Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Auditing 1 dengan judul “ Tujuan Audit dan Asersi Laporan Keuangan”
Makalah ini kami susun semaksimal mungkin. Dengan kerja sama yang
baik maka makalah ini tidak banyak mengalami kendala saat penyusunan. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................................1
Rumusan Masalah ..........................................................................................2
Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan...........................................3
Perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor ......................................5
Asersi dalam laporan keuangan......................................................................9
Hubungan tujuan audit dengan asersi laporan keuangan .............................15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................20
Saran ............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kecurangan yang terjadi ini merupakan penyalahgunaan yang dapat merugikan
pihak yang terlibat didalamnya
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Pada dasarnya tujuan audit secara umum adalah untuk menyediakan suatu
pendapat yang diberikan oleh auditor kepada pengguna laporan keuangan,
mengenai apakah laporan keuangan yang disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material serta sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang
berlaku. Pendapat auditor mengenai laporan keuangan ini dapat meningkatkan
keyakinan pengguna terhadap laporan keuangan. (Alvin A Arens et al. 2014 : 168)
3
semua hal material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Untuk itu,
auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar
yang memadai untuk menyatukan pendapat. Di samping itu, pilihan akan bukti
audit dipengaruhi oleh :
Tujuan audit secara spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos-
pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan
untuk mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan,
auditor merumuskan tujuan-tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam
laporan keuangan. Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :
4
Manajemen bertanggungjawab untuk menentukan kebijakan akuntansi
yang baik dan tepat, menyelenggarakan pengendalian internal yang cukup dan
memadai serta menyajikan laporan keuangan yang wajar. Jadi, yang bertugas
menyajikan laporan keuangan yang wajar adalah manajemen bukan seorang
auditor, karena yang mengurus dan menjalankan bisnis setiap harinya adalah
manajemen, maka manajemen dianggap mempunyai pengetahuan yang lebih
mendalam dibanding auditor terkait berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan
serta aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang ada. Biasanya, auditor hanya
mengetahui masalah serta pengendalian internal yang terbatas pada pengetahuan
yang ia peroleh hanya pada saat melakukan audit.
Selain hal diatas, manajemen memiliki tanggung jawab atas laporan
keuangan:
1. Menganalisis bukti transaksi
2. Mengukur dan mencatat data
3. Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang dicatat
4. Mengevaluasi kewajaran
5. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan GAAP
Manajemen juga bertanggung jawab atas integritas dan kewajaran
penyajian dari laporan keuangan untuk menentukan dan mengungkapkan hal yang
dianggap perlu untuk diungkapkan terkait dengan kewajaran dari laporan
keuangan yang di audit. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan
keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat
menerbitkan pendapat tidak wajar atau pendapat wajar dengan pengecualian atau
bahkan mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Menurut Alvin A Arens at al. (2014) tujuan utama dari keseluruhan auditor
dalam hal melakukan proses audit terhadap laporan keuangan adalah untuk :
5
2. Melaporkan laporan keuangan dan berkomunikasi seperti yang telah
disyaratkan oleh standar auditing serta sesuai dengan temuan auditor.
6
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari hasil pengujian sampel populasi
misalnya seperti piutang usaha atau persediaa. Pennggunaan sampling juga
dapat mengandung risiko tidak terungkapnya salah saji yang material.
Lalu, bidang yang diuji, jenis, luas, dan waktu pengujian serta evaluasi
atas hasil pengujian juga membutuhkan pertimbangan dari auditor.
2. Penyajian akuntansi memiliki estimasi yang kopleks yang terdiri dari
sejumlah ketidakpastian dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi di masa depan. Sehingga, harus menggunakan bukti audit
yang persuasif.
3. Seringkali laporan keuangan yang dipenuhi dengan kecurangan sulit untuk
dideteksi oleh auditor, terutama jika ada praktek kolusi dilingkungan
manajemen perusahaan yang bersangkutan.
7
auditor dalam menentukan jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan suatu entitas. Jika dampak dari ketidakpatuhan tersebut tidak
mempengaruhi laporan keuangan, tentu akan menyulitkan auditor dalam
menyadari adanya ketidakpatuhan saat mengaudit laporan keuangan tersebut.
8
Pelaporan Ketidakpatuhan yang Teridentifikasi atau Diduga
9
Menurut standar auditing AICPA dan ISA (International Standards on
Auditing) 315 alenia A111, asersi yang dapat digunakan oleh auditor untuk
mempertimbangkan berbagai salah saji digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu:
Setiap kategori asersi tersebut memiliki asersi-asersi khusus yang menjadi bagian dari
setiap kategori asersi. Pengelompokan ini dilakukan karena asersi-asersi khusus tersebut
masih berkaitan dengan kategori asersi. Berikut tabel yang menyajikan pengelompokan
asersi tersebut:
10
Asersi keterjadian berhubungan dengan apakah transaksi dan peristiwa
yang dicatat benar-benar terjadi dan dari entitas yang bersangkutan
selama periode akuntansi tersebut. Contoh, manajemen menyatakan
bahwa transaksi pembelian yang dicatat merupakan pertukaran barang
yang benar terjadi.
b. Kelengkapan (completeness)
Asersi ini menyatakan bahwa seluruh transaksi yang seharusnya
dicatat dalam laporan keuangan memang telah dicatat. Asersi ini
berlawanan dengan asersi keterjadian, dimana dalam asersi
kelengkapan berhubungan dengan kemungkinan penghilangan
transaksi yang seharusnya dicatat dan kurang saji akun, sedangkan
asersi keterjadian berhubungan dengan pencatatan asersi yang
seharusnya tidak boleh dicatat dan lebih saji akun.
c. Keakuratan (accuracy)
Asersi ini menyatakan apakah angka-angka, jumlah-jumlah, dan data
lain yang berkaitan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat sudah
benar-benar akurat.
d. Klasifikasi (classification)
Asersi klasifikasi menyatakan apakah transaksi dan peristiwa telah
dicatat dalam akun yang tepat.
e. Cut-off
Asersi cut-off menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa telah dicatat
sesuai dengan periode akuntansi yang benar.
11
Asersi hak dan kewajiban menyatakan bahwa seluruh aset yang dicatat
merupakan hak entitas, dan utang merupakan kewajiban milik entitas.
Penggabungan Asersi
Asersi Tentang Asersi Tentang
Asersi Asersi Tentang
Jenis Transaksi Penyajian dan
Gabungan Saldo Akun
dan Peristiwa Pengungkapan
C-Completeness Completeness Completeness Completeness
E-Existence Occurrance Existence Occurrance
A-Accuracy and Accuracy, cut-off Rights & Accuracy, Rights &
Cut-off classification obligations obligations,
Classification
12
Understandability
Valuation and
V-Valuation - Valuation
allocation
a. C-Completeness
Asersi gabungan ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang seharusnya
dicatatat dan diungkapkan dalam laporan keuangan telah dicakup. Dalam
hal ini berarti seluruh aset, kewajiban dan ekuitas telah seluruhnya dicatat
dan diungkapkan. Serta tidak boleh ada catatan dalamlaporan keuangan
yang tidak lengkap ataupun hilang baik secara sengaja maupun tidak.
b. E-Existence
Asersi gabungan ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang harus
diungkapkan (aset, kewajiban, ekuitas, transaksi, dan hal-hal lain dalam
catatan laporan keuangan) memang ada, terjadi, dan berkaitan dengan
entitas.
c. A-Accuracy and Cut-off
Asersi gabungan ini menyatakan bahwa semua hak atas aset, kewajiban,
pendapatan dan juga beban telah dicatat dalam jumlah yang tepat,
dialokasikan kedalam periode yang benar, serta telah dilakukan
pengklasifikasian dan pengungkapan yang benar.
d. V-Valuation
Asersi V-Valuation menyatakan bahwa aset, kewajiban dan ekuitas telah
dicatat dalam jumlah atau nilai dalam laporan keuangan bersangkutan.
Penyesuaian untuk penilaian atau alokasi yang diperlukan telah dicatat
sebagaimana mestinya.
Menurut ISA 315 alinea 25, audit wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji pada:
13
Resiko salah saji pada tingkat laporan keuangan cenderung bersifat
pervasif (tersebar luas) dan mencakup semua asersi. Contoh, apabila
kepala pembukuan tidak cukup kompeten, maka dapat dipungkiri
kekeliruan dapat terjadi dalam laporan keuangan. Kekeliruan semacam ini
seringkali terjadi pada saldo akun, suatu jenis transaksi, atau suatu
pengungkapan. Kekeliruan dapat dengan mudah merambah pada asersi
lainnya.
b) Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk
merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan saldo akun tertentu, transaksi
tertentu pada periode tertentu, atau berkenaan dengan penyajian dan
pengungkapan tertentu dalam laporan keuangan. Relevansi setiap asersi
untuk saldo akun, atau jenis transaksi, dan atau penyajian dan
pengungkapan tertentu akan berbeda, tergantung pada ciri saldo akun itu
dan potensi salah saji yang material. Contoh, ketika menilai valuation
assertion, auditor mungkin menilai resiko terjadinya kekeliruan sangat
rendah. Namun untuk persediaan, keusangan (obsolescene) merupakan
faktor penting, auditor menilai valuation risk tinggi.
14
1. Keterjadian – transaksi yang dicatat memang ada. Tujuan ini berkenaan
dengan apakah transkasi yang dicatat memang benar-benar ada atau tidak.
2. Kelengkapan – transaksi yang terjadi telah dicatat. Tujuan keterjadian dan
kelengkapan menekankan pada audit yang berlawanan. Keterjadian
bersangkutan pada kemungkinan lebih saji. Sedangkan kelengkapan
bersangkutan dengan kemungkinan transaksi kurang saji (tidak dicatat).
3. Keakuratan – transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.
4. Posting dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat dimasukkan ke
dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar. Tujuan ini berkaitan
dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam
jurnal ke buku besar pembantu dan ke buku besar.
5. Klasifikasi – transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat. Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah
dimasukkan dalam akun yang tepat, dan merupakan padanan auditor atas
asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transksi.
6. Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
Berikut ini hubungan antara asersi manajemen dan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang diterapkan pada transaksi penjualan.
Asersi Manajemen
Tujuan Audit Umum
Tentang Kelas Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan
yang Berkaitan
Treansaksi dan dengan Transaksi
dengan Transaksi
Peristiwa
Penjualan yang dicatat adalah untuk
Keterjadian Keterjadian pengiriman yang dilakukan kepada
pelanggan nonfiktif
Transaksi penjualan yang ada sudah
Kelengkapan Kelengkapan
dicatat
Keakuratan Keakuratan Penjualan yang dicatat adalah untuk
jumlah barang yang dikirim dan sudah
ditagih serta dicatat dengan benar
15
Transaksi penjualan telah dimasukkan
Posting dan
secara tepat dalam file induk dan
pengikhtisaran
diikhtisarkan dengan benar
Transaksi penjualan telah diklasifikasikan
Klarifikasi Klarifikasi
dengan benar
Transaksi penjualan telah dicatat pada
Cutoff Penetapan waktu
tanggal yang benar
Tujuan Audit
Asersi Manajemen
Umum yang Tujuan Audit Khusus yang Diterapkan pada
Tentang Saldo
Berkaitan dengan Persediaan
Akun
Saldo
Semua persediaan yang dicatat ada pada
Eksistensi Eksistensi
tanggal neraca
Semua persediaan yang ada telah dihitung dan
Kelengkapan Kelengkapan
dicatat dalam ikhtisar persediaan
16
Kuantitas persediaan pada catatan perpetual
klien sesuai dengan item-item yang ada
ditangan
Harga yang digunakan untuk menilai
Keakuratan
persediaan secara material benar
Perkalian harga dengan kuantitas telah benar
dan rinciannya telah ditambahkan dengan
benar
Penilaian dan alokasi Item-item persediaan diklasifikasikan secara
Klasifikasi tepat sebagai bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi
Cutoff Cutoff pembelian pada akhir tahun sudah tepat
Hubungan yang rinci Total item-item persediaan sesuai dengan buku
(detail tie-in) besar
Nilai yang dapat Persediaan telah dikurangi apabilai nilai
direalisasikan realisasi bersih menurun
Perusahaan mempunyai hak atas semua item
Hak dan kewajiban Hak dan kewajiban persediaan yang tercantum
Persediaan tiddak dijaminkan sebagai agunan.
Asersi Manajemen Tujuan Audit Umum Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan
Tentang Penyajian yang Berkaitan Penyajian dan Pengungkapan yeng
dan Pengungkapan dengan Penyajian Diterapkan pada wesel Bayar
dan Pengungkapan
Keterjadian serta hak Keterjadian serta hak Wesel bayar ada dan merupakan kewajiban
dan kewajiban dan kewajiban perusahaan
Kelengkapan Kelengkapan Semua pengungkapan yang diperlukan yang
terkait dengan wesel bayar telah dicatat dalam
17
laporan keuangan
Keakuratan dan Keakuratan dan Pengungkapan yang berkaitan dengan wesel
penilaian penilaian bayar sudah akurat
Klasifikasi dan dapat Klasifikasi dan dapat Esel bayar secara tepat diklasifikasikan sebagai
dipahami dipahami kewajiban jangka pendek dan jangka panjang
dan pengungkapan laporan keuangan yang
berkaitan dapat dipahami.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan sangatlah penting.
Karena, dengan proses audit maka asersi atau kewajaran penyajian atas laporan
keuangan dapat diketahui dan dengan adanya proses audit, maka pengguna
laporan keuangan dapat terbantu untuk membuat ataumengubah keputusan yang
berkaitan dengan keberlangsungan dari perusahaan yang bersangkutan. Tujuan
audit dapat dikembangkan dengan cara memahami bagaimana perbedaan
kewajiban atau tanggung jawab dari seorang manajemen dan auditor, memahami
18
asersi laporan keuangan dan memahami tujuan audit yang berkaitan dengan asersi
laporan keuangan. Dengan kombinasi dari tujuan audit yang berhubungan dengan
asersi laporan keuangan, maka auditor dapat mengumpulkan bukti audit guna
mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan, sehingga tujuan
dari audit akan terpenuhi.
2. Saran
Tujuan audit memang dapat dikembangkan ke dalam berbagai bagian
seperti memahami tujuan dan tanggung jawab audit, membagi laporan keuangan
menjadi berbagai siklus, memahami asersi manajemen dalam laporan keuangan
dan lain-lain. Penulis menyarankan untuk kedepannya bagian dari memahami
laporan keuangan menjadi berbagai siklus bisa lebih di rinci penjelasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., dkk. 2015. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta: erlangga.
19
Noname. “Tanggung jawab auditor dan manajemen”. Diakses pada 16 Maret
2018. https://sciencebooth.com/2013/05/19/tanggung-jawab-auditor-dan-
manajemen/amp/.
20