Anda di halaman 1dari 57

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari


pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil
analisis terhadap pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019 merupakan Laporan
Kinerja dari tahun kedua periode Renstra Inspektorat Kabupaten Aceh Barat , sehingga di
dalam laporan kinerja ini akan menyajikan capaian kinerja tujuan selama masa periode
Renstra dan menyajikan capaian kinerja sasaran strategis tahun 2019. dengan
membandingkan kinerjanya dengan tahun 2018 sampai dengan 2019
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat merupakan unsur pendukung Kepala Daerah
Kabupaten Aceh Barat yang mempunyai tugas pokok dalam bidang pengawasan umum yang
meliputi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melakukan penilaian atas
pelaksanaannya.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Tahun 2017-2022 Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sesuai dengan Perjanjian Kinerja 2019
telah menetapkan 7 (tujuh) Program yang dijabarkan dalam 31 (tiga puluh satu) kegiatan.
Berdasarkan penilaian sendiri (self assesment) atas realisasi pelaksanaan Penetapan
Kinerja Tahunan 2019, menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja dari 4 (empat) sasaran
yang telah ditetapkan adalah 85,23%
Keberhasilan ini merupakan pelaksanaan masing-masing sasaran yang telah
ditetapkan, berhasil mencapai rata-rata tingkat capaian sasaran diatas 65%
Adapun masing-masing tingkat capaian sasaran dapat kami sampaikan sebagai
berikut :

No Sasaran %
1 Terlaksananaya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada masing-
masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten 72,00
Aceh Barat
2 Meningkatnya ketaatan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Kabupaten
74,75
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
3 Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan Keuangan di lingkungan 97,34
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
4 Meningkatnya kapabilitas dan profesionalisme tenaga pemeriksa dan
100,00
jumlah sumber daya aparatur

1
Keberhasilan Capaian Kinerja tersebut didukung beberapa faktor, antara lain :
1. Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
3. Adanya Komitmen bersama antara tim pelaksana kegiatan.
4. Adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait.
Namun demikian masih terdapat beberapa hambatan atau kendala untuk mencapai
tingkat capaian sasaran yang diharapkan, antara lain :
1. Kurangnya tenaga pemeriksa yang sudah mengikuti sertifikasi Jabatan Fungsional
Auditor maupun P2UPD
2. Kurangnya kesadaran obyek pemeriksaan untuk segera menindaklanjuti hasil pemeriksaan
3. Kurangnya jumlah SDM di lingkungan Inspektorat, sehingga tidak sebanding dengan
jumlah obyek pemeriksaan.
4. Kurangnya sarana prasarana yang memadai.
Langkah-langkah antisipatif dan korektif yang akan ditempuh guna perbaikan dalam
rangka menyiasati hambatan atau kendala yang dihadapi, yaitu :
1. Mengikutsertakan pegawai Inspektorat untuk mengikuti Diklat Pembentukan Auditor,
Diklat Teknis Lainnya dan Melaksanakan Pelatihan di Kantor Sendiri
2. Melaksanakan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
3. Menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengawasan
4. Melakukan Pembinaan pada setiap obyek yang diperiksa
5. Mengirimkan staf untuk mengikuti Diklat Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor.

Meulaboh, 10 Februari 2020


INSPEKTUR
KABUPATEN ACEH BARAT

NYAKNA, SE.M.Ec.Dev
Pembina Tk. I
NIP. 19670908 199403 1 009

2
BAB. I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap


pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna,
bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam rangka itu, Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan
setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang
ditetapkan oleh masing-masing instansi. Sebagai instansi pemerintah menyampaikan
laporan tersebut yang menggambarkan kinerja Inspektorat melalui Sistem
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP). Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2018 dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good
governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya LAKIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat ini,
diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Mendorong Inspektorat Kabupaten Aceh Barat untuk menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar di bidang
pengawasan, yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
3
b. Menjadikan Inspektorat Aceh Barat memiliki akuntabilitas yang handal
sehingga setiap program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efisien,
efektif, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan.
c. Menjadi masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka meningkatkan kinerja Inspektorat Aceh Barat.
d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Aceh Barat terhadap penyelenggara
Pemerintah Daerah di bidang pengawasan.

Pengawasan (controlling) adalah salah satu fungsi manajemen yang


merupakan proses kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan
dan tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai kebijaksanaan,
program dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan sebagai fungsi manajemen sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pimpinan / manajer pada tingkat manapun. Hakekatnya Pengawasan adalah mencegah
sedini mungkin terjadinya pemborosan, penyimpangan, penyelewengan, hambatan,
kesalahan, kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Demikian halnya dengan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh
Barat, untuk dapat mencapai tujuan dan tugas-tugas bidang Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan maka fungsi Pengawasan menjadi sangat penting.
Fungsi ini dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menekankan pentingnya pengawasan yang penjabarannya antara lain diatur dalam PP
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
- Inspektorat Kabupaten Aceh Barat mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengawasan atas semua obyek pemeriksaan yang ada di wilayah Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat, kecuali hal tertentu yang telah diatur oleh ketentuan lain
yang mengaturnya.
- Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah lainnya (BPKP, Inspektorat Provinsi)
melakukan pengawasan pada Pemerintah Kabupaten sesuai dengan fungsi dan
kewenangan dan / atau diminta oleh Inspektorat Kabupaten berdasarkan sinergi
pengawasan.
- Pada dasarnya lembaga pengawasan lainnya/APIP lainnya, memiliki kewenangan
dibidang pengawasan sesuai ruang lingkup tugas pokok /fungsi masing-masing
APIP, kecuali BPK sebagai lembaga pengawasan eksternal memiliki kewenangan
atas semua hal yang menyangkut keuangan negara.
4
Dalam menghadapi era globalisasi dan otonomi daerah kita perlu
merencanakan strategi yang komprehensip. Untuk itu Inspektorat menyikapi dengan
menghimpun data-data yang berpengaruh terhadap keberadaan lembaga pengawasan
pada masa yang akan datang meliputi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan ancaman (threats).

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat

Kelembagaan Inspektorat Kabupaten Aceh Barat dibentuk dengan Qanun


Kabupaten Aceh Barat Nomor Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat dan Peraturan Bupati
Aceh Barat Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat;
Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Inspektur, yang dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat
pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Bagan Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sebagaimana
tercantum dalam Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut :
Dalam Struktur Organisasi, Inspektorat Kabupaten Aceh Barat dipimpin oleh
seorang Inspektur dengan jenjang eselonering II.b. Unit kerja ini terdiri dari 5 (lima)
jabatan eselon III.a dan 3 (tiga) jabatan eselon IV.a yaitu :
1. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum ;
b. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan ;
c. Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan
2. Inspektur Pembantu Wilayah I
3. Inspektur Pembantu Wilayah II
4. Inspektur Pembantu Wilayah III
5. Inspektur Pembantu Wilayah IV
Bagan Struktur organisasi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat adalah sbb:

5
Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

INSPEKTUR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIS

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM DAN EVALUASI DAN KEUANGAN DAN
KEPEGAWAIAN PELAPORAN PERENCANAAN

INSPEKTUR INSPEKTUR INSPEKTUR INSPEKTUR


PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU
WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III WILAYAH IV
INSPEKTUR
PEMBANTU
Qanun Kabupaten Aceh Barat No.3 Tahun 2016
WILAYAH I
WILAYAH II

6
Inspektorat mempunyai tugas pokok membantu Bupat i dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pengawasan umum yang yang
meliputi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta melakukan penilaian atas
pelaksanaannya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan
b. Penyusunan perencanaan dan program kerja bidang pengawasan;
c. Pembinaan dan pengendalian teknis bidang pengawasan;
d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas bidang pengawasan;
e. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis dengan pihak lain yang
berhubungan dengan bidang pengawasan;
f. Penyelenggaraan monitoring evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas
bidang pengawasan;
g. Pengelolaan sekretariat Inspektorat;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Sekretariat mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi pengawasan dan


memberikan pelayanan administrasi dan umum dan fungsional kepada semua unsur
dilingkungan Inspektorat Kabupaten .
Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3
mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja
pengawasan;
b. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan laporan hasil pengawasan
aparat pengawasan fungsional;
c. Penyusunan Bahan, data dalam rangka pembinaan teknis fungsional;
d. Penyusunan, penginventarisasian dan pengoordinasian data dalam rangka penataan
proses penanganan pengaduan;
e. Pelaksanaan urusan kepegawaian, Keuangan Surat, Menyurat dan Rumah Tangga;
(1) Subbagian Umum mempunyai tugas :
a. Pengeloaan urusan tata usaha, surat menyurat dan kearsipan ;
b. Pengelolaan administrasi, Inventarisasi, pengkajian dan analisis pelaporan;
c. Pengelolaan urusan kepegawaian ;
d. Pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga;
e. Pengelolaan urusan hubungan masyarakat dan
f. Pengeloaan urusan Sistem Informasi;

7
(2) Subbagian Perencanaan ,Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. Pengoordinasian penyiapan rencana/program Kerja Pengawasan dan fasilitasi;
b. Penyiapan laporan dan statistik Inspektorat;
c. Penyiapan Peraturan Perundang-undangan;
d. Penyiapan dokumentasi dan pengolahan data pengawasan;
e. Penginvetarisasian hasil pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan;
f. Pengadministrasian laporan hasil pengawasan;
g. Pelaksanaan evaluasi laporan hasil pengawasan ;
h. Penyusunan statistik hasil pengawasan ;
i. Penyelenggaraan kerja sama pengawasan.

(3) Subbagian Keuangan dan Perencanaan mempunyai tugas :


a. Menyusun rencana anggaran dan belanja dinas;
b. Mengiventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan Subbag Keuangan
dan menyiapkan bahan dalam rangka pemecahan masalah;
c. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi keuangan, penyusunan administrasi
anggaran, pembukuan, perbendaharaan, verifikasi dan mobilitas dana,
pertanggungjawaban laporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku dalam
rangka kelengkapan administrasi keuangan;
d. Melaksanakan dan mengendalikan pengelolaan administrasi keuangan seperti
penyusunan anggaran, pelaksanaan urusan perbendaharaan, pembukuan dan
verifikasi serta pertanggungjawaban laporan keuangan sesuai ketentuan yang
berlaku dalam rangka pembinaan administrasi keuangan daerah.
Inspektur Pembantu pada Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan
Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan.
Inspektur Pembantu pada Inspektorat Kabupaten dalam melaksanakan tugas
mempunyai fungsi :
a. Pengusulan program pengawasan diwilayah;
b. Pengoordinasian pelaksanaan pengawasan
c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;
d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan;

B. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia di Inspektorat Kabupaten Aceh Barat per Desember 2019
berjumlah 53 personil, terdiri atas 47 orang PNS dan 6 orang tenaga kontrak dengan
komposisi sebagai berikut :

8
1) Menurut Jabatan/Eselon
- Inspektur /IIB : 1 orang
- Sekretaris/IIIA : 1 orang
- Inspektur Pembantu/IIIB : 4 orang
- Kepala Sub Bagian/IVA : 3 orang
- Auditor : 9 orang
- Staf : 29 orang
- Tenaga Kontrak : 6 orang
2) Menurut Tingkat Pendidikan :
- S2 : 8 orang
- S1 : 30orang
- D 3 /Sarjana Muda : 4 orang
- SLTA : 11 orang
3) Menurut Golongan/Ruang
- Golongan IV/c : 2 orang
- Golongan IV/b : 4 orang
- Golongan IV/A : 8 orang
- Golongan III/d : 12 orang
- Golongan III/c : 6 orang
- Golongan III/b : 1 orang
- Golongan III/a : 6 orang
- Golongan II/d : 1 orang
- Golongan II/c : 6 orang
- Golongan II/b : 1 orang
- Tenaga kontrak : 6 orang

Berdasarkan tingkat pendidikan, SDM di Inspektorat Kabupaten Aceh Barat relatif


cukup menunjang dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat. Adapun
komposisi pegawai berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan, tergambarkan sebagai
berikut :

9
Tabel 1.1
Keadaan SDM Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
Per Desember 2018

Gol/Ruang (orang) Tingkat Pendidikan


No Eselon Non
IV III II I SD SMP SMA D3/SM S1 S2
Gol.
1. II 1 - - - - - - - - - 1
2. III 5 - - - - - - - 4 1
3. IV - 3 - - - - - - - 3
4. Fungsional 3 6 - - - - - - - 6 3
Auditor
5. Staf 5 17 7 - - - 8 2 27 2
6. T. Kontrak - - - - 6 - - 3 1 2 -
7. T. Bakti - - - - -
JUMLAH 14 26 7 - 6 0 0 11 3 32 7

C. Sumber Aset
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sampai dengan saat ini memiliki berbagai aset
kantor baik yang berasal dari pengadaan oleh pemerintah daerah, provinsi, pusat maupun
hibah dari lembaga non pemerintah. Berikut di bawah ini ditampilkan tabel nama dan
jumlah aset yang dimiliki Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sampai dengan akhir tahun
2019.
Tabel 1.2
Nama dan Jumlah Aset pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

No Nama Aset Jumlah No Nama Aset Jumlah


1 Mini Bus 2 unit 18 Dispenser 4 buah
2 Sepeda Motor 13 unit 19 Handycam 1 buah
3 Air Conditioning Unit 20 unit 20 Laptop 19 unit
4 Mesin Ketik 3 unit 21 Personal Komputer 11 unit
5 Mesin Kalkulator 1 buah 22 Printer 14 unit
6 Filling Besi/Metal 14 buah 23 Meja Kerja Peg. 70 buah
7 Papan Pengumuman 2 buah 24 Lemari Arsip 7 buah
8 Meja Rapat 1 set 25 Kamera Elektronik 2 buah
9 Kursi Tamu 1 set 26 Projector + Attachment 2 unit
10 Kursi Putar 54 buah 27 Peralatan studio lain-lain 1 unit
11 Kursi Biasa 40 buah 28 Faximile 1 buah
12 Meja Komputer 4 unit 29 Stabilizer 4 buah
13 Meja Biro 17 buah 30 UPS 10 unit
14 Sofa 1 set 31 Wireless 2 buah
15 Jam Mekanis 1 buah 32 Gedung /Kantor 2 gedung
16 Kipas Angin 1 buah 33 Televisi 1 unit
17 Loudspeaker 2 buah 34 Brankas 1 unit

10
D. Identifikasi Permasalahan Internal dan Eksternal Inspektorat

Isu strategis yang berkembang saat ini serta prediksi situasi dan kondisi lima
tahun ke depan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Permasalahan Internal.

Kinerja pelayanan Inspektorat Kabupaten Aceh Barat bila dikaitkan dengan


Standar Pelayanan Minimum (SPM) masih ditemukan beberapa permasalahan kinerja
pelayanan yang belum mencapai target. Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain
adalah:

1) Relatif kurangnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di bidang


pengawasan dan luasnya obyek pengawasan sehingga berpengaruh terhadap
lemahnya kualitas pengawasan;
2) Perlunya sinkronisasi peraturan perundang undangan di bidang pengawasan;
3) Belum dilaksanakanya Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai pada
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah;
4) Pengawasan yang dilakukan selama ini belum menggunakan rencana audit berbasis
resiko (Risk based audit plan);
5) Pengadministrasian atau penatausahaan aset bantuan atau hibah masih belum
maksimal karena donatur tidak memberikan dokumen;
6) Kurangnya jabatan fungsional auditor yang bersertifikasi dan belum adanya tenaga
P2UPD

Inspektorat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai tugas membantu


Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengawasan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya melakukan koordinasi
dengan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat (Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, Dinas/Badan/Kantor) juga dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
maupun eksternal Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah lainnya (BPKP, Inspektorat
Provinsi) melakukan pengawasan di Pemerintah Kabupaten sesuai dengan fungsi dan
kewenangan dan/atau jika diminta oleh Inspektorat Kabupaten berdasarkan sinergi
pengawasan. Pada dasarnya lembaga pengawasan lainnya, hanya memiliki kompetensi di
bidang pengawasan represif dan fungsional atas kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten, kecuali BPK sebagai lembaga pengawasan eksternal memiliki
kewenangan atas semua hal yang menyangkut keuangan negara.

2. Permasalahan Eksternal
Kondisi eksternal dapat diketahui sebagai berikut :

11
a. Adanya perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme
pengawasan;
b. Belum seluruhnya Satuan Kerja perangkat daerah memahami tentang Sistem
pengendalian Intern (SPI) sebagai pedoman pelaksanan penyelenggaraan setiap
program dan kegiatan ;
c. Kurangnya kesadaran obyek pemeriksaan untuk menindaklanjuti temuan hasil
pengawasan;
d. Belum optimalnya kinerja TPKN/TPKD sehingga masih banyak temuan hasil
pengawasan yang belum diselesaikan dan ditindaklanjuti;
e. Adanya peningkatan penyelenggaraan administrasi umum, dengan penyediaan
fasilitas kerja pegawai agar tercipta suasana kerja yang menyenangkan.
f. Adanya peningkatan mutu aparatur pengawasan.
g. Peningkatan pemanfaatan hasil-hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Internal
dalam rangka pengambilan kebijakan Pemerintah Daerah.
h. Peningkatan koordinasi dan pembinaan teknis pengawasan.
i. Peningkatan Operasional pemeriksaan serta penanganan terhadap kasus-kasus aduan
masyarakat.
j. Sistem Pengendalian Intern dapat dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
k. Adanya peningkatan semangat perbaikan kinerja aparatur pemerintah.

Terdapat regulasi baru pada bidang pengawasan yaitu Peraturan Pemerintah


Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, di dalam Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan tentang pembinaan dan
pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah karena esensi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah merupakan pencerminan
pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah. Pembinaan dan pengawasan umum
dilakukan oleh Menteri guna mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah
agar dapat berjalan efisien dan efektif sedangkan pembinaan dan pengawasan teknis oleh
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dilakukan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan konkuren daerah agar sesuai dengan norrna, standar, prosedur, dan
kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pembinaan dan pengawasan kepada
Pemerintah Daerah kabupaten/ kota dilakukan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, gubernur bertindak atas nama Pemerintah Pusat melaksanakan pembinaan dan
pengawasan kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota karena adanya pelimpahan
kewenangan dari Presiden. Agar proses pembinaan dan pengawasan berjalan secara efektif
dan efisien diperlukan adanya kejelasan tugas dan sinergi pembinaan dan pengawasan
melalui mekanisme koordinasi antara Pemerintah Pusat dan gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Menteri selaku koordinator
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional

12
senantiasa melakukan koordinasi yang bertujuan agar tidak terjadi pembinaan dan
pengawasan yang melebihi kewenangannya dan tumpang tindih. Peraturan Pemerintah ini
juga memperjelas mekanisme koordinasi antara APIP dengan Aparat Penegak Hukum
dalam penanganan pengaduan masyarakat. Di samping itu, Peraturan Pemerintah ini juga
memperjelas pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan desa sebagai
penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat desa dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menerima dan mengelola sumber
daya negara.
Mandat utama Inspektorat sebagai unit kerja dengan fungsi pengawasan internal,
merupakan bagian tak terpisah dari pelaksanaan reformasi birokrasi untuk meningkatkan
kinerja pemerintah daerah khususnya untuk membangun kapasitas kelembagaan seluruh
entitas unit kerja dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan
arahan tata pemerintahan yang baik (good governance). Titik berat dari pemerintahan yang
baik adalah pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi
secara terarah, sistematis, dan terpadu. Reformasi birokrasi, mustahil akan terwujud jika tata
pemerintahan masih memberikan peluang terhadap praktik-praktik Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme (KKN). Sehingga penyelarasan terhadap hasil-hasil pelaksanaan tugas
pengawasan Inspektorat diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai atas
pencapaian tujuan pemerintah Kabupaten Aceh Barat, sekaligus dapat mengisi peran
memberikan peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/
kecurangan yang terjadi, disebabkan kelemahan dalam sistem maupun sebagai akibat dari
tindak pelanggaran individu.
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan
pengendalian adalah efektivitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk
itu, APIP harus terus melakukan perubahan dalam menjalankan proses bisnis guna memberi
nilai tambah bagi kementerian negara/lembaga dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Hal ini sejalan dengan peran pengawasan intern untuk mendorong peningkatan efektivitas
manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance)
organisasi. APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

13
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintah Pusat telah
memberikan kepada Penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk melaksanakan asas-asas
pemerintahan dengan prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, keistimewaan, kekhususan,
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, serta partisipasi masyarakat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut telah membuka
peluang dan kesempatan yang sangat luas kepada daerah otonom untuk melaksanakan
kewenangannya secara mandiri, luas, nyata, dan bertanggungjawab dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat serta daya saing daerah. Pelaksanaan Otonomi tersebut memerlukan
pengawasan agar selalu berada dalam koridor pencapaian tujuan otonomi daerah.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai, melalui
pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam rangka
mengoptimalkan fungsi pengawasan, Pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada
penyelenggaraan pemerintahan daerah apabila diketemukan adanya penyimpangan dan
pelanggaran.
Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan asas sentralisasi dan desentralisasi secara bersama-sama, dengan penekanan
yang bergeser secara dinamis dari waktu ke waktu dengan penjaminan eksistensi sistem
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pemerintah dan Penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Untuk hubungan kewilayahan dan hubungan keuangan pusat dan
daerah, Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah
kepada Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam
Negeri.

1.2. Dasar Hukum

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang dasar 1945;


2. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/135/M.PAN/9/ 2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
10. Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 5 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)


terdiri dari 4 (empat) bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN memuat Latar Belakang, Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber
Daya Manusia, Asset, Indentifikasi Masalah Internal dan Ekternal, Landasan
Hukum Penyusunan, Sistematika Penyusunan.

BAB II PERENCANAAN KINERJA memuat Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Kabupaten Aceh Barat 2017 – 2022, Rencana Strategis Inspektorat
Kabupaten Aceh Barat 2017 – 2022, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat, Strategi dan Kebijakan, Penetapan Kinerja
Inspektorat 2017 – 2022, Rencana Anggaran 2019, Penetapan Kinerja
Inspektorat 2019.

15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA memuat :
A. Capaian Kinerja Organisasi,
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis Inspektorat sesuai dengan hasil pengukuran kinerja .
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis dilakukan analisis capaian
kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi tahun 2019;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2018
dengan tahun 2019 dan beberapa tahun sebelumnya;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan
strategis Inspektorat;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2019 dengan standar nasional
(jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan /kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja Inspektorat sesuai dengan perjanjian
kinerja.

BAB IV PENUTUP, memuat simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan Inspektorat untuk meningkatkan
kinerjanya.
Lampiran-Lampiran
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu

16
BAB. II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Barat


2017 – 2022

1. Visi RPJMD 2017-2022


Perencanaan kinerja merupakan dokumentasi rencana pembangunan daerah yang
ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan kinerja Tahun 2017-2022
Kabupat en Aceh Barat telah ditetapkan dalam Qanun Nomor 1 Tahun 2018 tentang
RPJMD Tahun 2017-2022.Adapun dokumen rencana kinerja akan dijabarkan dalam sub
bab berikut.
Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 1 Tahun 2018 tentang
RPJMD Tahun 2017-2022, maka visi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022 adalah:
“Terwujudnya Aceh Barat yang Islami Dengan Pembangunan Infrastruktur dan
Ekonomi Kerakyatan yang Transparan, Kredibel, Akuntabel dan Terintegritas”
Visi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat ini mencerminkan arah pembangunan
Kabupaten Aceh Barat dalam masa lima tahun ke depan. Visi ini juga seiring dengan
sasaran pokok dan arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Aceh Barat untuk Tahapan Pembangunan ke-2 tahun 2017-2022
yakni untuk lebih memantapkan penataan kembali Kabupaten Aceh Barat di segala bidang
dengan menekankan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
Dalam visi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022 pertama yaitu
Mengembalikan Kabupaten Aceh Barat Yang Syar’i dan Mewujudkan Pemerintahan
Aceh Barat Yang Bersih. Upaya tersebut dilakukan melalui pelaksanaan Syariat Islam
secara kaffah dalam setiap sendi-sendi kehidupan (pemerintah dan masyarakat). Di sisi lain,
kebijakan penyelenggaraan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dapat terhindar
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Semua itu dalam mewujudkan reformasi
birokrasi yang ditandai dengan adanya perbaikan kinerja birokrasi di setiap lini secara
cepat, tepat, murah, transparan dan akuntabel melalui pendidikan agama, akidah dan akhlaq.
Untuk dapat melihat pokok-pokok visi yang diterjemahkan dalam pengertiannya
sebagaimana tabel berikut.

17
Tabel 2.1.
Perumusan Penjelasan Visi Kabupaten Aceh Barat

Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi


Pemerintah dan masyarakat Aceh
Barat dalam melaksanakan
pembangunan sosial kemasyarakatan
tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Islami Islam dan nilai luhur Pancasila dengan
mengedepankan amar ma’ruf nahi
mungkar untuk mewujudkan keadilan
“Terwujudnya sosial (Baldatun Thayyibatun Wa
Aceh Barat yang Rabbun Ghafur)
Pembangunan harus berorientasi
Islami Dengan
kepada pemecahan masalah dan
Pembanguan pembinaan nilai-nilai moral dan etika
Infrastruktur umat, untuk mewujudkan perubahan
Pembangunan
dan Ekonomi kearah yang lebih baik melalui upaya
Kerakyatan yang yang dilakukan scara terencana, dalam
Transparan, rangka menunjang kesejahteraan
Kredibel, masyarakat.
Membangun ekonomi kerakyatan
Akuntabel dan
dilaksanakan dengan menganut sistem
Terintegritas” perekonomian yang dibangun pada
. kekuatan ekonomi rakyat. Dengan kata
lain ekonomi kerakyatan adalah
Ekonomi
kegiatan ekonomi yang dapat
Kerakyatan
memberikan kesempatan yang luas
kepaada masyarakat dalam
berpartipasi aktif meningkatkan
perekonomian dalam berbagaia usaha-
usaha produktif.

2. Misi RPJMD 2017-2022


Untuk dapat mewujudkan visi 5 tahun ke depan, terdapat 8 misi yang akan ditempuh
antara lain adalah:
a. Mengembalikan Kabupaten Aceh Barat yang syar’i dan mewujudkan
pemerintahan Aceh Barat yang bersih.
Upaya tersebut dilakukan melalui pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah dalam
setiap sendi-sendi kehidupan (pemerintah dan masyarakat). Di sisi lain, kebijakan
penyelenggaraan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dapat terhindar dari
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Semua itu dalam mewujudkan reformasi
birokrasi yang ditandai dengan adanya perbaikan kinerja birokrasi di setiap lini secara
cepat, tepat, murah, transparan dan akuntabel melalui pendidikan agama, akidah dan
akhlaq.

18
b. Mewujudkan perdamaian Aceh yang abadi sesuai dengan nilai-nilai luhur
Pancasila, UUD 1945, MoU Helsynki dan UUPA.
Kegiatan ini dilakukan Pertama, mengsosialisasikan dan mengimplementasikan
MoU Helsynki kepada pelajar dan mahasiswa. Kedua, meningkatkan pemahaman
mantan kombatan tentang kehidupan berbangsa, bernegara dan berpolitik. Ketiga,
memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang perdamaian, hukum dan terorisme.

c. Membangun ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor SDA dengan


pengelolaan terintegrasi secara terpadu dalam lintas program SKPK
berlandaskan tata ruang dan peta kebencanaan.
Membangun ekonomi kerakyatan pada sektor Sumber Daya Alam (SDA)
dengan memanfaatkan sumber daya alam, antara lain sektor pertanian,
perkebunan/kehutanan, kelautan dan pertambangan dengan memberikan modal usaha
melalui Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan Koperasi dengan melibatkan
Dewan koperasi Indonesia daerah (Dekopinda). Di sisi lain pembangunan berkaitan
dengan mitigasi dan penanganan kebencanaan dilaksanakan melalui penempatan
bidang Mitigasi Bencana disalah satu SKPK, seperti BPBD atau Dinsos melalui kerja
sama dengan kampus-kampus khususnya dangan Pusat Kajian Kebencanaan dengan
sistem koordinasi kebencanaan yang terintegrasi dengan semua SKPK.

d. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia seperti aparatur sipil negara


(ASN) dan tenaga kontrak (honorer) dan teungku dayah dalam menghadapi
persaingan global.
Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat dan
mempersiapkan sumber daya manusia Aceh Barat dalam menghadapi persaingan global
melalui peningkatan kesejahteraan dan pendidikan.

e. Mengembangkan dan melestarikan objek wisata spiritual, seni, budaya, adat dan
adat istiadat serta olah raga sesuai dengan potensi kedaerahan (kearifan lokal)
agar semua itu dapat terlaksana dengan baik.
Langkah-langkah yang dilakukan, antara lain: Pertama, dalam bidang pelestarian
objek wisata spiritual pemerintah melakukan pemugaran objek-objek wisata
bersejarah/spiritual sebagai potensi wisata lokal, nasional dan internasional. Kedua,
seni dan budaya yaitu mengidentifikasi seni tradisional khas aceh, memberikan
pembinaan secara intensif serta mengirim dan mementaskan/mempromosikan seni
tradisional Kabupaten Aceh Barat baik di tingkat daerah, nasional maupun
internasional, sebagai upaya pelestarian warisan leluhur bangsa. Ketiga, dalam bidang

19
adat dan adat istiadat menumbuhkembangkan tradisi/kebiasaan yang ada ditengah-
tengah masyarakat sesuai dengan tatanan aturan syar’i sebagai piranti pengaruh budaya
global. Ketiga hal dimaksud dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan lembaga
Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Barat. Keempat bidang keolahragaan
dengan melibatkan pelajar, pemuda dan mahasiswa dengan memberdayakan Komite
Olah Raga Nasional (KONI).

f. Pembangunan prasana dan sarana infrastruktur pendukung dalam mewujudkan


Aceh Barat sebagai zona ketahanan pangan nasional. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta membuka daerah
terisolir guna meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan hasil
produksi pertanian, perikanan, perkebunan dan perternakan.
Pemerintah secara berkesinambungan akan membangun fasilitas sarana jalan,
irigasi, perluasan area lahan pertanian, seperti pembukaan lahan sawah baru, lahan
tanaman palawija dengan menggalakkan kembali “Budaya Meuseuraya” sebagai
semangat keacehan. Di samping itu, pemerintah juga menyediakan bibit unggul, pupuk,
peralatan pertanian, Teknologi Tepat Guna (TTG) dan membuka akses yang lebih
mudah bagi para petani dalam mengelola lahan pertanian guna mendukung ketahanan
pangan nasional. Optimalisasi stabilitas harga pasar hasil-hasil pertanian masyarakat,
pemerintah juga membentuk satuan tugas (satgas) melalui SKPK terkait yang
berkerjasama dengan berbagai kabupaten dan kota di Indonesia. Pemerintah dalam
bidang pertenakan mengembangkan perternakan terpadu berwawasan agribisnis.

g. Memberikan pelayanan kesehatan menuju masyarakat Aceh Barat yang sehat


jasmani dan rohani serta meningkatkan SDM bidang kesehatan.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan
anak serta masyarakat miskin, terutama di daerah terpencil atau daerah tertinggal
melalui pembukaan akses-akses dalam bidang kesehatan. Di sisi lain, untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harapan usia hidup produktif
pemerintah juga melakukan pengendalian penyebaran penyakit menular, gizi buruk,
gizi lebih serta krisis kesehatan akibat bencana. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam mewujutkan derajat kesehatan masyarakat pemerintah secara bertahap juga
meningkatkan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang kesehatan
serta meningkatkan peran serta Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Narkotika
Kabupaten (BNK).

20
h. Meningkatkan kesejahteraan dan keahlian tenaga pendidik dalam mewujudkan
pendidikan yang bermutu serta membuka akses pendidikan dengan memberikan
beasiswa kepada putra dan putri Aceh Barat yang berprestasi dan kurang
mampu.
Pemerintah dalam mewujudkan akselerasi mutu pendidikan umum dan
pendidikan agama memberikan tunjangan kesejahteraan kepada para guru/tengku dayah
agar dapat meningkat kompetensi profesional, paidagogik, kepribadian dan sosial. Di
samping itu, pemerintah juga membuka akses pendidikan sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memberikan beasiswa
berprestasi dan bantuan pendidikan kepada putra dan putri Kabupaten Aceh Barat
untuk mengikuti studi lanjut di dalam dan luar negeri. Beasiswa yang disediakan oleh
pemerintah baik yang berprestasi dan bantuan pendidikan sepenuhnya dikelola oleh
lembaga Majilis Pendidikan Daerah (MPD) dan bekerja sama dengan Badan amel zakat
infak dan sadakah (Baitul Mal).

2.2. Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Aceh Barat 2017 – 2022


1. Visi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi serta isu-isu strategis yang ada dengan
memperhitungkan potensi dan peluang pembangunan, maka visi Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2017-2022 adalah: “Terwujudnya Aceh Barat yang Islami Dengan Pembanguan
Infrastruktur dan Ekonomi Kerakyatan yang Transparan, Kredibel, Akuntabel dan
Terintegritas”. Visi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat ini mencerminkan arah
pembangunan Kabupaten Aceh Barat dalam masa lima tahun ke depan. Visi ini juga seiring
dengan sasaran pokok dan arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Aceh Barat untuk Tahapan Pembangunan ke-2 Tahun 2017-
2019 yakni untuk lebih memantapkan penataan kembali Kabupaten Aceh Barat di segala
bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
Seiring dengan visi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022, maka visi Inspektorat
Kabupaten Aceh Barat sebagai lembaga pengawasan adalah: “TERWUJUDNYA
PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH YANG HANDAL MENUJU ACEH
BARAT YANG BERSIH, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL.”
Visi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat ini mencerminkan kondisi masa depan
yang ingin dicapai Inspektorat Kabupaten Aceh Barat melalui penyelenggaraan tugas dan
fungsi dalam masa lima tahun ke depan. Dalam visi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2017-2022 terdapat empat kata kunci yakni handal, bersih, transparan dan
akuntabel. Kata handal mengandung makna bahwa aparatur pada Inspektorat sebagai

21
lembaga pengawasan harus memiliki keahlian untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan
tugas/kegiatan apakah telah sesuai dengan ketentuan yang seharusnya/tidak, berdasarkan
atas keahlian di bidang masing-masing secara komprehensif. Kata Bersih mengandung
makna bahwa pembinaan dan pengawasan dilaksanakana dalam rangka menciptakan
pemerintahan yang bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; transparan
mengandung makna bahwa pemerintahan bersifat terbuka terhadap kebijakan-kebijakan
yang dibuat termasuk anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut
sehingga mulai dari perencanaan,pelaksanaan hingga evaluasi terhadap kebijakan tersebut
dalam rangka akuntabilitas publik dan kata akuntabel mengandung makna bahwa seluruh
laporan hasil pemeriksaan sebagai produk pengawasan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Untuk dapat melihat pokok-pokok visi yang diterjemahkan dalam
pengertiannya sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.2
Perumusan Penjelasan Visi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

POKOK-
VISI PENJELASAN VISI
POKOK VISI
Handal mengandung makna bahwa Inspektorat sebagai lembaga
pengawasan harus memiliki keahlian untuk mengetahui dan
menilai pelaksanaan tugas/kegiatan apakah telah sesuai
dengan ketentuan yang seharusnya/tidak, berdasarkan atas
“Terwujudnya keahlian di bidang masing-masing secara komprehensif;
pengawasan
Bersih mengandung makna bahwa pembinaan dan pengawasan
internal
dilaksanakana dalam rangka menciptakan pemerintahan
pemerintah
yang bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
yang
Transparan mengandung makna bahwa pemerintahan bersifat terbuka
profesional
terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat termasuk
menuju Aceh
anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan
Barat yang
tersebut sehingga mulai dari perencanaan,pelaksanaan
bersih dan
hingga evaluasi terhadap kebijakan tersebut dalam rangka
Akuntabel”
akuntabilitas public

Akuntabel mengandung makna bahwa seluruh laporan hasil


pemeriksaan sebagai produk pengawasan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.

2. Misi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat


Secara umum, misi Inspektorat terkait dengan misi Kabupaten Aceh Barat. Hanya
saja misi Inspektorat lebih fokus pada bidang pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di
daerah , sebagai berikut :
a. Meningkatkan efektivitas Pengawasan Internal
b. Meningkatkan profesionalisme aparat pengawas intern pemerintah

22
Sebagai perbandingan antara visi dan misi nasional, propinsi dan kabupaten, dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Perbanding Visi dan Misi

VISI
DAN NASIONAL PROPINSI KABUPATEN
MISI
VISI Terciptanya Pengawasan Internal Inspektorat Aceh yang Terwujudnya Aceh Barat yang
yang profesional dan akuntabel professional dan terpercaya Islami Dengan Pembanguan
dalam rangka mewujudkan tata untuk mewujudkan akuntabilitas Infrastruktur dan Ekonomi
kelola pemerintahan yang baik penyelenggaraan Pemerintah Kerakyatan yang Transparan,
(Good Governance) di lingkup Aceh yang berkualitas dalam Kredibel, Akuntabel
Kementrian Dalam Negeri dan mengawal visi misi serta
Pemerintah Daerah kebijakan Kepala Daerah
MISI 1 Mendorong penerapan prinsip- Meningkatkan peran pengawas
prinsip tata pemerintahan yang internal dan pengendalian Mengembalikan Kabupaten
baik di lingkungan Kementrian kibijakan kepala daerah Aceh Barat yang Syar’i dan
Dalam Negeri dan Pemerintah mewujudkan pemrintah Aceh
Daerah Barat yang bersih
MISI 2 Mendorong pelaksanaan tugas Pembinaan dan pengawasan Mewujudkan perdamaian
pokok dan fungsi semua unsure di satuan kerja pemerintah aceh Aceh yang abadi sesuai
lingkup Kementrian Dalam dengan nilai – nilai luhur
Negeri dilaksankan secara efektif, Pancasila, Uud 1945, MoU
efisien dan ekonomis sesuai Helsynki dan UUPA
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

MISI 3 Mencegah sedini mungkin Pembinaan dan pengawasan Membangun ekonomi


terhadap upaya pemborosan, pemerintah kabupaten atau kota kerakyatan yang bertumpu
kebocoran, penyimpangan, pada sektor SDA dengan
penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan secara terpadu
proses kepemerintahan agar dalam lintas program SKPK
tercipta aparatur yang tertib, berdasarkan tata ruang dan
bersih dan bebas korupsi, kolusi peta kebencanaan
dan nepotisme
MISI 4 Mendorong terwujudnya Meningkatkan profesionalisme Meningkatakan kesejahteraan
penerapan sistem pengendalian aperatur pengawasan sumber daya manusia seperti
intern secar efektif pada seluruh aparatur sipil Negara
unit kerja lingkup Kementrian (ASN)dan tenaga kontrak
Dalam Negeri (honorer) dan tengku daya
dalam menghadapi persaingan
global
MISI 5 Mendorong terwujudnya Laporan Mengembangkan dan
Keuangan Kemendagri disajikan melestarikan objek wisata
sesuai dengan Standar Akuntansi spiritual, sesuai budaya, adat
Pemerintah dan adat istiadat serta olah
raga sesuai dengan potensi
kedaerahan (kearifan lokal).
MISI 6 Mendorong terwujudnya Pembangunan prasarana dan
penerapan Sistem Akuntabilitas sarana inprastruktur
Kinerja Instansi Pemerintah pada pendukung dalam
unit kerja lingkup Kementrian mewujudkan Aceh Barat
Dalam Negeri sebagai Zona ketahan pangan
Nasional. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani serta
membuka daerah terisolir
guna menigkatakan
kesejahteraan petani dan
meningkatkan hasil produksi
pertanian, perikanan,
perkebunan dan peternakan.

23
MISI 7 Mendorong koordinasi dan Memberikan pelayanan
sinergitas antar aparat kesehatan menuju masyarakat
pengawasan fungsional dengan Aceh Barat yang sehat jasmani
aparat penegak hukum serta dan rohani serta meningkatkan
memberdayakan pengawasan SDM bidang kesehatan.
masyarakat
MISI 8 Menilai penyelenggaraan Meningkatkan kesejahteraan
pemerintahan dan manfaat dan keahlian tenag pendidik
pembangunan untuk memberikan dalam mewujudkan
umpan balik terhadap kebijakan pendidikan yang bermutu serta
perencanaan, pelaksanaan dan membuka akses pendidikan
pembinaan lebih lanjut dengan memberikan beasiswa
kepada putra putri Aceh Barta
yang berprestasi dan kurang
mampu.
MISI 9 Mendorong peran Iinspektorat
Jenderal kemendagri dan
Inspektorat Provinsi serta
kabupaten/Kota sebagai quality
assuarance dan consulting

2.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan sebagai
penjabaran visi dan misi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat yang lebih spesifik dan terukur
sebagai upaya mewujudkan visi dan misi.
Sedangkan sasaran adalah merupakan fokus dari tujuan.
Tujuan dan Sasaran rencana strategis pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat adalah :
1) Mewujudkan Internal Kontrol yang baik dengan Sasaran :
Meningkatnya kualitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, dengan indikator kinerjanya :
a) Jumlah SKPK yang Nilai Maturitas SPI nya minimal level 3 (berkembang)

b) Tingkat Maturitas SPIP

2) Mewujudkan P emerintahan yang bersih dan bebas KKN, dengan

sasaran :

Meningkatnya ketaatan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Kabupaten terhadap


peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan indikator kinerjanya :
a. Nilai Reformasi Birokrasi
b. Jumlah Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah dan Pengaduan Masyarakat
yang diselesaikan
c. Jumlah temuan APIP lainnya yang ditindaklanjuti
d. Jumlah Rekomendasi Temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan Status TS

24
3) Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja, dengan sasaran:

Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan Keuangan di lingkungan Pemerintah


Kabupaten Aceh Barat, dengan indikator kinerjanya :
a. Opini audit Eksternal atas LKPD

b. Jumlah SKPK yang bebas temuan material

c. Jumlah SKPK yang nilai Akuntabilitas Kinerja minimal B

d. Nilai Evaluasi AKIP Kabupaten Aceh Barat

4) Menjadikan pengawasan intern sebagai katalis dan peran konsultatif, dengan


sasaran :
Meningkatnya kapabilitas dan profesionalisme tenaga pemeriksa dan jumlah sumber
daya aparatur, dengan indikator kinerjanya :
a. Indek Kapabilitas APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

2.4. Strategi dan Kebijakan


Strategi dan kebijakan dalam Renstra Inspektorat adalah strategi dan kebijakan
Inspektorat untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Inspektorat yang selaras
dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam rancangan awal
RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah Inspektorat menunjukkan bagaimana
cara Inspektorat mencapai tujuan, sasaran jangka menengah SKPD, dan target kinerja hasil
(outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Inspektorat. Strategi
dan kebijakan dalam Renstra Inspektorat selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan
Inspektorat bagi setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi
Inspektorat.

Strategi adalah langkah-langkah yang berisi program-program indikatif untuk


mewujudkan visi misi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat dan Kebijakan adalah
arah/tindakan/cara yang ditempuh untuk mencapai kegiatan. Strategi dan kebijakan rencana
strategis Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Pernyataan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan jangka menengah Inspektorat


beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 2.4

25
Tabel 2.4.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

VISI : Terwujudnya pengawasan internal pemerintah yang Handal menuju Aceh Barat yang
bersih, transparan dan akuntabel
a. Misi 1 : Meningkatkan efektivitas Pengawasan Internal
Tujuan Sasaran Strategi Keterangan
`1. Mewujudkan Meningkatnya kualitas Peningkatan 1. Penerapan dan pengembangan
Internal Sistem Pengendalian Sosialisasi tentang SPIP oleh SKPK;
Kontrol yang Intern Pemerintah SPIP
baik (SPIP) di lingkungan 2. Peningkatan kualitas SPIP
Pemerintah Kabupaten dalam penyusunan
Aceh Barat. LK Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat.

2. Mewujudkan Meningkatnya ketaatan Penataan kebijakan 1. Penyusunan dan penyempurnaan


pemerintahan masing-masing Satuan dan sistem norma, standar, dan
yang bersih dan Kerja Perangkat pengawasan berbasis produser pemeriksaan;
bebas KKN Kabupaten terhadap risiko 2. Penyusunan struktur organisasi
peraturan perundang- yang sesuai dengan kebutuhan
undangan teknis pemeriksaan;
3. Peningkatan kualitas
pengelolaan keuangan daerah;
4. Pengawasan atas kinerja SKPK;
5. Peningkatan sistem
pengendalian intern Pemerintah;
6. Peningkatan pemeriksaan
operasional SKPK
berdasarkan urutan SKPK
yang risikonya paling besar;
7. Pembagian tim
pengawas berdasarkan risiko

3. Mewujudkan Meningkatnya Peningkatan kualitas 1. Pelaksanaan Reviu Laporan


akuntabilitas akuntabilitas kinerja pelaksanaan Keuangan Pemerintah
keungan dan dan Keuangan di pemeriksaan Kabupaten Aceh Barat yang
kinerja lingkungan Pemerintah andal dalam rangka memberikan
Kabupaten Aceh Barat keyakinan terbatas;
2. Pembuatan laporan dari entitas
pelaporan yang sesuai
dengan SAP;
3. Pemeriksaan terhadap kualitas
pelayanan publik yang strategis;
4. Mengembangkan pelayanan
publik melalui
pemanfaatan teknologi
informasi;
5. Peningkatan kualitas AKIP
dalam evaluasi internal
SAKIP Pemerintah Kabupaten
Aceh Barat;
6. Pengevaluasian terhadap
S AKIP yang telah
dilaksanakan oleh SKPK;

26
b. Misi 2 : Meningkatkan Profesionalisme Aparat Pengawas Intern Pemerintah

4. Menjadikan Meningkatnya Peningkatan 1. Pemberian fasilitas


pengawasan kapabilitas dan kompetensi aparat bagi pelaksanaan pengawasan
internal profesionalisme tenaga pengawas intern operasional terhadap
sebagai pemeriksa dan jumlah pemerintah kegiatan SKPK dan
katalis dan sumber daya aparatur 2. Peningkatan kapasitas
peran SDM auditor yang sepenuhnya
konsultatif controlable bagi Inspektorat

2.5. Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2019

1. Perjanjian Kinerja 2019


Penetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi
pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan.
Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk
mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan yang dilakukan.

Indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Sedangkan indikator
kinerja program diukur dengan indikator hasil (outcome) yang pada umumnya dikaitkan
dengan capaian outcome kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja utama atau
mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program.

Indikator kinerja input terdiri atas besarnya dana yang digunakan dan pemakaian sumber
daya manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan orang hari (OH). Indikator kinerja
output berupa hasil yang diperoleh setelah kegiatan selesai dilaksanakan, antara lain jumlah
laporan, jumlah peserta, jumlah sertifikat yang terbit, dan jumlah kegiatan. Indikator kinerja
outcome merupakan hasil atau manfaat dari output.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2019
indikator keberhasilan sasaran berjumlah 11 outcome yang digunakan mengukur tercapainya
4 sasaran strategis yang dijabarkan ke dalam 7 program dan 30 Kegiatan dengan total
anggaran yang direncanakan sebanyak Rp 3.497.886.233,00 dimana terjadi penambahan
kebutuhan anggaran bila dibandingkan dengan dengan Rencana Strategis 2017 – 2022
dengan target masing-masing adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6
Rencana Kinerja Tahun 2019

No Sasaran Indikator Target 2019

1. Meningkatnya kualitas Sistem a. Jumlah SKPK yang Nilai Maturitas 14 SKPK


Pengendalian Intern Pemerintah SPI nya minimal level 2
(SPIP) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat. b. Tingkat Maturitas SPIP
Level 3

27
2. Meningkatnya ketaatan masing- a. Nilai Reformasi Birokrasi
masing Satuan Kerja Perangkat 65
Kabupaten terhadap peraturan
b. Jumlah Pengaduan di Lingkungan
perundang-undangan
Pemerintah Daerah dan Pengaduan
30
Masyarakat yang diselesaikan

c. Jumlah temuan APIP lainnya yang


ditindaklanjuti 158

d. Jumlah Rekomendasi Temuan BPK


yang ditindaklanjuti dengan Status 38
TS
3. Meningkatnya akuntabilitas a. Opini audit Eksternal atas LKPD
kinerja dan Keuangan di WTP
lingkungan Pemerintah
b. Jumlah SKPK yang bebas temuan
Kabupaten Aceh Barat
material 47

c. Jumlah SKPK yang nilai


Akuntabilitas Kinerja minimal B 25

d. Nilai Evaluasi AKIP Kabupaten


Aceh Barat B

4. Meningkatnya kapabilitas dan Indek Kapabilitas APIP Inspektorat


profesionalisme tenaga Kabupaten Aceh Barat Level 3
pemeriksa dan jumlah sumber
daya aparatur

2. Rencana Anggaran 2019


Adapun program dan kegiatan serta pagu indikatif yang tertera di Rencana
Strategis Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2019 adalah sebagaimana tabel
dibawah ini :

Tabel 2.7
Rencana Program/Kegiatan dan Pagu Indikatif 2019

Indikator Kinerja Program


NO Program dan Kegiatan Capaian 2019
(Outcome) dan Kegiatan Output

Target Rp
1 2 3 4 5
Jumlah Pelaksanaan 10 kegiatan
Program Pelayanan
Pelayanan Administrasi
I Administrasi 10 Keg 292.333.274,00
Perkantoran untuk mendukung
Perkantoran
kegiatan perencanaan pembangunan
Penyediaan Jasa Surat Persentase Penyediaan Jasa Surat 3.061.755,22
1 12 Bulan
Menyurat Menyurat
Penyediaan Jasa Persentase Penyediaan Jasa
2 Komunikasi, Sumberdaya Komunikasi, Sumberdaya Air dan 12 Bulan 43.492.482,32
Air dan Listrik Listrik
Penyediaan Jasa Persentase Penyediaan Jasa
3 12 Bulan 34.556.056,36
Administrasi Keuangan Administrasi Keuangan

28
Indikator Kinerja Program
NO Program dan Kegiatan Capaian 2019
(Outcome) dan Kegiatan Output

Target Rp
1 2 3 4 5
Penyediaan Alat Tulis Persentase Penyediaan Alat Tulis
4 12 Bulan 50.925.498,12
Kantor Kantor
Penyediaan Barang Persentase Penyediaan Barang Cetakan
5 12 Bulan 17.306.888,20
Cetakan dan Penggandaan dan Penggandaan
Penyediaan Komponen
Persentase Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/
6 Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan 12 Bulan 1.728.720,00
Penerangan Bangunan
Kantor
Kantor
Penyediaan peralatan Persentase Penyediaan Peralatan
7 12 Bulan 3.050.710,60
rumah tangga Rumah Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan
Persentase Penyediaan Bahan Bacaan
8 dan Peraturan Perundang- 12 Bulan 2.074.464
dan Peraturan Perundang-Undangan
undangan
Penyediaan Makanan dan Persentase Penyediaan Makanan dan
9 12 Bulan 6.482.700
Minuman Minuman
Rapat-rapat Koordinasi Persentase Pelaksanaan Rapat-Rapat
10 12 Bulan 129.654.000
dan Konsultasi Koordinasi dan Konsultasi
Program peningkatan Jumlah pelaksanaan 3 kegiatan
II sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan 3 Keg 64.571.242,23
Aparatur pelaksanaan pengawasan
Pengadaan Perlengkapan Terlaksananya Pengadaan
1 12 Bulan
gedung kantor Perlengkapan gedung kantor
Pengadaan Peralatan Terlaksananya Pengadaan Pengadaan
2 100%
gedung kantor Peralatan gedung kantor
Pemeliharaan Rutin/ Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/
3 100% 37.635.840,00
Berkala Gedung Kantor Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/
Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/
4 Berkala Kendaraan Dinas/ 100% 19.780.672,23
Berkala Kendaraan Dinas Operasional
Operasional
Pemeliharaan Rutin/
Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/
5 Berkala Peralatan Gedung 100% 7.154.730,00
Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Kantor
Program Peningkatan
Tersedianya dokumen perencanaan
Pengembangan Sistem
III dan pelaporan untuk mendukung 3 keg 204.640.094,40
Pelaporan Capaian
kegiatan pengawasan
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan Penyusunan
Dokumen Perencanaan dan
Tersusun dan Tersedianya Renja,
Anggaran SKPK (Renja,
1 Lakip, RKA, DPA, DPPA dan Evaluasi 12 bulan 15.000.000,00
LAKIP, RKA, DPA,
Kegiatan
DPPA dan Evaluasi
Kegiatan)
Tersusun Reviu LKPD Kabupaten
Kegiatan Reviu LKPD
2. Aceh Barat dan tersusunya Laporan 3 bulan 43.422.326,40
Kabupaten Aceh Barat
Hasil Reviu
Pelaksanaan Evaluasi
3. Terevaluasinya AKIP 47 SKPK 99.152.640,00
AKIP
Terpantaunya Realisasi Anggaran
4. Kegiatan Opname Kas 47 SKPK 47.065.128,00
Tahun Berjalan
Program Pembinaan Terselenggaranya Sistem
dan Pengawasan Pengawasan Internal dan
IV Penyelenggaraan Pengendalian Pelaksanaan
Pemerintah Daerah Kebijakan KDH Dokumen 1.122.760.464,00
Pengawasan Internal Terlaksananya Pengawasan Internal 105 obrik
1 Secara Berkala Secara Berkala pada seluruh SKPK 533.520.000

29
Indikator Kinerja Program
NO Program dan Kegiatan Capaian 2019
(Outcome) dan Kegiatan Output

Target Rp
1 2 3 4 5
Penanganan Kasus Terlaksananya Penanganan Kasus
Pengaduan di Lingkungan Pengaduan di Lingkungan Pemerintah 20 obrik
2 123.120.000,00
Pemerintah Daerah Daerah

Pengendalian Manajemen Terlaksananya Pengendalian 30 Dok


Pelaksanaan Kabijakan Manajemen Pelaksanaan Kabijakan
3 113.270.400,00
KDH. KDH.

Penanganan Kasus pada Terlaksananya Penanganan Kasus 20 LHP


4 Wilayah Pemerintah pada Wilayah Pemerintah dibawahnya 64.465.632,00
dibawahnya
Tindak Lanjut Hasil Terlaksananya Tindak Lanjut Hasil 1 Tahun
5 Temuan Pengawasan Temuan Pengawasan 86.702.016,00

Evaluasi Berkala Temuan Terlaksananya Evaluasi Berkala 40 Dok.


Hasil Pengawasan Temuan Hasil Pengawasan
6 59.725.512,00

Pengawasan Dana Terlaksananya Pengawasan Dana 322


7 Gampong Gampong Gampon 122.171.520
g
8 Penyusunan Laporan Tersusunnya Laporan Pajak-pajak
Pajak-pajak Pribadi Pribadi Pegawai Negeri Sipil 58.235.000,00
1 Tahun
Pegawai Negeri Sipil
9 Inventarisasi Hasil Audit Terlaksananya Inventarisasi Hasil
(SIM-HP) Audit (SIM-HP) 2200 lap 19.785.384

Program peningkatan
profesional tenaga Meningkatyan profesional tenaga
V 2 Keg 77.565.600,00
pemeriksa dan aparatur pemeriksa dan aparatur Pengawasan
Pengawasan
Pelatihan Kantor
Meningkatnya Kapabilitas APIP
1 sendiri 1 tahun 51.710.400,00
Kabupaten Aceh Barat

Pelatihan teknis
Terlaksananya Pelatihan teknis
pengawas dan
2 pengawas dan penilaian 15 PNS 25.855.200,00
penilaian
akuntabilitas kinerja
akuntabilitas kinerja
Program Penataan dan
penyempurnaan Tersusunnya Standar Operasional
VI 2 keg 76.070.832
Kebijakan Sistem dan Prosedur (SOP) Pengawasan
Prosedur Pengawasan
Penyususnan Naskah Tersusunnya Naskah Akademik
Akademik tentang Tentang Kebijakan
1 Kebijakan sistem dan Transparansi Penyelenggaraan 1 keg 21.340.800
prosedur pengawasan Pemerintahan Di Lingkup
Pengkap Aceh Barat
Penyusunan Tersusunnya Kebijakan Sistim
2 1 keg 54.730.032
kebijakan sistem dan dan Prosedur Pengawasan

30
Indikator Kinerja Program
NO Program dan Kegiatan Capaian 2019
(Outcome) dan Kegiatan Output

Target Rp
1 2 3 4 5
prosedur pengawasan

Program
Mengintensifkan Tersedianya biaya operasional Sapu
VII Kasus 455.605.404,96
Penanganan Pengaduan Bersih Pungutan Liar
Masyarakat
Pelaksanaan Sapu Terlakananya operasional Sapu
1 12 Bulan 455.605.404,96
Bersih Pungutan Liar Bersih Pungutan Liar
JUMLAH 2.293.546.912,39

31
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Inspektorat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari


pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil
analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja merupakan kegiatan membandingkan antara target kinerja yang telah
ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja,
yang merupakan selisih antara realisasi hasil program utama dengan targetnya indikator yang
diwakili masing-masing sasaran di dalamnya. Celah kinerja tersebut kemudian dianalisis
untuk dicari penyebab ketidak berhasilan yang dijadikan dasar penetapan strategi
peningkatan kinerja di masa datang.

Laporan kinerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2018 menggambarkan capaian
kinerja tujuan, sasaran dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017–2022. Indikator kinerja tujuan mencerminkan
benefit/impact sedangkan sasaran mencerminkan manfaat/hasil dari output yang pada
umumnya dikaitkan dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja
terdekat atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program. Sedangkan indikator
kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output, indikator kinerja input terdiri atas
jumlah dana yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang dihitung
dengan penggunaan orang hari (OH) dan indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh
dari kegiatan yang dilaksanakan.

Laporan kinerja tahun 2018 merupakan pengukuran tahun ke-dua Rencana Strategis
(Renstra) Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2017-2022. Oleh karena itu, untuk
memudahkan mendapatkan gambaran umum capaian kinerja tujuan dan sasaran secara
keseluruhan dilakukan kategori capaian kinerja berdasarkan pengukuran kinerja.

32
1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan


pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
membandingkan target dan realisasi. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan
pencapaian kinerja yang semakin baik atau semakin rendah realisasi menunjukkan
pencapaian kinerja yang semakin jelek, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Capaian Indikator Kinerja = (Realisasi/Rencana) x 100 % dan jika semakin tinggi realisasi
menunjukan semakin rendah pencapain kinerja maka digunkan rumus : Rencana- (Realisasi-
Rencana) dibagi Rencana x100%
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator
kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang
ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih
independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang
terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Tabel 3.1
Pengukuran Kinerja Inspektorat Aceh Barat 2019

Kondi
si Target Realisasi
No Sasaran Indikator %
s.d.Th 2019 2019 Status
2018
1. Meningkatnya a. Jumlah SKPK yang
kualitas Sistem Nilai Maturitas SPI
Pengendalian nya minimal level 2 10 14 Dibawah
12 SKPK 86 % target
Intern Pemerintah SKPK SKPK
(SPIP) di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Aceh b. Tingkat Maturitas 2,91
Barat. 3,10 Lv. 2++ 80 %
SPIP (Lv.2)

2. Meningkatnya a. Nilai Reformasi Belum


ketaatan masing- Birokrasi mendapat
61,77 65 - - hasil
masing Satuan
Kerja Perangkat penilaian
Kabupaten b. Jumlah Pengaduan
terhadap peraturan di Lingkungan
perundang- Pemerintah Daerah Dibawah
30 30 11 37 % target
undangan dan Pengaduan
Masyarakat yang
diselesaikan

33
c. Jumlah temuan
Realisasi
APIP lainnya yang 102 160 102 64 % perkiraan
ditindaklanjuti
d. Jumlah
Rekomendasi
Diatas
Temuan BPK yang 42 43 45 105 %
target
ditindaklanjuti
dengan Status TS
3. Meningkatnya a. Opini audit
akuntabilitas Eksternal atas Sesuai
WTP WTP WTP 100 %
kinerja dan LKPD target
Keuangan di
lingkungan b. Jumlah SKPK yang
Pemerintah bebas temuan Belum
46 47 - -
Kabupaten Aceh material diketahui
Barat
c. Jumlah SKPK yang
nilai Akuntabilitas Realisasi
23 25 23 92 %
Kinerja minimal B perkiraan

d. Nilai Evaluasi
Sesuai
AKIP Kabupaten B B B 100%
target
Aceh Barat
4. Meningkatnya Indek Kapabilitas
kapabilitas dan APIP Inspektorat
profesionalisme Kabupaten Aceh Barat
Lv.3 Sesuau
tenaga pemeriksa (DC)
Level 3 Lv.3 100 %
target
dan jumlah
sumber daya
aparatur

2. Evaluasi Dan Analisis Capaian Kinerja

Berdasarkan evaluasi dari 11 indikator kinerja yang ditetapkan pada tahun 2019 terdapat 4
indikator kinerja yang dapat dianalisa sebagaimana terlihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 3.2
Kegiatan yang Sesuai Dengan Target Tahun 2019

Kondisi
Target Realisasi
No Sasaran Indikator s.d.Th %
2019 2019 Status
2018
1. Meningkatnya  Jumlah
ketaatan masing- Rekomendasi
masing Satuan Kerja Temuan BPK
Perangkat Kabupaten yang 42 43 45 105 %
terhadap peraturan ditindaklanjuti
perundang-undangan dengan Status
TS
2. Meningkatnya
akuntabilitas kinerja  Opini audit
dan Keuangan di Eksternal atas
lingkungan LKPD WTP WTP WTP 100 %
Pemerintah
Kabupaten Aceh

34
Barat  Nilai Evaluasi
AKIP
Kabupaten Sesuai
B B B 100%
Aceh Barat target

3. Meningkatnya
kapabilitas dan Indek Kapabilitas
profesionalisme APIP Inspektorat Sesuai
Level.2 Level 3 Level 3 100%
target
tenaga pemeriksa dan Kabupaten Aceh
jumlah sumber daya Barat
aparatur

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa indikator yang sesuai dengan target adalah sebagai
berikut :
a. Indikator sasaran Jumlah Rekomendasi Temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan Status
Telah selesai (TS) berhasil ditindaklanjuti dengan jumlah yang sangat memuaskankan.
Hal ini disebabkan sudah mulai timbulnya kesadaran pengelola keuangan Negara untuk
meminimalisir kerugian negara baik secara adminsitratif maupun keuangan sehingga tata kelola
pelaksana kegiatan untuk melakukan pertanggung jawaban diharapkan sesuai dengan regulasi
yang ada.
b. Indikator Opini Audit Eksternal atas LKPD berhasil dipertahankan untuk Tahun 2019 dengan
nilai opini Wajar Tampa Pengucualian (WTP). Hal ini karena para Pemangku SKPK berusaha
keras untuk melakukan pengelolaan Laporan Keuangan sesuai regulasi yang berlaku.
c. Indikator Kapabilitas APIP Inspektorat Aceh Barat tahun 2019 berhasil memperolah level 3,
hal ini adalah upaya bersama untuk terus meningkatkan dan memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang ada sehingga pengelolaan administrasi, keuangan dan pelayanan pada kantor
Inspektorat Aceh Barat relative akan semakin baik.
d. Terdapat beberapa indikator yang belum diketahui hasil ataupun nilainya karena belum
diumumkan hasil penilaiannya dan atau belum dilakukan pemeriksaan. Selain itu juga terdapat
beberapa penilaian adalah realisasi akhir tahun 2019.

3. Pengukuran Realisasi dan Capaian Kinerja Inspektorat Tahun 2019 dan Tahun
Sebelumnya

Tahun 2019 merupakan tahun ke-dua Rencana Strategis Inspektorat sehingga pengukuran
realisasi kinerja dan capaian kinerja yang dilakukan dengan cara membandingan antara
realisasi kinerja tahun 2018 dengan realisasi kinerja tahun 2019 dan akumulasi tahun
sebelumnya serta capaian kinerja tahun 2018 dengan capaian kinerja tahun 2019 dan tahun
sebelumnya . Pengukuran ini dimaksudkan sebagai komparasi atau perbandingan realisasi
dan capaian kinerja Inspektorat sehingga akan terlihat keberhasilan atau kegagalan antara
tahun pelaksanaan dengan tahun sebelumnya.

35
Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2018 dan 2019, Inspektorat menetapkan 4 sasaran dan
11 indikator kinerja dengan rincian sebagai berikut :

36
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA
TAHUN 2019 DAN TAHUN SEBELUMNYA

Target Realisasi dan Capaian Kinerja


Target
Sasaran Capaian Akir Tahun awal Renstra 2018 Tahun 2019
No Indikator Kinerja Periode Satuan Perbandingan Perbandingan
Renstra Realisasi Capaian
Inspektorat Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Kinerja Kinerja

(11)=10/9*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=7/6*100% (9) (10) (12)=10/7 (13)=11/8
100%
Meningkatnya kualitas a. Jumlah SKPK yang Nilai 46 Nilai 12 10 84 % 14 12 86 % 1,20 103 %
Sistem Pengendalian Intern Maturitas SPI nya Kuantitatif
1. Pemerintah (SPIP) di minimal level 2 Absolut
lingkungan Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat
b. Tingkat Maturitas SPIP 3 Indek 3 2,91 97 % 3.10 2 ++ 80 % - -
Maturitas
Meningkatnya ketaatan a. Nilai Reformasi Birokrasi 65 Nilai 62 61.77 99 % 65 60 93 % 98 94 %
2. masing-masing Satuan Kerja Kuantitatif
Perangkat Kabupaten Absolut
terhadap peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
b. Jumlah Pengaduan di 30 Nilai 32 30 94 % 30 11 37 % 37 40 %
Lingkungan Pemerintah Kuantitatif
Daerah dan Pengaduan Absolut
Masyarakat yang
diselesaikan
c. Jumlah temuan APIP 160 Persen 150 102 68 % 160 102 64 % 100 95 %
lainnya yang
ditindaklanjuti

37
d. Jumlah Rekomendasi 43 Persen 40 42 105 % 43 45 105 % 108 100 %
Temuan BPK yang
ditindaklanjuti dengan
Status TS

3 Meningkatnya akuntabilitas a. Opini audit Eksternal atas WTP Opini BPK WTP WTP 100% WTP WTP 100% 100 100 %
kinerja dan Keuangan di LKPD
lingkungan Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat

b. Jumlah SKPK yang bebas 46 SKPK 47 47 100% 47 - - - -


temuan material

c. Jumlah SKPK yang nilai 46 SKPD 23 23 100 % 25 23 100 % 92 100 %


Akuntabilitas Kinerja
minimal B

d. Nilai Evaluasi AKIP 80 Nilai AKIP B B 100 B B 100 100 100 %


Kabupaten Aceh Barat

4. Meningkatnya kapabilitas e Indek Kapabilitas APIP L.3 Indek Level Level 2 - Level 3 Level 3 100 % - -
dan profesionalisme tenaga Inspektorat Kabupaten Kapabilitas 3
pemeriksa dan jumlah Aceh Barat
sumber daya aparatur

38
Berdasarkan data komparasi di atas, maka dapat dianalisis pengukuran realisasi kinerja dan
capaian kinerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Dari 11 indikator kinerja terdapat 1 (satu) indikator yang mempunyai nilai realisasi dan capaian
kinerja yang sama ( 100 % ) antara tahun 2018 dan 2019 yaitu pada indikator kinerja:
- Opini Audit Eksternal atas LKPD ;
- Nilai Evaluasi AKIP Kabupaten Aceh Barat

b. Indikator jumlah SKPK yang Nilai Maturitas SPI nya minimal level 2, Tingkat Maturitas SPIP,
Nilai Reformasi Birokrasi, Jumlah Temuan APIP lainnya yang ditindaklanjuti dan Jumlah
SKPK yang bebas temuan material dan Jumlah SKPK yang nilai akuntabilitas minimal B
Kabupaten Aceh Barat jumlah realisasi untuk Tahun 2019 belum diketahui.

c. Indikator jumlah pengaduan di lingkungan pemerintah daerah dan pengaduan masyarakat yang
diselesaikan terjadi peningkatan yang signifikan, untuk tahun 2019 realisasinya sejumlah 11
pengaduan dari target 30 dengan target capaian sebesar 37 %. Belum tercapainya taret kegiatan
ini karena beberapa kendala dan keterbatasan yang ada antara lain semakin besarnya volume dan
jumlah obrik pemeriksaaan lainnya dan keterbatasan kuantitas sumber daya manusia yang ada
pada Inspektorat Aceh Barat.

d. Indikator jumlah rekomendasi temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan status TS, untuk tahun
2019 realisasi sejumlah 45 SKPK yang direkomendasi dari 43 SKP yang ditargetkan dan
capaian kinerjanya sebesar 105 % dan tahun 2018 realisasinya sejumlah 42 rekomendasi dari 40
yang ditargetkan dengan capaian kinerjanya juga sebesar 105 % , dengan perbandingan realisasi
kinerja sebesar 108 % dan perbandingan capaian kinerja sebesar 100 %;

e. Indikator Maturiats SPIP sesuai dengan regulasi terakhir terjadi perubahan tehnik penilaian dari
angka menjadi huruf sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan antara target dan realisasi.

f. Indikator Indek Kapabilitas APIP Inspektorat kabupaten Aceh Barat pada tahun 2019 dari target
Level 3 berhasil direalisasi 100 % atau mendapat level 3.

4. Pengukuran Realisasi Kinerja Inspektorat Tahun 2018 dan Target Renstra 2019

Tahun 2018 merupakan tahun ke -satu Rencana Strategis Inspektorat sehingga pengukuran
realisasi kinerja yang dilakukan dengan cara menjumlahkan antara realisasi kinerja tahun
2018 sampai dengan 2022 dengan realisasi kinerja tahun 2018 untuk dibandingkan dengan

39
target selama 5 tahun (Periode Renstra). Pengukuran ini dimaksudkan sebagai komparasi atau
perbandingan realisasi kinerja yang telah dicapai dengan target akhir dari Renstra sehingga
akan terlihat jumlah capaian realisasi kinerja dan sisa target kinerja yang harus diraih selama
tahun sisa periode Renstra.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2017 – 2022 Inspektorat menetapkan 4 sasaran dan
11 indikator kinerja dengan tingkat capaian sampai dengan akhir tahun 2019, sebagai berikut
:

40
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA
TAHUN 2019 DAN TAHUN SEBELUMNYA

Target Realisasi dan Capaian Kinerja

Target Tahun 2019


Sasaran Tahun 2018
Capaian Akir Target
No Indikator Kinerja Periode Satuan Realisasi
Capaian Kinerja Kinerja yg
Renstra Target Realisasi Kinerja s.d
s.d Tahun ini belum
Inspektorat s.d. Thn s.d. Thn Capaian Target Realisasi Capaian Tahun ini
Dicapai
2018 2018

(8)=7/6 (11)=10/9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10) (12)= 7 + 10 (13)=12/4*100% (13)= 4 - 12
*100% *100%
1. Meningkatnya kualitas Sistem a. Jumlah SKPK yang Nilai 46 Nilai 12 10 84 % 14 12 86 % 22 48 % 24
Pengendalian Intern Pemerintah Maturitas SPI nya minimal Kuantitatif
(SPIP) di lingkungan Pemerintah level 2 Absolut
Kabupaten Aceh Barat
b. Tingkat Maturitas SPIP 3 Indek 3 2,91 97 % 3.10 2 ++ 80 % - - -
Maturitas

2. Meningkatnya ketaatan masing- a. Nilai Reformasi Birokrasi 75 Nilai 62 61.77 99 % 65 60 93 % 60 80 % 15


masing Satuan Kerja Perangkat Kuantitatif
Kabupaten terhadap peraturan Absolut
perundang-undangan yang berlaku
b. Jumlah Pengaduan di 30 Nilai 32 30 94 % 30 11 37 % 41 137 % (11)
Lingkungan Pemerintah Kuantitatif
Daerah dan Pengaduan Absolut
Masyarakat yang
diselesaikan
c. Jumlah temuan APIP lainnya 160 Persen 150 102 68 % 160 102 64 % 102 64 58
yang ditindaklanjuti

d. Jumlah Rekomendasi 43 Persen 40 42 105 % 43 45 105 % 45 105 % (2)


Temuan BPK yang
ditindaklanjuti dengan Status
TS
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja a. Opini audit Eksternal atas WTP Opini BPK WTP WTP 100% WTP WTP 100% - - -
dan Keuangan di lingkungan LKPD
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

41
b. Jumlah SKPK yang bebas 46 SKPK 47 47 100% 47 - - - - -
temuan material

c. Jumlah SKPK yang nilai 46 SKPD 23 23 100 % 25 23 100 % 23 50 % 23


Akuntabilitas Kinerja
minimal B
d. Nilai Evaluasi AKIP 80 Nilai AKIP B B 100 B B 100 - - -
Kabupaten Aceh Barat
4. Meningkatnya kapabilitas dan a. Indek Kapabilitas APIP L.3 Indek Level 3 Level 2 - Level 3 Level 3 100 % - - -
profesionalisme tenaga pemeriksa Inspektorat Kabupaten Aceh Kapabilitas
dan jumlah sumber daya aparatur Barat

42
Berdasarkan data tersebut , maka dapat dianalisis pengukuran realisasi kinerja dan target kinerja
yang harus telah dicapai oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat pada periode terakhir Renstra
adalah sebagai berikut :
a. Jumlah SKPK yang Nilai Maturitas SPI nya minimal level 3 (berkembang). Dari hasil
evaluasi yang dilaksanakan BPKP Perwakilan Provinsi Aceh terdapat 10 SKPK yang telah
menerapkan SPIP yang berada di Level 2 dari Level 46 SKPK ditargetkan pada tahun 2018.
Sedangkan untuk tahun 2019 realisasi yang berhasil dicapai sebanyak 12 SKPK sehingga
jumlah pencapaian dalam tahun 2018/2019 adalah 24 SKPK dari target keseluruhan untuk 46
SKPK sampai tahun terakhir Renstra 2022.
b. Tingkat Maturitas SPIP, dari hasil assesment oleh BPKP Perwakilan Provinsi Aceh atas
maturitas SPIP Kabupaten Aceh Barat untuk tahun 2018 dengan skor 2,91 (masih berada di
Level 2) dari Level 3 yang ditargetkan sedangkan realisasi tahun 2019 juga masih pada level
2++. Belum tercapainya target tersebut karena masih terdapat beberapa elemen yang
diperlukan belum terpenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
c. Nilai Reformasi Birokrasi adalah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah, Nilai Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
untuk tahun 2019 belum diketahui.
d. Jumlah Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah dan Pengaduan Masyarakat yang
diselesaikan, Indikator ini merupakan jumlah pengaduan pada Organisasi Perangkat
Daerah/SKPK dan Pengaduan Masyarakat yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dari tingkat pemerintah kabupaten sampai ke desa. Dari target Renstra
sebesar 30 sampai dengan 20 Desember 2019 terdapat 11 pengaduan yang diselesaikan
dengan tingkat capainnya sebesar 37 %. Rendahnya capaian ini dimana terdapat beberapa
kelemahan dan kendala antara lain : besarnya volume obrik pemeriksaan dan relative
terbatasnya jumlah auditor di Inspektorat Aceh Barat.

e. Persentase temuan APIP lainnya yang ditindaklanjuti, Indikator tersebut merupakan jumlah
temuan hasil pemeriksaan APIP lainnya dalam hal ini Inspektorat Aceh, Itjen Kemendagri
dan BPKP dalam periode Renstra Inspektorat untuk tahun 2019 dengan jumlah target
sebanyak 160 rekomendasi dan sampai dengan akhir tahun berjalan data dimaksud masih
dalam proses.

43
f. Persentase Rekomendasi Temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan status TS/tindak lanjut
sesuai dengan rekomendasi, Indikator tersebut merupakan jumlah rekomendasi hasil
pemeriksaan BPK selama periode Renstra Inspektorat 2017-2022 untuk tahun 2019 dengan
jumlah target sebanyak 43 rekomendasi dan berhasil ditindaklanjuti sebanyak 45
rekomendasi atau capaian 105 %.

g. Opini audit Eksternal atas LKPD, Indikator tersebut merupakan opini yang diberikan Tim
BPK atas Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, yaitu
pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yaitu kesesuaian dengan
standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan
perundang – undangan dan efektifitas sistem pengendalian intrn. Hasil pemeriksaan BPK atas
LKPD Kabupaten Aceh Barat tahun anggaran 2013 meraih opini WDP, Tahun Anggaran
2014 meraih opini WTP, Tahun Anggaran 2015 meraih opini WTP, Tahun Anggaran2016
meraih opini WTP dan Tahun Anggaran 2017 juga berhasil meraih opini WTP dan Tahun
Anggaran Anggaran 2018 adalah WTP dan untuk tahun 2019 sedang dalam proses penilaian.
Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian
selama 5 (lima) tahun terakhir tidak terlepas dari peran masing-masing entitas akuntansi /
SKPK dalam menyusun laporan keuangan untuk dilakukan konsolidasi oleh PPKD selaku
entitas pelaporan juga peran Inspektorat baik sebagai SKPK maupun APIP yang mempunyai
kewajiban untuk melakukan Review atas LKPD sebelum disampaikan Oleh Bupati ke Badan
Pemeriksa Keuangan.

h. Jumlah SKPK yang bebas temuan material, Standar Materialitas adalah salah saji yang
bersifat material dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai
laporan keuangan yang rasional. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
merupakan penggabungan atau konsolidasian dari 47 (empat puluh tujuh) Laporan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Kabupaten di Lingkup Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.
Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Aceh
Barat untuk Tahun Anggaran 2019, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memperoleh Opini
Wajar Tanpa Pengecualuan (WTP) artinya Laporan Keuangan yang disajikan Wajar dalam
segala hal, tidak ada temuan yang material yang mempengaruhi pemberian opini oleh auditor
BPK.

44
i. Jumlah SKPK yang nilai Akuntabilitas Kinerja minimal B Peraturan Menteri Pendayagunaan
aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Berdasarkan Peraturan tersebut Inspektorat Kabupaten Aceh Barat selaku APIP melakukan
evaluasi SAKIP pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang ada, untuk itu
Inspektorat setiap tahun menganggarkan kegiatan evaluasi SAKIP dan dari 47 (empat puluh
tujuh) SKPK sampai dengan tahun 2019 target yang ingin kita penuhi adalah 25 SKPK atau
54 % namun realisasinya belum diperoleh.

j. Nilai Evaluasi AKIP Kabupaten Aceh Barat, Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Evaluasi atas Implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Berdasarkan Peraturan tersebut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Kementerian PAN RB) melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP. Hasil
penilaian untuk Pemerintah Kabupaten Aceh Barat tahun 2014 mendapat nilai 58,62 (CC),
2015 mendapatkan nilai 53,79 (CC) dan tahun 2016 mendapat nilai 80 (B) dan untuk tahun
2017 nilai B, tahun 2018 nilai B dan realisasi tahun 2019 juga dengan nilai B.

k. Meningkatnya kapabilitas dan profesionalisme tenaga pemeriksa dan jumlah sumber daya
aparatur, dengan Indikatornya Indek Kapabilitas APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.
Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat, Kegiatan ini
dilaksanakan mulai tahun 2016 dalam rangka mewujudkan target RPJM Nasional untuk
tahun 2019 seluruh APIP berada pada Level 3, kegiatan telah dilaksanakan 100% dan hasil
penilaian yang dilakukan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Aceh Inspektorat Kabupaten Aceh
Barat berada untuk tahun 2018 berada pada level 2++ masih dengan catatan, karena ada
beberapa elemen penilaian yang belum dapat dipenuhi dan untuk tahun 2019 berhasil
memperoleh level 3.

5. Perbandingan Realisasi Kinerja Inspektorat Tahun 2018 dengan Standar Nasional

Tahun 2019 merupakan tahun ke - dua pelaksanaan Rencana Strategis Inspektorat periode
2017 – 2022 sehingga pengukuran realisasi kinerja Inspektorat tahun 2019 dengan Standar
Nasional tidak dapat dilakukan, hal ini disebabkan karena data realisasi kinerja dari Inspektorat
Jenderal Kementrian Dalam Negeri tidak dapat diperoleh.

45
6. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan Kinerja Inspektorat Tahun 2019

Kinerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2019 tercermin dalam pencapaian kinerja
yang dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan. Pencapaian kinerja seluruh sasaran
Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Semakin meningkatnya kesadaran tiap SKPD sebagai Entitas Akuntansi dalam menyusun
dan menyampaikan Laporan Keuangan yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga
SKPKD sebagai Entitas Pelaporan dapat menyusun laporan konsolidasian untuk di reviu
oleh Inspektorat sehingga penyampaian ke BPK diharapkan dapat tepat waktu sesuai
ketentuan.
b. Diperlukan upaya yang lebih terarah dan komprehensif terhadap tindak lanjut hasil
pengawasan temuan BPK dan APIP releatif lebih rendah dari target.
c. Peningkatan kesadaran Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku, hal ini dibuktikan dengan tepat waktunya masing-
masing bendahara pengeluaran untuk menyetor Sisa Uang Persediaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
d. Semakin meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang terkait dengan pengelolaan
dana desa, dan secara keseluruhan semua pengaduan telah dilakukan audit serta
menghasilkan suatu kesimpulan berupa laporan hasil audit. Peningkatan ini karena
semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengawasi pengelolaan kegiatan
pembangunan yang transparan, akuntabel dan tapat sasaran.
e. Sudah terselesaikannya sisa Uang Untuk Dipertanggungjawabkan (UUDP) dan Kasbon
yang terjadi sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 .
Secara umum Inspektorat Kabupaten Aceh Barat telah mampu merealisir secara maksimal
seluruh target-target dari indikator kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2019.
Dengan demikian sebagian besar kegiatan mampu terealisir dengan baik .
Salah satu tujuan dari Inspektorat Kabupaten Aceh Barat adalah Mewujudkan akuntabilitas
keuangan dan kinerja dalam rangka menuju Opini BPK dari Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan untuk LKPD tahun anggaran 2019 atau masa audit
tahun 2019, Kabupaten Aceh Barat telah dapat meraih Opini WTP, ini menandakan semakin
meningkatnya tata kelola keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat .

7. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

46
Total belanja Inspektorat tahun anggaran 2019 setelah perubahan adalah sejumlah Rp.
7.202.487.379 dengan realiasasi sejumlah Rp.6.977.228.028,00 atau 96,87%, dengan rincian
pagu anggaran belanja tidak langsung sebesar Rp.3.704.601.146, Sampai pada 31 Desember
2019 terealisir sebesar Rp. 3.672.813.187,00 atau 99,14% dari yang direncanakan. Hal ini
berarti bahwa Inspektorat Kabupaten Aceh Barat telah berhasil melakukan efisiensi
pengeluaran belanja aparatur secara tepat guna sehingga tidak melebihi dari target awal yang
sudah direncanakan. Sedangkan untuk belanja langsung Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
mengalokasikan anggaran sebesar Rp.3.497.886.233,00, sampai dengan tanggal 31
Desember 2018 dapat direalisasikan sebesar Rp.3.304.414.841,00 atau 94,47%. Penghematan
belanja tidak langsung sebesar Rp.31.787.959,00 berasal dari Belanja Gaji Pokok PNS/Uang
Representatif, Belanja Tambahan Penghasilan PNS dan beberapa kegiatan lainnya. Sedangkan
penghematan belanja langsung sebesar Rp. 193.471.392,00 yang berasal dari Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur dan
beberapa program lainnya.
Terjadinya penghematan belanja pada pelaksaan anggaran tahun 2019 karena dilakukan
efektifitas dan efisiensi dari setiap pelaksanaan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan.

8. Analisis Program / Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian


Perjanjian Kinerja

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kabupaten Aceh
Barat Tahun 2019 yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019, Inspektorat
Kabupaten Aceh Barat telah menetapkan 4 Sasaran dan 11 Indikator sebagai penjabaran dari
Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat. Dalam rangka pencapaian indikator kinerja
tersebut Inspektorat menjabarkan Program dan kegiatan tahun anggaran 2019 berdasarkan
Rencana Kerja (Renja) tahun 2019 sebagai penjabaran dari Rencana strategis (Renstra)
Inspektorat tahun ke-2 . Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2019 Inspektorat telah
menetapkan 7 program dan 30 kegiatan untuk menunjang keberhasilan pencapaian kinerja,
rincian program dan kegiatan tahun 2019 sebagai berikut :
Berdasarkan Tabel diatas dapat diuraikan penjelasan sebagi berikut :

I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari 10 kegiatan sudah dapat
direalisasi sebesar 100 % dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat untuk kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi kebutuhan
12 bulan tersebut.
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik (DBH-BBNKB) untuk
kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi kebutuhan 12 bulan tersebut.

47
3. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan telah dapat memnuhi kebutuhan untuk 12
Bulan.
4. Alat Tulis Kantor untuk kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi kebutuhan 12 bulan
tersebut.
5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan untuk kebutuhan 12 bulan dapat
memenuhi kebutuhan 12 bulan tersebut.
6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor untuk
kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi kebutuhan 12 bulan tersebut.
7. Penyediaan peralatan rumahtangga untuk kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi
kebutuhan 12 bulan tersebut.
8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan untuk kebutuhan 12
bulan dapat memenuhi kebutuhan 12 bulan tersebut
9. Penyediaan Makanan dan Minuman untuk kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi
kebutuhan 12 bulan tersebut.
10. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi untuk kebutuhan 12 bulan dapat memenuhi
kebutuhan 12 bulan tersebut.

II. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur


1. Pengadaan Perlengkapan Gedung/Kantor terealisasi 97,86%
2. Pengadaan Peralatan Gedung/Kantor terealisasi 96,77%
3. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor terealisasi sebanyak 99,85%.
4. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional terealisasi sebanyak
80,36%.
5. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung Kantor terealisasi sebanyak 100%.

III. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
sesuai target dari 5 Dokumen yang direncanakan yaitu LAKIP, RKA, DPA, DPPA dan
Laporan Keuangan terealisasi 97,89%. Adapun kegiatan dalam program ini sebagai
berikut :
1. Review LKPD Kabupaten Aceh Barat.
2. Pelaksanaan Evaluasi AKIP.
3. Opname Kas SKPD 47 LHE

IV. Program Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.


Pada kegiatan program ini dapat terealisasi secara keseluruhan mencapai 95,42 % dengan
rincian sebagai berikut :
1. Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala terealisasi 100 %.
2. Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah terealisasi

48
32,75 %.
3. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH terealiasi 86,94 %
4. Kegiatan Penanganan Kasus pada Wilayah Pemerintah dibawahnya. Target
penanganan kasus aduan selama Tahun 2019 adalah 30 kasus pengaduan, terealisasi
11 kasus atau 37 %, dengan realiasi anggaran 86,94 %.
5. Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan hanya dapat terealisasi 100%.
6. Evaluasi Berkala temuan Hasil Pengawasan diwujudkan dalam bentuk Monitoring
telah tercapai 99,07%
7. Pengawasan Dana Gampong dapat terealisasi 99,63%
8. Inventarisasi Hasil Audit (SIM-HP) dengan realisasi 99,630 %

V. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan


direalisasikan 68,67% dengan rincian sebagai berikut :
1. Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dengan realisasi
65,08 %
2. Pelatihan Kantor sendiri dengan realisasi 72,94 %

VI. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
direalisasikan 77,69% dengan rincian sebagai berikut :
1. Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan dengan realisasi 100 %
2. Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan
realisasi 69,66 %.

VII. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat yang terealisasi 91.13 %


dengan rincian sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Sapu Bersih Pungutan Liar, dengan tingkat realisasi 91,13% dengan
output 1 kasus OTT.

3.2. Realisasi Anggaran


Anggaran yang dialokasikan untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran yang
dijabarkan dalam kegiatan/ program pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sebagaimana
tertuang dalam Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggraan (DPPA) Tahun Anggaran 2019
adalah sebesar Rp.7.202.487.379,00 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung
Rp.3.704.601.146,00 dan Belanja Langsung Rp.3.497.886.233,00 dengan rasio 51,44%
belanja tidak langsung dan 48,56 % belanja langsung sebagaimana tabel berikut :

49
Tabel 3.5
Perbandingan Belanja Langsung dan Tidak Langsung 2019

NO BELANJA ANGGARAN (Rp) %


1 Belanja Tidak Langsung 3.704.601.146,00 51,44

2 Belanja Langsung 3.497.886.233,00 48,56

7.202.487.379,00 100,00
Untuk Tahun Anggaran 2019 dilaksanakan sebanyak 7 program dan 30 kegiatan
dengan total belanja langsung sebesar Rp.2.839.536.008,00 kemudian dalam Renja Perubahan
Belanja Langsung mengalami peningkatan menjadi Rp.3.497.886.233,00 sementara itu dalam
Rencana Strategis 2017-2022 untuk tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 2.293.546.912,38.
Perbandinganya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6
Perbandingan Program,Kegiatan dan Rencana Kerja Inspektorat Aceh Barat 2019
antara Renstra, Renja dan Renja Perubahan

NO Uraian Belanja Langsung Anggaran


1 Rencana Strategis Inspektorat 2019 2.293.546.912,39

2 Renja Inspektorat sebelum perubahan 2019 2.839.536.008,00


3 Renja Inspektorat setelah perubahan 2019 3.497.886.233,00

Untuk bahan evaluasi perlu adanya komparasi antara jumlah anggaran tahun yang
dievaluasi dengan tahun sebelumnya dalam rangka menilai efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, perbandingan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 3.7
Perbandingan Jumlah Anggaran dan Realisasi Tahun 2018 dan 2019

Total
Total Realisasi
NO ANGGARAN 2018 % 2019 % Realisasi
2019
2018
Belanja Tidak
1 Langsung 3.348.308.648,89 53,44 3.704.601.146,00 51,44 97,33 99,14

50
2 Belanja Langsung 2.916.844.401,00 46,56 3.497.886.233,00 48,56 91,62 94,47

6.265.153.049,89 100% 7.202.487.379,00 100% 94,67 96,87

Tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2019 belanja Inspektorat setelah perubahan
adalah sejumlah Rp.7.202.487.379,00 dengan realiasasi sejumlah Rp.6.977.228.028,00 atau
96,87 dengan rincian untuk mendukung kegiatan Aparatur pada Inspektorat Kabupaten Aceh
Barat, dialokasikan dana sebesar Rp.3.497.886.233,00 Sampai pada 31 Desember 2019, dana
ini telah direalisir sebesar Rp.3.304.414.841,00 atau 94,47% dari yang direncanakan. Hal ini
berarti bahwa Inspektorat Kabupaten Aceh Barat telah berhasil melakukan efisiensi
pengeluaran belanja aparatur guna memperbesar saving untuk Pemerintah Daerah. Sedangkan
untuk mendukung kegiatan pengawasan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya,
Inspektorat Kabupaten Aceh Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp.2.446.294.933,00
dengam realisasi Rp. 2.323.081.744,00 atau 94,97 %. Pada 31 Desember 2018, Belanja
Inspektorat setelah perubahan adalah Rp. 6.265.153.049,89 dengan realisasi
Rp. 5.871.140.249,00 atau 94,67 %. Adapun biaya Langsung Rp. 3.348.648,89 dan realisasi
Rp. 3.259.010.795 atau 97, 33 %. Dari Tabel diatas terlihat secara keseluruhan adanya
kenaikan dari tahun 2018 sebesar 94,67 % menjadi 96, 87 pada tahun 2019. Hal ini
menggambarkan terjadinya peningkatan kinerja yang juga berarti peningkatan realisasi
anggaran tanpa mengesampingkan efisiensi atau penghematan.

Tabel 3.8
Target dan Realisasi Keuangan 2019 untuk Belanja Langsung

No Program/Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) %

Program Pelayanan Administrasi


I 606.250.850,00 597.406.114,00 98,54
Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 6.250.000,00 6.249.000,00


98,54
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
2. 73.958.000,00 68.729.494,00 92,93
Daya Air dan Listrik
Penyediaan Jasa Administrasi
3. 58.019.500,00 54.719.000,00 94,31
Keuangan
4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 57.468.000,00 57.466,000,00 100

51
Penyediaan Barang Cetakan dan
5. 28.263.750,00 28.251.250,00 99,96
Penggandaan
Penyediaan komponen Instalasi
6. 6000.000,00 6.000.000,00 100
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 4.381.600,00 4.376.736,00 99,89
Penyediaan Bahan Bacaan dan
8. 2.160.000,00 2.160.000,00 100
Peraturan Perundang-undangan
9. Penyediaan Makanan dan Minuman 19.750.000,00 19.750.000,00 100

Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke


10. 350.000.000,00 349.703.834,00 99,92
Luar Daerah

Program Peningkatan Sarana dan


II 295.757.000,00 273.629.925,00 92,52
Prasarana Aparatur
Pengadaan Perlengkapan Gedung dan
1. 40.700.000,00 39.827.200,00 97,86
Kantor
2. Pengadaan Peralatan gedung Kantor 42.280.000,00 40.916.000,00 96,77
Pemeliharaan rutin /berkala gedung
3. 99.800.000,00 99.651.000,00 99,85
kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
4. 100.500.000,00 80.758.725,00 80,36
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala
5. 12.477.000,00 12.477.000,00 100
Perlengkapan Gedung Kantor
Program Peningkatan Pengembangan
III Sistem Pelaporan Capaian Kinerja 313.510.175,00 306.882.950,00 97,89
dan Keuangan
1. Review LKPD Kabupaten Aceh Barat. 161.200.000,00 160.106.500,00 99,32
2. Pelaksanaan Evaluasi AKIP 103.284.000,00 97.820.000,00 94,71
3.. Opname kas SKPD 49.026.175,00 48.956.450,00 99,86
Program Pembinaan dan Pengawasan
IV 1.692.721.014,00 1.615.183.650,00 95,42
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan Pengawasan Internal
1. 607.696.950,00 607.696.950,00 100
Secara Berkala
Penanganan Kasus Pengaduan di
2. 78.511.350,00 25,711,350,00 32,75
Lingkungan Pemerintah Daerah
Pengendalian Manajemen Pelaksanaan
3. 167.990.000,00 146.050.000,00 86,94
Kebijakan KDH
Penanganan Kasus pada Wilayah
4. 184.070.300,00 184.070.000,00 100
Pemerintah dibawahnya
Tindak Lanjut Hasil Temuan
5. 49.552.500,00 49.552.500,00 100
Pengawasan
6. Evaluasi Berkala Temuan Hasil 130.241.614,00 129.034.550,00 99,07

52
Pengawasan

7. Pengawasan Dana Gampong 416.423.300,00 414.873.300,00 99,63


8. Inventarisasi Hasil Audit (SIM-HP) 58.235.000,00 58.195.000,00 99,93
Program Peningkatan Profesional
V Tenaga Pemeriksa dan Aparatur 65.540.000,00 45.006.108,00 68,67
Pengawasan.
Pelatihan Pengembangan Tenaga
1. Pemeriksa dan Aparatur 35.610.000,00 23.176.608,00 65.08
Pengawasan.
2. Pelatihan Kantor Sendiri 29.930.000,00 21.829.500,00 72,94
Program Penataan dan
VI Penyempurnaan Kebijakan Sistem 84.043.450,00 65.290.950,00 77,69
dan Prosedur Pengawasan.
Penyusunan Kebijakan Sistem dan
1. 22.229.950,00 22.229.950,00 100
Prosedur Pengawasan.
Peningkatan Kapabilitas Aparat
2. 61.813.500,00 43.061.000,00 69,66
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
Program Mengintensifkan
VII 440.063.744,00 401.015.144,00 91,13
Penanganan Pengaduan Masyarakat.
1. Pelaksanaan Sapu Bersih Pungutan Liar 474.588.744,00 448.186.244,00 91,13
JUMLAH 3.497.886.233,00 3.304.414.841,00 94,47

53
BAB IV
PENUTUP

L
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dibuat dalam rangka perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya
dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Laporan Kinerja Inspektorat Aceh Barat
disusun berdasarkan Rencana Strategis dan Indikator Kinerja Utama dan Renja 2019 yang
merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan Inspektorat Aceh
Barat, Laporan Kinerja juga dimaksudkan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja dan alat
pendorong terwujudnya good governance.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian
sasaran maupun tujuan Inspektorat sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap
sasaran, ditetapkan indikator kinerja sasaran.
Hasil laporan akuntabilitas kinerja Pemerintah Inspektorat Aceh Barat tahun 2019 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
.
A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Aceh Barat disusun sebagai wujud dukungan
sistem administrasi yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan tugas aparat
pengawasan dalam kurun waktu 1 tahun sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan kegiatan
pengawasan.
2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Tahun 2018 atas LKPD Kabupaten Aceh Barat
tahun anggaran 2019 dimana terdapat 5 temuan Sistem Pengendalian Intern dan 6 temuan
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan dengan jumlah rekomendasi sebanyak
18, atas rekomendasi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dan dapat diselesaikan
sebanyak 12 sesuai dan 6 rekomendasi dari status BT/ belum ditindak lanjuti diusulkan
menjadi TB/ sudah ditindak lanjuti namun belum sesuai rekomendasi.

54
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur melalui kegiatan Pelatihan Teknis
Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja dalam hal ini Quality Assurance yang
dilakukan oleh BPKP perwalikan Aceh atas evaluasi LKIP sebanyak 35 pegawai.
4. Laporan Kinerja Tahun 2019 secara keseluruhan sasaran dan rencana kerja kegiatan telah
direalisasikan dengan baik.
5. Pencapaian kinerja input/penyerapan anggaran Inspektorat Aceh Barat Tahun 2019 sebesar
96,87 % dari total pagu anggaran setelah perubahan sebesar Rp.7.202.487.379,00 dengan
realisasi sebesar Rp.6.977.228.028,00.
6. Dari 11 Indikator Sasaran Inspektorat Kabupaten Aceh Barat, 4indikator sesuai dengan
target, 2 indikator dibawah target dan 5 indikator belum dapat diketahui karena hasil
penilaiannya belum diumumkan dan atau belum dlakukan pemeriksaan.

B. UPAYA DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA

1. Dibutuhkan komitmen pimpinan dan seluruh staf Inspektorat akan pentingnya sistem
evaluasi dan pengukuran kinerja yang tertuang dalam LKIP sehingga akan memacu kerja
keras yang terukur.
2. Perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya aparatur Inspektorat
melalui kegiatan diklat teknis di bidang pengawasan;
3. Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan harus dilakukan secara terus menerus kepada
Satuan Kerja Perangkat Kabupaten di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang
belum menindaklanjuti hasil temuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah sehingga
tidak terjadi adanya sisa temuan yang belum ditindaklanjuti.
4. Mengoptimalkan kinerja Tim Penyelesaian Kerugian Daerah (TPKD) / Majelis TP/TGR
untuk penyelesaian temuan hasil pengawasan yang belum ditindak lanjuti.
5. Meningkatkan komunikasi dengan masyarakat agar masyarakat lebih berpartisipasi dalam
pemberian laporan (pengaduan masyarakat) sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut;

Akhir kata kiranya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Inspektorat Kabupaten
Aceh Barat tahun 2019 ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang obyektif bagi
pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja Inspektorat Kabupaten Aceh Barat serta
memberikan masukan bagi peningkatan dan penguatan peran Inspektorat Kabupaten Aceh Barat

55
untuk memenuhi harapan masyarakat yaitu terwujudnya Pemerintahan Aceh Barat yang bersih,
transparan dan akuntabel .

Meulaboh, 10 Februari 2020


INSPEKTUR
KABUPATEN ACEH BARAT

NYAKNA, SE.M.Ec.Dev
Pembina Tk. I
NIP. 19670908 199403 1 009

56
57

Anda mungkin juga menyukai