktivitas Operasi
Pembayaran kepada pemasok
Dari penjualan barang dan jasa Pembayaran kepada karyawan
kepada pelanggan
Pembayaran untuk beban operasi Arus Kas Bersih
Dari penerimaan bunga dan dividen Pembayaran untuk pajak
dari investasi utang dan ekuitas
Pembayaran untuk bunga utang atau
pinjaman
3. Pembayaran Kas untuk Beban Operasional dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu beban
operasi, beban dibayar di muka, dan beban yang masih harus dibayar. dengan rumusan berikut.
Perlu dipastikan bahwa komponen non-tunai harus dikeluarkan dari beban operasi sebelum dihitung
dalam rumusan di atas.
Untuk PT Perkasa. beban operasi non-tunai terdiri dari:
Tabel 22.11 Beban Operasi Non-tunai
Beban depresiasi mesin & peralatan Rp 23.000
Beban depresiasi gedung 6.200
Beban amortisasi aset tak berwujud 4.800
Amortisasi premium obligasi (2.000)
Jumlah 32.000
4. Pembayaran Kas untuk Pajak. dapat dihitung dengan menggunakan rumusan beban
operasional, sehingga untuk PT Perkasa dihitung sebagai berikut.
Beban pajak penghasilan kini Rp 104.000
Ditambah: penurunan utang pajak 26.000
Dikurangi: kenaikan liabilitas pajak tangguhan (6.000)
Pembayaran untuk pajak Rp 124.000
5. Berdasarkan informasi pada data lain-lain. pembayaran untuk beban lain-lain yang dibayarkan
tunai oleh PT Perkasa adalah sebesar Rp21.OOO, sehingga jumlah inilah yang dimasukkan di
dalam laporan arus kas.
Tabel 22.12 menunjukkan bagian aktivitas operasi dari laporan arus kas PT Perkasa yang disusun
dengan menggunakan metode langsung.
Tabel 22.12 Bagian Aktivitas Operasi dari Laporan Anis Kas PT Perkasa - Metode Langsung
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Kas dari Pelanggan 947.000
Pembayaran Kas kepada Pemasok 922.000
Pembayaran Kas untuk Beban Operasional 53.000
Pembayaran Kas untuk Pajak 124.000
Pembayaran untuk Beban Lain-lain 21.000 1.120.000
Arus Kas Bersih yang Di2unakan untuk Aktivitas Operasi (173.000)
Langkah Ketiga: Menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan
Menyusun laporan arus dari aktivitas investasi dan pendanaan pada dasarnya menggunakan
metode langsung, dengan melihat perubahan saldo laporan posisi keuangan dan informasi yang
disediakan pada data lain. Untuk contoh PT Perkasa, rinciannya adalah sebagai berikut.
1. Tanah. terdapat penjualan tanah kepada pemerintah. yang mana perusahaan memperoleh
uang hasil penjualan senilai Rp37.000.
2. Mesin dan peralatan. terdapat tiga transaksi yang perlu diperhatikan berdasarkan informasi
analisis aset tetap pada data tambahan lain. yaitu:
a. pembelian mesin dan peralatan baru Rp I 06.000;
b. penjualan mesin dan peralatan lama RpS.000;
c. perbaikan besar mesin dan peralatan, yang biasanya dapat dikapitalisasi, sebesar Rp22.000.
3. Pembayaran dividen tunai, yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 12.000.
4. penerbitan saham baru, yang dilakukan secara tuna! berdasarkan analisis ekuitas pada data
tambahan lain, adalah sebesar Rp288.000, yang dicatat sebesar harga nominal Rp 18.000 dan
agio saham Rp270.000.
5. Pembelian saham treasuri, berdasarkan perubahan saldo laporan posisi keuangan, adalah
sebesar Rp34.000.
Contoh 22.5 Bagian Aktivitas Investasi dan Pendanaan dari Laporan Arus PT Perkasa
Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk
menganalisis daya tahan dan sustainability perusahaan. Selain itu, laporan arus kas dapat
menunjukkan kondisi ideal kas yang seharusnya dimiliki perusahaan, berdasarkan tahap
perkembangan perusahaan. Gambar 22.1 menunjukkan hubungan arus kas perusahaan dengan fase
perkembangan perusahaan. Secara ideal, arus kas bersih yang dihasilkan perusahaan adalah sebagai
berikut
Aktivitas Pendanaan (+) Perusahaan memperoleh pendanaan, baik kredit maupun ekuitas.
Hal yang patut diwaspadai adalah apabila aktivitas investasi perusahaan bertanda positif,
yang berarti perusahaan memperoleh kas dengan melakukan divestasi alias penjualan aset tetap.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai status perkembangan perusahaan di masa
mendatang.
PT Perkasa
Laporan Arus Kas
Untuk periode berakhir 31 Desember 2014
(dalam ribuan rupiah)
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba Bersih 234.000
Penyesuaian Rekonsiliasi:
Kerugian Penjualan Mesin & Peralatan 3.000
Keuntungan Pelepasan Tanah (16.000)
Pendapatan Lain-lain—Pendapatan Investasi Ekuitas (7.000)
Beban Depresiasi Gedung 23.000
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud 6.200
Peningkatan Piutang Usaha 4.800
Penrunan Beban Dibayar di Muka (106.000)
Kenaikan Persediaan 1.000
Kenaikan Utang Usaha (304.000)
Penurunan Utang Pajak 2.000
Kenaikan Beban yang Masih Harus Dibayar (26.000)
Penurunan Beban yang Masih Harus Dibayar 8.000
Kenaikkan Liabilitas Pajak Tangguhan 6.000
Amortisasi Premium Obligasi (2.000) (407.000)
Arus Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (173.000)
PT Perkasa
Laporan Arus Kas
Untuk periode berakhir 31 Desember 2014
(dalam ribuan rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran dividen tunai (12.000)
Penerimaan penerbitan saham baru 288.000
Pembelian saham tresuri (34.000)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 242.000
Catatan :
Aktivitas Investasi dan Pendanaan Non-Tunai
Pembelian Tanah senilai Rp 120.000 yang didanai dengan
utang bank sejumlah yang sama.
Keunggulan laporan arus kas yang dibuat dengan menggunakan metode langsung adalah sebagai
berikut.
● Mengungkapkan informasi
yang lebih riil atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas
operasi untuk melunasi utang, melakukan reinvestasi guna mendukung ekspansi operasional, dan
memberikan bagian laba dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
Adapun keunggulan laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung adalah
sebagai berikut:
Meski demikian, untuk kepentingan para investor selaku pembaca laporan keuangan, Otoritas Jasa
Keuangan dan juga otoritas di negara lain lebih mewajibkan perusahaan untuk menyusun laporan arus
kas dengan menggunakan metode langsung. Di beberapa negara lain, bahkan rekonsiliasi laba bersih
terhadap arus kas dari aktivitas operasi---yang merupakan metode tidak langsung---juga harus dibuat
sebagai lampiran tambahan laporan arus kas yang disusun dengan metode langsung.
Kas Bersih Diperoleh dari 139.025.923 364.685.555 Net Cash Provided from
Aktivitas Operasi Operating
Activities
Kas Bersih Digunakan untuk (382.836.665) (524.398.946) Net Cash Used in Investing
Aktivitas Investasi Activities
Ilustrasi 22.2 Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. (Lanjutan)
Sumber: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk tahun 2013.
Ilustrasi 22.2 Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. (Lanjutan)
Sumber: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk tahun 2013.
Dari laporan arus kas dapat dianalisis bahwa GIAA masih menghasilkan arus kas dari
aktivitas operasional yang positif, meskipun terdapat tren menurun dari 2012 ke 2013, Di sisi lain,
GIAA juga meningkatkan aktivitas investasi, yang terkait dengan pemeblian pesawat, yang
didanai melalui fasilitas utang jangka panjang dan juga tahun 2013 melalui obligasi,
PSAK 2 Laporan Arus Kas mewajibkan pengungkapan terkait dengan :
1. Kas dari bungan dan dividen yang diterima;
2. Kas dari bunga dan dividen yang dibayarkan;
3. Kas terkait dengan pajak penghasilan;
4. Kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak atau bisnis
lain;
5. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kasd dan setara kasl.
Perusahaan juga harus mengungkapkan pada bagian aktivitas yang mana (operasi,investasi,
atau pendanaan) ketiga hal tersebut dilaporkan.