Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

INVESTASI EKUITAS

DOSEN : Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak., CA.

Kelompok :

1. Muhammad Mirza Dwitama Putera (18.1.02.01.0054)


2. Rofi’ul Rismawan Al-Islamy (18.1.02.01.0041)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “INVESTASI PADA
INSTRUMEN EKUITAS”, yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2.

Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kediri, 25 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
BAB 1....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB 2....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Aset Keuangan...........................................................................................................................6
I. Definisi..................................................................................................................................6
II. Karakteristik Instrumen Utang...............................................................................................6
III. Klasifikasi Aset Keuangan.....................................................................................................7
IV. Pengakuan dan Pengukuran Awal..........................................................................................7
B. INVESTASI INSTRUMEN EKUITAS.....................................................................................8
I. Metode Nilai Wajar...............................................................................................................9
II. Metode Ekuitas....................................................................................................................15
BAB 3..................................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan


penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat
dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai
akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan
datang.

Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa


keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan
memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang
sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh
perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi,
investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan metode atas investasi pada
instrumen ekuitas.
2. Untuk mengetahui bagaimana metode biaya dan nilai wajar.
3. Untuk mengetahui metode ekuitas.
4. Untuk mengetahui isu lain seputar metode ekuitas.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Aset Keuangan

I. Definisi

Menurut PSAK 50 (revisi 2014) Instrumen Keuangan : Penyajian, asset keuangan


adalah setiap asset yang berbentuk :

1. kas ;
2. instrument ekuitas yang diterbitkan entitas lain ;
3. hak kontraktual

a) untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain ; atau
b) buntuk mempertukarkan asset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas
tersebut; atau

4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan


instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :

a) nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk


menerima suatu jumlah yang bervriasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas : atau
b) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan
ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk
instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.

5
II. Karakteristik Instrumen Utang

Instrumen utang pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Terdapat nilai jatuh tempo, yang mencerminkan nilai yang harus dibayar ke
pemegang surat utang pada tanggal jatuh tempo.
2) Terdapat tingkat bunga, yang menyebabkan timbulnya kewajiban pembayaran
bunga secara berkala
3) Terdapat tanggal jatuh tempo, yang menunjukkan kapan utang hharus dilunasi.

III. Klasifikasi Aset Keuangan

Investasi dalam instrumen ekuitas (bukan dengan tujuan untuk memperoleh


pengaruh signifikan dan pengendalian) dan dalam instrumen utang merupakan asset
keuangan yang diatur PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan : Pengakuan
dan Pengukuran. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2014), terdapat 4 (empat)
klasifikasi asset keuangan, sebagai berikut.

1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
2) Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
3) Pinjaman yang diberikan dan piutang.
4) Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Untuk investasi dalam instrumen ekuitas (yang tidak masuk dalam PSAK 50
(Revisi 2014) dan PSAK 55 (Revisi 2014), perlakuan akutansinya diatur dalam
PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
(apabila memilikipengaruh signifikan) dan PSAK 65 Laporan Keuangan
Konsolidasian (apabila memperoleh pengendalian).

IV. Pengakuan dan Pengukuran Awal

Pada saat pengakuan awal investasi, entitas mengukur investasi pada nilai
wajarnya. Apabila investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
maka nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang nilai wajar tersebut

6
ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan investasi tersebut. Untuk asset yang diukur pada nilai wajar melaui
laporan laba rugi, biaya transaksi dibebankan pada saat terjadinya.

Contoh : Pengakuan Awal

PT.Angkasa membeli 10.000 lembar saham PT Semesta dengan harga


kuotasian Rp 1.200 per lembar. Selain itu, PT Angkasa juga membayar biaya
transaksi (broker free) sebesar Rp 240.000. PT Angkasa mengklasifikasikan
investasinya dalam saham PT B sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.

Jurnal yang dicactat PT Angkasa pada tanggal perolehan investasi tersebut


adalah sebagai berikut :

Investasi 12.000.000

Beban Broker Fees 240.000

Kas 12.240.000

Jika PT Angkasa mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai tersedia untuk


dijual, maka pencatatannya adalah sebagai berikut.

Investasi 12.240.000

Kas 12.240.000

B. INVESTASI INSTRUMEN EKUITAS

Berdasarkan ada tidaknya pengaruh signifikan atau pengendalian (yang dalam


beberapa kasus dapat ditujukan dari persentase kepemilikan di instrumen ekuitas),
perlakuan akutansi untuk investasi di instrumen ekuitas dapat dibedakan sebagai berikut :

Pengaruh Signifikan atau Persentase Perlakuan Acuan PSAK

7
Pengendalian Kepemilikan Akuntansi
Tidak ada pengaruh signifikam < 20% Nilai Wajar PSAK 55 (Revisi 2014)
Terdapat pengaruh signifikan 20% - 50% Metode Ekuitas PSAK 15 (Revisi 2013)
Pengendalian >50% Konsolidasi PSAK 65

Perlakuan akuntansi untuk investasi di instrumen ekuitas adalah substansi dari


kepemilikan, bukan persentase kepemilikan. Dalam beberapa kasus, entitas dapat
memiliki pengaruh signifikan walaupun kepemilikan kurang dari 20%. Entitas dapat tidak
memiliki pengendalian walaupun lebih dari 50%.

I. Metode Nilai Wajar

Pengukuran Setelahnya

Untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak menimbulkan adanya pengaruh
signifikan atau pengendalian, maka berdasarkan klasifikasi asset keuangan dalam
PSAK 55 (Revisi 2014) investasi dalam instrumen ekuitas dapat dibagi menjadi :

1) Asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
2) Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Untuk kedua jenis investasi tersebut, pengukurannya menggunakan nilai yang


timbul dari penyesuaian atas nilai wajar.Untuk investasi yang termasuk dalam
klasifikasi diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka
keuntungan/kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Sedangkan untuk
investasi yang termasuk dalam kelompok tersedia untuk dijual, penyesuaian nilai
wajar diakui dalam penghasilan komprehensif lain.

Penghentian Pengakuan

Apabila entitas menjual investasi yang memenuhi criteria penghentian


pengakuan, maka selisih antara nilai tercatat investasi dan harga jual diakui sebagai
laba/rugi di tahun berjalan.

8
Contoh : Investasi – Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Pada tanggal 31 Oktober 2015, PT Lentera membeli 15% kepemilikan di PT


Terang dengan total harga perolehan Rp 300.000.000. Investasi tersebut diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.

31 Oktober 2015

Investasi di Saham 300.000.000

Kas 300.000.000

PT Terang mengumumkan dividen sebesar Rp 40.000.000 pada tanggal 1


Desember 2015. Dividen yang diakui PT Terang adalah sebesar Rp 6.000.000
(15%*40.000.000). Ayat Jurnal yang di catat PT Lentera atas pengumuman dividen
tersebut adalah :

1 Desember 2015

Piutang Dividen 6.000.000

Pendapatan Dividen 6.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2015, Nilai Wajar investasi di PT Terang adalah


Rp 303.000.000

31 Desember 2015

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Laba/Rugi 3.000.000

Investasi di Saham 3.000.000

Atau alternatifnya, entitas dapat mencatat penyesuaian tersebut di akun


Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi :

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasikan 3.000.000

Penyisihan keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

9
Pada Tanggal 5 Januari 2016 PT Lentera menjual seluruh investasinya di PT
Terang dengan harga Rp 304.000.000

Harga Jual Rp 304.000.000

Nilai Tercatat Rp 297.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi Rp 7.000.000

5 Januari 2015

Kas 304.000.000

Investasi di Saham 297.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000

Atau :

Kas 304.000.000

Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Investasi di Saham 300.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000

Contoh : Investasi – Tersedia Untuk Dijual

31 Oktober 2015 (Perolehan Investasi)

Investasi di Saham 300.000.000

Kas 300.000.000

1 Desember 2015 (Pengumuman Dividen)

Piutang Dividen 6.000.000

10
Pendapatan Dividen 6.000.000

(15%*Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000)

31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi –

Penghasilan Komprehensif Lain 3.000.000

Investasi di Saham 3.000.000

Atau :

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi –

Penghasilan Komprehensif Lain 3.000.000

Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Perbedaan ayat jurnal ini dengan ayat jurnal di atas adalah akun
keuntungan/kerugian belum terealisasi tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi tetapi
di penghasilan komprehensif lain.

5 Januari 2016 (Penjualan Investasi)

Kas 304.000.000

Investasi di Saham 297.000.000

Keuntungan/Kerugian Investasi 4.000.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi –

Penghasilan Komprehensif Lain 3.000.000

Atau :

Kas 304.000.000

11
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Investasi di Saham 300.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 4.000.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi –

Penghasilan Komprehensif lain 3.000.000

Perbedaan ayat jurnal transaksi untuk dijual dan investasi yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi adalah karena keuntungan/kerugian belum terealisasi dari
investasi tersedia untuk dijual dilaporkan dalam penghasilan komprehensif lain, maka
pada saat penjualan akun tersebut harus dihapuskan (sudah terealisasi sebagai
keuntungan/kerugian).

Contoh : Portofolio Investasi di Instrumen Ekuitas

Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Nuri memiliki Portofolio Investasi di


Instrumen ekuitas (yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi) sebagai berikut :

Keuntungan/Ker
Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar ugian Belum
Terealisasi
PT Amanda Rp 25.000.000 Rp 26.000.000 Rp 1.000.000
PT Bakti Rp 32.000.000 Rp 31.500.000 (Rp 500.000)
PT Cakra RP 140.000.000 Rp 105.000.000 (Rp 35.000.000)
Total Rp 197.000.000 Rp 162.000.000 (Rp 34.500.000)
Saldo penyesuaian periode
sebelumnya -
Penyesuaian nilai wajar Rp 34.500.000
31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 34.500.000

Investasi di Saham 34.500.000

12
Pada tanggal 25 Januari 2016, PT Nuri menjual semua sahamnya di PT
Amanda dengan harga Rp 28.000.000

25 Januari 2015 (Penjualan Investasi)

Kas 28.000.000

Investasi Saham 25.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 3.000.000

Pada tanggal 16 Maret 2016 PT Nuri membeli saham PT YG seharga Rp


24.500.000.

16 Maret 2016 (Pembelian Investasi)

Investasi Saham 24.500.000

Kas 24.500.000

Berikut adalah informasi terkait portofolio investasi PT Nuri pada tanggal 31


Desember 2016 :

Keuntungan/Ker
Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar ugian Belum
Terealisasi
PT Citra Rp 32.000.000 Rp 54.500.000 Rp 22.500.000
PT Cakra Rp 140.000.000 Rp 139.000.000 (Rp 1.000.000)
PT YG RP 24.500.000 Rp 39.250.000 Rp 14.750.000
Total Rp 196.500.000 Rp 232.750.000 (Rp 36.250.000)
Saldo penyesuaian periode
sebelumnya (Rp 34.500.000)
Penyesuaian nilai wajar Rp 1.750.000

31 Desember 2016 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Investasi di Saham 1.750.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 1.750.000

Pengukuran Setelahnya Menggunakan Harga Perolehan

13
Sebagaimana dijelaskan diatas, investasi di dalam instrumen ekuitas yang
merupakan kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia
untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar tiap tanggal pelaporan keuangan.
Namun berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2014), dalam kondisi nilai wajar instrumen
ekuitas tidak dapat ditentukan nilai wajarnya secara andal, maka instrumen ekuitas
tersebut dicatat pada harga perolehan.

II. Metode Ekuitas

Pengukuran Setelahnya

Metode untuk mencatat investasi pada entitas asosiasi adalah metode ekuitas.
Entitas Asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakn
entitas anak ataupun bagian partisipatif dalam ventura bersama.

Pengaruh Signifikan adalah kekuasaan untuk berpatisipasi dalam keputusan


kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan ini dianggap
ada jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung ≥ 20% hak suara
investee, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki
pengaruh signifikan.

Ada tidaknya pengaruh signifikan oleh investor atas investee umumnya


dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini.

a. Keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee.


b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya.
c. Adanya transaksi material antara investor dengan investee.
d. Pertukaran personel manajerial.
e. Penyediaan informasi teknis pokok.

Dalam metode ekuitas, investasi dalam entitas asosiasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk
mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan.

14
Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba rugi investor.
Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian
terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi
bagian investor atas investee yang timbul ddari ppenghasilan komprehensif lain
investee. Perubahan tersebut diantaranya termasuk perubahan yang timbul dari
revaluasi asset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas
perubahan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain investor.

Bagian investor atas rugi entitas asosiasi akan menyebabkan penurunan nilai
tercatat investasi. Namun pengakuan bagian rugi tersebut tidak dapat menyebabkan
saldo investasi menjadi negative. Jika bagian entitas terhadap rugi entitas asosiasi
melebihi nilai tercatatnya, maka entitas menghentikan pengakuan bagian atas rugi
lebih lanjut.

Entitas yang dapat dikendalikan oleh entitas induk merupakan entitas anak.
PSAK 65 mengharuskan entitas induk membuat laporan keuangan konsolidasi yang
mencakup semua entitas anaknya.

Penghentian Penggunaan Metode Ekuitas

PSAK 15 (Revisi 2013), Entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak


investasinya berhentu menjadi investasi pada entitas asosiasi, yaitu :

a. Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka investasi dicatat sesuai
dengan PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis dan PSAK 65.
b. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan asset keuangan, maka
entias mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar.

Ketika entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka entitas mencatat


seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain
yang terkait denngn investasi tersebut ke dalam laporan laba rugi.

Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas

PSAK 15 (Revisi 2013) mengatur mengenai pengecualian penerapan metode


ekuitas. Jika investasi pada entitas asosiasi dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak
langsung melalui, entitas yang merupakan organisasi modal ventura, atau reksa dana,

15
unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terkait investasi, maka
entitas dapat memilih untuk tidak menerapkan metode ekuitas. Entitas yang memilih
untuk tidak menerapkan meode ekuitas tersebut akan mengukur investasi pada entitas
asosiasi tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55 (Revisi
2014).

Contoh : Metode Ekuitas

Pada tanggal 2 Januari 2015, PT.Mira membeli 25% kepemilikan di PT Raisa


dengan harga Rp 55.000.000

Investasi Saham 55.000.000

Kas 55.000.000

Laba bersih PT Raisa untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 40.000.000. PT


Mira mencatat bagian atas laba tersebut sebesar Rp 10.000.000 (25%*Rp
40.000.000).

Investasi Saham 10.000.000

Bagian Laba Rugi dari Entitas Asosiasi 10.000.000

Pada tanggal 15 Januari 2016, PT Raisa mengumumkan dan membayar


dividen tunai sebesar Rp 10.000.000. PT Mira mengakui bagian atas dividen tersebut
sebesar Rp 2.500.000 (25%*Rp10.000.000)

Kas 2.500.000

Investasi Saham 2.500.000

BAB 3

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri darimetode biaya,
metode nilai wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau niali wajar digunakan jika
investor tidak memiliki pengaruh terhadap investee. Sedangkan metode ekuitas
digunakan jika investor memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Pengaruh signifikan umumnya diperoleh jika kepemilikan investor atas saham
investee antara 20% hingga 50% kecuali ada bukti sebaliknya.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.Semoga makalah ini dapat menambah
khasanah pengetahuan bagi semua.

17

Anda mungkin juga menyukai