Disusun Oleh :
1. SRI KUSTIA
2. MUTIARA SARI
3. SULISTIAWATI MAHSAR
4. RITA RAHMAYANTI
5. ANDI JUMIATI
6. ALDI.L
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “TEKNOLOGI PERENCANAAN PRESTASI 3E dan BSC”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Penulis
Teori Teknologi Perencanaan Prestasi : 3E dan BSC
Saat ini , penerapan teknologi dalam organisasi publik merupakan alat bantu dalam
pencapaian tujuan organisasi publik tersebut . Pengembangan teknologi organisasi publik dilakukan
secara bertahap , sebelum sistem holistik atau sistem yang menyeluruh selesai dikembangkan . Hal
tersebut tentu saja disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki . Dalam penerapannya ,
rencana strategi teknologi senantiasa diselaraskan dengan rencana organisasi agar setiap penerapan
teknologi dapat memberikan nilai lebih bagi organisasi publik .
1. Ekonomis atau sering disebut sebagai kehematan ( hemat / tepat guna ) , dikelola secara hati –
hati atau cermat ( kehati – hatian ) , dan tidak ada pemborosan . Kegiatan operasional
ekonomis apabila kegiatan tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak
perlu .
2. Efisien ( berdaya guna ) memiliki definisi yang berkaitan erat dengan konsep produktivitas .
Pengukuran efisiensi dilakukan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan
terhadap input yang digunakan ( cost of output ). Proses operasional dapat dikatakan efisien
apabila produk atau hasil pekerjaan tertentu dapat digunakan dengan penggunaan sumber
daya dan dana yang seminimal mungkin ( belanja dengan baik ) . Pada dasarnya , terdapat
pengertian yang hampir sama antara efisiensi dan ekonomis karena mereka menginginkan
penghapusan atau penurunan biaya ( pengurangan biaya ) .
3. Efektif ( berhasil guna ) merupakan hubungan antara output dengan tujuan atau sasaran yang
harus dicapai . Pada dasarnya , pengertian efektif ini berkaitan dengan tujuan atau sasaran
kebijakan Kegiatan operasional yang efektif jika proses kegiatan tersebut dapat mencapai
tujuan akhir kebijakan ( belanja dengan bijaksana ) . Ketiga hal tersebut merupakan elemen
pokok VFM , namun beberapa sumber berpendapat bahwa elemen – elemen ini saja belum
cukup . Beberapa elemen lain yang perlu ditambahkan, seperti:
4. Ekuitas (ekuitas), yaitu kesempatan sosial yang sama untuk memperoleh pelayanan publik
a. Klarifikasi tujuan .Prinsip 3E memberikan penilaian yang tepat terkait dengan tujuan kegiatan
manajemen. Hal ini memaksimalkan kesempatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan
tanpa pengeluaran , dan / atau usaha yang tidak perlu . Penilaian tersebut juga harus
menunjukkan bahwa kegiatan yang diusulkan sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.
b. Meminimalkan risiko. Perencanaan yang baik dan harga kegagalan dalam upaya memberikan
hasil yang diinginkan pada waktu dan yang tepat .
c. Keterbukaan dan transparansi dalam proses . Dengan dokumentasi terhadap perencanaan dan
penilaian , proses implementasi dapat melibatkan semua pihak yang berkepentingan secara
terbuka dan transparan . Dalam konteks pelayanan , organisasi publik menunjukkan
komitmennya untuk mencapai kepatutan dan 3E .
d. Kepatuhan terhadap peraturan peraturan – undangan dan regulasi yang berlaku
3E dapat dicapai dengan mempertimbangkan banyak kegiatan dan perilaku organisasi . Hal – hal
tersebut antara lain :
A . Budaya organisasi.
B . Implementasi yang baik.
C . Penjelasan mengenai tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi.
1. Perspektif Keuangan BSC menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI karena memang tolok ukur tersebut digunakan dalam organisasi untuk mengetahui
besarnya perolehan laba. Pengukuran keuangan dalam BSC memiliki dua peranan penting ,
yaitu :
a. pengukuran keuangan yang menunjukkan implementasi atas strategi yang telah
direncanakan dan
b. pengukuran keuangan yang memberikan dorongan bagi ketiga perspektif lainnya terkait
target – target yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut .
2. Perspektif Pelanggan Pelanggan dari organisasi publik adalah masyarakat, oleh karena itu
organisasi publik harus mampu menciptakan produk atau memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan masyarakat.
3. Perspektif Internal Setiap organisasi memiliki proses internal untuk menciptakan nilai yang
unik bagi pelanggannya . Umumnya , proses internal bagi penciptaan nilai – nilai tersebut
memiliki tiga prinsip , yakni proses inovasi , proses operasi , dan purnajual ( Kaplan dan
Norton , 1996 ) .
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini menyediakan sarana infrastruktur
bagi upaya mencapainya ketiga perspektif sebelumnya, yakni dengan memastikan
pertumbuhan dan perbaikan dalam jangka panjang. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan mencakup tiga kapabilitas yang terkait dengan kondisi internal suatu organisasi
publik , yakni kapabilitas pekerja , kapabilitas sistem informasi , dan kapabilitas iklim
organisasi
Karakteristik BSC
Karakteristik bsc dan turunannya merupakan representasi dari kombinasi ukuran kinerja
keuangan dan nonkeuangan dibandingkan dengan suatu laporan ‘ target ‘ dalam laporan . Laporan ini
merupakan ikhtisar yang memberikan informasi paling relevan bagi mereka yang menyatakan .
Prinsip Perencanaan 3E
Prinsip Perencanaan 3E Konsep 3E atau Value for Money sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
memiliki tiga prinsip dasar , yaitu (ekonomis , efisien , dan efektif). Dalam konteks ini , indikator
terkait efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama . Di satu sisi , meskipun
pelaksanaannya telah dilakukan secara ekonomis dan efisien , namun output yang dihasilkan tidak
sesuai dengan target yang diharapkan . Sementara di sisi lain , suatu program dapat dikatakan efektif
dalam mencapai tujuan , namun proses pelaksanaannya tidak ekonomis dan efisien . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa program yang dilakukan secara efisien dan efektif , maka program
tersebut juga dapat dikatakan memiliki efektivitas biaya ( cost effectiveness ) .
Prinsip Perencanaan BSC
Kelima prinsip menggambarkan elemen – elemen penting BSC dalam mengembangkan organisasi
yang fokus pada strategi dengan mempercepat hasil hasilnya .
2. Menerjemahkan strategi ke dalam konteks operasional . Balanced scorecard dan peta strategy
( representasi visual dari tujuan utama strategi yang diuraikan dalam bagan alir sebab – akibat
) . Strategi organisasi publik dapat diterjemahkan dalam konteks operasional organisasi yang
mudah dijangkau kemudian menjadi dasar untuk bertindak. Bagian penting dari langkah ini
adalah untuk menentukan tujuan utama , ukuran , target , dan inisiatif yang dapat mendorong
strategi.
5. Menciptakan proses strategi – strategi yang berkelanjutan . Salah satu elemen penting dari
balanced scorecard adalah penyusunan dan implementasi strategi bukan hanya review strategi
yang dilakukan setiap tahunnya . Pertemuan yang membahas strategi – manajemen strategi
secara bulanan atau kuartalan bukan merupakan pilihan yang tepat . Keterkaitan sistem
pengelolaan usaha , keterkaitan balanced scorecard dengan sistem perencanaan dan
penganggaran , dan praktik terbaik dari sistem pengelolaan menjadi hal – hal yang cukup
penting dalam pengembangan strategi bagi organisasi .
Kesimpulan
Teknologi Perencanaan Prestasi Teknologi 3E dan BSC adalah proses pembuatan , modifikasi ,
penggunaan , dan penetahuan tentang alat – alat , mesin , teknik , kerajinan , sistem , dan metode
organisasi dalam rangka memecahkan masalah , mengembangkan penyelesaian , mencapai tujuan ,
menangani hubungan di antara masukan ( input ) dan keluaran ( output ) , dan / atau melakukan fungsi
– fungsi tertentu . Teknologi juga dapat merujuk pada serangkaian alat – alat , seperti , mesin ,
modifikasi , pengaturan , dan prosedur . Perencanaan prestasi adalah pembuatan rencana kerja yang
diselaraskan dengan sasaran strategis , indikator prestasi , standar / target , dan aktivitas organisasi .
Perencanaan prestasi biasanya bersifat top – down , artinya pimpinan harus membuat target
perencanaannya dulu , baru kemudian diturunkan sampai ke tingkat yang terendah .