Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

" TEKNOLOGI PERENCANAAN PRESTASI 3E dan BSC "

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akuntasi Biaya

Disusun Oleh :

1. SRI KUSTIA
2. MUTIARA SARI
3. SULISTIAWATI MAHSAR
4. RITA RAHMAYANTI
5. ANDI JUMIATI
6. ALDI.L

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “TEKNOLOGI PERENCANAAN PRESTASI 3E dan BSC”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.

Bombana, September 2022

Penulis
Teori Teknologi Perencanaan Prestasi : 3E dan BSC

Saat ini , penerapan teknologi dalam organisasi publik merupakan alat bantu dalam
pencapaian tujuan organisasi publik tersebut . Pengembangan teknologi organisasi publik dilakukan
secara bertahap , sebelum sistem holistik atau sistem yang menyeluruh selesai dikembangkan . Hal
tersebut tentu saja disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki . Dalam penerapannya ,
rencana strategi teknologi senantiasa diselaraskan dengan rencana organisasi agar setiap penerapan
teknologi dapat memberikan nilai lebih bagi organisasi publik .

Definisi Teknologi perencanaan prestasi


Teknologi Perencanaan Prestasi Teknologi adalah pembuatan , modifikasi , penggunaan , dan
pengetahuan tentang alat – alat , mesin , teknik , kerajinan , sistem , dan metode organisasi dalam
rangka memecahkan masalah , mengembangkan penyelesaian , mencapai tujuan , menangani
hubungan di antara masukan ( input ) dan keluaran ( output ) , dan / atau melakukan fungsi – fungsi
tertentu . Teknologi juga dapat merujuk pada serangkaian alat – alat , seperti , mesin , modifikasi ,
pengaturan , dan prosedur . Perencanaan prestasi adalah pembuatan rencana kerja yang diselaraskan
dengan sasaran strategis , indikator prestasi , standar / target , dan aktivitas organisasi . Perencanaan
prestasi biasanya bersifat top – down , artinya pimpinan harus membuat target perencanaannya dulu ,
baru kemudian diturunkan sampai ke tingkat yang terendah .

Contoh Teknologi Perencanaan Prestasi : 3E dan BSC


Penerapan 3E Perubahan lingkungan yang terus berjalan dengan sangat cepat mengharuskan
setiap organisasi untuk cepat dan tepat beradaptasi dengan perubahan , seru menerapkan berbagai
metode pengelolaan organisasi . Pengelolaan sumber daya ekonomi berkaitan erat dengan
pengelolaan keuangan . Hal ini merupakan aspek penting dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pemerintahan . Sistem pengelolaan keuangan daerah yang didasarkan pada prinsip Value for Money
yaitu : ekonomis , efisien , dan efektif ( 3E ) , serta pendekatan kinerja ( performance approach )
merupakan suatu kebutuhan kebutuhan . Penerapan prinsip Value for Money dan pendekatan
pengaruhnya oleh kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan manajemen pemerintahan
yang bertumpu pada tiga dimensi penting , yakni : perencanaan , pelaksanaan , dan pengendalian .
Banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan diubah dalam setiap dimensi manajemen
pemerintahan tersebut. Perubahan tersebut tidak dapat dilakuka sekaligus , tetapi harus dilakukan
secara bertahap . Proses dan perubahan yang dilakukan untuk perbaikan proses pemerintahan
pemerintahan . Proses ini di pemerintah daerah terus dilakukan dan didukung oleh seluruh lapisan
masyarakat . Salah satu bentuk transformasi pegawai reformasi tersebut adalah otonomi daerah.
Otonomi daerah merupakan bentuk kewenangan pendelegasian yang selama ini menjadi milik
pemerintah pusat ke pemerintah daerah Pendelegasian berwenang tersebut disertai dengan dan
penambahan dana , sarana dan prasarana , serta sumber daya manusia dalam kerangka desentralisasi
fiskal . Dana terkait pendelegasian berwenang yang diserahkan tersebut dapat diperoleh dengan dua
cara, yakni mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri, maupun mekanisme perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan antar daerah Kewenangan.
Pengertian Konsep 3E
Konsep 3E ( ekonomis , efisien , dan efektif ) dikenal juga sebagai konsep Value for Money ( VFM )*
Dalam mencapai Value for Money , pengukuran barang dan jasa yang ekonomis , efisien , dan efektif
sering kali ditunjukkan . Berikut definisi dari ketiga hal tersebut yang disepakati bagi Value for
Money .

1. Ekonomis atau sering disebut sebagai kehematan ( hemat / tepat guna ) , dikelola secara hati –
hati atau cermat ( kehati – hatian ) , dan tidak ada pemborosan . Kegiatan operasional
ekonomis apabila kegiatan tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak
perlu .
2. Efisien ( berdaya guna ) memiliki definisi yang berkaitan erat dengan konsep produktivitas .
Pengukuran efisiensi dilakukan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan
terhadap input yang digunakan ( cost of output ). Proses operasional dapat dikatakan efisien
apabila produk atau hasil pekerjaan tertentu dapat digunakan dengan penggunaan sumber
daya dan dana yang seminimal mungkin ( belanja dengan baik ) . Pada dasarnya , terdapat
pengertian yang hampir sama antara efisiensi dan ekonomis karena mereka menginginkan
penghapusan atau penurunan biaya ( pengurangan biaya ) .
3. Efektif ( berhasil guna ) merupakan hubungan antara output dengan tujuan atau sasaran yang
harus dicapai . Pada dasarnya , pengertian efektif ini berkaitan dengan tujuan atau sasaran
kebijakan Kegiatan operasional yang efektif jika proses kegiatan tersebut dapat mencapai
tujuan akhir kebijakan ( belanja dengan bijaksana ) . Ketiga hal tersebut merupakan elemen
pokok VFM , namun beberapa sumber berpendapat bahwa elemen – elemen ini saja belum
cukup . Beberapa elemen lain yang perlu ditambahkan, seperti:
4. Ekuitas (ekuitas), yaitu kesempatan sosial yang sama untuk memperoleh pelayanan publik

Manfaat Utama dari penerapan prinsip 3E


Konsep VFM atau 3E memiliki manfaat utama , yaitu :

a. Klarifikasi tujuan .Prinsip 3E memberikan penilaian yang tepat terkait dengan tujuan kegiatan
manajemen. Hal ini memaksimalkan kesempatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan
tanpa pengeluaran , dan / atau usaha yang tidak perlu . Penilaian tersebut juga harus
menunjukkan bahwa kegiatan yang diusulkan sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.
b. Meminimalkan risiko. Perencanaan yang baik dan harga kegagalan dalam upaya memberikan
hasil yang diinginkan pada waktu dan yang tepat .
c. Keterbukaan dan transparansi dalam proses . Dengan dokumentasi terhadap perencanaan dan
penilaian , proses implementasi dapat melibatkan semua pihak yang berkepentingan secara
terbuka dan transparan . Dalam konteks pelayanan , organisasi publik menunjukkan
komitmennya untuk mencapai kepatutan dan 3E .
d. Kepatuhan terhadap peraturan peraturan – undangan dan regulasi yang berlaku

Pihak yang menjawab terhadap Terwujudnya 3E Dalam praktiknya


Sebagian besar tanggung jawab terkait 3E dibebankan kepada manajemen . Organisasi publik
harus memastikan bahwa manajemen mampu menggunakan tanggung jawab untuk mewujudkan 3E
tersebut. Hal ini dapat dicapai melalui pengawasan yang tepat sesuai strategi dan kebijakan organisasi
dengan kegiatan yang bersifat normal yang mana di dalamnya ada komite khusus yang menangani
audit , risiko , dan renumerasi . Komite audit memiliki rincian tugas terkait 3E . Selain itu , peran
komite lainnya juga diperlukan untuk menyatakan secara resmi terkait baik buruknya penerapan 3E
dalam laporan tahunan organisasi . Komite audit harus mengawasi strategi dan kebijakan 3E yang
disusun oleh manajemen dengan memeriksa unit unit manajemen .

*Hal – Hal yang Mendukung Tercapainya 3E*

3E dapat dicapai dengan mempertimbangkan banyak kegiatan dan perilaku organisasi . Hal – hal
tersebut antara lain :

A . Budaya organisasi.
B . Implementasi yang baik.
C . Penjelasan mengenai tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi.

Pengertian Balanced Scorecard BSC

Terdiri dari dua kata,


Yakni:
(1) kartu skor (scorecard)
(2) kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencata merencanakan skor yang ingin diwujudkan
di masa depan.Dengan kartu skor, skor skor hasil kinerja atau individu Kartu skor dapat juga
digunakan untuk yang ingin diwujudkan organisasi / individu di masa depan dapat diperbandingkan
dengan hasil kinerja yang aktual Hasil perbandingan ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kinerja organisasi / individu yang bersangkutan Sementara maksu berimbang adalah untuk
menunjukkan bahwa kinerja organisasi / individu secara berimbang dari dua aspek , yaitu keuangan
dan nonkeuangan , jangka pendek dan jangka panjang , serta internal dan eksternal

Balanced Scorecard merupakan alat untuk :


1. Menerjemahkan strategi menjadi program kerja
2. Mengintegrasikan seluruh strategi dalam organisasi .
3. Menentukan indikator kesuksesan suatu organisasi .
4. Strategi mengomunikasikan untuk seluruh karyawan
5. Mengendalikan pelaksanaan strategi organisasi .
Balanced Scorecard ( BSC ) juga merupakan suatu laporan semi – standar yang terstruktur
dengan dukungan rancangan maupun metode otomatisasi yang dapat diandalkan . BSC ini digunakan
oleh para manajer untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dilakukan para staf yang berada
dalam pengawasan manajemen terkait , sehingga konsekuensi yang timbul dapat segera direspons
Umumnya , BSC menjadi sistem perencanaan dan sistem manajemen strategi yang digunakan secara
ekstensif di dalam dan industri , pemerintah , maupun organisasi eksternal di seluruh dunia demi
menyelaraskan kegiatan usaha dan strategi organisasi , meningkatkan komunikasi secara internal dan
strategis , dan menyatukan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan . Sebagai model kinerja, BSC
efektif dalam mengartikulasikan hubungan antara masukan, proses, keluaran, dan hasil. BSC juga
berfokus pada pentingnya sejumlah komponen organisasi untuk mencapai beberapa prioritas terkait
strategi – strategi organisasi .

Perspektif Balanced Scorecard Penyusunan BSC


Dimulai dengan menetapkan visi organisasi . Visi merupakan gambaran mengenai keadaan
organisasi yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Visi organisasi selanjutnya dalam bentuk
misi . Misi mencakup tugas , pokok , dan fungsi yang harus dilakukan organisasi untuk mewujudkan
visi yang telah ditetapkan sebelumnya . Dalam menjalankan sebuah misi , dibutuhkan sasaran –
sasaran strategi agar pelaksanaan misi tersebut benar – benar mengarah pada upaya untuk hal – hal
mewujudkan visi . Sasaran strategi adalah hal – hal yang ingin dicapai , yang ingin dilakukan ,
maupun hal – hal yang harus dimiliki . Sasaran strategi dipetakan dalam sebuah kerangka hubungan
sebab akibat yang menggambarkan pelaksanaan strategi organisasi secara keseluruhan . Pencapaian
sasaran strateg tersebut diukur melalui indikator – indikator kinerja yang utama .
Berikut perspektif – perspektif yang terdapat di dalam BSC .

1. Perspektif Keuangan BSC menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI karena memang tolok ukur tersebut digunakan dalam organisasi untuk mengetahui
besarnya perolehan laba. Pengukuran keuangan dalam BSC memiliki dua peranan penting ,
yaitu :
a. pengukuran keuangan yang menunjukkan implementasi atas strategi yang telah
direncanakan dan
b. pengukuran keuangan yang memberikan dorongan bagi ketiga perspektif lainnya terkait
target – target yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut .

2. Perspektif Pelanggan Pelanggan dari organisasi publik adalah masyarakat, oleh karena itu
organisasi publik harus mampu menciptakan produk atau memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan masyarakat.
3. Perspektif Internal Setiap organisasi memiliki proses internal untuk menciptakan nilai yang
unik bagi pelanggannya . Umumnya , proses internal bagi penciptaan nilai – nilai tersebut
memiliki tiga prinsip , yakni proses inovasi , proses operasi , dan purnajual ( Kaplan dan
Norton , 1996 ) .
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini menyediakan sarana infrastruktur
bagi upaya mencapainya ketiga perspektif sebelumnya, yakni dengan memastikan
pertumbuhan dan perbaikan dalam jangka panjang. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan mencakup tiga kapabilitas yang terkait dengan kondisi internal suatu organisasi
publik , yakni kapabilitas pekerja , kapabilitas sistem informasi , dan kapabilitas iklim
organisasi
Karakteristik BSC
Karakteristik bsc dan turunannya merupakan representasi dari kombinasi ukuran kinerja
keuangan dan nonkeuangan dibandingkan dengan suatu laporan ‘ target ‘ dalam laporan . Laporan ini
merupakan ikhtisar yang memberikan informasi paling relevan bagi mereka yang menyatakan .

Keempat karakteristik balanced scorecard adalah :


1. Refleksi top – down dari misi dan strategi organisasi publik .
2. Keberhasilan organisasi saat ini dan di masa depan .
3. Langkah – langkah yang diintegrasikan, baik internal maupun eksternal.
4. Upaya membantu organisasi agar tetap fokus .

Prinsip Perencanaan 3E dan BSC

Prinsip Perencanaan 3E
Prinsip Perencanaan 3E Konsep 3E atau Value for Money sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
memiliki tiga prinsip dasar , yaitu (ekonomis , efisien , dan efektif). Dalam konteks ini , indikator
terkait efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama . Di satu sisi , meskipun
pelaksanaannya telah dilakukan secara ekonomis dan efisien , namun output yang dihasilkan tidak
sesuai dengan target yang diharapkan . Sementara di sisi lain , suatu program dapat dikatakan efektif
dalam mencapai tujuan , namun proses pelaksanaannya tidak ekonomis dan efisien . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa program yang dilakukan secara efisien dan efektif , maka program
tersebut juga dapat dikatakan memiliki efektivitas biaya ( cost effectiveness ) .
Prinsip Perencanaan BSC
Kelima prinsip menggambarkan elemen – elemen penting BSC dalam mengembangkan organisasi
yang fokus pada strategi dengan mempercepat hasil hasilnya .

Prinsip – prinsip tersebut adalah :


1. Memobilisasi perubahan melalui kepemimpinan eksekutif. Hasil akselerasi tidak terjadi
secara kebetulan . Akselerasi hasil adalah hasil dari pelaksanaan strategi yang jelas dari
pimpinan organisasi . Untuk mendorong adanya perubahan, eksekutif harus mengembangkan
kasus-kasus yang mengarah pada perubahan sesuai visi dan strategi organisasi di masa depan.
Akselerasi ini harus didukung dengan akuntabilitas dan keselarasan dari tim eksekutif .
Langkah penting lainnya adalah untuk menentukan “peta strategy” agar dapat menjadi
organisasi yang fokus pada strategi-strateginya.

2. Menerjemahkan strategi ke dalam konteks operasional . Balanced scorecard dan peta strategy
( representasi visual dari tujuan utama strategi yang diuraikan dalam bagan alir sebab – akibat
) . Strategi organisasi publik dapat diterjemahkan dalam konteks operasional organisasi yang
mudah dijangkau kemudian menjadi dasar untuk bertindak. Bagian penting dari langkah ini
adalah untuk menentukan tujuan utama , ukuran , target , dan inisiatif yang dapat mendorong
strategi.

3. Menyelaraskan organisasi dengan strategi-strateginya. Pertama-tama, balanced scorecard


dibuat di tingkat manajemen puncak. Selanjutnya , kartu skor dari manajemen tersebut
operasi ke dalam bentuk kartu skor unit dan / atau unit pendukung . Setiap unit dalam
organisasi perlu memahami bagaimana mereka dapat berkontribusi atas strategi – strategi
tersebut . Selain itu , organisasi yang beroperasional dengan mengembangkan keselarasan
eksternal melalui para pelanggan dan mitra merupakan praktik terbaik dari balanced scorecard
4. Menetapkan strategi – strategi pekerjaan bagi setiap orang. Strategi dirumuskan oleh
manajemen puncak di lini belakang aktivitas operasional untuk kemudian dijalankan di lini
depan dari aktivitas operasional tersebut . Komunikasi dan pendidikan menjadi aspek penting
dari pelaksanaan strategi . Keselarasan antara insentif dan tujuan pribadi juga penting dalam
memperoleh keberhasilan. Beberapa organisasi juga mengembangkan kartu skor individu
agar dapat dikaitkan dengan proses pengembangan pribadi dengan strategi manajemen ,

5. Menciptakan proses strategi – strategi yang berkelanjutan . Salah satu elemen penting dari
balanced scorecard adalah penyusunan dan implementasi strategi bukan hanya review strategi
yang dilakukan setiap tahunnya . Pertemuan yang membahas strategi – manajemen strategi
secara bulanan atau kuartalan bukan merupakan pilihan yang tepat . Keterkaitan sistem
pengelolaan usaha , keterkaitan balanced scorecard dengan sistem perencanaan dan
penganggaran , dan praktik terbaik dari sistem pengelolaan menjadi hal – hal yang cukup
penting dalam pengembangan strategi bagi organisasi .
Kesimpulan

Teknologi Perencanaan Prestasi Teknologi 3E dan BSC adalah proses pembuatan , modifikasi ,
penggunaan , dan penetahuan tentang alat – alat , mesin , teknik , kerajinan , sistem , dan metode
organisasi dalam rangka memecahkan masalah , mengembangkan penyelesaian , mencapai tujuan ,
menangani hubungan di antara masukan ( input ) dan keluaran ( output ) , dan / atau melakukan fungsi
– fungsi tertentu . Teknologi juga dapat merujuk pada serangkaian alat – alat , seperti , mesin ,
modifikasi , pengaturan , dan prosedur . Perencanaan prestasi adalah pembuatan rencana kerja yang
diselaraskan dengan sasaran strategis , indikator prestasi , standar / target , dan aktivitas organisasi .
Perencanaan prestasi biasanya bersifat top – down , artinya pimpinan harus membuat target
perencanaannya dulu , baru kemudian diturunkan sampai ke tingkat yang terendah .

Anda mungkin juga menyukai