Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS LIKUIDITAS

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Tahun 2015
Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas Analisis Laporan Keuangan

Dosen pembimbing: Diah Ayu Susanti SE, AK, M.ACC,

Disusun oleh kelompok :

Nama :

1. Evi Octaviani Sari 201412135

2.Vivi Fadhilatul hekmah 201512202

2. Nur Azizah 201512203

3. Hariyanti 201512207

Kelas : 4E

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami masih diberi
kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk Nusa, Bangsa
dan Negara khususnya melalui bidang Pendidikan. Terwujudnya makalah
Tentang Analisis Likuiditas dari berbagai tinjauan ini merupakan kerja keras
yang baik antara kelompok penyusun.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugasAnalisis Laporan Keuangan dengan judul Analisis Likuiditas PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tahun 2015". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mohon
maaf atas kesalahan dalam makalah ini. Kami mengharap saran dan kritikan
yang bersifat membangun kami untuk sempurnanya makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberi manfaat
kepada penyusun khususnya dan kepada pembaca umumnya dalam
keikutsertaan mewujudkan pemuda-pemudi yang mandiri.

Kudus, Mei 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagaimana diketahui bagian keuangan merupakan bagian yang sangat


penting bagi sebuah perusahaan baik perusahaan besar maupun keeil, profit
maupun non-profit. Terutama dengan perkembangan dunia usaha yang
semakin maju mengakibatkan persaingan yang semakin ketat ditambah dengan
permasalahan ekonomi yang tidak menentu memacu perusahaan untuk
mencermati kondisi dan kinerja perusahaan agar dapat bertahan dalam industri
yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan analisis yang tepat untuk dapat
mengetahui kinerja perusahaan dengan tepat.Tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan.

Setiap perusahaan pasti memiliki laporan keuangan yang menggambarkan


kinerja perusahaan setiap perlode tertentu. laporan keuangan tersebut harus di
buat mengacu pada Standard Akuntansi Keuangan (SAK),yang disusun oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).Selaln Itu harus memenuhl aturan perpajakan
dan aturan lalnnya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar
dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

Akuntansi mengidentifikasikan berbagai transaksi ekonomi dalam suatu


perusahaan melalui tahap pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan , sehingga hanya informasi yang relevan, saling berhubungan . dan
mampu memberikan seeara layak tentang keadaan keuangan dan hasil usaha
perusahaan yang diintregasikan serta disajikan dalam Iaporan keuangan.
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi pada suatu
periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data-data
keuangan yang digunakan untuk membantu pihak yang berkepenting
(stakeholders) dalam pengambilan keputusan.
Terdapat dua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
tersebut, yaitu pihak internal dan plhak eksternal. Pihak internal mellputi
bagian manajemen dan pemegang saham. Pihak eksternal meliputi kreditur,
investor, pemerintah, dan karyawan perusahaan. Hal ini membuktlkan bahwa
laporan keuangan merupakan bahasa bisnis yang dapat menjelaskan berbagal
hal bagi banyak pihak. Salah satu teknik analisis laporan keuangan yang
banyak digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan
adalah analisis rasio keuangankarena penggu naannya yang relatif mudah.
Terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam menganalisis
suatu laporan keuangan. Namun,dalam penelitian ini digunakan empat bentuk
rasio keuangan menurut Martono dan Agus D.Harjito (2005:56) yaitu Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas,dan Rasio Profitabilitas Rasio
likuiditas (UquidityRatio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio Solvabilitas (Leverage
Ratio)digunakan untuk mengukur berapa persentase asset perusahaan dibiayai
oleh utang. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) digunakan untuk.mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehlngga memberlkan
aliran kas masuk bagi perusahaan. RasioProfitabilitas (Profitability Ratio)
dlgunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalammenghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.

Objek penelitian ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


yang merupakan perusahaan perseroan terbatas, dimana perusahaan ini sesuai
dengan akta pendirian, perusahaan bergerak dalam produksi makanan.

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma


berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah
dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali
dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny
Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-
2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5
Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik
Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan
mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT
Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa
Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah
Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH.,
Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah
satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang
menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan
pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang
merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food
Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi
pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak
200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang
berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya
tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,
Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar,
Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu
Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk
dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program
pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
Tujuan Pendirian
Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung
adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang
usaha internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya
transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai
daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta
dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan
penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.
Visi
Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan
produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi
pemimpin di industri makanan.
Misi
Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama
Indonesia di bidang industri makanan.
Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma
berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah
namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses
Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971. PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami
kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk yang
dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari 10 merek dengan 150
rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu
bagian darinoodle division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal
kantor dan pabrik seluas 61.640 m. Cabang Bandung daerah cakupan
pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi, Cikampek, Purwakarta,
Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan
Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang
bergerak dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri makanan
olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie
terdepan dan memegang market leader pada masing-masing brand yang
dimilikinya.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar,
dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan
permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen,
baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan
selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi
instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan
2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng
melainkan dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie,
bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan
adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau
rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada
konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke
dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton
akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui analisis liabilitas
Untuk mengetahui perhitungan likuiditas jangka pendek
Untuk mengetahui perhitungan likuiditas jangka panjang.
BAB II

LANDASAN TEORI

ANALISIS LIKUIDITAS
Pengertian Analisis Likuiditas

Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas ( liquidity ratio )


merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. artinya apabila perusahaan
ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo.[1]
Menurut Lyn M. Fraser, Rasio likuiditas yaitu rasio yang bertujuan
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan uang tunai. [2]
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah
jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan ( likuiditas badan
usaha ). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban ( utang ) pada saat ditagih.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, james O. Gill menyebutkan
rasio likuiditas menukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat
dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan,
dan seluruh kewajiban lainnya yan sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada
dineraca, yaitu total aktiva lancer dengan total passive lancer ( utang jangka
pendek ). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Terdapat dua hasil penilaian terdapat pengukuran rasio likuiditas, yaitu
apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan
tersebut dalam keadaan Likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid .
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo
senilai Rp 1000.000,00. Sementara aktiva lancer yang dimiliki perusahaan
sebesar Rp 1.200.000,00. Maka, perusahaan ini dikatakn likuid. Artinya,
perusahaan mampu membayar utang tersebut. Sebaliknya, jika aktiva lancer
yang dimiliki perusahaan hanya sebesar Rp 800.000,00 perusahaan ini
dikatakan ilikuid. Atinya perusahaan tidak mampu membayar utang dengan
seluruh aktiva lancer yang dimilikiny. Perusahaan masih kekuranan sebesar Rp
200.000,00 untuk menutupi utangnya.
Meskipun kondisi dalam keadaan likuid, posisi keuangannya
mengkhawatirkan karena sisa harta lancer tinggal Rp 200.000,00. Hal ini
berbahaya karena misalnya ada kewajiban lainnya, pada saat ditagih
perusahaan yan baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi
standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya.
Dalam pratiknya standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1. Sebagai
contoh diatas total harus lancer Rp2.000.000,00. Sedankan total harta lancer Rp
1.000.000,00. Namun , standar llikuiditas ini tidak mutlak dilakukan karena
tergantung jenis industrinya.
Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup benyak manfaat bagi
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah
pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan
mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan,
seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan.
Atau juga pihak distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual
barang yang pembayaran secara angsuran kepada perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi
perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat
banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi
pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan pihak yang dimiliki
hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio
likuiditas;
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya
dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan
( tanggal dan bulan tertentu )
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
janka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya
jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama
dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi
sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk megukur atau membandingkan antara jumah sediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depa, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa
periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat
ini.
Bai pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana ( kreditor ),
investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak
ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimiliknya. Kemampuan menbayar
tersebut akan memberikan jaminan pihak kreditor untuk memberikan pinjaman
selanjutnya, kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan membayar
mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetuju penjualn
barang daang secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang
diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas
bukanlah satu satunya cara atau syaat untuk menyetujui pinjaman atau
penjualan barang kredit.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana ( kreditor ),
investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak
ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar
tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan
pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan
membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui
penjualan barang dengan cara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman
yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio
likuiditas bukanlah satu satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman
atau penjualan barang secara kredit.
Jenis jenis Rasio Likuiditas
Secara umum tujuan utama rasio keungan digunakan adalah untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Namun, disamping
itu, dari rasio likuiditas dapat diketahui hal hal yang lain lebih spesifik yang
juga masi berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang digunakan.
Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat
menggunakan jenis jenis rasio likuiditas yang ada.
Jenis jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan, yaitu:

Likuiditas jangka pendek Kemampuan Kebutuhan


Rasio lancar Aktiva lancar Hutang lancar
Rasio quick Aktiva lancar Hutang lancar
Rasio aliran kas operasional Aliran kas dari Hutang lancar
terhadap hutang lancar operasi
Analisis rasio aktivitas modal Perputaran hutang
kerja Perputaran piutang dagang
Rasio Interest Coverage dagang dan Biaya bunga
Rasio aliran kas operasional persediaan Total hutang
terhadap total hutang Pendapatan Pengeluaran modal
Rasio aliran kas operasional sebelum bunga
terhadap pengeluaran modal dan pajak
Aliran kas dari
operasi
Aliran kas dari
operas
Analisis Likuiditas Jangka Pendek
Ada enam rasio yang bisa dipakai untuk memperkirakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya. Tiga rasio
berkaitan dengan besarnya sumber daya yang tersedia untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek, yaitu: rasio lancar,rasio quick dan rasio aliran kas
operasional terhadap hutang lancar. Tiga rasio lainnya berkaitan dengan
besarnya modal kerja yang diperlukan untuk tingkat penjualan yang tertentu:
perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran hutang dagang.
1. Rasio lancar
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan utang
lancar.Rasio inimenunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan
ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun,
relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka
waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti
tercantum pada neraca.
Rasio lancar dipengaruhi beberapa hal:
a) Apabila perusahaan menjual surat-surat berharga yang
diklasifikasikan sebagaiaktiva lancar dan menggunakan kas
yang diperolehnya untuk membiayai akuisisi perusahaan
tersebut terhadap beberapa perusahaan lain atau untuk aktivitas
lain, rasiolancar bisa mengalami penurunan.
b) Apabila penjualan naik, sementara kebijakan piutang tetap,
piutang akan naik dan memperbaiki rasio lancar.
c) Apabila supplier melonggarkan kebijakan kredit mereka, missal
dengan memperpanjang jangka waktu hutang, hutang akan naik
dan ini akan mengurangi rasio lancar.
d) Perubahan prinsip akuntansi juga akan mempunyai pengaruh
terhadap rasio lance
2. Rasio Quick
Rasio ini menggunakan asset-aset yang akan berubah menjadi kas
dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang
paling lama untuk berubah menjadi kas, maka dalam perhitungan rasio
quick persediaan dikeluarkan dari angka yang d i b a g i ( numerator ).
Meskipun demikian, analis harus berhati -hati dengan klasifikasi
semacam ini. Pada beberapa industri barangkali persediaan akan
berubah cepat menjadi kas, lebih cepat dibandingkan piutang dari
industri lain.
Rasio quick bias mengalami penurunan. Penurunan ini bias
disebabkan karena penjualan surat-surat berharga. Secara umum rasio
lancer dengan rasio quick mempunyaikorelasi yang tinggi. Kecuali apabila
terjadi perubahan-perubahan pada persediaan, maka kedua rasio tersebut
mungkin akan menghasilkan informasi yang berbeda.

3. Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar


Rasio ini digunakan untuk melengkapi rasio-rasio
sebelumnyasekaligus untuk mengatasi kelemahan-kelemahan rasio
diatas.Aliran kas dari operasi dilaporkan dalam laporan aliran kas.Kas
tersebut merupakan kelebihan kas yang diperoleh dari operasi setelah
semua kebutuhan modal kerja dan pembayaran hutang lancer telah
terpenuhi.Karena angka yang dibagi dalam persamaan ini adalah aliran kas
dalam suatu periode pada pembagi, agar konsisten yang dipakai adalah
rata-rata hutang lancer pada periode tersebut.
Rumus untuk menghitung aliran kas terhadap hutang lancar adalah
sebagai berikut :
Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar = Aliran Kas dari Operasi (sebelum
item-itemluar biasa) / Rata-Rata Hutang Lancar
4. Rasio Aktivitas Modal Kerja
Siklus suatu bisnis bisa digambarkan sebagai berikut ini:
Kas keluar untuk membayar bahan mentah dari pembeli pertama kali perusahaan
mengeluarkan kas untuk membayar bahan mentahdan membayar karyawan. Pembelian bias
dilakukan dengan kas, tetapi juga bias dilakukan dengan kredit yang berarti perusahaan
memperoleh subsidi dari supplier. Setelah itu barang diproduksi dan kemudian disimpan
dalam persediaan.Apabila penjualan tersebut dalam bentuk kredit, maka timbul piutang.
Setelah piutang tersebut dibayar, perusahaan menerima kas kembali.Siklus kas
dihitung dengan formula semacam ini:
Siklus kas = rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan rata-rata umur
hutang.

Hutang dipakai sebagai pengurang karena dengan menggunakan hutang


perusahaan tidak perlu membayar kas terlebih dahulu (menunda kas keluar)
dan ini akan memperpendek siklus kas. Untuk melihat rata-rata umur piutang,
hutang, dan persediaan,kita harus menghitung perputaran aktiva-aktiva tersebut.
Berikut ini perhitungannya.
Perputaran Piutang = Penjualan/ Rata-Rata Piutang

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata persediaan

Perputaran Putang = Pembelian / Rata-Rata Hutang

Pembelian = Harga Pokok Penjualan + Persediaan Akhir Persediaan Awal


Setelah
Perputaran tersebut dihitung, langkah selanjutnya dalah menghitung
jangkawaktu rata-rata untuk tiap aktiva atau hutang tersebut.
Rata-Rata Umur Piutang = 365 / Perputaran Piutang
Rata-Rata Umur Persediaan = 365 / Perputaran Persediaan

Rata-Rata Umur Hutang = 365 / Perputaran Hutang

2.1 Risiko Likuiditas Jangka Panjang


Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhikewajiban-kewajiban jangka panjangnya.Risiko
likuiditas jangka panjang dapat dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini :
a. Rasio hutang (debt ratio)
b. Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
c. Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
d. Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan
kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masuk.Profitabilitas yang
bagus mencerminkankemampuan perusahaan memperoleh aliran kas yang baik
dan risiko yang lebih kecil.
1.Rasio Hutang
Untuk mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal
suatu perusahaan.Ada beberapa variasi perhitungan rasio hutang.
Rasio hutang jangka panjang
= hutang jangka panjang/ (hutang jangka panjang + modal saham)
Rasio hutang modal saham
= hutang jangka panjang/ modal saham
Rasio hutang jangka panjang total aset
= hutang jangka panjang/total aset
Rasio total hutang total aset
= total hutang/ total asset
Keempat rasio tersebut akan memberikan informasi yang sama
mengenai kondisihutang jangka panjang suatu perusahaan. Item-item Off
Balance Sheet Rekening off balance sheet kelihatannya tidak mempunyai
pengaruh terhadap neraca karena tidak tercantum di neraca, meskipun
sebenarnya mempunyai pengaruh.Penyes uaian bisa dilakukan dengan
memasukkan item-item off balance sheet kedalam analisis. Penghilangan
semacam ini membuat neraca nampak lebih baik, totalkewajiban bisa
berkurang dan perusahaan nampak akan lebih kecil risikonya.
Rasio Interest Coverage
Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan peak
bisa menutup bunga (EBIT) EBIT dipakai karena bunga dibayar dengan
menggunakan EBIT (Bunga dikuragkan dari EBIT) Rumus untuk menghitung
Rasio Interest Coverage
+ +
=

Rasio Aliran Kas terhadap Total Hutang
Rasio hutang dan rasio interest coverage tidak dapat diandalkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan kas untuk memenuhi hutng
hutngnya. Dalam hal ini dapat digunakan rasio aliran kas terhadap total hutng
Dengan rumus:

=

Analisis Rasio Aliran Kas terhadap Pengeluaran Modal (Investasi)

Analisis ini memberikan informasi besarnya aliran kas untuk menutup


pengeluaran modal yang diperliukan untuk investasi .

Dapat dihitung dengan rumus:



=

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS LIKUIDITAS JANGKA PENDEK

Rasio Lancar

aktiva lancar
Rasio Lancar =

PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

AKTIVA HUTANG RASIO


TAHUN
LANCAR LANCAR LANCAR

2013 11.321.715 4.696.583 2,41

2014 13.621.918 6.208.146 2,19

2015 13.961.500 6.002.344 2,33

Grafik rasio lancar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP
2.6
Axis Title

2.4 2.41 2.33


2.2 2.19 ICBP
2
2013 2014 2015

Rasio Quick

AKTIVA HUTANG RASIO


TAHUN PERSEDIAAN
LANCAR LANCAR QUICK
2013 11.321.715 2.868.722 4.696.583 1,80

2014 13.621.918 2.813.122 6.208.146 1,74

2015 13.961.500 2.546.835 6.002.344 1,90

Grafik quick rasio PT Indofood CBP Sukses Makmur

ICBP
2
1.9 1.9
Axis Title

1.8 1.8
1.74 ICBP
1.7
1.6
2013 2014 2015

I . Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar

Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar = Aliran Kas dari Operasi (sebelum
item-itemluar biasa) / Rata-Rata Hutang Lancar

RASIO ALIRAN KAS


ALIRAN KAS DARI RATA-RATA
TAHUN TERHADAP
OPERASI HUTANG LANCAR
HUTANG LANCAR
5.635.691 0,35
2013 1.993.496
5.635.691 0,69
2014 3.860.843
5.635.691 0,62
2015 3.485.533
Grafik aliran kas terhadap hutang lancar

ICBP
1
Axis Title

0.69 0.62
0.5
0.35 ICBP

0
2013 2014 2015

II. RASIO AKTIVITAS MODAL KERJA

Siklus Kas

Siklus kas = rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan rata-rata umur
hutang.

Perputaran Piutang

Perputaran Piutang = Penjualan/ Rata-Rata Piutang

RATA-RATA PERPUTARAN
TAHUN PENJUALAN PIUTANG PIUTANG
2.787.452 9,00
2013 25.094.681
2.787.452 10,76
2014 30.002.463
2.787.452 11,39
2015 31.741.094
Perputaran Persediaan

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata persediaan

RATA-RATA PERPUTARAN
TAHUN HPP PERSEDIAAN PERSEDIAAN
2013 18.668.990 2.742.893 6,81
2014 21.922.158 2.742.893 8,00
2015 22.121.957 2.742.893 8,07

Perputaran Hutang

Perputaran Hutang = Pembelian / Rata-Rata Hutang

RATA-RATA PERPUTARAN
TAHUN PEMBELIAN HUTANG HUTANG
2013 19.724.825 9.746.738 2,02
2014 21.866.558 9.746.738 2,24
2015 21.855.670 9.746.738 2,24

Grafik perputaran piutang, persediaan dan hutang

Piutang

perputaran piutang
15

10.76 11.39
Axis Title

10
9
perputaran
5 piutang

0
2013 2014 2015
Persediaan

Persediaan
8.5
8 8 8.07
Axis Title

7.5
7 Persediaan
6.81
6.5
6
2013 2014 2015

Hutang

Hutang
2.3
2.24 2.24
2.2
Axis Title

2.1
Hutang
2 2.02

1.9
2013 2014 2015

Pembelian
PERSEDIAAN
HPP PERSEDIAAN AKHIR AWAL PEMBELIAN
18.668.990 2.868.722 1.812.887 19.724.825
21.922.158 2.813.122 2.868.722 21.866.558
22.121.957 2.546.835 2.813.122 21.855.670

Rata-Rata Umur Piutang


RATA-RATA
JUMLAH HARI DALAM PERPUTARAN UMUR PIUTANG
TAHUN SATU TAHUN PIUTANG (hari)
2013 365 8,52 43
2014 365 10,2 36
2015 365 10,78 34
Rata-Rata Umur Persediaan
RATA-RATA
JUMLAH HARI DALAM PERPUTARAN UMUR
TAHUN SATU TAHUN PERSEDIAAN PERSEDIAAN (hari)
2013 365 6,81 54
2014 365 8 46
2015 365 8,07 45

Rata-Rata Umur Hutang


RATA-RATA
JUMLAH HARI DALAM PERPUTARAN UMUR HUTANG
TAHUN SATU TAHUN HUTANG (hari)
2013 365 2,02 181
2014 365 2,24 163
2015 365 2,24 163

Grafik

Rata rata piutang

rata2 piutang
50
43
40
36 34
30

20 rata2 piutang

10

0
2013 2014 2015
Rata rata persediaan

Rata-rata Persediaan
55
54

50
Axis Title

Rata-rata
46 Persediaan
45 45

40
2013 2014 2015

Rata rata hutang

Rata-rata Hutang
190
180 181
Axis Title

170 Rata-rata
160 163 163 Hutang

150
2013 2014 2015

2.2 Analisis Likuiditas Jangka Panjang


Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhikewajiban-kewajiban jangka panjangnya.Risiko
likuiditas jangka panjang dapat dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini :
e. Rasio hutang (debt ratio)
f. Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
g. Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
h. Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan
kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masuk.Profitabilitas yang
bagus mencerminkan kemampuan perusahaan memperoleh aliran kas yang
baik dan risiko yang lebih kecil.
Rasio Hutang Jangka Panjang

Rasio Hutang
Tahun Hutang Jangka Panjang Modal Saham
Jangka Panjang

2013 3.924.731 583.095 0,871


2014 4.237.041 583.095 0,879
2015 4.171.369 583.095 0,877

Rasio Hutang Modal Saham


Rasio Hutang
Tahun Hutang Jangka Panjang Modal Saham
Modal Saham

2013 3.924.731 583.095 6,73


2014 4.237.041 583.095 7,27
2015 4.171.369 583.095 7,15

Rasio Hutang Jangka Panjang Total Aset


Rasio Hutang
Tahun Hutang Jangka Panjang Total Aset Jangka
Panjang Total Aset
2013 3.924.731 21.410.331 0,18
2014 4.237.041 25.029.488 0,17
2015 4.171.369 26.560.621 0,16
Rasio Total Hutang Total
Aset

Rasio Total
Tahun Total Hutang Total Aset Hutang
Total Aset

2013 8.621.314 21.410.331 0,40


2014 10.445.187 25.029.488 0,42
2015 10.173.713 26.560.621 0,38

Rasio Interest Coverage


Pajak Rasio Interest
Tahun Laba Bersih Biaya Bunga
Penghasilan Coverage

2013 2.966.990 102.733 733.699 37,02


2014 3.445.380 212.539 871.208 21,31
2015 4.009.634 253.872 1.086.486 21,07

Rasio Aliran Kas Terhadap Total Hutang


Rasio Aliran Kas
Aliran Kas Dari Rata-Rata Total
Tahun Terhadap Total
Operasi Hutang
Hutang
2013 1.933.496 9.746.738 0,20
2014 3.860.843 9.746.738 0,40
2015 3.485.533 9.746.738 0,36

Rasio Kas Terhadap Pengeluaran Modal


Rasio Aliran Kas
Operasional
Aliran Kas Dari
Tahun Pengeluaran Modal Terhadap
Opersi Kas
Pengeluaran
Modal
2013 1.933.496 2.369.049 0,82
2014 3.860.843 1.738.736 2,2
2015 3.485.533 2.043.624 1,71
Grafik

Rasio Hutang Jangka Panjang

Rasio Hutang Jangka


Panjang
0.88
0.879
0.877
0.875
Rasio Hutang
0.871 Jangka
0.87
Panjang

0.865
2013 2014 2015

Rasio Hutang Modal Saham

Rasio Hutang Modal


Saham
7.5
7.27 7.15
7
6.73 Rasio Hutang
6.5 Modal Saham
6
2013 2014 2015

Rasio Hutang Jangka Panjang Total Aset

Rasio Hutang Jangka


Panjang Total Aset
0.2
0.18 0.18 Rasio Hutang
0.17 Jangka
0.16 0.16
Panjang Total
0.14
Aset
2013 2014 2015
Rasio Total Hutang Total Aset

Rasio Total Hutang Total


Aset
0.44
0.42 0.42
Rasio Total
0.4 0.4
Hutang Total
0.38 0.38 Aset
0.36
2013 2014 2015

Rasio Interest Coverage

Rasio Interest Coverage


40
37.02
30
21.31 21.07 Rasio
20
Interest
10 Coverage

0
2013 2014 2015

Rasio Aliran Kas Terhadap Total Hutang

Rasio Aliran Kas


Terhadap Total Hutang
0.6
0.4 0.4 Rasio Aliran
0.36
Kas
0.2 0.2 Terhadap
0 Total Hutang
2013 2014 2015
Rasio Kas Terhadap Pengeluaran Modal

Rasio Kas Terhadap


Pengeluaran Modal
3

2 2.2 Rasio Kas


1.71 Terhadap
1 0.82 Pengeluaran
Modal
0
2013 2014 2015
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Analisis risiko bersama-sama dengan analisis profitabilitas digunakan


untuk mengevaluasi daya tarik suatu perusahaan. Ada beberapa sumber
resiko :internasional,nasional ,industry dan perusahaan itu sendiri. Sumber-
sumber resiko tersebut secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi perusahaan.beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
analisi rasio. Rekening off balance sheet kelihatannya tidak mempunyai
pengaruh terhadap neraca karena tidak tercantum di neraca, meskipun
sebenarnya mempunyai pengaruh.penyesuaiaan biasa dilakukan dengan
memasukkan item-item off balance sheet kedalam analisis.

Aliran kas juga mempunyai pengaruh penting dalam likuiditas rasio


rasio yang menggunakan aliran kas sebagai salah satu variable bias digunakan
untuk melihat likuiditas perusahaan. Rasio-rasio keuangan barangkali kelihatan
jelek,tapi barangkali likuiditas perusahaan tidak terlalu jelek apabila aliran kas
perusahaan baik. Tentunya akan lebih baik apabila perusahaan mempunyai
rasio keuangan yang baik , sekaligus juga mempunyai aliran kas yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan.


Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Anda mungkin juga menyukai