Anda di halaman 1dari 6

MODUL 5

Halaman 133
Konsep Mengaudit
1. Langsung ke daftar beban dibayar dimuka
2. Dari daftar tadi, periksa dokumen perolehan. Di dalam dokumen beban dibayar dimuka
ada istilah :
a. Kontrak, kesepakatan dimana didalam kontrak itu biasanya ada A1 (Nilai
Kontrak), A2 (Tempo)
BKK (bukti bank keluar), ini yang diperiksa, caranya peroleh dulu buku besar, lalu
telusur ke kwitansi pembayarannya biasanya yg buat penerima uang bukan klien (bayar
uang), kalau di asuransi ada nomor premi, dan nomor polis.
3. Menghitung beban riilnya, beban sesungguhnya ada 2 :
a. Beban sebelum transaksi/perolehan dan
b. Beban setelah transaksi
perusahaan sering tidak mengakui, beban sesungguhnya ada juga saldo awal,
4. Pencatatannya, baik saat perolehan (biasanya kadang keliru, kadang ditambahkan ke
saldo awal)
5. Jurnal Penyesuaian (Jika Ada)
Pajak dibayar dimuka itu sebenarnya pembayaran pajak itu januari-april 2019, padahal
perusahaan mulai januari, feb, dstsudahngangsur sudah bayar besarnya belom pasti tp sudah
bayar, itu namanya pajak dibayar dimuka, ini perusahaan belum mengakui. Karena perusahaan
belom mengakui maka harus diakui. Ketika sudah bayar mestinya JP :
(D) Pajak dibayar dimuka
(K) Kas
Pembayaran pajak ini sudah diakui sebagai beban pajak atau bukan,misalkan jurnalnya
(D) Beban pajak
(K) Kas
Maka itu jurnalnya dikoreksi :
(D) Pajak dibayar dimuka
(K) Beban Pajak (dihitung per 31 desember)
INVESTASI
1. dapatkan daftar investasi
2. Periksa dokumen perolehan investasi, yg diperiksa dokumennya adalah tambahannya,
didalam perolehan itu ya kalau saldo lama sudah percaya, didalam dokumen perolehan
akan muncul :
a. Nilai investasi, biasanya adalah jumlah lembar dan nilai nominal dikalikan
b. Pembayaran
c. Saudara hitung prosentase kepemilikan, karena prosentase ini fokus audit kita
3. Tentukan prosentase kepemilikan dan tentukan metode pengakuntansiannya, kalau blm
benar dikoreksi, metodenya ada :
a. Kepemilikan kurang dari 20% dipraktek ini PT PIGLET
b. Kepemilikan 20-50% dipraktek ini ada PT POOH
c. Kepemilikan diatas 50% (Tidak dibahas dalam kasus)
Menentukannya di buku 1 halaman 152 tabel kepemilikan
4. Memeriksa sertifikat, jika dipihak lain maka lakukan konfirmasi, sertifikat itu dititipkan.
5. Menghitung Pendapatan, maksudnya disini apa benar diakui sebagai pendapatan atau
bukan, kalau metode a, kalau ada pembagian dividen diakui :
(D) Kas
(K) Pendapatan Deviden,
Kalau metode C, tidak diakui sebagai pendapatan
Jurnal Penyesuaian :
PT PIGLET (Metode cost)
PT POOH
Pembayaran dimuka apa benar masuk investasi ? Baca di SAK
Kenapa dimasukkan ke pembayaran dimuka, kenapa dimasukkan ke uang muka ?

PENILAIAN ASET TETAP


Langkah – Langkah audit :
1. Dapatkan daftar asset tetap ( J ), biasanya ada nomor urut, keterangan, nama barang, tipe,
nomor sertifikat (bisa nomor BPKP), ada perolehannya, ada tanggal perolehan, nilai
perolehan, ada taksiran umur ekonomis, ada kolom penyusutannya per tahun / bulan,
akumulasi penyusutan, ada nilai buku (nilai perolehan – nilai buku).
2. Periksa perolehannya, dokumen perolehan biasanya ada nilai perolehan, bukti
pembayarannya
3. Lakukan inventarisasi, didalam inventarisasi ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
a. ada atau tidak barang itu
b. Kondisi barang (asset tetapnya)
4. Pengakuntansiannya, bagaimana memperoleh asset tetap, bagaimana pengakuntansian
asset tetap yang diberhentikan, jadi ada 2:
a. saat memperoleh
b. saat diberhentiksn
5. Penyesuaian, saat penyusutan
6. Menghitung laba / rugi penghentian asset tetap
7. Menghitung ulang beban penyusutan
8. Jurnal Penyesuaian

Intermediet
Perolehan dan pengakuntansiannya
Buku 1 terkait perolehan dan penghentian hal 162
1. Perolehan asset tetap 1 itu membangun sendiri, membuat sendiri.
Membangun sendiri itu biasanya sesuai dengan kas yang dikeluarkan, jurnalnya Ketika
membangun sendiri, kan dibangun selesai berapa persen itu biasanya Ketika bayar diakui sebagai
kontruksi dalam pengerjaan sampai begitu seterusnya, setelah selesai ada serah terima baru
diakui dan ada jurnal reklasifikasi (perubahan):
Belom selesai sepenuhnya, JP :
(D) kontruksi dalam pekerjaan
(K) Kas
Setelah selesai dan serah terima, JP :
(D) Bangunan
(K) Kontruksi dalam pengerjaan
2. Membeli
Membeli itu bisa tunai bisa kredit, contoh
Tunai kendaraan 150jt
(D) Kendaraan 150 jt
(K) Kas 150 jt
Kredit, saudara membeli kendaraan kalau tunai 150 jt, saudara bayar uang muka 30 jt, sisanya
diangsur 10 tahun, kemudian beban bunganya kalau 1 bulannya berarti 1 juta (120jt : 10 = 12 jt,
12 jt : 12 bulan = 1 jt/ bulan)
Ada beban bunga, misal 1 % per bulan (1% x 12 jt = 120 rb), nah itu bunga diakui beban saat
bayar bunga, contohnya ketika beli
(D) Kendaraan 150 jt
(K) Kas 30 jt
(K) Utang 120 jt
Ketika bayar angsuran 1 jt, bunga 120rb, jurnal :
(D) Angsuran pinjaman 1 jt
(D) Beban bunga 120rb
(K) Kas 1.120rb
Ketika akhir tahun, mengakui bunga, misal dibayar setiap tanggal 10, 10 januari itu diakui
beban bunga yg belum dibayar
(D) Beban bunga
(K) Utang
3. Tukar Tambah
Membeli secara tukar tambah, sepeda motor baru 30 jt, sepeda motor lama dihargai 5 jt, berarti
saudara nambah 25 jt, nah disini karena ada penghentian sepeda motor lama maka ada laba rugi,
ini kasusnya ada didalam buku, perolehan tukar tambah akuntansi yg diperlukan :
Jurnal 1 : saudara menghitung penyusutan kendaraan lama sebelum diberhentikan, artinya misal
diberhentikan mei, saudara harus menghitung beban penyusutan dari januari, februari, maret,
April, mei itu dihitung dulu jurnalnya
(D) Beban penyusutan
(K) Akumulasi penyusutan
Jurnal 2 :
(D) akumulasi penyusutan kendaraan - lama
(K) Kendaraan – lama (nilai perolehan kendaraan lamanya)
Jurnal 3 :
(D) Kendaraan – baru 30 jt
(K) Kas 25 jt
(K) Laba(K) /rugi (D) 5 jt
Angka 1-3 tadi harus dilakukan penyusutan mulai dipakai sampai 31 desember, contoh
kendaraan itu dipake 1 mei, maka penyusutan dari 1 mei – 31 desember, baik itu beli sendiri,
membeli tunai, tukar tambah.
Penyusutannya saat penghentian/dijual, saudara harus menghitung laba / rugi penjualan, jurnal
yg ada :
1. Menghitung penyusutan asset yg dijual dari januari – tanggal dijualnya, misalkan tanggal
1 agustus dijual maka januari-akhir juli disusutkan.
2. Menghapus asset yg diberhentikan, cara menghapusnya :
(D) Akumulasi penyusutan
(K) Nilai perolehan
*laba (K) rugi (D)
Kalau dijual :
(D) Kas (sebesar nilai penjualan tadi)
(D) Akumulasi Penyusutan
(K) Nilai perolehan asset tetap
a. Bangunan terkait membangun sendiri
b. Kendaran bermotor itu tukar tambah yg atas, yg bawahnya diperoleh dengan leasing dan
pinjam (utang)
c. Beli peralatan kantor berkaitan dengan mana pembayaran yg bisa dikapitalisir atau
menambah nilai perolehan mana yg tidak boleh, harus sebagai beban operasional, contoh:
saudara beli sepeda motor Ketika beli ke dealer ditambahi dengan biaya balik nama dan
pajak 1 tahun, kemudian ada lagi ongkos kirim, dari itu harga perolehan sepeda motor +
biaya balik nama, nah kalau pajak yg 1 tahun itu tidak boleh ditambahkan, dikeluarkan
jadi sebagai beban periodik/operasional, lalu ongkos angkut itu boleh dimasukkan
kedalam harga perolehan.
d. Berkaitan dengan leasing utang sewa pembiayaan, ada kaitannya dengan kendaraan yg ke
2, membeli dengan uang muka lalu diakui sebagai pinjaman sisanya itu + bunganya
buku 1 hal 160 tabel bangunan dan prasarana
disitu ada pembayaran pajak bumi dan bangunan tahun 2018, kalau dicatat seperti ini, ini
dikapitalisir atau menambah nilai bangunan, apakah pajak bumi dan bangunan menambah nilai ?
sepertinya tidak, cari di SAK apakah menambah nilai bangunan/beban periodik/beban
operasional

PENDAPATAN DAN BEBAN


Pendapatan yg dimaksud disini selain penjualan, penjualan sudah di piutang.
Pendapatan ini sering terkait dengan gaji dan pajak .
Beban Gaji
Disini saudara, kalau beban gaji secara umum ada tarif, (tarif x jam kerja = penghasilan
bruto), buku 1 halaman 172-173, terkait dengan gaji PPh Pasal 21 sudah ada penghasilan bruto,
tunjangan THR, disini ada PPh 21 yg kena hanya beberapa nama, nah disini saudara melihat PPh
itu berapa sih sebenarnya yg kena, misalnya 96 jt itu kena atau tidak, 84 jt itu kena atau tidak.
PPh itu ditanggung perusahaan, lihat buku 1 hal 173, ke 5 ada jurnal koreksi :
Tahun 2018 ada jurnal koreksi
(D) Kesejahteraan karyawan
(K) Bank Loppo
Tahun 2019 ada jurnal koreksi
(D) Bank Loppo
(K) Kesejahteraan karyawan
PPh Pasal 23 itu tentang pajak untuk jasa, ini belum dilakukan pembayaran, maka diakui sebagai
utang PPh Pasal 23
(D) Beban jasa professional

RESPONSI

Anda mungkin juga menyukai