PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu strategi yang dilaksanakan dalam
rangka mempercepat pelaksanaan Reformasi Birokrasi, untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan akuntabel, pemerintahan yang kapabel, serta meningkatnya kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan
dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja
pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah.
Untuk mengetahui sejauh mana implementasi SAKIP dilaksanakan, serta untuk mendorong
peningkatan pencapaian kinerja yang tepat sasaran dan berorientasi hasil, maka perlu
dilakukan evaluasi AKIP atau evaluasi atas implementasi SAKIP. Evaluasi AKIP ini
diharapkan dapat mendorong setiap instansi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah untuk berkomitmen dan secara konsisten meningkatkan implementasi
SAKIP dalam mewujudkan capaian kinerja (hasil) yang telah direncanakan.
1
C. Tujuan Evaluasi.
Secara umum tujuan evaluasi AKIP adalah untuk mengetahui sejauh mana implementasi
SAKIP dilaksanakan, serta untuk mendorong peningkatan pencapaian kinerja yang tepat
sasaran dan berorientasi hasil, sehingga diharapkan dapat mendorong setiap instansi
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk berkomitmen dan
secara konsisten mewujudkan capaian kinerja (hasil) yang telah direncanakan melalui
implementasi SAKIP.
Tujuan evaluasi AKIP secara khusus dapat ditentukan setiap tahun sesuai dengan kebijakan
atas implementasi SAKIP yang ditetapkan. Tujuan dan Sasaran evaluasi sangat bergantung
pada para pihak pengguna hasil evaluasi dan kebijakan pimpinan instansi/unit kerja yang
diberi wewenang untuk melakukan evaluasi, dengan mempertimbangkan berbagai kendala
yang ada.
Tujuan khusus dilakukannya evaluasi AKIP setiap tahunnya adalah minimal untuk: 1.
Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP;
2. Menilai tingkat implementasi SAKIP;
3. Menilai tingkat akuntabilitas kinerja;
4. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP; dan
5. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.
E. Metodologi Evaluasi.
Metodologi yang dapat digunakan dalam evaluasi AKIP adalah kombinasi dari metodologi
kualitatif dan kuantitatif dengan mempertimbangkan segi kepraktisan dan kegunaan
(kemanfaatan) karena akan disesuaikan dengan tujuan evaluasi yang telah ditetapkan dan
mempertimbangkan kendala yang ada. Dalam hal ini, evaluator perlu menjelaskan tujuan
evaluasi AKIP, aktivitas evaluasi yang akan dilakukan, serta kendala yang akan ditemukan
2
dalam evaluasi kepada pihak yang dievaluasi. Langkah pragmatis ini diambil agar dapat
lebih cepat memberikan petunjuk untuk perbaikan implementasi SAKIP sehingga dapat
menghasilkan rekomendasi hasil evaluasi yang meningkatkan akuntabilitas kinerja.
F. Teknik Evaluasi
Teknik dalam evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi AKIP ini adalah:
1. Cheklist Pengumpulan Data dan Informasi.
Merupakan teknik pengumpulan data dan informasi dengan menyerahkan serangkaian
daftar kebutuhan data dan informasi yang akan diisi dan dipenuhi oleh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) secara mandiri. Cheklist kebutuhan data dan informasi berisi
daftar dokumen.
2. Komunikasi melalui Tanya Jawab Sederhana.
Merupakan bentuk pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan pengajuan
pertanyaan secara langsung kepada penyedia data dan informasi. Jawaban yang diterima
dari penyedia data dan informasi dicatat secara langsung. Komunikasi dilakukan dengan
wawancara secara langsung dan melalui media telekomunikasi. yang tersedia seperti
telepon, chat, ataupun digital meeting.
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 13 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, fungsi dan
tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai berikut;
1. Tugas Pokok
a) Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah
di bidang kesehatan untuk membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan
urusan Pemerintahan
b) Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan
kefarmasian, alat kesehatan, dan sumberdaya kesehatan.
3
c) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah;
d) Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Daerah;
e) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait dengan bidang
kesehatan.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri Hilir menyelenggarakan beberapa fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah .
b) Koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah;
c) Pemantauan evaluasi, dan pelaporan tugas administrasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah;
Bahwa terhadap rekomendasi-rekomendasi perbaikan atas hasil evaluasi SAKIP pada tahun
sebelumnya belum ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir.
4
BAB II
GAMBARAN HASIL EVALUASI
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2022 yang merupakan hasil evaluasi APIP atas Implementasi SAKIP tahun
2021 memperoleh nilai total sebesar 68,80 kategori B. Rincian hasil penilaian setiap komponen
evaluasi sebagai berikut:
Evaluasi Akuntabilitas
25 3,50 5,25 8,75 17,50
Kinerja Internal
Nilai Akuntabilitas
100 13,70 20,10 35,00 68,80
Kinerja
A. Hasil Evaluasi.
I. Perencanaan Kinerja
a. Kondisi Pemenuhan Dokumen Perencanaan Kinerja
1. Terdapat pedoman teknis perencanaan kinerja.
2. Terdapat dokumenperencanaan kinerja jangka panjang.
3. Terdapat dokumen perencanaan kinerja jangka menengah.
4. Terdapat dokumen perencanaan kinerja jangka pendek.
5. Tidak terdapat dokumen perencanaan aktifitas yang mendukung kinerja.
6. Terdapat dokumen perencanaan anggaran yang mendukung kinerja.
5
7. Target yang ditetapkan dalam Perencanaan Kinerja dapat dicapai (achievable),
menantang, dan realistis.
8. Setiap Dokumen Perencanaan Kinerja menggambarkan hubungan yang
berkesinambungan, serta selaras antara Kondisi/Hasil yang akan dicapai di setiap
level jabatan (Cascading).
9. Perencanaan kinerja dapat memberikan informasi tentang hubungan kinerja,
strategi, kebijakan, bahkan aktivitas antar bidang/dengan tugas dan fungsi lain
yang berkaitan (Crosscutting).
10. Setiap unit/satuan kerja merumuskan dan menetapkan Perencanaan Kinerja.
11. Setiap pegawai merumuskan dan menetapkan Perencanaan Kinerja.
7
2. Dokumen Laporan Kinerja telah mengungkap seluruh informasi tentang
pencapaian kinerja.
3. Dokumen Laporan Kinerja telah menginfokan perbandingan realisasi kinerja
dengan target tahunan.
4. Dokumen Laporan Kinerja telah menginfokan perbandingan realisasi kinerja
dengan target jangka menengah.
5. Dokumen Laporan Kinerja telah menginfokan perbandingan realisasi kinerja
dengan realisasi kinerja tahun-tahun sebelumnya.
6. Dokumen Laporan Kinerja tidak menginfokan perbandingan realisasi kinerja
dengan realiasi kinerja di level nasional/internasional (Benchmark Kinerja)
7. Dokumen Laporan Kinerja telah menginfokan kualitas atas capaian kinerja beserta
upaya nyata dan/atau hambatannya.
8. Dokumen Laporan Kinerja telah menginfokanefisiensi atas penggunaan sumber
daya dalam mencapai kinerja.
9. Dokumen Laporan Kinerja menginfokan upaya perbaikan dan penyempurnaan
kinerja ke depan (Rekomendasi perbaikan kinerja).
9
BAB III
PENUTUP
Penyelenggaraan SAKIP pada perangkat daerah dilaksanakan oleh Entitas Akuntabilitas Kinerja
perangkat daerah. Pimpinan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian kinerja sesuai
dengan lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan anggaran yang telah dialokasikan untuk masing-
masing perangkat daerah. Oleh karena itu perlu adanya komitmen yang kuat dari pimpinan untuk
meningkatkan Implementasi SAKIP di-instansi yang dipimpin sehingga memberikan motivasi
kepada bawahan untuk saling bersinergi antara unit kerja yang ada dalam organisasi sehingga
tujuan organisasi /instansi dapat tercapai optimal yang pada akhirnya memperbaiki manajemen
kinerja dan meningkatkan akuntabilitas kinerja di instansi pemerintah secara berkelanjutan.
Pemberian reward dan punishment dapat mendorong dan memberikan motivasi bagi bawahan
untuk menghasilkan kinerja yang lebih optimal.
A. Kesimpulan
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2022 adalah 68,81 termasuk dalam kategori “B”.
Terjadinya kenaikan terhadap Total nilai AKIP hasil Evaluasi Implementasi SAKIP tahun
sebelumnya(64,43) dipengaruhi oleh perbaikan-perbaikan dan perubahan komponen/Sub
Komponen penilaian sebagaimana Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
B. Saran
Diharapkan rekomendasi yang disampaikan segera dapat ditindaklanjuti. Melakukan
perbaikan Implementasi SAKIP, mempertahankan nilai yang telah baik, meningkatkan nilai
yang belum memuaskan sehingga meningkatkan hasil penilaian AKIP dimasa yang akan
datang.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi yang memadai tentang Implementasi
SAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Kabupaten Indragiri Hilir.
INSPEKTUR DAERAH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Hj.IRIYANTI, SH, MH
Pembina Utama Muda
NIP.196208071991122001
HJ.
Tembusan ;
- Yth ; Bapak Bupati Indragiri Hilir - Cq Bagian Organisasi Dan Tata Laksana
Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hilir di Tembilahan.
10