Anda di halaman 1dari 21

Audit Pemerintahan

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KELOMPOK 2:
Desinta Hanafiah

Melati Hasanah

Nurhasana Akbar

Putri Noviasari

Syahzani
HUBUNGAN ANTARA STRU
KTUR PENGENDALIAN INT
ERNAL, RESIKO PENG
ENDALIAN DAN PEMERI
KSAAN ATAS LAPORAN K
EUANGAN PEMERINTAH P
USAT DAN DAERAH
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pengertian Pengendalian
Intern
“ Pengendalian intern merupakan upaya yang dilakukan mencakup unsur-unsur pengendalian
intern: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan, untuk mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan dari
kegiatan dapat dicapai secara efektif, efisien, dipercayanya informasi dan data, serta
ditaatinya peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam Pasal 58


dengan sangat tepat mengamanatkan kepada Presiden RI selaku Kepala Pemerintahan,
agar mengatur dan menyelenggarakan pengendalian intern di lingkungan pemerintahan “
secara menyeluruh, untuk meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah / negara.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
proses:
• Integral pada tindakan dan kegiatan
• Dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
• Untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang:
1. efektif dan efisien
2. keandalan pelaporan keuangan
3. pengamanan aset negara
4. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pengawasan Intern adalah seluruh proses :

 Kegiatan audit
 Reviu
 Evaluasi
 Pemantauan
 Kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi
 Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang bai.
Organisasi Pengawas:
a. BPKP
b. Inspektorat Jenderal
c. Inspektorat Provinsi
d. Inspektorat Kabupaten/Kota
Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya


efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Unsur Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
1. Unsur SPIP: LINGKUNGAN PENGENDALIAN

PP Nomor 60/2008 mewajibkan Pimpinan Instansi


Pemerintah untuk menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku
positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian
Intern dalam lingkungan kerjanya. Pemerintah dapat
melakukannya melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika
b. komitmen terhadap kompetensi
c. kepemimpinan yang kondusif
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat
“ f.

g.
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia
perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif
h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan dengan
adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.

2. Unsur SPIP: PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko terdiri atas:
a. identifikasi risiko, minimal dilakukan dengan cara:
• menggunakan metodologi yang sesuai tujuan Instansi
Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara
komprehensif;
• menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali
risiko dari factor eksternal dan factor internal; dan
• menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak


dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah.
3. Unsur SPIP: KEGIATAN PENGENDALIAN
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk kegiatan pengendalian:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang dilaksanakan dengan
membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.
b. pembinaan sumber daya manusia.
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi yang dilakukan
untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi.
d. pengendalian fisik atas aset.
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja.
f. pemisahan fungsi.
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting.
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian.
i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya.
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian penting
4. Unsur SPIP: INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif,
pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
• menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana
komunikasi.
• mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem
informasi secara terus menerus.

5. Unsur SPIP: PEMANTAUAN


Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan
melalui:
• pemantauan berkelanjutan
• evaluasi terpisah
• tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Penguatan Efektivitas Penye
lenggaraan SPIP
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota
bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Untuk
memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan
pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP).
Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan
penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup
kelembagaan, lingkup tugas, kompetensi sumber daya manusia,
kode etik, standar audit, pelaporan, dan telaahan sejawat.
Sistem Pengendalian Intern dilakukan:
1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan
negara
• Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan
intern melalui:
a) audit (kinerja dan tujuan tertentu);
b) reviu;
c) evaluasi;
d) pemantauan;
e) kegiatan pengawasan lainnya.

• Aparat pengawasan intern pemerintah terdiri atas:


a. BPKP
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern
c. Inspektorat Provinsi
d. Inspektorat Kabupaten/Kota
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah :
1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
sebagai auditor (melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikas)
2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik.
3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua
pejabat.
4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada
pedoman yang ditetapkan pemerintah.
5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan
intern pemerintah, disusun standar audit. Dan setiap wajib
melaksanakan audit sesuai dengan standar audit.
6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu
pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern
pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan
menyampaikannya kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum
Negara laporan hasil pengawasan disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi
9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil
pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara.
10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal atau,
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan
menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan
lembaga, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara.
11. BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi melakukan reviu
atas laporan keuangan sebelum disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara Umum Negara/Presiden
12. Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara
berkala dilaksanakan telaahan sejawat.
13. Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor.
14. Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus
independen dan obyektif.
2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP
Pembinaan penyelenggaraan SPIP diselenggarakan oleh
BPKP dan meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
pemerintah.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai