Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PEMERINTAH (SPIP)

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Aditya Yusta Kalpika

(F1314125)

Dias Panggalih

(F1314137)

Pandu Karno Wibowo (F1314149)


Ryan Octa Pradana

(F1314161)

Pengelolaan Keuangan Negara


Universitas Sebelas Maret Surakarta

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH

A. DEFINISI DAN DASAR HUKUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


PEMERINTAH
UU Nomor 1 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan
pemerintahan secara menyeluruh.Secara khusus pengendalian internal yang diatur, yaitu:
- Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyelenggarakan sistem
-

pengendalian intern di bidang perbendaharaan.


Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna

menyelenggarakan sistem pengendalian intern di bidang pemerintahan masing-masing.


Gubernur/bupati/walikota mengatur lebih lanjut dan menyelenggarakan sistem

pengendalian intern di lingkungan pemerintah daerah yang dipimpinnya.


Sistem pengendalian intern yang akan dituangkan dalam peraturan pemerintah dimaksud

Anggaran/

Pengguna

Barang

dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan


Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
Dasar hukum sistem pengendalian internal pemerintah adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Pasal 33)
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Pasal 58)
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tangggung Jawab Keuangan Negara
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun 2009
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
6. Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
7. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Waskat.

B. UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


SPIP terdiri atas unsur:
1. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan unit organisasi/satuan kerja instansi pemerintah wajib menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif

dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dalam


penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
Pimpinan dan pegawai Instansi Pemerintah memiliki sikap perilaku yang positif
dan mendukung pengendalian intern dan manajemen bersih. Pimpinan Instansi
Pemerintah harus menyampaikan pesan bahwa nilai-nilai integritas dan etis
tidak boleh dikompromikan. Pimpinan Instansi Pemerintah menunjukkan suatu
komitmen terhadap kompetensi / kemampuan pegawainya dan menggunakan
kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia yang baik. Pimpinan
Instansi Pemerintah memiliki kepemimpinan yang kondusif yang mendukung
pengendalian intern yang efektif. Struktur organisasi Instansi Pemerintah dan
metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab memberikan kontribusi
terhadap efektivitas pengendalian intern. Instansi Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan badan legislatif serta auditor internal dan
eksternal.
Unsur-unsur lingkungan pengendalian yang wajib diciptakan dan dipelihara
setiap pimpinan :
a.
b.
c.
d.
e.

Penegakan integritas dan nilai etika


Komitmen terhadap kompetensi
Kepemimpinan yang kondusif
Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang

tepat
f. Pembinaan sumber daya manusia yang baik
g. Peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif
h. Hubungan baik antar instansi pemerintah
2. Penilaian Risiko
Penilaian resiko adalah proses indentifikasi dan analisis terhadap resiko-resiko
yang relevan dengan pencapaian tujuan unit organisasi dan menetapkan respon
penanggulangannya.
Penilaian risiko diawalidengan penetapan maksud dan tujuan Instansi
Pemerintah yang jelas dan konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada
tingkat kegiatan. Selanjutnya Instansi Pemerintah mengidentifikasi secara
efisien dan efektif risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut,
baik yang bersumber dari dalam maupun luar instansi. Terhadap risiko yang
telah diidentifikasi dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan. Pimpinan Instansi Pemerintah merumuskan pendekatan
manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko yang diperlukan untuk
memperkecil risiko.

Pimpinan Instansi Pemerintah atau evaluator harus berkonsentrasi pada


penetapan

tujuaninstansi,

pengidentifikasian

dan

analisis

risiko

serta

pengelolaan risiko pada saat terjadiperubahan.


3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan Instansi Pemerintah
untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian
risiko. Agar kegiatan pengendalian efektif harus tepat, berfungsi secara
konsisten sepanjang waktu sesuai dengan recana, dan biaya yang efektif,
komprehensif, layak, dan berkaitan langsung dengan tujuan pengendalian.
Kegiatan pengendalian terdiri atas :
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang
b.
c.
d.
e.

bersangkutan;
pembinaan sumber daya manusia;
pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
pengendalian fisik atas aset;
penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran

kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
i.

transaksi dan kejadian;


pembatasan akses atas

j.

pencatatannya;
akuntabilitas
terhadap

sumber
sumber

daya

dan

daya

dan

pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian
Intern serta transaksi dan kejadianpenting
4. Informasi Dan Komunikasi
Sistem informasi untuk mengidentifikasi dan mencatat informasi operasional
dan keuangan yang penting yang berhubungan dengan peristiwa internal dan
eksternal telahada dan diimplementasikan. Informasi tersebut dikomunikasikan
kepada pimpinan dan pihak lain di lingkungan Instansi Pemerintah dalam
bentuk yang memungkinkan pihak tersebut melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efisien dan efektif.
Pimpinan Instansi Pemerintah memastikan bahwa komunikasi internal telah
terjalin dengan efektif.
Pimpinan Instansi Pemerintah juga harus memastikan bahwa komunikasi
eksternal yang efektif juga terjalin dengan kelompok- kelompok yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi, misi, dan tujuan Instansi Pemerintah. Pimpinan
Instansi Pemerintah menggunakan berbagai bentuk komunikasi yang sesuai
dengan kebutuhannya serta mengelola,mengembangkan, dan memperbaiki

sistem

informasinya

dalam

upaya

meningkatkan

komunikasi

secara

berkesinambungan.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pemantauan pengendalian intern menilai kualitas kinerja pengendalian intern
Instansi Pemerintah secara terus-menerus sebagai bagian dari proses
pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin,
supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri,
reviu, dan pengujian efektivitas. Sistem Pengendalian Intern yang dapat
dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal
pemerintah dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern.
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera
diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

C. PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP


Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan:
1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi

Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara.


Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan intern melalui:
a. Audit
Audit kinerja, merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas
dan fungsi InstansiPemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan

efektivitas.
Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja
b. Reviu
c. Evaluasi
d. Pemantauan
e. Kegiatan pengawasan lainnya
Aparat pengawasan intern terdiri atas:
a. BPKP
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
ataskegiatan tertentu yang meliputi:
kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara; dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
b. Inspektorat Jenderal atau nama

lain

yang

secara

fungsional

melaksanakan pengawasan intern, melakukan pengawasan terhadap


seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi

kementerian

negara/lembaga

yang

didanai

dengan

Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.


c. Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah provinsi.
d. Inspektorat Kabupaten/Kota, melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.
Aparat pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan sebelum
disampaikan

kepada

negara/lembaga,

Menteri

Keuangan

untuk

Lapkeu

kementerian

BPK untuk Lapkeu Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota, dan

Presiden untuk LKPP. Standar reviu ditetapkan oleh Menteri Keuangan.


2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP
Pembinaan penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh BPKP dan meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan
intern pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai