Anda di halaman 1dari 11

NOTISI HASIL AUDIT KINERJA PELAYANAN PEMDA BIDANG KESEHATAN

KABUPATEN SERANG TAHUN 2014

Kami telah melakukan audit kinerja pelayanan pemerintah daerah bidang


kesehatan pada Kabupaten Serang. Audit kami lakukan berdasarkan Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, dan kami yakin bahwa audit kami dapat
memberikan dasar yang memadai untuk menyimpulkan hasil kinerja dan temuan audit,
serta memberikan rekomendasi.

A. Penilaian Cakupan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin

Jumlah penduduk Kabupaten Serang untuk tahun 2014 sebanyak 1.457.858 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 514.488 orang atau 35,29% termasuk dalam
kategori masyarakat miskin. Terhadap kelompok masyarakat miskin tersebut,
pemerintah dan pemerintah daerah memberikan jaminan pelayanan kesehatan
melalui berbagai program diantaranya yaitu BPJS, Jamkesmas, Jamkesda,
Jampersal, Askeskin, dan program lainnya. Rincian jumlah penduduk yang
mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan melalui program BPJS dan program
lainnya adalah sebagai berikut:
Jamkesmas : 424.104 Orang
Jamkesda : 80.174 Orang
BPJS 10.210 Orang
Total : 514.488 Orang
Cakupan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin Kabupaten Serang tahun
2014 mencapai 100%, artinya masyarakat miskin di Kabupaten Serang telah
tercakup seluruhnya dalam program jaminan kesehatan. Tingginya cakupan jaminan
kesehatan tersebut telah sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan sosial yang diperluas
secara bertahap untuk seluruh keluarga Indonesia.

B. Penilaian Penuangan Rencana Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)


dalam Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

SPM bidang kesehatan yang diimplementasikan oleh Kabupaten Serang untuk


tahun anggaran 2014 mengacu kepada SPM yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No.741/Menkes/Per/VII/2008 tanggal 29 Juli 2008 yang terdiri
dari 18 indikator SPM. Target SPM tersebut harus dituangkan dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran yang meliputi RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, dan RKA SKPD. Penuangan rencana pencapaian SPM dalam
masing-masing dokumen perencanaan dan penganggaran pada Kabupaten Serang
adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

1
Pemerintah Kabupaten Serang sudah menyusun RPJMD periode tahun 2010-
2015, dan sudah menuangkan rencana capaian SPM bidang kesehatan. Selain
itu dari 18 indikator SPM bidang kesehatan yang wajib ditetapkan, pemda sudah
menetapkan target capaiannya selama lima tahun untuk 10 indikator SPM dan
tiga tahun (tahun 2013-2015) untuk 8 indikator SPM.

2. Rencana Strategis (Renstra-SKPD)

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sudah menyusun Renstra SKPD periode


tahun 2011-2015, dan sudah menuangkan rencana capaian SPM bidang
kesehatan. Selain itu dari 18 indikator SPM bidang kesehatan yang wajib
ditetapkan, Dinas Kesehatan sudah menetapkan target capaiannya selama 5
tahun atas seluruh indikator ke dalam dokumen Renstra SKPD.

3. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Pemerintah Kabupaten Serang sudah menyusun RKPD tahun 2014, dan sudah
menuangkan rencana capaian SPM bidang kesehatan. Selain itu dari 18 indikator
SPM bidang kesehatan yang wajib ditetapkan, pemda sudah menetapkan target
capaiannya untuk tahun 2014 atas satu indikator ke dalam dokumen RKPD.

4. Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sudah menyusun Renja SKPD tahun 2014,
dan sudah menuangkan rencana capaian SPM bidang kesehatan. Selain itu dari
18 indikator SPM bidang kesehatan yang wajib ditetapkan, Dinas Kesehatan
sudah menetapkan target capaiannya untuk tahun 2014 atas lima indikator ke
dalam dokumen Renja SKPD.

5. Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD)

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sudah menyusun RKA SKPD tahun 2014,
dan sudah menuangkan rencana capaian SPM bidang kesehatan. Selain itu dari
18 indikator SPM bidang kesehatan yang wajib ditetapkan, pemda sudah
menetapkan target capaiannya untuk tahun 2014 atas beberapa indikator (13
indikator) ke dalam dokumen RKA SKPD.

Penuangan rencana capaian SPM dalam dokumen perencanaan dan


penganggaran Kabupaten Serang dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Serang belum


sepenuhnya menaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005, yaitu walaupun
dari 18 indikator SPM Bidang Kesehatan tersaji seluruhnya di dalam RPJMD,
namun di dalam dokumen-dokumen perencanaan lainnya (RKPD, Renstra-SKPD,
Renja-SKPD, dan RKA-SKPD) hanya sebagian indikator SPM yang disajikan. Di
samping itu, dokumen-dokumen perencanaan yang ada belum disusun secara
sinergi satu sama lain. Hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Serang dalam

2
menyusun dokumen perencanaan hanya memasukkan indikator-indikator SPM
bidang Kesehatan yang sesuai dengan indikator makro RPJMD yang menjadi target
prioritas Kabupaten Serang. Sehingga masih terdapat delapan indikator SPM
Bidang Kesehatan yang merupakan standar minimal dalam rangka memenuhi
standar pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Serang.

Kepada Bupati Serang kami menyarankan agar:

1. Menyajikan seluruh indikator SPM dan target tahunan dalam dokumen RKPD
untuk tahun berikutnya.

2. Menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang agar melakukan


revisi terhadap Renstra-SKPD tahun 2011-2015 untuk periode tahun 2015
dengan menyajikan seluruh indikator SPM dan target tahunannya, dan
menyajikan seluruh indikator SPM dan target tahunan kedalam dokumen Renja-
SKPD dan RKA/DPA-SKPD untuk tahun berikutnya.

C. Pengujian Capaian Indikator SPM Bidang Kesehatan


Pemerintah Kabupaten Serang telah memiliki sistem pengumpulan data kinerja
yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan. Data kinerja capaian indikator
SPM bidang kesehatan yang dilaporkan telah diperoleh dari sistem pengumpulan
data kinerja dimaksud..

Pemerintah Kabupaten Serang telah melaksanakan SPM bidang kesehatan untuk


tahun 2014, yang target dan realisasi capaiannya telah dilaporkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sebagaimana tertuang dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014.
Dari 18 indikator SPM tahun 2014 yang ditetapkan targetnya oleh pemerintah
daerah dalam Renja Dinas Kesehatan, sebanyak 18 indikator telah ditetapkan
dengan besaran target relatif sama dari ketentuan sebagaimana diatur dalam
Permenkes Nomor 741/MenKes/Per/VII/2008 tanggal 29 Juli 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Dari 18 indikator SPM tahun 2014 yang ditetapkan targetnya oleh pemerintah
daerah dalam Renja Dinas Kesehatan, seluruhnya telah direalisasikan dalam
tahun 2014. Sebanyak tujuh indikator tidak mencapai target yang ditetapkan. Hal ini
disebabkan karena:

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 memiliki target capaian tahun 2014 sebesar
90%, sedangkan realisasi capaian tahun 2014 sebesar 81,51% (target tidak

3
tercapai). Hal ini disebabkan masih sedikitnya tingkat kepedulian dan kesadaran
masyarakat tentang kehamilan.
2. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) memiliki target
capaian tahun 2014 sebesar 100%, sedangkan realisasi capaian tahun 2014
sebesar 78,22% (target tidak tercapai). Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya imunisasi dan kurangnya koordinasi lintas sektor di
tingkat kecamatan/kelurahan.
3. Cakupan pelayanan anak balita memiliki target capaian tahun 2014 sebesar 50%
sedangkan realisasi capaian tahun 2014 sebesar 34,82% (target tidak tercapai).
Hal ini disebabkan:
- keterbatasan SDM
- Cakupan pelayanan anak balita tidak mencapai target dikarenakan point
pelayanan balita lengkap tidak melakukan pemantauan tumbuh kembang
balita, pdahal pelayanan lainnya seperti penimbangan dan pemberian vitamin
A telah dilakukan. Meski demikian seorang balita tidak dikatakan
mendapatkan pelayanan lengkap jika tidak mendapatkan 3 hal yaitu:
penimbangan 8x/tahun, pemberian vitamn A 2 kali (Februari dan Agustus) dan
pemantauan tumbuh kembang 2 kali/tahun.
- kurangnya dukungan dari Pemerintah dalam mendukung program kesehatan.
4. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat memiliki target capaian
tahun 2014 sebesar 100% sedangkan realisasi capaian tahun 2014 sebesar
98,40% (target tidak tercapai). Hal ini disebabkan kurang optimalnya kerjasama
lintas sektor pihak pendidikan (UPTD)/sekolah agar dapat meningkatkan capaian
penjaringan anak sekolah.
5. Cakupan peserta KB aktif memiliki target capaian tahun 2014 sebesar 70%
sedangkan realisasi capaian tahun 2014 sebesar 62,90% (target tidak tercapai).
Hal ini disebabkan kerja sama lintas sektoral dalam peningkatan cakupan KB
aktif belum menjadi tanggung jawab bersama. Cakupan peserta KB aktif berada
dalam tanggungjawab BKBPMP, Dinas Kesehatan hanya bertanggungjawab
terhadap petugas yang melayani peserta KB.
6. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit memiliki target capaian
tahun 2014 sebesar 100% sedangkan realisasi capaian tahun 2014 sebesar
88,03% (target tidak tercapai). Tidak tercapainya cakupan ini disebabkan
Keterbatasan SDM, terutama dalam pendeteksian penyakit.
7. Cakupan Desa Siaga Aktif memiliki target capaian tahun 2014 sebesar 100%
sedangkan realisasi capaian sebesar 99,39%. (target tidak tercapai). Hal ini
disebabkan Koordinasi lintas sektoral belum optimal.

4
Selain itu, berdasarkan hasil pengujian, tidak ditemukan perbedaan antara nilai
capaian yang dilaporkan dengan hasil pengujian oleh auditor. Hal ini menunjukan
bahwa sistem pengumpulan data kinerja pada Kabupaten Serang telah memadai.

Disarankan kepada Bupati Serang agar menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Serang untuk melakukan peningkatan realisasi capaian SPM untuk
cakupan SPM yang belum tercapai di tahun yang akan datang.

Target, capaian realisasi, dan hasil pengujian capaian seluruh indikator yang
digunakan (20 indikator) dapat dilihat pada Lampiran 2.

D. Penilaian Kecukupan Faktor Pendukung Pencapaian SPM


Pencapaian target SPM bidang kesehatan didukung oleh beberapa faktor
pendukung yaitu dana, sumber daya manusia, sarana prasarana kesehatan, dan
persediaan obat dan vaksin. penilaian atas faktor pendukung tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Dana

Untuk tahun anggaran 2014, jumlah dana yang dianggarkan untuk pelayanan
kesehatan, baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Serang maupun bantuan
dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat (misalnya Dana Dekonsentrasi, Tugas
Pembantuan (BOK), Jamkesmas, Jampersal, DAK), dan sumber lainnya adalah
sebesar Rp227.419.038.098,00, yang dirinci sebagai berikut:
APBD 2014 Rp 157.877.066.819,00
APBD Provinsi 2014 Rp 43.777.100.000,00
APBN 2014 Rp 25.764.871.279,00
Total Rp 227.419.038.098,00

Jumlah anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD tahun 2014 adalah
sebesar 157.877.066.819,00 atau 6,66% dari total keseluruhan APBD yaitu
Rp2.372.031.842.368,00. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Serang belum memenuhi ketentuan penyediaan anggaran kesehatan minimal
10% dari total keseluruhan APBD-nya.

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 s.d 2014,


untuk tercapainya pendanaan kesehatan yang mencukupi, pemerintah
menyediakan anggaran kesehatan yang bersumber dari APBN dan APBD, serta
bantuan luar negeri. Fokus utama dalam meningkatkan pembiayaan
pembangunan kesehatan diantaranya mendorong tercapainya pembiayaan
minimal sebesar 5% dari APBN dan 10% dari APBD di luar gaji dan diprioritaskan
untuk kepentingan pelayanan publik (rincian lihat Lampiran 3).

5
Sedangkan realisasi anggaran kesehatan tahun 2014 adalah sebesar
Rp132.090.642.535,00 atau 83,67% dari nilai anggarannya yaitu
Rp157.877.066.819,00. Rincian realisasi adalah sebagai berikut:

APBD 2014 Rp 132.090.642.535,00


APBD Provinsi 2014 Rp 28.897.341.110,00
APBN 2014 Rp 24.057.669.260,00
Total Rp 185.045.652.905,00
Rincian jumlah alokasi dan realisasi anggaran kesehatan tahun 2014 per jenis
program pada Kabupaten Serang dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM di bidang kesehatan (SDMK) terdiri dari tenaga medis, tenaga nonmedis,
dan tenaga lainnya. Pemerintah Kabupaten Serang telah menyusun
perencanaan mengenai kebutuhan SDMK bagi SKPD Dinas Kesehatan dan
puskesmas di Kabupaten Serang, namun belum mencukup kebutuhan SDMK
pada RSUD Kabupaten Serang, poliklinik, dan rumah sakit swasta seperti diatur
dalam Kepmenkes Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jumlah SDMK untuk tahun 2014 adalah
sebanyak 1.324 orang, atau terdapat kelebihan SDMK sebanyak 45 orang.
Rincian jumlah SDMK untuk tahun 2014 pada Kabupaten Serang dapat dilihat
pada Lampiran 4.

Selain kebutuhan SDMK secara umum, juga diatur kebutuhan minimal SDMK
pada rumah sakit dan puskesmas. Pada umumnya ketersediaan SDMK di rumah
sakit pada Kabupaten Serang telah memadai. Rincian jumlah SDMK pada rumah
sakit dan puskesmas yang ada di Kabupaten Serang dapat dilihat pada Lampiran
5 dan Lampiran 6.

Dari hasil sampling pada dua puskesmas, yaitu Puskesmas Pontang dan
Puskesmas Tirtayasa, jumlah SDMK tersedia belum memenuhi kebutuhan.
Masih terdapat kekurangan SDMK yaitu Dokter Umum (kekurangan 2 orang),
Dokter Gigi (kekurangan 1 orang), Bidan (kekurangan 7 orang), Perawat
(kekurangan 1 orang), Tenaga Gizi (kekurangan 2 orang), Tenaga Kefarmasian
(kekurangan 2 orang), Ahli teknologi laboratorium medik (kekurangan 2 orang),
Tenaga Administrasi (kekurangan 3 orang). Hal ini menunjukan ketersebaran
SDMK pada puskesmas-puskesmas di Kabupaten Serang adalah belum merata.
Informasi ketersebaran pada seluruh puskesmas dapat dilihat pada Lampiran 7.

3. Sarana Prasarana Kesehatan

6
Secara umum sarana prasarana kesehatan rumah sakit dan puskesmas pada
Kabupaten Serang telah memadai. Dari 14 jenis kriteria sarana prasarana yang
ada, seluruh jenis sarana dan prasarana telah tersedia dan dimanfaatkan pada
Rumah Sakit Kabupaten Serang. Kondisi Sarana dan Prasarana pada dua
Puskesmas di Kabupaten Serang yang dilakukan uji petik adalah sebagai
berikut:

a. Puskesmas Pontang

Dari 11 jenis kriteria sarana prasarana yang ada, seluruh jenis sarana dan
prasarana telah tersedia di Puskesmas Pontang

b. Puskesmas Tirtayasa

Dari 13 jenis kriteria sarana prasarana yang ada, terdapat 2 jenis sarana dan
prasarana yang tidak tersedia yaitu ruang perawatan dan ruang cuci.

Rincian kondisi sarana prasarana kesehatan rumah sakit dan puskesmas dapat
dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9, sedangkan akreditasi rumah sakit dan
besaran alokasi pelayanan untuk masyarakat miskin dapat dilihat pada Lampiran
10.

4. Persediaan Obat dan Vaksin


Secara umum, persediaan obat dan vaksin pada gudang farmasi adalah
memadai. Hal ini dapat dilihat dari terdapat obat dan vaksin yang jumlahnya
cukup dibandingkan kebutuhan terhadap obat dan vaksin dimaksud. Selain itu
juga seluruh obat dan vaksin yang stok melebihi kebutuhan. Hal ini berarti mutu
dan jenis obat yang disediakan telah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat/pasien namun tidak direncanakan dengan baik jumlah
kebutuhannya. Terdapat beberapa obat dan vaksin pada gudang farmasi tidak
direncanakan kebutuhannya karena tidak sesuai dengan kebutuhan di
puskesmas yaitu obat dan vaksin yang penggunaannya dibatasi, dipakai oleh
dokter spesialis pada rumah sakit, jenis psikotropika, dan digunakan untuk
gangguan jiwa .Ketersediaan obat dan vaksin dapat dilihat pada Lampiran 11.

E. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan

Sasaran pelayanan kesehatan adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada


masyarakat yang lebih cepat, lebih murah, lebih aman dan lebih mudah dijangkau.

Penilaian atas kualitas pelayanan kesehatan di unit-unit pelayanan kesehatan


dilakukan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam KepmenPAN
Nomor: 26/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Petunjuk Teknis
Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; dan
Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM Rumah Sakit.

7
Setiap indikator dinilai pemenuhannya dengan memberikan skor dan total skor rata-
rata dikelompokkan dalam kategori kualitas sangat baik, baik, kurang baik, tidak
baik dengan range skor sebagai berikut:
Skor 25 43,75 kategori Tidak Baik
Skor 43,76 62,50 kategori Kurang Baik
Skor 62,51-81,25 kategori Baik
Skor 81,26 100 kategori Sangat Baik

Skor penilaian atas kualitas pelayanan puskesmas pada dua Puskesmas yang diuji
petik di Kabupaten Serang sebagai berikut:

1. Puskesmas Pontang

Kualitas Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Pontang mendapat skor nilai


sebesar 86,48. Hal ini menunjukkan Kategori Kualitas Pelayanan Kesehatan
sangat baik. Namun demikian terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian sebagai berikut:
a) Standar Operating Procedure (SOP) yang digunakan Puskesmas Pontang
belum mengatur tentang waktu penyelesaian pelayanan dan kompetensi
petugas pemberi layanan;
b) Puskesmas Pontang belum mengimplementasi standar waktu pelayanan
mulai dari pendaftaran sampai memperoleh pelayanan sesuai Standar
Pelayanan;
c) Puskesmas Pontang belum dilengkapi dengan sarana pengeras suara;
d) Puskesmas Pontang belum menerapkan Standar Mutu Pelayanan Bertaraf
Nasional/International.

2. Puskesmas Tirtayasa

Kualitas Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Tirtayasa mendapat skor nilai


sebesar 78,38. Hal ini menunjukkan Kategori Kualitas Pelayanan Kesehatan
baik. Namun demikian terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian
sebagai berikut:

a) Puskesmas Tirtayasa belum membuat Standar Operating Procedure (SOP)


yang khusus berlaku untuk Puskesmas Tirtayasa yang ditetapkan dengan SK
Kepala Puskesmas Tirtayasa dengan mengacu kepada SOP yang dibuat oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang;

b) Berkaitan dengan standar pelayanan ini Puskesmas Tirtayasa telah membuat


maklumat pelayanan yang dicetak dan ditempel di dinding puskesmas, namun
belum mencantumkan seluruh standar pelayanan yang ditentukan, dan belum
ada standar pelayanan sebagaimana disebutkan dalam poin 1);

8
c) Standar Pelayanan yang digunakan Puskesmas Tirtayasa belum mengatur
tentang waktu penyelesaian pelayanan, biaya pelayanan, mekanisme
penanganan pengaduan, dan mekanisme pengawasan;

d) Puskesmas Tirtayasa belum mengimplementasi standar waktu pelayanan


mulai dari pendaftaran sampai memperoleh pelayanan sesuai Standar
Pelayanan;

e) Puskesmas Tirtayasa belum dilengkapi dengan sarana pengeras suara;

f) Puskesmas Tirtayasa belum menerapkan Standar Mutu Pelayanan Bertaraf


Nasional/International;

g) Puskesmas Tirtayasa belum melakukan Survei Kepuasan Pelanggan/Pasien


tahun 2013.

Kertas kerja penilaian kualitas pelayanan kesehatan puskesmas dapat dilihat pada
Lampiran 12.
Sedangkan kualitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit adalah belum
sepenuhnya memadai. Dari 38 indikator terdapat 10 indikator SPM yang belum
sesuai kriteria yang tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
sesuai Kepmenkes 129/Menkes/SK/II/2008, yaitu:
1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap, dengan target 100% baru dapat terealisasi
sebesar 98%. Hal ini disebabkan masih terdapat 2 orang perawat yang
pendidikannya hanya Diploma 1.
2. Kejadian pulang paksa intalasi rawat inap, dengan target 5%, yang terealisasi
sebesar 23%. Hal ini disebabkan pasien memilih rawat jalan
3. Kejadian kematian ibu karena persalinan
a) Disebabkan karena pendarahan, dengan target 0,8%, yang terealisasi
sebesar 3%. Hal ini disebabkan kasus ibu bersalin mengalami pendarahan
meningkat.
b) Disebabkan karena sepsis/infeksi, dengan target 0,2%, yang terealisasi
sebesar 1%. Hal ini disebabkan kasus ibu bersalin mengalami sepsis/infeksi
meningkat.
4. Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium Patologi Klinik, dengan target 140
menit, yang terealisasi sebesar 170 menit. Hal ini disebabkan sampel analisis
tidak laik sehingga sampel harus dikirim ulang.
5. Kepuasan pelanggan Laboratorium Patologi Klinik, dengan target 80%, yang
baru terealisasi sebesar 75%. Hal ini disebabkan ruang tunggu kurang layak,
tidak ada AC, dan atap yang bocor.
6. Kepuasan pelanggan pada Instalasi Farmasi, dengan target 80%, yang baru
terealisasi sebesar 0%. Hal ini disebabkan Hal ini disebabkan evaluasi SPM
belum dilaksanakan.

9
7. Penulisan resep sesuai formularium pada Instalasi Farmasi, dengan target
100%, yang baru terealisasi sebesar 0%. Hal ini disebabkan evaluasi SPM
belum dilaksanakan.
8. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien pada Instalasi Gizi, dengan
target 90%, yang baru terealisasi sebesar 70,40%. Hal ini disebabkan Hal ini
disebabkan proses pengolahan makanan yang lama dan minimnya sarana
prasarana alat pengolahan makanan.
9. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit
pelayanan, dengan target 100%, yang baru terealisasi sebesar 2%. Hal ini
disebabkan SK Bantuan Gubernur Provinsi Banten baru turun pada bulan
September 2014, dan belum semua pemegang kartu Jamkesmas maupun
Jamkesda memiliki kartu BPJS.
10. Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi, dengan target 100%,
yang baru terealisasi sebesar 80%. Hal ini disebabkan peralatan yang dimiliki
tidak mendukung

Kertas kerja penilaian kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit dapat dilihat pada
Lampiran 13.
Dari hasil pengujian atas capaian SPM rumah sakit, tidak ada perbedaan antara
nilai capaian yang dilaporkan dengan hasil pengujian oleh auditor,

Kepada Bupati Serang melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang kami
menyarankan agar:
1. Melalui Kepala DInas Kesehatan Kabupaten Serang menginstruksikan Kepala
Puskesmas Tirtayasa untuk menyusun Standar Pelayanan yang khusus berlaku
untuk Puskesmas Tirtayasa dengan mengacu pada SOP yang dibuat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang, yang di dalamnya memuat tentang jenis
pelayanan, dasar hukum pelayanan, persyaratan pelayanan, prosedur
pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan,
sarana dan prasarana pelayanan, mekanisme penanganan pengaduan,
kompetensi petugas pemberi layanan, dan mekanisme pengawasan.
2. Melalui Kepala DInas Kesehatan Kabupaten Serang menginstruksikan Kepala
Puskesmas Tirtayasa untuk melakukan Survei Kepuasan Pelanggan/Pasien
setiap tahun
3. Melalui Kepala DInas Kesehatan Kabupaten Serang menginstruksikan Kepala
Puskesmas Pontang untuk melengkapi Standar Pelayanan yang telah ada, yang
di dalamnya memuat waktu penyelesaian pelayanan, dan kompetensi petugas
pemberi layanan.
4. Melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang menginstruksikan Kepala
Puskesmas Tirtayasa dan Pontang untuk menyediakan pengeras suara

10
5. Melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang menginstruksikan Kepala
Puskesmas Tirtayasa dan Pontang untuk menerapkan standar mutu pelayanan
bertaraf nasional/international
6. Menginstruksikan Kepala RSUD Kabupaten Serang untuk melakukan
peningkatan realisasi capaian SPM untuk cakupan SPM yang belum tercapai di
tahun yang akan datang

F. Evaluasi terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Pemerintah Kabupaten Serang belum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat


(IKM) atas layanan kesehatan yang disediakan oleh pemda IKM saat ini sedang
dalam proses pengumpulan data. Oleh karenanya kami melakukan survei kepuasan
masyarakat atas layanan kesehatan yang disediakan oleh pemda sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri PAN nomor 25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari
2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah. Dari survei yang kami lakukan terhadap RSUD Kabupaten Serang dan
dengan uji petik terhadap 2 puskesmas, yaitu Puskesmas Pontang dan Puskesmas
Tirtayasa, IKM atas layanan kesehatan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Hasil survei kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan di RSUD
Kabupaten Serang sebesar 85,73 dengan kategori Sangat Baik.
2. Hasil survei kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pontang Kabupaten Serang sebesar 75,62 dengan kategori Baik.
3. Hasil survei kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tirtayasa Kabupaten Serang sebesar 72,55 dengan kategori Baik

Tabulasi hasil jawaban responden survei dapat dilihat pada Lampiran 14.

G. Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat belum selesai dilakukan


Berdasarkan hasil audit diketahui bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
belum selesai menyusun IKM karena masih dalam proses pengumpulan data IKM
yang di dalamnya mencakup Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah
Kabupaten Serang.

Seharusnya Dinas Kesehatan sudah melakukan penyusunan IKM sebagaimana


diatur dalam Kepmenpan nomor 25/ M.PAN/2/2004 karena dapat menjadi
pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya.

Hal ini disebabkan kurangnya SDM pada Dinas Kesehatan yang menangani
penilaian IKM.

11

Anda mungkin juga menyukai