Anda di halaman 1dari 99

IKHTISAR EKSEKUTIF

Seluruh kinerja Satuan


Kerja Biro Umum
didasarkan pada tujuan,
Satuan Kerja Biro Umum adalah Satuan Kerja di bawah koordinasi sasaran strategis, dan
Unit Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan target kinerja yang
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, Biro Umum telah tertuang dalam
mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, Rencana Strategis
kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan
peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tahun 2015 – 2019
sebagaimana dimaksud di atas Biro Umum menyelenggarakan fungsi serta Perjanjian
pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan protokol; pelaksanaan Kinerja. Tahun 2018
urusan kerumahtanggaan; pelaksanaan urusan arsip dan merupakan tahun
dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan pelaksanaan urusan tata keempat Rencana
usaha dan rumah tangga Biro. Strategis Kementerian
Kesehatan.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 Terlaksananya urusan 1. Persentase terselenggaranya administrasi 94% 96%

ketatausahaan, keprotokolan, korespodensi, pengaturan acara dan kegiatan

kerumah tanggaan, keuangan pimpinan sesuai dengan SOP

dan gaji 2. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian 25% 25,11%

Kesehatan

3. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas 94% 98,42%


luar negeri tepat waktu

4. Persentase terpeliharanya prasarana kantor 97% 97%

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif 98% 98,04%

tenaga kesehatan strategis tepat waktu

2018
Dari 5 Indikator Kinerja Kegiatan, terdapat 2 capaian
Indikator yang melampui target yang telah ditetapkan yaitu
Persentase terselenggaranya administrasi korespodensi,
Secara umum, dalam tahun pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP
2018 Satuan Kerja Biro Umum dan Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar
telah mencapai target kinerja negeri tepat waktu, sedangkan 3 capaian Indikator lainnya
sama dengan target yang telah ditetapkan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi .............................. 3
C. Struktur Organisasi .............................................................. 6
D. Sistematika Laporan ............................................................. 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA


A. Perencanaan Kinerja ........................................................... 9
B. Perjanjian Kinerja ................................................................ 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA


A. Capaian Kinerja .................................................................... 19
B. Analisis Capaian Kinerja.. ..................................................... 26
C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran ...................................... 35
D. Analisa atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .............. 64
E. Program atau Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan dan
Upaya Pelayanan yang dilakukan Biro Umum .................... 66

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 77
B. Tindak Lanjut ...................................................................... 78

LAMPIRAN 79

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi 2015-2019, dengan berangkat dari Nawa Cita dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, memiliki arah kebijakan
penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja, penerapan e-
government untuk mendukung proses bisnis pemerintahan dan pembangunan,
penerapan open government, restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah,
penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi nasional, penerapan
manajemen aparatur sipil negara, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi diperlukan serangkaian upaya terpadu di


bidang pendayagunaan aparatur negara yang meliputi perubahan mind-set dan
culture-set aparatur negara yang kondusif, pengelolaan anggaran yang akuntabel,
manajemen kepegawaian yang handal dan profesional, sistem perencanaan yang
tepat dan akurat, pembinaan hukum, penyusunan bahan kebijakan yang tepat dan
akurat, pelaksanaan sosialisasi kebijakan melalui fungsi kehumasan serta
pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien.

Satuan Kerja Biro Umum di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal dalam rangka
mewujudkan Reformasi Birokrasi, senantiasa proaktif menciptakan sistem dan
iklim kerja organisasi agar lebih produktif dan akuntabel serta berusaha untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel, efisien dan efektif.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban tersebut, maka disusunlah laporan
pelaksanaan kinerja Satuan Kerja Biro Umum tahun 2018.

1
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Evaluasi dan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP);

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017


Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Umum
Tahun 2018 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas sesuai amanah yang telah
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, serta ketentuan peraturan yang berkaitan, bahwa setiap Instansi Pemerintah
secara berjenjang wajib menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Umum
Tahun 2018 adalah :

1. Mengetahui capaian kinerja kegiatan program yang telah dilaksanakan sesuai tugas dan
fungsi berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan;

2. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance),


serta menuju kawasan penyelenggaraan pemerintah Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);

3. Memberikan evaluasi dan umpan balik dalam rangka penyusunan penyempurnaan berbagai
kebijakan yang diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja Satker Biro Umum serta
sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi serta perencanaan
anggaran yang akan datang sehingga diharapkan terwujudnya capaian

B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Pasal 115, Biro Umum
mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugasnya Biro Umum menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan tata
usaha pimpinan dan protokol, pelaksanaan urusan kerumahtanggaan, pelaksanaan urusan
arsip dan dokumentasi, pelaksanaan urusan gaji, pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga biro.
Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Biro Umum terbagi menjadi 4 Bagian yaitu :

3
1. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan tata usaha Menteri, Staf Ahli Menteri, Sekretaris
Jenderal, dan Protokol dengan fungsi adalah menyelenggarakan:
a. pelaksanaan urusan tata usahan Menteri, Staf Ahli Menteri dan
Sekretariat Jenderal; dan
b. pelaksanaan keprotokolan pimpinan kementerian;

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi yang mempunyai tugas melaksanakan


urusan kearsipan dan administrasi perjalanan dinas luar negeri dengan
fungsi adalah menyelenggarakan:
a. pelaksanaan urusan kearsipan dan dokumentasi kementerian;
b. pelaksanaan urusan tata persuratan kementerian; dan
c. pelaksanaan urusan administrasi perjalanan dinas luar negeri;

3. Bagian Rumah Tangga yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan


urusan rumah tangga dengan fungsi adalah menyelenggarakan:
a. perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan saranan dan prasarana di
lingkungan kantor pusat;
b. pemeliharaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan kesehatan
kerja di lingkungan kantor pusat; dan
c. pengamanan sarana dan prasarana dan pencegahan bencana di
lingkungan Kantor Pusat;

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha yang mempunyai tugas melaksanakan urusan gaji
dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro dengan fungsi adalah
menyelenggarakan:
a. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi gaji pegawai negeri sipil Sekretariat
Jenderal dan calon pegawai negeri sipil Kementerian, serta gaji dan insentif
pegawai dengan penugasan khusus;
b. perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri sipil
Sekretariat Jenderal, calon pegawai negeri sipil Kementerian, dan pegawai
dengan penugasan khusus;
4 dan
c. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro;
Setiap Bagian di lingkungan Biro Umum membawahi tiga sub bagian yaitu :

1. Bagian TU Pimpinan dan Protokol terdiri dari :


` a. Subbagian Tata Usaha Menteri dan Staf Ahli mempunyai tugas melakukan urusan
tata usaha Menteri dan Staf Ahli;
b. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Jenderal mempunyai tugas melakukan urusan tata
usaha Sekretaris Jenderal;
c. Subbagian Protokol mempunyai tugas melakukan urusan keprotokolan pimpinan
Kementerian;

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi terdiri dari :


a. Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan urusan kearsipan dan
dokumentasi Kementerian;
b. Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan
Kementerian;
c. Subbagian Administrasi Perjalanan Dinas mempunyai tugas melakukan urusan
administrasi perjalanan dinas luar negeri;

2. Bagian Rumah Tangga terdiri atas :


a. Subbagian Pemanfaatan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan
perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan sarana dan prasarana di lingkungan
Kantor Pusat;
b. Subbagian Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana dan pelaksanaan kesehatan kerja di lingkungan Kantor Pusat;
c. Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan sarana dan
prasarana dan pencegahan bencana di lingkungan Kantor Pusat;

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha Biro


a. Subbagian Verifikasi Gaji mempunyai tugas melakukan pelaksanaan verifikasi dan
evaluasi gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal dan calon pegawai negeri sipil
Kementerian, serta gaji dan insentif pegawai dengan penugasan khusus;
b. Subbagian Penatausahaan Gaji mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan
dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal, calon pegawai
negeri sipil Kementerian, dan pegawai dengan penugasan khusus;
c. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana,
program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan
pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta
kerumahtanggaan Biro; 5
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum sebagaimana bagan di bawah ini :

Bagan 1.1
Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum

6
D. Sistematika Laporan
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum tahun 2018 ini berisi: 1)
penjelasan pencapaian kinerja Biro Umum selama Tahun 2018; 2) evaluasi kinerja; 3)
hambatan dan kendala yang terjadi selama tahun 2018 serta solusinya. Capaian kinerja
tahun 2018 juga dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja Biro Umum secara keseluruhan dalam
periode 5 tahunan. Selain itu, capaian kinerja tahun 2018 juga dapat digunakan sebagai
bahan perencanaan dan acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun
berikutnya. Dengan kerangka pikir seperti itu, sistematika penyajian laporan
akuntabilitas kinerja Satuan Kerja Biro Umum adalah sebagai berikut:

Executive Bab I Bab II Bab III Bab IV


Summary (Pendahuluan) (Perencanaan (Akuntabilitas (Kesimpulan
(Ikhtisar , menjelaskan Kinerja), Kinerja), dan Tindak
Eksekutif); gambaran menjelaskan menjelaskan Lanjut), berisi
umum Satuan tentang tentang kesimpulan
Kerja Biro ikhtisar pencapaian atas Laporan
Umum dan beberapa hal sasaran- Akuntabilitas
sekilas penting dalam sasaran Kinerja Satuan
pengantar perencanaan Satuan Kerja Kerja Biro
lainnya; dan perjanjian Biro Umum Umum tahun
kinerja serta dengan 2018;
definisi pengungkapa
operasional n dan
Indikator penyajian dari
Kinerja hasil
KegiatanSatua pengukuran
n Kerja Biro kinerja;
Umum;

7
Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi capaian Indikator Kinerja Kegiatan Biro Umum Tahun 2018 yang meliputi :

Evaluasi Pelaksanaan kegiatan program di lingkungan Biro Umum;

Realisasi capaian Indikator Kinerja Kegiatan(IKK);

Realisasi anggaran berdasar rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari Sasaran dan Program yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis, yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam
rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh
indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan
Rencana Kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan
anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam
tahun tertentu.

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019


merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-
program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.
Penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan:
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-
up). Selain itu, pada hakekatnya Renstra ini merupakan pernyataan komitmen
bersama jangka menengah mengenai upaya terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja, cara pencapaian melalui pengelolaan manajemen
internal yang terpadu dan mantap serta sarana dan prasarana kerja yang
memadai. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan
akuntabilitas kinerja seluruh pegawai melalui perencanaan yang efektif dan
terarah, pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil (result oriented) dan
penyusunan laporan, pengendalian serta evaluasi kegiatan guna
meningkatkan kinerja pada tahun berikutnya secara berkesinambungan.

9
Program Pembangunan Kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.

10
Visi dan Misi Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 mengikuti visi
dan misi Presiden Republik Indonesia, yaitu :

MISI
1) Terwujudnya keamanan nasional
VISI yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian
“Terwujudnya Indonesia yang ekonomi dengan mengamankan
Berdaulat, Mandiri dan sumber daya maritim dan
Berkepribadian Berlandaskan mencerminkan kepribadian
Gotong-royong” melalui 7 misi Indonesia sebagai negara
pembangunan kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju,
berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri
bebas dan aktif serta memperkuat
jati diri sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia
lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya
saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi
Tujuan negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan

Pembangunan nasional, serta


7) Mewujudkan masyarakat yang
berkepribadian dalam kebudayaan.
Kesehatan a. Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui
tahun 2015-2019, yaitu: pemberdayaan masyarakat,
1) meningkatnya status termasuk swasta dan
kesehatan masyarakat dan; masyarakat madani;
2) meningkatnya daya tanggap b. Melindungi kesehatan
(responsiveness) dan masyarakat dengan menjamin
perlindungan masyarakat tersedianya upaya kesehatan
terhadap risiko sosial dan yang paripurna, merata, bermutu
dan berkeadilan;
finansial di bidang kesehatan.
c. Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya
kesehatan; dan
d. Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik;

11
Dalam pelaksanaan visi, misi, serta tujuan tersebut, Program Kementerian Kesehatan
terbagi menjadi dua yaitu Program Generik dan Program Teknis. Salah satu Program
Generik Kementerian Kesehatan adalah Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang dilaksanakan oleh Unit Sekretariat Jenderal.
Sasaran Program Peningkatan Manajemen dan Tugas Teknis Lain adalah
meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
manajemen Kementerian Kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah:

a. Jumlah kebijakan publik yang b. Persentase harmonisasi dukungan


berwawasan kesehatan manajemen dan pelaksanaan
sebanyak 15 kebijakan; tugas teknis lainnya sebesar 98%;

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang dilakukan salah satunya adalah
Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji yang
diselenggarakan oleh Satuan Kerja Biro Umum.

Sasaran Kegiatan
terlaksananya urusan
ketatausahaan, keprotokolan,
Indikator Pencapaian
kerumahtanggaan, keuangan dan Sasaran 2019
gaji

1. Persentase
terselenggaranya
administrasi korespondensi,
Tujuan Kegiatan pengaturan acara dan
dukungan manajemen dalam kegiatan pimpinan sesuai
terselenggaranya Pembangunan dengan SOP sebesar 95%;
Kesehatan secara berhasil guna
2. Persentase pengelolaan
dan berdayaguna untuk
mencapai derajat kesehatan kearsipan Kementerian
masyarakat yang setinggi- Kesehatan sebesar 30%;
tingginya serta 1). peningkatan 3. Persentase pelayanan
pengelolaan urusan dokumen perjalanan dinas
ketatausahaan; 2). peningkatan luar negeri tepat waktu
kualitas pengelolaan sebesar 95%;
kerumahtanggaan; 3). 4. Persentase terpeliharanya
peningkatan pengelolaan prasarana kantor sebesar
kualitas kearsipan dan 98%;
pelayanan dokumen perjalanan 5. Persentase pembayaran
dinas luar negeri di lingkungan
Kementerian Kesehatan; 4).
gaji dan/atau insentif tenaga
peningkatan pengelolaan gaji kesehatan strategis tepat
dan insentif tenaga kesehatan waktu sebesar 99%.
strategis tepat waktu
12
KEGIATAN POKOK
Kegiatan-kegiatan pokok Biro Umum, sebagai berikut:

1. Penguatan pengelolaan pembayaran gaji dan/ atau tenaga kesehatan


strategis untuk mendukung terselenggaranya program Pembangunan
Kesehatan melalui tenaga kesehatan PTT, penugasan khusus (Nusantara
Sehat dan Residen);

2. Pelayanan strategis pimpinan;

3. Pelayanan keprotokolan yang proporsional,


profesional dan optimal;

4. Pelayanan kegiatan/acara Menteri Kesehatan dan Pejabat Tinggi Madya


yang tertib, aman, dan lancar sesuai dengan rangkaian acara yang telah
ditetapkan;

5. Penciptaan naskah dinas sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan;

6. Penggunaan aplikasi Electronic Filling System (EFS) untuk pengelolaan


persuratan di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

7. Pemberkasan arsip aktif dilakukan pada central file;

8. Melakukan penyusutan arsip (pemindahan arsip dari unit arsip inaktif


dan penyerahan arsip statis);

9. Pembinaan arsiparis di lingkungan Kementerian Kesehatan;

10. Pengawasan kearsipan;

11. Pelayanan ketatausahaan Biro


13 Umum;
DEFINISI OPERASIONAL (DO) INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) SATUAN KERJA BIRO UMUM

1. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan


kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP, dengan target capaian IKK tahun 2019
sebesar 95%. Definisi Operasional dan batasan target indikator yang akan
dicapai :

a) Korespondensi adalah surat masuk yang ditujukan ke Menteri Kesehatan dan


Sekretaris Jenderal dan telah diberikan arahan atau disposisi untuk
ditindaklanjut selesai maksimal 2 x 24 jam kerja, konsep verbal yang
ditandatangani oleh pimpinan 1 x 24 jam sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP).

b) Pengaturan acara harian dan kegiatan pimpinan adalah acara pimpinan yang
diselenggarakan sesuai dengan jadwal/rundown acara resmi yang telah
ditetapkan oleh Kepala Bagian TU Pimpinan dan Protokol sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP). Cara perhitungan penilaian yaitu :

Jumlah koresponden yang diselesaikan


I= x 100%
Jumlah seluruh koresponden

Jumlah acara harian yang dilaksanakan


II = x 100%
Jumlah seluruh acara harian

Sehingga akumulasi kedua perhitungan yaitu :

I+II
Capaian Indikator = x 100%
2

14
2. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian Kesehatan,
dengan target capaian IKK tahun 2019 sebesar 30%. Definisi
Operasional dan batasan target indikator yang akan dicapai :

a) Pengeloaan Kearsipan sesuai dengan pedoman adalah pengelolaan arsip mulai


dari penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan sesuai dengan
pedoman tata naskah dinas, pedoman tata kearsipan dinamis, pedoman pola
klasifikasi arsip, dan pedoman jadwal retensi arsip.

b) Jumlah satker Kementerian Kesehatan adalah satker yang ada


di Pusat dan UPT Pusat di daerah.

Jumlah Satker yang telah melakukan pengelolaan


Kearsipan sesuai dengan Pedoman
x 100%
Jumlah Seluruh Satker

3. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu, dengan
target capaian IKK tahun 2019 sebesar 95%. Definisi Operasional dan batasan target
indikator yang akan dicapai yaitu :

a) Dokumen persiapan keberangkatan perjalanan dinas luar


negeri adalah dokumen permohonan ijin perjalanan dinas luar
negeri yang lengkap sesuai dengan SOP.

b) Tepat waktu adalah dokumen yang diproses dan disampaikan ke


Kementerian Sekretariat Negara maksimal selesai 10 hari kalender
setelah tanggal usulan diterima.
Cara perhitungan yaitu :

Jumlah dokumen keberangkatan tepat waktu


x 100%
Jumlah seluruh dokumen keberangkatan

15
4. Persentase terpeliharanya prasasarana kantor, dengan target capaian IKK tahun
2019 sebesar 98%. Definisi Operasional dan batasan target indikator yang akan
dicapai yaitu :

a) Perawatan/Pemeliharaan adalah Kegiatan pembersihan, perapihan,


pemeriksaan, perbaikan dan atau penggantian bahan atau perlengkapan
prasarana, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana.

b) Prasarana kantor adalah tanah dan bangunan yang tercatat sebagai


aset/BMN Biro Umum

c) Target adalah Rencana perawatan/pemeliharaan yang akan dikerjakan


berupa fisik tanah dan bangunan sesuai dengan dokumen perencanaan

d) Realisasi adalah Capaian/hasil perawatan/pemeliharaan yang telah


dikerjakan berupa fisik tanah dan bangunan sesuai dengan
pertanggungjawaban pada tahun berjalan.
Cara perhitungan penilaian yaitu :

Jumlah Realisasi Perawatan/Pemeliharaan Prasarana Kantor


x 100%
Jumlah Target Perawatan/Pemeliharaan Prasarana Kantor

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat


waktu, dengan target capaian IKK tahun 2019 sebesar 99%. Definisi Operasional
dan batasan target indikator yang akan dicapai yaitu :

a) Tenaga kesehatan strategis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, bidan,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang berstatus non PNS/ CPNS yang
ditugaskan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT), Penugasan Khusus (untuk saat ini :
Residen, tenaga kesehatan berbasis tim dan individual dalam rangka mendukung
program Nusantara Sehat) dan Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS). Jumlah tenaga
kesehatan strategis berdasarkan data dari Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal dan
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan.

16
b) Tepat waktu adalah jumlah tenaga kesehatan strategis yang dibayar
berdasarkan jenis dan lokasi penempatan tiap tanggal 10 (hari kerja)
bulan berjalan (setelah bertugas) dengan besaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Cara perhitungan penilaian yaitu :
Jumlah Nakes Strategis Tepat Waktu Gajinya (Per Bulan)
x 100%
Jumlah Seluruh Tenaga Kesehatan Strategis

17
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja Satuan Kerja Biro Umum berisikan penugasan dari Sekretaris
Jenderal untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja dan target. Melalui Perjanjian Kinerja inilah, kinerja Satuan Kerja Biro Umum
menjadi terukur sesuai dengan tugas, fungsi, dan wewenang, serta sumber daya
yang tersedia.

Perjanjian Kinerja tahun 2018 telah selaras dengan Rencana Kinerja Tahunan
2018 yang merupakan penjabaran dari Renstra Kemnterian Kesehatan dalam
mewujudkan visi dan misi yang dijabarkan melalui sasaran yang akan dicapai.
Perjanjian Kinerja Satuan Kerja Biro Umum tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Matriks Target Kinerja Tahun 2018
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Terlaksananya urusan 1. Persentase terselenggaranya 94%

ketatausahaan, administrasi korespodensi,

keprotokolan, kerumah pengaturan acara dan kegiatan

tanggaan, keuangan dan gaji pimpinan sesuai dengan SOP

2. Persentase pengelolaan kearsipan 25%

Kementerian Kesehatan

3. Persentase pelayanan dokumen 94%


perjalanan dinas luar negeri
tepat waktu

4. Persentase terpeliharanya 97%

prasarana kantor

5. Persentase pembayaran gaji 98%

dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat waktu

18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Biro Umum tahun 2018 merupakan bentuk
pertanggungjawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang
diperjanjikan pada tahun 2018. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan
antara target indikator kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan
realisasinya. Hasil pengukuran ini, diharapkan dapat menjadi dasar tindak lanjut untuk
perencanaan program atau kegiatan ke depan sehingga setiap program atau kegiatan
dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Guna mengetahui tingkat capaian dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, maka
dilakukan kegiatan pengukuran secara berkala dan dilaporkan secara terpadu melalui
aplikasi elektronik monitoring dan evaluasi (e-monev) Bappenas, monitoring Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (SMART DJA), serta e performance Biro
Perencanaan dan Anggaran.

Beberapa hal yang didapat dalam pengukuran kinerja secara berkala tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui realisasi atau capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun anggaran;
2. Memperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator,
sekaligus kendala yang mesti diupayakan pemecahannya;
3. Memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang
pencapaian kinerja organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis ataupun Penetapan Kinerja;

19
Capaian Kinerja 3 (Tiga) Tahun Terakhir

Tabel 3.1
Matriks Data Target dan Capaian Periode Tahun 2015 s.d. 2018

NAMA PROGRAM
NO NAMA SASARAN STRATEGIS NAMA IKSS/IKP/IKK 2015 2016 2017 2018
KEGIATAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

1 Pengelolaan Urusan Tata Meningkatnya kualitas administrasi Persentase 91% 92,5% 102% 92% 96,83% 105%
Usaha, Keprotokolan, Rumah korespondensi, pengaturan acara dan terselenggaranya
Tangga dan Gaji kegiatan pimpinan dengan baik dan administrasi
lancar sesuai aturan korespondensi, pengaturan
acara dan kegiatan
pimpinan dengan baik dan
lancar sesuai aturan

Meningkatnya kualitas pelayanan Persentase pelayanan 91% 91,45% 100% 92% 92,98% 101%
dokumen perjalanan dinas luar negeri, dokumen perjalanan dinas
tata naskah dinas dan pengelolaan luar negeri tepat waktu
kearsipan di lingkungan Kementerian
Kesehatan
Persentase pembinaan 80% 85,25% 107% 82% 92,65% 113%
kearsipan dan tata naskah
dinas

60% 67,66% 113% 65% 77,77% 120%

Meningkatnya pengelolaan kantor Persentase tersedianya 100% 96,55% 97% 100% 99,22% 99%
Kementerian Kesehatan sarana dan prasarana
kantor
Meningkatnya kualitas pengelolaan Persentase pembayaran 92% 98% 107% 93% 99,5% 107%
pembayaran gaji dan/atau insentif gaji dan/atau insentif
tenaga kesehatan strategis tepat tenaga kesehatan strategis
sasaran dalam rangka mendukung tepat sasaran
capaian indikator program
pembangunan kesehatan 2015-2019
Terlaksananya urusan tata usaha, Persentase 93% 95% 102% 94% 96% 102%
keprotokolan, rumah tangga dan gaji terselenggaranya
administrasi
korespondensi. pengaturan
acara dan kegiatan
pimpinan sesuai dengan
SOP
Persentase pengelolaan 20% 20,09% 100% 25% 25,11% 100%
kearsipan Kementerian
Kesehatan
Persentase pelayanan 93% 97,17% 104% 94% 98,42% 105%
dokumen perjalanan dinas
luar negeri tepat waktu
Persentase terpeliharanya 96% 96% 100% 97% 97% 100%
prasarana kantor

Persentase pembayaran 97% 97,65% 101% 98% 98,04% 100%


gaji dan / atau insentif
tenaga kesehatan
strategis tepat waktu

20
Capaian Kinerja Tahun 2018
1. Persentase Terselenggaranya Administrasi Korespondensi, Pengaturan Acara
dan Kegiatan Pimpinan sesuai dengan SOP
Capaian kinerja Bagian TU Pimpinan dan Protokol dapat dilihat dari dua antara lain
yaitu berdasarkan penyerapan anggaran dan juga berdasarkan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK). Berdasarkan penyerapan anggaran, pada tahun 2016 yaitu sebesar
85%, kemudian meningkat menjadi 97% di tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar
92,76%, Sedangkan apabila ditinjau berdasarkan IKK, yaitu pada tahun 2016
sebesar 97%, tahun 2017 sebesar 95% dan tahun 2018 sebesar 96%. IKK bagian
TU Pimpinan dan Protokol pada tahun ini pencapaiannya melebihi target yaitu :

Grafik 3.1
Target dan Capaian Indikator Kinerja
Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara
dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TA 2018


120
94
96
100 88
80
80 72
64
56
60 48
40
40 32
24
16
20 8

Realisasi Target

21
2. Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan
Capaian indikator pada Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan sesuai
dengan pedoman kearsipan yaitu 25,11% dari target yang ditetapkan pada Tahun
2019 sebesar 25% dari jumlah seluruh Satuan Kerja yang ada di Kantor Pusat dan
UPT, sebagaimana grafik berikut ini :
Grafik 3.2
Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan

22
3. Persentase Pelayanan Dokumen Perjalanan Dinas Luar Negeri
Target Indikator pada Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri
tepat waktu pada Tahun 2018 adalah 94%, sedangkan hasil capaian dari kegiatan
tersebut melebihi dari target yang direncanakan yaitu 98,42%. Berikut rincian
capaian indikator setiap bulan yaitu :
Grafik 3.3
Persentase Pelayanan Dokumen Perjalanan Dinas Luar Negeri

23
4. Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor
Berdasarkan data yang ada, capaian Indikator pada Bagian Rumah Tangga yaitu
‘‘Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor” adalah 97%, dari hasil perhitungan
sampai Tahun 2018 dari target yang ditetapkan yaitu 97% seperti terlihat dari tabel
dibawah ini :
Diagram 3.1
Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor

Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor


120

97
100 89,91 92,93

76,3
80
63,8
60 54,92
46,55 47,75
42,39
40

20
5,48 6,61
1,85
0
100.728.000

373.701.900

467.364.700

1.664.821.300

2.310.859.100

2.700.700.700

3.134.597.200

3.295.070.500

3.509.684.700

3.987.590.800

4.343.720.600

563 2.797 3.261 13.332 21.264 23.564 27.289 30.728 31.133 31.743 32.951 37.627 5.433.937.700
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli AgustusSeptemberOktoberNopember
Desember

24
5. Persentase Pembayaran Gaji dan/ atau Insentif Tenaga Kesehatan Strategis
Tepat Waktu
Target indikator kinerja dari pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan
strategis tepat waktu Tahun 2018 adalah 98%, realisasi yang dicapai yaitu 98,04%.
Adapun pembayaran gaji dan insentif tenaga kesehatan terdiri dari Gaji CPNS dan
PNS Sekretariat Jenderal, PNS DPK, serta tenaga kesehatan strategis yang
meliputi tenaga PTT, Nusantara Sehat, Residen. Pembayaran gaji CPNS dan PNS,
dan Nusantara Sehat. Adapun hasil capaian dari kegiatan tersebut dapat dilihat di
dalam tabel di bawah ini yaitu :

Grafik 3.4
Persentase Pembayaran Gaji dan/ atau Insentif
Tenaga Kesehatan Strategis Tepat Waktu

25
B. Analisis Capaian Kinerja 2018
1. Definisi Operasional Indikator 2018
Biro Umum memiliki 5 (lima) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), yaitu:
a. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara
dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP, dengan target capaian IKK
tahun 2018 adalah 94%;
b. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian Kesehatan, dengan target
capaian IKK tahun 2018 adalah 25%;
c. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu,
dengan target capaian IKK tahun 2018 adalah 94%;
d. Persentase terpeliharanya prasasarana kantor, dengan target capaian IKK
tahun 2018 adalah 97%;
e. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis
tepat waktu, dengan target capaian IKK tahun 2018 adalah 98%;

Definisi Operasional dan cara perhitungan capaian sebagaimana telah


dijelaskan pada BAB II.

2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2018


a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target, Permasalahan,
Pemecahan Masalah, serta Rencana Tindak Lanjut
Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan
acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP
Untuk Indikator Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi,
pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP sebagai
berikut :
1. Hal-hal Yang Mempengaruhi Pencapaian Target
 Kualitas dan kemampuan SDM dalam menjalankan tugas
 Adanya target yang jelas dan sudah disusun pada tahun sebelumnya
 Komitmen dari pimpinan maupun staff dalam menjalankan setiap
tugas untuk mensukseskan target yang telah ditetapkan

26
 Terjalinnya komunikasi yang baik dalam satu bagian maupun dengan
luar bagian
 Adanya anggaran dan sarana prasarana yang cukup untuk
menunjang setiap kegiatan
2. Permasalahan
 Komunikasi yang dilakukan membutuhkan dukungan peralatan
komunikasi baik pengolah data maupun alat komunikasi yang mobile
seperti smart phone dan laptop yang mendukung kecepatan dan
ketepatan dalam penyampaian informasi, sedangkan sarana yang
ada masih kurang mendukung
 Jam kerja yang melebihi 8 jam dalam sehari bahkan sering kali
bekerja di hari libur, disesuaikan dengan kebutuhan penyiapan
kegiatan pimpinan
 Bahan untuk acara yang mendadak sifatnya akan bersifat kurang
maksimal karena waktu penyiapan yang sangat singkat
 Bahan masuk yang terlalu dekat dengan hari acara, tidak ideal
dengan yang seharusnya yaitu H-7 acara harus diterima oleh Ibu
Menteri
 Pembatalan keberangkatan perjalanan dinas baik dalam maupun
luar negeri yang disebabkan oleh faktor teknis (kendala oleh
maskapai) maupun alasan lain yang mendadak dari pimpinan,
memerlukan tindakan cepat dan dukungan travel agen selaku
penyedia jasa layanan tiket penerbangan.
 Dana perjalanan dinas yang dibatasi mengakibatkan beberapa
perjalanan dinas pimpinan menemui kendala waktu (proses untuk
bersurat ke unit lain) untuk dapat membantu terkait hal pembiayaan
perjalanan dinas pimpinan beserta pendamping.
 Penyerapan dana anggaran Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang
sangat tinggi sehingga berakibat dana habis sebelum akhir tahun
anggaran. Hal ini terjadi karena banyaknya kunjungan kerja Presiden
RI yang tidak bisa diprediksi (diluar perencanaan) dengan jumlah

27
lokasi lebih dari satu serta jaraknya cukup berjauhan sehingga
memerlukan personil protokol minimal 1 orang per lokasi
 Sumber Daya Manusia di Sub Bagian TU Sekjen berkurang karena
dipindahkan dan diperbantukan ke tempat lain sehingga mengalami
kendala dalam menyelesaikan pekerjaan
 Aplikasi EFS masih perlu perbaikan karena kesulitan dalam proses
input surat masuk, disposisi dan pencarian.
 Masih terdapat Unit Kerja yang membuat verbal surat keluar belum
sesuai dengan Tata Naskah Dinas
 Masih terdapat Unit Kerja yang tidak koordinasi dengan Sub Bagian
TU Sekretaris Jenderal terkait verbal surat keluar yang sifatnya Cito
 Belum adanya fasilitas arsip seperti ruang penyimpanan arsip dan
pemusnahan arsip
 Pengetahuan SDM TU Menteri dan Staf Ahli tentang pengelolaan
arsip yang masih kurang
 SDM Arsiparis yang belum memadai
 Jumlah surat dan dokumen yang cukup banyak memerlukan
penataan yang lebih intens.
3. Pemecahan Masalah
 Biro Umum perlu lebih mensosialisasi Tata Naskah Dinas ke semua
Unit Kerja
 Perlu pendampingan dalam kearsiapan
Selain itu adapun inovasi yang dapat dijalankan pada tahun 2019
antara lain ;
 Pembuatan SOP E Notula
 Pembuatan SOP RTL Ratas Menteri Kesehatan
 Mengembangkan aplikasi surat masuk dan verbal berbasis android
 Membentuk Tim Kecil Khusus Bahan Menkes yang siap 24 jam,
terdiri dari Para Analis Kebijakan, sehingga sistem bahan Ibu
Menkes mulai dari permohonan, penagihan data yang diperlukan,
editing (penambahan pegawai honorer) dan pengarsipan lebih baik

28
 Mengembangkan web khusus bahan Menkes yang bisa diakses
seluruh unit utama
 Database tiket perjalanan dinas
 Aplikasi laporan perjalanan dinas
 Pertemuan Sekretaris Unit Utama di tahun 2019, kegiatan dilakukan
full day meeting didalam kota, pertemuan-pertemuan dengan para
sekretaris untuk menambah keakraban bisa dilanjutkan dengan
mengadakan kegiatan seperti afternoon tea atau arisan satu bulan
sekali
4. Rencana Tindak Lanjut
 Mengadakan rapat koordinasi penyiapan bahan melibatkan team
speech writer dari setiap unit
 Perlu ditunjuk satu satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap
proses penyiapan bahan Menkes agar bahan tersebut dapat lebih
cepat diterima oleh pimpinan
 Perlu adanya penunjukan staf yang berkompeten selaku kontak
person di tiap tiap satuan kerja untuk mempermudah dan
mempercepat koordinasi penyiapan bahan
 Mengusulkan untuk pengembangan SDM Kearsipan
 Mengusulkan kegiatan penataan dan penyusutan arsip sedikitnya 3
kali dalam setahun.
 Penunjukan dalam penugasan harus lebih efektif dan efisien dengan
tetap mempertimbangkan semua kegiatan bisa terakomodir dengan
baik sesuai dengan jenis acara dan jumlah titik lokasi yang
dikunjungi oleh Menteri Kesehatan.
 Mengajukan permohonan permintaan perlengkapan kantor ke
bagian rumah tangga dengan spesifikasi yang lebih detail.
 Perlu dilakukan Pembinaan teknis (Bimtek) Keprotokolan ke daerah
daerah untuk sosialisasi mengenai keprotokolan di kalangan internal
Kemenkes agar dapat membantu tugas protokol di daerah
 Sosialisasi Tata Naskah Dinas ke semua Unit Kerja

29
 Mengusulkan ruang penyimpanan arsip dan pemusnahan arsip
 Mengusulkan penambahan staf di Sub Bagian TU Sekjen
 Mengusulkan perlengkapan kantor ke Bagian Rumah Tangga, Biro
Umum sesuai kebutuhan

Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan dan


Persentase Pelayanan Dokumen Perjalanan Dinas Luar Negeri
Untuk Indikator Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian
Kesehatan dan Persentase Pelayanan Dokumen Perjalanan Dinas Luar
Negeri sebagai berikut :
1. Hal-hal Yang Mempengaruhi Pencapaian Target
 Komitmen dan peran serta pimpinan dalam mensukseskan dan
menggalakkan program-program Bagian Kearsipan dan Admnistrasi
Biro Umum dengan telah ditetapkannya Surat Edaran Menteri
Kesehatan Nomor : HK.02.01/Menkes/231/2017 tentang
Pengelolaan Arsip pada Satker dan UPT Pusat di lingkungan
Kementerian Kesehatan
 Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam menunjang pelaksanaan pengelolaan kearsipan
 Kualitas SDM Kearsipan (Arsiparis dan Pengelola Arsip)
 Komitmen dan Kerjasama Satuan Kerja dan UPT Kementerian
Kesehatan dalam melakukan Pengelolaan Arsip
 Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik antara
Kementerian Kesehatan dan Arsip Nasional Republik Indonesia
 Proporsi Anggaran yang cukup baik
 Telah ditetapkannya pedoman-pedoman kearsipan di Tahun 2017-
2018
2. Permasalahan
 Belum optimalnya penguatan pengelolaan arsip di Lingkungan Unit
Utama sehingga masih banyak satker dan UPT yang melakukan
pengelolaan arsip belum sesuai pedoman kearsipan

30
 Masih kurangnya jumlah Fungsional Arsiparis dan belum optimal
pengetahuan pengelola arsip dalam melaksanakan pengelolaan
arsip di era industri 4.0
 Belum terencana dan terarah peta jalan kearsipan sehingga
pengelolaan arsip di Lingkungan Kementerian Kesehatan masih
belum terkoordinasi dengan baik
 Masih terdapat permohonan Administrasi PDLN dari Unit yang
mendekati waktu keberangkatan
 Masih terdapat dokumen persyaratan PDLN yang belum lengkap
saat pengajuan
 Penggunaan aplikasi PDLN Online yang belum maksimal
 Masih terdapat kendala teknis di pihak eksternal Kemenkes (Setneg,
Kemenlu)
 SDM yang berlatar belakang programming masih kurang
3. Pemecahan Masalah
 Penguatan pengelolaan arsip di Unit Utama dengan melakukan
koordinasi dan pendampingan pengelolaan arsip di Unit Utama, dan
diharapkan dapat diterapkan di satker dan UPT di Unit Utama
masing-masing.
 Untuk menambah jumlah arsiparis dengan melakukan inpassing
arsiparis, sedangkan untuk peningkatan pengetahuan bisa melalui
sertifikasi, pelatihan, work shop, dan lain-lain bekerjasama dengan
ANRI, Universitas maupun asosiasi arsiparis Indonesia.
 Membuat peta jalan dengan berkoordinasi dengan ANRI, Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan serta Unit Utama
dibantu oleh konsultan dari praktisi kearsipan.
 Penambahan SDM dengan kualifikasi menguasai Programming
4. Rencana Tindak Lanjut
 Pendampingan pengelolaan arsip meliputi pemberkasan arsip aktif,
penggunaan aplikasi EFS dan penyusutan arsip dengan metode
pelatihan dan on job training

31
 Melakukan inpassing, sertifikasi, pelatihan yang mendukung dan
menunjang peningkatan kapasitas SDM Kearsipan
 Meningkatkan efektifitas surat tanggapan dengan memberikan
batasan yang lebih jelas mengenai dokumen perjalanan dinas luar
negeri yang dapat di proses.
 Meningkatkan Koordinasi dengan Tim Koordinator Unit yang
merupakan Pengelola administrasi PDLN di Sekretariat Unit Utama,
Biro, Pusat dan Set. KKI di lingkungan Sekretariat Jenderal serta Tim
Sekretariat di Biro Umum.
 Meningkatkan Koordinasi dengan para pihak di Kementerian terkait
PDLN.

Persentase Pembayaran Gaji dan/atau Insentif Tenaga Kesehatan


Strategis Tepat Waktu
Untuk Indikator Pembayaran Gaji dan/atau Insentif Tenaga Kesehatan
Strategis Tepat Waktu sebagai berikut :
1. Hal-hal Yang Mempengaruhi Pencapaian Target
 Dokumen pendukung diterima sebelum batas waktu pengajuan
pencairan gaji/insentif ke KPPN
 Dokumen yang diterima sesuai kriteria penugasan
 Sarana komunikasi tersedia
 Dukungan sarana prasarana kerja memadai, sistem
informasi/aplikasi gaji berfungsi optimal.
 Kemampuan dan integritas SDM sangat baik.
 Jadwal pencairan dipatuhi secara ketat
2. Permasalahan
 Masih terdapat permasalahan pembayaran insentif terhadap tenaga
kesehatan Nusantara Sehat yaitu :
1. Salah penulisan SK pada penentuan lokus tenaga Nusantara
Sehat daerah terpencil, padahal seharusnya tertulis sangat
terpencil sehingga mengakibatkan perbedaan besaran insentif.

32
Dalam penyelesaiannya dilakukan usulan pembayaran
kekurangan insentif (gaji/insentif susulan).
2. Terdapat permasalahan pembayaran insentif PTT :
a. terlambat pengusulan gaji/insentif dari Dinas Kesehatan
Kab/Kota yang dikarenakan :
 Dinas Kesehatan Kab/Kota sulit untuk dihubungi
 Kurangnya kelengkapan administrasi pendukung usulan
gaji/insentif
 Lemahnya jaringan internet pada Dinas Kab/Kota
 Pergantian pengelola gaji/insentif PTT di Dinas Kesehatan
Kab/Kota dan tidak disosialisasikan dari yang lama ke yang
baru;
 Terlambat menginformasikan atas perubahan kriteria
penempatan (lokus).
b. Terdapat permasalahan pembayaran insentif terhadap tenaga
kesehatan WKDS yaitu :
 Terlambat terpenuhinya data pendukung (SPMT)
pembayaran insentif;
c. Terdapat permasalahan pembayaran insentif terhadap tenaga
kesehatan Residen yang disebabkan karena :
 Terlambatnya SK diterima di Biro Umum;
 Sulitnya menghubungi pihak Perguruan Tinggi untuk
mendapatkan data dukung untuk diterbitkannya SPMT oleh
Rumah Sakit;
3. Pemecahan Masalah
 Melakukan komunikasi intensif untuk saling korektif atas kekeliruan
dalam penulisan lokus/kriteria penugasan Nusantara Sehat
 Memperkuat komunikasi (melakukan absensi usulan gaji/insentif dan
mengingatkan kepada pengelola gaji PTT yang belum mengirimkan
usulan agar usulan gaji dan insentif PTT melewati batas waktu)

33
 Melakukan bimbingan secara online terhadap pengelola PTT yang
baru
 Mengingatkan kepada pengelola WKDS Pusat Perencanaan dan
Pemberdayagunaan SDM Kesehatan untuk mengirimkan dokumen
yang belum lengkap
4. Rencana Tindak Lanjut
 Mendorong agar perekrutan Nakes sesuai dengan time line yang
telah direncanakan.
 Melakukan verifikasi ulang terhadap kriteria dalam SK Penugasan.
 Melakukan komunikasi dengan pengelola gaji tidak sebatas pada
jam kerja.
 Mengusulkan perlunya penyederhanaan dalam penerbitan SK
Penugasan.
 Meningkatkan kompetensi SDM dalam penyusunan laporan IKK.
 Meningkatkan semangat saling cross check atas pelaporan IKK

34
C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran
1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) di Biro Umum tahun 2018 adalah sebagai
berikut:

Diagram 3.2
Sumber Daya Manusia (SDM) di Biro Umum Tahun 2018

35%
PNS
Honorer
55%
Outsourcing

10%

Dengan rincian :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah
sebanyak 215 orang;
b. Tenaga Honorer (Pramubakti, Pengemudi, Pengamanan) adalah sebanyak
63 orang;
c. Tenaga Outsourcing adalah sebanyak 333 orang;

35
Tabel 3.2
Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Jenis Jabatan

No Jabatan Jumlah
1 Jabatan Struktural 22
A. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 6
2
B. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 187
Jumlah Seluruh Pegawai 215

Diagram 3.3
Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Jenis Jabatan

36
Tabel 3.3
Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah
1 Golongan I 7
2 Golongan II 71
3 Golongan III 126
4 Golongan IV 11
Jumlah Seluruh Pegawai 215

Diagram 3.4
Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Golongan

37
Tabel 3.4
Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar 10
2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 14
3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 86
4 Diploma III 28
5 Strata I 52
6 Strata II 24
7 Strata III 1
Jumlah 215

Diagram 3.5
Tenaga Honorer Berdasarkan Pendidikan

3%
HONORER
2%

39%
S2

S1
41%
D3

SMA

SMP
15%

38
Tabel 3.5
Tenaga Honorer Berdasarkan Jabatan

No Pendidikan Jumlah
1 Pramubakti 47
2 Pengemudi 7
3 Pengamanan 9
Jumlah 63

Diagram 3.6
Tenaga Honorer Berdasarkan Jabatan

HONORER

11%
14%
Pramubakti

Pengamanan

Pengemudi
75%

39
Tabel dan Grafik di atas menggambarkan kekuatan Sumber Daya Manusia
yang ada di Biro Umum.

Berdasarkan proporsi berdasarkan jenis pendidikan, SDM yang ada dirasakan


belum memadai mengingat Biro Umum masih akan terus meningkatkan kualitas
pelayanan yang bersifat teknis maka diperlukan peningkatan kualifikasi
pendidikan yang memadai, minimal pada tingkat diploma. Tingkat pendidikan
SDM di Biro Umum paling banyak adalah lulusan Sekolah Menengah Atas
(SMA).

Dalam rangka memetakan potensi dan kondisi SDM di Biro Umum, telah
dilakukan tes Executive Brain Assesment (EBA) yang dikoordinasikan oleh
Pusat Analisis Determinan Kesehatan dan tes Assessment yang
dikoordinasikan oleh Biro Kepegawaian. Hasil tes tersebut digunakan sebagai
dasar dalam memetakan pegawai sesuai dengan kompetensi jabatan, promosi
jabatan pegawai, serta rencana pelatihan/peningkatan kompetensi pegawai.

Selain itu, dalam rangka peningkatan kualitas dan kapasitas SDM, serta guna
ketepatan jumlah, pendidikan, dan ketepatan penempatan SDM agar sejalan
dengan arah Reformasi Birokrasi telah dialokasikan anggaran untuk pendidikan
dan pelatihan setiap tahun. Daftar pelatihan peningkatan kompetensi selama
tahun anggaran 2018 sebagaimana terlampir.

2. Sumber Daya Anggaran


Alokasi anggaran pada kegiatan Pengelolaan Urusan Tata Usaha,
Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji lebih kepada Belanja
Operasional untuk pembayaran gaji dan tunjangan/insentif serta Operasional
Perkantoran. Postur alokasi anggaran Satuan Kerja Biro Umum adalah sebagai
berikut :

40
Diagram 3.7
Matrik Perkiraan Kebutuhan Alokasi Anggaran 2015 s.d. 2019
(Renstra Kementerian Kesehatan)

BIRO UMUM

3.449.619,9
3.008.954,7
4.000.000,0
2.237.111,1
3.000.000,0 1.805.698,3

2.000.000,0 1.093.122,0

1.000.000,0

-
2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 3.5
Tren Anggaran 2015 s.d. 2018

3.500.000
3.008.955 2.987.267
3.000.000
75,56% 2.237.111
2.500.000 97,84% 1.752.685
2.922.782
2.000.000
2.273.543 47,57%
1.500.000 65,38%
1.000.000
1.145.827
500.000 1.064.261

0
2015 2016 2017 2018

PAGU REALISASI

41
Diagram 3.8
Komposisi Pagu Alokasi Awal dan Akhir Tahun Anggaran 2018 :

DIPA AWAL

52 = 53 = 27.628.430.000
109.365.150.000

51 =
1.660.589.765.000

DIPA AKHIR

53 = 35.893.430.000
52 = 104.343.467.000

51 = 1.612.448.852.000

42
Tabel 3.6
Rincian Pagu Awal dan Akhir

NO URAIAN DIPA AWAL DIPA AKHIR SELISIH KETERANGAN


Tugas dan
1 Fungsi (Non 55.639.780.000 63.754.780.000 8.115.000.000
Operasional)
 Belanja 28.011.350.000 27.861.350.000 (150.000.000) Realokasi ke Pusat
Barang (52) Krisis untuk KLB
Asmat
 Belanja Modal 27.628.430.000 35.893.430.000 8.265.000.000 Penambahan B.
(53) Modal dari Pusat
Kesehatan Haji
Layanan
2 Perkantoran 1.741.943.565.000 1.688.930.969.000 (53.012.596.000)
(Operasional)
 Belanja 1.660.589.765.000 1.612.448.852.000 (48.140.913.000) Realokasi 001 ke
Pegawai (51) Ditjen Yankes untuk
menambah
kekurangan Belanja
Pegawai
 Belanja 81.353.800.000 76.482.117.000 (4.871.683.000) Realokasi 002 ke
Barang (52) KKI untuk
pembayaran gaji 13
dan 14 KKI dan
MKDI sebesar 800 jt
dan Realokasi ke
Ditjen Yankes untuk
menambah
kekurangan 002
Satker RSCM
3 Total 1.797.583.345.000 1.752.685.749.000 44.897.596.000

43
Dalam mencapai kinerjanya, Biro Umum didukung oleh Sumber Daya Anggaran
sesuai DIPA Tahun Anggaran 2018 Nomor : DIPA-024.01.1. 465930/2018
tanggal 5 Desember 2017, Pagu Awal Biro Umum sebesar
Rp1.797.583.345.000 (Satu Triliun Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tujuh Milyar
Lima Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Empat Puluh Lima Ribu
Rupiah) dan Pagu Akhir sebesar Rp1.752.685.749.000 (Satu Triliun Tujuh
Ratus Lima Puluh Dua Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Lima Juta Tujuh
Ratus Empat Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Selama periode berjalan satker
Biro Umum beberapa kali revisi dari DIPA awal. Kronologis revisi Anggaran Biro
Umum selama Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut:

REVISI DIPA 1
(Kanwil, 9 Februari 2018)
Realokasi anggaran ke Pusat REVISI DIPA 2
Krisis untuk penanggulangan (DJA, 24 April 2018)
REVISI DIPA 8 KLB (Asmat) Penambahan alokasi Belanja
(Kanwil, 31 Desember 2018) Modal dari Satker Pusat
Revisi Akun (koreksi Akun) Kesehatan Haji
untuk Aset Ekstrakomtabel

REVISI DIPA 3
(DJA, 18 Juli 2018)
REVISI Realokasi anggaran Belanja
REVISI DIPA 7
Pegawai ke Ditjen Yankes dan
(Kanwil, 3 Desember 2018) ANGGARAN Perubahan Halaman IV DIPA
Revisi Belanja Operasional (Belanja Modal)
Kerumahtanggaan dan Revisi
TA 2018
Halaman III DIPA
REVISI DIPA 4
(DJA, 20 Agustus 2018)
Perubahan Halaman IV DIPA
REVISI DIPA 6
(Belanja Modal) dan Realokasi
(DJA, 28 November 2018) anggaran ke Sekretariat KKI
Realokasi angagran untuk
memenuhi kekurangan
Belanja Operasional Satker REVISI DIPA 5
(Kanwil, 12 Oktober 2018)
RSCM
Pergeseran anggaran untuk
menambah alokasi WKDS dan
percepatan pelaksanaan
anggaran Biro Umum

44
Dalam mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan, realisasi
anggaran dalam pencapaian indikator adalah sebagai berikut berikut :

Tabel 3.7
Alokasi dan Realisasi Anggaran TA 2018

NO URAIAN JENIS BELANJA ALOKASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN SISA ANGGARAN % REALISASI

1 BELANJA PEGAWAI 1.612.448.852.000 1.012.542.673.957 599.906.178.043 62,80%

2 BELANJA BARANG 104.343.467.000 100.096.075.139 4.247.391.861 95,93%

3 BELANJA MODAL 35.893.430.000 33.188.518.148 2.704.911.852 92,46%

TOTAL 1.752.685.749.000 1.145.827.267.244 606.858.481.756 65,38%

Data SPM Per 31 Desember 2018

Diagram 3.9
Target dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2018

45
Tabel 3.8
Rincian Realisasi Anggaran Berdasarkan Komponen

Kode Output / Komponen Alokasi (Rp.) Realisasi (Rp.) %


2037 Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah 1.752.685.749.000 1.145.827.267.244 65,38%
Tangga, Keuangan, dan Gaji

951 Layanan Internal (Overhead) 6.922.286.000 5.859.459.770 84,65%

051 Pengelolaan Kegiatan Urusan Ketatausahaan 6.922.286.000 5.859.459.770 84,65%

962 Layanan Umum 56.832.494.000 52.025.986.561 91,54%


051 Pelayanan Pengelolaan Gaji dan/atau Insentif 2.511.047.000 2.321.216.338 92,44%
Tenaga Kesehatan Strategis
052 Pelayanan Pengelolaan Gaji dan Tunjangan PNS 1.266.345.000 1.167.722.240 92,21%
dan CPNS Kemenkes
053 Pelaksanaan Layanan Administrasi, Korespondensi 7.439.472.000 6.385.652.317 85,83%
dan Acara Pimpinan
054 Pengelolaan Layanan Kearsipan dan Tata 6.145.350.000 5.884.158.677 95,75%
Persuratan Kementerian serta Administrasi
Perjalanan Dinas Luar Negeri Pimpinan
055 Pelaksanaan Urusan dan Pembinaan 3.576.850.000 3.078.718.841 86,07%
Kerumahtanggaan
056 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan 1.207.176.000 1.078.452.990 89,34%
Komunikasi
057 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 22.430.212.000 20.712.865.124 92,34%
058 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan 6.212.214.000 5.354.614.609 86,19%
Bangunan
059 Pengadaan Kendaraan Bermotor 6.043.828.000 6.042.585.425 99,98%
994 Layanan Perkantoran 1.688.930.969.000 1.087.941.820.913 64,42%

001 Pembayaran Gaji dan/atau Insentif 1.612.448.852.000 1.012.542.673.957 62,80%


002 Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 76.482.117.000 75.399.146.956 98,58%
Bagian TU Pimpinan dan Protokol 9.934.933.000 9.723.314.296 97,87%
Bagian Kearsipan dan Administrasi 7.189.712.000 6.985.261.795 97,16%
Bagian Kerumahtanggan 54.030.381.000 53.426.003.508 98,88%
Bagian Gaji dan Tata Usaha 5.327.091.000 5.264.567.357 98,83%

46
Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) periode Tahun Anggaran 2018 yang
terdiri dari 12 indikator instrumen pelaksanaan anggaran secara umum
mendapatkan hasil yang baik dengan nilai sebesar 92.26 (berdasarkan data
SPAN per tanggal 31 Desember 2018). Rincian 12 indikator tersebut dapat
dilihat sebagaimana tabel berikut ini :

Diagram 3.10
Capaian 12 Indikator Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018

120,00%
100,00% 99,56% 100,00% 100,00% 100,00%
91,70% 94,00% 95,76% 99,53%
100,00% 89,97%
83,00%
80,00% 72,43%

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
1.
3. 4. 8. 10.
Penyera 2. 6. LPJ 11.
Penyele Deviasi 5. Data 7. Revisi Pengem 9.Retur Deviasi 12. Pagu
pan Pengelol Bendaha Dispens
saian Hal III Kontrak DIPA balian SP2D Renkas Minus
Anggara aan UP ra asi SPM
Tagihan DIPA SPM Harian
n
Capaian 72,43% 100,00% 99,56% 91,70% 94,00% 83,00% 100,00% 95,76% 99,53% 89,97% 100,00% 100,00%

Adapun faktor belum optimalnya realisasi anggaran Satker Biro Umum pada
tahun 2018 dikarenakan karena belum optimalnya serapan pada Belanja
Pegawai yaitu sebesar Rp1.012.542.673.957 atau 62,80% dari alokasi
anggaran Belanja Pegawai sebesar Rp1.612.448.852.000. Hal-hal yang
mempengaruhi serapan realisasi anggaran pada Belanja Pegawai antara lain :
a. Pengangkatan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat
yang tidak sesuai dengan target dan timeline rencana pengangkatan;

47
Nusantara Sehat Tim (Team Based) pada tahun 2018, dengan target 930
tenaga dan realisasi 894

Tabel 3.9
Target dan Realisasi Pengangkatan
Nusantara Sehat Tim (Team Based)

RENCANA REALISASI
NO URAIAN KETERANGAN
PENGANGKATAN PENGANGKATAN
1 Juni 303 315 TMT per 01 Juni 2018 untuk 315 orang
2 September 303 0
TMT per 01 Oktober 2018 untuk 316
3 Oktober 0 316
orang
4 November 324 0
TMT per 01 Desember 2018 untuk 263
5 Desember 0 263
orang
TOTAL 930 894

48
Nusantara Sehat Individu pada tahun 2018, dengan target 3.835 tenaga dan
realisasi 2.334 tenaga.

Tabel 3.10
Target dan Realisasi Pengangkatan
Nusantara Sehat Tim (Team Based)

RENCANA REALISASI
NO URAIAN KETERANGAN
PENGANGKATAN PENGANGKATAN
Rencana pengangkatan dimulai Februari
1 Januari 0 0
2018
Rencana T : 175 orang dan ST : 172
2 Februari 347 0 orang, tidak ada pengangkatan Nakes
bulan Februari 2018
Rencana T : 175 orang dan ST : 172
3 Maret 347 30 orang tetapi realisasi T : 18 orang dan
ST : 12 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
4 April 349 0 orang, tidak ada pengangkatan Nakes
bulan April 2018
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
5 Mei 349 38 orang tetapi realisasi T : 10 orang dan
ST : 28 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
6 Juni 349 44 orang, tetapi realisasi T : 0 orang dan ST
: 44 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
7 Juli 349 778 orang, tetapi realisasi T : 433 orang dan
ST : 345 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
8 Agustus 349 0 orang, Belum ada pengangkatan Nakes
bulan Agustus 2018
9 September 349 0 Belum ada pengangkatan
Pengangkatan NSI ada dibulan Oktober
2018 dan TMT nya 01 Oktober 2018
10 Oktober 349 314
untuk 341 orang, baru akan dibayarkan
dawal bulan November

Pengangkatan NSI ada dibulan


November 2018 dan TMT nya 01
November 2018 untuk 482 orang, baru
11 November 349 512
akan dibayarkan dawal bulan November
+ pengangkatan untuk NSI Bencana
Pasca Lombok sebanyak 29 orang

Pengangkatan NSI ada dibulan


Desember 2018 dan TMT nya 01
Desember 2018 untuk 508 orang, baru
12 Desember 349 618
akan dibayarkan dawal bln Desember +
pengangkatan untuk NSI Pensus
sebanyak 110 orang

TOTAL 3835 2334

49
b. Tidak terpenuhinya target pengangkatan CPNS pengangkatan tahun 2017
sejumlah 1.000 (seribu) orang tetapi terealiasi sejumlah 840 (delapan ratus
empat puluh) orang;
c. Tidak terealiasinya alokasi Belanja Pegawai Transito yang diperuntukkan
untuk Belanja Pegawai Kementerian;
d. Tenaga Kesehatan PTT yang sudah tidak aktif/meninggal di daerah (data
terlampir);
e. Penerbitan dan pengiriman SK Penugasan Khusus Residen/Residen Senior
melewati masa penugasan (terlambat) dan pengangkatan/penugasan tidak
serentak/bertahap sehingga mengakibatkan pembayaran insentif
Residen/Residen Senior yang tidak tepat waktu;
f. Tidak terserapnya anggaran untuk nakes terdampak bencana sebesar
Rp97.056.000.000, dikarenakan belum terbitnya izin prinsip pembayaran;

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan unsur penting dan penunjang bagi
organisasi dalam melaksanakan kegiatan kedinasan sehari - hari untuk
mendukung kinerja dan kelancaran pekerjaan.
1. Gedung Bangunan
Sarana Gedung atau bangunan kantor yang menjadi bagian pengelolaan
terkait pemeliharaan / perawatan Subbagian Pemeliharaan Bagian Rumah
Tangga adalah (1) Kantor Pusat : Gedung Prof. Dr. Sujudi, Gedung Dr.
Adhyatma, Gedung Sarana Penunjang/Gedung Parkir, dan Gedung Utilitas;
(2) Gudang Percetakan Negara; (3) Wisma Sukajadi (4) Rumah Dinas
Menteri Kesehatan; (5) Rumah Dinas Pejabat Eselon I; dan (6) Rumah
Dinas Lainnya. Pemeliharaan / perawatan bertujuan untuk
mempertahankan kondisi bangunan gedung, rumah Negara, gudang
Percetakan Negara, Wisma Sukajadi, dan lingkungannya agar tetap
memenuhi persyaratan laik fungsi atau dalam usaha meningkatkan wujud
bangunan dan menjaga terhadap pengaruh yang merusak sehingga

50
mampu mempertahankan umur ekonomis bangunan. Uraian singkat dapat
dilihat sebagaimana berikut :
a. Kantor Pusat Kementerian Kesehatan RI yang berkantor di Jalan H. R.
Rasuna Said Blok X5 KAV No. 4 – 9, Kuningan Jakarta Selatan saat ini
memiliki 3 (tiga) bangunan gedung utama dan yaitu :
1) Gedung dr. Adhyatma, MPH dengan luas tanah 43.673 M2 , luas
bangunan 38.258 M2 dengan 9 lantai, total daya 2.770 kVA dan
dengan nilai perolehan Bangunan Gedung senilai Rp
242,393,785,662
2) Gedung Prof. Dr. Sujudi dengan luas bangunan 34.948 M 2 dengan
2 basemant 15 lantai, total daya 3.030 kVA, dan dengan nilai
perolehan Bangunan Gedung senilai Rp 148,026,931,697
3) Ketiga Gedung Sarana Penunjang dengan luas bangunan 11. 000
m2, total daya 105 kVA dan dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 72,950,272,657
b. Wisma Kemenkes Sukajadi yang beralamat di Jl. Sukajadi No. 55 luas
tanah 1.439 m2, luas bangunan 1.000 m2, total daya 23 kVA dan
dengan nilai perolehan Rp 1,358,912,000
c. Gudang Kemenkes di Jalan Percetakan Negara No. 23 – Jakarta Pusat,
luas bangunan ± 50.000 m2, terdiri dari 10 gudang dan 2 kantor
(gudang C, B, H, J, G, A, K2, K3, Ex. HLN, K1, Kantor Ex.
Pemeliharaan, Kantor Ex Biro Keuangan), total daya 106 kVA dan
dengan nilai perolehan Bangunan Gedung senilai sebagai berikut :
1) Gudang B dengan luas 3427 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 3,302,918,000
2) Gudang C dengan luas 3178 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 3,769,110,466
3) Gudang G dengan luas 3162 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 2,604,400,194
4) Gudang K1 dengan luas 746 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 491,134,000

51
5) Gudang K2 (Arsip Roum) dengan luas 1,580 m² dengan nilai
perolehan Bangunan Gedung senilai Rp 1,034,375,000
6) Gudang K3 dengan luas 464 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 307,150,000
7) Gudang J dengan luas 1,416 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 934,242,000
8) Gudang H dengan luas 2,494 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 1,652,969,000
9) Gudang BPKLN dengan luas 410 m² dengan nilai perolehan
Bangunan Gedung senilai Rp 478,406,000
10) Gudang Eks. Pemeliharaan dengan luas 299 m² dengan nilai
perolehan Bangunan Gedung senilai Rp 480,633,000
11) Gudang BPKLN adalah 410 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 478,406,000
12) Gudang K2 dengan luas 270 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 292,320,993
13) Gedung Arsip adalah 1,310 m² dengan nilai perolehan Bangunan
Gedung senilai Rp 1,420,331,828

52
Tabel 3.11
Gudang Kementerian Kesehatan

NAMA LUAS SATKER


NO LOKASI KETERANGAN
GUDANG RUANG PENGGUNA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sekretariat
Bawah
705,6 m2 Inspektorat
(Sisi Kiri)
Jenderal
Dit. Pencegahan
Bawah
dan
(Sisi 705,6 m2
Pengendalian Sudah
Kanan)
Penyakit dilakukan
1. B Dit. Pencegahan pengecekan
Atas dan dan penataan
705,6 m2
(Sisi Kiri) Pengendalian gudang
Penyakit
Dit. Pencegahan
Atas
dan
(Sisi 705,6 m2
Pengendalian
Kanan)
Penyakit

Bawah Belum
750 m2
(Sisi Kiri) dimanfaatkan

Belum
Bawah Setditjen dilakukan
2. C
(Sisi Kiri – - Kesehatan pengecekan
Lorong) Masyarakat dan penataan
gudang
Bawah 12,5 m2 Setditjen Sudah

53
NAMA LUAS SATKER
NO LOKASI KETERANGAN
GUDANG RUANG PENGGUNA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(Sisi Pelayanan dilakukan
Kanan – Kefarmasian dan pengecekan
Lorong) Alkes dan penataan
Setditjen gudang
Bawah
Pelayanan
(Sisi 750 m2
Kefarmasian dan
Kanan)
Alkes
Atas Dit. Obat Publik
(Sisi Kiri) dan Perbekes
735 m2
Atas Dit. Obat Publik
(Tengah) dan Perbekes

Atas
Dit. Obat Publik
(Sisi 540 m2
dan Perbekes
Kanan)

Dit. Pelayanan
Bawah
675 m2 Kesehatan
(Sisi Kiri)
Rujukan Sudah
Bawah dilakukan
3. G (Sisi 246 m2 WHO pengecekan
Kanan) dan penataan
Dit. Pelayanan gudang
Atas
540 m2 Kesehatan
(Sisi Kiri)
Rujukan

Sisi Dit. Pelayanan Sudah


4. H1 270 m2
Kanan Kesehatan dilakukan

54
NAMA LUAS SATKER
NO LOKASI KETERANGAN
GUDANG RUANG PENGGUNA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Rujukan pengecekan
Sisi Kiri / Biro dan penataan
Depan 98 m2 Perencanaan dan gudang
Pintu Anggaran

Sudah
Setditjen dilakukan
5. H2 210 m2 Kesehatan pengecekan
Masyarakat dan penataan
gudang

Sisi Kiri RS. Jantung


140 m2
(Depan) Harapan Kita
Sudah
Sisi
Dit. Kesehatan dilakukan
Kanan 135 m2
Jiwa dan Napza pengecekan
(Depan)
dan penataan
Sisi Kiri Sekretariat Ditjen
6. H3 gudang
(Belakang 540 m2 Pelayanan
) Kesehatan
Sisi
Belum
Kanan RS. Cipto
135 m2 dilakukan
(Belakang Mangunkusumo
penataan
)

Sisi Kiri Pusat Sudah


7. H5 (Sejajar 8,5 m2 Pembiayaan dan dilakukan
Pintu) Jaminan pengecekan

55
NAMA LUAS SATKER
NO LOKASI KETERANGAN
GUDANG RUANG PENGGUNA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kesehatan gudang

Pusat Biomedis
Depan 618 m2 dan Teknologi
Dasar Kesehatan
Biro Kerjasama
Depan
Luar Negeri
Belum
Dalam Biro Umum dilakukan
pengecekan

Sudah
Biro Keuangan dilakukan
8. J1 231 m2
dan BMN pengecekan
gudang

Sudah
Pusat Promosi dilakukan
9. J2 150 m2
Kesehatan pengecekan
gudang

Sudah
dilakukan
Pusat Krisis
10. J5 883 m2 pengecekan
Kesehatan
dan penataan
gudang

56
NAMA LUAS SATKER
NO LOKASI KETERANGAN
GUDANG RUANG PENGGUNA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sudah
Setditjen dilakukan
11. J6 136 m2 Kesehatan pengecekan
Masyarakat dan penataan
gudang

Sudah
Setditjen
dilakukan
Pelayanan
Sisi Kiri pengecekan
Kefarmasian dan
dan penataan
12. K2 375 m2 Alkes
gudang
Belum
Depan Biro Umum dilakukan
pengecekan

Sudah
dilakukan
Pusat Krisis
13. K3 460 m2 pengecekan
Kesehatan
dan penataan
gudang

Ex Kantor Sudah
14. Penyimpa 450 m2 Biro Umum dilakukan
-nan pengecekan

57
d. Rumah Dinas Menteri Kesehatan yang beralamat di Jalan Denpasar
dengan status BMN di Kementerian Sekretaria Negara dengan luas
bangunan 500 m2 dengan 2 lantai.
e. Rumah Negara Golongan I (Jabatan)

Tabel 3.12
Daftar Rumah Negara Golongan I

LUAS LUAS TAHUN


NO ALAMAT BANGUNAN TANAH PEMBANGU KET.
(M2) (M2) NAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jl. Taman Wijaya Kosong/
Kusuma II Blok B/Jl. 250 904 Dalam
1. 1990
Wijaya Kusuma I pemeliharaa
No.16, Cilandak n
2. Komplek BPPK, Jl.
330,23 305,50 Baik
Wijaya Kusuma 2007
No.24
3. Komplek BPPK, Jl.
330,23 305,50 Baik
Wijaya Kusuma 2007
No.24 X
4. Komplek RS 334,25 476 Baik
2007
Fatmawati (Kiri)
5. Komplek RS 334,25 476 Baik
2007
Fatmawati (Tengah)
6. Komplek RS 334,25 476 Baik
2007
Fatmawati (Kanan)
7. Komplek Badan
260,275 235,60 Baik
PPSDM, Jl. Hang 2007
Jebat III (Kiri)

58
LUAS LUAS TAHUN
NO ALAMAT BANGUNAN TANAH PEMBANGU KET.
(M2) (M2) NAN
8. Komplek Badan
260,275 235,60 Baik
PPSDM, Jl. Hang 2007
Jebat III (Kanan)
9. 183 (Visual)
Komplek Depkes
70 m² (Biro
Sunter Jl. Sespakes 250 1982 Baik
Keuangan
Blok B1 No.17
dan BMN)
10. Jl. Taman Wijaya
Kusuma Blok D/ Jl. Kosong /
250 453
Kusuma Raya Gg. 1990 Rusak Berat
Dahlia No.1,
Cilandak
11. Komplek Depkes
Sunter, Jl. 120 266,50 Rusak Berat
1990
Litbangkes Blok B1
No.7B
12. Komplek Depkes
Sunter, Jl. Bina 120 340 Rusak Berat
1977
Husada Blok B7,
No.16
13. Jl. Merapi No.10, Kosong /
240 300 1991
Pondok Gede Rusak Berat

59
Tabel 3.13
Daftar Rumah Negara Golongan II

LUAS LUAS TAHUN


NO ALAMAT BANGUNAN TANAH PEMBANGUN KET.
(M2) (M2) AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Jl. Ki Hajar Dewantara Selesai
Kampung Sawah Blok 21 75 1993 renovasi dan
C3 No.14, Ciputat siap huni
2. Selesai
Perumah Setia
60 160 1995 renovasi dan
Mekar Blok C.2 No.5
siap huni
3. Selesai
Bumi Asih Indah Blok
73 120 1997 renovasi dan
LL. No.16
siap huni
4. Selesai
Bumi Asih Indah Blok
73 120 1997 renovasi dan
LL. No.17
siap huni
5. Selesai
Bumi Asih Indah Blok
73 120 1997 renovasi dan
LL. No.18
siap huni
6. Selesai
Bumi Asih Indah Blok
73 120 1997 renovasi dan
LL. No.19
siap huni
7. Selesai
Bumi Asih Indah Blok
73 120 1997 renovasi dan
LL. No.20
siap huni
8. Perumahan Villa Selesai
Nusa Indah Blok 36 70 1997 renovasi dan
V.14 No.10 siap huni

60
LUAS LUAS TAHUN
NO ALAMAT BANGUNAN TANAH PEMBANGUN KET.
(M2) (M2) AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9. Perumahan Villa Selesai
Nusa Indah Blok 36 70 1997 renovasi dan
V.14 No.11 siap huni
10. Perumahan Villa Selesai
Nusa Indah Blok 36 70 1997 renovasi dan
V.14 No.13 siap huni
11. Perumahan Villa Selesai
Nusa Indah Blok 54 120 1997 renovasi dan
AA.6 No.4 siap huni
12. Komplek Jati Warna Selesai
Indah Blok O No.10, 107 120 1997 renovasi dan
Pondok Gede siap huni

2. Peralatan Mesin
Prasarana gedung/kantor/rumah dinas yang dikelola dan menjadi tanggung
jawab Subbagian Pemeliharaan Bagian Rumah Tangga diantaranya
peralatan mesin Tata Udara (Chiller, AC Split, dan AC Cassette), Lift,
Escalator, Sistem Hidrant, Listrik, Genset, dan prasarana penunjang
pengamanan, diantaranya Handy Talky, CCTV, dan X – Ray. Pada tahun
2017 pemeliharaan prasarana gedung dilakukan melalui kontrak service
dengan perusahaan pemilik barang/peralatan atau agen tunggal yang
diuraikan seperti sebagaimana berikut :
a. Sistem Pendingin Tata Udara (Chiller, AC Split, dan AC Cassette)
1) Gedung dr. Adhyatma, MPH dengan 3 unit Chiller merk YORK
dengan sistem Water Cool , 2 unit Chiller berkapasitas 500 TR, dan
1 unit Chiller 300 TR dan 184 unit AC Split, pemeliharaan chiller
dlakukan oleh PT. Johnson Control Indonesia.

61
2) Gedung Prof. Dr. Sujudi dengan 6 unit Chiller merk Daikin dengan
sistem Air Cool, 4 unit Chiller berkapasitas 180 TR, 2 unit Chiller
berkapasitas 35 TR dan 41 unit AC Split.
Sedangkan untuk pemeliharaan Instalasi Chiller dikelola oleh PT. Daikin,
dan untuk AC Split, AC Cassete, dan AC Standing oleh PT Arsi Karya
Utama

Tenaga stand by sebanyak 4 (empat) orang melalui pihak Ketiga yaitu :


Bulan Januari s.d Juni oleh PT. Setia Mulya Mandiri dan bulan Juli s.d
Desember 2017 oleh PT. Hudaya Anugerah.

b. Lift, Escalator, dan Instalasinya


1) Gedung dr. Adhyatma, MPH memiliki 11 (sebelas) unit lift dengan 6
Unit di Blok A, terdiri dari 1 unit lift merk Kone dan 5 unit merk fuji,
dan di Blok C terdiri dari 5 unit lift dengan merk kone. Pemeliharaan
lift di lakukan oleh pihak ketiga yaitu PT. Kone dan PT. Fuji
2) Gedung Prof. Dr. Sujudi dengan terdiri atas 8 (delapan) unit lift
dengan merk mitsubishi shanghai dan 2 unit Escalator dengan merk
mitsubishi shanghai. Pemeliharaan dan perawatan Lift / escalator
gedung Prof. Dr. Sujudi oleh PT. Wahana Indah Selaras
Eltraeska/WISE.
3) Gedung Sarana Penunjang memiliki 2 (dua) unit lift dengan merk
Sigma. Pemeliharaan dan perawatan Lift di gedung Sarana
Penunjang oleh PT Jaya Kencana.

c. Instalasi Listrik dan Genset


Instalasi listrik seperti lampu, kabel, stop kontak dan lain – lain serta
Genset (generator set) diesel yang berjumlah 2 unit di gedung Gedung
Prof. Dr. Sujudi dengan kapasitas @ 1000 kVa dengan merk cummins, 1
unit di Gedung dr. Adhyatma, MPH dengan kapasitas 1000 kVa dengan
merk caterpillar , 1 unit genset kapasitas 160 kVa dengan merk perkins

62
di Gedung Sarana penunjang, 1 unit genset kapasitas 60 kVa dengan
merk mitshubishi di Gudang Biro Umum, dan 1 unit Genset kapasitas 30
Kva dengan merk perkins di Wisma Sukajadi yang dikelola oleh PT.
Sendang Sedayu.
d. Instalasi PABX
PABX (Private Automatic Branch eXchange) adalah sebuah sistem telepon
yang biasa disebut juga dengan switchboard yang digunakan sebagai sistem
telepon internal dan eksternal dikantor dengan jumlah nomor internal /
extension adalah 503 dan nomor Eksternal ada 84 nomor. Pemeliharaan
dan perawatan Instalasi / Jaringan PABX, telepon internal maupun eksternal
dikelola oleh PT. Ahfis Samibakti.
e. Kendaraan Mobil, Bus dan Motor
Pemeliharaan Kendaraan Dinas dan Operasional yang dikelola oleh Bagian
Rumah Tangga meliputi kendaraan Dinas Roda 2, Kendaraan Dinas Roda 4,
dan Kendaraan Dinas Roda 6 / Jemput Antar Pegawai (JAP). Total
kendaraan dinas dan operasional adalah 125 unit, yang terdiri atas :
a) Kendaraan Roda 2 sebanyak 42 unit (32 unit dalam keadaan baik,
sisanya 8 rusak berat, dan 2 hilang). Dari 8 unit yang rusak berat, 8
diantaranya proses lelang
b) Pada tahun 2017 dilakukan pengadaan kendaraan roda 4 sebanyak 2
unit, yaitu Toyota Alphard 1 unit untuk kendaraan dinas Menteri
Kesehatan dan 1 unit Kendaraan roda 4 merk Toyota Innova untuk
operasional lapangan eselon I
Jumlah keseluruhan kendaraan roda 4 Satker Biro Umum sebanyak 62 unit
dan Kendaraan dalam proses lelang 5 unit.
c) Kendaraan Roda 6 atau bus JAP sebanyak 25 unit (bus JAP sebanyak
21 unit diantaranya baik jurusan Depok, Tangerang, Bogor, Bekasi, dan
Gunung Sindur, dan 1 unit mobil box, 4 unit secara fisik hilang).

63
D. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2013 tentang keuangan Negara pasal 3
ayat 4 “Fungsi alokasi APBN mengandung arti bahwa anggaran negara harus
diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian”. Salah satu upaya dukungan
dalam mengikuti amanat tersebut maka Kementerian Kesehatan menerbitkan
keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/153/2018 tanggal 27
Maret 2018 tentang Gerakan Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.

Gerakan Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (BERHIAS) yang ditujukan kepada
seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan
aktifitas perkantoran melalui pendekatan aspek Kantor Ramah Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran, Efisiensi Energi dan Air, 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dan Pengelolaan Kearsipan. Pada saat ini
pengelolaan gedung Kementerian Kesehatan mengarah kepada konsep bangunan
gedung/kantor hijau (Go Green) dimana konsep ini didesain agar berbagai aktifitas
gedung/kantor dapat berkolaborasi dengan alam tanpa harus mencemari
lingkungan.

Penyelenggaraan bangunan gedung hijau tidak hanya menjadi tanggung jawab


pengelola gedung, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh
pegawai termasuk pengunjung, maka dari itu konsep ini harus di sosialisasikan dan
dikomunikasikan secara intensif dan berkesinambungan kepada seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Kesehatan. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan
pegawai terkait penyelenggaraan bangunan gedung hijau tentunya akan sejalan
dengan Program Gerakan Indonesia Bersih sebagaimana tertuang pada Inpres
Nomor 12 tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, yang bertujuan
untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan
melaksanakan revolusi mental yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja

64
dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern,
maju, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Oleh karena itu Gerakan Kantor BERHIAS yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan merupakan gerakan berkesinambungan untuk mengimplementasikan
efisiensi penggunaan sumber daya.

65
E. PROGRAM ATAU KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN

DAN UPAYA PELAYANAN YANG DILAKUKAN BIRO UMUM


1. Pengawasan Kearsipan
Pada tanggal 9 Oktober 2018 ANRI menyerahkan hasil Pengawasan Kearsipan
bagi semua Kementerian dan Lembaga untuk tahun 2018. Penyerahan tersebut
dilaksanakan di Gedung. Prop. Dr. Sujudi Kementerian Kesehatan. Pada
penghargaan tersebut Kementerian Kesehatan mendapatkan peringkat Sangat
Baik dengan Nilai 97,86, hal ini merupakan sebuah peningkatan yang dicapai
sebelumnya pada tahun 2016 mendapatkan predikat cukup dengan Nilai 67,25.

66
2. Pencanangan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) Unit Utama

3. Juara III Penghargaan Subroto (Efisiensi Energi)


Kementerian Kesehatan dalam hal ini Biro Umum kembali meraih prestasi
untuk program hemat energi di lingkungan Kementerian/Lembaga yang
diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

67
JUARA III (TAHUN 2014) JUARA II (TAHUN 2017)

JUARA IV (TAHUN 2015) JUARA III (TAHUN 2018)

JUARA III (TAHUN 2016)

68
4. Aplikasi E-Monev Belanja Pegawai Versi 2.0
Dalam rangka perbaikan tata kelola belanja pegawai di lingkungan Kementerian
Kesehatan serta peningkatan pelayanan pembayaran gaji dan tunjangan
Pegawai, pada tahun diadakan pengadaan aplikasi/software aplikasi e-monev
Belanja Pegawai versi 2.0 dengan penambahan serta perbaikan konten dan
fungsi.

69
5. Buku dan Aplikasi Kantor Berhias

Green Office K3 5R HEMAT ENERGI TATA KELOLA


Intrument oleh Intrument oleh Intrument oleh KEARSIPAN
Dit. Kesling Dit. Kesjaor Intrument oleh
Kemenaker dan Intrument oleh
Kemen ESDM dan
Biro Umum
Biro Umum ANRI dan Biro Umum

70
6. Pengadaan Bus Jemput Antar Pegawai (JAP)
Dalam rangka mendukung program pengurangan pemakaian kendaraan pribadi
dan meningkatkan kinerja pegawai dalam hal ketepatan waktu bekerja maka
Biro Umum mengadakan pengadaan kendaraan opersional jemputan berupa
Bus JAP sebagai operasional antar jemput pegawai Kemenkes dari dan menuju
kantor Kementerian Kesehatan.

71
7. Implementasi e-government Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri
(PDLN)
Sebagai bentuk tindaklanjut atas implementasi e-government, Biro Umum mulai
memperlakukan registrasi permohonan PDLN secara elektronik melalui
https://www.pdln.kemkes.go.id. Pelatihan bagi staf pelaksana administrasi
PDLN di Kementerian Kesehatan dilaksanakan pada 13 s.d. 15 Februari 2018.
Dengan dilaksanakannya registrasi secara online, diharapkan proses
administrasi PDLN menjadi lebih cepat, tertib dan mudah untuk dimonitor
perkembangan dalam tiap tahapan prosesnya. Selain itu, sistem pelaporan juga
dapat lebih akuntabel.

72
8. Rapat Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri (Forkomsam)
Staf Ahli Menteri mempunyai tugas untuk memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategus kepada Menteri Kesehatan mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan pelayanan masyarakat dan memberikan pembinaan
teknis dan non teknis ke Unit-Unit Pusat/Daerah yang menjadi daerah binaan
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pada Tahun 2018 ini, isu strategis yang dibahas pada Forkomsam adalah
sebagai berikut :
a. Sahli TKG : CAPD, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Revolusi Industri 4.0
b. SAHLI DK : SPM, Dana Dekon,PKTD
c. Sahli EK : Pembiayaan Ketahanan Kesehatan,HSFAT,RCEP
d. SAHLI HK : Simplifikasi Regulasi,RUU tentang Perubahan UU N0 35/2019
tentang narkoba

73
9. Kegiatan Penghargaan Kearsipan untuk Kategori Arsiparis, Unit Pengolah
dan Unit Kearsipan Terbaik Kementerian Kesehatan,

10. Kegiatan Pertemuan Regional Kearsipan di Mataram, Nusa Tenggara


Barat yang dihadiri oleh perwakilan Unit Pelaksana Teknis Daerah

74
11. Kegiatan Peresmian Record Center Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan di Gedung Adhyatma Lantai 7 oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan

12. Forum Komunikasi Sekretaris Pimpinan Kementerian dan Lembaga


Pada pertemuan Forum Sekretaris Pimpinan Kementerian dan Lembaga, salah
satu tema yang diangkat adalah mengenai Pengetahuan Dasar untuk memberi
pertolongan pertama (First Aid). Hal ini dilatarbelakangi karena Sekretaris
merupakan orang terdekat yang berada di sekitar pimpinan, sehingga
pengetahuan ini sangat berguna untuk menyelamatkan jiwa penderita,
mencegah sisa kecacatan, dan untuk menunjang proses penyembuhan.

Sekretaris mempunyai peran utama dalam mengatur kegiatan harian para


Pimpinan. Selain peran tersebut para Sekretaris mengelola informasi yang
masuk, menyediakan dokumentasi, berkoordinasi dengan pihak terkait,
menyimpan, mendistribusikan bahan-bahan, materi, dan menyajikan informasi
yang relevan. Pertemuan koordinasi Sekretaris Pimpinan
Kementerian/Lembaga merupakan wadah untuk berbagi pengalaman dan
informasi, komunikasi dan koordinasi antar Kementerian/Lembaga.

75
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan
suatu bentuk pertanggungjawaban kinerja Kepala Biro Umum kepada
Sekretaris Jenderal dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun anggaran 2018.
Laporan ini menyajikan pencapaian dan hasil kegiatan yang tercermin pada
capaian indikator kinerja sebagaimana yang telah tertuang dalam Perjanjian
Kinerja Satuan Kerja Biro Umum tahun 2018.

Keberhasilan yang dicapai pada tahun 2018 karena adanya komitmen dan
dukungan Pimpinan serta jajaran Satuan Kerja Biro Umum yang bersama-
sama melakukan upaya peningkatan akuntabilitas kinerja. Keberhasilan ini
diharapkan dapat menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa
mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif, efisien dan transparan
serta ekonomis. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang
menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat
diidentifikasi pemecahan masalahannya dengan mengedepankan
profesionalisme dan akuntabilitas.

Dengan telah disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat


memberikan informasi secara transparan kepada pihak terkait, sehingga
dapat digunakan sebagai bentuk evaluasi akuntabilitas kinerja dan menjadi
salah satu acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan dokumen
penetapan kinerja yang akan datang.

77
B. Tindak Lanjut
Untuk lebih mengoptimalkan evaluasi strategi, kebijakan, serta kegiatan
yang akan dilakukan, saran dan tindak lanjut yang harus dilaksanakan
adalah sebagai berikut :

1. Dalam rangka penetapan indikator minimal dapat memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

Memenuhi
kaidah Spesific,
Indikator Measurable,
mengukur Achievable,
“core Reasonable,
bussiness” Time-phased ;
entitas unit; dan

Dalam kapasitas
jangkauan entitas
unit;

2. Peningkatan komitmen, konsistensi, dan persistence, serta sense of


belonging secara kontinyu melalui Rapat Koordinasi serta dalam rangka
evaluasi dan monitoring kinerja Satuan Kerja dan personal yang
dilaksanakan setiap bulan dan diikuti oleh semua jajaran Satuan Kerja Biro
Umum baik Pejabat Struktural maupun seluruh Pegawai

Demikian laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai penilaian


kinerja Kepala Biro Umum selaku penanggung jawab Satuan Kerja Biro
Umum tahun 2018.

Semoga Alloh SWT memberikan keberkahan, kemudahan, dan dapat


bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam

78
LAMPIRAN

79
REKAPITULASI PENGANGKATAN DAN REALISASI NUSANTARA SEHAT BERBASIS TIM (TEAM BASED )
SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER TA 2018

JUMLAH REALISASI SAMPAI


NO PENGANGKATAN NOMOR SK BATCH AWAL TUGAS AKHIR TUGAS KETERANGAN
TENAGA DENGAN DESEMBER
Sudah selesai masa tugas dan tidak
1 HK.02.02/MENKES/161/2015 Batch 1 142 01 Mei 2015 31 April 2017 -
dibayarkan di TA 2018
TAHUN 2015
Sudah selesai masa tugas dan tidak
2 HK.02.02/MENKES/474/2015 Batch 2 551 01 November 2015 31 Oktober 2017 -
dibayarkan di TA 2018
Tidak aktif 2 orang dan sudah selesai masa
3 HK.02.02/MENKES/300/2016 Batch 3 194 01 Juni 2016 31 Mei 2018 7.412.940.000
tugas
Lulus CPNS 1 org, harusnya menjadi 270 (a.n.
TAHUN 2016
4 HK.02.02/MENKES/524/2016 Batch 4 271 01 November 2016 31 Oktober 2018 22.482.561.000 Hadi Saputra sudah mengembalikan ke Kas
Negara gaji Januari 2018)
5 HK.02.02/MENKES/613/2016 Batch 5 261 01 Desember 2016 31 November 2018 22.416.666.000
6 HK.01.07/MENKES/232/2017 Batch 6 346 01 Juni 2017 31 Mei 2019 32.085.944.000
7 TAHUN 2017 HK.01.07/MENKES/401/2017 Batch 7 347 01 September 2017 31 Agustus 2019 31.898.924.000
8 HK.01.07/MENKES/524/2017 Batch 8 370 01 November 2017 31 Oktober 2019 33.362.152.000
1 org a.n Bunga Febmi Jayanti TMT Juni 2018,
9 HK.01.07/MENKES/281/2017 Batch 9 315 01 Juni 2018 31 Mei 2020 16.860.150.000 sakit saat pembekalan dan baru ditugaskan 1
September 2018
TAHUN 2018
10 HK.01.07/MENKES/520/2018 Batch 10 316 01 Oktober 2018 30 September 2020 6.959.736.000

11 HK.01.07/MENKES/631/2018 Batch 11 263 01 Desember 2018 30 November 2020 1.947.537.000

TOTAL 3376 175.426.610.000


REKAPITULASI PENGANGKATAN DAN REALISASI NUSANTARA SEHAT INDIVIDU
SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER TA 2018

REALISASI SAMPAI
NO PENGANGKATAN NO SK PERIODE JUMLAH TENAGA AWAL TUGAS AKHIR TUGAS KETERANGAN
DENGAN DESEMBER
357 2 Oktober 2017 30 September 2019 29.903.297.000
1 HK.01.07/MENKES/473/2017 I
263 1 November 2017 16 Oktober 2019
41.299.685.000
236 01 November 2017 31 Oktober 2019
2 TAHUN 2017 HK.01.07/MENKES/519/2017 II
104 3 Desember 2017 16 November 2019
37.924.052.000
3 HK.01.07/MENKES/603/2017 III 355 1 Desember 2017 30 November 2019
4 HK.01.07/MENKES/630/2017 IV 348 1 Januari 2018 31 Desember 2019 27.016.564.000
5 HK. 01.07/MENKES/125/2018 V 30 1 Maret 2018 29 Februari 2020 2.005.951.000
6 HK.02.02/Menkes/192/2018 VI 38 1 Mei 2018 30 April 2020 2.174.104.000
7 HK.01.07/Menkes/292/2018 VII 44 1 Juni 2018 31 Mei 2020 2.390.334.000
8 HK.01.07/Menkes/339/2018 VIII 778 1 Juli 2018 30 Juni 2020 31.073.979.000
9 TAHUN 2018 HK.01.07/Menkes/521/2018 IX 314 01 Oktober 2018 30 September 2020 6.409.578.000
10 HK.01.07/MENKES/584/2018 X 483 01 November 2018 31 Oktober 2020
6.342.060.000
11 HK.01.07/MENKES/585/2018 XI 29 01 November 2018 31 Oktober 2019 Bencana Pasca Lombok
12 HK.01.07/MENKES/632/2018 XII 508 01 Desember 2018 30 November 2020 3.332.746.000
13 HK.01.07/MENKES/632/2018 XIII 110 01 Desember 2018 30 November 2020 602.370.000 NSI Pensus

TOTAL 3997 190.474.720.000


REKAPITULASI PENGANGKATAN DAN REALISASI WKDS
SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER TA 2018

JUMLAH REALISASI SAMPAI


NO PENGANGKATAN NO SK PERIODE AWAL TUGAS AKHIR TUGAS KETERANGAN
TENAGA DENGAN DESEMBER

1 orang an dr. Francesca Ivanna


1 Tahun 2017 HK.01.07/MENKES/108/2017 1 34 01 Apr 2017 31 Mar 2018 2.731.859.000 menambah masa tugas sd 31
Mei 2018 dikarena cuti
1 orang an dr. Febrini Agsani
2 Tahun 2017 HK.01.07/MENKES/196/2017 2 61 01 Mei 2017 30 Apr 2018 6.654.782.000 menambah masa tugas sd 30
Juni 2018 dikarena cuti
3 Tahun 2017 HK.01.07/MENKES/337/2017 3 120 01 Aug 2017 31 Juli 2018 23.075.362.000
4 Tahun 2017 HK.01.07/MENKES/409/2017 4 65 01 Sept 2017 31 Aug 2018 14.372.264.000
5 Tahun 2017 HK.01.07/MENKES/601/2017 5 208 01 Des 2017 30 Nov 2018 62.608.010.000
6 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/50/2018 6 143 02 Feb 2018 31 Jan2019 42.188.058.700
7 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/135/2018 7 71 02 April 2018 31 Mar 2019 17.171.815.000
8 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/278/2018 8 166 01 Juli 2018 30 Juni 2019 26.289.917.300
9 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/396/2018 9 85 02 Aug 2018 31 Juli 2019 11.582.743.000
10 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/523/2018 10 135 01 Okt 2018 30 Sept 2019 10.678.058.000
11 Tahun 2018 HK.01.07/MENKES/638/2018 11 133 03 Des 2018 30 Nov 2019 3.883.664.000
THR & Gaji 13 2018 1-7 33.243.542.000
TOTAL 1221 254.480.075.000
REKAP PEMBAYARAN UANG DUKA PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN TA 2018

NO NAMA PENDIDIKAN PENEMPATAN KRITERIA TMT PEMBERHENTIAN UANG DUKA KETERANGAN


1 Lioba Irmawati Bina D-III Ende T Juni 28.357.062 Wafat

2 Rindang Melisa S1+Profesi Anambas ST Oktober 116.172.000 Tewas

3 dr. Ibnu Fajariyadi Hantoro, SpPD Sp PD Bangka Tengah RS Pemda Lainnya November 162.263.000 Wafat

4 Tri Gemiarty, Amd. Kep D-III Gorontalo T November 28.962.000 Wafat

TOTAL 335.754.062
REKAP PTT TIDAK AKTIF

NO PROVINSI KABUPATEN NAMA NR PTT KATEGORI KRITERIA DATA WILAYAH KETERANGAN


1 KALIMANTAN BARAT Kab. Kubu Raya YUSNIAH 14.4.020801 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali LULUS TES CPNS
2 SULAWESI UTARA Kab. Minahasa Tenggara dr. GIOFANNI JACKSON LUHULIMA 18.1.0056480 Dokter Umum T tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali LULUS TES CPNS
3 PAPUA Kab. Puncak dr. Natanael Siagian 26.1.0054953 Dokter Umum S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MELANJUTKAN SEKOLAH PPDS

4 MALUKU Kota Tual dr. YENNI TALAHATU 25.1.0056357 Dokter Umum B tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali MELANJUTKAN SEKOLAH PPDS
5 KALIMANTAN SELATAN Kab. Balangan NINUK SULISTYA NINGSIH 16.4.5220010 Bidan T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
6 LAMPUNG Kota Metro PUJI RAHAYU, AM.d Keb 08.4.4921443 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
7 LAMPUNG Kota Metro SRI SUBEKTI, AM.d Keb 08.4.4921447 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
8 BENGKULU Kab. Kepahiang drg. YUNIOR ARIFIN MUDAHUR 07.3.0013249 Dokter Gigi T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
9 SULAWESI SELATAN Kab. Enrekang drg. SORAYA AN'NISAA 20.3.0013125 Dokter Gigi S tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
10 JAWA TIMUR Kota Blitar dr. GALIH DHIHIN WIJIARTI 13.1.0040155 Dokter Umum B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
11 BANTEN Kab. Tangerang EVANDORA, A.Md 29.4.4520482 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
12 KALIMANTAN TIMUR Kab. Kutai Kartanegara DEWI ANITA 17.4.04816266 Bidan T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
13 JAWA TIMUR Kab. Lumajang SITI WARDANININGSIH SURYANI, AMd.Keb
13.4.4521190 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
14 JAWA BARAT Kab. Purwakarta ADE SUHAYATI, Am.Keb 10.4.5020280 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
15 SULAWESI TENGGARA Kab. Konawe Utara dr. WA ODE ST. FATMA ZAHRA 21.1.0056492 Dokter Umum S tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
16 PAPUA Kab. Jayapura dr. MARYAM WANGGUWAY 26.1.0056358 Dokter Umum S tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
17 KALIMANTAN SELATAN Kab. Kota Baru SUSI REFYANI YASAR 16.4.5800037 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
18 JAWA BARAT Kab. Karawang LILIS LUSIAWATI 10.4.024521 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
19 PAPUA BARAT Kab. Sorong dr. ANTONIUS ROBERTUS IRAWAN SANTOSA,
32.2.1604001
Sp. S Dokter Spesialis T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
20 JAWA TIMUR Kab. Sidoarjo dr. AGUS EDWIE PRIHANTO 13.1.1800016 Dokter Umum B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENGUNDURKAN DIRI
21 SUMATERA UTARA Kab. Simalungun SULASTRI 02.4.4020325 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
22 JAWA TENGAH Kab. Klaten NURLIADEWI, A Md Keb 11.4.4521708 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
23 SULAWESI SELATAN Kab. Sinjai dr. HASANUDDIN 20.1.0056697 Dokter Umum T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
24 JAWA BARAT Kab. Garut YANTI YUSTIANI 10.4.0483732 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
25 PAPUA BARAT Kota Sorong ALFONSINA, Amd.Keb 32.4.3601204 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
26 JAWA TIMUR Kab. Tuban RETNO WULANDARI 13.4.5121200 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
27 PAPUA BARAT Kota Sorong YOHANA P. DEMETOU 32.4.4301144 Bidan T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
28 JAWA BARAT Kab. Bogor YEYEN FITRIANI 10.4.4021191 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
29 JAWA BARAT Kab. Tasikmalaya CUCU ROSMIATI, AM.Keb 10.4.5020148 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
30 PAPUA Kota Jayapura drg. RIANI SIEMAN, Sp. BM 26.2.1720002 Dokter Spesialis T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali MENINGGAL DUNIA
31 SULAWESI SELATAN Kab. Toraja Utara dr. TONRI BATARA PURBA 20.1.0056260 Dokter Umum S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali SAKIT
32 PAPUA BARAT Kab. Tambrauw THECLA THERESIA BAHI, Amd.Keb 32.4.4400416 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali SAKIT
33 KALIMANTAN TIMUR Kab. Penajam Paser Utara NAFIAH, Amd. Keb 17.4.4520307 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali SANKSI INDISIPLINER
34 SUMATERA BARAT Kab. Padang Pariaman MIKE FITRA DEWI, Amd.Keb 03.4.3300172 Bidan T Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali SANKSI INDISIPLINER
35 KALIMANTAN BARAT Kab. Sekadau dr. ROKY HANDOKO 14.1.0056182 Dokter Umum S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali TIDAK BERADA DI TEMPAT
TIDAK BERADA DI TEMPAT
36 SUMATERA UTARA Kab. Simalungun EMMINARI SIMANJUNTAK, Am.keb 02.4.5520038 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali
TUGAS
TIDAK BERADA DI TEMPAT
37 SULAWESI TENGGARA Kab. Konawe VERONIKA TIRA PADANG, A.Md.Keb 21.4.032065 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali
TUGAS
38 ACEH Kab. Aceh Tamiang SURAHMAH 01.0.4021268 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali TIDAK BERADA DI TEMPAT
39 SULAWESI TENGGARA Kab. Kolaka Timur MITRA. S, Amd.Keb 21.4.3402933 Bidan S tidak ikut tes (538) Luar Jawa Bali TIDAK BERADA DI TEMPAT
40 PAPUA Kab. Jayawijaya JUNARIA 26.4.3800217 Bidan S Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali TIDAK BERADA DI TEMPAT
TIDAK DIPERPANJANG/KINERJA
41 MALUKU Kota Tual DARLINA SUARDI, A.Md.Keb 25.4.4400258 Bidan B Ikut tes 35+ (4,192) Luar Jawa Bali
TDK BAIK

Anda mungkin juga menyukai