Anda di halaman 1dari 97

1

KATA PENGANTAR

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Secara prinsip Perpres ini mengamanatkan model manajemen pemerintahan yang
tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas saja, tetapi juga pada peningkatan kinerja
adalah salah satu bukti komitmen pemerintah dalam upaya menerapkan tata kepemerintahan yang
baik (good governance). Dengan peraturan ini maka timbul kewajiban bagi setiap instansi
pemerintah untuk mengukur dan sekaligus menginformasikan capaian kinerjanya. Instansi
pemerintah diwajibkan untuk mengubah orientasi pelaporan dari kemampuan menyerap anggaran
menjadi kemampuan untuk menunjukkan capaian kinerja output maupun outcome.

Dengan berakhirnya pelaksanaan tahun anggaran 2020, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
telah melaksanakan kegiatan untuk tahun 2020 yang merupakan Tahun pertama dari rencana
strategis pemerintah yaitu 2020 – 2024 dan dikaitkan dengan implementasi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 pada Kementerian Kesehatan. Tahun
2020 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan RPJMN tersebut dimana sejumlah indikator
kinerja yang ditargetkan dalam rencana strategis sudah mulai dilaksanakan dan dituangkan ke
dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Mengacu pada Perpres 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, maka
disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 ini.

Terwujudnya penyelenggaraan tata laksana pemerintah yang efisien, efektif dan akuntabel
merupakan salah satu leverage dalam reformasi manajemen pemerintahan saat ini. Dalam upaya
untuk melakukan tata laksana instansi pemerintah maka indikator kinerja Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah

1. Persentase FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar;
2. Jumlah Puskesmas Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar;
3. Persentase RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA)
sesuai standar;

2
i
4. Jumlah RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan;
5. Jumlah RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang dibina
6. Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
7. Jumlah Rencana Induk Nasional Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan
8. Jumlah Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center (RMC)
yang dikembangkan Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota.
9. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan sesuai standar;

LAKIP Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 disusun untuk memberi informasi
tentang capaian kinerja kegiatan dan sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja. Hal ini merupakan salah satu tahapan dari Rencana Strategis Direktorat Fasilitas
Pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, substansi isi LAKIP ini adalah hasil pengukuran kinerja
pencapaian sasaran dan kegiatan yang dicerminkan melalui perbandingan antara realisasi dengan
target kinerja masing-masing indikator kinerja. LAKIP ini pun berisi informasi hasil evaluasi capaian
kinerja berikut permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam Tahun 2020 serta komitmen
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan kinerja pada masa-masa mendatang.

Meskipun secara umum capaian kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat dikatakan
“berhasil” mencapai target yang ditetapkan, namun pada beberapa kegiatan masih perlu mendapat
perhatian untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Oleh karena itu, kami berharap agar LAKIP Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020
ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait untuk mempertahankan keberhasilan dan
meningkatkan kinerja di tahun-tahun berikutnya.

Jakarta, Januari 2021

3
ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian
Kesehatan, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan bagian dari Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, yang mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan persiapan perumusan
kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan.

Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan didalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIP) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 merupakan wujud akuntabilitas
pencapaian kinerja dari pelaksanaan awal dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2020-2024 yang merupakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 adalah
Terwujudnya masyarakat sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan untuk menuju Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, maka Direktorat Fasilitas
Pelayanan kesehatan bertugas untuk menjamin meningkatnya Sarana Prasarana dan peralatan
Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar. Pada hakekatnya laporan
Akuntabilitas Kinerja merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai
akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2020. Dalam upaya
merealisasikan good governance, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah melaksanakan
berbagai kegiatan dan komponen dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan melalui Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Tahun 2020-2024. Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya
tersebut dalam Rencana Aksi Kegiatan Direktorat fasiltas Pelayanan Kesehatan menetapkan
sejumlah Indikator sasaran yang akan dicapai pada tahun 2020 yaitu :
1. 75 % FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar;
2. 300 Puskesmas Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar;
3. 80 % RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai
standar;
4. 2 RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan;

4
iii

5. 7 RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang dibina


6. 100 % RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
7. 1 Rencana Induk Nasional Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan
8. 17 Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center (RMC) yang
dikembangkan Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota.
9. 22 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan sesuai standar;

Rata-rata capaian kinerja kegiatan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2019 adalah
sebesar 99,9 %, hal ini berarti capaian kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan hampir
memenuhi target capaian yang sudah ditetapkan Pencapaian kinerja input atau penyerapan
anggaran Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah sebesar 90,6 % dari total pagu
anggaran atau sebesar Rp. 950.812.321.000,- (sembilan ratus lima puluh milyar delapan ratus dua
belas juta tiga ratus dua puluh satu rupiah).

Melalui LAKIP Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi
bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran
strategis Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun 2020-2024.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasiltas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2020
merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang tahun 2020.

Pencapaian target kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dibagi dalam dua kategori yaitu
pelaksanaan tupoksi dan pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan. Pemenuhan sarana
prasarana dan alat kesehatan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, tetapi menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah melalui dana APBN/P, APBD, Dana Hibah maupun
BLU, BLUD serta sumber-sumber lainnya. Indikator Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tahun 2020 lebih diutamakan pada pembinaan sarana prasarana dan peralatan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan agar sesuai standar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku baik dari sisi mutu, keamanan dan keselamatan.

5
iv
Pencapaian indikator kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang Tahun Anggaran
2020 adalah sebagai berikut :
1. Dari target 75 % FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar
tercapai 75 % atau telah memenuhi target
2. Dari Target 300 Puskesmas Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK)
yang ditingkatkan SPA sesuai standar tercapai sebanyak 300 puskesmas atau 100 % dari
target yang telah ditetapkan.
3. Dari target 80 % RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat
(SPA) sesuai standar tercapai 80 % atau telah memenuhi target.
4. Dari Target 2 RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan telah
tercapai 2 RS UPT atau telah memenuhi target
5. Dari Target 7 RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
dibina telah tercapai 7 RSUD atau telah memenuhi target
6. Dari Target 100 % RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
telah tercapai 100 % atau telah memenuhi target
7. Dari target 1 Rencana Induk Nasional Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan tidak
dapat tercapai.
8. Dari target 17 Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance
Center (RMC) yang dikembangkan Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota telah tercapai 17
Unit atau telah memenuhi target
9. Dari target 22 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang
mampu memberikan pelayanan sesuai standar telah tercapai 22 Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan/Institusi penguji atau telah memenuhi target

Dari kesembilan target yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja Direktur Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tahun 2020, ada satu target yang sampai akhir tahun 2020 tidak dapat terpenuhi, hal ini
disebabkan kondisi Pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pertemuan
dan investigasi lapangan secara intensif. Saat ini Rencana Induk Nasional sudah pada tahap
penyusunan draft dan pemenuhan data.

6
v
Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah peningkatan akses dan kualitas sarana dan prasarana dan alat kesehatan (SPA)
melalui :
1. Pemenuhan kuantitas
a. Pemenuhan rasio fasilitas pelayanan kesehatan terhadap jumlah pengunjung
Dilakukan dengan pembangunan puskesmas/FKTP dan Rumah Sakit bagi Daerah yang
belum memenuhi rasio fasilitas pelayanan kesehatan melalui DAK.
- Untuk Rasio Puskesmas adalah 1:30.000 jumlah Penduduk dan 1 Kecamatan harus
memiliki minimal 1 Puskesmas.
- Untuk Rasio Rumah Sakit dihitung berdasarkan rasio ketersediaan jumlah tempat tidur
yaitu 1:1000 jumlah penduduk
b. Fairness/Adil/Equity dalam pemenuhan fasilitas pelayanan Kesehatan
Untuk wilayah DTPK perlu dipastikan ketersediaan akses pelayanan kesehatan melalui
pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu :
- Pembangunan Puskesmas DTPK melalui DAK Afirmasi
- Pembangunan RS Pratama
- Untuk rumah sakit wilayah DTPK dilakukan pemenuhan SPA sesuai standar melalui
DAK Penugasan
- Pembangunan RS Vertikal di Indonesia Bagian Timur
2. Pemenuhan kualitas
a. Peguatan Penyusunan Pedoman Standar SPA
b. Penyusunan Prototype bangunan, ruang dan prasarana fasyankes
c. Peningkatan peran dan fungsi BPFK/LPFK
d. Pengembangan Regional Maintenance Center (RMC)
Keberhasilan pelaksanaan program di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran
2020, tercipta atas kerjasama dari semua pihak baik dari internal atau eksternal. Keberhasilan yang
dicapai oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2019 didukung oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Penetapan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan atau DIPA Satuan Kerja Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;

7
vi
2. Kepemimpinan di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 yang memberikan
dukungan secara penuh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas;
3. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari lintas
program dan lintas sektor di pusat dan daerah;
4. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional
dan jabatan fungsional umum di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Laporan Tahunan ini merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban baik program maupun
keuangan setelah mengakhiri tahun anggaran 2020 agar semua program yang telah dilaksanakan
bisa dievaluasi untuk peningkatan kualitas program Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
tahun berikutnya.

Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan baik dari mutu dan keselamatan senantiasa menjadi
prioritas bagi kami, oleh karena itu saran atau masukan dari semua pihak sangat kami harapkan
demi peningkatan kualitas program Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta diharapkan
dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi
pelaksanaan program, penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan datang, serta
penyempurnaan kebijakan yang Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan laporan tahunan ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat.

8
vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............ i


IKHTISAR EKSEKUTIF ............ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ...........
1.4. Sistematika Penulisan ............
1.5. Struktur Organisasi
BAB II PERENCANAAN
2.1. Definisi Operasional ............
2.2. Penetapan Target dan Capaian ............
2.3. Perjanjian Kinerja
2.4. Sumber Daya ............
2.4.1. Sumber Daya Anggaran
2.4.2. Sumber Daya Manusisa
2.4.3. Sumber Daya Sarana Prasarana
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pembinaan FKTP yang memenuhi Sarana .............
Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar
3.2. Pembinaan Puskesmas Daerah Tertinggal, .............
Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar;
3.3. Pembinaan RS milik pemerintah daerah yang .............
memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA)
sesuai standar
3.4. Pembinaan RS UPT Vertikal di Kawasan Timur .............
Indonesia yang dikembangkan
3.5. Pembinaan RSUD di Daerah Tertinggal,
Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
dibina
3.6 Pembinaan RS Rujukan dan RS Vertikal yang
ditingkatkan sarana prasarananya
3.7. Penyusunan Rencana Induk Nasional ............
Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan
3.8. Pembinaan Unit Pemeliharaan Fasilitas ............
Kesehatan Regional/Regional Maintenance
Center (RMC) yang dikembangkan Dinas
Kesehatan Propinsi/Kab/Kota.
3.9. Pembinaan Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan
yang mampu memberikan pelayanan sesuai
standar;
9
viii

3.10. Layanan Perkantoran


3.11. Realisasi Anggaran Kegiatan
BAB IV KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG
INDIKATOR
4.1. Kegiatan Penunjang Indikator
4.1.1. ASPAK di Rumah Sakit dalam mendukung
Reviu kelas RS
4.2. Prestasi
4.2.1 Juara 3 lomba Penilaian Internal Kantor
Berbudaya Bersih
4.2.2. Penghargaan
4.3. Inovasi
4.3.1. Merancang dan mengawal pembangunan
ruang isolasi tekanan negatif untuk
Rumah Sakit Darurat dan Rujukan
COVID-19
4.3.2. Merancang Prototype Griya Sehat
4.3.3. Merancang dan Mendesain gedung
pelayanan Internasional RSUD Labuan
Bajo
4.3.4. Merancang pembangunan RSUP Vertikal
di Kupang Tahun 2020 -2022
4.3.5. Supervisi dan pembinaan teknis RSUD di
DTPK
BAB V KESIMPULAN ...................

10
ix

11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada periode 2020-2024 adalah terwujudnya masyarakat sehat,


produktif, mandiri dan berkeadilan untuk menuju Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong. Renstra disusun untuk menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan agar terpenuhi pelayanan dasar masyarakat Indonesia. Strateginya dapat
dilakukan melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB, kesehatan reproduksi, percepatan
perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, penguatan Germas, dan penguatan
sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.

Sasaran pokok RPJMN Teknokratik bidang kesehatan 2020-2024 adalah:


a. Angka kematian Ibu (per 100.000 KH);
b. Angka kematian bayi (per 1000 KH)
c. Prevalensi pemakaian Kontrasepsi cara modern (MCPR);
d. Unmet Need KB (persen);
e. ASFR 15 – 19 Tahun;
f. Prevalensi stunting pada Balita (%);
g. Prevalensi wasting pada Balita (%);
h. Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV);
i. Insidensi TB (per 100.000 penduduk);
j. Eliminasi malaria (Kab/Kota);
k. Persentase merokok penduduk usia 10 – 18 tahun;
l. Prevalensi obesitas pada penduduk umur >= 18 Tahun;
m. Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada anak usia 12 – 23 bulan;
n. Persentase Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) terakreditrasi;
o. Persentase rumah sakit terakreditasi;
p. Persentase puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan sesuai standar;
q. Persentase puskesmas tanpa dokter;
r. Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat esensial;
s. Persentase obat memenuhi syarat;
t. Persentase makanan memenuhi syarat.

12
Dengan tujuan strategis kementerian kesehatan 2020-2024 adalah :
1. Peningkatan cakupan kesehatan semesta yang bermutu;
2. Peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup;
3. Peningkatan pembudayaan masyarakat hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat dan
pengarusutamaan kesehatan
4. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan
kesehatan masyarakat;
5. Peningkatan sumber daya kesehatan
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik.

Tatanan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur khususnya dalam bidang
kesehatan ditandai dengan :
a. Terjaminnya keamanan kesehatan negara melalui kemampuan dalam melakukan
pencegahan, deteksi dan respon terhadap ancaman kesehatan global;
b. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat yang ditunjukkan dengan jangkauan bagi
setiap warga negara terhadap lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh;
c. Status kesehatan dan gizi masyarakat yang semakin meningkat serta proses tumbuh
kembang yang optimal, yang ditandai dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup(UHH) dan
Healthy Adjusted Life Expectancy (HALE)

Dalam mendukung pencapaian sasaran strategis Ditjen. Pelayanan Kesehatan yaitu meningkatkan
akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat dengan indikator
dalam RPJMN 2020-2024 yaitu :
1. Rasio Fasyankes primer dengan jumlah penduduk di tingkat kecamatan;
2. Rasio tempat tidur RS dengan jumlah penduduk di tingkat kabupaten/kota;
3. Persentase FKTP terakreditasi;
4. Persentase RS terakreditasi;
5. Persentase pasien yang dirujuk dari FKTP ke FKTL < dari 10 %

Seperti diketahui memasuki awal tahun 2020 di tandai dengan wabah bersala nasional bahkan
internasional yaitu Pandemi COVID-19, dimana prioritas program dan penganngaran bergeser
untuk penanggulangan pandemi tersebut, namun tidak terlepas dari bencana tersebut indikator
capaian satuan kerja sebagaimana telah tertuang dalam perjanjian kinerja tetap harus di penuhi,

13
maka kegiatan Direktorat fasilitas Pelayanan Kesehatan diarahkan untuk mampu meningkatkan
mutu dan kualitas sarana prasarana dan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan
indikator capaian yaitu :
a. Persentase FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar;
b. Jumlah Puskesmas Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar;
c. Persentase RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA)
sesuai standar;
d. Jumlah RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan;
e. Jumlah RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang dibina
f. Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
g. Jumlah Rencana Induk Nasional Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan
h. Jumlah Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center (RMC)
yang dikembangkan Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota.
i. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan sesuai standar;

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan negara


wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh
masing-masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Hal ini sejalan
dengan upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan negara yang bersih dan berwibawa
serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance) dan selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 7 tahun 1999 dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010.

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan akan menyampaikan
laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun anggaran 2020 untuk
mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang dilaksanakan dengan tujuan
dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat fasilitas Pelayanan Kesehatan merujuk pada
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 dan Penetapan Kinerja Kementerian
Kesehatan tahun 2020

14
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini disusun
sesuai dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memuat keberhasilan


maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2020 yang harus
dipertanggungjawabkan oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menkes Nomor : 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, tugas pokok Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud,
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan Perumusan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer, rujukan dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
2. Penyiapan Pelaksanaan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer, rujukan dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang fasilitas pelayanan
kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang dibidang fasilitas pelayanan
kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer,
rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

15
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok
dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, serta sistematika penyajian laporan.
2. Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk
didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan / kendala
dan permasalahan yang dihadapi serta langkah antisipatif yang akan diambil.
4. Bab IV Kinerja Pencapaian kegiatan Pendukung Indikator
Pada bab ini diuraikan kegiatan-kegiatan lain baik yang dibiayai sendiri maupun sebagai
undangan yang hasilnya menjadi pendukung dalam pencapaian indicator.
5. Bab V Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa
mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

16
1.4. STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2020

17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. TARGET DAN DAN CAPAIAN

Renstra merupakan dokumen perencanaan yang memuat program pembangunan kesehatan


yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan maupun untuk mendorong peran aktif
masyarakat dalam kurun waktu 2020-2024. Renstra berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
dalam 5 (lima) tahun.

Visi dan Misi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 mengikuti visi dan misi
Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah
melalui misi pemerintah yaitu:
a. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
b. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing;
c. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
d. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
e. Memajukan Budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
f. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
g. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;
h. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya;
i. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan .

Selanjutnya sesuai edaran menteri PPN/Bappenas nomor: B.899/M.PPN/Ses/


PP.03.02/12/2019 tanggal 20 Desember 2019 maka visi Kementerian Kesehatan yaitu
“Terwujudnya masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan berkeadilan untuk menuju Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong “, Guna
mewujudkan visi tersebut dan mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes
menetapkan misi sebagai berikut :
a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk
Indonesia;
b. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan;
c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan;

18
d. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Setelah menetapkan visi dan misi kementerian kesehatan maka untuk memfokuskan program
dalam pencapaian visi dan misi tersebut harus diberikan arah kebijakan melalui RPJMN bidang
kesehatan 2020-2024 yaitu “Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung inovasi dan pemanfaatan
teknologi”, dengan lima strategi utama yaitu :
a. Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan reproduksi;
b. Percepatan perbaikan gizi masyarakat;
c. Peningkatan pengendalian penyakit;
d. Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS);
e. Penguatan sistem kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan.

Lima Stategi utama ini bertujuan untuk :


1. Peningkatan cakupan kesehatan semesta yang bermutu;
2. Peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup;
3. Peningkatan pembudayaan masyarakat hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat
dan pengarusutamaan kesehatan;
4. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan
kesehatan masyarakat;
5. Peningkatan sumber daya kesehatan;
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pada renstra, Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan masuk dalam strategi 1 yaitu Peningkatan cakupan kesehatan semesta yang
bermutu dengan sasaran strategis yaitu “Meningkatnya ketersediaan fasyankes dan pelayanan
kesehatan yang bermutu”, dengan upaya strategis yang telah ditetapkan yaitu :
a. Peningkatan ketersediaan fasyankes dasar dan rujukan (FKTP dan FKTRL) yang
difokuskan pada daerah yang akses secara fisik masih terkendala (DTPK), dimana untuk
wilayah perkotaan lebih didorong peran swasta
b. Pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan

19
c. Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan baik FKTP dan FKTRL, dengan
catatan bahwa akreditasi puskesmas harus lebih komprehensif menyeimbangkan UKM dan
UKP
d. Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi perluasan sistem
rujukan online termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem
rujukan khusus untuk daerah dengan karateristik geografis tertentu (kepulauan dan
pegunungan)
e. Perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam
medis dan rekam medis online, perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health
care) dan gugus pulau.
f. Penguatan pelayanan kesehatan primer sebagai sebuah sistem, melalui penguatan sistem
koordinasi dan jejaring FKTP oleh Puskesmas, penguatan promotif promotif, preventif dan
penemuan dini kasus melalui penguatan UKBM, penguatan aksi multisektoral melalui
pelibatan seluruh stake holder, dan penguatan konsep wilayah kerja.
g. Penguatan kepemimpnan dan manajemen di Dinas Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam
rangka penguatan pelayanan kesehatan primer sebagai sebuah sistem
h. Perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan pengendalian
bahan berbahaya dan beracun (B3)

Dari delapan upaya strategis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan telah menyusun Target Indikator Kinerja 5 (lima) tahunan (2020-2024)
yang berisi kegiatan dan strategi untuk meningkatkan sarana prasarana dan alat kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas yang tertuang dalam
perjanjian kinerja Direktorat Failitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020. Untuk mewujudkan hal
tersebut dijabarkan oleh pemerintah dalam RKP dan diterjemahkan oleh Kementerian
Kesehatan dalam Renja KL setiap tahunnya.

2.1.1. Tantangan

Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
Kementerian Kesehatan dihadapkan pada perubahan yang cepat baik tingkat lokal dan global
dibidang kesehatan, diantaranya meningkatnya penyakit emerging - re emerging (double
burdan), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatnya kesadaran masyarakat

20
terhadap mutu pelayanan kesehatan, tuntutan global (GHSA, WHO), perhelatan Internasional
(asean games) hal tersebut menuntut Kementerian Kesehatan untuk selalu mengikuti
perubahan dan menjawab tuntutan tantangan global tersebut.

Tantangan dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dibidang pemenuhan
sarana prasarana dan alat kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (2889 RS dan 10.060
Puskemas di seluruh Indonesia) diantaranya sebagai berikut :
Terbatasnya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang berkompeten di
Rumah Sakit.
1. Tidak adanya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang kompeten di
Puskesmas.
2. Kebutuhan akan peralatan kesehatan yang aman dan bermutu.
3. Kebutuhan masyarakat pada Fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan laik pakai dan mendukung
penanggulangan COVID-19.
4. Kebutuhan masyarakat pada Fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan laik pakai dan mendukung
pencapaian akreditasi seperti perijinan alat radiasi pengion (x-ray) dari Bapeten, standar
teknis dan perizinan incinerator, dsb.
5. Kebutuhan regulasi pendukung program fasilitas pelayanan kesehatan dimana banyak
pedoman dan standar yang perlu disusun dan dimutakhirkan, serta mendukung kebutuhan
program.
6. Kebutuhan data sarana prasarana dan peralatan di Indonesia khususnya fasilitas kesehatan
milik pemerintah untuk mendapatkan gambaran utuh pemenuhan dan kondisi dalam rangka
pemenuhan.

2.1.2. Program Kegiatan Tahun 2020

Berdasarkan rencana aksi kegiatan dan tantangan program fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut, disusun perencanaan dan kegiatan setiap tahunnya yang direfleksikan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian RKAKL yang fokus dan responsif, diantaranya
merencanakan program untuk kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2020 seperti
yang tercantum dalam tabel di bawah ini :

21
Tabel Program-Kegiatan Tahun 2020

NO KOMPONEN RUANG LINGKUP KEGIATAN


1 Penyusunan NSPK 1. Penyusunan NSPK dalam rangka pemenuhan SPA RS
Rujukan Nasional dan Vertikal
a. Dukungan Pengelolaan katalog elektronik Nasional
Komoditas Bidang Kesehatan
b. Revisi PMK 24 Tahun 2016
c. Penyusunan pedoman peralatan kesehatan di rumah sakit
(Perdirjen sebagai lampiran revisi PMK tahun 2014)
2. Penyusunan NSPK Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi
a. Penyusunan Desain Tipikal Bangunan Unit Transfusi
Daarah (UTD)
3. Penyusunan Rencana Induk pembangunan fasilitas pelayanan
kesehatan

2 Workshop 1. Implementasi Kebijakan Bidang Fasyankes Lainnya

3 Rapat Koordinasi 1. Pertemuan Teknis MFK standar internasional dalam rangka


Teknis mendukung akreditasi
2. Pertemuan koordinasi pelayanan pengujian dan kalibrasi
dengan fasyankes
3. Rapat Koordinasi BPFK/LPFK/IPAK
4. Pertemuan Koordinasi Pemenuhan alat kesehatan
penanganan Covid -19 di RS yang melakukan pelayanan
penyakit infeksi emerging
5. Rapat Konsultasi Teknis RS Daerah
6. Pertemuan Teknis penguatan pemenuhan SPA Puskesmas

4 Pendampingan / 1. Bimbingan Teknis pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat RS


Bimbingan Teknis/ Rujukan Nasional dan UPT Vewrtikal

22
Monitoring & 2. Bimtek/Monev Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi
Evaluasi 3. Pertemuan evaluasi SPA di FKTP
4. Monev pemenuhan SPA di Fasyankes prioritas
a. Monev pemenuhan SPA di Fasyankes Prioritas
b. Bimtek pemenuhan SPA di sarana kesehatan pemeriksa
kesehatan CTKI
c. Pengembangan sistem sertifikasi pemeriksaan kesehatan
CPMI
d. Pencetakan buku Pedoman
5. Bimbingan Teknis Sarana Prasarana dan alat RS Rujukan
Regional dan Propinsi
6. Monev penguatan pemenuhan SPA puskesmas DTPK
7. Bimbingan Teknis Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat RS
Perbatasan
8. Bimtek/Monev di Fasyankes Lainnya

5 Pengadaan 1. Penyediaan Sarana Prasarana Fasilitas Rujukan di


Barang & Jasa Kawasan Indonesia Timur
mendukung 2. Penyediaan peralatan Fasilitas Rujukan di Kawasan
program Indonesia Timur
3. Kebuthan Alat kesehatan dalam Penanggulangan Covid-
19 di RS Rujukan Covid – 19
4. Pemenuhan Alat Kesehatan Penanganan Covid 19 di RS
yang melakukan pelayanan penyakit infeksi emerging

6 Dukungan 1. Dukman Pemenuhan alat kesehatan penanganan Covid -


Manajemen/ 19 di RS yang melakukan pelayanan penyakit infeksi
kesekretariatan emerging
2. Penyusunan RKAKL, SIMAK BMN, SAI, LAKIP, Review
Itjen
3. Perjalanan dinas pimpinan
4. Sosialisasi fasyankes
5. Diklat SDM

23
Dalam perjalanannya rencana kegiatan tersebut dapat di ubah sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan tekad, janji dan kesanggupan yang akan dicapai
oleh pimpinan instansi pemerintah/ unit kerja kepada atasan langsung yang memberikan
amanah/ tanggung jawab/ kinerja untuk mewujudkan suatu target kinerja yang telah di tetapkan.

Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya
sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Penetapan dan pernyataan
kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin terlaksananya visi, misi, serta sasaran strategis
yang termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan.

Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan selaku penanggung jawab indiktor kinerja telah
menandatangani perjanjian kinerja tahun 2020 yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan selaku pemberi amanah/ tanggung jawab kinerja. Berikut perjanjian
kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2020-2024 termasuk usulan indikator
perubahan / revisi Renstra sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel Perjanjian Kinerja Mengacu Renstra 2020-2014

Tercantu Target
No Indikator m dalam Satuan
Dokumen 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase FKTP yang
memenuhi sarana,
1 1,2,3,4, 75 83 90 95 100 %
prasarana dan alat
(SPA) sesuai standar

Persentase RS milik
pemerintah daerah
2 1,2,3,4, 80 85 90 95 100 %
yang memenuhi sarana
prasarana dan alat
(SPA) sesuai standar

24
Jumlah RS UPT
Vertikal di Kawasan
3 1,2,3,4, 2 2 2 2 2 RS
Timur Indonesia yang
dikembangkan
Jumlah rencana induk
nasional
4 1,2,3,4, 1 1 - - - buah
pengembangan fasilitas
pelayanan kesehatan
Jumlah RSUD di
Daerah Tertinggal,
Revisi
5 Terpencil, Perbatasan, 7 14 21 28 35 RSUD
Renstra
Kepulauan (DTTPK)
yang dibina
Jumlah puskesmas
Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan Revisi
6 300 300 300 300 300 PKM
(DTPK) yang Renstra
ditingkatkan SPA
sesuai standar
Jumlah Unit
Pemeliharaan Fasilitas
Kesehatan
7 17 22 27 32 37 RMC
Regional/Regional
Maintanance Center
yang dikembangkan
Persentase RS Rujukan
dan RS Vertikal yang
8 100 100 100 100 100 %
ditingkatkan sarana
prasarananya
Jumlah Balai Pengujian
Fasilitas
Kesehatan/Institusi
Penguji Fasilitas BPFK/I
9 22 26 30 34 38
Kesehatan yang P
Mampu Memberikan
Pelayanan sesuai
Standar

2.3. DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR DARI PERJANJIAN KINERJA

1. Persentase FKTP yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar
adalah prosentase FKTP yang terdiri dari Puskesmas dan Klinik dengan nilai pemenuhan
berdasarkan ASPAK diatas 60%
2. Persentase RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA)
sesuai standar adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yang mendapatkan alokasi

25
APBN/DAK dan menunjukkan adanya keterpenuhan 60% Kelengkapan Sarana, Prasarana
dan Alat (SPA) sesuai standar berdasarkan data ASPAK per Desember 2020.
3. Jumlah RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan adalah jumlah
RS yang disiapkan sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan rujukan tersier yang
dikembangkan dalam rangka meningkatkan akses dan mutu layanan Kesehatan di
Kawasan Timur Indonesia, yaitu Kota Ambon Maluku, Kota Kupang NTT, dan Wamena
Papua
4. Jumlah rencana induk nasional pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan adalah
jumlah rencana induk nasional pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan baik untuk
fasilitas pelayanan Primer maupun fasilitas pelayanan Rujukan yang telah disusun dalam
bentuk dokumen
5. Jumlah RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
dibina adalah Jumlah RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan
(DTTPK) yang dilakukan pembangunan sesuai standar
6. Jumlah puskesmas Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK) yang ditingkatkan
SPA sesuai standar Adalah jumlah Puskesmas di daerah DTPK yang dipenuhi sarana,
prasarana dan alat kesehatannya sesuai standar
7. Jumlah Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintanance Center
yang dikembangkan adalah Jumlah Dinas Kesehatan Provinsi yang mengembangkan Unit
pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance Center adalah unit
yang sudah memiliki penetapan dari kepala daerah (kumulatif).
8. Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya adalah
Persentase RS Rujukan Nasional, Propinsi dan Regional serta RS Vertikal yang
ditingkatkan sarana prasarananya
9. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang
Mampu Memberikan Pelayanan sesuai Standar adalah BPFK/Institusi Penguji yang mampu
memberikan pelayanan pengujian/ kalibrasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54
Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR TAHUN
2020

Perjanjian kinerja tahun 2020 mengacu pada indikator Renstra 2020-2024 sebagaimana tabel
berikut:

26
Tabel 2. 1. target dan capaian indikator Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2020
(berdasarkan Renja KL)
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
1 Pembinaan sarana parasarana dan alat 14 RS
(SPA) di RS Rujukan nasional

2. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan 22 BPFK/IP


/Institusi Penguji Fsilitas Kesehatan yang
mampu memberikan pelayanan sesuai
standar
3. Pengembangan fasilitas rujukan di 1 PT
kawasan Indonesia Timur

4. Pembinaan FKTP yang memiliki SPA 233 FKTP


sesuai standar
5 Jumlah RS memenuhi standar dan 130 RS
dengan kriteria khusus
6. Penyusunan rencana induk nasional 1 Dokumen
pengembangan fasyankes

7. Pembinaan Puskesmas DTPK yang 250 Puskesmas


ditingkatkan SPA nya

8. Pembinaan RSUD di DTPK yang 7 RS


dilakukan rehabilitasi berat/pembangunan
baru
9. Pengembangan Unit Pemeliharaan 17 Unit
Fasilitas Kesehatan Regional/Regional pemeliharaan
Maintenance Center di prop/kab/kota

2.4. SUMBER DAYA

2.4.1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
bisa dilepaskan dari sebuah organisasi atau institusi. SDM dalam hal ini disebut sebagai
pegawai merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi atau dapat dikatakan
sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keadaan Pegawai Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2020 berjumlah 50 orang, yang
dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut :

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongannya

27
Tabel 2.2.
Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan golongan

Golongan
NO Subdit / Subag Jumlah
I II III IV
1. Fasyankes Primer 9 3 12
2. Fasyankes Rujukan 1 12 2 15
3. Fasyankes Lainnya 1 9 3 13
4. Tata Usaha 10 0 10
Jumlah 2 40 8 50

Berdasar tabel diatas maka golongan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang terbanyak adalah golongan III, diikuti golongan IV dan golongan II.

Gambar 2.1. Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan Golongan

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Jabatan Struktural


dan Jabatan Fungsional Tertentu

Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Jabatan
Struktural dan Jabatan Fungsional Tertentu

28
Jabatan
Fungsion
NO Unit Kerja Kasie/Kas Jumlah
Direktur Kasubdit al
ubag
Tertentu
1. Direktorat 1 1
2. Subdit Fasyankes Primer 1 3 2 6
Subdit Fasyankes 1 1 6 8
3.
Rujukan
Subdit Fasyankes 1 2 3
4.
Lainnya
5. Tata Usaha 1 1 2
Jumlah 1 3 7 9 20

Berdasar tabel diatas pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berdasarkan Jabatan
Struktural dan Jabatan Fungsional Tertentu pada Tahun 2020 terdapat penambahan dan
pengurangan, yaitu terjadi pengurangan Jabatan Fungsional tertentui di Subdit Fasyankes Primer
.

Gambar 2.2 Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional
Tertentu

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Tingkat


Pendidikannya

29
Tabel 2.4 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan
NO Subdit / Subag Jumlah
SMA/SMAK/STM DIII DIV S1 S2
1. Fasyankes Primer 0 2 - 6 4 12
2. Fasyankes Rujukan 1 - - 10 4 15
3. Fasyankes Lainnya 3 1 - 5 3 12
4. Tata Usaha 2 2 - 5 2 11
Jumlah 6 5 - 26 13 50

Berdasar tabel diatas maka tingkat pendidikan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang terbanyak adalah S1,diikuti S2, SMA/SMAK/STM, DIII dan DIV

Gambar 2.3 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


berdasarkan Jenjang Pendidikan

Idealnya jumlah pegawai yang ada disesuaikan dengan hasil perhitungan kebutuhan
pegawai berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) pada suatu unit organisasi. ABK dapat
digunakan sebagai tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan
kegiatannya yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja dan
standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan
sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Selain itu ABK juga dapat dijadikan tolak
30
ukur untuk meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka
meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pemberdayaan aparatur negara baik dari
segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

Grafik 2.1 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


berdasarkan Jenjang jabatan

Berdasarkan kedua tabel di atas dan hasil ABK tahun 2020 di lingkungan Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan diperoleh informasi bahwa jumlah pegawai tersebut belum mencukupi
kebutuhan organisasi dan tentunya hal ini mempengaruhi pada pencapaian target kinerja di
lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Guna mengefektifkan pegawai yang
ada diperlukan penguatan kinerja pegawai. Penguatan tersebut berupa program-program
dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai yang memerlukan dukungan dan
komitmen para pimpinan organisasi untuk segera merealisasikan dengan kegiatan-kegiatan
dalam bentuk investasi jangka panjang, misalnya peningkatan pendidikan formal pegawai
sampai ke jenjang strata 1, strata 2, dan strata 3 serta pengembangan diklat khusus
pegawai yang terpadu dan berkelanjutan. Organisasi juga mendukung pegawai untuk
mengambil jabatan fungsional tertentu yang dibutuhkan organisasi sesuai dengan Peta
Jabatan yang dipersyaratakan, dengan memfasilitasi pegawai untiuk mengikuti Ujian
Kompetensi untuk jabatan fungsional yang diperlukan. Peningkatan kapasitas pegawai
menjadi salah satu titik tolak yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kapasitas
pegawai sekaligus peningkatan kapasitas organisasi.

31
2.4.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana (Neraca Tingkat Satuan Kerja)

Rekapitulasi Neraca Tingkat Satuan Kerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan kondisi
per 31 Desember 2020 sbb :

JUMLAH Kenaikan (Penurunan)


NAMA PERKIRAAN
2020 2019 Jumlah %
ASET
ASET LANCAR
Persediaan 541.837.569.620 138.897.929.540 402.939.640.080 290,090
JUMLAH ASET LANCAR 541.837.569.620 138.897.929.540 402.939.640.080 290,090
ASET TETAP
Tanah 22.594.388.300 22.594.388.300 - 0,000
Peralatan dan Mesin 435.369.767.694 253.427.800.162 181.941.967.532 71,792
Jalan, Irigasi dan Jaringan - 2.699.241.000 (2.699.241.000) 0,000
Aset Tetap Lainnya 468.413.033 417.577.806 50.835.227 12,174
Konstruksi Dalam Pengerjaan 489.634.738.012 422.855.735.520 66.779.002.492 15,792
Akumulasi Penyusutan (86.901.242.001) (63.038.937.513) (23.862.304.488) 37,853
JUMLAH ASET TETAP 861.166.065.038 638.955.805.275 222.210.259.763 34,777
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 4.025.839.655 3.078.885.250 946.954.405 30,756
Aset Lain-lain 229.443.034.042 229.443.034.042 - 0,000
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi
Aset Lainnya (230.273.188.995) (227.212.661.104) (3.060.527.891) 1,347

JUMLAH ASET LAINNYA 3.195.684.702 5.309.258.188 (2.113.573.486) (39,809)


JUMLAH ASET 1.406.199.319.360 783.162.993.003 623.036.326.357 79,554
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas 1.406.199.319.360 783.162.993.003 623.036.326.357 79,554
JUMLAH EKUITAS 1.406.199.319.360 783.162.993.003 623.036.326.357 79,554
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
1.406.199.319.360 783.162.993.003 623.036.326.357 79,55
EKUITAS

Laporan Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset lancar, aset tetap dan aset
lainnya Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2020. Dari Neraca tersebut
diinformasikan bahwa nilai Aset Lancar adalah sebesar Rp. 541.837.569.620,- (lima
ratus empat puluh satu milyar delapan ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus enam puluh
sembilan ribu enam ratus dua puluh rupiah), nilai Aset Tetap sebesar Rp.
861.166.065.038,- (delapan ratus enam puluh satu milyar seratus enam puluh enam
juta enampuluh lima ribu dua tiga puluh delapan rupiah), nilai Aset Lainnya sebesar
Rp.3.195.684.702,- (Tiga milyar seratus sembilan puluh lima juta enam ratus delapan
32
puluh empat ribu tujuh ratus dua rupiah),sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih)
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan per Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp.
1.406.199.319.360 (satu trilyun empat ratus enam milar seratus sembilan puluh sembilan
juta tiga ratus sembilan belas ribu tiga ratus enam puluh rupiah) dan Akumulasi
penyusutan sebesar Rp. (230.273.188.995) (Minus dua ratus tiga puluh milyar dua ratus
tujuh puluh tiga juta seratus delapan puluh delapan ribu sembilan ratus sembilan puluh
lima rupiah). Nilai mutasi BMN tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-
keuangan. Mutasi BMN yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan nilai
BMN yang berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan
APBN selama periode tahun berjalan, sedangkan transaksi non-keuangan merupakan transaksi
penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari pembiayaan selain APBN periode
tahun berjalan.

2.4.3. Sumber Daya Anggaran

Pada Tahun Anggaran 2020 terjadi 11 (Sebelas) kali revisi mulai dari revisi POK sampai
dengan revisi DIPA, hal ini disebabkan oleh efisiensi, optimalisasi pemanfaatan anggaran.
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki alokasi anggaran DIPA Tahun 2020 terdiri :

PAGU DAN REALISASI BELANJA TAHUN 2020

JENIS BELANJA
NO KPPN KET
BARANG MODAL TOTAL

PAGU 0 232.975.000.000 232.975.000.000


KPPN REALISASI 0 152.143.039.895 152.143.039.895
1
KPH
PERSENTASE 0 65,30% 65,30%

SISA 0 80.831.960.105 80.831.960.105


PAGU 433.195.718.000 284.641.603.000 717.837.321.000
KPPN REALISASI 424.664.138.185 284.620.612.822 709.284.751.007
2 JAKARTA
PERSENTASE 98.03% 99.99% 98.81%
VII
SISA 8.531.579.815 20.990.178 8.552.569.993

PAGU 433.195.718.000 517.616.603.000 950.812.321.000


REALISASI 424.664.138.185 436.763.652.717 861.427.790.902
TOTAL
PERSENTASE 98.03% 84.38% 90.60%

SISA 8.531.579.815 80.852.950.283 89.384.530.098

33
Akuntabilitas keuangan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat digambarkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun anggaran
2020. DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan mempunyai 2 sumber yaitu dari rupiah
murni (APBN) dan Pinjaman World Bank (I-Sphere) dengan perincian total PAGU sebesar
948.080.867.000,- ( Sembilan ratus empat puluh delapan milyar delapan puluh juta delapan
ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) dan relisasi sebesar Rp. 862.701.888.005,- ( Delapan ratus
enam puluh dua milyar tujuh ratus satu juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu lima
rupiah) atau 90.60 %.

34
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pembinaan FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional dari pembinaan FKTP yang memenuhi Sarana Prasarana
dan Alat (SPA) sesuai standar adalah prosentase FKTP yang terdiri dari
Puskesmas dan Klinik dengan nilai pemenuhan berdasarkan ASPAK diatas
60%
3.1.2 Target dan Capaian
a. Target
Target yang akan dicapai pada tahun 2020 adalah sebesar 75% yang
berarti terdapat 75% Puskesmas dan Klinik dengan nilai pemenuhan
diatas 60%
b. strategi Pelaksanaan
1. Pelaksana
Penanggung jawab dari indikator ini adalah Subdit Fasyankes Primer
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Metode Pelaksanaan
Pencapaian indicator Pembinaan FKTP yang memenuhi Sarana
Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar dilakukan dengan cara
swakelola.
3. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk dapat mencapai target indicator Pembinaan FKTP yang
memenuhi Sarana Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar
dilaksanakan melalui kegiatan :
a. Pertemuan Teknis Pemenuhan SPA Puskesmas Pariwisata . Kegiatan
ini merupakan kegiatan untuk mendukung pemenuhan SPA di
Puskesmas yang berada di wilayah destinasi wisata . Kegiatan
dilaksanakan di Jakarta dan melibatkan Dinas Kabupaten Kota
b. Pengembangan Sistem Informasi Pemeriksaan Kesehatan CPMI .
Sistem informasi ini merupakan suatu sistem informasi yang memantau
pemeriksaan CTKI yang dilaksanakan di klinik. Melalui sistem ini dapat

35
diketahui pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan yang ada
di klinik pelaksana pemeriksaan CTKI
c. Pencetakan Buku Pedoman. Dilaksanakan untuk pelaksanaan
pencetakan NSPK yang terkait dengan pemenuhan standar yang ada
di Puskesmas dan Klinik, meliputi : …..
c. strategi Pendanaan
Seluruh biaya penyelenggaran kegiatan ini dibebankan pada DIPA tahun
2020 sebesar Rp. 508.398.000 ( Lima Ratus Delapan Juta Tiga Ratus
Sembilan Puluh delapan Rupah).
3.1.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Evaluasi pemenuhan SPA di FKTP
Pertemuan Teknis Pemenuhan SPA Puskesmas Pariwisata
Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 2-4 Maret 2020 di Jakarta dan
bertujuan untuk melakukan evaluasi pemenuhan sarana, prasarana dan
alat kesehatan bagi puskesmas di lokus pariwisata
Peserta yang hadir dan dihadiri oleh 49 orang peserta dengan rincian 21
orang yang berasal dari Pusat dan Daerah
Memlalui pertemuan ini diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan
pemenuhan SPA nya

36
b. Monev pemenuhan SPA di fasyankes prioritas
 Pengembangan Sistem Informasi Pemeriksaan Kesehatan CPMI
Aplikasi ini bertujuan untuk menyempurnakan Aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan CPMI pada modul administrasi terkait dengan
rekap hasil berdasarkan negara tujuan, tanggal pemeriksaan beserta
grafiknya.
Aplikasi ini akan digunakan pada seluruh Klinik dan RS yang
melakukan pemeriksaan kesehatan Calon Pekerja Migran Indonesia.
Melalui sistem ini dapat juga dilihat pemenuhan SPA yang ada di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
Kegiatan ini terdiri atas 2 jenis kegiatan :
 Sewa jasa pemeliharaan
 Sewa pengembangan sistem

37
 Pencetakan Buku Pedoman
Merupakan kegiatan lanjutan dari penyusunan pedoman NSPK yang
sudah dilakukan tahun sebelumnya. Buku buku yang dicetak meliputi
 Kolase Puskesmas Perbatasn
 Modul TOT Pemeliharaan SPA di Puskesmas
 Pedoman Prototype Bangunan Puskesmas
 Pedoman Prototype Interior Bangunan Puskesmas
 Pedoman Prototype Pengolahan Air Bersih di Puskesmas
 Pedoman prototype Pembangkit Listrik tenaga Surya di
Puskesmas
 Pedoman Teknologi Biofilter untuk Mengolah Air Limbah di
Puskesmas
3.1.4 Analisa Capaian Target
 Pertemuan Teknis Pemenuhan SPA Puskesmas Pariwisata
Nilai Pagu pada pertemuan ini adalah sebesar Rp 152.380.00 dengan

38
capaian Rp 116.222.500 (76%), sementara Target peserta pada pertemuan
tersebut adalah sebanyak 50 orang dengan realisasi peserta 49 orang.
 Pengembangan Sistem Informasi Pemeriksaan Kesehatan CPMI
Nilai Pagu pada pertemuan ini adalah sebesar Rp 99.640.000 dengan
capaian Rp 93.600.000 (93%)
 Pencetakan
Nilai Pagu pada pertemuan ini adalah sebesar Rp 120.000.000 dengan
capaian Rp 119.971.000 (99%)
3.1.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a. target dan Capaian dalam tahun berjalan
 Pertemuan Teknis Pemenuhan SPA Puskesmas Pariwisata
Pada penyerapan fisik hanya tercapai 98% karena terkendala dengan
adanya kegiatan lain yang dilaksanakan secara bersamaan.
Sedangkan tidak optimalnya realisasi keuangan karena rendahnya cost
perjalanan peserta
 Pengembangan Sistem Informasi Pemeriksaan Kesehatan CPMI
Capaian realisasi cukup besar meskipun terdapat selisih pembiayaan
disebabkan oleh kondisi kerja yang disebabkan adanya wabah covid
 Pencetakan
Capaian realisasi cukup besar dan sesuai dengan target
b. Pencapaian indikator terhadap target renstra
Pelaksanaan pemenuhan Puskesmas di Lokus Pariwisata adalah
merupakan tahap I dalam pemenuhan SPA di 11 destinasi wisata yang
sudah ditayangkan pemerinta. Capaian puskesmas ini merupakan bagian
dari pemenugan SPA di Puskesmas yang ditargetkan sebanyak 100 % di
tahun 2024.
3.2. Pembinaan Puskesmas Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK)
yang ditingkatkan SPA sesuai standar;
3.2.1 Definisi Operasional
Adalah jumlah Puskesmas di daerah DTPK yang dipenuhi sarana, prasarana
dan alat kesehatannya sesuai standar
3.2.2 Target dan Capaian
a. Target

39
Target yang akan dicapai pada tahun 2020 adalah sebesar 250
Puskesmas yang berada di daerah DTPK
b. strategi Pelaksanaan
1. Pelaksana
Penanggung jawab dari indikator ini adalah Subdit Fasyankes Primer
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Metode Pelaksanaan
Pencapaian indicator Pembinaan Puskesmas Daerah Tertinggal,
Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK) yang ditingkatkan SPA
sesuai standar dilakukan dengan cara swakelola.
3. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk dapat mencapai target indikator Pembinaan Puskesmas
Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar dilaksanakan melalui kegiatan :
a. Pertemuan Teknis Penguatan Pemenuhan Sarana Prasarana dan
Alat Kesehatan (SPA) Puskesmas DTTPK yang dibagi menjadi 2
yaitu regional timur dan regional Barat. Kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk memberikan pembekalan bagi penerima DAK Afirmasi
tahun 2020 dalam pelaksanaan pemenuhan SPA di Puskesmas yang
berada di wilayah DTPK. Kegiatan dilaksanakan di Makassar untuk
regional Timur dan di Jakarta untuk regional Barat.
b. Monev pembangunan Puskesmas Perbatasan dan Daerah Tertinggal
Merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada
lokus puskesmas DTPK yang menjadi target pemenuhan SPA melalui
DAK afirmasi 2020. Jumlah puskesmas di daerah DTPK yang menjadi
target DAK afirmasi tahun 2020 adalah sebanyak 238 puskesmas di
112 Kab/Kota. Karena kondisi pandemi covid kegiatan ini mengalami
pegurangan target akibat rasionalisasi
c. strategi Pendanaan
Dua kegiatan yang tercakup dalam indicator output Pembinaan
Puskesmas Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK) yang
ditingkatkan SPA sesuai standar berasal dari anggaran Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tahun 2020 dengan nilai total sebesar Rp

40
1.701.110.000
3.2.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Monev penguatan pemenuhan SPA puskesmas DTPK
 Monev pembangunan Puskesmas Perbatasan dan Daerah Tertinggal
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung progress
dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan
puskesmas di daerah DTPK serta memberikan solusi dari kendala
yang ditemukan. Monev dilaksanakan di 9 Kabupaten/Kota
(Pandeglang, Lebak. Mesuji, Sambas, Lombok Barat, Lombok
Tengah, Lombok Timur , Lombok Utara dan Manggarai Barat) yang
merupakan daerah zona hijau atau orange.

 Pertemuan Monitoring ASPAK Puskesmas Vidcon


Pertemuan ini dilaksanakan secara online untuk memonitoring
pelaksanaan pemenuhan sarana prasarana dan alkes puskesmas
ditahun anggaran berjalan (2020) yang dapat dilihat pada aplikasi
ASPAK. Hasil kegiatan ini meningkatkan akuntabilitas data aspak
puskesmas sehingga dapat dijadikan dasar untuk pemenuhan spa di
tahun berikutnya.

 Persiapan Pertemuan Pelaksanaan DAK


Merupakan pertemuan secara online yang bertujuan untuk
mengetahui persiapan, pelaksanaan dan hasil akhir dari pelaksanan
DAK TA 2020 yang dilaksanakan 3 siklus (bulan Juni, Oktober dan
Desember) dengan peserta 112 dinkes kabupaten/kota, 24 dinkes
provinsi (227 puskesmas) dengan melibatkan Kementerian PUPR,
Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
b. Pertemuan teknis penguatan pemenuhan SPA Puskesmas DTPK
Kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan bagi penerima DAK
Afirmasi tahun 2020 dalam pelaksanaan pemenuhan SPA di Puskesmas
yang berada di wilayah DTPK dan dilaksanakan dalam 2 tahapan
kegiatan :
 Wilayah 1 (Regional Timur) dilaksanakan pada tanggal 21 sampai

41
dengan 23 Januari 2020 di Makassar yang dihadiri oleh 97 peserta
terdiri dari 60 orang dari dinkes provinsi dan kab/kota, 11 orang dari
lintas sektor( Kemendagri, KemenPUPR, Kemenkeu,
KemenPPN/Bapenas, Kementerian Desa, Kemenko Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) dan 26 dari instasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan dengan hasil adanya komitmen
dari peserta penerima dak afirmasi 2020 untuk membangun
puskesmas sesuai dengan prototipe, menyelesaikan kegiatan
pembangunan sesuai dengan timeline yang ada untuk menghindari
terjadinya keterlambatan yang akan menjadi beban pemerintah daerah
dan meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor untuk tercapainya
pembangunan puskesmas yang tepat waktu dan sesuai dengan
standar.
 Wilayah 2(Regional Barat) dilaksanakan pada tanggal 28 sampai
dengan 30 Januari 2020 di Bekasi yang dihadiri oleh 100 peserta
terdiri dari 70 orang dari dinkes provinsi dan kab/kota, 7 orang dari
lintas sektor( Kemendagri, KemenPUPR, Kemenkeu,
KemenPPN/Bapenas, Kementerian LHK), 2 peserta lokal dan 21 dari
instasi di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan hasil adanya
komitmen dari peserta penerima dak afirmasi 2020 untuk membangun
puskesmas sesuai dengan prototipe, menyelesaikan kegiatan
pembangunan sesuai dengan timeline yang ada untuk menghindari
terjadinya keterlambatan yang akan menjadi beban pemerintah daerah
dan meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor untuk tercapainya
pembangunan puskesmas yang tepat waktu dan sesuai dengan
standar dan melaksanakan pengelolaan limbah padar B3 harus sesuai
dengan yang tercantum di Dokumen Lingkungan.
3.2.4 Analisa Capaian Target
 Pertemuan Teknis Penguatan Pemenuhan SPA Puskesmas DTPK
Nilai Pagu pada pertemuan ini adalah sebesar Rp 1.417372.000 dengan
capaian Rp 1.386.323.000 (97,8%), sementara Target peserta pada
pertemuan tersebut adalah sebanyak 214 orang dengan realisasi peserta 197
orang.

42
 Monev Penguatan Pemenuhan SPA Puskesmas DTPK
Nilai Pagu pada kegiatan ini adalah sebesar Rp 284.716.000 dengan capaian
Rp 277.768.800(97,6%), sementara Target peserta pada pertemuan tersebut
adalah sebanyak 214 orang
3.1.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a. target dan Capaian dalam tahun berjalan
 Pertemuan Teknis Penguatan Pemenuhan SPA Puskesmas DTPK
Pada penyerapan fisik hanya tercapai 97,8% karena tidak semua peserta
bisa hadir terkendala dengan cuaca yang tidak mendukung untuk
melaksanakan perjalanan.

43
 Monev Penguatan Pemenuhan SPA Puskesmas DTPK
Penyerapan sampai 97,6% dikarenakan dengan adanya pandewi wabah
covid maka pemilihan lokus yang bisa dikunjungi terbatas hanya pada
wilayah zona hijau atau orange.

44
45
b. Pencapaian indikator terhadap target renstra
Target di renstra sebanyak 250 puskesmas, akan tetapi pengalokasian
pembangunan di RK sebanyak 237 puskesmas dari 112 kab/kota di 24
Provinsi dan ada 228 puskesmas yang mengalokasikan untuk
pembangunan, sedangkan 9 puskesmas yang mengalokasikan untuk
peningkatan sarana, prasarana dan alkes. Dari 228 puskesmas yang
mengalokasikan untuk pembangunan sebanyak 225 puskesmas dan yang
dapat menyelesaikan pembangunan tepat waktu sebanyak 74% (166
Puskesmas) yang menyelesaikan lewat tahun sebanyak 26% (59
Puskesmas). Terdapat 3 puskesmas yang tidak bisa melaksanakan
pembangunan dikarenakan putus kontrak dan kondisi keamanan yang
tidak kondusif.

46
Hasil Pembangunan Puskesmas dengan mengunakan alokasi dana DAK

3.3. Pembinaan RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat
(SPA) sesuai standar (pembinaan RS memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA)
sesuai standar;
3.3.1 Definisi Operasional
Pembinaan RS milik pemerintah daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan
alat (SPA) sesuai standar adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yang
mendapatkan alokasi APBN/DAK dan menunjukkan adanya keterpenuhan 60%
Kelengkapan Sarana, Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar berdasarkan
data ASPAK per Desember 2020.

47
3.3.2 Target dan Capaian
a. Target
Target yang akan dicapai pada Pembinaan RS milik Pemerintah Daerah
yang memenuhi Sarana, Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar pada
tahun 2020 adalah keterpenuhan 60% Kelengkapan Sarana, Prasarana dan
Alat (SPA) sesuai standar berdasarkan data ASPAK per Desember 2020,
dengan prosentase 80% dari jumlah RS.
b. strategi Pelaksanaan
1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam
perencanaan pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di
rumah sakit milik pemerintah daerah (RS Rujukan Regional dan
Provinsi);
2. Memperkuat kebijakan tentang standardisasi sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah daerah (RS
Rujukan Regional dan Provinsi);
3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan tentang akses dan kualitas
SPA di RSUD Rujukan Regional dan Provinsi dalam mendukung
pelayanan kesehatan;
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor baik di pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah dalam rangka pembinaan dan pengawasan
akses dan kualitas sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di rumah
sakit milik pemerintah daerah;
5. Koordinasi teknis secara online dengan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka penguatan ASPAK, termasuk di
dalamnya pembahasan konektifitas ASPAK dalam konteks perencanaan
anggaran. Acara dilaksanakan per provinsi yang dijadwalkan dan
dikoordinir oleh personil penanggung jawab setiap provinsi di lingkungan
subdit Fasyankes Rujukan.
6. Melaksanakan/memfasilitasi pertemuan konsultasi baik secara daring
maupun luring dengan diawali permohonan konsultasi teknis SPA dari
RSUD, yang diajukan ke Direktur Fasyankes. Konten yang
dikonsultasikan adalah upaya pemenuhan standar SPA terhadap RSUD
yang mendapatkan anggaran DAK untuk mengembangkan fasilitasnya.

48
7. Melaksanakan kunjungan langsung ke RSUD dalam rangka pembinaan
SPA supaya memenuhi standar.
c. strategi Pendanaan
Untuk mendukung pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
di rumah sakit milik pemerintah (RS Rujukan Regional dan Provinsi) dalam
mendukung pelayanan kesehatan menggunakan anggaran Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020 dan menggunakan DAK Fisik
Bidang Kesehatan.
3.3.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Bimbingan Teknis Sarana Prasarana dan Alat RS Rujukan Regional
dan Provinsi
Bimbingan Teknis Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat RS Rujukan
Regional dan Provinsi dilaksanakan selain dengan kunjungan langsung ke
RS juga melalui analisis data ASPAK. Bimtek juga dilaksanakan melalui
analisis usulan dana DAK Fisik Bidang Kesehatan oleh RS Rujukan
Regional dan Provinsi.
Dasar analisis selain dari data ASPAK dan Fasyankes Online juga dengan
melakukan kontak ke rumah sakit bersangkutan dan apabila diperlukan
dilaksanakan kunjungan lapangan. Standar pemenuhan Sarana Prasarana
dan Alat RS sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengacu standar SPA
rumah sakit serta standar akreditasi baik nasional maupun internasional.

Gambar : Bimbingan Teknis RSUD Bima, Nusa Tenggara Barat

49
b. Rapat Konsultasi Teknis RS daerah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit,
menjelaskan tentang persyaratan tiap-tiap ruangan bangunan dan
prasarana dalam fungsi pelayanan di rumah sakit.
Bangunan rumah sakit adalah bangunan yang memerlukan persyaratan
teknis khusus yang tidak dimiliki oleh bangunan lain secara umum.
Pengaturan tersebut antara lain tentang tata letak, jenis dan ukuran
ruangan, zonasi, hubungan antar ruang pelayanan, komponen bangunan,
sistem tata udara, sistem elektrikal dan grounding, sistem gas medik dan
vakum medik, sistem evakuasi, sistem air bersih, sistem pengelolaan
limbah, sistem pencahayaan dan sebagainya.
Rapat Konsultasi Teknis RS Daerah ditujukan untuk memberikan konsultasi
bagi rumah sakit milik pemerintah daerah dalam merencanakan untuk
melaksanakan pengadaan pembangunan konstruksi rumah sakit baik yang
bersifat pembangunan baru ataupun renovasi/rehabilitasi melalui
pendekatan kesesuaian dengan studi kelayakan dan rencana induk RS.

Gambar: Konsultasi Teknis RSUD Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara

50
Gambar : Konsultasi Teknis RSUD Labuha Ternate
3.3.4 Analisis Capaian Target
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2020, 130 RS milik pemerintah daerah
Rujukan Regional dan RS Rujukan Provinsi telah memenuhi 80% kelengkapan
sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sesuai data ASPAK per 31
Desember 2020.
Pencapaian indikator tersebut dihitung berdasarkan hasil proporsi persentase
kelengkapan sarana, prasarana dan alat terhadap standar di RS milik
pemerintah. Rincian besarnya proporsi dari masing-masing komponen tersebut
yaitu 50% untuk sarana, 10% untuk prasarana dan 40% untuk alat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang
mencapai target yaitu :
a. Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya, berupa
pendampingan teknis.
b. Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus pada pimpinan dinas
kesehatan daerah dalam setiap pertemuan dan kunjungan tentang
pentingnya pengisian data ASPAK, pelaksanaannya berupa pemantauan

51
data aspak dan memberikan laporan data aspak pada daerah yang masih
rendah.
c. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran.
d. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh
terhadap pemenuhan SPA.
3.3.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a. Target dan capaian dalam tahun berjalan 2020
Target pada Pembinaan RS milik pemerintah daerah yang memenuhi
sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar adalah 80% dari jumlah
RS yang kelengkapan SPA sesuai standar.
b. Pencapaian indikator terhadap target renstra
Pencapaian pada kegiatan Pembinaan RS milik pemerintah daerah yang
memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar adalah RS
milik pemerintah telah memenuhi 80% kelengkapan SPA sesuai standar
berdasarkan data ASPAK per 31 Desember 2020.
3.4. Jumlah RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan
Pembangunan RS UPT Vertikal di KTI merupakan upaya percepatan penyediaan akses
pelayanan rujukan tersier yang berkualitas sekaligus sebagai upaya menurunkan
disparitas pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu bagi masyarakat di KTI.
Pemerintah telah menetapkan pembangunan sebanyak 3 (tiga) RS yaitu di Kota Ambon
Maluku, Kota Kupang NTT, dan Wamena Papua dimulai perenccanaan tahun 2017 dan
pelaksanaan tahun 2018. Pembangunan ke-tiga RS tersebut ditargetkan selesai tahun
2024.
Dasar kebijakan pembangunan RS di KTI:
-
Disiapkan menjadi RS Rujukan
Kebijakan RPJMN 2014-2019 dan RPJMN 2020 – 2024, masih sejalan terhadap fokus
percepatan pemerataan pembangunan antar wilayah, mendorong transformasi &
akselerasi pembangunan KTI bidang Kesehatan.
3.4.1 RS UPT Vertikal di Kawasan Timur Indonesia yang dikembangkan adalah 3 RS
yang disiapkan sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan rujukan tersier yang
dikembangkan dalam rangka meningkatkan akses dan mutu layanan Kesehatan
di Kawasan Timur Indonesia, yaitu Kota Ambon Maluku, Kota Kupang NTT, dan

52
Wamena Papua.
3.4.2 Target dan Capaian
a. Target
RS UPT Ambon
Terget pembangunan gedung / fisik RS UPT Ambon telah tahun 2018
sampai 2019 termasuk penyediaan alat kesehatan awal. Pada tahun 2020
RS UPT Ambon ditargetkan untuk menyelesaikan pemenuhan alat
kesehatan lanjutan serta penyiapan sarana prasarana yang dibutuhkan agar
dapat beroperasi tahun 2020.
RS UPT Kupang
Terget pembangunan gedung/ fisik RS UPT Kupang dimulai pertengahan
tahun 2020 dan direncanakan dapat diselesaikan selama 20 (dua puluh)
bulan secara multiyears (kontrak tahun jamak hingga tahun 2023.
RS UPT Wamena
Sesuai perencanaan bahwa pada tahun 2020, pembangunan Fisik RS UPT
Wamena belum mulai dibangun karena perlu koordinasi dalam
penyelesaian dan kejelasan terkait status lahan. Hingga saat ini status
lahan dianggap belum clear karena pada area masih terdapat perumahan
yang masih dihubi penduduk.
b. Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan pembangunan adalah:
 Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berasal dari unsur daerah
Penugasan PPK pembangunan RS UPT Kupang dan Ambon berasal dari
staf/pejabat Dinas teknis (PUPR) di Provinsi. Penugasan ini telah melalui
kajian dari LKPP dan Biro Keuangan & BMN tahun 2018 lalu dimana hal
tersebut dapat dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan Peraturan
Presiden no 18 Tahun 2028 tentang Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah. Strategi ini diambul agar pengawasan dan pengawalan
pekerjaan fisik di lapangan dapat dilaksanakan secara melekat untuk
menghindari keterlambatan baik keputusan dan birokrasi.
 Strategi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
Sesuai perencanaan pembangunan gedung / fisik RS UPT Kupang,
kebutuhan anggaran sesuai dengan Surat Direktur 390 Milyar Rupiah. Nilai

53
pengadaan diatas 100 milyar rupiah memiliki risiko dan tingkat kesulitan
tersendiri dimana aspek akuntabilitas, transparansi, dedikasi dan komitmen
bersama (ULP, APIP, pengelola program, PPK dan yang terkait) harus
dibangun dengan baik. Untuk itu dalam pelaksanaan dari mulai
perencanaan hingga proses lelang.
 Melibatkan dan pendampingan dari APIP
 Koordinasi persiapan pekerjaan dengan BPKP sejak awal
 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan ULP dalam menyusun
perencanaan dan persyaratan pengadaan
 Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara Kontrak tahun Jamak
(multiyears)
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan RS merupakan bangunan tidak
sederhana dan memiliki nilai besar serta tidak dapat dilaksanakan dalam
satu tahun anggaran, maka sangat disarankan dilaksanakan secara tahun
jamak. Hal ini lebih efisien dikarenakan proses pelelangan cukup
dilaskanakan sekali, serta proses penyelesaian pekerjaan dapat tuntas dari
awal hingga gedung operasional, sehingga strategi ini sangat
direkomendasikan utnuk efektifitas dan efisiensi dalam waktu dan biaya
pekerjaan.
c. strategi Pendanaan
Sumber pembiayaan Pembangunan 3 RS UPT Vertikal berasal dari
Pinjaman Luar Negeri Bank Dunia. Kegiatan ini berjalan dibawah program
ISPHERE (Indonesian Strengthening Primary Health Care) dengan
modalitas P for R dimana pentahapan pendanaan dilaksanakan sesuai
dengan capaian target DLI (disburtsment linked indicators).
3.4.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Penyediaan sarana prasarana fasilitas rujukan di kawasan indonesia Timur
RS UPT Ambon
Penyediaan sarana prasarana RS UPT Ambon tahun 2020 dilaksanakan
untuk menunjang dan peningkatan kinerja fasilitas yang belum terakomodir
pada pekerjaan tahun 2019. Pekerjaan dimaksud yaitu pembangunan
saluran lingkungan RS dan warga ke badan sungai, dan pembangunan
Tempat Pembunagan Sampah (TPS) limbah domestik. Pekerjaan

54
pembuatan saluran lingkungan RS ke sungai Wailela baru dapat
dilaksanakan karena terkait dengan perijinan / rekomendasi dari Badan
pengelola Sungai Wailela, serta perubahan desain saluran karena adanya
penundaan penyelesaian jalan oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Kedua
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
RS UPT Kupang
Penyediaan gedung RS UPT Kupang dilaksanakan sesuai hasil perencaaan
dan master plan yang dikerjakan oleh Konsultan Perencana tahun 2018.
Awal tahun 2020 dilakukan finalisasi dan pematangan pra rancangan dan
desain DED dikarenakan adanya beberapa perubahan teknis dan site plan
dikarenakan perubahan posisi / depan RS dari jalan utama. Dikarenakan
adanya beberapa perubahan tersebut, terjadi sedikit keterlambatan pada
waktu mulai pelelangan bangunan fisik.
Pelaskanaan pelelangan gedung baru dapat dimulai pada 23 September,
dan kontrak dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2020. Karena waktu
pelaksanaan pada sisa Bulan Desember 2020 maka pekerjaan lapangan
hanya dapat menyelsaikan sebagian land clearing, pagar lingkungan, marka
dan persiapan pendirian direksi keet.
RS UPT Wamena
Pembangunan RS UPT Wamena belum dapat dilaskanakan karena terkait
status penyelesaian tanah sebagaimana disampaikan di atas.
b. Penyediaan peralatan Fasilitas Rujukan di kawasan indonesia timur
Penyediaan peralatan kesehatan tahun 2020 dilaksanakan untuk
pemenuhan lanjutan alat kesehatan canggih dan penunjang lain di RS UPT
Vertikal Ambon. Peralatan canggih yang telah terealisasi diantaranya
Laparoscopy, Mesin Cath-Lab, Dental Panoramic, ....
3.4.4 Analisa Capaian Target
Penyediaan peralatan untuk RS UPT Vertikal Ambon adalah untuk melengkapi
terpenuhinya semua peralatan berdasarkan layanan di RS, terutama layanan
diagnostik dengan konsep tumbuh.
Capaian target penyediaan dokumen tender untuk konstruksi RS UPT Vertikal
Kupang yaitu dokumen gambar-gambar lelang, rks, bill of quantity, persyaratan
administrative lelang, dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan sebagai

55
prasyarat layak dilelangkan.
Sebelum proses lelang dan selama proses lelang dilakukan pendampingan oleh
Inspektorat jenderal dalam rangka capaian target pengadaan sesuai peraturan
perundangan.
Capaian target pengadaan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
pembangunan RS UPT Vertikal Kupang adalah terpilihnya konsultan MK melalui
proses seleksi umum oleh Unit Layanan Pengadaan.

3.4.5 Perbandingan antara Target dan Capaian


a. target dan Capaian dalam tahun berjalan
i. RS UPT Vertikal Ambon :
Terpenuhinya peralatan kesehatan untuk menunjang layanan di RS
ii. RS UPT Vertikal Kupang :
Terselesaikannya dokumen teknis perencanaan (masterplan & DED),
tersedianya konsultan manajemen konstruksi dan pelaksanaan
pembangunan fisik RS dengan tarhget penyelesaian selama 20 bulan.
iii. RS UPT Vrtikal Wamena
Penyediaan fasilitas pelayanan Kesehatan rujukan tersier di Wamena belum
dapat dilaskanakan karena terkait status penyelesaian permasalahan lahan
sebagaimana disampaikan
b. Pencapaian indikator terhadap target renstra
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan milestone yang telah disusun,
sementara untuk pembangunan wamena perlu dilakukan reviu terhadap
milestone.
3.5. Jumlah RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) yang
dibina
3.5.1 Definisi Operasional
Pembinaan RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan
(DTTPK) dalam rangka meningkatan/ mengembangkan fasilitasnya untuk
mendukung akses dan mutu pelayanan kesehatan di DTTPK, khusunya
Kawasan perbatasan negara. Dalam hal ini RS yang sesuai dengan standar dan
tidak kalah dengan negara tetangga.
Lingkup pembinaan yaitu koordinasi dalam rangka pengkawalan secara

56
langsung kepada 7 lokus RS Perbatasan di TA. 2020 yang akan ditingkatkan
fasilitasnya melalui anggaran DAK 2020. Adapun total RS Peratasan yang
dibina berjumlah 35 lokus dimulai tahun 2020 hingga tahun 2024 (Keputusan
Dirjen Yankes No HK. 02.02/V/2883/2020).
3.5.2 Target dan Capaian
a. Target
Pembinaan pada 7 RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan,
Kepulauan (DTTPK) tahun 2020 ini diharapkan dapat memenuhi
tercapainya ketersediaan dan pemenuhan Sarana Prasarana Alat (SPA)
sesuai standar Rumah Sakit, dapat tercapainya peningkatan pelayanan
kesehatan untuk menuju cakupan kesehatan semesta dan menunjang
kemampuan rumah sakit untuk dapat bersaing dengan rumah sakit terdekat
yang berbatasan dengan negara tetangga (Malaysia, Singapura, Negara
ASEAN lain dan Australia) yang dimulai dari tahun 2020 hingga tahun 2024
b. strategi Pelaksanaan
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan subdit Fasyankes Rujukan
melakukan pembinaan pada 7 RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) berupa :
i. Koordinasi terkait upaya membangun komitmen antara pemerintah pusat
dan daerah dalam Pemenuhan program pembangunan Kawasan
perbatasan.
ii. Koodinasi dan konsultasi teknis dalam rangka menerapkan norma, standar,
pedoman dan kaidah terkait bangunan, prasarana dan alat Kesehatan (a.l.
prototype).
iii. Melakukan pembinaan melalui aplikasi khusus yang secara integrasi
terhubung dengan rumah sakit berupa ASPAK (Aplikasi Sarana Prasarana
Alat Kesehatan), Aplikasi Rumah Sakit Online (RS Online), Telemedicine,
Aplikasi Krisna, rapat koordinasi melalui daring dan luring.
iv. Melakukan kaji ulang dan rekomendasi terhadap kelayakan permintaan
pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Alat (SPA) Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit tersebut.
Koordinasi dalam rangka pemantauan terhadap progress pelaksanaan
Pemenuhan SPA.

57
c. strategi Pendanaan
Sumber pembiayaan pembinaan pada RSUD di Daerah Tertinggal,
Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) adalah DIPA Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2020 .
Sumber anggaran peningkatan fasilitas pada 7 RSUD di Daerah Tertinggal,
Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) adalah melalui anggaran DAK
Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2020.
3.5.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Bimbingan teknis pemenuhan sarana prasarana dan alat RS perbatasan
Tahun 2020 ini, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan subdit Fasyankes
Rujukan melakukan pelaksanaan pembinaan bimbingan teknis pada 7
RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK),
melingkupi pembinaan bimbingan terhadap perencanaan pemenuhan
kebutuhan Sarana Prasarana dan Alat (SPA) dengan memberikan penilaian
kelayakan terhadap usulan kebutuhan rumah sakit tersebut dan
memberikan rekomendasi agar kebutuhan rumah sakit tersebut dapat
terpenuhi sesuai dengan standar dan tujuan program.
Adapun 7 RS Tersebut ialah RSUD Sambas, RSUD Kab. Pemangkat,
RSUD M.TH. Djaman Sanggau, RSUD M.Djoen Diponegoro Putussibau,
RSUD Kab. Sintang, RSUD Kab. Nunukan dan RSUD P.P, Magretti
Saumlaki.
3.5.4 Analisa Capaian Target
Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 02.02/V/2883/2020, mengenai
penetapan lokus rumah sakit daerah perbatasan prioritas yang ditingkatkan
sarana, prasarana, dan alat kesehatan, dimana untuk tahun 2020 ini Prioritas 7
Rumah Sakit sudah terpenuhi semua pembinaannya dan telah selesai pula
pembangunan peningkatan sarana prasarana dan alat (SPA). Sehingga capaian
target sudah 100% untuk tahun 2020 ini. Sebagai berikut :
1. RSUD Sambas
Pembangunan bangunan isolasi, penambahan prasarana daya listrik,
pengolahan air bersih, pengadaan alat-alat kedokteran dan pengadaan mobil
ambulance.

58
2. RSUD Pemangkat
Pembangunan gedung ruang isolasi tekanan negatif, gedung ruang isolasi
nontekanan negatif, pembangunan gedung gizi, pembangunan renovasi gedung
rawat inap dan prasarana incenerator (sterilizer stream with shredding) dan
pengadaan alat-alat kedokteran

3. RSUD M.TH. Djaman Sanggau


Pembangunan gedung Radiologi dan Laboratorium terpadu, gedung Instalasi
Bedah Sentral IBS OK – R. Operasi dan pengadaan alat-alat kesehatan.

4. RSUD Ade M. Djoen Sintang


Pembangunan gedung rawat inap A, gedung rawat inap B, gedung rawat inap
C, gedung rawat inap D, gedung bedah sentral, gedung instalasi bank darah,
gedung instalasi kamar jenazah dan pengadaan alat-alat kesehatan.

59
5. RSUD Dr. Achmad Diponegoro Puttussibau
Pembangunan gedung rawat inap, Prasarana instalasi pengolah limbah dan
pengadaan alat-alat kesehatan.

6. RSUD Kabupaten Nunukan


Pembangunan gedung ruang operasi, pembangunan NICU, Pembangunan
Ruang Rawat Inap dan pengadaan alat-alat kesehatan.

7. RSUD Dr. P.P. Magretti Saumlaki


Pembangunan gedung IGD, Ruang operasi, ICU, Rawat Inap, Rawat Jalan,
Instalasi Radiologi, CSSD, Instalasi Laundry, Instalasi Jenazah, Gudang
Farmasi, Ruang bersalin, dan Pengadaan alat-alat kesehatan.

60
3.5.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a. target dan Capaian dalam tahun berjalan
Adapun target dan capaian dalam tahun berjalan (2019 -2020) adalah 14
RS Perbatasan.
b. Pencapaian indikator terhadap target renstra
pencapaian target pembinaan RSUD Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan, Kepulauan (DTTPK) tahun 2020 ini sudah tercapai sebanyak
100% yakni sebanyak 7 RSUD sudah dilakukan pembinaan dan
peningkatan sarana prasarana dan alat.
Pencapaian indicator terhadap target renstra (2019 – 2024) adalah 14
RSUD Perbatasan dari 35 Lokus RSUD Perbatasan.
3.6. Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
(pembinaan sarana, prasarana dan Alat kesehatan Rumah Sakit di RS Rujukan
Nasional)
3.6.1 Definisi Operasional
Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang ditingkatkan sarana prasarananya
adalah upaya pemerintah pusat dalam menyediakan kebijakan dan NSPK dalam
mendukung upaya peningkatan kualitas dan kapasitas bangunan, prasarana
dan alat kesehatan di RS, khususnya RS
3.6.2 Target dan Capaian
a. Target
Target yang akan dicapai adalah RS Rujukan dan RS Vertikal yang
memenuhi Sarana, Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar pada tahun
2020 yaitu telah memenuhi >80% Kelengkapan Sarana, Prasarana dan Alat
(SPA) sesuai standar berdasarkan data ASPAK per Desember 2020.
b. strategi Pelaksanaan
1. Berkoordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan stake holder
dalam menyiapkan dan pemutahiran kebijakan di bidang sarana,
prasarana dan alat Kesehatan;
2. Melaksanakan koordinasi teknis dengan objek target, sehingga dapat
diterapkan pada tiap-tiap RS Rujukan dan RS Vertikal;
3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan tentang akses dan kualitas
SPA di RS Rujukan dan RS Vertikal dalam mendukung pelayanan

61
kesehatan;
4. Koordinasi teknis secara online dengan RS Rujukan dan RS Vertikal
dalam rangka penguatan ASPAK, termasuk di dalamnya pembahasan
konektifitas ASPAK dalam konteks perencanaan anggaran.
5. Melaksanakan pertemuan-pertemuan teknis dalam penyusunan
pedoman-pedoman teknis di bidang SPA, sebagai bahan peraturan
perundangan.
c strategi Pendanaan
Untuk mendukung Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal yang
ditingkatkan sarana prasarananya menggunakan anggaran Direktorat
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2020.
3.6.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Pertemuan Teknis MFK standar internasional dalam rangka mendukung
akreditasi
Kegiatan ini tidak terealisasi dikarenakan adanya kegiatan-kegiatan
refocusing anggaran tahun 2020 dalam konteks kegiatan untuk penanganan
kondisi pandemi Covid 19.
b. Bimbingan Teknis Pemenuhan Sarana prasarana dan alat RS Rujukan
Nasional dan UPT Vertikal
c. Penyusunan NSPK dalam rangka pemenuhan SPA RS Rujukan Nasional
dan Vertikal
a. Dukungan Pengelolaan katalog Elektronik Nasional Komoditas Bidang
Kesehatan
Kegiatan Dukungan Pengelolaan Katalog Elektronik Nasional
Komoditas Bidang Kesehatan berupa pelaksanaan proses pemilihan
penyedia yang akan dicantumkan dalam katalog elektronik nasional
mulai dari penyusunan dokumen pemilihan sampai dengan proses
negosiasi harga untuk penetapan harga yang akan dicantumkan pada
katalog elektronik nasional.
Kegiatan Dukungan Pengelolaan Katalog Elektronik Nasional
Komoditas Bidang Kesehatan dilaksanakan pemilihan penyedia
dengan metode negosiasi.
Tahapan kegiatan Dukungan Pengelolaan Katalog Elektronik Nasional

62
Komoditas Bidang Kesehatan:
1. Persiapan
2. Pengumuman pembukaan
3. Evaluasi serta pembuktian Kualifikasi dan Administrasi
4. Pembuktian Kualifikasi Teknis dan Negosiasi harga
5. Pembuatan BAHP dan Surat Penetapan
b. Revisi PMK 24 tahun 2016
Pelaksanaan kegiatan dengan pertemuan secara daring (online)
dengan metode Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 3 kali,
dengan masing-masing pertemuan dibagi menjadi 2 sesi berdasarkan
bidang keilmuan, yaitu Bidang Arsitektur, Struktur dan Bidang
Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP).
Adapun para undangan dan narasumber yang dilibatkan adalah dari
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, bagian Hukormas, Ditjen
Pelayanan Kesehatan, Kementerian PUPR, Praktisi Hospital
Engineering, Ikatan Arsitek Indonesia, Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia (PERSI), Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
Komite PPI-RS, Tim Ahli Bangunan Gedung DKI Jakarta (TPAK,
TPKB, TABG-ME), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII),
Green Building Council Indonesia (GBCI), Himpunan Ahli Konstruksi
Indonesia (HAKI), Perhimpunan Teknik Perumahsakitan Indonesia
(PTPI), ASHRAE Indonesia, Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia
(HTII), Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI), Asosiasi Instalasi Gas
Medik Indonesia (AIGMI), dan RS-RS Vertikal serta perwakilan RS
Swasta.
c. Penyusunan Pedoman peralatan kesehatan di RS (Perdirjen sebagai
lampiran revisi PMK tahun 2014).
Kegiatan penyusunan Pedoman Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit
dilaksanakan dengan metode rapat dan pertemuan pembahasan baik
dikantor maupun diluar kantor, juga dilaksanakan secara virtual / video
conference mendukung pelaksanaan protokol kesehatan dalam situasi
pandemi COVID-19
Kegiatan penyusunan Penggunaan Pedoman Peralatan Kesehatan di

63
Rumah Sakit terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1) Persiapan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan-kegiatan persiapan administrasi,
pembuatan surat permohonan nara-sumber maupun anggota tim
teknis serta pembuatan SK untuk kepada anggota tim teknis.
2) Penyusunan Draft.
Kegiatan ini merupakan pembuatan draft pedoman yang disusun
antara Konsultan dan tim Subdit Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujukan berdasarkan masukan yang didapatkan dari hasil
Pengumpulan Data Lapangan serta kegiatan pencarian sumber
literatur pada buku-buku dan kepustakaan teknis untuk dilakukan
pembahasan pada rapat pembahasan.
3) Penyusunan Draft Final.
Kegiatan ini merupakan pembahasan draft pedoman yang telah
disusun sehingga draft pedoman tersebut lebih baik dan sesuai
dengan masukan dari stakeholder.
3.6.4 Analisa Capaian Target
a. Dukungan Pengelolaan katalog Elektronik Nasional Komoditas Bidang
Kesehatan
Capaian target pelaksanaan kegiatan Pengelolaan katalog Elektronik
Nasional Komoditas Bidang Kesehatan adalah tercantumnya Komoditas
Bidang Kesehatan pada Katalog Elektronik Nasional sebanyak-banyaknya,
sehingga proses pengadaan komoditas bidang Kesehatan dapat
dilaksanakan dengan efisien, efektif, tranparansi, dan akuntabel serta dari
sisi waktu cepat.
b. Revisi PMK 24 tahun 2016
Capaian yang ditargetkan untuk kegiatan ini adalah dihasilkannya 1
dokumen Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, sebagai rancangan yang
akan menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016.
c. Penyusunan Pedoman peralatan kesehatan di RS (Perdirjen sebagai
lampiran revisi PMK tahun 2014).

64
3.6.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a target dan Capaian dalam tahun berjalan
a. Dukungan Pengelolaan katalog Elektronik Nasional Komoditas Bidang
Kesehatan
Target dan capaian dalam tahun berjalan pelaksanaan kegiatan ini
adalah tercantumnya Komoditas Bidang Kesehatan pada Katalog
Elektronik Nasional sebanyak-banyaknya, baik untuk komoditas dalam
negeri, maupun komoditas luar negeri.
b. Revisi PMK 24 tahun 2016
Capaian yang ditargetkan untuk kegiatan ini adalah dihasilkannya 1
dokumen Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, sebagai
rancangan yang akan menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 24 Tahun 2016.
c. Penyusunan Pedoman peralatan kesehatan di RS (Perdirjen sebagai
lampiran revisi PMK tahun 2014).
Capaian yang ditargetkan untuk kegiatan ini adalah dihasilkannya 1
dokumen pedoman peralatan kesehatan di RS sebagai bahan Perdirjen
untuk lampiran revisi Permenkes Nomor 30 Tahun 2014.
b Pencapaian indikator terhadap target renstra
Pencapaian pada kegiatan tersebut di atas pada tahun 2020 adalah
dihasilkannya 1 dokumen Rancangan Permenkes/Perdirjen
3.7. Jumlah Rencana Induk Nasional Pengembangan Fasilitas Pelayanan kesehatan
3.7.1 Definisi Operasional
Defini Operasional pada Jumlah rencana induk nasional pengembangan fasilitas
pelayanan kesehatan adalah jumlah rencana induk nasional pengembangan
fasilitas pelayanan kesehatanbaik untuk fasilitas pelayanan Primer maupun
fasilitas pelayanan Rujukan yang telah disusun dalam bentuk dokumen.
3.7.2 Target dan Capaian
a. Target
Target yang akan di capai dalam kegiatan Rencana Induk Nasional
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada 2020 adalah 1
dokumen

65
b. strategi Pelaksanaan
1. Pelaksana
Yang melaksanaka tanggung jawab pada output ini adalah Subbag
Tata Usaha Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan ini dilakukan secara swakelola dan kontraktual.
3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 2 Komponen kegiatan yaitu :
a. Penyusunan rencana induk pembangunan Fasilitas pelayanan
kesehatan yang didalam kegiatan ini terdapat penyusunan
dokumen, kontrak dengan konsultan dan pertemuan pembahasan
dokumen ilmiahnya. Tahapan ini mengundang berbagai pihak lintas
program dan sektor seperti dari Bappenas, DJA Kemenkeu, Roren,
Inspektorat Jenderal, P2P, Kesmas dan Direktorat di lingkungan
Ditjen Yankes yang diharapkan untuk memberikan masukan
masukan agar dokumen tersebut dapat digunakan sebagai acuan
oleh berbagai pihak dalam konteks pembangunan dalam bidang
kesehatan.
b. Validasi data kebutuhan SPA Fasyankes yang didalamnya terdapat
pertemuan untuk memvalidasi data – data pendukung dokumen
rencana induk.
c strategi Pendanaan
Seluruh biaya penyelenggaran kegiatan ini dibebankan pada DIPA tahun
2020 sebesar Rp.1.250.000.000,-(Satu milyar dua ratus lima puluh juta
rupiah).
Pada realisasinya terdapat efisiensi anggaran terkait dengan adanya
pandemi Covid-19 yang menyebabkan anggaran untuk kegiatan
Penyusunan rencana induk pembangunan Fasilitas pelayanan kesehatan
dilaksanakan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
3.7.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Penyusunan rencana induk pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Waktu pelaksanaan Kurun Waktu Pencapaian Keluaran Waktu

66
Pelaksanaan mulai Januari s/d November 2020

Bulan Ke -
No Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan rencana v v v v v v v v v v
induk pembangunan
Fasilitas pelayanan
kesehatan
2 Validasi data v v v v
kebutuhan SPA
Fasyankes

67
3.7.4 Analisa Capaian Target
Capaian yang di targetkan untuk kegiatan ini adalah dihasilkannya 1 dokumen
yang mendukung Rencana Induk Pembangunan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Dikarenakan adanya efisensi anggaran akibat pandemi covid-19,
maka target yang di capai tidak sesuai sehingga hanya menghasilkan dokumen
berupa draft untuk Rencana Induk Pembangunan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3.7.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a target dan Capaian dalam tahun berjalan
Target pada kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah 1 dokumen, sedangkan capaian yang di
dapatkan tidak sesuai dengan target. Hal ini disebabkan karena adanya
efisiensi anggaran akibat pandemi Covid-19. Sehingga yang dapat
dihasilkan adalah berupa draft final untuk Penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b Pencapaian indikator terhadap target renstra
Pencapaian pada kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun 2020 adalah sampai pada tahap
draft final dan belum berupa dokumen. Hal ini disebabkan karena adanya
efisiensi anggaran akibat pandemi Covid-19.
3.8. Pengembangan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance
Center (RMC) yang dikembangkan Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota
3.8.1 Definisi Operasional

68
Jumlah Dinas Kesehatan Provinsi yang mengembangkan Unit pemeliharaan
Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance Center adalah unit yang
sudah memiliki penetapan dari kepala daerah (kumulatif).
3.8.2 Target dan Capaian
a. Target
Target
No Indikator Satuan
2020 2021 2022 2023 2024
Dinas Kesehatan
Dinas
provinsi Yang
Kesehata
Mengembangkan Unit
n
1 Pemeliharaan Fasilitas 12 15 18 21 24
Provinsi
Kesehatan Regional
(Akumula
Maintenance Center
si)
(RMC)

b. strategi Pelaksanaan
Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Sub
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya adalah :
1. Advokasi dan sosialisasi pada pimpinan dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota mengenai pentingnya pemeliharaan alat kesehatan
di fasyankes.
2. Mendorong dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota untuk membentuk
regional maintenance center
c strategi Pendanaan
Untuk mendukung indikator jumlah dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota
yang mengembangkan unit pemeliharaan fasilitas kesehatan regional
maintenance center selain menggunakan anggaran Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tahun 2019 juga menggunakan dana alokasi khusus
(DAK).
3.8.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Implementasi kebijakan bidang fasyankes lainnya
a. Pertemuan Sosialisasi Pedoman Penyelenggaraan Unit Pemeliharaan
Regional Alkes dilaksanakan dengan menggelar rapat persiapan di
tanggal 13 Januari 2020 tentang perihal rapat persiapan 1 sosialisasi
pedoman penyelenggaraan unit pemeliharaan regional alkes dengan

69
pimpinan rapat Sarto, S.Kom,.MKM menghasilkan beberapa poin rapat
diantaranya brainstorming tentang RMC, Dinas Kesehatan yang sudah
melaksanakan RMC, Kegiatan pemeliharaan di fasyankes yang belum
memiliki instalasi pemeliharaan sendiri seperti di Griya Sehat, Koordinasi
dengan Dinas Kesehatan setempat terkait pelemiharaan alkes di wilayah
kerja. Serta akan dilaksanakan pertemuan sosialisasi pedoman RMC
rencana bulan Maret dan daerah yang diundang adalah Dinas
Kesehatan daerah yang akan dan telah membuat RMC. Kegiatan utama
Pertemuan sosialisasi pedoman penyelenggaraan unit pemepliharaan
regional alkes digelar di kota semarang dari tanggal 2 sampai 4 Maret
2020.
Kegiatan Pertemuan Sosialisasi Pedoman Penyelenggaraan Unit
Pemeliharaan Regional Alkes dilaksanakan dengan metode paparan,
praktek dan simulasi partisipasi aktif dari peserta sehingga peserta
mampu memahami Isi buku Pedoman dan brainstorming cara
pemeliharaan alat Kesehatan. Materi dari Narasumber terdiri dari :
1) Kebijakan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tentang
Pemeliharaan ALat Kesehatan oleh Ir Hanafi, MT, Kepala
Subdirektorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
2) Pedoman RMC oleh Asmaranto Prajoko, Direktorat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3) Input Aplikasi Peralatan Kesehatan di Fasyankes (Puskesmas) oleh
Muhammad Reza. ST, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4) Perencanaan Penyusunan Kebutuhan Pemeliharaan dan Pengadaan
Alkes di Fasyankes, oleh K. Chandra Meliala
5) Cara Pemeliharaan dan Kalibrasi Internal EKG dan Doppler oleh
Silvia Savirawati, ST, BPFK Jakarta
6) Cara Pemeliharaan dan Kalibrasi Internal Spygmomanometer dan
Refrigerator oleh Joko Suharno, ST, BPFK Surabaya
7) Manajemen Pemeliharaan Alat Kesehatan oleh Sarto, S. Kom, MKM,
Kasie Sarana Prasarana FasyankeLainnya

70
b. Bimtek/Monev di Fasyankes lainnya
1. Pelaksanaan Bimtek/Monev dilakukan dengan melakukan beberapa
kegiatanseperti melakukan Perjalanan Dinas berdasarkan surat tugas
Direktur FAsilitas Pelayanan Kesehatan tentang Hal Bimtek/Monev
Pembentukan Unit Pemeliharaan Regional Maintenance Center (RMC)
pada tanggal 26-28 February 2020 bertempat di Dinkes Prov Aceh,
Dinkes Kab Pidie dan Dinkes Kab Aceh Tengah. Dengan maksud itujuan
dari kegiatan tersebut adalah memperoleh informasi tentang sarana
prasarana dan alat Kesehatan pada masing masing RMC di Dinas
Kesehatan tersebut.
2. Pengawasan terhadap pengembalian OK Kontainer di Rest Area KM
102 Tol Cikampek-Palimanan ke Gudang Kementerian Kesehatan
Percetakan Negara Jakarta Pusat. Sehubungan dengan telah selesainya
pelaksanaan pelayanan Kesehatan mudik hari raya Natal dan Tahun
Baru, Direktorat Fasilitas Layanan Kesehatan akan mengembalikan OK
Kontainer dengan proses pembongkaran serta pengemasan Kembali
berjalan tanpa hambatan sehingga dapat diselesaikan dalam waktu 2
jam. Kontainer berhasil diangkat lalu dibawa menuju kompleks
perkantoran dan pergudangan Kementerian Kesehatan RI Percetakan
Negara bertemu dengan penjaga Gudang yang telah kami koordinasikan
sehari sebelumnya yang telah menunggu tim. Setelah sampai, container
berhasil ditempatkan pada tempat semula, untuk selanjutnya diperlukan
beberapa penggantian komponen pendukung OK container agar tidak
bocor dan perbaikan AC pada saat digunakan Kembali dan berjalan
sempurna.

71
3.8.4 Analisa Capaian Target
Capaian Target provinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas
Kesehatan Regional adalah 15 provinsi. Target tahun sebelumnya 9 provinsi
namun dengan pencapaian di tahun sebelumnya, menetapkan 15 provinsi
sebagai target di tahun 2020.Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
pencapaian indikator yang melampaui dari target karena beberapa hal, yaitu :
a. Advokasi dan sosialisasi pada pimpinan dinas kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dalam setiap pertemuan dan kunjungan.
b. Adanya Monitoring evaluasi dan bimbingan teknis dalam pembentukan Regional
Maintenance Center (RMC) dengan didampingi oleh BPFK sebagai wilayah
kerjanya untuk memotivasi Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
c. Adanya DAK fisk dan non fisik dalam Pengembangan Regional Maintenance
Center (RMC) membantu Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam
percepatan terbentuknya unit pemeliharaan tersebut.
3.8.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a target dan Capaian dalam tahun berjalan

Target Pencapaian
No Indikator

2020 2021 2022 2023 2024 2020 %


Dinas Kesehatan
provinsi Yang
Mengembangkan
Unit Pemeliharaan
1 12 15 18 21 24 15 125%
Fasilitas Kesehatan
Regional
Maintenance Center
(RMC)

b Pencapaian indikator terhadap target renstra


Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah Regional
Maintenance Center sejumlah 30 RMC , tersebar di beragam provinsi
dengan 15 provinsi mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas
Kesehatan dan 6 Provinsi (Jateng,Prov NTB, Jawa Timur, Yogyakarta,
Banten dan Lampung) memilih menjadi Institusi Penguji/Kalibrasi.

72
3.9. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang
mampu memberikan pelayanan sesuai standar
3.9.1 Definisi Operasional
Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas
Kesehatan yang Mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar adalah
BPFK/Institusi Penguji yang mampu memberikan pelayanan pengujian/ kalibrasi
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015 tentang Pengujian
dan Kalibrasi.
3.9.2 Target dan Capaian
a. Target
Target
Indikator Kinerja
No 202 202 202 202 Satuan
Program/Kegiatan 2024
0 1 2 3
Jumlah Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan /
Institusi Penguji Fasilitas Institusi
1 22 26 30 34 38
Kesehatan yang Mampu Penguji
Memberikan Pelayanan
Sesuai Standar
b. strategi Pelaksanaan
1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam
perencanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi di fasilitas kesehatan;
2. Menguatkan kebijakan penyelenggaraan balai pengamanan fasilitas
kesehatan (BPFK)/Institusi Penguji;
3. Membina, mengawasi, melaksanakan peningkatan mutu, keamanan
dan keselamatan dalam memberikan pelayanan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan;
4. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan
melaksanakan pembinaan dan pemenuhan non fisik melalui anggaran
DAK non fisik bidang kesehatan.
c strategi Pendanaan
Untuk mendukung pemenuhan dan peningkatan pelayanan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan di BPFK/LPFK/UPFK/IP menggunakan anggaran
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2019 dan menggunakan

73
juga DAK non fisik bidang kesehatan.
3.9.3 Pelaksaaan kegiatan
a. Peningkatan Akses Pelayanan pengujian dan kalibrasi dengan Fasyankes
Peningkatan Akses Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi dengan Fasyankes
diawali dengan rapat persiapan yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu
pada tanggal 16 Februari dan 8 Maret 2020. Dilanjutkan dengan persiapan
pelaksanaan dan narasumber dengan hasil 4 orang narasumber external ,3
orang narasumber internal serta beberapa narasumber lainnya.
Setelah mempersiapkan narasumber dan pokok bahasan, perjalanan dinas
dilaksanakan untuk peningkatkan akses pelayanan pengujian dan kalibrasi
dengan bertempat di Kota Medan. Perjalanan dinas tersebut dilaksanakan
selama 3(tiga) hari pada tanggal 11 Maret 2020 sampai 13 Maret 2020.
Kegiatan Perjalanan dinas ini dianggarkan sebesar Rp. 510.766.000,-
dengan realisasi Rp. 500.588.500,- (98%)

b. Bimtek/Monev Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi


1. Pelaksanaaan Bimbingan Teknis KAlibrasi RSUP Adam Malik dan BPFK
Medan. Melakukan pelaksanaan tersebut pada tanggal 16-17 Maret
2020 dengan pejabat yang dihubungi adalah Kasubag Tata Usaha
RSUP Haji Adam Malik, Gaul Siboro SH. Data kalibrasi menunjukkan
pada RS tersebutterdapat 3728 Alkes yang mana 2251 diantaranya
adalah alat wajib kalibrasi. Permalasalahan terdapat pada tidak
disetujuinya usulan kalibrasi oleh manajemen RS di tahun 2019.

74
Penanganan masalah tersebut diselesaikan dengan melakukan
komunikasi dengan Manajemen RumahSakit, bahwa akan dianggarkan
dana kalibrasi untuk tahun anggaran 2020

2. Pelaksanaaan Bimbingan Teknis Layanan Kalibrasi di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan dengan menugaskan kegiatan Bimbingan Teknis
Layanan Kalibrasi di RSUD Bekasi. Perjalanan Dinas dilaksanakan
pada tanggal 30 Maret 2020 sampai dengan 1 April 2020 dengan
beranggotakan 12 orang.
3. Bimbingan teknis dilaksanakan guna mensosialisasikan teknis
pelaksanaan secara langsung ke daerah daerah yang dianggap paling
cocok. Perjalanan dinas tersebut mengadakan bimbingan teknis ke
LPFK Surakarta. Rapat kerja LPFK Surakarta tahun 2020 di
laksanakan di Hotel Lor-in karang anyar tanggal 3-5 Februari 2020
dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Pelayanan Kesehatan, LPFK
Surakarta, Program dan Informasi SesditjenYankes dan Hukormas
Sesditjen. Pembangunan Gedung LPFK Surakarta telah selesai tahap
1 pada tahun 2019 dan akan dilanjutkan pembangunan tahap II pada
tahun 2020.

75
c. Penyusunan NSPK pelayanan pengujian dan kalibrasi
Secara skematis upaya yang dilakukan adalah Penyusunan NSPK,
Pertemuan Teknis, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi dan
kegiatan pendukung lainnya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk
memenuhi kemampuan BPFK/IP memberikan pelayanan sesuai standar
seperti:
1. Persiapan penyusunan desain tipikal Unit Tranfusi Darah dan desain
mobil donor darah. DitfasYankes Bersama dengan Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer akan melakukan studi lapangan ke UTD
PMI Provinsi Jakarta dan Tranfusi Darah PMI kota Tangerang
melakukan:
 Berkeliling melihat kondisi ruangan ruangan yang ada di UTD PMI
Prov. Jakarta
 Melakukan studi banding dan pencatatan kebutuhan ruang UTD
 Melakukan pengamatan studi alur ruang (Flow study) baik dari UTD
maupun melalui mobile unit donor darah.
 Melihat spesifikasi kendaraan roda 4 yang digunakan untuk
melakukan pelayanan. Mobil yang digunakan bus ¾ dengan 4 kursi
pendonor dan coolbox berukuran besar untuk penyimpanan darah,
kendaraan dilengkapi inverter dan Canopy.
 Mendengarkan paparan UTD PMI kota Tangerang tentang profil
UTD serta desain gambar UTD yang sedang dilakukan
pengembangan sesuai standar.

76
 Melakukan studi banding dan pencatatan kebutuhan ruang yang
dibutuhkan dalam laboratorium pemeriksaan dan pengolahan data
serta alur pelayanan yang ada.
 Melihat spesifikasi kendaraan roda 4 yang digunakan untuk mobile
unit donor darah. Unit sama dengan yang digunakan mobile unit
UTD PMI Jakarta.
2. Pengadan jasa konsultan penyusunan desain tipikal bangunan Unit
Tranfusi Darah (UTD). Pada hari kamis tanggal 30 Juli 2020 bertempat
di Kemenkes RI Jl Rasuna Said, diadakan berita acara serah terima
pengadaan jasa konsultan penyusunan desain tipikal UTD dan telah
menyerahkan dokumen dokumen kelengkapan kontrak seperti:
 Laporan pendahuluan
 Laporan akhir konsep perencanaaan
 Maket 1 : 50
3. Jasa konsultan tersebut menyerap anggaran sebesar Rp. 96.910.000,-
dan waktu pelaksanaan 75 hari dimulai dari tanggal 20 Mei sampai 2
Agustus 2020

3.9.4 Analisa Capaian Target

77
Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas
Kesehatan yang Mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar sampai
dengan 31 Desember 2019 yang telah memiliki ijin operasional sebanyak 68
jumlah ini telah jauh melampai target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 22
BPFK/IP.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang
melampaui dari target karena beberapa hal, yaitu :
a. Advokasi dan sosialisasi terhadap Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/kota di setiap pertemuan dan kunjungan tentang
pentingnya pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Mendorong partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat untuk
membentuk institusi penguji/kalibrasi.
c. Advokasi dan sosialisasi terhadap BPFK/LPFK, Dinas Kesehatan daerah
dan Institusi Penguji tentang pentingnya pengisian aplikasi monitoring
pengujian alat kesehatan.
d. Penyediaan anggaran pengujian dan kalibrasi melalui anggaran DAK.
3.9.5 Perbandingan antara Target dan Capaian
a target dan Capaian dalam tahun berjalan

Target Pencapaian
No Indikator

2020 2021 2022 2023 2024 2020 %


Jumlah Balai
Pengujian Fasilitas
Kesehatan / Institusi
Penguji Fasilitas
1 22 26 30 34 38 35 159%
Kesehatan yang
Mampu Memberikan
Pelayanan Sesuai
Standar

b Pencapaian indikator terhadap target renstra


Pencapaian Sebanyak 68 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan ini
diantaranya sudah 44 BPFK yang telah terakreditasi dengan terbagi
menjadi:

78
1. Pemerintah Pusat : 6 (4 BPFK + 2 Loka)
2. Pemerintah Daerah : 6 (5 Prop + 1 Kab/Kota)
3. Rumah Sakit : 3 RS Vertikal
4. Perngurun Tinggi : 1 (LPPT UGM)
5. Swasta : 52 IPFK
Jumlah : 68 Penguji Fasilitas Kesehatan
3.10. Dukungan Manajemen dan Layanan Perkantoran
3.10.1 Target dan Capaian
Dukungan manajemen berfungsi memberikan dukungan manajemen
pelaksanaan teknis padafasilitas pelayanan kesehatan, program atau
kegiatan ini dilakukan tidak hanya mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi, lebih dari itu untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
bersih dan baik, dengan kegiatan perencanaan dan penganggaran, tatakelola
keuangan, ketatausahaan organisasi.
3.10.2 Untuk kegiatan dukungan manajemen program Pengelolaan Sarana
Prasarana dan Peralatan Kesehatan dalam mengawal indikator kinerja
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu :
1) Belanja Honor Pengelola Anggaran
2) Belanja Bahan Perkantoran
3) Belanja Perjalanan Dinas
4) Pencetakan dan Pengiriman Buku Pedoman
5) Inventarisasi Kekayaan Negara Proses Hibah
6) Alat Pengolah Data
7) Renovasi Ruangan Direktorat
8) Konsinyasi Perencanaan Program tahun 2020
9) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019
10) Konsultasi Perencanaan Program, Anggaran SAI dan SIMAK BMN
11) Laporan Keuangan, Kegiatan Direktorat

79
3.12. Realisasi Anggaran
LAPORAN PENYERAPAN ANGGARAN
DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PER 31 DESEMBER 2020

REALISASI
ALOKASI ALOKASI REALISASI SISA
NO KEGIATAN S/D BULAN REALISASI %
REVISI 7 REVISI 8 BULAN INI ANGGARAN
LALU
SUBDIT
FASYANKES 98,17
PERMER 2.210.486.000 2.210.486.000 1.992.416.600 177.692.700 2.170.109.300 40.376.700

2051 517 Pembinaan FKTP yang memiliki Sarana, 99,87


508.398.000 508.398.000 463.112.100 44.650.000 507.762.100 635.900
Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar
Penyusunan NSPK untuk
051 mendukung pemenuhan SPA 0,00
- - - - - -
Fasyankes FKTP
Peningkatan kapasitas tenaga
052 0,00
pengelola SPA di FKTP - - - - - -
055 Evaluasi Pemenuhan SPA di FKTP 100,00
264.233.000 264.233.000 264.233.000 - 264.233.000 -
Monev pemenuhan SPA di
056 99,74
Fasyankes Prioritas 244.165.000 244.165.000 198.879.100 44.650.000 243.529.100 635.900
Pembinaan Puskesmas DTPK yang di
520 tingkatkan Sarana, Prasarana dan Alat 97,67
1.702.088.000 1.702.088.000 1.529.304.500 133.042.700 1.662.347.200 39.740.800
(SPAnya ) sesuai standar
Monev penguatan pemenuhan
052 96,95
SPA Puskesmas DTPK 284.716.000 284.716.000 163.290.500 112.733.700 276.024.200 8.691.800
Pertemuan Teknis penguatan
053 pemenuhan SPA Puskesmas 97,81
1.417.372.000 1.417.372.000 1.366.014.000 20.309.000 1.386.323.000 31.049.000
DTPK
SUBDIT
FASYANKES 90,98
937.802.708.000 937.802.708.000 280.879.306.765 572.363.233.590 853.242.540.355
RUJUKAN 84.560.167.645
Pembinaan Sarana, Prasarana dan Alat
2051 503 (SPA) Rumah Sakit di RS Rujukan 78,79
1.179.100.000 1.179.100.000 640.970.800 288.098.000 929.068.800 250.031.200
Nasional
Pertemuan teknis MFK di RS
Rujukan Nasional dan UPT Vertikal
051 untuk meningkatkan kualitas 36,57
4.600.000 4.600.000 1.682.000 - 1.682.000 2.918.000
pengelolaan SPA dalam rangka
mendukung akreditasi nasional

80
REALISASI
ALOKASI ALOKASI REALISASI SISA
NO KEGIATAN S/D BULAN REALISASI %
REVISI 7 REVISI 8 BULAN INI ANGGARAN
LALU
Bimbingan Teknis Pemenuhan
Sarana Prasarana dan Alat RS
052 92,98
Rujukan Nasional dan RS UPT 150.000.000 150.000.000 139.468.800 - 139.468.800 10.531.200
Vertikal
Penyusunan NSPK dalam rangka
053 pemenuhan SPA RS Rujukan 76,91
1.024.500.000 1.024.500.000 499.820.000 288.098.000 787.918.000 236.582.000
Nasional dan UPT Vertikal
Langganan Jurnal Bidang
055 Fasilitas/SPA Kesehatan dan 0,00
- - - - - -
pembelian buku
Pembinaan RS memenuhi Sarana,
518 99,48
Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar 703.448.592.000 703.448.592.000 192.489.283.255 507.268.229.552 699.757.512.807 3.691.079.193
Kegiatan Penilaian Implementasi
052 0,00
Green Hospital - - - - - -
Pertemuan Koordinasi Teknis
053 0,00
Bidang SPA Rujukan propinsi - - - - - -
Pertemuan Teknis MFK sarana
058 prasarana di RS Rujukan Regional 0,00
- - - - - -
propinsi Kab/Kota.
Bimbingan Teknis SPA RS
059 95,63
Rujukan Provinsi dan Regional 562.493.890.000 300.000.000 286.889.645 - 286.889.645 13.110.355
Kebutuhan Alat Kesehatan dalam
99,48
Penanggulangan Covid-19 di RS 140.814.702.000 703.008.592.000 192.109.380.410 507.260.893.552 699.370.273.962 3.638.318.038

060 Penyusunan NSPK 0,00


- - - - - -
Rapat Konsultasi Teknis RS
061 71,68
Daerah 140.000.000 140.000.000 93.013.200 7.336.000 100.349.200 39.650.800
Pembinaan RSUD di DTPK yang memilki
521 78,81
SPA sesuai standar 200.016.000 200.016.000 143.727.700 13.911.800 157.639.500 42.376.500
Bimbingan Teknis Pemenuhan
052 Sarana Prasarana dan Alat (SPA) 78,81
200.016.000 200.016.000 143.727.700 13.911.800 157.639.500 42.376.500
RS Perbatasan
Pertemuan Koordinasi Teknis
053 0,00
pengembangan SPA RS DTPK - - - - - -
Pertemuan evaluasi
054 pengembangan SPA RS daerah 0,00
- - - - - -
perbatasan

055 Penyusunan NSPK 0,00


- - - - - -

81
REALISASI
ALOKASI ALOKASI REALISASI SISA
NO KEGIATAN S/D BULAN REALISASI %
REVISI 7 REVISI 8 BULAN INI ANGGARAN
LALU
Pengembangan fasilitas rujukan di
2051 509 65,41
Kawasan Timur 232.975.000.000 232.975.000.000 87.605.325.010 64.792.994.238 152.398.319.248 80.576.680.752
Penyediaan Sarana Prasarana
052 Fasilitas Rujukan di Kawasan 50,43
159.344.729.000 159.344.729.000 24.388.726.417 55.962.623.552 80.351.349.969 78.993.379.031
Indonesia Timur
Penyediaan Peralatan Fasilitas
053 Rujukan di Kawasan Indonesia 97,85
73.630.271.000 73.630.271.000 63.216.598.593 8.830.370.686 72.046.969.279 1.583.301.721
Timur
SUBDIT
FASYANKES 99,22
1.326.153.000 1.326.153.000 1.308.720.400 7.065.000 1.315.785.400
LAINNYA 10.367.600
Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas
2051 506 98,94
Kesehatan yang mampu memberikan 970.453.000 970.453.000 953.097.300 7.065.000 960.162.300 10.290.700
pelayanan sesuai standar
Peningkatan akses Pelayanan
056 98,01
Pengujian dan Kalibrasi 517.943.000 517.943.000 500.588.500 7.065.000 507.653.500 10.289.500
Bimbingan Teknis /Monev
057 100,00
Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi 355.600.000 355.600.000 355.598.800 - 355.598.800 1.200
Penyusunan NSPK Pelayanan
058 100,00
Pengujian dan Kalibrasi 96.910.000 96.910.000 96.910.000 - 96.910.000 -
Pengembangan unit pemeliharaan fasilitas
522 kesehatan regional/regional maintenance 99,98
355.700.000 355.700.000 355.623.100 - 355.623.100 76.900
center
052 Penyusunan NSPK 0,00
- - - - - -
Implementasi Kebijakan Bidang
053 100,00
Fasyankes Lainnya 335.855.000 335.855.000 335.854.500 - 335.854.500 500
Workshop ASPAK Fasyankes
054 0,00
Lainnya - - - - - -
055 Bimtek/Monev Fasyankes Lainnya 99,62
19.845.000 19.845.000 19.768.600 - 19.768.600 76.400
SUBBAG
TATA 88,61
6.741.520.000 6.741.520.000 5.038.551.650 934.901.300 5.973.452.950
USAHA 768.067.050
Penyusunan rencana Induk nasional
pengembangan Fasilitas pelayanan 81,95
350.316.000 350.316.000 111.955.500 175.123.800 287.079.300
2051 519 kesehatan 63.236.700
Penyusunan rencana induk
052 81,95
pembangunan fasyankes 350.316.000 350.316.000 111.955.500 175.123.800 287.079.300 63.236.700
Validasi data kebutuhan SPA
053 0,00
Fasyankes - - - - - -
970 88,39
Layanan Dukungan Manajemen 5.951.157.000 5.951.157.000 4.558.982.150 700.957.500 5.259.939.650 691.217.350

82
REALISASI
ALOKASI ALOKASI REALISASI SISA
NO KEGIATAN S/D BULAN REALISASI %
REVISI 7 REVISI 8 BULAN INI ANGGARAN
LALU
Penyusunan rencana program dan
051 84,31
penyusunan anggaran 319.040.000 319.040.000 202.848.100 66.150.000 268.998.100 50.041.900
Pelaksanaan pemantauan dan
052 84,13
evaluasi 3.174.116.000 3.174.116.000 2.320.207.800 350.274.250 2.670.482.050 503.633.950
Pengelolaan keuangan dan
053 95,36
perbendahaan 773.238.000 773.238.000 698.459.800 38.895.500 737.355.300 35.882.700
054 Pengelolaan Kepegawaian 62,46
30.100.000 30.100.000 12.400.100 6.400.000 18.800.100 11.299.900
Pelayanan umm, pelayanan rumah
055 94,54
tangga dan perlengkapan 1.654.663.000 1.654.663.000 1.325.066.350 239.237.750 1.564.304.100 90.358.900
994 96,91
Layanan perkantoran 440.047.000 440.047.000 367.614.000 58.820.000 426.434.000 13.613.000
Operasional dan pemeliharaan
002 96,91
kantor 440.047.000 440.047.000 367.614.000 58.820.000 426.434.000 13.613.000
999 0,00
Output Cadangan - - - - - -
999 Komponen Cadangan 0,00
- - - - - -

TOTAL ANGGARAN 90,99


948.080.867.000 948.080.867.000 289.218.995.415 573.482.892.590 862.701.888.005 85.378.978.995

83
BAB IV
KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR

4.1. KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR

4.1.1. ASPAK di Rumah Sakit dalam mendukung Reviu kelas RS

Dalam rangka pemenuhan salah satu target capaian Rencana Aksi Optimalisasi
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan memiliki tugas terkait dengan Penyempurnaan sistem ASPAK dan Sosialisasi
pengisian data Aspak untuk RS Swasta. Tugas tersebut merupakan sub komponen penting
dalam rangka menjamin ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia
pada fasilitas kesehatan bersama pemerintah daerah, TNI/Polri dan Swasta. Dalam arti
bahwa fasilitas kesehatan rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN harus memiliki sarana,
prasarana dan alat kesehatan sesuai dengan standar yang berlaku dalam rangka menunjang
kompetensi pelayanan yang bermutu. Hal ini, salah satunya melalui pemantauan
pemenuhan standar sarana prasarana dan alat kesehatan melalui Aplikasi Sarana,
Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK).

Melalui sistem ASPAK, kondisi sarana prasarana dan alat (SPA) rumah sakit baik milik
pemerintah maupun swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat dipantau dan
divalidasi oleh Dinas Kesehatan setempat (Kab/Kota/Provinsi/ Kemenkes) sesuai dengan
kewenangannya. Hal ini juga berkaitan dengan sistem pengawasan dalam rangka perizinan
dan atau perpanjangan izin rumah sakit, sesuai dengan acuan Peraturan Menteri Kesehatan
No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Melalui pengembangan
dashboard ASPAK, akan memudahkan bagi rumah sakit maupun Dinas Kesehatan
Kab/Kota/Provinsi dan Kemenkes memantau kesesuaian standar berdasarkan tingkat

84
pemenuhan (persentase) dan indikator lainnya, serta dalam rangka penguatan perencanaan
SPA bagi rumah sakit milik pemerintah.
Uraian dan capaian Rencana Aksi terkait Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagaimana tabel berikut ini:
1. Penyempurnaan sistem ASPAK
a. Interoperabilitas Aspak dengan Aplikasi E-Rengar & E-Monev
Interoperabilitas ASPAK dengan sistem perencanaan (KRISNA) telah dilakukan
dalam rangka proses alur perencanaan anggaran Dana Alokasi Khusus. Bagi rumah
sakit dan Puskesmas yang akan mengajukan usulan anggaran terlebih dahulu
mengisi dan atau meng-update data ASPAK tahun sebelumnya, dan divalidasi oleh
Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi, sehingga usulan anggaran RS dan Puskesmas
(melalui dinas kesehatan kabupaten/kota) berdasarkan kebutuhan kekurangan SPA
yang terdata dalam ASPAK.

b. Tersedianya Dashboard ASPAK


ASPAK selain untuk pemetaan sarana, prasarana dan alat kesehatan juga telah
dikembangkan seiring dengan kebutuhan dalam rangka pengambilan keputusan
maupun perizinannya. Beberapa fitur seperti pengembangan dashboard pada
ASPAK untuk memudahkan monitoring dan evaluasi Dinas Kesehatan
Kab/Kota/Provinsi dan Kementerian Kesehatan dalam menilai capaian / tingkat
pemenuhan, penyebaran, maupun perizinan, sarana, prasarana dan kalibrasi alat
kesehatan di Indonesia.
Beberapa fitur dashboard ASPAK yang telah dikembangkan yaitu dapat terlihat pada
capture screen sistem berikut ini:

85
a. Dashboard lokasi geospasial rumah sakit (contoh di Provinsi Sumatera Utara)

b. Tampilan Chart Kelengkapan Alat RS berdasarkan ASPAK

c. Dashboard tingkat validasi, update, kelengkapan, standar rumah sakit

86
d. Dashboard jumlah alat kesehatan per Provinsi

e. Tampilan Chart Kelengkapan Alat Puskesmas Per Propinsi berdasarkan


ASPAK

2. Tersedianya data SPA RS Swasta di Aspak


Ketersediaan data SPA rumah sakit swasta melalui data ASPAK dibuktikan dengan
pengisian data SPA rumah sakit milik swasta pada ASPAK. Target yang ditetapkan
pada B12 yaitu minimal 10% RS swasta mengisi ASPAK. Dalam hal ini upaya berupa
sosialisasi sistem ASPAK dan kebijakan terkait dilakukan dalam bentuk pertemuan
maupun penerbitan regulasi peraturan menteri dan surat edaran. Beberapa surat
edaran yang diterbitkan terkait pengisian ASPAK dalam mendukung program JKN
yaitu:

87
a. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02/V/4413/2018 Tgl. 12 September 2018 tentang Pengisian
ASPAK.Penerbitan Permenkes 31 tahun 2018 tentang ASPAK pada tanggal 18
Juli 2018.
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02/III/4776/2018 tgl 8 Oktober 2018 tentang Review Kelas Rumah Sakit.
c. Sosialisasi ASPAK bagi RS swasta dengan mengoptimalkan dana Dekonsentrasi
Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi.

88
4.2. PRESTASI

4.2.1. Juara 3 lomba Penilaian Internal Kantor Berbudaya Bersih

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan setiap tahun berhasil meraih tiga besar
dalam lomba berhias yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Pada
periode bulan Januari sampai Desember 2020, dengan tema Penilaian Kantor
Berbudaya Bersih dan Rapi, Sehat, Hemat, Aman, Nyaman serta Ramah Lingkungan
di Lingkungan Kantor Kementerian Kesehatan, Direktorat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan meraih peringkat 3.

Penghargaan ini dapat diraih atas konsistensi dari komitmen seluruh jajaran
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selalu berusaha menciptakan
lingkungan kerja yang baik dalam berbagai aspek yang diperlukan. Harapannya
komitmen ini akan terus terpelihara dan dapat meningkatkan kualitas kerja serta
prestasi yang dapat diraih oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

4.2.2. Penghargaan

Pemberian Satya Lancana Karya Satya untuk beberapa pegawai di Direktorat


Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk 10 tahun, 20 Tahun dan 30 Tahun pada
Peringatan Hari Kemerdekaan ke 75

89
4.3. INOVASI
4.3.1. MERANCANG DAN MENGAWAL PEMBANGUNAN RUANG ISOLASI TEKANAN
NEGATIF UNTUK RUMAH SAKIT DARURAT DAN RUJUKAN COVID-19

Peran Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam membantu penaggulangan


COVID-19 lebih dititik beratkan pada penyediaan fasilitas berupa sarana prasarana
dan alat kesehatan yang mendukung langsung dalam penanganan COVID 19.

Ruang isolasi tekanan negatif sangat diperlukan dalam pelayanan penanggulangan


COVID-19 yaitu untuk perawatan pasien yang memrlukan ruangan ICU dan
bertekanan negatif.

Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan adalah :


a. Merancang dan mengawal RS Darurat di Pulau Galang
b. Merancang dan supervisi pembangunan ruangan isolasi tekanan negatif COVID

90
4.3.2. MERANCANG PROTOTYPE GRIYA SEHAT
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional yang selanjutnya disebut Griya Sehat
merupakan pelayanan kesehatan tradisional komplementer yang mengutamakan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tradisional. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional atau disebut Griya sehat
merupakan amanat yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun
2013 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dimana perlu dibentuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tradisional

Desain Bangunan Fasyankestrad (Griya Sehat) disarankan menggunakan prinsip


memudahkan pengadaan material, pekerjaan konstruksi dan penggunaan serta
pemeliharaannya. Fasilitas Bangunan dilengkapi dengan prasarana penunjang
lainnya seperti Generator Listrik sebagai sumber daya listrik selain PLN, sumber air
bersih dan instalasi pengelolaan air bersih, pengolah air buangan dan limbah, serta
prasarana lainnya yang mendukung kegiatan pelayanan kesehatan.

Griya Sehat harus dikembangkan di masyarakat sebagai suatu kebutuhan


masyarakat untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan. Saat ini belum adanya
paduan atau pedoman untuk pembanguan Fasilitas pelayanan tradisonal
komplemter.

Pekerjaan Pembangunan Griya Sehat untuk menyediakan pelayanan kesehatan


tradisional di provinsi/kab/kota dalam rangka mendukung terwujudnya Pelayanan
Kesehatan tradisional sesuai ketentuan yang ada.
Pembangunan bangunan Griya sehat menyesuaikan kondisi daerah
provinsi/kab/kota..

91
4.3.3. MERANCANG DAN MENDESAIN GEDUNG PELAYANAN INTERNASIONAL RSUD
LABUAN BAJO

Daerah Labuan Bajo merupakan salah satu tujuan destinasi wisata super premium
sesuai arahan Presiden RI terkait pelaksanaan Major Project pengembangan 10
(sepuluh) Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang telah tercantum dalam RPJMN
2020 - 2024 khususnya pembangunan amenitas kawasan pariwisata. Ruang lingkup
pembangunan major project di sektor pariwisata, berupa dukungan pengembangan
pariwisata, pembangunan infrastruktur pendukung, amenitas dan pengembangan
destinasi, dan promosi pariwisata.

Pengembangan RSUD Komodo Labuan Bajo dimana salah satunya berupa


pembangunan Gedung Wing Internasional dalam rangka mendukung Labuan Bajo
sebagai salah satu DPP yang tertuang dalam surat Sekretariat Kabinet Nomor
B652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015.

Pengembangan RSUD Komodo sangat perlu dilakukan secepatnya dengan Desain


dan Kualitas Bangunan Berstandar Internasional karena terletak di daerah Kawasan
Destinasi Wisata Premium. Selain untuk memenuhi persyaratan teknis bangunan
rumah sakit serta keandalan bangunan rumah sakit, RSUD Komodo juga harus
diarahkan mampu menangani permasalahan kedaruratan kesehatan yang terjadi
termasuk siap untuk mencegah penularan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) seperti
Covid19 yang saat ini sedang menjadi pandemi di seluruh dunia.

92
4.3.4. MERANCANG PEMBANGUNAN RSUP VERTIKAL DI KUPANG TH 2020-2022

Pendirian RS UPT di Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan program prioritas


nasional (Pro PN) Kementerian Kesehatan dalam rangka percepatan penyediaan
akses pelayanan rujukan tersier yang berkualitas sekaligus sebagai upaya
menurunkan disparitas pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu bagi masyarakat
di KTI. Hal ini sejalan dengan program Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Terutama Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2020-2024, bahwa arah kebijakan utama pembangunan wilayah
nasional difokuskan untuk mempercepat pemerataan pembangunan antar wilayah
yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah Kawasan
Timur Indonesia termasuk bidang kesehatan.

Pembangunan RS UPT Kupang telah dilakukan tahap perencanaan pada akhir tahun
2020 dan target operasional awal (soft launching) pada tahun 2022. Dalam rangka
mendukung pencapaian output pendirian RS UPT Vertikal di Kupang, Kementerian
Kesehatan melibatkan berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah
Provinsi/Kab/Kota terkait dengan penyiapan lahan hingga dukungan penyusunan
dokumen perencanaan study kelayakan dan dokumen lingkungan (AMDAL). Selain
itu, atas persetujuan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada
Pembangunan RS UPT Vertikal di Kupang, ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari unsur pemerintah daerah (Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Provinsi Nusa Tenggara Timur). Bentuk kolaborasi Pemerintah Pusat dan
Daerah sangat menentukan keberhasilan pencapaian output yang diharapkan.

Sumber pendanaan Pembangunan RS UPT Vertikal di KTI bersumber APBN dan


Loan (ISPHERE), maupun Pemerintah Daerah yang dilaksanakan secara sinergis.
93
Untuk sumber APBN Kementerian Kesehatan untuk mendanai penyusunan DED dan
Masterplan Pembangunan RS UPT Vertikal di NTT dan Papua, serta mendanai jasa
konsultansi MK dan perencana sampai biaya pembangunan konstruksi gedung RS
UPT Vertikal di Kupang. Sedangkan Pemerintah Daerah mendanai kegiatan
penyusunan Study Kelayakan dan AMDAL.

94
4.3.5. SUPERVISI DAN PEMBINAAN TEKNIS RSUD DTPK
Pembinaan RSUD di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTTPK)
merupakan upaya peningkatan pelayanan terhadap rumah sakit di perbatasan sesuai
dengan kelas rumah sakit, kapasitas perencanaan bidang sarana, prasarana dan alat
kesehatan, review master plan rumah sakit, akreditasi dan dukungan sumber daya
APBD dan/atau Dana Alokasi Khusus yang dimulai tahun 2020 hingga tahun 2024
dengan total 35 Lokus Rumah Sakit Prioritas

95
BAB IV
PENUTUP

Laporan akuntabilitas kinerja ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas tugas
pokok dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2020. merupakan sarana
untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja baik yang terkait langsung maupun tidak
langsung dalam kurun waktu bulan Januari s/d Desember tahun 2020 dan sebagai sumber
informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah
dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2020 untuk mencapai visi, misi, tujuan,
dan sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024.

Laporan akuntabilitas kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi,
penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, pelaksanaan program
dan kegiatan serta berbagai kebijakan. Hasil pencapaian pelaksanaan program
pembangunan bidang kesehatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu
sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya. Keberhasilan yang
telah dicapai tahun 2020 diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di
masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala
kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan
diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme di
lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan khususnya dan Kementerian
Kesehatan umumnya.

96
LAMPIRAN -LAMPIRAN

97

Anda mungkin juga menyukai