Anda di halaman 1dari 34

AKUNTANSI PEMERINTAH

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Akuntansi
Pemerintahan

DOSEN PENGAMPU :
TIKA ARIZONA FEBRIANI,SE.,M.M .

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1. Isabella Yuliana Saputri 2101192009
2. Pelin Dwi Ananda 2101192014
3. Fajar Perdana 2101193001
4. Muntazul Fikri 2101193003

PRODI D3 AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PADANG PSDKU SOLOK SELATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Akuntansi Kewajiban” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan II dengan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa ucapan
terimakasih, kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sendiri dan juga para
pembaca.

Solok Selatan, 02 Juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi kewajiban.............................................................................3
2.2 Klasifikasi kewajiban........................................................................3
2.3 Pengakuan kewajiban........................................................................5
2.4 Pengukuran kewajiban......................................................................6
2.5 Prosedur kewajiban...........................................................................8
2.6 Pengungkapan kewajiban..................................................................29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................30
3.2 Saran..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Liabilitas (liability) atau kewajiban dalam akuntansi adalah sesuatu yang
terutang oleh seseorang atau perusahaan, yang biasanya berbentuk sejumlah uang.
Liabilitas diselesaikan dalam suatu masa waktu memalui perpindahan manfaat
ekonomis seperti uang, barang atau jasa. Pemerintah Daerah mempunyai
kewajiban dalam mengurus dan mengelola laporan keuangan daerahnya sendiri
sebagai alat pengendalian dan suatu bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan
yang telah dilakukan. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah
dalam penyelenggaraan pemerintahnya yaitu upaya untuk mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah dengan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan
keuangan pemerintah dibuat harus berkualitas dan berguna agar para pemakai
laporan keuangan (stakeholder) dapat memahami informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan tersebut. Negara memiliki kewajiban untuk memenuhi
segala kebutuhan warganya melalui sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik,
jasa publik dan pelayanan administratif. Hal ini sesuai dengan pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa
tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kewajiban?
2. Apa saja klasifikasi kewajiban?
3. Bagaimana pengakuan kewajiban?
4. Bagaimana pengukuran kewajiban?
5. Bagaimana prosedur akuntansi kewajiban?
6. Bagaimana pengungkapan kewajiban dalam laporan keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari kewajiban
2. Untuk mengetahui klasifikasi kewajiban
3. Untuk mengetahui pengakuan kewajiban
4. Untuk mengetahui pengukuran kewajiban
5. Untuk mengetahui prosedur akuntansi kewajiban
6. Untuk mengetahui pengungkapan kewajiban dalam laporan keuangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kewajiban


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Lampiran I PSAP Nomor 09
tentang Kewajiban menjelaskan bahwa kewajiban adalah utang yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah daerah.
Sistem akuntansi kewajiban adalah suatu proses yang dimulai dari
pembelian/pengadaan barang/jasa (secara kredit) yang dibuktikan dengan
dokumen yang sah sampai kepada proses penyelesaian/ pembayaran utang yang
bersangkutan.
Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman
kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan,
kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya,
atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat
dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan
perundang-undangan.

2.2 Klasifikasi Kewajiban


Kewajiban berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya dibagi menjadi
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pos-pos kewajiban
menurut PSAP Berbasis Akrual Nomor 09 tentang Kewajiban antara lain:
1. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar
dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka
pendek antara lain utang perhitungan pihak ketiga (PFK), utang bunga, utang
pinjaman jangka pendek, bagian lancar utang jangka panjang, pendapatan diterima
dimuka, utang belanja, dan utang jangka pendek lainnya.

3
2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka
panjang antara lain terdiri dari utang kepada pemerintah pusat, utang kepada
lembaga keuangan bank (LKB), utang kepada lembaga keuangan bukan bank
(LKBB), dan utang kepada masyarakat. Selain itu, kewajiban yang akan dibayar
dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika:
a. Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan
b. Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban
tersebut atas dasar jangka panjang; dan maksud tersebut didukung
dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali (refinancing), atau
adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan
sebelum pelaporan keuangan disetujui.

Kewajiban diklasifikasikan sebagai berikut:

Kelompok Jenis Kewenangan

1. Kewajiban Jangka Utang Perhitungan Pihak Ketiga


SKPD/SKPKD
Pendek (PFK)

Utang Bunga SKPD/SKPKD

Utang Pinjaman Jangka Pendek SKPD/SKPKD

2. Kewajiban Jangka
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang SKPKD
Panjang

Pendapatan Diterima Dimuka SKPD/SKPKD

Utang Belanja SKPD/SKPKD

Utang Jangka Pendek Lainnya SKPD/SKPKD

Utang kepada Pemerintah Pusat SKPKD

Utang kepada Lembaga Keuangan SKPKD

4
Bank (LKB)

Utang kepada Lembaga Keuangan


SKPKD
Bukan Bank

Utang kepada Masyarakat SKPKD

2.3 Pengakuan Kewajiban


Kewajiban diakui pada saat kewajiban untuk mengeluarkan sumber daya
ekonomi di masa depan timbul. Kewajiban tersebut dapat timbul dari:
1. Transaksi dengan Pertukaran (exchange transactions)
Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika pemerintah
daerah menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan
uang atau sumber daya lain di masa depan, misal utang atas belanja ATK.
2. Transaksi tanpa Pertukaran (non-exchange transactions)
Dalam transaksi tanpa pertukaran, kewajiban diakui ketika pemerintah
daerah berkewajiban memberikan uang atau sumber daya lain kepada
pihak lain di masa depan secara cuma-cuma, misal hibah atau transfer
pendapatan yang telah dianggarkan.
3. Kejadian yang Berkaitan dengan Pemerintah (government related events)
Dalam kejadian yang berkaitan dengan pemerintah daerah, kewajiban
diakui ketika pemerintah daerah berkewajiban mengeluarkan sejumlah
sumber daya ekonomi sebagai akibat adanya interaksi pemerintah daerah
dan lingkungannya, misal ganti rugi atas kerusakan pada kepemilikan
pribadi yang disebabkan aktivitas pemerintah daerah.
4. Kejadian yang Diakui Pemerintah (government acknowledge events)
Dalam kejadian yang diakui pemerintah daerah, kewajiban diakui ketika
pemerintah daerah memutuskan untuk merespon suatu kejadian yang
tidak ada kaitannya dengan kegiatan pemerintah yang kemudian
menimbulkan konsekuensi keuangan bagi pemerintah, misal pemerintah
daerah memutuskan untuk menanggulangi kerusakan akibat bencana alam
di masa depan.

5
2.4 Pengukuran Kewajiban
Kewajiban pemerintah daerah dicatat sebesar nilai nominalnya. Apabila
kewajiban tersebut dalam bentuk mata uang asing, maka dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal necara. Penggunaan nilai nominal dalam pengukuran kewajiban ini
berbeda untuk masing-masing pos mengikuti karakteristiknya. Berikut ini akan
dijabarkan mengenai pengukuran untuk masing-masing pos kewajiban.
Pengukuran kewajiban atau utang jangka pendek pemerintah daerah berbedabeda
berdasarkan jenis investasinya.
Berikut ini akan dijabarkan bagaimana pengukuran kewajiban untuk masing-
masing jenis kewajiban jangka pendek.
1. Pengukuran Utang kepada Pihak Ketiga
Utang Kepada Pihak Ketiga terjadi ketika pemerintah daerah menerima
hak atas barang atau jasa, maka pada saat itu pemerintah daerah mengakui
kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk memperoleh barang
atau jasa tersebut. Contoh: Bila kontraktor membangun fasilitas atau
peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian
dengan pemerintah, jumlah yang dicatat harus berdasarkan realisasi fisik
kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara kemajuan pekerjaan.
2. Pengukuran Utang Transfer
Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan
perundangundangan. Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Pengukuran Utang Bunga
Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar dan diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian
dari kewajiban yang berkaitan.
4. Pengukuran Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK)
Utang PFK dicatat sebesar saldo pungutan/potongan yang belum
disetorkan kepada pihak lain di akhir periode.
5. Pengukuran Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

6
Bagian lancar utang jangka panjang dicatat sejumlah yang akan jatuh
tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
6. Pengukuran Kewajiban Lancar Lainnya
Pengukuran kewajiban lancar lainnya disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing pos tersebut. Contoh: biaya yang masih harus dibayar
pada saat laporan keuangan disusun. Contoh lainnya adalah penerimaan
pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa oleh pemerintah
kepada pihak lain.
Kewajiban atau utang jangka panjang pemerintah daerah juga diukur
berdasarkan karakteristiknya. Terdapat dua karakteristik utang jangka panjang
pemerintah daerah, yaitu:
1. Utang yang tidak diperjualbelikan
Utang yang tidak diperjualbelikan memiliki nilai nominal sebesar pokok
utang dan bunga sebagaimana yang tertera dalam kontrak perjanjian dan
belum diselesaikan pada tanggal pelaporan, misal pinjaman dari World
Bank.
2. Utang yang diperjualbelikan
Utang yang diperjualbelikan pada umumnya berbentuk sekuritas utang
pemerintah. Sekuritas utang pemerintah dinilai sebesar nilai pari (original
face value) dengan memperhitungkan diskonto atau premium yang belum
diamortisasi. Jika sekuritas utang pemerintah dijual tanpa sebesar nilai
pari, maka dinilai sebesar nilai parinya. Jika sekuritas utang pemerintah
dijual dengan harga diskonto, maka nilainya akan bertambah selama
periode penjualan hingga jatuh tempo. Sementara itu, jika sekuritas dijual
dengan harga premium, maka nilainya akan berkurang selama periode
penjualan hingga jatuh tempo.

2.5 Prosedur Akuntansi Kewajiban


1. Sistem Akuntansi Kewajiban Di SKPD.
A. Pihak-pihak Terkait.

7
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di SKPD
terdiri atas: PPTK, PPKom, PPK SKPD, dan PPKD.
a. Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPTK memiliki tugas sebagai
berikut:
1) melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/dokumen
lain yang dipersamakan;
2) menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST); dan 3)
menyiapkan dokumen pembayaran.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKom melaksanakan fungsi untuk
pengadaan barang/jasa kegiatan, dengan memiliki tugas sebagai
berikut:
1) Melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/dokumen
lain yang dipersamakan;
2) Menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST);
3) Menyiapkan dokumen pembayaran.
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPK SKPD melaksanakan fungsi
akuntansi pada SKPD dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan
buktibukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing akun (rincian obyek); dan
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).

8
d. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD terlibat dalam hal pengadaan
barang/jasa oleh SKPD dilakukan dengan mekanisme pembayaran LS,
sehingga fungsi akuntansi PPKD memiliki tugas:
1) menyampaikan dokumen transaksi yang dilakukan dengan
mekanisme LS kepada SKPD; dan
2) melakukan pengecekan terhadap transaksi konsolidasi antara
SKPKD dan SKPD untuk meyakinkan kebenaran pencatatan yang
dilakukan oleh PPK SKPD.
e. Pengguna Anggaran (PA/KPA)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PA/KPA menandatangani laporan
keuangan yang telah disusun oleh PPK SKPD.
f. Bendahara pengeluaran SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu
SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, Bendahara Pengeluaran
SKPD/Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD mencatat semua
pengeluaran kas terkait transaksi kewajiban di SKPD.
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi kewajiban antara lain:
a. keputusan kepala daerah; dan/atau
b. nota pesanan; dan/atau
c. berita acara serah terima; dan/atau
d. putusan hakim; dan/atau
e. kuitansi; dan/atau
f. surat perjanjian kerja; dan/atau
g. SP2D GU/TU; dan/atau
h. SP2D LS; dan/atau
i. surat pernyataan PA tentang tanggung jawab PA terhadap laporan
keuangan SKPD;
j. bukti memorial
k. dokumen lain yang dipersamakan.

9
3. Jurnal Standar
a. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Perhitungan Pihak Ketiga utang pemerintah kepada pihak lain yang
disebabkan kedudukan suatu instansi pemerintah sebagai pemotong pajak atau
pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Iuran BPJS Kesehatan, Taspen dan Tapera.

Pada saat SKPD melakukan pemotongan pajak atau pungutan lainnya


seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Iuran BPJS
Kesehatan, Taspen dan Tapera, tetapi sampai dengan akhir periode belum
dilakukan penyetoran kepada pihak yang berhak sesuai dengan perundang-
undangan. Pemotongan tersebut dilakukan bersamaan dengan pembayaran atau
belanja seperti gaji, belanja barang dan jasa dengan dokumen SP2D LS/SP2D
GU/TU.
Berdasarkan pada dokumen tersebut, PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut.
Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit


XXX XXX XXX Beban ..... XXX

XXX Utang Perhitungan Pihak Ketiga XXX


RK PPKD/Kas di Bendahara
XXX XXX
Pengeluaran
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun RK
PPKD sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU
menggunakan akun Kas di Bendahara Pengeluaran.

b. Utang Bunga
Utang bunga merupakan biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar.
Utang bunga harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari
kewajiban yang berkaitan.

10
Pada saat SKPD menandatangani Perjanjian Utang dengan pihak ketiga,
dimana konsekuensi dari utang tersebut akan timbul adanya kewajiban bunga.
Berdasarkan nota debit maka PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Beban bunga utang kepada... XXX

XXX Utang bunga kepada ... XXX

Pada saat SKPD melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D


LS atau SP2D GU/TU. Berdasarkan dokumen tersebut, maka PPK SKPD
melakukan pencatatan dalam jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Bunga kepada ... XXX

RK PPKDPengeluaran/Kas
XXX XXX
di Bendahara
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun RK PPKD
Sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU menggunakan akun Kas di
Bendahara Pengeluaran.
Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja bunga utang kepada ... XXX

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX


c. Utang Pinjaman Jangka Pendek
Utang Pinjaman Jangka Pendek merupakan pinjaman pemerintah daerah
kepada pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan bank/lembaga keuangan

11
non bank/BLUD yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu kurang dari 12
bulan atau kurang dari satu periode akuntansi.

Pada saat SKPD menandatangani perjanjian pinjaman jangka pendek


dengan pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan
bank/lembaga keuangan non bank/BLUD dengan menerima nota kredit bank.
Berdasarkan dokumen tersebut, PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX
Utang Pinjaman Jangka
Pendek Daerah Lainnya/kepada
XXX XXX
Pemerintah LKB/
LKBB/BLUD

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan
Pinjaman Daerah dari
XXX Pemerintah Daerah Lainnya/ XXX
LKB/LKBB/BLUD - Jangka
Pendek

Pada saat SKPD melakukan penyetoran ke Kas Daerah, PPK SKPD


membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal oleh SKPD

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

12
XXX XXX XXX RK PPKD XXX

XXX Kas di Bendahara pengeluaran XXX

Jurnal oleh SKPKD

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX

XXX RK SKPD XXX

Pada saat SKPD melakukan pelunasan utang pinjaman jangka pendek


kepada pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan bank/lembaga keuangan
non bank/BLUD berdasarkan perjanjian pinjaman dan nota debit dari bank, PPK
SKPD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal oleh SKPD

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

XXX RK PPKD XXX

Jurnal oleh SKPKD

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX RK SKPD XXX

XXX Kas di Kas Daerah XXX

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

13
Utang Pinjaman Jangka Pendek kepada
XXX XXX XXX Pemerintah Daerah Lainnya/LKB/ XXX
LKBB/BLUD
XXX Beban Bunga ..... XXX
XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan - Pembayaran
Pinjaman dari
XXX XXX XXX Pemerintah Daerah XXX
Lainnya/LKB/ LKBB/BLUD - Jangka
Pendek
XXX Belanja Bunga XXX
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX

d. Pendapatan Diterima Dimuka


Pendapatan Diterima Dimuka merupakan besaran kas yang telah diterima
tetapi sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian barang/jasa belum
diserahkan oleh pemerintah daerah.
Pada saat SKPD menerima kas atas barang atau jasa tetapi sampai dengan
tanggal neraca seluruh atau sebagian barang/jasa belum diserahkan kepada pihak
pengguna barang/jasa. Pada saat tersebut, SKPD menerima nota kredit bank atau
dokumen lain yang dipersamakan dan berdasarkan dokumen tersebut, PPK SKPD
membuat jurnal sebagai berikut (contohnya sewa):

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

14
XXX XXX XXX Kas di Bendahara Penerimaan XXX
XXX Pendapatan Diterima Dimuka ...... XXX

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Hasil Pemanfaatan BMD yang
XXX Tidak Dipisahkan - Hasil Sewa XXX
BMD

Pada saat SKPD menyerahkan sebagian/seluruh dari barang atau jasa yang
telah tercatat sebagai Pendapatan Diterima Dimuka dengan menerbitkan Berita
Acara Serah Terima penyerahan barang atau jasa tersebut. Berdasarkan BAST
tersebut, SKPD melakukan pengakuan pengurangan Pendapatan Diterima Dimuka
dan penambahan pendapatan dengan membuat bukti memorial. Atas dasar BAST
dan bukti memorial tersebut, PPK SKPD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Pendapatan Diterima Dimuka XXX
Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak
XXX XXX
Dipisahkan - Hasil Sewa BMD - LO
Keterangan: jumlah yang dicatat sebesar nilai barang atau jasa yang diserahkan

e. Utang Belanja
Akuntansi utang belanja di SKPD terdiri atas pencatatan atas terjadinya
utang dan pembayaran utang. Ketika SKPD melakukan suatu transaksi pembelian
barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan, PPK
SKPD akan mengakui adanya utang. Pencatatan atas pengadaan/pembelian
barang/jasa dapat dilakukan dengan Pendekatan Aset.

15
1) Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat pengadaan/ pembelian
barang yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan.

Pada saat SKPD melakukan pembelian barang dan belum dilakukan


pelunasan/pembayaran, PPK SKPD akan menerima Nota Pesanan/Berita Acara
Serah Terima Barang. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang tersebut,
PPK SKPD akan membuat jurnal pengadaan barang sebagai berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Barang .... XXX

XXX Utang Belanja Barang .... XXX

2) Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan pembayaran/pelunasan


dengan asumsi menggunakan mekanisme TU/GU.
Pada saat SKPD melakukan pembayaran barang kepada penyedia
barang, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu akan menerima
kuitansi pembayaran atau dokumen yang dipersamakan. Berdasarkan kuitansi
pembayaran atau dokumen yang dipersamakan tersebut PPK SKPD akan
membuat jurnal pelunasan utang belanja persediaan sebagai berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Barang..... XXX

XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

16
XXX XXX XXX Belanja Barang ..... XXX*)

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX*)


*) Pengakuan dan pencatatan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode
perpetual.
3) Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan pembayaran/pelunasan
dengan asumsi menggunakan mekanisme LS.
Pada saat SKPD melakukan pembayaran barang kepada penyedia
barang, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu akan menerima
SP2D LS. Berdasarkan SP2D LS tersebut PPK SKPD akan membuat jurnal
pelunasan utang belanja barang sebagai berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Barang..... XXX

XXX RK PPKD XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Barang ..... XXX*)

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX*)


*) Pengakuan dan pencatatan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode
perpetual.

2. Sistem Akuntansi Kewajiban Di Skpkd

17
Akuntansi kewajiban SKPKD terdiri atas penerimaan utang, pembayaran
utang, dan reklasifikasi utang yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) akuntansi
kewajiban, dan (2) akuntansi pembiayaan.
1. Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di SKPKD
terdiri atas: Fungsi Akuntansi SKPKD, BUD dan SKPKD.
a. Fungsi Akuntansi SKPKD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada SKPKD dengan
memiliki tugas sebagai berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan buktibukti
transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) mem-posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing akun (rincian obyek); dan
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

b. Bendahara Umum Daerah (BUD)


1) Dalam sistem akuntansi kewajiban, BUD melakukan fungsi
mengadministrasi penerimaan utang, pembayaran utang dan
reklasifikasi utang, sehingga BUD memiliki tugas: menyiapkan
dokumen transaksi penerimaan, pembayaran dan reklasifikasi utang;
dan
2) menyiapkan bukti memorial untuk pencatatan akuntansi oleh Fungsi
Akuntansi SKPKD yang sebelumnya disahkan oleh SKPKD.

c. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)


Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD memiliki tugas menandatangani
laporan keuangan Pemerintah Daerah sebelum diserahkan kepada BPK.

2. Dokumen yang Digunakan

18
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban SKPKD antara
lain:
a. peraturan kepala daerah; dan/atau
b. surat perjanjian utang; dan/atau
c. nota kredit; dan/atau
d. SP2D GU/TU; dan/atau
e. SP2D LS; dan/atau
f. bukti memorial; dan/atau
g. dokumen lain yang dipersamakan.

3. Jurnal Standar
a. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Perhitungan Pihak Ketiga adalah utang pemerintah kepada pihak
lain yang disebabkan kedudukan suatu instansi pemerintah sebagai pemotong
pajak atau pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Iuran BPJS Kesehatan, Taspen dan Tapera.
Pada saat SKPD melakukan pemotongan pajak atau pungutan lainnya
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Iuran BPJS
Kesehatan, Taspen dan Tapera, tetapi sampai dengan akhir periode belum
dilakukan penyetoran kepada pihak yang berhak sesuai dengan perundang-
undangan. Pemotongan tersebut dilakukan bersamaan dengan pembayaran atau
belanja seperti gaji, belanja barang dan jasa dengan dokumen SP2D LS/SP2D
GU/TU. Berdasarkan pada dokumen tersebut, fungsi akuntansi PPKD membuat
jurnal sebagai berikut.
Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit


XXX XXX XXX Beban ..... XXX

XXX Utang Perhitungan Pihak Ketiga XXX


Kas di Kas Daerah/Kas di Bendahara
XXX XXX
Pengeluaran

19
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun Kas di Kas Daerah
sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU menggunakan akun Kas di
Bendahara Pengeluaran.

b. Utang Bunga
Utang bunga merupakan biaya bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar. Utang bunga harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai
bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Pada saat pemerintah daerah menandatangani Perjanjian Utang dengan
pihak ketiga, dimana konsekuensi dari utang tersebut akan timbul adanya
kewajiban bunga. Berdasarkan nota debit maka fungsi akuntansi SKPKD
membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Beban bunga utang kepada... XXX

XXX Utang bunga kepada ... XXX

Pada saat pemerintah daerah melakukan pembayaran bunga dengan


mekanisme SP2D LS atau SP2D GU/TU. Berdasarkan dokumen tersebut, maka
fungsi akuntansi SKPKD melakukan pencatatan dalam jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Bunga kepada ... XXX

XXX Kas dBendahara Pengeluarani XXX


Kas Daerah/Kas di
*) Untuk transaksi dengan mekanisme LS menggunakan akun Kas di Kas Daerah
sedangkan untuk transaksi dengan mekanisme GU/TU menggunakan akun Kas di
Bendahara Pengeluaran.

20
Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja bunga utang kepada ... XXX

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX

c. Utang Pinjaman Jangka Pendek


Utang Pinjaman Jangka Pendek merupakan pinjaman pemerintah
daerah kepada pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan bank/lembaga
keuangan non bank/BLUD yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu
kurang dari 12 bulan atau kurang dari satu periode akuntansi.
Pada saat pemerintah daerah menandatangani perjanjian pinjaman
jangka pendek dengan pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan
bank/lembaga keuangan non bank/BLUD dengan menerima nota kredit bank.
Berdasarkan dokumen tersebut, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai
berikut:

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX
Utang Pinjaman Jangka Pendek
XXX Daerah Lainnya/kepada Pemerintah XXX
LKB/LKBB/BLUD

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan – Pinjaman
XXX Daerah dari Pemerintah Daerah Lainnya/ XXX
LKB/LKBB/BLUD - Jangka Pendek

21
Pada saat pemerintah daerah melakukan pelunasan utang pinjaman jangka
pendek kepada pemerintah daerah lainnya/lembaga keuangan bank/lembaga
keuangan non bank/BLUD berdasarkan perjanjian pinjaman dan nota debit dari
bank, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Utang Pinjaman Jangka Pendek kepada
XXX XXX XXX Pemerintah Daerah Lainnya/LKB/ XXX
LKBB/BLUD
XXX Beban Bunga ..... XXX
XXX Kas di Kas Daerah XXX

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan - Pembayaran
XXX XXX XXX Pinjaman dari Pemerintah Daerah XXX
Lainnya/LKB/ LKBB/BLUD - Jangka Pendek
XXX Belanja Bunga XXX
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX

d. Pendapatan Diterima Dimuka


Pendapatan Diterima Dimuka merupakan besaran kas yang telah
diterima tetapi sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian barang/jasa
belum diserahkan oleh pemerintah daerah.
Pada saat pemerintah daerah menerima kas atas barang atau jasa tetapi
sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian barang/jasa belum diserahkan
kepada pihak pengguna barang/jasa. Pada saat tersebut, pemerintah daerah
menerima nota kredit bank atau dokumen lain yang dipersamakan dan
berdasarkan dokumen tersebut, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai
berikut (contohnya sewa):

22
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Bendahara Penerimaan XXX
XXX Pendapatan Diterima Dimuka ...... XXX

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak
XXX XXX
Dipisahkan - Hasil Sewa BMD

Pada saat pemerintah daerah menyerahkan sebagian/seluruh dari barang


atau jasa yang telah tercatat sebagai Pendapatan Diterima Dimuka dengan
menerbitkan Berita Acara Serah Terima penyerahan barang atau jasa tersebut.
Berdasarkan BAST tersebut, pemerintah daerah melakukan pengakuan
pengurangan Pendapatan Diterima Dimuka dan penambahan pendapatan dengan
membuat bukti memorial. Atas dasar BAST dan bukti memorial tersebut, fungsi
akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pendapatan Diterima Dimuka
XXX XXX XXX XXX
......
Hasil Pemanfaatan BMD yang
XXX Tidak Dipisahkan - Hasil Sewa XXX
BMD - LO
Keterangan: jumlah yang dicatat sebesar nilai barang atau jasa yang diserahkan

e. Utang Belanja
Akuntansi utang belanja di pemerintah daerah terdiri atas pencatatan
atas terjadinya utang dan pembayaran utang. Ketika pemerintah daerah melakukan

23
suatu transaksi pembelian barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan pelunasan
belum dilakukan, fungsi akuntansi SKPKD akan mengakui adanya utang.
Pencatatan atas pengadaan/pembelian barang/jasa dapat dilakukan dengan
Pendekatan Aset.
1) Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat pengadaan/ pembelian
barang yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan.
Pada saat pemerintah daerah melakukan pembelian barang dan belum
dilakukan pelunasan/pembayaran, fungsi akuntansi SKPKD akan menerima Nota
Pesanan/Berita Acara Serah Terima Barang. Berdasarkan Berita Acara Serah
Terima Barang tersebut, fungsi akuntansi SKPKD akan membuat jurnal
pengadaan barang sebagai berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Barang .... XXX

XXX Utang Belanja Barang .... XXX

2) Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan pembayaran/pelunasan


dengan asumsi menggunakan mekanisme TU/GU.
Pada saat pemerintah daerah melakukan pembayaran barang kepada
penyedia barang, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu akan
menerima kuitansi pembayaran atau dokumen yang dipersamakan. Berdasarkan
kuitansi pembayaran atau dokumen yang dipersamakan tersebut fungsi akuntansi
SKPKD akan membuat jurnal pelunasan utang belanja persediaan sebagai berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Barang..... XXX

XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

24
Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Barang ..... XXX*)

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX*)


*) Pengakuan dan pencatatan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode
perpetual.
3) Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan
pembayaran/pelunasan dengan asumsi menggunakan mekanisme
LS.
Pada saat pemerintah daerah melakukan pembayaran barang
kepada penyedia barang, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu akan menerima SP2D LS. Berdasarkan SP2D LS tersebut fungsi
akuntansi SKPKD akan membuat jurnal pelunasan utang belanja barang sebagai
berikut:

Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Barang..... XXX

XXX Kas di Kas Daerah XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Barang ..... XXX*)

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX*)


*) Pengakuan dan pencatatan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode
perpetual.

25
f. Kewajiban Jangka Panjang
Pengakuan dan pencatatan kewajiban jangka panjang berhubungan
langsung dengan pengakuan dan pencatatan pembiayaan sehingga jurnal standar
untuk kewajiban terkait dengan jurnal standar pembiayaan.
Pada saat Pemerintah Daerah melakukan pengakuan penerimaan
pembiayaan berdasarkan pada perjanjian pinjaman jangka panjang atau nota kredit
dari bank atau dokumen lain yang dipersamakan, Fungsi Akuntansi SKPKD
membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX
Kewajiban Jangka Panjang -
Utang kepada Pemerintah
XXX XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiyaan -
Pinjaman Daerah dari
XXX Pemerintah Pusat/Pemerintah XXX
Daerah Lain/LKB/LKBB/
Masyarakat - Jangka Panjang

Pada saat pemerintah daerah melakukan pembayaran bunga kewajiban atas


pembiayaan, Fungsi Akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:

26
Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Beban Bunga ...... XXX
XXX Kas di Kas Daerah XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit


XXX XXX XXX Belanja Bunga ...... XXX

XXX Estimasi Perubahan SAL XXX

Pada saat pemerintah daerah melakukan pelunasan kewajiban atas


pembiayaan, Fungsi Akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Kewajiban Jangka Panjang -
Utang kepada Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat atau
XXX XXX XXX Bagian Lancar Kewajiban Jangka XXX
Panjang - Utang kepada
Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah Lain/LKB/LKBB/
Masyarakat
XXX Kas di Kas Daerah XXX

27
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan -
Pembayaran Pinjaman dari
XXX XXX XXX Pemerintah Pusat/Pemerintah XXX
Daerah Lain/LKB/LKBB/
Masyarakat - Jangka Panjang
XXX Estimasi Perubahan SAL XXX

Pada saat pemerintah daerah melakukan reklasifikasi kewajiban


pembiayaan menjadi Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang, pemerintah
daerah menerbitkan bukti memorial. Berdasarkan bukti memorial tersebut, Fungsi
Akuntansi SKPKD membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO
Tanggal Nomor Bukti Kode Akun Uraian Debit Kredit
Kewajiban Jangka Panjang -
Utang kepada Pemerintah
XXX XXX XXX XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat
Bagian Lancar Kewajiban
Jangka Panjang - Utang
XXX kepada Pemerintah XXX
Pusat/Pemerintah Daerah
Lain/LKB/LKBB/Masyarakat

28
2.6 Pengungkapan Kewajiban
Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan
kewajiban, harus diungkapkan pula hal-hal sebagai berikut:
1. jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang
diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
2. jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis
sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya;
3. bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga
yang berlaku;
4. konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
5. perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
a. pengurangan pinjaman;
b. modifikasi persyaratan utang;
c. pengurangan tingkat bunga pinjaman;
d. pengunduran jatuh tempo pinjaman;
e. pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
f. pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode
pelaporan.
6. jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur
utang berdasarkan kreditur.
7. biaya pinjaman:
a. perlakuan biaya pinjaman;
b. jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode
yang bersangkutan
c. tingkat kapitalisasi yang dipergunakan

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi kewajiban pemerintah diatur dalam peraturan pemerintah (PP)
nomor 24 tahun 2005 tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintah pernyataan
No. 09 (PSAP) tentang akuntansi kewajiban. Kewajiban adalah utang yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan,
kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan yabg
berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat, lembaga
keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional.kewajiban pemerintah
juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah,
kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti
rugi, alokasi/relokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan
pemberi jasa lain.kewajiban pemerintah dapat juga timbul dari pengadaaan
barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum di bayar pemerintah pada akhir
tahun anggaran.

B. Saran
Dari makalah yang kami jabarkan, kami menyarankan agar pemerintahan
mengurangi pengeluaran untuk meminimalisir pinjaman kepada pihak ketiga
yang harus di bayar di masa yang akan datang dan tidak mengurangi sumber daya
ekonomi pemerintah daerah.

30
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.binadarma.ac.id/8282/1/Bab%209.%20Akuntansi
%20Kewajiban.pdf diakses pada 28 mei 2023 pukul 19:23
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/BAB%201_3.pdf diakses pada 30
Mey 2023 pukul 18:55
https://www.studocu.com/id/document/universitas-nusa-

cendana/akuntansi/505961812-makalah-akuntansi-kewajiban-kelempok/2
5073888 diakses pada 31 mey 2023 pukul 20:05
https://sumsel.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/07/Lampiran-11-Perwa-
Nomor-10-Tahun-2011.pdf diakses pada 2 juni 2023 pukul 20:39

Anda mungkin juga menyukai