AKUNTANSI KEWAJIBAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Akuntansi
Pemerintahan
DOSEN PENGAMPU :
TIKA ARIZONA FEBRIANI,SE.,M.M .
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1. Isabella Yuliana Saputri 2101192009
2. Pelin Dwi Ananda 2101192014
3. Fajar Perdana 2101193001
4. Muntazul Fikri 2101193003
PRODI D3 AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PADANG PSDKU SOLOK SELATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Akuntansi Kewajiban” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan II dengan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa ucapan
terimakasih, kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sendiri dan juga para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi kewajiban.............................................................................3
2.2 Klasifikasi kewajiban........................................................................3
2.3 Pengakuan kewajiban........................................................................5
2.4 Pengukuran kewajiban......................................................................6
2.5 Prosedur kewajiban...........................................................................8
2.6 Pengungkapan kewajiban..................................................................29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................30
3.2 Saran..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kewajiban?
2. Apa saja klasifikasi kewajiban?
3. Bagaimana pengakuan kewajiban?
4. Bagaimana pengukuran kewajiban?
5. Bagaimana prosedur akuntansi kewajiban?
6. Bagaimana pengungkapan kewajiban dalam laporan keuangan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka
panjang antara lain terdiri dari utang kepada pemerintah pusat, utang kepada
lembaga keuangan bank (LKB), utang kepada lembaga keuangan bukan bank
(LKBB), dan utang kepada masyarakat. Selain itu, kewajiban yang akan dibayar
dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika:
a. Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan
b. Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban
tersebut atas dasar jangka panjang; dan maksud tersebut didukung
dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali (refinancing), atau
adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan
sebelum pelaporan keuangan disetujui.
2. Kewajiban Jangka
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang SKPKD
Panjang
4
Bank (LKB)
5
2.4 Pengukuran Kewajiban
Kewajiban pemerintah daerah dicatat sebesar nilai nominalnya. Apabila
kewajiban tersebut dalam bentuk mata uang asing, maka dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal necara. Penggunaan nilai nominal dalam pengukuran kewajiban ini
berbeda untuk masing-masing pos mengikuti karakteristiknya. Berikut ini akan
dijabarkan mengenai pengukuran untuk masing-masing pos kewajiban.
Pengukuran kewajiban atau utang jangka pendek pemerintah daerah berbedabeda
berdasarkan jenis investasinya.
Berikut ini akan dijabarkan bagaimana pengukuran kewajiban untuk masing-
masing jenis kewajiban jangka pendek.
1. Pengukuran Utang kepada Pihak Ketiga
Utang Kepada Pihak Ketiga terjadi ketika pemerintah daerah menerima
hak atas barang atau jasa, maka pada saat itu pemerintah daerah mengakui
kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk memperoleh barang
atau jasa tersebut. Contoh: Bila kontraktor membangun fasilitas atau
peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian
dengan pemerintah, jumlah yang dicatat harus berdasarkan realisasi fisik
kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara kemajuan pekerjaan.
2. Pengukuran Utang Transfer
Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan
perundangundangan. Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Pengukuran Utang Bunga
Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar dan diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian
dari kewajiban yang berkaitan.
4. Pengukuran Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK)
Utang PFK dicatat sebesar saldo pungutan/potongan yang belum
disetorkan kepada pihak lain di akhir periode.
5. Pengukuran Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
6
Bagian lancar utang jangka panjang dicatat sejumlah yang akan jatuh
tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
6. Pengukuran Kewajiban Lancar Lainnya
Pengukuran kewajiban lancar lainnya disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing pos tersebut. Contoh: biaya yang masih harus dibayar
pada saat laporan keuangan disusun. Contoh lainnya adalah penerimaan
pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa oleh pemerintah
kepada pihak lain.
Kewajiban atau utang jangka panjang pemerintah daerah juga diukur
berdasarkan karakteristiknya. Terdapat dua karakteristik utang jangka panjang
pemerintah daerah, yaitu:
1. Utang yang tidak diperjualbelikan
Utang yang tidak diperjualbelikan memiliki nilai nominal sebesar pokok
utang dan bunga sebagaimana yang tertera dalam kontrak perjanjian dan
belum diselesaikan pada tanggal pelaporan, misal pinjaman dari World
Bank.
2. Utang yang diperjualbelikan
Utang yang diperjualbelikan pada umumnya berbentuk sekuritas utang
pemerintah. Sekuritas utang pemerintah dinilai sebesar nilai pari (original
face value) dengan memperhitungkan diskonto atau premium yang belum
diamortisasi. Jika sekuritas utang pemerintah dijual tanpa sebesar nilai
pari, maka dinilai sebesar nilai parinya. Jika sekuritas utang pemerintah
dijual dengan harga diskonto, maka nilainya akan bertambah selama
periode penjualan hingga jatuh tempo. Sementara itu, jika sekuritas dijual
dengan harga premium, maka nilainya akan berkurang selama periode
penjualan hingga jatuh tempo.
7
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di SKPD
terdiri atas: PPTK, PPKom, PPK SKPD, dan PPKD.
a. Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPTK memiliki tugas sebagai
berikut:
1) melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/dokumen
lain yang dipersamakan;
2) menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST); dan 3)
menyiapkan dokumen pembayaran.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKom melaksanakan fungsi untuk
pengadaan barang/jasa kegiatan, dengan memiliki tugas sebagai
berikut:
1) Melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/dokumen
lain yang dipersamakan;
2) Menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST);
3) Menyiapkan dokumen pembayaran.
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPK SKPD melaksanakan fungsi
akuntansi pada SKPD dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan
buktibukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing akun (rincian obyek); dan
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).
8
d. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD terlibat dalam hal pengadaan
barang/jasa oleh SKPD dilakukan dengan mekanisme pembayaran LS,
sehingga fungsi akuntansi PPKD memiliki tugas:
1) menyampaikan dokumen transaksi yang dilakukan dengan
mekanisme LS kepada SKPD; dan
2) melakukan pengecekan terhadap transaksi konsolidasi antara
SKPKD dan SKPD untuk meyakinkan kebenaran pencatatan yang
dilakukan oleh PPK SKPD.
e. Pengguna Anggaran (PA/KPA)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PA/KPA menandatangani laporan
keuangan yang telah disusun oleh PPK SKPD.
f. Bendahara pengeluaran SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu
SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, Bendahara Pengeluaran
SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD mencatat semua
pengeluaran kas terkait transaksi kewajiban di SKPD.
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi kewajiban antara lain:
a. keputusan kepala daerah; dan/atau
b. nota pesanan; dan/atau
c. berita acara serah terima; dan/atau
d. putusan hakim; dan/atau
e. kuitansi; dan/atau
f. surat perjanjian kerja; dan/atau
g. SP2D GU/TU; dan/atau
h. SP2D LS; dan/atau
i. surat pernyataan PA tentang tanggung jawab PA terhadap laporan
keuangan SKPD;
j. bukti memorial
k. dokumen lain yang dipersamakan.
9
3. Jurnal Standar
a. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Perhitungan Pihak Ketiga utang pemerintah kepada pihak lain yang
disebabkan kedudukan suatu instansi pemerintah sebagai pemotong pajak atau
pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Iuran BPJS Kesehatan, Taspen dan Tapera.
b. Utang Bunga
Utang bunga merupakan biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar.
Utang bunga harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari
kewajiban yang berkaitan.
10
Pada saat SKPD menandatangani Perjanjian Utang dengan pihak ketiga,
dimana konsekuensi dari utang tersebut akan timbul adanya kewajiban bunga.
Berdasarkan nota debit maka PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
RK PPKDPengeluaran/Kas
XXX XXX
di Bendahara
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun RK PPKD
Sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU menggunakan akun Kas di
Bendahara Pengeluaran.
Jurnal LRA
11
non bank/BLUD yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu kurang dari 12
bulan atau kurang dari satu periode akuntansi.
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan
Pinjaman Daerah dari
XXX Pemerintah Daerah Lainnya/ XXX
LKB/LKBB/BLUD - Jangka
Pendek
12
XXX XXX XXX RK PPKD XXX
13
Utang Pinjaman Jangka Pendek kepada
XXX XXX XXX Pemerintah Daerah Lainnya/LKB/ XXX
LKBB/BLUD
XXX Beban Bunga ..... XXX
XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan - Pembayaran
Pinjaman dari
XXX XXX XXX Pemerintah Daerah XXX
Lainnya/LKB/ LKBB/BLUD - Jangka
Pendek
XXX Belanja Bunga XXX
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
14
XXX XXX XXX Kas di Bendahara Penerimaan XXX
XXX Pendapatan Diterima Dimuka ...... XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Hasil Pemanfaatan BMD yang
XXX Tidak Dipisahkan - Hasil Sewa XXX
BMD
Pada saat SKPD menyerahkan sebagian/seluruh dari barang atau jasa yang
telah tercatat sebagai Pendapatan Diterima Dimuka dengan menerbitkan Berita
Acara Serah Terima penyerahan barang atau jasa tersebut. Berdasarkan BAST
tersebut, SKPD melakukan pengakuan pengurangan Pendapatan Diterima Dimuka
dan penambahan pendapatan dengan membuat bukti memorial. Atas dasar BAST
dan bukti memorial tersebut, PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
e. Utang Belanja
Akuntansi utang belanja di SKPD terdiri atas pencatatan atas terjadinya
utang dan pembayaran utang. Ketika SKPD melakukan suatu transaksi pembelian
barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan, PPK
SKPD akan mengakui adanya utang. Pencatatan atas pengadaan/pembelian
barang/jasa dapat dilakukan dengan Pendekatan Aset.
15
1) Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat pengadaan/ pembelian
barang yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan.
Jurnal LRA
16
XXX XXX XXX Belanja Barang ..... XXX*)
Jurnal LRA
17
Akuntansi kewajiban SKPKD terdiri atas penerimaan utang, pembayaran
utang, dan reklasifikasi utang yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) akuntansi
kewajiban, dan (2) akuntansi pembiayaan.
1. Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di SKPKD
terdiri atas: Fungsi Akuntansi SKPKD, BUD dan SKPKD.
a. Fungsi Akuntansi SKPKD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada SKPKD dengan
memiliki tugas sebagai berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan buktibukti
transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) mem-posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing akun (rincian obyek); dan
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
18
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban SKPKD antara
lain:
a. peraturan kepala daerah; dan/atau
b. surat perjanjian utang; dan/atau
c. nota kredit; dan/atau
d. SP2D GU/TU; dan/atau
e. SP2D LS; dan/atau
f. bukti memorial; dan/atau
g. dokumen lain yang dipersamakan.
3. Jurnal Standar
a. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Perhitungan Pihak Ketiga adalah utang pemerintah kepada pihak
lain yang disebabkan kedudukan suatu instansi pemerintah sebagai pemotong
pajak atau pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Iuran BPJS Kesehatan, Taspen dan Tapera.
Pada saat SKPD melakukan pemotongan pajak atau pungutan lainnya
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Iuran BPJS
Kesehatan, Taspen dan Tapera, tetapi sampai dengan akhir periode belum
dilakukan penyetoran kepada pihak yang berhak sesuai dengan perundang-
undangan. Pemotongan tersebut dilakukan bersamaan dengan pembayaran atau
belanja seperti gaji, belanja barang dan jasa dengan dokumen SP2D LS/SP2D
GU/TU. Berdasarkan pada dokumen tersebut, fungsi akuntansi PPKD membuat
jurnal sebagai berikut.
Jurnal LO atau Neraca
19
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun Kas di Kas Daerah
sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU menggunakan akun Kas di
Bendahara Pengeluaran.
b. Utang Bunga
Utang bunga merupakan biaya bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar. Utang bunga harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai
bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Pada saat pemerintah daerah menandatangani Perjanjian Utang dengan
pihak ketiga, dimana konsekuensi dari utang tersebut akan timbul adanya
kewajiban bunga. Berdasarkan nota debit maka fungsi akuntansi SKPKD
membuat jurnal sebagai berikut:
20
Jurnal LRA
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan – Pinjaman
XXX Daerah dari Pemerintah Daerah Lainnya/ XXX
LKB/LKBB/BLUD - Jangka Pendek
21
Pada saat pemerintah daerah melakukan pelunasan utang pinjaman jangka
pendek kepada pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan bank/lembaga
keuangan non bank/BLUD berdasarkan perjanjian pinjaman dan nota debit dari
bank, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan - Pembayaran
XXX XXX XXX Pinjaman dari Pemerintah Daerah XXX
Lainnya/LKB/ LKBB/BLUD - Jangka Pendek
XXX Belanja Bunga XXX
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
22
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Bendahara Penerimaan XXX
XXX Pendapatan Diterima Dimuka ...... XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak
XXX XXX
Dipisahkan - Hasil Sewa BMD
e. Utang Belanja
Akuntansi utang belanja di pemerintah daerah terdiri atas pencatatan
atas terjadinya utang dan pembayaran utang. Ketika pemerintah daerah melakukan
23
suatu transaksi pembelian barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan pelunasan
belum dilakukan, fungsi akuntansi SKPKD akan mengakui adanya utang.
Pencatatan atas pengadaan/pembelian barang/jasa dapat dilakukan dengan
Pendekatan Aset.
1) Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat pengadaan/ pembelian
barang yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan.
Pada saat pemerintah daerah melakukan pembelian barang dan belum
dilakukan pelunasan/pembayaran, fungsi akuntansi SKPKD akan menerima Nota
Pesanan/Berita Acara Serah Terima Barang. Berdasarkan Berita Acara Serah
Terima Barang tersebut, fungsi akuntansi SKPKD akan membuat jurnal
pengadaan barang sebagai berikut:
24
Jurnal LRA
Jurnal LRA
25
f. Kewajiban Jangka Panjang
Pengakuan dan pencatatan kewajiban jangka panjang berhubungan
langsung dengan pengakuan dan pencatatan pembiayaan sehingga jurnal standar
untuk kewajiban terkait dengan jurnal standar pembiayaan.
Pada saat Pemerintah Daerah melakukan pengakuan penerimaan
pembiayaan berdasarkan pada perjanjian pinjaman jangka panjang atau nota kredit
dari bank atau dokumen lain yang dipersamakan, Fungsi Akuntansi SKPKD
membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX
Kewajiban Jangka Panjang -
Utang kepada Pemerintah
XXX XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiyaan -
Pinjaman Daerah dari
XXX Pemerintah Pusat/Pemerintah XXX
Daerah Lain/LKB/LKBB/
Masyarakat - Jangka Panjang
26
Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Beban Bunga ...... XXX
XXX Kas di Kas Daerah XXX
Jurnal LRA
27
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan -
Pembayaran Pinjaman dari
XXX XXX XXX Pemerintah Pusat/Pemerintah XXX
Daerah Lain/LKB/LKBB/
Masyarakat - Jangka Panjang
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Kewajiban Jangka Panjang -
Utang kepada Pemerintah
XXX XXX XXX XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat
Bagian Lancar Kewajiban
Jangka Panjang - Utang
XXX kepada Pemerintah XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat
28
2.6 Pengungkapan Kewajiban
Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan
kewajiban, harus diungkapkan pula hal-hal sebagai berikut:
1. jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang
diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
2. jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis
sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya;
3. bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga
yang berlaku;
4. konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
5. perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
a. pengurangan pinjaman;
b. modifikasi persyaratan utang;
c. pengurangan tingkat bunga pinjaman;
d. pengunduran jatuh tempo pinjaman;
e. pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
f. pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode
pelaporan.
6. jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur
utang berdasarkan kreditur.
7. biaya pinjaman:
a. perlakuan biaya pinjaman;
b. jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode
yang bersangkutan
c. tingkat kapitalisasi yang dipergunakan
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi kewajiban pemerintah diatur dalam peraturan pemerintah (PP)
nomor 24 tahun 2005 tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintah pernyataan
No. 09 (PSAP) tentang akuntansi kewajiban. Kewajiban adalah utang yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan,
kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan yabg
berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat, lembaga
keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional.kewajiban pemerintah
juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah,
kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti
rugi, alokasi/relokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan
pemberi jasa lain.kewajiban pemerintah dapat juga timbul dari pengadaaan
barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum di bayar pemerintah pada akhir
tahun anggaran.
B. Saran
Dari makalah yang kami jabarkan, kami menyarankan agar pemerintahan
mengurangi pengeluaran untuk meminimalisir pinjaman kepada pihak ketiga
yang harus di bayar di masa yang akan datang dan tidak mengurangi sumber daya
ekonomi pemerintah daerah.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.binadarma.ac.id/8282/1/Bab%209.%20Akuntansi
%20Kewajiban.pdf diakses pada 28 mei 2023 pukul 19:23
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/BAB%201_3.pdf diakses pada 30
Mey 2023 pukul 18:55
https://www.studocu.com/id/document/universitas-nusa-
cendana/akuntansi/505961812-makalah-akuntansi-kewajiban-kelempok/2
5073888 diakses pada 31 mey 2023 pukul 20:05
https://sumsel.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/07/Lampiran-11-Perwa-
Nomor-10-Tahun-2011.pdf diakses pada 2 juni 2023 pukul 20:39