Anda di halaman 1dari 16

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Akuntansi Audit

Dosen Pengampu : Rini Herliani Silalahi SE, M.

Oleh :

1. Fencen Halim Simbolon (7203142030)

2. Tasya Kosita

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STAMBUK 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anggaran
Untuk Perencanaan dan Pengendalian Jangka Pendek”. Kami juga berterima kasih
kepada Ibu Dosen Tuti Sridewi SE, M.Si,Ak.CA dan Sondang Aida Silalahi, SE,
M.Si yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka


menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut “Anggaran Untuk
Perencanaan dan Pengendalian Jangka Pendek”.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2022

Tim Penyaji

2
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pelaksanaan Audit atas laporan


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya

2.2 Tanggung Jawab Manajemen

2.3 Tanggung Jawab Auditor

2.4 Siklus Laporan Audit

2.5 Tujuan Audit Berkaitan Dengan Transaksi

2.6 Tujuan Audit Berkaitan Dengan Saldo

2.7 Tujuan Audit Dipenuhi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat atas
penyajianlaporankeuangan klien. Untuk memberikan pendapat tersebut, auditor
harus memperolehbukti auditatas laporan keuangan dan mengevaluasinya.
Auditor harusmengumpulkan hal – hal yang bersifat membuktikan.Pada
umumnya dalam melakukan audit, auditor mencakup perolehandan evaluasibukti
menggunakan prosedur – prosedur seperti pemeriksaan catatandankonfirmasi
untuk menguji kewajaran penyajian laporan keuangan. Untuk
dapatmelakukantugas ini secara efektif dan efisien, auditor harus memahami
secaramendalam aspek pentingdari bukti audit. Bukti audit sangat besar
pengaruhnyaterhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditordalam rangka
memberikan pendapatatas laporan keuangan yang diauditnya.
Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan danmengevaluasi bukti yang
cukup dan kompeten agar kesimpulan yang diambilnya tidakmenyesatkan bagi
pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan pihak – pihakyang
berkepentingan dikemudian hari apabila pendapat yang diberikannya tidak
pantas.Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti documenter) juga penting bagi
auditor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapaun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa tujuan Audit atas Laporan?
2. Apa tanggung jawab Management?
3. Apa tanggung jawab Auditor?
4. Bagaimana silus Laporan Audit?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

4
Setelah membaca dan memahami isi makalah ini, pembaca diharapkan mampu
menjelaskan dan membedakan audit dan manajemen keuangan serta
mengetahui bagimana siklus Audit tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Tujuan dan Pelaksanaan Audit atas Laporan
SAS I (AU 110) menyatakan “Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan
oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit

Memahami tujuan dari Membagi laporan keuangan Mengetahui asersi


tanggung jawab audit menjadi berbagai siklus manajemen tentang
laporan keuangan

Mengetahui tujuan audit Mengetahui tujuan audit


umum untuk kelas umum untuk kelas
transaksu, akun, dan transaksu, akun, dan
pengungkapan pengungkapan

Fokus utama tertujua pada menekan penerbitan pendapat tentang laporan


keuangan, untuk perusahaan publik auditor juga menerbitkan suatu laporan
pengendalian internal. Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat
kesimpulan apakan laporan keungan telah disajikan secara wajar dan untuk
keefektifan pengendalian internal, dan kemudian mengeluarkan laporan audit

Jika auditor menemukan laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak
didukung dengan bukti yang mencukupi auditor mempunyai tanggung jawab
untuk memberi tahu pemakai melalui laporan auditor.

2.2 Tanggung jawab Manajemen

6
Tanggung jawab manajemen adalah mengadopsi kebijakan akuntansi yang
baik, menyelenggarakan pengendalian internal, dan menyajukan laporan
keuangan yang wajar.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan
keuangan berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan
pengungkapan apa yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan
pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima,
auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar
dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.

2.3 Tangung jwab Auditor


Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak apakah laporan keuangan telah bebas dari
salah saji yang material baik yang disebabkan keliru atau kecurangan. Karena
sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan auditor dapat memperoleh
kepastian yang layak, tetapi tidak absolut bahwa salah saji yang material dapat
dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang laya bahwa salah saji.
Peragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi salah saji yang material pada laporan keuangan. Bila auditor juga
melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas
laporan keuangan.
a. Salah saji yang material versus tidak material
salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan
kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan
akan mengubah atau mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan
tersebut.
b. Kapastian yang layak
Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang
diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS

7
104) menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian
yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari
salah saji yang material. Konsep ini mengidikasikan bahwa auditor
bukanlah pemberi garansi atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak tetapi tidak absolut,
karena :
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi,
bidang yang di uji, jenis, luas dan waktu pengujian, serta evaluasi hasil
pengujian juga membutuhkan pertimbangan auditor yang penting. Itikat
baik dan integritas auditor dapat membuat kesalahan dan kekeliruan
dalam memberikan pertimbangan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang dapat
melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat mempengaruhi
peristiwa-peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan.

c. Kekeliruan versus Kecurangan


Suatu kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang
tidak disengaja, kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja. Untuk
kecurangan dapat dibedakan antara misapropriasi aktiva
(misappropriation of assets) yang sering disebut sebagai penyalahgunaan
atau kecurangan karyawan serta pelaporan keuangan yang curang
(fraudulent financial reporting) yang sering disebut kecurangan
manajemen.
d. Skeptisme Profesional
SAS 1 (AU 230) menyatakan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar
dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan
maupun kecurangan yang material, audit harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional yang merupakan sikap
yang penuh dengan keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit.

8
e. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang
versus Mesapopriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena
menyediakan informasi yang tidak benar untuk membuat keputusan.
Apabila aktiva disalahgunakan atau dimisapropriasi, para pemegang saham,
kreditor, serta pihak lainnya akan dirugikan karena aktiiva tersebut tidak
lagi menjadi milik pemiliknya yang sah.
Perbedaan penting antara pencurian aktiva dan salah saji yang diakibatkan
oleh pencurian aktiva :
1. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan secara
salah aktiva tersebut. Salah saji tersebut tidak terungkapan.
2. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan
pendapatan terlalu rendah atau melebiihsajikan beban. Salah saji
tersebut tidak terungkapan.
3. Aktiva dicuri, tetapi misapropriasi tersebut berhasil diungkapkan.
Laporan laba rugi dan catatan kaki yang terkait mengungkapkan dengan
jelas misapropriasi ini.
f. Tindakan Ilegal
Didefinisikan sebagai pelanggaran hukum atau peraturan pemerintah selain
kecurangan. Misalnya pelanggaran terhadap undang-undang perpajakan
atau undang-undang negara.
a. Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung
Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan
yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor atas tindakan ilegal yang berdampak langsung
ini sama dengan tanggung jawab auditor atas kecurangan dan
kekeliruan.
b. Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
Sebagian besar tindakan ilegal hanya memperngaruhi laporan keuangan
secara tidak langsung, contoh, jika perusahaan melanggar undang-
undang perlindungan lingkungan, denda atau sanksi material yang

9
potensial secara tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan
karena menimbulkan kebutuhan untuk mengungkapkan kewajiban yang
akhirnya harus dibayar.
Standar auditing menyatakan bahwa auditor tidak memberikan
kepastian bahwa tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung akan
terdeteksi.
Auditor mempunyai tiga tiingkatan tanggung jawab untuk menentukan
dan melaporkan tindakan ilegal :
1. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada
tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau
tidak langsung telah terjadi.
Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah
terjadi, beberapa tindakan akan diperlukan untuk menentukan
apakah tindakan ilegal yang dicurigai benar-benar terjadi :
1. Auditor, pertama harus meminta keterangan kepada manajemen
yang berada satu tingkat di atasnya yang mungkin terlibat dalam
tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau
spesialis lainnya.
3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit
tambahan.
3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan
pengungkapan. Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh
tindakan ilegal terhadap hubungan KAP dengan manajemen.

2.4 Siklus Laporan Audit

10
Tujuan siklus laporan keuangan adalah mengklasifikasikan transaksi dan saldo
akun kedalam siklus laporan keuangan serta mengidentifikasi manfaat
pendekatan siklus untuk mensegmentasi audit.
Cara umum untuk mensegmentasi audit adalah dengan tetap mempertahankan
hubungan yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam
segmen yang sama, cara ini disebut pendakatan siklus (cycle approach).
Logika dari penggunaan pendekatan siklus adalah bahwa hal itu berkaitan
dengan cara transkasi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar
serta laporan keuangan.
Arus Transaksi dari Journal ke Laporan Keuangan

Transaksi Journal Buku besar, Neraca


saldo, dan
Penjualan Jurnal penjualan

Laporan keuangan

Penerimaan kas Jurnal penerimaan Buku besar dan


kas buku pembantu

Akuisisi barang Jurnal akuisisi


dan jasa Neraca saldo,
buku besar
Alokasi dan Jurnal umum
penyesuaian

Laporan keuangan
Pengeluaran kas Jurnal
pengeluaran kas

Jasa dan Jurnal penggajian


pembayaran gaji

 Siklus penjualan dan penagihan


 Siklus akuisisi dan pembayaran
 Siklus penggajian dan personalia

11
 Siklus persediaan dan pergudangan
 Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Hubungan siklus akuntansi mengilustrasikan hubungan antara lima siklus


diatas dan kas umum.

Kas umum

Siklus akuisisi modal dan


pembayaran kembali
Siklus penjualan Siklus akuisisi dan Siklus penggajian
dan penagihan pembayaran dan personalia

Siklus persediaan
dan pergudangan

Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada
umumnya para auditor memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah
selama proses audit. Meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan
diantara siklus-siklus itu, auditor tetap independen sampai batas praktis.

2.5 Tujuan Laba Rugi yang berkaitan dengan Transaksi

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhungan dengan
asersi manajemen, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksud untuk
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit dan
memutuskan bukti audit.

Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi,
tujuan audit umum adalah :

12
a. Keterjadian-transaksi yang dicatat memang ada, tujuan ini berkenaan
dengan apakah transaksi yang dicatat memang benar terjadi.
b. Kelengkapan- transaksi yang terjadi telah dicatat, tujuan ini apakah semua
transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar telah dicatat.
c. Keakuratan-transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar,
tujuan ini menginformasikan tentang transaksi akuntansi dan merupakan
salah satu bagian asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
d. Posting dan pengikhtisaran- transaksi yang dicatat dimasukkan kedalam file
induk dan diikhtisarkan dengan benar, tujuan ini berkaitan dengan
keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke
buku besar pembantu dan ke buku besar.
e. Klasifikasi- transaksi harus yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat, tujuan ini menyatakan bahwa transaksi telah
dimasukkan kedalam akun yang tepat dan merupakan padanan auditor atas
asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.
f. Penetapan waktu- transaksi dicatat pada tanggal yang benar, tujuan
penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff
manajemen.

2.6 Tujuan Audit berkaitan dengan Saldo


Tujuan menghubungkan delapan tujuan audit umum yang berkaitan dengan
saldo terhadap asersi manajemen atas saldo akun.
 Eksistensi- jumlah yang tercantum memang ada
 Kelengkapan- jumlah yang ada telah dicantumkan
 Keakuratan- jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar
 Klasifikasi- jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat
 Cuttoff- transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat

13
 Hubungan yang rinci (detail tie-in)- rincian saldo akun sesuai dengan
jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan
sesuai dengan total buku besar
 Nilai yang dapat direalisasi- aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah
yang diestimasi akan direalisasi
 Hak dan kewajiban selain eksistensi

2.7 Tujuan Audit Penuh


Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan
digunakan auditor :
a. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab profesional auditor.
b. Biaya pengumpulan bukti audit harus ditekan serendah mungkin.
Empat fase audit laporan keuangan

Fase I Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Fase II Melaksanakan pengujian pengendaliann dan pengujian substantif atas


transaksi

Fase III Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

Fase IV Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Perencanaan dan perancangan pendekatan audit :

a. Memperoleh pemahana tentang entitas dan lingkungan


b. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian
c. Menilai resiko salah saji yang material
d. Pengujian atas rincian saldo

BAB III

14
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa gadget
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat sosialisasi antar
mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta, khususnya mahasiswa kelas E jurusan Akuntansi S1
angkatan 2017. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah responden yang
menganggap bahwa tingkat sosialisasi di kelas E Akuntansi S1 saat ini sudah
terpengaruh oleh penggunaan gadget.Hal tersebut juga didukung dengan
keadaan sebenarnya. Dimana jika diamati, terkadang saat sedang berkumpul di
luar maupun di dalam kelas, terdapat beberapa mahasiswa kelas E Akuntansi
S1 yang lebih fokus pada gadget daripada berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Hal ini mencerminkan bahwa gadget dapat membuat
mahasiswa menjadi lebih individualistis dan kurang peduli dengan lingkungan
sekitar.Untuk itu, diperlukan beberapa solusi yang mungkin bisa
meminimalisisr pengaruh gadgetterhadap tingkat sosialisasiantar mahasiswa,
beberapa diantaranya adalah: memperbanyak kegiatan tatap muka dengan
banyak orang, seperti mengikuti organisasi maupun melalui Focus Group
Discussion (FDG),dan mengatur intensitas penggunaan gadgetdengan
menggunakan gadgetuntuk seperlunya saja.

3.2 Saran

15
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/AUDIT_LAPORAN_KEUANGAN-dikonversi.pdf
https://www.academia.edu/17416889/Tanggung_Jawab_dan_Tujuan_Audit

16

Anda mungkin juga menyukai