FAIR PRESENTATION
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Auditing
Disusun Oleh:
Rivan Dachlan Tanzah 120620200507
Sarah Aghnia Silmi 120620200509
Dyah Sisca Putri Pramesti 120620200510
Suci Asral Sukma 120620200512
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Fair
Presentation" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran Audit. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang bagaimana seorang auditor memberikan opini yang benar dan juga kepada
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devianti Yunita H, S.E.,
M.T., Ak., CA dan Bapak R. Djoemarma Bede, S.E., MBA., Ak., CA selaku
dosen Mata Pelajaran Audit. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Maksud dan Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep Fair Presentation 3
2.1.1. Konsep Kewajaran Akuntansi (Accounting Propriety) 4
2.1.1.1. Hubungan Antara Audit dan Akuntansi 4
2.1.1.2. Sifat dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum 5
2.1.1.3. Pengaruh dari Karakteristik Prinsip Akuntansi 5
2.1.2. Konsep Pengungkapan yang Memadai (Adequate Disclosure) 6
2.1.3. Konsep Kewajiban Audit (Audit Obligation) 6
2.2. Kerangka Pelaporan Keuangan 7
2.3. Pertimbangan Opini Auditor 7
2.4. SPAP yang Mengatur Fair Presentation 11
2.5. Kasus yang Berkaitan dengan Fair Presentation 16
2.6. Penelitian Terdahulu 24
2.6.1. Determinan Pertimbangan Auditor dalam Merumuskan Opini Audit
Going Concern Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
24
2.6.2. Strategi Pemerintah Daerah dalam Menindaklajuti Opini Disclaimer
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Seram
Bagian Barat Provinsi Maluku 24
2.6.3. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya, Debt Default dan
Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, Dan Transportasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018) 25
2
2.6.4. Faktor yang Menyebabkan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan
Wajar Dengan Pengecualian 26
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 28
DAFTAR PUSTAKA 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut
dan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 2017). Banyak pengguna laporan
keuangan dan masyarakat umum yang bingung antara konsep auditing dan
akuntansi. Audit bertujuan untuk memperbesar tingkat keyakinan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan (pengguna laporan
keuangan) karena sasaran-sasaran yang perlu dicapai oleh auditor menurut Hayes
(2015) adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh asurans yang memadai terkait apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan
(fraud) atau kesalahan (error) sehingga memungkinkan auditor untuk
menyatakan opini terkait apakah laporan keuangan yang disajikan dalam
seluruh hal yang bersifat material sesuai dengan pelaporan keuangan yang
berlaku
2. Untuk melaporkan laporan keuangan dan mengkomunikasikannya
sebagaimana disyaratkan oleh ISA sesuai dengan temuan-temuan auditor.
Tujuan audit dapat dicapai saat auditor memberikan opini terkait apakah
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku seperti IFRS atau GAAP. Dalam kaitannya dengan sebagian besar
kerangka kerja bertujuan umum, opini yang dimaksud adalah pada apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar.
Salah satu pertimbangan penting dalam menyelesaikan audit adalah
penentuan apakah pengungkapan laporan keuangan tersebut telah memadai.
Pengungkapan yang memadai mencakup pertimbangan atas seluruh laporan
keuangan termasuk catatan kaki yang terkait. Sampai tahun 2000, para pejabat
perusahaan yang go public di Amerika Serikat tidak bertanggung jawab atas salah
saji dalam laporan keuangan kecuali jika kecurangan tersebut dapat dibuktikan
1
2
atau dengan kata lain para pejabat tersebut mengetahui adanya salah saji dalam
laporan keuangan dan hal itu memang menjadi tujuan mereka (Hayes, 2015). Hal
tersebut dapat berdampak pada risiko pengambilan keputusan yang salah, dapat
mempengaruhi pajak, denda, dan audit, konsultan menjadi sulit melakukan analisa
laporan keuangan, adanya biaya tambahan bagi perusahaan, serta dapat
memberikan citra buruk bagi perusahaan, dan lain-lain. Untuk meminimalisir
dampak-dampak yang dapat ditimbulkan tersebut, perusahaan harus menyajikan
laporan keuangan secara wajar yang sesuai dengan standar yang berlaku.
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep fair presentation?
2. Bagaimana kerangka pelaporan keuangan?
3. Apa saja yang menjadi pertimbangan opini auditor?
4. SPAP apa saja yang berkaitan dengan fair presentation?
3
4
untuk melayani tidak hanya kebutuhan saat ini di pasar investasi tetapi akhirnya
sebagai sarana untuk kebijakan publik.
2.2. Kerangka Pelaporan Keuangan
Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku merupakan kerangka yang
diterapkan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan dan dapat
diterima dari sudut pandang sifat entitas dan tujuan laporan keuangan serta
merupakan kerangka yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan
regulasi. Opini auditor atas laporan keuangan dibuat dalam konteks kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Kerangka pelaporan keuangan tersebut
digunakan oleh auditor sebagai kriteria untuk menilai kesesuaian laporan
keuangan dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Secara umum, kerangka dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
keuangan bagi berbagai pengguna, acuannya adalah SAK, SAK ETAP, dan IFRS,
selain itu diatur dalam standar auditing 700 (SA 700). Secara khusus, kerangka
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna
tertentu, acuannya adalah basis kas, peraturan pajak, dan ketentuan regulator,
selain itu diatur juga dalam standar auditing 800 (SA 800).
Kerangka pelaporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu fair presentation
framework (kerangka penyajian wajar) dan compliance framework (kerangka
kepatuhan).
diterbitkan mendapat opini tidak wajar apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau
menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan
perusahaan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan IFRS.
5. Disclaimer (Tidak Memberikan Pendapat)
Pernyataan tidak memberikan pendapat yang menyatakan bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan
saat auditor merasa tidak puas dengan seluruh laporan keuangan yang
disajikan. Suatu laporan audit yang tidak diberikan pendapat yaitu apabila
auditor tidak dapat meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar atau auditor merasa tidak
independen. Hal ini dapat dilakukan oleh auditor jika saat pada tahapan
awal persiapan audit, perusahaan yang akan diaudit tersebut memiliki
integritas yang kurang dan/atau setelah mengobservasi terlebih dahulu
melalui tim pengendalian internal perusahaan yang diaudit ternyata
pengendalian internal nya sudah ketahuan buruk. Maka auditor boleh untuk
tidak memberikan pendapat.
Dalam merumuskan opini tersebut, auditor mempertimbangkan beberapa
hal diantaranya:
1. Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan penting dalam menentukan jenis
laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu (Arens, 2017:60).
Auditor akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas
yang sebenarnya?
b. Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal dari
periode yang lalu), secara terpisah atau tergabung dapat menyebabkan
salah saji yang material?
Materialitas diatur dalam SA 700 paragraph 10-15.
2. Bukti audit
10
SA 706 Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain Dalam
Laporan Auditor Independen
SA 700
berlaku.
● Paragraph 13: Secara khusus, auditor harus mengevaluasi
● Paragraph 14: Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan
suatu kerangka penyajian wajar, pengevaluasian yang
diharuskan oleh paragraf 12-13 juga harus mencakup apakah
laporan keuangan mencapai penyajian wajar.
● Paragraph 15: Auditor harus mengevaluasi apakah laporan
keuangan merujuk secara memadai pada, atau menjelaskan,
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Tanpa Modifikasian
Tabel 2.3
SA 705
SA 705
Auditor b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
SA 706
Jawab atas Tata laporan auditor dengan pihak yang bertanggung jawab atas
Kelola tata kelola.
SA 800
SA 805
Perumusan opini ● Paragraph 11: Pada waktu perumusan opini dan pelaporan
dan atas suatu laporan keuangan tunggal atau unsur tertentu
pertimbangan dalam laporan keuangan, auditor harus menerapkan
berfungsi dalam penerapan akuntansi, pengelolaan BMD dan tindak lanjut temuan
BPK di SKPD jangka panjang, membuat rencana aksi dengan melibatkan
Pemerintah Daerah dan BPKP Provinsi Maluku, mengadakan bimtek ataupun
diklat yang bersifat aplikatif yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah
untuk menciptakan akuntan yang handal, meningkatkan kapabilitas APIP dan
penguatan SPIP secara serius dengan melakukan MOU antara Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian dengan Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Maluku.
berpengaruh terhadap opini audit going concern karena adanya financial leverage
yang ditanggung perusahaan relatif tinggi, sehingga peningkatan laba yang
diperoleh perusahaan tidak diimbangi dengan penurunan kewajiban yang dimiliki
oleh perusahaan. Selain itu, auditor tidak hanya mendasarkan pada profitabilitas
untuk menerbitkan opini audit going concern, namun auditor juga akan melihat
dan menganalisis seluruh rasio keuangan perusahaan dalam rangka penerbitan
opini audit going concern.
3.1. Kesimpulan
Fair Presentation adalah konsep yang menuntut adanya informasi laporan
keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi
keuangan,hasil operasi, dan aliran kas perusahaan. Dengan demikian fair
presentation merupakan suatu penyajian wajar dalam menyajikan informasi dalam
laporan keuangan entitas. Kewajiban untuk melaporkan sesuai dengan kebenaran
dan ketepatan. Penemuan-penemuan, kesimpulan, dan laporan-laporan audit harus
dapat mencerminkan secara benar, tepat, dan lengkap seluruh aktivitas audit.
Setiap pendapat-pendapat yang berbeda dan tidak terpecahkan diantara team audit
dengan auditee dan setiap kendala yang terjadi harus dilaporkan. Auditing
berkonsentrasi pada kewajaran data keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Kewajaran data keuangan merupakan cerminan dari kondisi keuangan
yang benar-benar terjadi di sebuah entitas. Istilah untuk menyebut hal tersebut
adalah “presents fairly”. Inti dari auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor
untuk memberikan pendapatnya mengenai penyajian yang wajar dalam data
keuangan. Auditor bertanggung jawab atas opini yang dia berikan, maka dari itu
konsep “fairly presentation” atau penyajian yang wajar sangat penting agar
auditor dapat memberikan opini yang benar.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30