Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LAT AR BELAKANG
Dengan ditetapkannya paket reformasi birokrasi di bidang keuangan negara
dengan UU nomor 17 tahun 2004 tentang Keuangan Negara serta untuk menciptakan
Good Governance melalui UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
UU nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara dan UU nomor 28 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan negara yang
bebas KKN, maka diperlukan Sistem Pengendalian Intern dalam mengelola keuangan
negara.
Selanjutnya terkait dengan pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, yang diatur dalam UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan dan Tanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara disebutkan
dalam Pasal 12 bahwa dalam rangka pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja,
pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengandalian
intern pemerintah.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu kebijakan
berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh Pemerintah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) yang mewajibkan kepada pimpinan instansi pemerintah
untuk menyelenggarakan SPIP.
Sebagai instansi penyelenggara pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Aceh
Tengah wajib menyelenggarakan kebijakan SPIP sesuai PP SPIP dan Peraturan
Walikota tersebut secara terintegrasi ke dalam kegiatan dan tindakan pelaksanaan
tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
Rencana Tindak Pengendalian SPIP ditetapkan sebagai wujud pelaksanaan SPIP
secara menyeluruh dalam penyelenggaraan tugas pokok Pemerintahan Kabupaten
Aceh Tengah. Rencana Tindak Pengendalian merupakan uraian mengenai rencana
tindak (action plan) penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan
pengendalian maupun infrastruktur kebijakan pengendalian atas pelaksanaan tugas

Rencana Tindak Pengendalian 2021 1


pokok Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sehingga diharapkan dapat mendukung
atas pencapaian tujuan, misi dan visi Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
2. Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor : 3 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Tengah;
3. Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor: 40 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan
Sistem Pengendaliaan inter Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh
Tengah Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
4. Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan
Keuangan Kabupaten Aceh Tengah.

C. TUJUAN
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) ditujukan sebagai rencana tindak (action
plan) penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan pengendalian
maupun infrastruktur kebijakan pengendalian yang akan dilaksanakan oleh pimpinan
dan para pegawai di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah.

D. MANFAAT
Manfaat Rencana Tindak Pengendalian (RTP) bagi Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Tengah adalah sebagai berikut:
1. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga tercipta
keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan pengendalian dalam
aktivitas dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tengah
2. Menjadi dasar dalam membangun infrastruktur pengendalian sebagai bagian dari
penyelenggaraan SPIP
3. Menjadi dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP dan pengukuran kemajuan
penyelenggaraan SPIP.

Rencana Tindak Pengendalian 2021 2


4. Pencapaian Tujuan dan Sasaran sebagai bagian dari Visi dan Misi Badan
Pengelolaan Keuangan dapat diwujudkan secara efisien dan efektif,
5. Pengelolaan keuangan dapat diselenggarakan secara handal,
6. Pengelolaan asset dapat diselenggarakan secara handal pula,
7. Seluruh peraturan perundangan dapat dipatuhi.

E. RUANG LINGKUP
1. Lingkungan Pengendalian.

Lingkungan pengendalian adalah lingkungan dimana pengendalian tersebut

berada,  yaitu meliputi  antara  lain:  seluruh  personil  baik  atasan  maupun

bawahan, integritas, nilai etika dan kompetensi personil, manajerial,

struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, pengawasan

oleh aparat pengawasan internal, dan hubungan antar instansi.

2. Penilaian Risiko.

Berbagai risiko organisasi dapat menghambat dan bahkan menggagalkan

dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan Badan

Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah oleh karena itu, risiko perlu

diidentifikasi dan dianalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap

pencapaian tujuan organisasi.

3. Kegiatan Pengendalian.

Kegiatan pengendalian mempunyai makna luas, yaitu segala upaya dan ujud

yang dilakukan organisasi dalam rangka mengendalikan segala aktivitasnya

agar tujuan  dalam  arti  sempit  dan  luas  (demensi  waktu  dan 

operasional)  dapat terwujud secara efektif dan efisien. Segala upaya dan

ujud sebagai manifestasi dari pengendalian intern tersebut

Rencana Tindak Pengendalian 2021 3


didesain/dibangun berdasarkan penilain risiko yang dapat mempengaruhi

pencapaian tujuan organisasi.

4. Informasi dan Komunikasi.

Informasi dan komunikasi antar personil baik atasan dengan bawahan,

maupun dengan instansi lain serta stakeholders merupakan urat nadi dalam

organisasi. Efektivitas pengendalian intern sangat dipengaruhi oleh kualitas

informasi dan komunikasi.

5. Pemantauan.

Pemantauan dilakukan bukan hanya dilakukan terhadap aspek operasional

dan keuangan  saja,  namun  pemantauan juga  dilakukan  terhadap 

efektivitas  dan kualitas pengendalian internnya. Pemantauan harus

dilakukan secara berkelanjutan oleh atasan dan para personil organisasi.

efektivitas pengendalian intern perlu juga dievaluasi oleh Aparat  Pengawas

Internal Pemerintah (APIP) maupun pihak eksternal.

Rencana Tindak Pengendalian 2021 4


BAB II
SEKILAS TENTANG SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH (SPIP)

A. PENGERTIAN SPIP

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara, pasal 58 ayat (2) diamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di
lingkungan pemerintahan secara menyeluruh. Undang-undang tersebut ditindaklanjuti
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, kemudaian Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061.05 - 282
Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Sistem Pengendalian Intern dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dilandasi pada


pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi
oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan mutlak. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus (never ending process)
oleh pimpinan dan seluruh pegawai.

B. TUJUAN SPIP

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 3 disebutkan bahwa untuk mencapai


pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubemur, dan Walikota/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP.

Rencana Tindak Pengendalian 2021 5


SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.

C. UNSUR-UNSUR DALAM SPIP


Seperti telah disebutkan pada Ruang Lingkup bahwa suatu pengendalian intern
dipengaruhi oleh berbagai faktor atau unsur. Hal tersebut dalam SPIP diakomodir
sehingga menjadi bagian atau unsur yang membentuk SPIP, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian
Badan Pengelolaan Keuangan wajib menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan
Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:
 penegakan integritas dan nilai etika;
 komitmen terhadap kompetensi;
 kepemimpinan yang kondusif;
 pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
 pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
 penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia;
 perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan
 hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian Risiko
Badan Pengelolaan Keuangan wajib melakukan penilaian risiko yang mencakup
identifikasi risiko dan analisis risiko, baik risiko yang menghambat pencapaian
tujuan instansi maupun risiko yang menghambat pelaksanaan kegiatan.

3. Kegiatan Pengendalian

Badan Pengelolaan Keuangan wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian atau


pengendalaian intern sekurang-kurangnya terhadap kegiatan pokok/tupoksi dan

Rencana Tindak Pengendalian 2021 6


kewenangan instansi. Pengendalian intern harus terkait dengan proses penilaian
risiko dan dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa pengendalian
intern tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

4. Informasi dan Komunikasi


Badan Pengelolaan Keuangan Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Informasi
dan komunuikasi bukan hanya dalam lingkup internal, namun juga dengan para
stakeholders.

5. Pemantauan
Badan Pengelolaan Keuangan Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan berupa tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya oleh pihak eksternal.

Rencana Tindak Pengendalian 2021 7


BAB III
LINGKUNGAN PENGENDALIAN BADAN PEMNGELOLAAN KEUANGAN
KABUPATEN ACEH TENGAH

A. STRUKTUR ORGANISASI
Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah mempunyai tugas
umum Pemerintahan dalam Pengelolaan Administrasi bidang Pendapatan, Anggaran
Daerah, Perbendaharaan, Aset, Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 3 Tahun 2016 tanggal 16
Desember 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh
Tengah. Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari :

1. Kepala Badan;
2. Sekretaris membawahi;
a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub. Bagian Keuangan;
c. Sub. Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
3. Bidang Pendapatan membawahi:
a. Seksi Pendaftaran dan Pendataan;
b. Seksi Penetapan;
c. Seksi Penagihan dan Pelaporan.
4. Bidang Anggaran membawahi :
a. Seksi Penyusunan Anggaran;
b. Seksi Pengendalian Anggaran;
c. Seksi Bantuan Keuangan dan Pembiayaan.
5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan membawahi :
a. Seksi Akuntansi Penerimaan;
b. Seksi Akuntansi Pengeluaran;
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
6. Bidang Perbendaharaan membawahi :
a. Seksi Verifikasi;
b. Seksi Belanja Daerah;
c. Seksi Kas Daerah.
7. Bidang Aset membawahi:
a. Seksi Data dan Pelaporan Aset;
b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Aset;
c. Seksi Penilaian dan Pelelangan Aset.

B. TUGAS DAN FUNGSI


Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural pada Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Tengah, dapat dijabarkan bahwa Badan Pengelolaan Keuangan
mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dengan kedudukan tersebut Badan Pengelolaan
Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah dibidang pengelolaan keuangan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pengelolaan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
2. Menyusun rancangan APBK dan rancangan perubahan APBK;
3. Melaksanakan pemungutan Pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Qanun Daerah;
4. Melaksanakan fungsi BUD;
5. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBK; dan
6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.

C. PROGRAM KERJA
Bendasarkan strategi, arah kebijakan dan kebijkan umum untuk mecapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan guna mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Aceh Tengah tahun 2017-2022, telah dirumuskan 3 (tiga)

program unggulan sebagai jabaran operasional, sehingga dapat diimpelentasikan dan

diukur tingkat keberhasilannya, yaitu :

1. Program penunjang urusan pemerintahan daerah;

2. Program pengelolaan keuangan daerah;

3. Program pengelolaan barang milik daerah;

4. Program pengelolaan pendapatan daerah.


BAB IV

URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN 

A. PENERAPAN SPIP

Dalam memperlancar penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di Badan

Pengelolaan Keuangan telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengelolaan

Keuangan Nomor : 146 Tahun 2021 Tanggal Januari 2021 Tentang Penetapan Tim
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Badan Pengelolaan

Keuangan Kabupaten Aceh yang memiliki mandat tugas umum untuk melaksanakan

proses pembangunan dan pengembangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di

lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah.

Sebagai langkah penerapan SPIP di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh

Tengah dan dalam upaya pengembangan pengendalian intern, maka RTP 2020 yang telah

disusun Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP kembali melakukan langkah-langkah

Rencana Tindak Pengendalian tahun 2021.

Proses penerapan SPIP dalam upaya penyusunan RTP Tahun 2021 dilakukan

dengan: 

1. Metodologi penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis penyusunan rencana

penguatan lingkungan pengendalian. 

2. Proses penilaian risiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang peta

risiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikan risiko pada program utama

yang menunjang tercapainya tujuan pemerintah daerah.

Kegiatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan

upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern. Rencana Tindak Pengendalian

Intern ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group

Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket rencana aksi, yaitu:

1. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian. 

2. Rencana kegiatan penanganan risiko yang relevan dengan program utama organisasi. 

Tahap-tahap yang dilakukan oleh Tim Penyelenggaraan SPIP Badan Pengelolaan

Keuangan Kabupaten Aceh Tengah untuk mewujudkan selesainya RTP 2021 dan

pelaksanaanya sebagai berikut : 

1. Pembahasan Register Resiko oleh Tim Penyelenggara SPIP;


2. Identifikasi Register Resiko meliputi : Program,Kegiatan, Resiko, Penyebab, Dampak

dan bagaimana cara mengendalikannya;

3. Melakukan identifikasi berkaitan dengan level resiko yang dihadapi dan melakukan

tindak lanjutnya;

4. Validasi Register Resiko;

5. Menentukan prioritas dari resiko yang akan dikendalikan dan strateginya.

B. LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN


1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang Baik
Unsur lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari unsur‐unsur

pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian memiliki

pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Lingkungan pengendalian yang baik/buruk

menentukan keberhasilan/kegagalan penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena itu,

secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan

kondisi yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian

intern secara efektif di Badan Pengelolaan KeuanganKabupaten Aceh Tengah.

Pembangunan lingkungan pengendalian di Badan Pengelolaan Keuangan

Kabupaten Aceh Tengah bertujuan untuk:  

1. Menegakkan integritas dan nilai‐nilai etika;  

2. Menciptakan komitmen terhadap kompetensi;

3. Menciptakan kepemimpinan yang kondusif;  

4. Mewujudkan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; 

5. Mewujudkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; 

6. Mewujudkan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; 

7. Mewujudkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang efektif;  


8. Mewujudkan hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.

2. Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan SPIP Tahun 2020

1. Kendala/hambatan yang ditemukan

a. Lingkungan Pengendalian

2. Sebagian besar pegawai belum memahami bahwa SPIP merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dengan tupoksi masing-masing dalam rangka upaya

pengendalian kegiatan.

3. Penekanan integritas sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan integritas

moral pegawai yang bersangktan.

4. Peran APIP belum dianggap sebagai consulting (pendamping) oleh instansi

pemerintah terkait

C. ANALISIS RISIKO

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai

atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melalui kegiatan

yang terhadap peraturan perundang‐undangan.

Hasil analisa risiko pada Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Bidang Aset

Hasil Analisa risiko pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh

Tengah digambarkan dalam tabel berikut:


Tabel. 3.2 

Hasil Analisis Risiko pada Bidang Aset

No Uraian Warna Jumlah

1 Sangat Tinggi Merah 0

2 Tinggi Kuning Tua 6

3 Sedang Kuning Muda 1

4 Rendah Hijau 0

2. Kepala Bidang Pendapatan

Hasil Analisa risiko pada Bidang Pendapatan Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten

Aceh Tengah digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel. 3.2

Hasil Analisis Risiko pada Bidang Pendapatan

No Uraian Warna Jumlah

1 Sangat Tinggi Merah 0

2 Tinggi Kuning Tua 3

3 Sedang Kuning Muda 0

4 Rendah Hijau 0

3. Kepala Bidang Perbendaharaan


Hasil Analisa risiko pada Bidang Perbendaharaan Badan Pengelolaan Keuangan

Kabupaten Aceh Tengah digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel. 3.2

Hasil Analisis Risiko pada Bidang Perbendaharaan

No Uraian Warna Jumlah

1 Sangat Tinggi Merah 0

2 Tinggi Kuning Tua 7

3 Sedang Kuning Muda 1

4 Rendah Hijau 1

4. Kepala Bidang Akuntansi

Hasil Analisa risiko pada Bidang Akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten

Aceh Tengah digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel. 3.2

Hasil Analisis Risiko pada Bidang Akuntansi

No Uraian Warna Jumlah

1 Sangat Tinggi Merah 0

2 Tinggi Kuning Tua 1

3 Sedang Kuning Muda 1

4 Rendah Hijau 0
Dari hasil penilaian risiko pada Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh

Tengah tahun 2021 disimpulkan bahwa:

1. Terdapat Risiko dengan kategori "tinggi"   berjumlah 17 (tujuh belas) risiko,

dengan rincian 6 (enam) risiko pada Bidang Aset , 3 (tiga) risiko pada Bidang

Pendapatan, 7 (tujuh) risiko pada Bidang Perbendaharaan, dan 1 (satu) risiko pada

Bidang Akuntansi.

2. Risiko dengan  kategori "Sedang"  berjumlah  3 (tiga) risiko, dengan rincian 1 (satu)

risiko pada Bidang Aset , 1 (satu) risiko pada Bidang Perbendaharaan, dan 1 (satu)

risiko pada Bidang Akuntansi.

3. Risiko dengan kategori "Rendah" berjumlah 1 (satu) risiko, dengan rincian 1 (satu)

risiko pada Bidang Perbendaharaan.

Untuk mengatasi resiko tersebut diambil langkah-Iangkah melalui Rencana

Tindak Pengendalian sebagai berikut:

Tabel. 3.2 
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN ACEH TENGAH
TAHUN 2021

Waktu
Penanggung
No Risiko RTP Trw Trw Trw Trw
jawab
I II III IV
1 Tim survey kesulitan dalam Adanya komunikasi 2 arah yang
memperoleh harga barang harus dilakukan untuk memberikan
Bidang Aset
dikarenakan toko atau rekanan pemahaman terhadap kebutuhan - - - √
harga tidak mengisi semua form daftar harga barang
barang yang telah dibuat
2 Harga barang yang tidak tepat Adanya Peraturan tentang Bidang Aset
penetapan standarisasi harga
barang sesuai Harga Pasar untuk - - - √
barang yang cepat berubah

3 Penggunaan aplikasi SIPD yang SDM yang terlatih/mampu Bidang Aset - - - √


digunakan terkadang mengalami pemeliharaan jaringan
gangguan jaringan

4 Barang Milik Daerah tidak mengoptimalkan dan peningkatan Bidang Aset


tercacat dengan baik/lengkap SDM pengurus barang - - - √

5 Terhambatnya penghapusan Perlu adanya pengecekan langsung Bidang Aset


Barang Milik Daerah ke SKPK terkait - - - √

6 Data BMD yang diterima kurang Peningkatan pengetahuan SDM Bidang Aset
lengkap - - - √

7 Kesulitan dalam melaksanakan Melaksanakan pertemuan dengan Bidang Aset


pertemuan dalam rangka prokes yang ketat
pembinaan dengan pengurus - - - √
barang pada OPD se kabupaten
Aceh Tengah
8 Tidak terimplementasinya Penyesuaian regulasi pajak daerah Bidang
kebijakan pajak daerah Pendapatan - - - √

9 Terkendala dalam pengoperasian SDM yang terlatih dan aplikasi Bidang


dan pemeliharaan aplikasi pajak mampu dalam pemeliharaan Pendapatan - - - √
daerah
10 Target PAD tidak tercapai Perlu dilakukan sosialisasi pajak Bidang
daerah kepada wajib pajak Pendapatan - - - √

11 Terhambatnya proses Adanya rekonsiliasi antara Bidang


penyusunan BKU (sebagai salah bendahara OPD dengan pihak Perbendahar
satu sumber/dasar laporan terkait atau mencocokkan bukti aan - - - √
keuangan daerah). setoran dengan rekening koran dari
Bank

12 Terlambatnya penyampaian SDM yang terlatih dan Bidang


laporan realisasi dan laporan- bertanggungjawab perlu adanya Perbendahar
laporan lainnya dari OPD yang keterlibatan KPPN dan pejabat- aan - - - √
menjadi persyaratan penyaluran pejabat OPD terkait mendorong
dana-dana transfer. percepatan penyampaian laporan

13 Terhambatnya penyusunan dan SDM yang terlatih dan Bidang


lambatnya penyerahan bertanggungjawab perlu adanya Perbendahar
persyaratan penyaluran dana- keterlibatan KPPN dan pejabat- aan - - - √
dana transfer ke Pemerintah pejabat OPD terkait mendorong
Pusat maupun Ke Provinsi. percepatan penyampaian laporan

14 Keterlambatan penyampaian SK BKPSDM menyampaikan data-data Bidang


pegawai pegawai yang mengalami Perbendahar - - - √
perubahan SK pegawai tepat waktu aan

15 Keterlambatan penyampaian SPM Bendahara yang terlatih dan Bidang


gaji dari SKPK bertanggungjawab Perbendahar - - - √
aan
16 Keterlambatan penyampaian data Memberikan sanksi kepada SKPK Bidang
Tambahan Penghasilan Pegawai yang terlambat menyampaikan TPP Perbendahar - - - √
(TPP) aan
17 Terlambatnya pelaporan pajak SDM yang terlatih Bidang
yang dipungut/setor oleh bertanggungjawab dan perlu Perbendahar
bendahara pengeluaran dari OPD adanya keterlibatan KPPN dan aan
pejabat OPD terkait untuk - - - √
percepatan penyampaian
pelaporan

18 Terhambatnya proses rekonsiliasi SDM yang terlatih Bidang - - - √


pajak antara Pemda, KPPN, dan bertanggungjawab dan perlu Perbendahar
KPP Pratama. adanya keterlibatan KPPN dan aan
pejabat OPD terkait untuk
percepatan penyampaian
pelaporan

19 Keterlambatan penyusunan LKPD Ketepatan waktu dari OPD untuk Bidang


menyampaikan laporan keuangan Akuntansi - - - √
dan data-data pendukung

20 Terhambatnya pembuatan Perlu pelatihan bagi penyusun Bidang


laporan keuangan laporan keuangan OPD Akuntansi - - - √

BAB V
PENUTUP

Demikianlah dokumen Rencana Tindak Pengendalian dalam rangka penyelenggaraan


Sistem Pengendalian Interen Pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten
Aceh Tengah dalam rangka pencapaian tujuan organisasi Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Tengah.

Takengon, Juli 2021


Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Aceh Tengah
ZULKARNAIN, SE
NIP. 19660406 199703 1 002

Anda mungkin juga menyukai