Anda di halaman 1dari 5

PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

PEMUNGUTAN RETRIBUSI, PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN, dan


KEDALUWARSA PENAGIHAN

Dosen Pembimbing :

Dr. Dra. Zulaikha, Ak., M.Si.

Disusun Oleh :

Widya Dwi Pertiwi

40011419650051

Kelas A

D4 Akuntansi Perpajakan

Sekolah Vokasi

Universitas Diponegoro

2021
PEMUNGUTAN RETRIBUSI

A. Tata Cara Pemungutan

Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Dokumen lain yang dipersamakan dapat berupa :

1. karcis,
2. kupon, dan
3. kartu langganan.

Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan
dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD. Penagihan Retribusi terutang didahului dengan Surat Teguran. Tata cara pelaksanaan
pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

B. Pemanfaatan

Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi diutamakan untuk mendanai


kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.

C. Keberatan

Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Keberatan harus
diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali
jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya. Keadaan di luar kekuasaannya adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan


penagihan Retribusi. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan. Ketentuan) adalah untuk memberikan kepastian hukum
bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Kepala
Daerah. Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. Apabila jangka waktu
telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.

Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran


Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk
paling lama 12 (dua belas) bulan. Imbalan bunga dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Atas kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi, Wajib Pajak atau Wajib Retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah. Kepala Daerah dalam jangka
waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak, harus memberikan keputusan. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling
lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
Retribusi harus memberikan keputusan.

Apabila jangka waktu telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu
keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak atau Retribusi dianggap dikabulkan
dan SKPDLB atau SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
Apabila Wajib Pajak atau Wajib Retribusi mempunyai utang Pajak atau utang Retribusi lainnya,
kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang Pajak atau utang Retribusi tersebut.

Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB atau SKRDLB. Jika pengembalian
kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala
Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan
pembayaran kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi. Tata cara pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak atau Retribusi diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

KEDALUWARSA PENAGIHAN

Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5
(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan daerah. Kedaluwarsa penagihan Pajak tertangguh apabila:

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa; atau


b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut. Pengakuan utang Pajak secara langsung adalah Wajib
Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan belum melunasinya
kepada Pemerintah Daerah. Pengakuan utang secara tidak langsung dapat diketahui dari
pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Pajak.

Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan
tindak pidana di bidang Retribusi. Kedaluwarsa penagihan Retribusi tertangguh jika:

a. diterbitkan Surat Teguran; atau


b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak
langsung.

Dalam hal diterbitkan Surat Teguran, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal
diterimanya Surat Teguran tersebut.

Pengakuan utang Retribusi secara langsung adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya
menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah
Daerah. Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung dapat diketahui dari pengajuan
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib
Retribusi.
Piutang Pajak dan/atau Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. Gubernur menetapkan Keputusan
Penghapusan Piutang Pajak dan/atau Retribusi provinsi yang sudah kedaluwarsa.

Bupati/walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak dan/atau Retribusi


kabupaten/kota yang sudah kedaluwarsa. Tata cara penghapusan piutang Pajak dan/atau
Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Anda mungkin juga menyukai